Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN INTRANATAL

A. Konsep Dasar Medik


1. Pengertian.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit dan
komplikasi. (Wiknjosastro, 2007)
Intranatal care adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Nugroho, 2011).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Rukiyah, dkk (2012).
Kesimpulan, persalinan adalah proses pengeluaran janin yang cukup
bulan. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai
oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelepasan
plasenta.

2. Jenis Persalinan
Menurut tim obstetric dan ginekologi fakultas Universitas Padjajaran Bandung
(tahun 1983), persalinan dibedakan menjadi:
(1) Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan sendiri
(2) Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
(3) Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan.
3. Etiologi
Pada akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka, akhirnya mulai
berkontraksi kuat secara ritmik dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga
bayi dilahirkan.Penyebab peningkatan aktivitas uterus yang sebenarnya tidak
diketahui, tetapi ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya
puncak kontraksi yang berperan dalam persalinan :
a) Faktor Hormonal Yang Menyebabkan Peningkatan Kontraksi Uterus.
1) Rasio Estrogen Terhadap Progesteron.
Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan,
sedangkan estrogen cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas
uterus, sedikitnya terjadi karena estrogen meningkatkan jumlah gap
jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan.Baik estrogen
maupun progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara
progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan
bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus meningkat sedangkan
sekresi progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun.
2) Pengaruh oksitosin pada uterus.
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh
neurohipofise yang secara khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3
alasan peranan oksitosin:
(a) Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin,
oleh karena itu meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin
yang diberikan selama beberapa bulan terakhir kehamilan.
(b) Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat
pada saat persalinan.
(c) Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan
kelenjar hipofise posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya.

3) Pengaruh Hormon Fetus Pada Uterus.


Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang
jumlahnya semakin meningkat, dan kelenjar adrenalnya
mensekresikan sejumlah besar kortisol yang merupakan suatu stimulan
uterus. Selain itu, membran fetus melepaskan prostagladin dalam
kosentrasi tinggi pada saat persalinan. Prostagladin meningkatkan
intensitas kontraksi uterus.

b) Faktor Mekanis Yang Meningkatkan Kontraktilitas Uterus


1) Regangan otot-otot uterus.
Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot-
otot tersebut. Selanjutnya regangan intermitten seperti yang terjadi
berulang-ulang pada uterus karena pergerakan fetus juga
meningkatkan kontraksi otot polos.
2) Regangan atau iritasi serviks.
Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya refleks
pada korpus uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat terjadi
akibat transmisi iogenik sinyal-sinyal dari serviks ke korpus uterus.

4. Tanda-tanda Persalinan
a) Tanda persalinan sudah dekat.
1) Terjadi lightening.
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan:
(a) Kontraksi Braxton hicks.
(b) Ketegangan dinding perut.
(c) Ketegangan ligamentum rotandum.
(d) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil:

(a) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang.


(b) Dibagian bawah terasa sesak.
(c) Terjadi kesulitan saat berjalan.
(d) Sering miksi ( beser kencing )

2) Terjadinya His permulaan.


Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukakan sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu
terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone
makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi
yang lebih sering sebagai his palsu.

Sifat his permulaan ( palsu )

(a) Rasa nyeri ringan di bagian bawah


(b) Datangnya tidak teratur
(c) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
(d) Durasinya pendek
(e) Tidak bertambah bila beraktifitas

b) Tanda Persalinan.
1) Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
(a) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan.
(b) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin
besar.
(c) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks.
(d) Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah.

2) Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his


persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
(a) Pendataran dan pembukaan.
(b) Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas.
(c) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

3) Pengeluaran Cairan.
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan . Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam.

5. Tahap-tahap Persalinan

Persalinan dibagi dalam 4 Kala yaitu :


a) Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (
10 cm ) proses ini terbgi dalam dua fase yeitu :
1) Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 4 cm.
2) Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 4 sampai 10 cm,kontraksi
lebih kuat dan sering selama fase aktif.
b) Kala II : Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c) Kala III : Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d) Kala IV : Dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama
postpartum.
6. Langkah-langkah Pertolongan Persalinan Normal.
a) Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar
5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum
yang kaku dapat dilakukan episiotomi median, mediolateral atau lateral.
b) Episotomi dilakukan pada saat his dan, mengejan untuk mengurangi sakit,
tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga
mudah mengait dan melakukan adaptasi.
c) Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga
tidak terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk
mengendalikan ekspulsi.
d) Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan
hidung dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar
paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput ke arah punggung.
e) Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam
kebawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan
bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan
sisa badan bayi.
f) Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap
lendir sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring
pertanda jalan nafas bebas dari hambatan.
g) Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
1) Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah
berkembang dengan sempurna.
2) Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi
yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc.
3) Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga
darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk
mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus.
h) Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya.
i) Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan.
j) Kateterisasi kandung kemih.
k) Menjahit luka spontan atau luka episiotomi

7. Diagnosis dan Penanganan Persalinan.


a) Kala I
1) Diagnosis.
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari
4 cm dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama
40 detik.

2) Penanganan.
(a) Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan
dan kesakitan.
(b) Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat
diberikan; lakukan perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan ,
dll.
(c) Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan.
(d) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta
prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
(e) Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar
kemaluannya setelah buang air besar/.kecil.
(f) Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi
dengan cara: gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan
menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
(g) Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
berikan cukup minum
(h) Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.
3) Pemeriksaan Dalam.
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I
pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan
temuan-temuan yang ada pada partogram.Pada setiap pemeriksaan
dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
(a) Warna cairan amnion.
(b) Dilatasi serviks.
(c) Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan
luar).

Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama


mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat
kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk
melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis
dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak
terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.

4) Kemajuan Persalinan dalam Kala I.


Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada
persalinan Kala I:
(a) Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi
dan durasi.
(b) Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan.
(c) Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin

Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada


persalinan kala I:

(a) Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
(b) Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam
selama persalinan fase aktif.
(c) Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.

5) Kemajuan pada kondisi janin.


Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau
lebih dari 180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
(a) Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi
sempurna digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi.
(b) Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan
lama tangani penyebab tersebut.

6) Kemajuan pada kondisi Ibu.


Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
(a) Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral
atau I.V. dan berikan anlgesia secukupnya.
(b) Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan.
(c) Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang
kurang segera berikan dektrose IV.

b) Kala II
1) Diagnosis.
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah
tampak di vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
2) Penanganan.
(a) Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan :
mendampingi ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum,
mengipasi dan meijat ibu.
(b) Menjaga kebersihan diri.
(c) Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu.
(d) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu.
(e) Mengatur posisi ibu.
(f) Menjaga kandung kemih tetap kosong.
(g) Memberikan cukup minum.

3) Posisi saat mengedan


(a) Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman.
(b) Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu
untuk mengambik nafas.
(c) Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk
memastikan janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )

4) Kemajuan persalinan dalam Kala II


Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada
persalinan kala II
(a) Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir.
(b) Dimulainya fase pengeluaran

Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan


tahap kedua.

(a) Tidak turunnya janin dijalan lahir.


(b) Gagalnya pengeluaran pada fase akhir.
5) Kelahiran kepala Bayi.
(a) Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat
kepala bayi lahir.
(b) Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu
cepat.
(c) Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan.
(d) Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran
lendir/darah.

Periksa tali pusat:

(a) Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan
tali pusat melalui kepala bayi.
(b) Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat
kemudian digunting diantara kedua klem tersebut sambil
melindungi leher bayi.

6) Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya.


(a) Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya.
(b) Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
(c) Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
(d) Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
(e) Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang
bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke
punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya.
(f) Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya.
(g) Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai
pernafasan bayi.
(h) Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun
paling sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya.
(i) Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan
dan segera mulai resusitasi bayi.
(j) Klem dan pototng tali pusat.
(k) Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit
dengan kulit dada siibu.
(l) Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut
dan pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk
menghindari hilangnya panas tubuh.
c) Kala III
1) Manajemen Aktif Kala III
(a) Pemberian oksitosin dengan segera.
(b) Pengendalian tarikan tali pusat.
(c) Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir

2) Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang
juga mempercepat pelepasan plasenta :
(a) Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
(b) Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau
susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau
memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.

Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :

(a) Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis
pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan
gerakan dorso kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
(b) Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm
didepan vulva.
(c) Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi
kuat ( 2-3 menit ).
(d) Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang
terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
(e) PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi.
(f) Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan
tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas,
keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan
jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan
memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput
ketuban.
(g) Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan
masase fundus agar menimbulkan kontraksi.
(h) Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir
dalam waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua
dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis
pertama.
(i) Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada
serviks atau vagina atau perbaiki episotomi.
d) Kala IV.
1) Diagnosis.
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi
ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar
biasa – sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg
menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
2) Penanganan.
(a) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30
menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan
menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan.
(b) Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap
15 menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II.
(c) Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan
ibu makanan dan minuman yang disukainya.
(d) Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering.
(e) Biarkan ibu beristirahat.
(f) Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu
dan bayi.
(g) Bayi sangat siap segera setelah kelahiran.
(h) Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu
dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah
persalinan.
(i) Ajari ibu atau keluarga tentang: Bagaimana memeriksa fundus dan
menimbulkan kontraksi.
(j) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.


1. Pengkajian Keperawatan.
a) Anamnesa.
1) Riwayat obstetri.
(a) Riwayat kehamlan,persalinan dan nifas yang lalu.
(b) Riwayat kehamilan sekarang,meliputi:keadaan waktu hamil
keluhan yang di rasakan selama hamil,imunisasi dan pemeriksaan
selama,kehamilan (ANC),hamil ke berapa.
2) Riwayat Ginekologi.
(a) Riwayat menstruasi, Menarche, Siklus haid, Lama haid, Banyak
haid, dismenorhoe, HPHT.
(b) Riwayat pernikahan Usia pernikahan suami-istri, Pernikahan
(c) Riwayat KB:Apakah klien mengikuti program KB/tidak?jenis KB
yang di gunakan ?

3) Riwayat Kesehatan Keluarga.


(a) Apakah dalam keluarga terdapat penyakit keturunan,ataupun
penyakit menular.

b) Pemeriksaan fisik.
1) Penampilan atau keadaan umum.
2) Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
3) Tanda-tanda vital (Tensi,Denyut Nadi,Pernafasan dan Suhu)
4) Kepala:Warna rambut,kebersihan ,keluhan nyeri atau tidak,lesi ada
atau tidak,Odema ada atau tidak.
5) Mata :Fungsi penglihatan,Tanda-tanda anemis ada atau tidak,warna
kornea,sklera ikterik atau tidak
6) Hidung :Fungsi penciuman,adanya nyeri tekan ada atau
tidak,kesimetrisan,kebersihan.
7) Telinga :Kesimetrisan kedua daun telinga,Fungsi
pendengaran,Kebersihan,Keluhan nyeri,keluaran cairan,adanya nyeri
tekan atau tidak,kesimetrisa,kebersihan.
8) Mulut :Fungsi pengecapan ,kondisi lidah kotor atau bersih,caries ada
atau tidak,mukosa bibir lembab atau tidak,fungsi mengunyah baik atau
terganggu.
9) Leher : fungsi pergerakan simetris simetris dextra-sinistra ,pembesaran
kelenjar thyroid,fungsi menelan.
10) Dada: Periksa keadaan puting susu menonjol atau tidak,kesimetrisan
payudara,pengeluaran ASI,palpasi adanya benjolan,periksa bunyi
nafas dan jantung klien.
11) Abdomen: Periksa munculnya rasa mules,pada uterus,hitung
TFU,periksa letak janin dengan pemeriksaan leopold 1-4.-Periksa DJJ
secara teratur untuk mengetahui kondisi janin.-kaji frekuensi dan
interval mules yang timbul.-kaji/auskultasi bising usus klien.
12) Genitalia.
Kaji pengeluaran cairan dan lendir,periksa pembukaan serviks melalui
PD,kaji adanya cairan ketuban(bau dan warnanya).Dan kaji mengenai
kebersihan vulva.
13) Urinaria.
Kaji adanya distensi blass,frekuensi berkemih,terpasang DC/tidak,kaji
warna + bau urin.
14) Kuku dan kulit.
Kajiwarnakulit,kebersihan,tekstur,kebersihan,turgor
kulit,warnakuku,CRT,kebersihan kuku.
15) Ekstremitas atas,bawah.
Kaji mengenai tonus otot,terdapat edema atau tidak,terdapat varises
atau tidak.
16) Pemeriksaan Diagnostik: Laboratorium :Darah lengkap,Uaerahrinalisa

2. Diagnosa Keperawatan.
a) Resiko ansietas b.d kurangnya pengetahuan mengenai proses
persalinan,trauma persalinan.
b) Resiko tinggi infeksi b.d proses PD yang berulang adanya trauma jalan
lahir.
c) Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh b.d perdarahan yang
banyak pada persalinan. (kala 4)
d) Gangguan rasa nyaman mules b.d peningkatan kontraksi uterus
e) Gangguan rasa nyaman letih b.d peningkatan kebutuhan energi pada
persalinan ( kala 2)

3. Perencanaan Keperawatan.
a) Resiko ansietas b.d kurangnya pengetahuan mengenai proses
persalinan,trauma persalinan.
Tujuan :tidak terjadi ansietas.
Kriteria: Klien tampak rileks dengan situasi persalinan dan mengerti
kronologis persalinan

Intervensi Rasional
Pantau TTV secara teratur TTV dapat menunjukan proses fisiologis
klien
Berikan informasi mengenai tenteng Dengan di berikan
perubahan fisiologis dan psikologis pengetahuan/informasi di harapkan klien
yang berhubungan dengan persalinan dapat menurunkan ansietas dan stress
,meningkatkan kemajuan persalinan
Berikan perawatan dan bimbingan Kontinuitas pengkajian dan
yang baik selama proses persalinan perawatan,dapat membantu dalam masa
penyembuhan klien

b) Resiko tinggi infeksi b.d proses PD yang berulang adanya trauma jalan
lahir.
Tujuan: Tidak terjadi infeksi.
Kriteria: Bebas dari tanda-tanda infeksi, cairan amnion jernih,tidak
berwarna dan berbau.

Intervensi Rasional
Gunakan tekhnik aseptik selama Membantu mencegah pertumbuhan
perawatan vagina bakteri dan mencegah infeksi siang
Membersihkan daerah vulva dan Daerah vulva yang kotor dapat memicu
menjaga kebersihannya perkembangan mikroorganisme bakteri
Berikan therapy antibiotik jika di Antibiotik dapat menghambat indikasi
indikasikan bakteri
c) Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh b.d perdarahan yang
banyak pada persalinan.
Tujuan: Tidak terjadi hyvopolemi cairan tubuh seimbang
Kriteria: Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, tekanan darah dan nadi dalam
batas normal

Intervensi Rasional
Pantau TTV TTV dapat di gunakan sebagai indikator
dehidrasi
Pantau tanda dan gejala kehilangan Dapat membantu mengetahui
cairan berlebih sejauhmana kehilangan cairan/dehidrasi
yang di alami
Hindari menariktali pusat secara Penarikan yang terlalu kuat dapat
berlebihan/terlalu kuat menyebabkan terputusnya tali pusat dan
retensi fragmen placenta yang dapat
meyebabkan pendarahan
Berikan therapy inf.+gtt Dapat memenuhi cairan yang kurang
sesuai dosis

d) Gangguan rasa nyaman mules b.d peningkatan kontraksi


uterusTujuan:rasa nyaman klien / mules dapat teratasi
Kriteria:klien tampak lebih tenang,tidak meringis dan klien mengeluh
tidak mules.

Intervensi Rasional
Atur posisi klien miring kiri Dengan tidur miring kiri,di harapkan
dapat mempercepat penurunan kepala
janin,sehingga mempercepat pembukaan
lengkap dan persalinan
Anjurkan pada klien untuk menarik Dengan menarik nafas dalam,di
nafas dalam (Relaksasi) harapkan dapat mengurangi rasa mules

e) Gangguan rasa nyaman letih b.d peningkatan kebutuhan energi pada


persalinan.
Tujuan:gangguan rasa nyaman dapat teratasi.
Kriteria: Klien dapat menghemat energi dan klien tidak kelelahan saat
proses persalinan

Intervensi Rasional
Kaji derajat keletihan Untuk mengetahui sejauh mana
keletihan yang di alami klien
Anjurkan klien untuk tidak meneran Pengeluaran energi pada waktu meneran
sebelum pembukaan lengkap dapat menyebabkan kletihan pada saat
persalinan
Ciptakan lingkungan yang tenang dan Lingkungan yang tenang dapat
atur posisi klien senyaman mungkin meningkatkan relaksasi klien,dan posisi
yang nyaman dapat mempercepat proses
persalinan,sehingga dapat
meminimalisirkan pengeluaran energi
berlebih

4. Evaluasi Keperawatan.
a) Cairan terpenuhi secara adekuat
b) Rasa nyaman terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul bari saifuddin,, 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta

Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.


Yogyakarta : Nuha Medika

Wiknjosostro. 2005. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo.

Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2.

Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga


berencana, EGC, Jakarta

Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta

Anda mungkin juga menyukai