Anda di halaman 1dari 85

Deteksi dini komplikasi pada

masa nifas dan penanganannya


PRODI KEBIDANAN
FIK
UNW
Pengertian Deteksi Dini
Komplikasi masa nifas adalah
Suatu tindakan untuk melakukan pendeteksian secara
dini komplikasi/masalah pada ibu nifas
Deteksi dini komplikasi pada masa
nifas dan penanganannya
1. Perdarahan Pervaginaam
2. Infeksi masa nifas
3. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur
4. Pembengkakan diwajah dan ekstremitas
5. Demam Muntah rasa sakit waktu berkemih
6. Payudara menjadi merah, panas dan atau terasa sakit
7. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
8. Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakan
dikaki
9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya
dan diri sendiri
PERDARAHAN POSTPARTUM
Perdarahan post partum adalah perdarahan
lebih dari 500 cc dalam masa 24 jam setelah
melahirkan. Menurut waktu terjadinya di bagi
atas dua bagian :
• Perdarahan postpartum primer yang terjadi
dalam 24 jam setelah anak lahir.
• Perdarahan postpartum sekunder yang terjadi
setelah 24 jam setelah anak lahir.
Dalam kenyataannya tidak mudah
memperkirakan jumlah perdarahan dalam
persalinan. Estimasi jumlah perdarahan hanya
mengandalkan visual belaka (sangat subyektif
dan tidak akurat)
– Darah tercampur cairan ketuban/urin
– Darah terserap di alas partus/kain kassa/pakaian
ibu/sprei
– Darah tercecer di lantai
 lebih sering : underestimation

!
MENGENALI SEBAB/SUMBER
PERDARAHAN PASCASALIN
(PRIMER)4T
1. TONUS Atonia uteri
2. TEARTrauma jalan lahir:
 laserasi vulva/vagina
 Luka episiotomi meluas (ekstensi)
 hematoma vulva/vagina
 robekan serviks
 ruptura uteri
 hematoma ligamentum latum, dsb
3. TISSUERetensi plasenta/sisa plasenta
4. TROMBITGangguan pembekuan darah
GEJALA & TANDA YANG TANDA & GEJALA YANG DIAGNOSIS
SELALU ADA KADANG-KADANG ADA KERJA
 Fundus di atas pusat,  K.U. Ibu segera
uterus teraba memburuk: presyok
lembek tidak s/d syok
berkontraksi
Atonia uteri
 Perdarahan banyak
segera setelah
 plasenta lahir
Perdarahan segera  Pucat
setelah bayi lahir  Lemah
 Darah segar  Menggigil Robekan
 Uterus
jalan
berkontraksi
baik lahir
 Plasenta lengkap
 Plasenta belum lahir  Tali pusat bisa putus
setelah 30 menit, akibat traksi berlebih
disertai perdarahan  Inversio uteri akibat Retensio
pervaginam tarikan tali pusat +
 Uterus berkontraksi dorongan fundus plasenta
 Perdarahan lanjutan
GEJALA & TANDA YANG TANDA & GEJALA YANG DIAGNOSIS
SELALU ADA KADANG-KADANG ADA KERJA
 Plasenta atau sebagian  Uterus berkontraksi
selaput tidak lengkap tetapi tinggi Sisa plasenta
 Perdarahan segera fundus tidak
berkurang atau selaput

 Fundus tak teraba  Syok neurogenik


 Lumen vagina terisi  Pucat dan limbung
masa
 Tampak tali pusat (bila Inversio uteri
plasenta begum lahir)
 Nyeri ringan s/d berat

 Kontraksi uterus  Ibu kesakitan,


kurang tegas, nyeri lekas presyok 
pada palpasi syok
 Perdarahan  Abdomen cembung
Ruptura uteri
pervaginam bisa
banyak/biasa
ATONIA UTERI: uterus gagal
berkontraksi dengan baik setelah
bayi & plasenta lahir
Faktor
Presdiposisi
• Hal – hal yang menyebabkan uterus meregang
lebih dari kondisi normal
• Persalinan lama
• Persalinan dengan induksi atau akselerasi
oksitosin
• Paritas tinggi
• Kelainan uterus : mioma uteri
Tanda dan gejala
 Fundus di atas pusat, uterus teraba
lembek tidak berkontraksi
 Perdarahan banyak segera
setelah plasenta lahir
Masase fundus uteri
Segera sesudah plasenta lahir
(maksimal 15 detik)

Uterus kontraksi ? Ya Evaluasi rutin

Tidak

 Evaluasi / bersihkan bekuan


darah / selaput ketuban
 Kompresi Bimanual Interna (KBI) 
maks. 5 menit

 Pertahankan KBI selama 1-2 menit


Uterus kontraksi ?  Keluarkan tangan secara hati-hati
Ya
 Lakukan pengawasan kala IV

Tidak

 Ajarkan keluarga melakukan Kompresi Bimanual


Eksterna (KBE)
 Keluarkan tangan (KBI) secara hati-hati
 Suntikan Methyl ergometrin 0,2 mg i.m
 Pasang infus RL + 20 IU Oksitosin, guyur
 Lakukan lagi KBI
Uterus kontraksi ? YA Pengawasa
n kala IV
Tidak

 Rujuk ke RS (disiapkan laparotomi)


 Lanjutkan pemberian infus + 20 IU Oksitosin
minimal 500 cc/jam hingga mencapai tempat
rujukan
 Selama perjalanan dapat dilakukan Kompresi
Aorta Abdominalis atau Kompresi Bimanual
Eksternal

Ligasi arteri uterina dan/atau hipogastrika Perdarahan Pertahankan


B-Lynch method berhenti uterus

Perdarahan
berlanjut

Histerektomi
Kompresi bimanual interna
Kompresi bimanual eksterna
Kompresi aorta
Retensio plasenta
• Tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga
atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir
Faktor presdiposisi
• Grandemulti
• Jarak persalinan yang pendek
• Persalinan yang dilakukan tindakan :
persalinan oleh dukun, persalinan dengan
narkosa
Asuhan kebidanan
• Identifikasi keadaan ibu
• Perbaiki kondisi ibu’tentukan jenis retensio
plasenta yang terjadi
Manajemen kebidanan pada
retensio plasenta
• Pastikan kandung ksg
• Bila plasenta belum lahir dalam 15 menit
sesudah bayi lahir ulangi penatalaksanaan
aktif kala III dengan memberikan oksitosin
10UI IM
• Teruskan penegangan tali pusat terkendali
dengan hati – hati, teruskan melakukan
penatalaksanaan aktif kala III, selama 15 menit
Perdarahan karena robekan jalan lahir
• Tanda dan gejala
• Kontraksi uterus kuat
• Darah berwarna muda karena berasal dari
arteri
Asuhan kebidanan pada ruptur
perineum dan robekan dinding vagina

• Lakukan eksplorasi untuk menentukan lokasi


laserasi dan sumber perdarahan
• Evaluasi sumber perdarahan
• Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan
kemudian ikat dengan benang
• Jika ditemukan ruptur derajat I dan II lakukan
penjahitan luka mulai dari bagian paling distal
kearah operator
• Jika ruptur perineum derajat III dan IV rujuk
pasien untuk penanganan lebih lanjut
• Setelah tindakan periksa tanda vital, kontraksi
uterus, TFU, perdarahan pasca tindakan
Perdarahan postpartum sekunder
• Penyebab utama
• Sisa plasenta atau selaput ketuban/retensi
fragmen plasenta
• Infeksi pada endometrium
• Subinvolusi
Gejala
klinis
• Perdarahan yang lama melebihi nifas normal
(24 jam – 42 hari post partum)
• Perdarahan yang cukup banyak
• Rasa sakit didaerah uterus
• subinvolusi
Asuhan kebidanan
• Periksa tanda dan gejala perdarahan post
partum
• Pantau dengan hati – hati ibu yang mengalami
risiko mengalami PP sekunder paling sedikit
selama 10 hari pertama
• Observasi tanda – tanda vital secara teratur,
catat dengan teliti riwayat perdarahan (kapan
mulainya dan berapa banyak yang sudah
keluar
• Bila kondisi buruk atau mengalami gejala syok
rujuk segera kerumah sakit
• Berikan suplemen zat besi selama 90 hari
• Berikan antibiotik ampisilin 1 gr IV
• Berikan obat – obatan oksitosik 10 UI IM atau
metergin 0,2 mg IM
Obat-obatan Uterotonika
Oksitosin Ergometrin/ Misoprostol
Methyl ergometrin
Dosis dan cara IV: 20 units dlm 1 IM atau IV: 0.2 mg Oral atau rektal 400
pemberian L dgn laju 60 ug
tetes/menit
IM: 10 units
Dosis lanjutan IV: 20 units dlm 1 Ulangi 0.2 mg IM 400 ug 2-4 setelah
L dgn laju 40 setelah 15 menit. dosis awal
tetes/menit Jika perlu, beri 0.2
mg IM atau IV
setiap 4 jam
Dosis maksimum Tdk lebih dari 3 L Total 1 mg atau 5 Total 1200 ug atau 3
cairan IV dosis dosis
Kontraindikasi Pemberian IV Pre-eklampsia, Jangan beri secara
secara cepat atau hipertensi, IV, Asthma
bolus penyakit jantung
Obat-Obat Oksitosika :
Oksitosin
 Keuntungannya
• Membuat uterus berkontraksi
• Bekerja dalam waktu 2 1/2 menit bila diberikan IM
• Pada umumnya tidak ada efek samping
 Kerugiannya
• Lebih mahal dari ergometrin
• Hanya preparat IM atau IV saja
• Tidak stabil dalam suhu panas
Obat-Obat Oksitosika :
Ergometrin
 Keuntungannya
• Harga murah
• Efeknya bertahan hingga 2-4 jam
 Kerugiannya
• Memakan waktu 6-7 menit untuk menjadi efektif bila
diberikan secara
• IM; bentuk oral tidak cukup efektif
• Membuat kontraksi tonik uterus
• Meningkatkan Resiko hipertensi, muntah, sakit kepala .
• Kontraindikasi bagi ibu-ibu dengan hipertensi atau sakit
jantung.
• Tidak stabil pada suhu panas
Obat-Obat Oksitosika: Syntometrin
 Keuntungannya
• Efek kombinasi antara reaksi cepat dari oksitosin dan reaksi yang
berkesinambungan dari ergometrin
 Kerugian
• Meningkatkan resiko hipertensi, mual dan muntah
• Tidak stabil dalam suhu panas
Oksitosin vs.
Ergometrine
Mulainya Lamanya respon
respon dari dari uteri
uteri
Oksitosin
IV Segera 1°
3-5 min. 2-3°
IM
Ergometrin/methyl ergometrin
IV Segera 45 min.
IM 2-5 min. 3°

Physicians’ Desk Reference 1998. ASDR 2000.


Stabilitas Oksitosika dalam
iklim Tropis:
Kondisi yang Ergometrin/methyl Oksitosin
disimulasikan ergometrin
Pendinginan 4-5 % unsur Tidak hilang
selama 12 bulan aktifnya hilang
30oC, gelap 25% hilang 14% hilang
21-25oC, terang 21-27% hilang Cahaya tidak
dalam satu bulan
berpengaruh
>90% hilang dalam
12 bulan
40oC gelap 50% hilang Cahaya tidak
WHO 1993.
berpengaruh
Stabilitas Oksitosika dalam iklim
Tropis:
Kesimpulan
 Stabilitas oksitosin lebih baik dari ergometrin/ methyl ergometrin,
terutama menyangkut cahaya
 Simpan dalam lemari pendingin, di tempat gelap, dan diberi label
 Keluarkan dari dalam kotaknya hanya jika segera dipakai
 Tanpa pendinginan untuk jangka waktu singkat diperbolehkan (1
bulan pada 30°C, 2 minggu pada 40°C)

WHO 1993.
2. INFEKSI MASA
NIFAS
Definisi
Infeksi alat genital dalam masa nifas yang
ditandai dengan meningkatnya suhu ≥380yang
terjadi selama 2 hari berturut-turut dalam waku
10 hari pertama pasca salin, kecuali 24 jam
pertama pasca salin.
Penyebab
• berasal dari luar (eksogen) dan jalan lahir
penderita sendiri (endogen)
• Stroptococcus, basil coli, staphylococcus
FAKTOR
PREDISPOSISI
 Manipulasi intrauterine (misal,
 Partus lama, terutama yang
disertai dengan ketuban sudah fetal monitoring internal,
pecah ekspolari uterus, plasenta
manual)
 Ketuban pecah sebelum
waktunya  Hematoma
 Pemeriksaan dalam yang  Perdarahan
sering saat persalinan,  Persalinan dengan tindakan
terutama jika ketuban sudah operatif (persalinan traumatis)
pecah  Plasenta atau selaput
 Teknik aseptic yang tidak tertinggal
tepat  Perawatan perineum yang
 Cara cuci tangan yang kurang tidak tepat
tepat  Infeksi pada vagina/ serviks
yang tidak terobati atau
penyakit menular seksual
Penanganan
• Dibawa ke RS
• Konsultasi dengan dokter
• Berikan obat antimikroba spektrum luas
INFEKSI LUKA PERINEAL
DAN LUKA
ABDOMINAL
Tanda dan gejala • Inflamsi pada tempat
luka
• Nyeri yang terlokalisir
• Pus, eksudat berwarna
• Disuria
kelabu kehiajauan
• Demam ringan (biasanya • Luka membuka
dibawah 38,3 0 c) • Ulkus atau luka yang
• Nadi dibawah 100 kali lama
permenit
• Edema
Endometritis/ Metritis

Metritis adalah infeksi uterus


setelah persalinan yang
merupakan salah satu penyebab
terbesar kematian ibu. Bila
pengobatan terlambat atau
kurang adekuat dapat menjadi
abses pelviks, peritonitis, syok
septik, thrombosis vena yang
dalam, emboli pulmonal, infeksi
pelvik yang menahun,
dispareunia, penyumbatan tuba
dan infertilitas
Tanda dan gejala :
• Peningkatan demam secara persisten hingga 40 oC,
bergantung pada keparahan infeksi
• Takikardi
• Menggigil dengan infeksi berat
• Nyeri tekan uteri menyebar secara lateral
• Nyeri panggul dengan pemeriksaan bimanual
• Lokea sedikit, tidak berbau, atau berbau tidak sedap,
lokea seropurulenta
• Hitung sel darah putih menigkat
 
Penanganan
• Berikan transfusi bila dibutuhkan (Packed Red Cell).
• Berikan antibiotika spektrum luas dalam dosis yang
tinggi.
• Ampisilin 2 g IV, kemudian 1 g setiap 6 jam ditambah
Gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis
tunggal/hari dan Metronidazol 500 mg IV setiap 8
jam. Lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak panas
selama 24 jam.
• Pertimbangkan pemberian antitetanus
profilaksis.

• Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan


pengeluaran (digital atau dengan kuret )

• Bila ada pus lakukan drainase (kalau perlu


kolpotomi), ibu dalam posisi Fowler.
Peritonitis
Tanda dan gejala
• Nyeri perut bagian bawah

• Bising usus tidak ada

• Perut yang tegang

• Anoreksia/ muntah
Penanganan

• Lakukan pemasangan selang nasogastrik bila perut


kembung akibat ileus.
• Berikan infus (NaCL atau Ringer laktat) sebanyak
3000 ml.
• Berikan antibiotika sehingga bebas panas selama 24
jam:
• Ampisilin 2 g IV, kemudian 1 g setiap 6 jam, ditambah
Gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis tunggal/hari
dan Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
Salpingiti
s
• Terjadi pada minggu ke – 2
• Demam menggigil
• Nyeri perut bagian bawah biasanya kiri dan
kanan
Penanganan
• Rujuk ke rumah sakit
• Konsultasi ke dokter
• Berikan obat anti mikroba spectrum luas atau
therapy antibiotic tripel, biasanya secara IV
• Pulangkan jika dalam 24 jam menjadi afebris
Sepsis Puerperalis
• Suhu tinggi 40 C
• Menggigil
• k/u buruk (nadi kecil dan tinggi, nafas cepat
dan gelisah)
• Hb menurun karena leukositosis dan
hemolisis
MASTITIS
Mastitis merupakan peradangan pada
payudara yang bisa terjadi kapan saja pada
masa nifas, namun biasanya terjadi sebelum
hari ke-8 post partum.

Dua tipe mastitis :


1. Adentitis (pada dua pyudara)
2. Cellulitis (pada satu payudara)
Macam-macam mastitis

1. Mastitis Gravidarum
2. Mastitis puerperalis
3. Mastitis supuratife ( Dg daya tahan tubuh rendah)
4. Mastitis Periductal ( Menjelang menopause)
TANDA DAN
GEJALA
• Demam ringan
• Nyeri sedang pada salah satu kuadran payudara
• Seperti gejala flu; nyeri otot, nyeri kepala, mersa
lelah. Letih
• Peningkatan yang cepat dari suhu tubuh
mencapai 39,5 0 C sampai dengan 40 0C
• Menggigil, Tidak enak badan, sakit
kepala
• Daerah Payudara menjadi merah, tegang, nyeri
disertai benjolan yang keras
PENANGANAN
• Perawatan payudara dan personal hygiene
dimulai sejak masa kehamilan
• Mengoleskan sedikit colostrum pada payudara setiap
hari dimulai pada usia kehamilan 36 minggu
• Mengajarkan ibu tentang teknik
menyusui, perawatan payudara dan diet makanan
ibu
• Memberikan dukungan dan perhatian kepada
ibu secara simpati dan penuh pengertian
Lanjutan Penanganan
• Mendukung suami agar memberikan
dorongan dan support kepada istrinya untuk
menyusui dengan teknik yang tepat
• Memberikan pendidikan kesehatan mengenai
perawatan payudara dan puting susu pada
masa nifas, serta penanganan gangguan pada
payudara
• Pemberian antibiotika dan analgetik
antipiretik
• Mengirimkan spesimen air susu ke
laboratorium untuk di periksa
ABSES
PAYUDARA
• Mastitis terlambat ditangani atau
terdeteksi → Abses.
• Terjadi pada hari ke 10 – ke 14 setelah
kelahiran
Tanda dan Gejala
• Pengeluaran pus
• Demam terus-menerus dengan menggigil
• Payudara membengkak, sangat nyeri, masa
yang keras dan besar dengan area yang
berfluktuasi, warna menjadi merah, warna
kebiru-biruan pada kulit mengindikasikan
lokasi yang terisi oleh pus/nanah
Penanganan
• Rujuk ke rumah sakit
• Pemberian antibiotika
dan analgetika
antipiretik • Yakinkan ibu untuk :
• Drain Abses • Tetap meneteki
meskipun masih keluar
• Jika masih banyak pus,
nanah
tetap berikan tampon
dalam lubang dan buka • Gunakan bra
tepinya • Kompres dingin
sebelum meneteki
untuk mengurangi
bengkak dan nyeri.
Tromboflebitis
Klasifikasi :
• Pelviotromboflebitis/tromboflebitis vena
dalam: mengenai vena-vena dinding uterus
dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika,
vena uterin dan vena hipogastrika.
• Tromboflebitis femoralis/tromboflebitis
superficial : mengenai vena-vena pada tungkai
misalnya vena femoralis, vena poplitea dan
vena safena
Tromboflebitis
• Demam tinggi dengan takikardi
• Nyeri pada tungkai
• Edema kaki dan paha
• Homan sign positif
• Terjadi pada hari 10-20
Tanda dan Gejala
•Tromboflebitis superficial • Tromboflebitis vena dalam
• Demam tinggi, takikardi,
menggigil
• Sedikit peningkatan • Awitan nyeri berat pada tungkai
pada nadi dan suhu yang mendadak
• Edema pergelangan kaki,
• Nyeri pada tungkai
tungkai, paha
• Panas pada daerah • Tanda Homan positif
setempat • Nyeri dengan tekanan
• Kemerahan dan nyeri pada
tekan betis
• Nyeri tekan sepanjang
pembuluh darah yang terkena.
Penanganan
• Pemeriksaan vena dengan ultrasuara
• Tirah baring
• Menaikkan ekstremitas
• Pemakaian kaus kaki elastis
• Analgesik
• Konsultasi dengan dokter untuk terapi
antikoagulan dan atau antibiotik
DEMAM MUNTAH DAN
SAKIT WAKTU
BERKEMIH
• sensitivitas kandung kemih berkurang akibat
peregangan, trauma, dan retensi dari urin residu.
SISTITIS, Sistitis adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai
peradanganbagian atas saluran kemih.
PIELONEFRITIS, Pielonefritis adalahinfeksi pada ginjal yang
biasanya disebabkan oleh bakteri yang naik dari saluran kemih

bawah
SISTITIS

• Faktor predisposisi :
–Uretra wanita yang pendek
–Sistokel
–Sisa air kemih yang tertinggal
–Penggunaan kateter
Sistitis

Tanda dan gejala :
– Rasa sakit waktu berkemih
– Meningkatnya frekuensi berkemih
– Pada penekanan suprasimpisis, akan terasa nyeri
lokal yang juga menyebar ke daerah lipat paha,
prosedur pemeriksaan ini juga menyebabkan
pasien ingin berkemih
– Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan
lekosit dan eritrosit dan kadang – kadang
ditemukan bakteri
– Kadang – kadang terdapat hematuria
PIELONEFRITIS
Pyelonefritis terjadi akibat perubahan fisiologis
dan anatomi yang diasosiasikan dengan
kehamilan. Perubahan tersebut diantaranya :
– Penekanan ureter pada pinggir pelvik oleh
uterus
– Penurunan kondisi kandung kemih saat
nifas
– Dilatasi dan penurunan kondisi ureter
akibat efek hormonal
PIELONEFRITIS…

Gejala dan tanda ;


– Disuria
– Demam
tinggi
– Sering
kencing
– Nyeri perut
– Nyeri
suprapubik
– Nyeri
pinggang/KOS
TOVERTEBRA
Peran bidan :

1. Melakukan deteksi dini pada kasus


infeksi saluran kemih
2. Mencegah terjadinya infeksi saluran
kemih
3. Melakukan perawatan dengan segera
dan melakukan kolaborasi dengan
dokter dalam penanganan kasus
infeksi saluran kemih
Infeksi saluran
kemih…
• Asuhan bidan :
• Menganjurkan ibu untuk berkemih setiap 2 – 4 jam,
• Ibu sebaiknya sedikitnya minum 8 gelas cairan khususnya
air setiap hari
•Menganjurkan ibu untuk menjaga personal higiene
• Kaji bila terdapat rasa sakit menyengat dan rasa panas
pada saat berkemih
•Kaji bila ada keluhan ketidaknyaman pada area
suprapubik atau abdomen bagian bawah, nyeri punggung
bagian bawah atau nyeri berat pada panggul.
•Kaji tanda – tanda vital 4 jam dan bila ada pengaruh
pada tanda sistemik
BENGKAK PADA WAJAH dan EKSTREMITAS…

Keadaan pembengkakan wajah dan ekstremitas,


sering menyertai kelainan – kelainan pada ma
nifas, sebagai berikut

1. Eklampsi
2.Syndrom Nefrotik
EKLAMPSI
POSTPARTUM
Gejala :
– Peningkatan tekanan darah
– Oliguria
– Peningkatan jumlah proteinuri ( karena
vasospasme akut )
– Sakit kepala berat dan persisten
– Rasa mengantuk
– Penglihatan kabur
– Nyeri epigastrik
– Hiperefleksi
FAKTOR RESIKO
– Primigravida
– Wanita dengan hipertensi esensial
– Wanita dengan kehamilan kembar
– Wanita dengan diabetes, mola hidatidosa,
polihidramnion
– Wanita dengan riwayat eklamsia atau preeklamsia
pada kehamilan sebelumnya
– Riwayat keluarga eklamsi
PERAN BIDAN

–Mendeteksi terjadinya eklamsi


–Mencegah terjadinya eklamsi
–berkolaborasi dengan dokter untuk
penanganan kasus eklamsia
–Memberikan penanganan awal
sebelum merujuk pada kasus eklamsi
SYNDROM NEFROTIK
• Syndrom nefrotik adalah suatu spektrum
penyakit ginjal yang penyebabnya beragam.
Pada gambaran mikroskopis ginjal, terdapat
kelainan pada sawar dinding kapiler
glomerulus, yang menyebabkan filtrasi protein
plasma yang berlebihan.
GEJALA
– Proteinuria > 3 gr/hari
– Hipoalbuminemia
– Hiperlipidemia
8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
Gastroenteritis biasanya memiliki jangka waktu terbatas
seringkali tidak lebih dari 24 jam, kadang – kadang saja
sampai 72 jam. Sejauh ibu masih bisa menelan cairan
yang keluar melalui muntah atau diare dan kondisi ibu
masih mampu untuk menyusui bayi nya ibu di anjurkan
untuk menyusui bayinya
9. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh
sendiri bayinya atau diri sendiri

• Empat aspek yang menuntut kemampuan koping,


ialah : penyesuaian fisik, ketidakamanan awal,
system pendukung, dan kehilangan identitas
sebelumnya
• Gangguan emosional pascapartum dapat
dikelompokkan ke dalam 3 kategori : postpartum
blues, depresi pascapartum, dan psikosis
pascapartum.
Postpartum blues
• Postpartum blues biasanya terjadi pada >50% ibu.
Dimulai beberapa hari setelah kelahiran dan selesai
10-14 hari. Karakteristik postpartum blues meliputi
menangis, merasa letih karena melahirkan, gelisah,
perubahan dalam perasaan, menarik diri dan reaksi
negatif terhadap anak atau keluarga.kunci untuk
mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah
dukungan yang konsisten dari keluarga dan
pemberian perawatan, dan memberikan kesempatan
untuk meningkatkan istirahat
Depresi postpartum
• Depresi pascapersalinan terjadi pada 8%-15% ibu. Faktor
resiko mencakup riwayat depresi (30%) atau depresi
pascapersalinan sebelumnya (70-85%).
• Dalam depresi post partum terdapat ciri-ciri sebagai
berikut, yaitu :
– Gejala muncul 2-3 bulan setelah persalinan
– Berlangsung selama tiga-enam bulan, bahkan sampai
delapan bulan.
– Terjadi secara konstan dan terus menerus.
– Tidak dapat tidur.
– Hiburan apapun tidak bisa mengembalikan
kegembiraannya
psikosi
s
• Psikosis jarang ditemukan (1-2/1000 kelahiran
hidup). Bentuk psikiatri yang paling parah. Faktor
risiko mencakup usia muda, primiparitas dan riwayat
penyakit mental pribadi atau dalam keluarga. Gejala
umum dimulai pada 10-14 hari setelah melahirkan
• Bidan perlu melakukan rujukan. Penanganan pada
ibu dengan psikosis antara lain adalah rawat inap,
terapi farmakologis
10. Merasa sangat letih atau nafas terengah
– engah

11. Sakit kepala yang terus menerus,


ulu hati,
nyer
penglihatan atau masalah
i
Peran dan tanggung jawab bidan
Peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas
diantaranya yaitu mendeteksi komplikasi dan
perlunya rujukan, memberikan konseling untuk ibu
dan keluarganya mengenai tanda – tanda bahaya,
menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan
kebersihan yang aman, memfasilitasi hubungan
ikatan batin antara ibu dan bayi, memberi dan
mendorong pemberian ASI.
evaluasi
Tentukan diagnosa dan penanganan kasusberikut:
• Kelompok I : Ny. R postpartum 3 hari, datang pada
anda dengan keluhan suhu tubuh panas selama 3
hari
• Kelompok II : Ny. S postpartum 4 hari, datang pada
anda dengan keluhan sakit pada waktu berkemih dan
urine berwarna merah

Anda mungkin juga menyukai