Anda di halaman 1dari 27

“GANGGUAN CAMPURAN

ANXIETAS DAN DEPRESI”


(F41.2)

Oleh :

LOYS BILIN WAKERKWA

Pembimbing :
Dr. Bernd P. Manoe, Sp. KJ, M.Kes
Data epidemiologi

• Nama : Ny. A.R


• Usia : 22 tahun

• TTL : Jayapura, 30 juli 1999


• Jenis Kelamin : perempuan
• Alamat : arso IV
• Agama : Hindu

• Suku/Bangsa : Bali
• Pendidikan terakhir : SMP
Lanjutan..

• Pekerjaan : Ibu rumah tangga


• Status Pernikahan : Menikah
• Tanggal MRSJ : 30 maret 2021 (Rawat Jalan)

• Tgl Pemeriksaan : 30 maret 2021

• Tempat Pemeriksaan : polik RSJ


• Yang Mengantar : Keluarga pasien

• Pemberi Informasi : kakak ipar pasien


Laporan Psikiatri
Keluhan Utama
Autoanamnesa: Pasien mengaku dibawa ke RSJD Abepura karena pasien merasa pusing dan
dada pasien sering terasa penuh. Pasien sering mendengar suara yang membuatnya merasa
sedih pasien mengaku tidak mengenali suara tersebut, tidur pasien juga terganggu karena sering
terbangun akibat mendengar suara tersebut. Pasien sering merasa curiga kepada ibu mertua
karena pasien menganggap ibu mertuanya akan menyakiti dirinya.
 
• Heteroanamnesis (kakak ipar pasien) : Pasien datang diantar oleh
keluarga pasien ke Polik RSJ Abepura pada tanggal 30 maret 2021,
Riwayat pasien diantar ke RSJD dikarenakan pasien mulai menjadi pendiam
Penyakit dan sering terlihat sedih sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu. pasien
juga sering terlihat sedih walaupun tidak ada penyebab yang terlihat.
Sekarang
Pasien mulai tidak melakukan aktivitasnya sebagai ibu rumah
tangga, dan mulai berkurang perhatian kepada kedua anaknya
terlihat seperti malas tahu. Untuk kebersihan diri, pasien juga harus
diingatkan oleh keluarga untuk mandi, untuk makan dan minum
pasien juga mengalami penurunan.
Lanjutan..

• Menurut keluarga pasien kurang lebih 1 bulan yang lalu, pasien pernah
bercerita bahwa mendengar bisikan-bisikan seperti suara laki-laki yang
mengatakan “Jangan ikuti saya” dan saat mendengar suara itu pasien akan
terdiam dan menangis sambil pasien mengatakan ingin pergi. Pasien juga
terlihat marah lalu terdiam dan menangis bila keluarga menyebut nama
seseorang yang pasien tidak sukai. Dan 3 minggu yang lalu pasien mulai
mengeluh kepada keluarga bahwa kepalanya sering sakit, dada terasa
penuh dan pasien juga terlihat lebih menjadi pendiam dan terlihat
menanggung banyak beban. Karena hal itulah yang akhirnya membuat
keluarga pasien membawanya ke Polik RSJ Abepura.
Lanjutan..

• Dari keterangan pasien, Pasien mengaku dibawa ke RSJ


karena pasien merasa pusing dan dada pasien sering terasa
penuh. Pasien juga sering mendengar suara yang membuatnya
merasa sedih pasien mengaku tidak mengenali suara tersebut,
tidur pasien juga terganggu karena sering terbangun akibat
mendengar suara tersebut. Pasien juga mengaku seperti
melihat bayangan yang membuat dia menjadi sedih, pasien
juga mengaku mencium bau harum yang dapat membuatnya
menjadi sedih. Saat pasien bangun pagi, pasien mengaku
bangun dengan keadaan badan sering sakit-sakit dan perasaan
sedih.
Riwayat Penyakit Medis
Dan Psikiatri Dahulu

• Anak : Sejak kecil tidak pernah sakit berat


• Dewasa : Pasien merupakan pasien baru
 DM (-)
 Hipertensi (-)
 Kolestrol (-)
 Hepatitis (-)
 Malaria (-)
 COVID-19 (-)
• Trauma : Pasien tidak memiliki riwayat trauma
Riwayat Penggunaan Zat
Psikoaktif/Alkohol

• Riwayat merokok (-)


• Riwayat konsumsi minuman beralkohol (-)
Riwayat penggunaan ganja dan penggunaan
zat adiktif (-)
Riwayat keluarga
Genogram:

keterangan :
Laki-laki

Perempuan

Pasien
Riwayat Pribadi

• Riwayat kehidupan pribadi


• Riwayat prenatal dan perinatal : Pasien dilahirkan dengan usia kandungan yang cukup bulan
dan dilahirkan secara spontan.
• Masa kanak awal (0-3 tahun) :Tumbuh kembang pasien sama dengan teman- teman
sebayanya.
• Masa kanak pertengahan (3-11 tahun) :Tumbuh kembang pasien sama dengan teman-
teman sebayanya.
• Masa kanak akhir (pubertas-remaja) : Pasien bersekolah di SD dan SMP, pasien memiliki
banyak teman, dan sering mengikuti kegiatan sekolah.
• Masa Dewasa :
• Riwayat pekerjaan : Pasien merupakan ibu rumah tangga.
• Riwayat pernikahan : Pasien sudah menikah sebanyak 2 kali. Pernikahan pertama pasien
berusia 15 tahun dan memiliki 1 orang anak laki-laki. Pada pernikahan kedua pasien
memiliki 1 orang lagi anak laki-laki.
• Riwayat pendidikan : Pendidikan terakhir pasien di SMP
Lanjutan..

• Riwayat keagamaan : pasien beragama hindu

• Hubungan dengan keluarga :


• Hubungan dengan kedua orang tuanya cukup harmonis. Hubungan pasien
dengan suami saat ini keadaan tidak harmonis dikarenakan pasien merasa
kurang mendapat perhatian dari sang suami dan pasien merasa curiga
kepada suami serta ada alasan yang tidak dapat disebutkan, terhadap anak-
anaknya pun pasien menjadi tidak perhatian sehingga anak-anaknya
menjadi tidak terurus. Hubungan antara pasien dan ibu mertua juga tidak
harmonis, dikarenakan pasien tidak suka bila ibu mertuanya tinggal
bersama-sama dengan mereka.Pasien merasa curiga terhadap ibu mertua
dan takut akan disakiti. Hubungan dengan mantan suami yang pertama
cukup baik, mantan suami masih mengirimkan sejumlah uang untuk biaya
kehidupan anaknya walaupun akhir-akhir ini sudah jarang untuk memberikan
uang.
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik
KU : Tampak tenang
Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Denyut Laju Saturasi


Vital sign Darah Nadi Nafas Oksigen
(mmHg) (kali/menit) (kali/menit) (%)

110/80 69 18 36,7 98%


Status psikiatri
a. Kesadaran Compos Mentis Pasien sadar penuh dan dapat menjawab
  setiap pertanyaan yang diberikan.
Keadaan Umum Tampak Tenang
 
b. Orientasi Orang : Baik Pasien mampu mengenali orang sekitarnya
   
Tempat : Baik Pasien mengatakan ini adalah dia sedang
berada dii rumah sakit jiwa
Waktu : baik Pasien menyebutkan tanggal,bulan dan tahun
dengan tepat.
c. Penampilan Tampak terurus, Pasien dengan keadaan terurus (rambut hitam
menggunakan pakaian terurai rapi), postur agak tegap, berpakaian
sesuai usia pasien wajar (menggunakan kerah bulat bermotif
bunga kecil warna putih coklat, rok panjang
hitam polos dan memakai sendal jepit
d. Roman muka tenang Selama bercerita expresi wajah pasien terlihat
tenang
Lanjutan..

e. Perilaku Kontak : tidak ada  Pasien tidak mengadakan kontak dengan


terhadap melihat mata penanya. Pasien melihat lurus
pemeriksa kedepan kearah ibunya
Rapport : adekuat  Pasien mampu menjawab pertanyaan yang
ditanyakan dan sesuai dengan pertanyaan

Sikap terhadap Pasien menjawab pertanyaan yang di ajukan


pemeriksa : penanya.
kooperatif
f. Atensi Baik Pasien fokus kepada pertanyaan yang
diberikan dan menjawabnya dengan baik
Lanjutan..
g. Bicara Artikulasi : Jelas Intonasi ucapan terdengar jelas
 
Kecepatan bicara :  Pasien berbicara tidak cepat, tampak tidak mengalami

normal kesulitan menjelaskan apa yang ia rasakan.

h. Emosi Mood : Eutimik Pasien menjawab pertanyaan dengan suasana perasaan


dalam rentang normal, yakni pasien mempunyai
penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama
hidupnya
Afek : Appropriate Ekspresi pasien tidak sesuai dengan mood pasien.

i. Persepsi Ilusi : tidak ada  


Halusinasi : Audiotorik Saat ditanya pasien mengaku sering mendengar suara-
  suara bisikan ketika pasien tidur yang membuat pasien
terbangun dan pasien merasa sedih.
Keluarga pasien mengaku pasien sering mendengar suara
bisikan yang mengatakan “jangan ikuti saya” dan suara
bisikan itu membuat pasien bangun ditengah malam.
Lanjutan..

j. Pikiran Bentuk : realistic Pasien berpikir sesuai kenyataan yang ada


   
Isi : waham Pasien sering mencurigai ibu mertua pasien,
kebesaran (+), karena dianggap akan menyakiti pasien.

k. Memori & Konsentrasi : baik  Saat ditanya pasien mampu menjawab


fungsi kognitif pertanyaan dengan tepat

Memori : Baik  Saat ditanya pasien dapat mengingat kejadian


  saat ini maupun masa lalu dengan baik

l. Tilikan Tilikan VI Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit


Formulasi Diagnosis

Aksis I 
Berdasarkan kriteria diagnostik PPDGJ III, pasien termasuk kedalam gangguan
F20.1

Aksis II
Fungsi kognitif baik, tidak terdapat retardasi mental, oleh karena itu tidak
ditemukan gangguan kepribadian dan gangguan retardasi mental. Maka pada
aksis II tidak ada diagnosis.
Lanjutan..

Aksis III
tidak ditemukan penyakit organobiologik pada pasien
Aksis IV
masalah dengan primary support group
Aksis V
Pada pasien didapatkan gangguan dalam reality testing
atau gangguan dalam beberapa bidang kedidupan
seperti pekerjaan, sekolah, hubungan keluarga, tidak
mampu bekerja. Maka pada aksis V didapatkan GAF
(Global Assesment of Functioning) 40-31.
Diagnosis
multiaxial
Diagnosis
Banding • Aksis I F20.1
• Aksis II Tidak ada
• Skizofrenia Hebrefrenik
• Aksis III Tidak ada
(F20.2)
• Skizoafektif (F.25)
• Aksis IV Masalah dengan
primary support group
• Gangguan Depresi
• GAF 40-31
Berat dengan gejala
psikotik (F.32.3)
Prognosis

Prognosis ad vitam : bonam

Prognosis ad sanationam : dubia ad


bonam

Prognosis ad fungsionam : dubia ad


bonam
Terapi

• Elizac 20 mg 1x1
• Trihexyphenidyl 2 mg 1x1 Farmakoterapi
• stelosi 5 mg 2x1

Dengan cara mengedukasi pasien atau


memberikan informasi untuk minum obat
teratur dan tepat waktu serta efek
Psikoedukasi
samping obat. Memberikan informasi
tentang penyakit yang diderita berisi
tanda dan gejala yang mungkin timbul
Pembahasan

Pada pasien ini ditemukan


Bagaimana adanya gangguan presepsi dan
cara isi pikir yang bermakna serta
mendiagnosa menimbulkan suatu distress
pasien dalam (penderitaan) dan disability
kasus diatas? (hendaya) dalam pekerjaan
dan kehidupan sosial pasien
sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasien mengidap
gangguan jiwa
Lanjutan..

Untuk dapat menegakkan diagnosis anxietas dan depresi berdasarkan

PPDGJ III, maka pasien harus memiliki gejala – gejala berupa :


a) – “thought echo”

b) “delusion of control

c) Halusinasi auditorik

d) Waham-waham menetap jenis lainnya

e) halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja

f) arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),

g) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posis tubuh tertentu

h) gejala-gejala “negative
Pembahasan
Bagaimana tatalaksana pasien
dengan skizofrenia paranoid ?

Farmakoterapi
1. Stelosi 5 mg 2x1
Mekanisme kerja : Stelosi merupakan obat antipsikosis golongan tipikal yaitu
grup phenothiazine. Antipsikosis golongan tipikal mempunyai afinitas tinggi
dalam mem-blokade atau menghambat pengikatan dopamin pada reseptor
pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonist), hal inilah yang
diperkirakan menyebabkan reaksi ekstrapiramidal yang kuat. Oleh karena
kinerja obat antipsikosis tipikal, maka obat ini lebih efektif untuk gejala
positif, contohnya gangguan asosiasi pikiran (inkoherensi), isi pikir yang
tidak wajar (waham), gangguan persepsi (halusinasi) dibandingkan untuk
terapi gejala negatif.
2.Trihexyphenidil 2mg 1x1
Trihexyphenidil merupakan obat
3. Elizac 20 mg 1x1
antikolinergik. Obat ini menghambat
sistem kolinergik di ganglia basal dan  
• Elizac mengandung fluoxetin yang
menghambat aksi neurotransmitter otak merupakan obat golongan SSRI
(SelectiveSerotonin Reuptake
yang disebut asetilkolin. Obat ini mampu Inhibitor). Dalam kasus ini obat ini
membantu mengoreksi keseimbangan berperan sebagai
antidepresan.Mekanisme obat
antara dopamine dan asetilkolin, antidepresan adalah menghambat re-
uptake aminergic neurotransmitter
sehingga dapat mengurangi gejala dan menghambat penghancuran oleh
tremor. Pada pemberian dengan enzim monoamine oxidase sehingga
terjadi peningkatan jumlah aminergic
antipsikosi tipikal, trihexyphenidil neurotransmitter pada celah neuron
yang dapat meningkatkan aktivitas
bertujuan untuk mengurangi efek reseptor serotonin.Efek yang
ditimbulkan oleh obat golongan SSRI
samping ekstrapiramidal yaitu
ini yaitu efek sedasi, efek
pandangan kabur, distonia, dan antikolinergik, efek anti-adrenergik
alfa dam efek neurotoksis.
hipersalivasi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai