Oleh :
Pembimbing :
Dr. Bernd P. Manoe, Sp. KJ, M.Kes
Data epidemiologi
• Suku/Bangsa : Bali
• Pendidikan terakhir : SMP
Lanjutan..
• Menurut keluarga pasien kurang lebih 1 bulan yang lalu, pasien pernah
bercerita bahwa mendengar bisikan-bisikan seperti suara laki-laki yang
mengatakan “Jangan ikuti saya” dan saat mendengar suara itu pasien akan
terdiam dan menangis sambil pasien mengatakan ingin pergi. Pasien juga
terlihat marah lalu terdiam dan menangis bila keluarga menyebut nama
seseorang yang pasien tidak sukai. Dan 3 minggu yang lalu pasien mulai
mengeluh kepada keluarga bahwa kepalanya sering sakit, dada terasa
penuh dan pasien juga terlihat lebih menjadi pendiam dan terlihat
menanggung banyak beban. Karena hal itulah yang akhirnya membuat
keluarga pasien membawanya ke Polik RSJ Abepura.
Lanjutan..
keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Pasien
Riwayat Pribadi
Pemeriksaan Fisik
KU : Tampak tenang
Kesadaran : Compos Mentis
Aksis I
Berdasarkan kriteria diagnostik PPDGJ III, pasien termasuk kedalam gangguan
F20.1
Aksis II
Fungsi kognitif baik, tidak terdapat retardasi mental, oleh karena itu tidak
ditemukan gangguan kepribadian dan gangguan retardasi mental. Maka pada
aksis II tidak ada diagnosis.
Lanjutan..
Aksis III
tidak ditemukan penyakit organobiologik pada pasien
Aksis IV
masalah dengan primary support group
Aksis V
Pada pasien didapatkan gangguan dalam reality testing
atau gangguan dalam beberapa bidang kedidupan
seperti pekerjaan, sekolah, hubungan keluarga, tidak
mampu bekerja. Maka pada aksis V didapatkan GAF
(Global Assesment of Functioning) 40-31.
Diagnosis
multiaxial
Diagnosis
Banding • Aksis I F20.1
• Aksis II Tidak ada
• Skizofrenia Hebrefrenik
• Aksis III Tidak ada
(F20.2)
• Skizoafektif (F.25)
• Aksis IV Masalah dengan
primary support group
• Gangguan Depresi
• GAF 40-31
Berat dengan gejala
psikotik (F.32.3)
Prognosis
• Elizac 20 mg 1x1
• Trihexyphenidyl 2 mg 1x1 Farmakoterapi
• stelosi 5 mg 2x1
b) “delusion of control
c) Halusinasi auditorik
f) arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),
g) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posis tubuh tertentu
h) gejala-gejala “negative
Pembahasan
Bagaimana tatalaksana pasien
dengan skizofrenia paranoid ?
Farmakoterapi
1. Stelosi 5 mg 2x1
Mekanisme kerja : Stelosi merupakan obat antipsikosis golongan tipikal yaitu
grup phenothiazine. Antipsikosis golongan tipikal mempunyai afinitas tinggi
dalam mem-blokade atau menghambat pengikatan dopamin pada reseptor
pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonist), hal inilah yang
diperkirakan menyebabkan reaksi ekstrapiramidal yang kuat. Oleh karena
kinerja obat antipsikosis tipikal, maka obat ini lebih efektif untuk gejala
positif, contohnya gangguan asosiasi pikiran (inkoherensi), isi pikir yang
tidak wajar (waham), gangguan persepsi (halusinasi) dibandingkan untuk
terapi gejala negatif.
2.Trihexyphenidil 2mg 1x1
Trihexyphenidil merupakan obat
3. Elizac 20 mg 1x1
antikolinergik. Obat ini menghambat
sistem kolinergik di ganglia basal dan
• Elizac mengandung fluoxetin yang
menghambat aksi neurotransmitter otak merupakan obat golongan SSRI
(SelectiveSerotonin Reuptake
yang disebut asetilkolin. Obat ini mampu Inhibitor). Dalam kasus ini obat ini
membantu mengoreksi keseimbangan berperan sebagai
antidepresan.Mekanisme obat
antara dopamine dan asetilkolin, antidepresan adalah menghambat re-
uptake aminergic neurotransmitter
sehingga dapat mengurangi gejala dan menghambat penghancuran oleh
tremor. Pada pemberian dengan enzim monoamine oxidase sehingga
terjadi peningkatan jumlah aminergic
antipsikosi tipikal, trihexyphenidil neurotransmitter pada celah neuron
yang dapat meningkatkan aktivitas
bertujuan untuk mengurangi efek reseptor serotonin.Efek yang
ditimbulkan oleh obat golongan SSRI
samping ekstrapiramidal yaitu
ini yaitu efek sedasi, efek
pandangan kabur, distonia, dan antikolinergik, efek anti-adrenergik
alfa dam efek neurotoksis.
hipersalivasi.
Terimakasih