Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

PAGET’S DISEASE
Ahmad Fauzan (20360233)
Anita (20360230)
Ariq Nauval Azmi (20360238)
Ega Eryzkia (21360039)
Muhammad Dzakwan (20360200)
Qouwamuna Alannisa (20360231)
Salma Restiany Sabila (21360017)
Sarmilah (20360219)

Pembimbing :

dr. Hamzah Sulaiman Lubis, Sp.B (Onk)


PEMBAHASAN

BAB 1 BAB 2
01 PENDAHULUAN
02 LAPORAN KASUS

BAB 3 BAB 4
03 TINJAUAN PUSTAKA
04 KESIMPULAN
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Penyakit Paget pada payudara, kelainan pada kompleks puting-areola


pertama kali dijelaskan oleh Sir James Paget pada tahun 1874, adalah
penyakit yang tidak biasa, terhitung 1 – 4,3% dari semua karsinoma
payudara. Hal ini sering dikaitkan dengan karsinoma duktal yang
mendasarinya in situ dan atau kanker duktal invasif.

Penyakit payudara Paget telah diakui sebagai entitas klinis yang berbeda
selama lebih dari 120 tahun. Karena kondisi itu sendiri sering tidak
berbahaya dan terbatas pada penampilan permukaan, kadang-kadang
diabaikan, meskipun sebenarnya menunjukkan kondisi mendasar yang
sangat serius, kanker payudara.
BAB 2
02 LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Imelda
Usia : 46 Tahun
Alamat : Dalan Lidang, Panyabungan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Ruangan : Arrijal-CII
No.RM : 376577
Masuk RS : 25-03-2022
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Luka terbuka pada payudara kiri

Riwayat Perjalanan Penyakit

Os Perempuan 46 Tahun datang ke IGD RSU Haji Medan dengan keluhan luka terbuka dengan darah, pus, dan belatung
pada payudara kiri sejak 2 bulan yang lalu. Os juga mengeluh nyeri pada payudara kiri, nyeri dirasakan hilang timbul
dan os merasakan nyeri seperti payudara digigit belatung sejak 1 minggu terakhir. Pada saat nyeri timbul os juga
mengeluhkan adanya cairan seperti air susu keluar dari payudara kanan. Awalnya os tidak menyadari adanya benjolan
pada payudara kiri, namun karna os merasa adanya gejala demam os datang ke Mantri di Desa dan dikatakan adanya
benjolan sebesar 2x telur bebek sejak 6 bulan yang lalu. Benjolan berbentuk lonjong dari puting susu hingga ketiak
dengan konsistensi kenyal seperti ada cairan didalamnya, nyeri (-), perubahan warna kulit payudara (-), kulit seperti
jeruk (-), kelainan pada puting seperti puting tertarik (+), keluar cairan dari puting (+). Kemudian benjolan dirasakan
semakin membesar dan pecah lalu menjadi luka terbuka yang awalnya kecil namun lama kelamaan semakin luas, nyeri,
dan menimbulkan demam. Selain itu, juga mengeluhkan adanya penurunan nafsu makan dan berat badan yang menurun
sebanyak 26 kg dalam 2 bulan terakhir. Os merasa tubuh cepat lelah dan sering terasa sakit. Riwayat menarche saat usia
14 tahun, siklus menstruasi teratur, lama siklus 7 hari, dismenore (-), menopause (-). Os sudah menikah dan mempunyai
anak 5 dengan riwayat menyusui terakhir 15 tahun yang lalu, pemakaian KB suntik (-). Pasien telah diberikan obat
paket 6 bulan oleh Mantri dan diminum rutin hingga habis namun tidak ada perbaikan, sehingga pasien memutuskan
untuk datang ke RS Panyabungan dan telah dilakukan debridement. Riwayat Demam (+), Pusing (-), Lemas (+), Mual
muntah (-), Sesak (-).
ANAMNESIS

RPT RPO R. Alergi


Obat paket 6 bulan dari
Asam urat dan Maag Mantri (Pasien lupa Tidak ada
nama obat)
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Keluarga

Hubungan Diagnosa Keadaan Penyebab


Kesehatan Meninggal
Kakek - - -
Nenek - - -
Ayah - - -
Ibu - - -
Saudara Benjolan pada - -
payudara
Anak-anak - - -
Pemeriksaan Fisik

A. Status Presens

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, GCS 15 (E4V5M6)


Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 146/109 mmHg
Nadi : 123x/menit
Suhu : 36,8°C
Pernapasan : 22x/menit
SpO2 : 99%
Pemeriksaan Fisik
B. Kepala

Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Refleks cahaya (+/+),
Pupil isokor (+/+)
Telinga : Simetris, Sekret (-), Darah (-), Luka robek (-)
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret (-), septum deviasi (-)
Mulut : Tidak terdapat kelainan
Leher : Simetris, normal, KGB tidak teraba membesar
Pemeriksaan Fisik

C. Thorax
Inspeksi : Tampak simetris, pergerakan dada simetris
Ukuran dan bentuk kedua payudara tidak simetris, ukuran payudara kiri
lebih besar daripada payudara kanan. Warna kulit payudara kiri dan kanan tidak sama,
dijumpai luka terbuka pada payudara kiri, luka tampak basah dengan ukuran 10
cm x 7 cm disertai pus (+), darah (+), dan belatung (+).
Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan, kesan normal
Terdapat nyeri tekan (+) pada luka basah dipayudara kiri
Perkusi : Sonor pada paru kiri dan kanan
Auskultasi: Vesikuler pada paru kiri dan kanan. Ronkhi (-), Wheezing (-).
Pemeriksaan Fisik

D. Abdomen
Inspeksi : Simetris, Distensi (-)
Palpasi : Soepel (+)
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Peristaltik usus (+), normal

E. Ekstremitas
Ekstremitas Superior Inferior
Edema - -
Akral Dingin - -
Refleks Fisiologis ++ ++
Refleks Patologis - -
F. Gambar Klinis
Pemeriksaan Penunjang

Hematologi

No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Darah Lengkap

1. Hemoglobin 10.4 13-18 gr/dl

2. Hematokrit 32.6 40-50 %


A. Laboratorium 25/03/2022
3. Leukosit 13.10 4-11 ribu/mm3

4. Trombosit 450 150-440 ribu/mm3

5. Eritrosit 3.91 4.00-5.00 juta/uL

6. PDW 15.4 9.0-13.0 fL

7. RDW-CV 14 11.5-14.5 %

8. MPV 9.4 7.2-11.1 fL

9. PCT 0.421 0.150-0.400 %


Index Eritrosit

1. MCV 83 80-100 fL

2. MCH 27 26-34 Pg

3. MCHC 32 32-36 g/dL

Hitung Jenis Leukosit

1. Basofil 0 0-1 %

2. Eosinofil 7 1-3 %

3. Neutrofil Segmen 68 50-70 %

4. Limfosit 17 20-45 %

5. Monosit 7 4-8 %

Jumlah Total Sel

1. Total Limfosit 2.27 0.58 – 4.47 ribu/uL

2. Total Basofil 0.04 0 – 0.1 ribu/uL

3. Total Monosit 0.94 0.17 – 1.22 ribu/uL

4. Total Eosinofil 0.91 0 – 0.61 ribu/uL


Hemostasis

1. Masa Pendarahan (BT) 3 1–3 menit

2, Masa Pembekuan (CT) 5 2–6 Menit

KIMIA KLINIK

Karbohidrat

1. Glukosa Darah Adrandom 88 < 200 mg/dL

IMUNOSEROLOGI

1. Swab Antigen Rapid Covid-19 Negatif Negatif

2. HIV Non-Reaktif Non- Reaktif

3. HbsAg Negatif Negatif


Pemeriksaan Penunjang

B. Foto Thorax

Hasil Bacaan :
Sinus Costofrenikus dan diafragma normal
Jantung : ukuran dalam batas normal
Paru : corakan bronkovaskuler normal
Tidak tampak kelainan aktif spesifik dan patologis
lainnya.

Kesan : Cor/Pulmo Dalam batas normal


Pemeriksaan Penunjang
C. Patologi Anatomi

Makroskopis :
Diterima jaringan dalam satu wadah dengan volume : 0.5cc, warna : putih keabuan.
 
Mikroskopis :
Sediaan jaringan dari mammae dengan pelapis epitel tatah berlapis yang mengalami
hyperkeratosis dan sebagian besar mengalami destruksi dan disorganisasi. Pada sub
epidermal tampak sel-sel berukuran besar dengan inti bentuk bulat, oval anak inti
menonjol, sitoplasma banyak dan jernih (toker cell) yang sebagian tersebar pada
intra epidermal.
 
Kesimpulan : Suatu Paget’s Disease
Diagnosis Kerja
Paget’s Disease

Diagnosa Banding
1. Dermatitis Atopik
2. Melanoma In Situ
3. Mammary Ductal Ectasia

Penatalaksanaan
A. Tindakan Operatif : Debridenment + Biopsi Mammae (L)
B. Terapi Post Operatif : IVFD RL 20 gtt/menit
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam

Prognosis
Dubia ad Malam
03
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan

• Paget’s disease (PD) atau penyakit Paget adalah adenokarsinoma


intra-epidermal yang menyebabkan terbentuknya ulserasi pada
papilla mammae dan disebabkan oleh kanker payudara sebagai
penyakit utamanya
epidemiologi
• Penyakit Paget pada payudara, kelainan pada kompleks
puting-areola, pertama kali dijelaskan oleh Sir James
Paget pada tahun 1874, adalah penyakit yang tidak
biasa, terhitung 1–4,3% dari semua karsinoma payudara.

• banyak ditemukan pada wanita 1 : 50-200 terutama


sering ditemukan pada decade ke enam kehidupan
(rata-rata pada usia 57 tahun)

• 70% kasus terjadi pada wanita masa menopause.


Gejala klinis
• Unilateral
• Didahului oleh rasa gatal atau panas di papilla mammae
• tanda-tanda iritasi, seperti eritema dan edema, menyebar ke areola mammae dan kulit
di sekitarnya.
• tampak tanda-tanda seperti dermatitis kronik dengan batas tegas, eritema, edema,
skuama kasar, erosi, krusta dan madidans. Kelainan seperti ini dapat berlangsung
berbulan-bulan hinggga bertahun-tahun.
• Pada tahap lanjut terdapat infiltrate, ulserasi dan retraksi pada papilla mammae

• Metastasis sudah dapat terjadi pada tahap dini secara limfogen sehingga sangat
perlu pemeriksaan teliti kelenjar getah bening
Diagnosis
Anamnesa

Gejala klinis

Histopatologi: Penyakit Paget pada pemeriksaan histopatologi akan ditemukan sel


Paget dengan karakteristik yaitu sel besar, bulat, pucat pada pewarnaan,
mempunyai inti sel yang besar dan tidak ditemukan jembatan interseluler
Gambaran histopatologi
Mammary Paget’s disease

Sel-sel karsinoma membentuk pita di epidermis


Penyakit Paget pada puting susu dengan ulserasi dalam dan mereka tersebar secara individual di
Penyakit Paget pada puting susu. Sarang dan kelompok
superfisial. Sel-sel tumor memiliki banyak seluruh epitel skuamosa. Susunan lacunar sel
sel Paget ganas sebagian besar melibatkan lapisan
sitoplasma pucat, inti pleomorfik dan hiperkromatik karsinoma umumnya terlihat pada penyakit
epidermis bagian bawah. Epidermis dapat terkikis dan
dengan nucleolus yang menonjol. Figur mitosis Paget. Infiltrat limfositik yang luas dengan
hiperplastik
terlih keterlibatan sebagian besar terkonsentrasi di
epidermis yang dalam
Diagnosis Banding

• Melanoma maligna
• Dermatitis kronis
• Psoriasis
• Karsinoma sel basal
• Mammary ductal ectasia
• Penyakit bowen
• Dermatitis atopic
• Dermatitis kontak
Penatalaksanaan

MPD tanpa karsinoma MPD dengan ukuran


invasif Massa tumor yang luas

• pembedahan • mammogram (+), biopsi


konservatif berupa (+) dan MRI dengan bukti
eksisi kompleks pada adanya tanda keganasan
papilla atau areola • terapi pilihannya adalah
mammae dengan mastektomi parsial
radiasi adjuvant maupun total
prognosis

• Prognosis MPD adalah dubia


• Faktor yang mempengaruhi prognosis buruk pada MPD teraba massa tumor,
pembesaran kelenjar getah bening, tipe histopatologi tumor dan usia kurang
dari 60 tahun
Kesimpulan
• Penyakit Paget pada puting merupakan penyakit yang sering terjadi dengan didahului
karsinoma pada jaringan payudara. Meskipun begitu masih terdapat penyakit Paget yang
sel ganasnya hanya terisolasi di puting tanpa keganasan di jaringan payudara dengan
insidensi yang sangat rendah.

• Secara klinis, perjalanan penyakit pasien bermula dengan lesi menyerupai eksema dan
rasa gatal. Pada tahap lebih lanjut, lesinya berupa retraksi dan adanya discharge serosa
ataupun darah
• Untuk diagnosis penyakit ini dibutuhkan pemeriksaan sitologi apusan aspirasi dan diikuti
pemeriksaan histopatologi paska pembedahan.

• Prognosis angka kelangsungan hidup paska pembedahan lebih baik pada penyakit
Paget yang terisolasi pada puting dibandingkan yang disertai dengan karsinoma di
jaringan payudara
Terimakasiihhhhh..

Anda mungkin juga menyukai