Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS

HEMATURIA E.C. SUSPEK BSK

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti Ujian Profesi


Kedokteran Bagian Ilmu Bedah
RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Disusun Oleh:
Ahmad Ma’ruf Muttaqin Aminanto
18712050

Pembimbing:
dr. Nugroho Kuswardono, Sp. B

SMF ILMU BEDAH


RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KAB. WONOGIRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Nama Dokter Muda : Ahmad Ma’ruf Muttaqin Aminanto NIM: 18712050


Stase : Ilmu Bedah

Identitas Pasien
Nama / Inisial : Sdr. D No. RM: 674***
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Diagnosis/ kasus : Hematuria e.c suspek Batu Saluran Kemih
Pengambilan kasus pada minggu ke : 10
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya
wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Bioetik
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang
diambil).
Keluhan utama: Sakit saat kencing
Pasien datang ke IGD pada malam hari tanggal 27 September 2019 dengan keluhan sakit
saat kencing. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 hari SMRS. Keluhan sakit dirasakan pasien
hilang timbul, muncul terutama saat ingin mengeluarkan kencing. Rasa sakit dirasakan oleh
pasien di perut bagian bawah yang menjalar hingga ke pinggang kiri. Rasa sakit dirasakan
hingga mengganggu aktivitas pasien. Pasien juga mengeluhkan bahwa ia kencing disertai darah
1 hari ini. Saat ia kencing ia merasa sangat sulit dan sakit disertai ada darah dan butiran seperti
pasir yang keluar dari kencingnya. Pasien juga mengeluhkan mual namun tidak sampai muntah
disertai badan yang ‘nggregesi’. Awal mulanya pasien berangkat dari Jogja ke Wonogiri pagi

2
hari menaiki motor, namun ditengah perjalanan ia merasa sakit hingga keringat dingin dan rasa
nyeri yang tidak tertahankan di perut bagian bawahnya sehingga ia berhenti di rumah temannya
di daerah Tawangsari untuk kencing disana dan meminta pertolongan.
Saat di IGD pasien dipasang kateter urin kemudian didapatkan urin sebanyak 600 mL
berwarna kuning keruh bercampur darah. Sebenarnya 1 tahun yang lalu pasien pernah
merasakan keluhan serupa saat ia masih sekolah di SMA, hingga pasien pingsan dan dibawa ke
dokter oleh guru dan teman-temannya kemudian dikatakan oleh dokter bahwa ia dicurigai sakit
batu ginjal. Ayah dan Pakdhe pasien juga pernah mempunyai keluhan serupa seperti pasien dan
didiagnosis oleh dokter terdapat batu di saluran kencingnya, namun saat ini sudah tidak terdapat
keluhan lagi. Pasien merupakan seorang mahasiswa semester 1 yang berkuliah di Jogja.
Kebiasaan makan pasien diakui sebanyak 3x sehari dengan menu yang bervariasi terutama
daging dan ayam, pasien suka makan bermacam-macam sayur. pasien mempunyai kebiasaan
minum air putih cukup sedikit, ia mengaku biasanya hanya minum saat sesudah makan dan
sekitar jam 10 pagi, masing-masing 1 gelas. Pasien gemar meminum kopi hampir tiap malam
untuk menemani mengerjakan tugas. Pasien juga mempunyai kebiasaan minum-minuman
kemasan berasa, ia mengaku 2 hari sekali ia minum. Pasien saat ini merokok (+), riwayat
konsumsi alkohol (-).
Hasil pemeriksaan fisik pasien:
- Keadaan umum: tampak sakit sedang
- Kesadaran: compos mentis
- Vital Sign:
 Tekanan darah : 126/75 mmHg
 Suhu : 36.7◦C
 Nadi : 80 kali / menit
 Nafas : 16 kali / menit
- Antropometri
- BB = 85 kg
- TB = 175 cm
- BMI = 27,8
- Status generalis:
a. Pemeriksaan Kepala:
Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
b. Pemeriksaan Leher:

3
Inspeksi : benjolan abnormal (-), perubahan warna (-)
Palpasi : massa (-), perbesaran KGB (-), trakea simetris, perbesaran kelenjar
tiroid (-),
Pemeriksaan Thoraks:
Pemeriksaan Thorax Secara Umum
Inspeksi : Normochest , bekas luka (-), simetris kanan dan kiri
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak, dinding abdomen sejajar dengan thorak.
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC V linea mid klavikularis sinistra, thrill (-).
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : S1-S2 reguler, bising jantung (-)
Pemeriksaan Paru
Inspeksi : Retraksi (-) gerakan dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : fremitus (+/+), nyeri tekan (-), krepitasi (-), pengembangan simetris.
Perkusi : sonor (+/+) diseluruh lapang paru.
Auskultasi : SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
c. Pemeriksaan Abdomen:
Inspeksi : Dinding abdomen sejajar dengan dinding thoraks bulging suprapubik (-)
Auskultasi : Peristaltik 18 x/menit
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan regio hipokondrium dextra (+)
Hepar tidak teraba, lien tidak teraba, ascites (-),
d. Pemeriksaan Urogenital:
Nyeri ketok costovertebra (-/-)
Terpasang kateter urin volume 500 cc berwarna kuning keruh kemerahan
e. Pemeriksaan Ekstremitas:
Akral hangat (+/+),capillary refill time < 2s

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus


Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan zaman Mesir
kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah diketemukan batu pada kandung kemih seorang mumi.
Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di

4
Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di negara-negara
berkembang banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak
dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas; hal ini karena adanya pengaruh status gizi
dan aktivitas pasien sehari-hari.
Di Amerika Serikat 5-10 % penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di
seluruh dunia rata-rata terdapat 1-12 % penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit
ini merupakan tiga penyakit terbanyak di bidang urologi di samping infeksi saluran kemih dan
pembesaran prostat benigna.
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran
urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang
masih belum terungkap (idiopatik).
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang
berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan
di sekitarnya.
Faktor intrinsik itu antara lain adalah:
1. Herediter (keturunan): penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya
2. Umur: penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30 – 50 tahun
3. Jenis kelamin: jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan.
Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah:
1. Geografi: pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih
tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan
daerah Bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih
4. Diet: diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran
kemih.
5. Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau
kurang aktifitas atau sedentary life.

5
3. Refleksi dari aspek etika moral / sosial ekonomi/bioetik beserta penjelasan evidence /
referensi yang sesuai *
pilihan minimal satu
Aspek bioetik:
Dalam menangani pasien dokter harus selalu menerapkan empat kaidah dasar bioetika
menurut Beauchamp dan Childress (2001)
1. Respect for autonomy (menghormati autonomi pasien)
Dasar respect for autonomy berkaitan dengan rasa hormat terhadap manusia dengan
segala karakteristik yang dimilikinya, dimana ia berhak meminta dan mengerti. Jadi
meskipun pasien berlatar pendidikan apapun, sosial ekonomi menengah, kebawah
maupun ke atas maka sebagai dokter kita wajib memegang prinsip ini. Pasien
merupakan seorang mahasiswa yang sudah berusia 19 tahun, yang sebenarnya sudah
mampu memilih tindakan apa yang akan dilakukan kepada dirinya berdasarkan
pilihan dokter. Sehingga sebagai seorang dokter kita harus memahami bahwa pasien
sudah berhak memilih sendiri.
2. Beneficence (berbuat baik)
Beauchamp dan Childress menulis bahwa dalam bentuk yang umum dasar-dasar
beneficence mempunyai tujuan untuk membantu orang lain melebihi kepentingan dan
minat mereka. Sebagai dokter perbuatan baik kepada pasien harus selalu ditekankan.
Memberikan pengobatan yang sesuai, memberikan pemahaman, dan selalu berharap
perbaikan keadaan pasien meskipun dalam keadaan yang sulit, hal ini merupakan
bentuk dari beneficence. Dalam kasus pasien ini perbuatan baik yang dilakukan
adalah memberikan penanganan kegawatdaruratan agar pasien bisa mengeluarkan
kencing dengan cara memasang kateter urin dan diberikan tatalaksana obat anti nyeri
setelah itu dikonsultasikan kepada dokter spesialis urologi untuk penanganan lebih
lanjut.
3. Non-maleficence (tidak merugikan orang lain)
Tujuan prinsip ini terutama untuk melindungi orang yang tidak mampu atau orang
yang non otonom. Prinsip ini harus dipegang yang maknanya berarti keharusan untuk
tidak melukai orang lain lebih kuat dibanding keharusan untuk berbuat baik. Jadi
jangan pernah kita melukai orang lain. Apapun yang diperbuat harus diperhitungkan
untung dan ruginya untuk pasien, jangan pernah pasien lebih rugi. Kasus ini pasien
telah dilakukan pemasangan kateter sehingga pasien sudah berkurang rasa sakitnya,

6
semisal pemasangan keteter akan menimbulkan kerugian yang lebih besar
dibandingkan tidak memasang, maka dokter tidak boleh memaksakan kehendak untuk
tetap memasang kateter
4. Justice (keadilan)
Kesamaan merupakan inti dari justice, menurut Aristoteles justice sebenarnya lebih
dari kesamaan karena bisa jadi ketika seseorang telah melakukan hal yang sama pada
orang lain, maka lainnya akan merasa tidak adil. Konsep ini melihat bahwasannya
pasien dengan latar belakang apapun, kelas apapun dan jabatan apapun harus
diberlakukan secara adil antara satu dengan lainnya. Sehingga pertolongan yang
diberikan harus adil antara 1 pasien dengan pasien lain. Kasus pasien ini yakni ia tidak
bisa kencing dan merasa sakit, sehingga harus dilakukan pemasangan kateter dan
diberikan tatalaksana antinyeri. Semisal di IGD terdapat pasien dengan keluhan
serupa namun secara status lebih dari pasien ini, maka berdasarkan prinsip ini setiap
pasien harus diberlakukan secara sama tanpa membedakan status sosial.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai


Kasus ini pasien mengeluh tidak bisa kencing dan jika kencing rasanya sakit sekali,
padahal pada manusia yang sehat kencing adalah hal yang biasa yakni sebagai sarana untuk
membuang zat-zat metabolit tubuh. Manusia baru merasakan bahwa tidak bisa kencing adalah
hal yang tidak nyaman, sedangkan saat sehat ia tidak menyadarinya bahwa nikmat kencing hal
yang luar biasa.
Hal ini tertuang pada hadits yang diriwayatkan oleh Al bukhari dari Ibnu Abbas:

ِ ِ َّ‫الن‬، ُ‫الص َّح ِة‬


ِ َ ‫اس ِمنَِ َكثِيرِ فِي ِه َما َم ْغبُونِ نِ ْع َمت‬
ِ‫ان‬ ِ ‫غ‬ ُِ ‫َو ْالفَ َرا‬
”Ada dua kenikmatan di mana banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu
senggang.”
Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman dalam alquran yang menjelaskan mengenai
kesempurnaan manusia dengan sistemnya yang ada.
Allah berfirman dalam surah At Tin ayat 4

ِ‫سانَِ َخلَ ْقنَا لَ َق ْد‬ ِ ْ ‫ن فِي‬


َ ‫اْل ْن‬ َ ‫تَ ْق ِويمِ أَ ْح‬
ِِ ‫س‬
ِ ْ ‫ } لَقَدْ َخلَ ْقنَا‬Dan sungguh kami telah menciptakan diri manusia itu { ‫فِي‬
َ ‫اْل ْن‬
Yang artinya: { َ‫سان‬
َ ْ‫ } أَح‬pada bentuk yang paling sempurnya dan paling indah, bentuk ciptaan Allah ‫ﷻ‬
‫س ِن تَ ْق ِويم‬
yang paling indah adalah bentuk tubuh manusia, yaitu makhluk yang paling indah dimuka

7
bumi, keseimbangan bentuk, dan parasnya yang sangat indah.
Allah ‫ ﷻ‬juga berfirman dalam surah lain:

{ِ‫ِر َّكبَ َك‬


َ ‫ورةِ َماِشَا َء‬
َ ‫ص‬ُ ِِ‫ِفِيِأَي‬,ِ‫اكِفَعَ َدلَ َك‬ َ َ‫ِ}ِالَّذِيِ َخلَقَ َكِف‬
َ ‫س َّو‬
(Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan
(susunan tubuh) mu seimbang, Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun
tubuhmu) [ Al-Infitar: 7- 8 ].
Pasien menceritakan bahwa ia kurang dalam minum air putih dan gemar membeli air
minum berenergi hampir tiap harinya, hal ini sudah allah jelaskan dalam alquran surah al
baqarah ayat 168 dan al maidah ayat 88

ِ‫اِو ًَلِتَتَّبِعُوا‬ َ ِ‫ضِ َح ََل اًل‬


َ ‫طيِبا‬ ِ ‫يِاْل َ ْر‬
ْ ِ‫واِم َّماِف‬ ِ ُ‫اسِ ُكل‬ ُ َّ‫يَاِأَيُّ َهاِالن‬
ِ‫انِِۚ ِإنَّهُِلَ ُك ْمِ َعد ٌُّوِ ُم ِبين‬
ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ط َواتِِال‬ ُ ‫ُخ‬

Artinya
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.( Al baqarah:168)

َِ‫َِّللا ِالَّذِي ِأ َ ْنت ُ ْم ِ ِب ِه ِ ُمؤْ ِمنُون‬


َ َّ ‫ِواتَّقُوا‬ َ ِ ‫َِّللاُ ِ َح ََل اًل‬
َ ِۚ ‫ط ِيباا‬ َّ ‫ِرزَ قَ ُك ُم‬ ِ ‫َو ُكلُوا‬
َ ‫ِم َّما‬
Artinya:
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (Al maidah; 88)

8
Umpan balik dari pembimbing

Wonogiri, 1 Oktober 2019


Dokter Pembimbing Klinik, Dokter Muda,

dr. Nugroho Kuswardono, Sp. B Ahmad Ma’ruf Muttaqin Aminanto

Anda mungkin juga menyukai