PENDAHULUAN
1
didiagnosis menderita osteoartritis (Soenarto, 2010). Gejala OA lutut lebih tinggi
terjadi pada wanita dibanding pada laki-laki yaitu 13% pada wanita dan 10% pada
laki-laki. Murphy, et.al mengestimasikan risiko perkembangan OA lutut sekitar
40% pada laki-laki dan 47% pada wanita. Oliveria melaporkan rata-rata insiden OA
panggul, lutut dan tangan sekitar 88, 240, 100/100.000 disetiap tahunnya. Insiden
tersebut akan meningkat pada usia 50 tahun keatas dan menurun pada usia 70 tahun
(Zhang dan Jordan, 2010). Studi kohort di Framingham, 6,8% orang berusia 26
tahun ke atas memiliki gejala osteoartritis pada tangan dengan rata-rata laki-laki
3,8% dan wanita 9,2%. NADW memperkirakan 13 juta populasi di Amerika yang
berusia 26 tahun keatas memiliki gejala OA pada tangan, OA pada lutut
diperkirakan sebanyak 9,3 juta (4,9%) dan OA pada panggul sebanyak 6,7%.
Johnston Country Osteoarthritis (JoCo OA) Project, sebuah studi tentang OA pada
lutut dan panggul 43,3% pasien mengeluhkan rasa nyeri dan kekakuan pada sendi.
Hal ini disebabkan penebalan pada kapsul sendi dan perubahan bentuk pada
osteofit (Murphy dan Helmick, 2012).
1.2 Tujuan
2
BAB II
STATUS PASIEN
IDENTITAS PENDERITA
Umur : 60 tahun
2.2 ANAMNESA
Keluhan Utama
Nyeri pada lutut kiri sejak 3 bulan sebelum pasien datang ke puskesmas.
3
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan keluhan seperti ini sudah dirasakan hilang timbul
sejak 3 bulan terakhir.
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah berobat di klinik dan diberi obat asam mefenamat.dan rutin
mengkonsumsi amlodipine tablet 5mg.
Riwayat Alergi
Riwayat alergi makanan, obat dan cuaca tidak ada.
1. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
2. RESUME
Laki -laki 71 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lutut kiri sejak 3 bulan
sebelum pasien datang ke puskesmas. Awalnya nyeri masih bisa ditahan, lama-
kelamaan pasien merasakan susah untuk ditahan. kekakuan di pagi hari pada lutut
kirinya. sering mengangkat galon air untuk minum dirumahnya sendiri perasaan
tidak enak di perutnya tapi tidak sampai muntah.
5
Pasien mengatakan ayahnya mengalami keluhan yang sama. Riwayat
hipertensi pada ayahnya. dan riwayat diabetes mellitus pada ibunya.
Pasien merupakan pensiunan pemadam kebakaran. Dirumah pasien hidup ber
6 dengan anak dan cucu pasien. pasien lebih sering di tinggal dirumah sendiri karena
anggota keluarga lain melakukan aktivitas di luar. maka dari itu pasien sering
membersihkan rumah sendiri dan mengangkat galon sendiri. Pemeriksaan Fisik :
Tekanan darah : 150/90 mmHg, pada status lokalis adanya nyeri saat digerakan dan
krepitasi
3. DIAGNOSIS
1. Atralgia e.c susp Osteoartritis ( dd/ Rheumatoid Arthiritis )
2. Dyspepsia
3. Hipertensi grade I
5. PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
Edukasi :
Olahraga: jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang tidak
memberi beban terhadap sendi, seperti olahraga akuatik, jalan cepat, tai chi,
dan aerobik
Penurunan berat badan: dilakukan pada pasien OA simtomatik dan pasien
dengan IMT > 25 kg/m2, dengan target IMT 18,5 – 25 kg/m2
Diet rendah kalori
Fisioterapi: dapat dilakukan untuk memperkuat otot dan memperluas ROM
Penggunaan alat bantu gerak
b. Medikamentosa
Analgetik : Natrium Diklofenak Tab 50mg 3x1 hari (prn )
H2Blocker : ranitidine tab 150mg 2x1 hari ( prn )
Calcium channel Blocker : Amlodiphine tab 10 mg 1x1 setiap hari
6
6. PROGNOSIS
a. Qua Ad Vitam : Dubia ad Bonam
b. Qua Ad Functionam :Dubia ad Bonam
c. Qua Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
7
BAB III
Anak Penderita
Nama : Tn Ricky
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : konsultan
Pendidikan : S2
Menantu Penderita
Umur : 39 tahun
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1
Cucu Penderita
Nama : azka
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : mahasiswa
Pendidikan : kuliah
8
Cucu Penderita
Nama : Rini
Umur : 13 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMP
Cucu Penderita
Nama : Asyifa
Umur : 9 tahun
Pekerjaan : pelajar
Pendidikan : SD
9
3.3 PROFIL KELUARGA DAN STRUKTUR
Jumlah Anggota 6 Orang
Keluarga inti
Nama Ayah : Tn. M Febrial 60 tahun kepala
R keluarga
Anak : Tn. Ricky 39 tahun
Cucu :
- Azka 20 tahun
- Rini 13 tahun
9 tahun
- Asyifa
10
3.4 ASPEK PERUMAHAN
a. Aspek perumahan.
1. Luas tanah : 6x10 m2.
2. Luas bangunan : 6x10 m2, 3 ruang tidur, 2 kamar mandi
3. Lantai : keramik.
4. Atap : Asbes
5. Ventilasi : baik
6. Pencahayaan :baik
7. Temperatur : sejuk
8. Kelembapan : baik
9. Kebisingan : Tidak bising
10. Fasilitas dalam rumah sehat :
Fasilitas Ya Tidak
PAM
Pembuangan tinja
Pembuangan air limbah
Pembuangan sampah
Fasilitas dapur
Ruang keluarga
11
9. Makan buah dan sayur setiap hari
10. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
11. Tidak merokok di dalam rumah
GAYA HIDUP
- Jarang berolahraga
- Asupan makanan tidak
seimbang
PERILAKU KESEHATAN
- Higiens pribadi dan
lingkungan baik LINGKUNGAN
- Kurangnya PSIKOSOSIO-EKONOMI
pengetahuan FAMILY - Pendapatan keluarga
terhadap posisi tinggi
ergonomic pada - Kehidupan social dengan
saat mengangkat lingkungan baik
benda berat
Tn. S
- Nyeri lutut kiri
PELAYANAN KESEHATAN - Rasa nyeri yang
- Jarak rumah ke menjalar dari LINGKUNGAN KERJA
pelayanan pinggang hingga Tidak ada
kesehatan cukup ujung kaki
jauh - Dyspepsia
- Tekanan darah
tinggi
LINGKUNGAN FISIK
- Ventilasi &
FAKTOR BIOLOGI penerangan dalam
- Usia >60 tahun rumah baik
- Obesitas - Keadaan rumah
bersih.
KOMUNITAS
- Pemukiman di lingkungan antar
tetangga tertata rapih
-
12
3.7 DIAGNOSIS KELUARGA
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME
Keluarga inti Sering Nyeri pada Aktivitas
dengan 6 orang mengangkat lutut berkurang
Ayah menderita beban berat hipertensi
OA + hipertensi Asupan makanan
Usia >60th tidak seimbang
Pasien datang berobat ke Puskesmas biaya pengobatan yang gratis dan keluhannya tak
kunjung sembuh. Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik di dapat kan hasil nyeri pada sendi lutut
kiri dan tekanan darah tinggi didapatkan diagnosis pasien adalah Atralgia dan
hipertensi.
pasien)
Pasien berusia >60 tahun. Pasien kurang mengetahui penyakit yang dideritanya.
Pasien jarang kontrol ke puskesmas karena tidak ada yang mengantar pasien. Pasien
berobat ke puskesmas jika keluhannya sudah tidak mempan dengan obat yang dibeli
di warung atau apotik. Pasien lebih sering makan daging dan kurang makan sayur dan
buah-buahan.
13
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien).
Kurangnya pengetahuan keluarga akan kesehatan, sikap keluarga yang tidak paham
Diagnostik Holistik : Pasien datang berobat ke Puskesmas biaya pengobatan yang gratis dan
keluhannya tak kunjung sembuh. Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan
dapat berkurang dengan bantuan dokter di puskesmas. Pasien memiliki kekhawatiran jika penyakitnya
dapat menjadi beban keluarga. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik di dapat kan hasil nyeri
pada sendi lutut kiri dan tekanan darah tinggi didapatkan diagnosis pasien adalah Atralgia dan
hipertensi. Pasien berusia >60 tahun. Pasien kurang mengetahui penyakit yang dideritanya. Pasien
jarang kontrol ke puskesmas karena tidak ada yang mengantar pasien. Pasien berobat ke puskesmas
jika keluhannya sudah tidak mempan dengan obat yang dibeli di warung atau apotik. Pasien lebih
sering makan daging dan kurang makan sayur dan buah-buahan. (tingkat kesulitan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental) , mampu melakukan
pekerjaan ringan
14
3.9 PENATALAKSANAAN
diharapkan
hipertensi tidak
lain berat
15
cara konsumsinya
-serta rutin
berolahraga
ringan seperti:
jalan, renang,
dll selama
minimal 45
menit
- obat
digunakan
sesuai aturan
dan kembali
kontrol.
16
Aspek - Menganjurkan Pasien Saat Keluarga Bersedia
menjaga pola
makan dan
kesehtan
- Menganjurkan
keluarga
memberikan
perhatian kepada
pasien
hindari mengindari
mengangkat mengangkat
pekerjaan berat
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga Tn. M Febrial R memiliki tingkat kesehatan dan pemahaman tentang
kesehatan yang kurang baik. Terlihat dari gaya hidup yang dijalani dan keadaan sekitar
pasien . Keluarga ini memiliki rumah yang sesuai dengan kriteria. Perekonomian yang
cukup baik. Hanya kurangnya aktivitas fisik dan pengaturan pola makan yang belum baik.
4.2 Saran
Sebaiknya kita sebagai calon dokter pelayanan primer yang mungkin saja akan
menjadi seorang dokter keluarga jika nanti sudah menjadi dokter yang sesungguhnya
dapat lebih memperhatikan keadaan masyarakat binaannya serta meningkatkan mutu
kesehatan bukan hanya sekedar dengan edukasi saja, namun kita juga harus dapat
memberikan solusi bagi setiap permasalahan yang ada pada masyarakat tersebut serta
lingkungannya, sehingga kualitas kesehatan yang diharapkan akan tercapai dengan baik.
Untuk keluarga Tn. Febrial lebih diberikan pemahaman pasien tentang penyakit
yang dideritanya dan pasien mau berobat dan menjaga asupan makanan. Dan tidak
melakukan pekerjaan yang berat. Pasien juga harus minum obat secara rutin dan teratur
sesuai petunjuk dokter. Serta keluarga pasien harus memahami kondisi pasien dan
memberi perhatian lebih kepada pasien agar dapat menjaga pola makan pasien dan
memahami kondisi pasien.
18
FOLLOW UP
19
mengurangi asupan garam. Pasien
o
O: T:130/70 mmHg N: 89 x/menit S: 36,6 C P: 20 x/m
Kepala: Normocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah
dicabut.
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Reflek
Pupil (+/+), Isokor, d= 3 mm, edema palpebra (-/-),
pegerakan mata ke segala arah baik.
Hidung: Epistaksis (-/-), septum deviasi (-), sekret (-/-)
Telinga: Normotia, nyeri tekan daun telinga (-/-), serumen (-
/-).
Mulut: Mukosa bibir lembab (+), stomatitis (-), faring
hiperemis (-)
Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Thoraks: Simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, suara
napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi
jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: supel, BU (+), perkusi timpani, nyeri tekan
abdomen (-), turgor kulit dalam batas normal
KGB inguinal bilateral tidak teraba.
Ekstremitas: Akral hangat (+), sianosis (-), CRT < 2 dtk,
edema pada tepi kuku (-), onikolisis (-)
A: Atralgia + Hipertensi
P: Lanjutkan terapi
20
LAMPIRAN
21
22