JAKARTA
LAPORAN KASUS
“AMEBIASIS”
DiajukanKepada :
Pembimbing : dr. Bartholomeus Susanto Sp.Pd
Disusun Oleh :
Hendra leofirsta 1320221103
1
LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN
PENYAKIT DALAM
AMEBIASIS
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
di Bagian Penyakit Dalam
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Disusun Oleh:
Tanggal :......................................................
Disusun oleh :
Hendra Leofirsta
1320.221.103
Pembimbing
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Entamoeba histolytica ditransmisi terutamanya melalui fecal-
oral secara direk, kontak orang ke orang seperti menukar lampin bayi dan
praktis seksual oral-anal atau indirek melalui ingesti makanan atau
minuman terkontaminasi. Faktor
Universitas Sumatera Utara
A. transmisi fekal-oral ialah higine individu yang buruk
terutama pada anak-anak yang dijaga di tempat penitipan anak-anak,
kemudian institusi seperti penjara, rawat inap psikiatri, dan rumah anak
yatim akibat displin kebersihan yang tidak terjaga. Faktor lain ialah
kawasan water-borne epidemics, diare migrans dan wisatawan serta pria
homoseksual yang melakukan kontak oral-anal. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Umum
Mengetahui tentang penyakit Amebiasis
2. Khusus
a. Menyusun laporan kasus untuk penderita Amebiasis
b. Menjelaskan tentang Amebiasis
c. Menjelaskan pendiagnosaan hingga penatalaksanaan Amebiasis
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Memberikan informasi tentang Amebiasis
2. Melakukan follow-up hingga selesai untk memantau perkembangan
pasien
4
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny I
Umur : 22 tahun
Alamat : Geyongan 02/08 Kandangan Bawen
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status : Menikah
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Status Berobat : Rawat Inap
Bangsal : Teratai
Tanggal Masuk : 5 february 2015
No. RM : 045914- 2015
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan5 february 2015 jam 09.45 di Bangsal Teratai kelas
III RSUD Ambarawa secara autoanamesis.
A. Keluhan Utama : BAB cair
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 4 hari yang lalu, pasien BAB 5-6 kali ± 200 cc, terjadi tiba-
tiba, konsistensi cair, warna coklat, lendir (+), darah (-), nyeri perut (+)
seperti diremas-remas, rasa tidak lega setelah BAB (masih ingin BAB) (-)
Saat ini BAB 5-6 kali ± 200 cc, konsistensi cair, warna coklat,
lendir (+), darah (-), nyeri perut (+), tenesmus (-)
5
Keluhan tambahan : nyeri perut (+) di perut bagian kiri atas
sejak 4 hari yang lalu, seperti ditusuk-tusuk, dirasakan terus menerus,
nyeri berkurang saat makan, mual (+), muntah (-)
6
E. Riwayat pribadi :
1. Riwayat minum obat-obatan bebas : disangkal
2. Riwayat minum jamu : disangkal
3. Riwayat merokok : disangkal
4. Riwayat minum alkohol : disangkal
5. Kebiasaan olahraga : jarang
6. Riwayat kebiasaan jajan di warung : diakui
7. Sumber air minum : dari sumur
F. Riwayat sosial ekonomi
Pasien sudah menikah, bekerja sebagai ibu rumah tangga dan tinggal
bersama suaminya. Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh jamkesmas.
Kesan Ekonomi cukup
- RR : 18x/menit
- BB : 46 kg
- TB : 150 CM
- Status Internus
Kulit : warna sawo matang, petekie (-), turgor kulit menurun(-/-)
7
Kepala : kesan mesocephal, rambut hitam, mudah rontok (-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
3mm
Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-)
Telinga : serumen (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan mastoid
(-/-)
Mulut : bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-), gusi
berdarah (-)
Leher : pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi trakea (-)
Thorax :
Paru
Dextra Sinistra
Depan
1. Inspeksi
Bentuk dada L > AP L > AP
Hemitorak Simetris Simetris
2. Palpasi
Stem fremitus Dextra = sinistra Dextra = sinistra
Nyeritekan (-) (-)
Pelebaran ICS (-) (-)
4. Auskultasi
Suaradasar Vesikuler Vesikuler
Suaratambahan (-) (-)
Belakang
1. Inspeksi
Bentuk dada Dalam batas normal Dalambatas normal
Hemitorak Simetris Simetris
2. Palpasi
Stem fremitus Dextra = sinistra Dextra = sinistra
Nyeritekan (-) (-)
Pelebaran ICS (-) (-)
4. Auskultasi
Suaradasar Vesikuler Vesikuler
Suaratambahan - -
8
Kesan : Paru dalam batas normal
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V LMCS, tak kuat angkat
Perkusi : Batas atas jantung : ICS II Linea parasternal sinistra
Batas Pinggang jantung: ICSIII Linea parasterna sinistra
Batas kiri bawah jantung : ICS V 2 cm medial Linea mid
clavicula sinistra
Batas kanan bawah jantung: ICS IV Linea sternalis dextra
Auskultasi: Bunyi jantung I & II normal &murni, bising (-),
gallop(-)
Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar,
ikterik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen
Tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra
Palpasi : Nyeri tekan (+) hipokondrium sinistra, hepar,lien dan
ginjal tidak teraba
Ektremitas
Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Ptekie -/- -/-
IV. RESUME
9
Pasien datang ke RSUD Ambarawa dengan keluhan BAB cair sejak 4 hari
yang lalu, pasien BAB 5-6 kali ± 200 cc, terjadi tiba-tiba, konsistensi cair, warna
coklat, lendir (+), darah (-), nyeri perut (+) seperti diremas-remas, rasa tidak lega
setelah BAB (masih ingin BAB) (-), mual (+), muntah (+), muntah >5x/hari isi
cairan dan makanan, muntah terjadi beberapa saat setelah makan, lemas (+), BAK
(tidak ada kelainan), nafsu makan menurun, pasien belum pernah memperiksakan
diri ke dokter atau minum obat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah ibu 120/80 mmHg, Nadi
80x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup, Frekuensi napas 20x/menit, reguler,
Suhu 36,8°C,tinggi badan 150 cm , berat badan 46 kg dan status gizi normoweight
(BMI : 20,44). Pada pemeriksaan Internus didapatkan kelainan nyeri tekan di
hipokondrium sinistra.
V. Diagnosa Banding
Disentri amoeba (amebiasis)
Disentri basiler
Colitis
VI. Diagnosa Kerja
GEA dengan dehidrasi ringan
Dyspepsia
VII. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium :- Darah rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 12,6 12-16
Lekosit 7,1 4 -10
Eritrosit 4,69 4,2- 5,4
Hematokrit 41,2 37-43
Trombosit 234 200-400
MCV 84,0 80-90
MCH 28,7 27-34
10
MCHC 34,2 32-36
RDW 11,0 10-16
MPV 8,2 7-11
Limfosit 1,8 1,7- 3,5
Monosit 0,5 0,2- 0,6
Granulosit 5,0 2,5- 7
Limfosit % 25,4 25-35
Monosit % 5,3 4-6
Granulosit % 70,3 50-80
PCT 0,292 0,2-0,5
PDW 13,4 10- 18
KIMIA KLINIK
Gula darah puasa 89 74- 106
Gula darah 2 jam PP 98 <120
Ureum 15,4 10-50
Creatinin 1,1 0,45-0,75
SGOT 15 0-35
SGPT 11 0-35
Protein total 7,2 6-9
Uric Acid 3,78 2-7
Cholesterol 91 <200 dianjurkan, 200-
240 risiko sedang, >240 risiko
tinggi
Trigycerid 74 70-81
SEROLOGI
HbsAg Non reaktif Non reaktif
- Feses rutin
11
Pemeriksaan
Makroskopis
Warna Coklat
Konsistensi Cair
Lendir Positif
Darah Negatif
Mikroskopis
Lekosit 4-6
Eritrosit 1-2
Amuba Positif
Telur cacing Negatif
Sisa makanan Positif
Lain-lain -
12
- Urin rutin
Urin rutin
Warna Yellow
Kekeruhan Clear
Protein urin Negative Negative
Glukosa urin Negative Negative
pH 5,0 5-9
Billirubin urin Negative Negative
Urobilinogen Normal Negative
Berat jenis urin 1.030 1.000-1.030
Keton urin Negative Negative
Lekosit Negative Negative
Eritrosit negative <5
Nitrit negative Negative
Sedimen
Epitel 2-4 <4
Eritrosit 0-1 0-1
Leukosit 3-4 <5
Silinder Negative Negative
Kristal Negative Negative
Lain – lain Bakteri (-)
VIII. Penatalaksanaan
a. Non medikamentosa :
Makan makanan lunak (DL II) rendah serat, oralit
Edukasi tentang penyakitnya
b. Medikamentosa :
Infus RL 20 tpm
13
Inj. ondansetron 3x1 amp (4mg)
Inj. Ranitidin 2x1 amp (50mg)
New diatab 2 tab/BAB max 14 tab
Metronidazol 3x500mg tab
IX. Monitoring
a. Perbaikan kondisi umum pasien
b. Tanda vital pasien
X. Edukasi
a. menjaga pola makan dan kebersihan, jangan sering makan di sembarang
tempat
b. menjaga higine diri sendiri dan lingkungan
XI. Prognosis
Quo ad vitam :ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
Quo ad sanam : ad bonam
Quo ad cosmeticum : ad bonam
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
AMEBIASIS
A. DEFINISI
Amebiasis (disentri amoeba, enteritis amoeba, kolitis amoeba) adalah
penyakit infeksi usus besar yang disebabkan oleh parasit usus Entemoeba
histolytica.
B. CARA PENULARAN
Penularan terjadi melalui berbagai cara, misalnya :
pencemaran air minum, pupuk kotoran manusia, juru masak, vektor lalat
dan kecoak
C. KLASIFIKASI
- carrier (cyst passer),
- amebiasis intestinal ringan (disentri ameba ringan),
- amebiasis intestinal sedang (disentri ameba sedang),
- disentri ameba berat,
- disentri ameba kronik.
D. PATOFISIOLOGI
Masa inkubasi dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan. E.
Histolytica terdapat dalam dua bentuk yaitu kista dan tropozoit yang
bergerak. Penularan terjadi melalui bentuk kista yang tahan suasana asam.
Didalam lumen usus halus, dinding kista pecah mengeluarkan tropozoid
yang akan menjadi dewasa dalam lumen kolon. Tropozoit menginvasi
dinding usus dengan cara mengeluarkan enzimproteolitik, penglepasan
bahan toksik menyebabkan reaksi inflamasi dan terjadi destruksi mukosa.
Selanjutnya timbul ulkus dengan kedalaman mencapai submukosa atau
lapisan muskularis, tepi ulkus menebal dan sedikit reaksi radang. Akibat
invasi amuba ke dinding usus, timbul reaksi imunitas humoral dan imunitas
amebisidal berupa makrofag lymphokine-activated serta limfositsitotoksik
15
CD8. Invasi yag mencapai lapisan muskularis dinding kolon dapat
menimbulkan jaringan dan terbentuk massa yang disebut amuba, sering
terjadi di sekum atau kolon asenden.
E. MANIFESTASI
1. CARRIER :
tidak menunjukkan gejala klinis disebabkan karena ameba yang berada di
dalam lumen usus besar tidak mengadakan invasi ke dinding usus
2. Disentri Ameba Ringan :
- timbulnya penyakit (onset penyakit) perlahan-lahan
- mengeluh perut kembung
- nyeri perut ringan
- diare 4-5 kali/hari, tinja bau busuk, bercampur darah dan lendir
- sedikit nyeri tekan di sigmoid
- jarang nyeri tekan di epigastrium seperti ulkus peptik
- keadaan umum pasien baik
- Demam ringan (subfebril)
- kadang-kadang disertai hepatomegali yang tidak atau sedikit nyeri tekan
3. Disentri Ameba Sedang :
- keluhan dan gejala klinis lebih berat dibanding disentri ringan, tapi
pasien masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari
- tinja disertai darah dan lendir
- Mengeluh perut kram, demam, lemah badan,di sertai hepatomegali
yang nyeri ringan
4. Disentri Ameba Berat :
- keluhan dan gejala klinis lebih hebat lagi
- diare disertai darah yang banyak, lebih dari 15 kali/hari
- demam tinggi (40 C - 40,5 C)
- disertai mual dan anemia
5. Disentri Ameba Kronik
- gejala menyerupai gejala pada ameba ringan
- serangan diare diselingi dengan periode normal atau tanpa gejala
16
- keadaan ini dapat berjalan berbulan-bulan sampai bertahun-tahun
- pasien biasanya menunjukkan gejala neurastenia
- serangan diare biasanya muncul karena kelelahan, demam atau
makanan yang sukar dicerna
F. DIAGNOSIS
Selain menilai gejala dan tanda, diagnosis smebiasis yang akurat
membutuhkan pemeriksaan tinja untuk mengidentifikasi bentuk tropozoit
dan kista serta mengetahui adanya eritrosit. Metode yang paling sering
digunakan adalah teknik konsentrasi dan pembuatan sediaan permanen
stain. Untuk screening cukup menggunakan sediaan basah dengan bahan
saline dan diawarnai lugol agar terlihat jelas. Pemeriksaan endoscopi
bermanfaat untuk menegakkan diagnosis pasien amebiasis akut.
Pemeriksaan penunjang :
- Hasil pemeriksaan tinja yaitu bau busuk, bercampur darah dan lendir,
trofozoit (+)
- sigmoidoskopi dan kolonoskopi berguna untuk membantu diagnosis
penderita dengan gejala disentri terutama bila ada pemeriksaan tinja
tidak ditemukan ameba à Tampak ulkus yang khas dengan tepi
menonjol, tertutup eksudat kekuningan, mukosa usus antara ulkus-ulkus
tampak normal
- Foto rontgen tidak banyak membantu karena ulkus tidak tampak pada
foto polos
17
G. PENATALAKSANAAN
18
19
H. Komplikasi
20
Komplikasi intestisial :
- Perdarahan usus
- Perforasi usus
- Ameboma
- Intususepsi
Komplikasi ekstra intestisial :
- Amebiasis hati
- Amebiasis pleuropulmonal
- Abses otak, limpa dan organ lain
- Amebiasis kulit
BAB IV
21
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
22
1. Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. dkk. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakrta: IPD FKUI. 2006.
FOLLOW UP
23
TANGGA KELUHAN TANDA VITAL TERAPI TARGE
L T
21-10-13 BAB 4x konsistensi TD : 120/80 Medikamentosa Keluhan
cair, lendir (+), mmHg, - Terpi lanjut berkuran
darah (-), mual (+), HR :80 x/mnt, RR: g
muntah (+) 3x isi 20x/mnt, T: 36,7ºC
cairan dan makanan,
lemas (+), pusing
(-), demam (-)
Nyeri perut di
bagian
hipokondrium kiri,
dirasakan seperti
ditusuk-tusuk, terus
menerus, BAK (n)
24
(n), BAK (n) N : 82 x/menit - seperti
Tidak ada keluhan RR : 18 x/menit biasa
T : 36,6oC
25