Oleh:
Maudy Putri Saraswati G99172110
Naurah Asyifa Priandini G99172125
Ridha Hayu Arsaningtyas G99172140
Rari Dewinda Sudarmaji Filiana G991903051
Residen Pembimbing
2
BAB I
STATUS PASIEN
I. ANAMNESIS
A. Identitas penderita
Nama : Nn. DB
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Sewu, Jebres, Surakarta
Golongan Darah : O
No RM : 01450XXX
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Belum menikah
Tanggal Masuk : 9 Maret 2019
Tanggal Periksa : 13 Maret 2019
B. Data dasar
Autoanamnesis dan alloanamnesis dilakukan pada 13 Maret
2019 di Bangsal Penyakit Dalam Flamboyan 8 Ruang 08 C RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
Keluhan utama:
Nyeri kepala memberat sejak 2 hari SMRS.
3
kepala dirasakan hilang timbul, tidak membaik dengan istirahat, dan
memberat dengan aktivitas. Keluhan nyeri kepala disertai pandangan
menjadi ganda jika kedua mata terbuka, tetapi pandangan mata kanan
normal jika mata kiri ditutup dan sebaliknya sejak 4 bulan yang lalu.
Mata kiri hanya dapat melirik ke samping kiri. Mata kiri terasa nyeri
seperti ditusuk dan pedas, mata kanan dalam batas normal. Keluhan
mata merah dan keluar kotoran dari kedua mata disangkal. Daerah
sekitar mata kiri dirasakan menebal, lebih tinggi dari sekitarnya, dan
lebih keras. Pasien sudah memeriksakan diri ke RS Mata Solo dan
dicurigai terdapat tumor di belakang mata.
Pasien merasakan ada benjolan di atas tulang selangka sejak 3
bulan SMRS. Benjolan awalnya hanya sebesar kelereng dan kadang
berpindah, kemudian saat ini benjolan sebesar bola pingpong dan
terfiksir. Benjolan tidak dirasakan nyeri. Kemerahan dan keluar nanah
dari benjolan disangkal.
Pasien juga mengeluh lemas di seluruh badan sejak 1 minggu
SMRS. Lemas dirasakan terus menerus dan memberat dengan aktivitas.
Lemas sedikit membaik dengan istirahat. Keluhan tidak membaik
dengan pemberian makanan dan minuman manis disangkal. Lemas
disertai pusing nggliyer dan pasien merasa menjadi mudah lelah. Mata
berkunang-kunang (+), gusi berdarah (-), mimisan (-), timbul lebam-
lebam di kulit (-), bintik-bintik perdarahan di kulit (-). Demam, sesak
napas, ataupun mual dan muntah disangkal pasien.
Nafsu makan pasien berkurang sejak 4 hari SMRS. Biasanya
pasien makan 3x sehari dan minum air mineral minimal 8 gelas
belimbing, tetapi sejak 4 hari SMRS pasien hanya makan 2-3 sendok
makan tiga kali sehari. Pasien hanya memakan makanan yang hambar
dan tidak mau minum susu. Penurunan berat badan disangkal.
Pasien BAK 6-8x setiap hari, masing-masing ½ - 1 gelas air
mineral, warna kuning jernih. Nyeri saat BAK, BAK berpasir, BAK
berlendir, dan BAK seperti teh disangkal. BAB tidak ada keluhan, 1x
4
setiap hari, warna kuning kecoklatan. BAB darah, BAB lendir, BAB
seperti dempul disangkal.
Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 6 bulan yang
lalu, namun tidak rutin mengkonsumsi obat. Riwayat sakit gula,
penyakit jantung dan asma disangkal.
5
Pohon keluarga pasien
Keterangan:
Laki –laki
Pasien
Perempuan
Meninggal dunia
HT Riwayat Hipertensi
Riwayat kebiasaan
Makan Pasien mengaku mengalami penurunan nafsu
makan. Makan hanya 3 kali sehari dengan
nasi, lauk-pauk, dan sayur hanya 5-6 sendok
setiap makan. Pasien jarang minum susu dan
lebih suka minum teh manis.
Merokok Disangkal
Alkohol Disangkal
Minum jamu Disangkal
6
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 13 Maret 2019 dengan hasil sebagai
berikut:
1. Keadaan umum : Tampak sakit sedang, GCS E4V5M6
2. Tanda vital
Tensi : 155/95 mmHg posisi berbaring
Nadi : 100 kali/menit, reguler, isi dan tegangan
cukup
Frekuensi nafas : 22 kali/menit, reguler
Suhu : 36,50 C
VAS :3
Saturasi : 98% O2 3 lpm
3. Status gizi
Berat badan : 38 kg
Tinggi badan : 148 cm
IMT : 17,3 kg/m2
Kesan : Underweight
4. Kulit : Warna coklat, turgor menurun (-), hiperpigmentasi (-),
kering (-), teleangiektasis (-), petechie (-), ikterik (-),
ekimosis (-), vitiligo regio manus dextra et sinistra dan
abdomen.
5. Kepala : Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah rontok
(+), luka (-), atrofi m. Temporalis (-)
6. Mata :
a. Kanan : Mata cekung (-), konjungtiva hiperemis (-), konjungtiva
anemis (+), sklera ikterik (-), perdarahan subkonjugtiva (-
), diameter pupil 3 mm, reflek cahaya (+), edema palpebra
(-), strabismus (-), eksoftalmus (-)
b. Kiri : Mata cekung (-), konjungtiva hiperemis (-), konjungtiva
anemis (+), sklera ikterik (-), perdarahan subkonjugtiva (-
), diameter pupil 3 mm, reflek cahaya (+), edema palpebra
(-), strabismus (-), eksoftalmus (+)
7
c. Gerakan bola mata:
(+) (-)
(+) (+) (-)
(-)
OD OS
7. Telinga : Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), nyeri
tekan tragus (-/-)
8. Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret (-), darah di hidung (-)
9. Mulut : Sianosis (-), papil lidah atrofi (+), gusi berdarah (-), luka
pada sudut bibir (-), oral thrush (-), lidah kotor (-), tonsil
(T1/T1), bibir kering
10. Leher : JVP R+2 cmH2O, trakea ditengah, simetris, pembesaran
kelenjar getah bening supraclavicula dextra ukuran
2x2x1 cm, konsistensi keras, terfiksir, nyeri tekan (-),
kelenjar tiroid teraba membesar (-), leher kaku (-), distensi
vena-vena leher (-)
11. Thorax : Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada
kanan=kiri, retraksi intercostal (-), pernafasan
abdominothorakal, sela iga melebar (-), pembesaran
kelenjar getah bening axilla (-/-)
12. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat, teraba di SIC V
LMCS
Perkusi : Batas pinggang jantung SIC III LPSS
Batas jantung kiri bawah di SIC V 2 cm dari LMCS
Batas jantung kanan bawah di SIC IV LPSD
Batas jantung kesan tidak melebar
8
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, intensitas normal, reguler,
bising (-), gallop (-)
Kesan: Jantung kesan tidak melebar
13. Pulmo
a. Depan
Inspeksi
- Statis : Normochest, simetris, sela iga tidak
melebar, iga tidak mendatar
- Dinamis : Pengembangan dada simetris kanan =
kiri, sela iga tidak melebar, retraksi
intercostal (-)
Palpasi
- Statis : Simetris
- Dinamis : Pergerakan kanan = kiri, fremitus raba
kiri lebih dominan daripada kanan
Perkusi
- Kanan : sonor
- Kiri : redup mulai SIC 2 ke bawah
Auskultasi
- Kanan : Suara dasar vesikuler normal, suara
tambahan: wheezing (-), ronkhi basah
kasar (-), ronkhi basah halus (-),
krepitasi (-)
- Kiri : Suara dasar vesikuler menurun…..,
suara tambahan: wheezing (-), ronkhi
basah kasar (-), ronkhi basah halus (-),
krepitasi (-)
b. Belakang
Inspeksi
- Statis : Nsormochest, simetris, sela iga tidak
melebar, iga tidak mendatar
9
- Dinamis : Pengembangan dada simetris
kanan=kiri, sela iga tidak melebar,
retraksi intercostal (-)
Palpasi
- Statis : Simetris
- Dinamis : Pergerakan kanan = kiri, fremitus raba
kanan = kiri
Perkusi
- Kanan : sonor
- Kiri : sonor
- Peranjakan diafragma (-)
Auskultasi
- Kanan : Suara dasar vesikuler menurun pada
basal pulmo, suara tambahan: wheezing
(-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah
halus (-), krepitasi (-)
- Kiri : Suara dasar vesikuler menurun pada
basal pulmo, suara tambahan: wheezing
(-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah
halus (-), krepitasi (-)
14. Abdomen :
a. Inspeksi : Dinding perut sejajar dengan dinding thorak,
venektasi (-), sikatrik (+) di regio hipogastrica,
striae (-), caput medusae (-), ikterik (-), papul (-)
b. Auskultasi : Bising usus (+) 12 x / menit
c. Perkusi : Timpani, pekak alih (-), undulasi (-), area traube
timpani
d. Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba,
nyeri ketok kostovertebra (-)
15. Ekstremitas : Akral Dingin Oedem
- - - -
- - - -
10
Superior Ka/Ki : Oedem (-/-), sianosis (-/-), pucat (-/-), akral dingin
(-/-), ikterik (-/-), luka (-/-), kuku pucat (-/-), spoon
nail (-/-), clubing finger (-/-), flat nail (-/-), nyeri
tekan dan nyeri gerak (-/-), deformitas (-/-), palmar
eritem (-), paresthesia (-)
Inferior Ka/Ki : Oedem (-/-), sianosis (-/-), pucat (-/-), akral
dingin(-/-), ikterik (-/-), luka (-/-), kuku pucat (-/-
), spoon nail (-/-), clubing finger (-/-), flat nail (-/-
), nyeri (-/-), deformitas (-/-), paresthesia (-)
11
EPITEL
Epitel Squamous 2–4 /LPB Negatif
Epitel Transisional 0–1 /LPB Negatif
Epitel Bulat - /LPB Negatif
SILINDER
Hyline 0 /LPK 0–3
Granulated - /LPK Negatif
FLOWCYTOMETRY
Kristal 0,3 g/dl 0,0
Yeast Like Cell 0,0 / µl 0,0
Mukus 0,0 /µl 0,0
Sperma 0,0 /µl 0,0
Konduktifitas 13,5 mS/cm 3,0 – 32,0
12
Netrofil 70,30 % 55,00 – 80,00
Limfosit 16,10 % 22,00 – 44,00
Monosit 8,10 % 0,00 – 7,00
KIMIA KLINIK
C. Pemeriksaan EKG
13
D. Rontgen Thorax
Pemeriksaan foto thorax PA dilakukan pada 10 Maret 2019 di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
Cor: CTR tidak valid diukur dan batas kiri jantung tertutup perselubungan.
Pulmo: Tampak opasitas paru inhomogen batas tidak tegas, tepi irreguler
di lobus superior kiri, tampak pula infiltrat disertai air bronchogram di
paracardial kiri.
Sinus costophrenicus kanan kiri tajam.
Heimdiaphragma kanan kiri normal.
Trakhea di tengah.
Sistema tulang baik.
Kesimpulan:
1. Opasitas inhomogen di lobus superior paru kiri suspek massa paru dd
pneumonia
2. Cor tidak valid dinilai
14
RESUME
1. Keluhan utama:
Nyeri kepala memberat sejak 2 hari SMRS.
2. Anamnesis:
Riwayat Penyakit Sekarang
- Nyeri kepala sejak ±4 bulan SMRS, memberat 2 hari SMRS. Nyeri
dirasa berasal dari mata kiri dengan intensitas nyeri seperti tertusuk,
terus menerus, berlanjut ke kepala sebelah kiri 2 hari SMRS. Kepala
bagian kanan juga terasa nyeri namun tidak seberat bagian kiri. Sakit
kepala hilang timbul, tidak membaik dengan istirahat, dan memberat
dengan aktivitas.
- Nyeri kepala disertai pandangan menjadi ganda jika kedua mata
terbuka sejak 4 bulan yang lalu. Mata kiri hanya dapat melirik ke
samping kiri. Mata kiri terasa nyeri seperti ditusuk dan pedas, mata
kanan dalam batas normal.
- Pasien lemas sejak 1 minggu SMRS, terus-menerus, memberat dengan
aktivitas, membaik dengan istirahat, disertai mata berkunang-kunang.
- Pasien merasakan ada benjolan di leher terfiksir sejak 3 bulan SMRS,
tidak nyeri, riwayat benjolan berpindah.
- Nafsu makan berkurang sejak 4 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah sakit serupa. Pasien memiliki riwayat mondok pasca
operasi pengangkatan tumor ovarium pada tahun 1997.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit serupa.
Riwayat Sosial Ekonomi dan kebiasaan
Bekerja sebagai ibu rumah tangga, berobat dengan BPJS, jarang olahraga,
tidak merokok dan minum alkohol, dan makan 3x sehari hanya 5-6 sendok
setiap makan.
3. Pemeriksaan fisik:
KU: Tampak sakit sedang, GCS E4V5M6
15
Tekanan darah: 155/95 mmHg
IMT: 17,3 kg/m2 (underweight)
Mata: konjungtiva anemis (+/+), eksoftalmus (-/+), gerakan bola
mata:
16
IV. DIAGNOSIS ATAU PROBLEM
1. Parese N. III-IV occulli sinistra dd tumor retrobulbar dd meningioma
2. Limfadenopati supraclavicula dd metastase dd limfoma
3. Masa paru sinistra
4. Anemia normokromik normositik dd on chronic disease dd perdarahan
5. Hipertensi stage I
17
RENCANA AWAL
1. Anamnesis:
RPS:
- Nyeri dirasakan berasal dari mata
kiri dengan intensitas nyeri MSCT scan Penjelasan kepada pasien Monitoring
seperti tertusuk, terus menerus, dengan kontras mengenai kondisi, VAS dan
- Diet TKTP 1700 kkal
berlanjut ke kepala sebelah kiri 2 Konsul bagian prosedur diagnosis dan tanda-tanda
- Injeksi Ketorolac 30
hari SMRS. mata tatalaksana beserta peningkatan
g/8jam
- Nyeri kepala disertai pandangan Konsul bagian komplikasi yang dapat tekanan
menjadi ganda sejak 4 bulan yang neurologi terjadi. intrakranial
lalu. Mata kiri hanya dapat
melirik ke samping kiri. Mata kiri
terasa nyeri seperti ditusuk dan
18
pedas, mata kanan dalam batas
normal.
Pemeriksaan Fisik:
- Mata: konjungtiva anemis (+/+),
eksoftalmus (-/+), gerakan bola
mata
Pemeriksaan Penunjang:
-
DD/ Etiologi:
Tumor retrobulbar, Meningioma
orbita
DD/ Komplikasi:
Kebutaan
Limfadenopati supravlavicula dd metastase dd limfoma
19
2. Anamnesis:
RPS:
Benjolan di atas tulang selangka
sejak 3 bulan SMRS
Penjelasan kepada pasien
Pemeriksaan Fisik:
mengenai kondisi,
Pembesaran KGB supraclavicula Monitoring
- FNAB - Diet TKTP 1700 kkal prosedur diagnosis dan
dextra ukuran 2x2x1 cm, progresivitas
- Konsul bedah tatalaksana beserta
konsistensi keras, terfiksir benjolan
komplikasi yang dapat
Pemeriksaan Penunjang: (-)
terjadi.
DD/ Etiologi:
Keganasan, infeksi
DD/ Komplikasi:
Sepsis
Masa Paru Sinistra
3. Penjelasan kepada pasien
- CT Scan Thorax + mengenai kondisi,
Anamnesis: KUVS,
kontras - Injeksi Ketorolac 30 prosedur diagnosis dan
RPS: Saturasi O2
- Konsul Bagian g/8jam (k/p) tatalaksana beserta
-
Paru komplikasi yang dapat
terjadi.
20
Pemeriksaan Fisik:
-
Pemeriksaan Penunjang:
Opasitas inhomogen di lobus
superior paru kiri suspek massa
paru dd pneumonia (RO Thorax)
DD/ Etiologi:
Metastase Keganasan, infeksi
DD/ Komplikasi:
Respirasi distress, Sepsis,
Metastasis
Anemia Normokromik Normositik ec On Chronic Disease dd Perdarahan
4. Penjelasan kepada pasien
Anamnesis:
mengenai kondisi,
RPS: Cek darah
- Cek GDT, - Bedrest tidak total prosedur diagnosis dan
- Lemas di seluruh badan sejak 1 rutin
Retikulosit - Tranfusi 60cc 1 kolf tatalaksana beserta
minggu SMRS
komplikasi yang dapat
- Pusing nggliyer
terjadi.
21
Pemeriksaan Fisik:
Konjungtiva anemis (+/+)
Pemeriksaan Penunjang:
Hb 9,7 g/dL (↓)
MCV 92 /um
MCH 29,3 pg
DD/ Etiologi:
OCD, Infeksi, Perdarahan
DD/ Komplikasi:
Syok hipovolemik
Hipertensi Stage I
22
5. Anamnesis:
RPS:
Riwayat tekanan darah tinggi
sejak 6 bulan yang lalu, namun
Penjelasan kepada pasien
tidak rutin mengkonsumsi obat.
mengenai kondisi, Monitoring
Pemeriksaan Fisik:
Diet rendah garam prosedur diagnosis dan keadaan
TD 140/90 mmHg Cek tekanan darah
Lisinopril 1 x 10mg tatalaksana beserta umum dan
Pemeriksaan Penunjang:
komplikasi yang dapat tanda vital
-
terjadi.
DD/ Etiologi:
Genetik, idiopatik
DD/ Komplikasi:
Gagal jantung, gagal ginjal, stroke
23