Anda di halaman 1dari 32

Bagian Ilmu Kesehatan Anak REFLEKSI KASUS

Fakultas Kedokteran November 2022


Universitas Alkhairaat
Palu

INFEKSI DENGUE

Disusun Oleh:

Moh Vikri Chaikal Yunus, S.Ked


(18 21 777 14 490)

PEMBIMBING:
dr. Dimas Bagus P, M.Ked (Ped), Sp.A

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik


Pada Bagian Ilmu Kesehatan Anak

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

Nama / No Stambuk : Moh Vikri Chaikal Yunus/ 18 21 777 14 490


Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Profesi Dokter
Universitas : Alkhairaat
Judul : Infeksi Dengue
Bagian : Ilmu Kesehatan Anak

Bagian Ilmu Kesehatan Anak


RSU Anutapura Palu
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Palu, November 2022

Pembimbing Dokter Muda

dr. Dimas Bagus P, M.Ked (Ped), Sp.A Moh Vikri Chaikal Yunus, S.Ked

2
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
BAB II REFLEKSI KASUS..................................................................................6
A. Identitas Pasien............................................................................................6

B. Anamnesis....................................................................................................7
C. Pemeriksaan Fisik........................................................................................9
D. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................12
E. Resume.......................................................................................................13
F. Diagnosis....................................................................................................14
G. Diagnosis Banding.....................................................................................14
H. Terapi.........................................................................................................14
I. Follow Up...................................................................................................14
DISKUSI KASUS.................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

Dengue adalah virus yang ditularkan oleh nyamuk dan penyebab


utamanya yaitu virus dengue, virus ini merupakan kelompok arbovirus B,
Flaviviridae, genus flavivirus. Virus dengue mempunyai empat sterotipe yaitu
DEN 1, DEN2, DEN 4. Umumnya infeksi dengue kasus tidak menunjukkan
gejala, penyakit parah dan kematian dapat terjadi. Nyamuk Aedes menularkan
virus dan umum di daerah tropis dan subtropis di dunia. Insiden demam berdarah
telah meningkat secara dramatis selama beberapa dekade terakhir, dan infeksi
sekarang endemik di beberapa bagian dunia. Sekitar 1 dari 20 pasien infeksi
dengue dapat berlanjut menjadi berat bahkan mengancam kehidupan yang dikenal
sebagai severe dengue.12
Data Indonesia memperlihatkan angka kematian dan kecacatan infeksi
dengue pada anak dan remaja lebih tinggi dibanding dewasa. Kasus infeksi
dengue di Indonesia pada tahun 2019 meningkat menjadi 138.127 dibanding
tahun 2018 yang berjumlah 65.602 kasus. Jumlah kematian akibat infeksi dengue
pada tahun 2018 sebanyak 467 orang, namun angka kematian meningkat lagi pada
tahun 2019 menjadi 919 orang. 2
The Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment and Control World
Health Organization 2009 membuat kategori infeksi dengue ke dalam dua sub
grup, yaitu dengue dengan warning signs dan tanpa warning signs. Infeksi dengue
memiliki presentasi klinis yang bervariasi (spektrum klinis luas), dapat disertai
adanya evolusi sehingga kasus pada awal sakit yang tidak menunjukkan warning
signs dapat berkembang menjadi severe dengue.2

4
BAB II

REFLEKSI KASUS

A. Identitas Pasien

1. Nama Pasien : An. FW

2. Jenis Kelamin : perempuan

3. Lahir pada tanggal/umur : 05-05-2010/ 12 Tahun 7 bulan

4. Kebangsaan : Indonesia

5. Agama : Islam

6. Suku Bangsa : Bugis

7. Nama Ibu : Ny. I

8. Usia Ibu : 36 tahun

9. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

10. Pendidikan terakhir ibu : SMA

11. Nama Ayah : Tn. MN

12. Usia Ayah : 46 tahun

13. Pekerjaan Ayah : PNS

14. Pendidikan terakhir ayah : SMA

15. Tanggal masuk ruangan/jam : 11-12-2022

16. Tanggal keluar ruangan/jam : 16-12-2022

17. Jumlah hari perawatan : 6 hari

18. Diagnosis : Demam berdarah dengue

19. Anamnesis diberikan oleh : Pasien dan keluarga pasien

5
20. Family Tree :

Keterangan :
Ayah
Ibu
Pasien

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Demam
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak perempuan usia 12 tahun 7 bulan datang ke rumah
sakit umum Anutapura Palu dengan keluhan Demam. Demam dialami sejak
hari jumaat (tgl 09-122022). Demam dirasakan secara mendadak dan terus
menerus, demam terutama dirasakan dimalam hari, demam turun pada saat
diberi obat penurun panas akan tetapi sekitar 6 jam kemudian naik kembali,
pasien juga mengatakan tidak ada perjalanan ke luar kota sebelumnya. Pasien
juga mengeluhkan nyeri kepala (+), nyeri belakang mata (+), pasien juga
mengeluhkan sesak nafas (+) sejak minggu siang, mual (+), Muntah (+)
sebnayak 5 kali, BAB cair sebanyak 1 kali pada hari jumaat, nyeri perut (+)
Nafsu makan berkurang dan malas minum. Batuk (-), nyeri pada sendi dan
otot (+). Riwayat perdarahan gusi (+), mimisan (+), bintik-bintik merah pada
kulit (+). BAK biasa.

6
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mnegalami varicella, pasien belum pernah menderita
keluhan yang sama sebelumnya dan belum pernah di rawat di rumah sakit
sebelumnya.
4. Riwayat Keluarga
Tidak ada dalam keluarga yang menderita penyakit yang serupa
5. Anamnesis Antenatal dan Riwayat Persalinan
Ibu pasien rutin melakukan kunjungan antenatal care (ANC), tidak
ada keluhan selama hamil. Riwayat kehamilan ibu G2,P2,A0, lahir secara
normal, lahir langsung menangis, dengan berat badan lahir 4000 gram.
6. Penyakit yang sudah pernah dialami
- Morbili : Belum Pernah
- Varicella : Pernah
- Pertussis : Belum Pernah
- Diare : Pernah
- Cacingan : Belum Pernah
- Batuk/Pilek : Pernah
- Lain-lain : Tidak Ada
7. Tumbuh Kembang : Sesuai Usia
8. Anamnesis Makanan Terperinci
- Usia 0 – 6 bulan : ASI + SUFOR
- Usia 6 bulan – 12 bulan : ASI + SUFOR + MPASI
- 12 bulan – sekarang : Makanan biasa yang dikonsumsi
setiap hari dirumah

7
9. Riwayat Imunisasi
Dasar Ulang
Imunisasi
I II III I II III
BCG +
Polio + + +
DPT + + +
Campak +
Hepatitis + + +

Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 tahun Rekomendasi IDAI Tahun 2020

Anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan jadwal pemberian


imunisasi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2020.

8
10. Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan
- Keadaan Sosial :Pasien tinggal bersama nenek, om,
tante dan saudaranya
- Keadaan Ekonomi :Pasien dari keluarga dengan status
ekonomi menengah
- Kebiasaan dan lingkungan :Pasien tinggal di lingkungan
rumah yang kurang bersih dan
banyak genangan air, sanitasi
pada tempat tinggal memadai

C. Pemeriksaan Fisik
Umur : 12 tahun 7 bulan
Berat Badan : 42 kg
Tinggi Badan : 158 cm
Status Gizi :
42 kg
BB/U = x 100% = 102 % BB baik
41 kg
149 cm
TB/U = x 100% = 94% TB normal
158 cm
42 Kg
BB/TB = x 100% = 91 % Gizi Baik
46 kg

1. Keadaan umum : Sakit Sedang


Kesadaran : Compos Mentis GCS (E4M6V5)
Sianosis : (-)
Anemia : (-)
Ikterus : (-)
2. Tanda vital
Denyut nadi : 130 x/menit
Respirasi : 29 x/menit

9
Suhu Axilla : 38,2 C
SpO2 : 97 %

3. Kulit
Warna : Sawo matang
Turgor : Kembali cepat

4. Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Warna hitam, sukar dicabut
Wajah : Sesuai usia
5. Mata
Mata cekung : (-/-)
Air mata : (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterus (-/-)
Pupil : Bulat, isokor oculi dextra 2,5cm/oculi sinistra
2,5cm
6. Telinga
Bentuk : Normal
Otorrhea : cairan (-/-)
Sekret : (-/-)
7. Hidung
Bentuk : Normal
Rinorrhea : (-/-)
Epistaksis : (+)
Pernapasan cuping hidung: (-)
8. Mulut
Bibir : Kering (-)
Mucosa/selaput mulut : Stomatitis (-)
Perdarahan gusi : (+)

10
9. Tenggorokan
Tonsil : T1 / T1 , Hiperemis (-)
Pharynx : Hiperemis (-)

10. Leher
Kelenjar : Pembesaran kel. Limfe (-)
11. Thorax
Bentuk : Normothorax
Retraksi : (-/-)
12. Paru
Inspeksi : Simetris Bilateral
Palpasi : Vocal fremitus kiri=kanan
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
13. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas Jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I & II murni reguller, Gallop (-), Murmur (-)
14. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Nyeri tekan (+) regio umbilical dan hipokondrium
dextra, Organomegali (-)
Perkusi : Tympani (+)
15. Genitalia : Dalam batas normal
16. Anggota gerak : Akral hangat 4 ekstremitas, nadi denyutan kuat
Angkat

11
D. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap : tanggal 11/12/2022
Hasil Nilai Rujukan

WBC 3,6x 103/uL 4,8 – 10,88 x 103


RBC 5,43 x 106/uL 4,7 – 6,1 x 106
HGB 14,5 g/dL 14 – 18 g/dL
HCT 41,8 % 42 – 52 %
MCV 77,6 fL 80 – 99 fL
MCH 27,6 pg 27 – 31 pg
MCHC 34,7 g/dL 33 – 37 g/dL
PLT 98 x 103/uL 150 – 450 x 103/uL
NEUT - 40 – 74 %
LYM 22,1 % 41 19 – 48 %

E. Resume
Seorang anak perempuan usia 12 tahun 7 bulan datang ke rumah sakit
umum Anutapura Palu dengan keluhan demam (febris) yang dialami sejak 3
hari yang lalu. Demam hilang timbul dan hilang saat pasien konsumsi obat
antidemam. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala (cephalgia),pasien juga
mengeluhkan nyeri belakang mata (retroorbital), Batuk (-), mual (+),
muntah (+). Muntah sebanyak 5 kali, berupa makanan yang dimakan, sesak
(+) sejak minggu siang Nafsu makan berkurang dan malas minum. Nyeri
perut (+), nyeri pada sendi dan otot (+). Riwayat perdarahan gusi (+),

12
mimisan (+), bintik-bintik merah pada kulit (+) sebelum dan setelah di
lakukan tes rempelit, BAK lancar
Pemeriksaan fisik ditemukan KU sakit sedang, kesadaran compos
mentis, status gizi baik. TTV: N : 130 x/mnt, RR: 29 x/menit, SB: 38,2 oC,
SpO2: 97%. Pemeriksaan kepala-leher: dalam batas normal. Pemeriksaan
thoraks: normothoraks, pergerakan dada simetris bilateral, vesikuler (+/+),
wh (-/-), rh (-/-), BJ I/II murni regular. Pemeriksaan abdomen: kelainan
dinding abdomen (-), nyeri tekan (+) regio epigastrium, regio umbilical dan
hypocondrium dextra, peristaltik (+) kesan normal, organomegali (-).
Ekstremitas: akral hangat, pulsasi kuat angkat. Pemeriksaan penunjang
laboratorium darah lengkap didapatkan WBC 3600/uL, Hb 14,5 gr/dl,
hematokrit 41,8%, trombosit 98.000, limfosit 22,1%.
F. Diagnosis
- Dengue dengan warning sign
G. Diferensial Diagnosis
- Demam tifoid
- Campak
- Demam Chikunguya
- Leptospirosis

H. Terapi
- IVFD Ringer Laktat 27 tpm/24 jam/makro
- Antipiretik : Inj. Paracetamol drips 500 mg / 8 jam
- Anti emetik : Inj. Ondancentron 8 mg/12 jam
I. Anjuran
- Kontrol darah lengkap
- Analisis feses
- Endoskopi

13
FOLLOW UP
Hari/Tanggal : Senin, 12 Desember 2022
Perawatan Hari :2

S Demam (-), Nyeri perut (+) nyeri kepala (+), mual (+), muntah (+), BAK lancar.

O TANDA TANDA VITAL


Keadaan Umum : sakit sedang
Tekanan Darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nadi : 97 x/menit Suhu : 36.8 ºC
Pernapasan : 24x/menit SpO2 : 97%
SISTEM PERNAPASAN
Retraksi (-), pergerakan dinding dada (+) simetris bilateral,
Bronchovesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur (-),gallop (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Anemis (-), Ikterus (-)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan
(+) regio umbilicus dan hipokondrium dextra, organomegali (-)
SISTEM SARAF
Aktivitas gerak aktif, kesadaran compos mentis, kejang (-)
SISTEM GENITALA
Tidak dilakukan pemeriksaan
ANGGOTA GERAK
Akral hangat 4 extremitas, nadi denyutan kuat angkat
A
Dengue dengan warning sign

P - IVFD Ringer Laktat 27 tpm / makro

14
- Antipiretik : Inj. Paracetamol drips 500 mg (kp)
- Anti emetik : Inj. Ondancentron 6,3 mg/12 jam

Observasi tanggal 12/12/22


Jam Kesadaran TD N S RR Spo2
02.00 CM 87/63 80 36,5 0C 22 98 %
mmHg x/menit x/menit
06.30 CM 94/64 63 36,0 0C 24 98%
mmHg x/menit x/menit
14.45 CM 101/55 77 36,0 0C 22 98%
mmHg x/menit x/menit

Jumlah Urin
Jam Urin
02.55 100 ml
06.37 160 ml
08.47 120 ml
08.58 120 ml
12.10 180 ml
13.11 100 ml
14.00 150 ml
14.30 150 ml
14.55 130 ml
15.30 110 ml
18.00 150 ml
JUMLAH 1470 ml

15
Hari/Tanggal : s e l a s a , 13 Desember 2022
Perawatan Hari :3
Demam (-), nyeri perut (+), nyeri kepala (+), mual (-), muntah (-), malas
S
makan dan minum
O TANDA TANDA VITAL
Keadaan Umum : sakit sedang
Tekanan Darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nadi : 111 x/menit Suhu : 37,3 ºC
Pernapasan : 24x/menit SpO2 : 97%
SISTEM PERNAPASAN
Retraksi (-), pergerakan dinding dada (+) simetris bilateral,
Bronchovesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur (-),gallop (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Anemis (-), ikterus (-)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan
(+) regio umbilicus dan hipokondrium dextra, organomegali (-)
SISTEM SARAF
Aktivitas gerak aktif, kesadaran compos mentis, kejang (-)
SISTEM GENITALIA
Tidak dilakukan pemeriksaan
ANGGOTA GERAK
Akral hangat 4 extremitas, nadi denyutan kuat angkat
A Dengue dengan warning sign
P - IVFD Ringer Laktat 27 tpm / makro
- Antipiretik : Inj. Paracetamol drips 500 mg (kp)
- Antiemetik : ondancentron 6,3 mg/12 jam (kp)

16
Pemeriksaan Darah Lengkap : tanggal 13/12/22
Hasil Nilai Rujukan

WBC 5,6 x 103/uL 4,8 – 10,88 x 103


RBC 5,8 x 106/uL 4,7 – 6,1 x 106
HGB 14,9 g/dL 14 – 18 g/dL
HCT 44,8 % 42 – 52 %
MCV 77,2 fL 80 – 99 fL
MCH 25,7 pg 27 – 31 pg
MCHC 33,3 g/dL 33 – 37 g/dL
PLT 28 x 103/uL 150 – 450 x 103/uL
NEUT 3,2 % 40 – 74 %
LYM 1,4 % 19 – 48 %

17
Hari/Tanggal : Rabu, 14 Desember 2022
Perawatan Hari :4
Demam (-), nyeri perut (+), mual (-), muntah (-), perdarahan spontan (-), malas
S
makan dan minum
O TANDA TANDA VITAL
Keadaan Umum : sakit sedang
Tekanan Darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nadi : 98 x/menit Suhu : 36,5 ºC
Pernapasan : 28 x/menit SpO2 : 99 %
SISTEM PERNAPASAN
Retraksi (-), pergerakan dinding dada (+) simetris bilateral,
Bronchovesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Anemis (-), ikterus (-)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan
(+) regio umbilicus dan hipokondrium dextra, organomegali (-)
SISTEM SARAF
Aktivitas gerak aktif, kesadaran compos mentis, kejang (-)
SISTEM GENITALA
Tidak dilakukan pemeriksaan
ANGGOTA GERAK
Akral hangat 4 extremitas, nadi denyutan kuat angkat
A Dengue dengan warning sign
P - IVFD Ringer Laktat 27 tpm / makro
- Antipiretik : Inj. Paracetamol drips 500 mg (kp)
- Anti emetik : Inj. Ondancentron 6,3 mg/12 jam (kp)

18
Pemeriksaan Darah Lengkap : tanggal 14/12/22
Hasil Nilai Rujukan

WBC 7,9 x 103/uL 4,8 – 10,88 x 103


RBC 5,49 x 106/uL 4,7 – 6,1 x 106
HGB 14,1 g/dL 14 – 18 g/dL
HCT 41,0 % 42 – 52 %
MCV 75 fL 80 – 99 fL
MCH 25,8 pg 27 – 31 pg
MCHC 34,5 g/dL 33 – 37 g/dL
PLT 16 x 103/uL 150 – 450 x 103/uL
NEUT 31,4 % 40 – 74 %
LYM 31,4 % 19 – 48 %

Observasi tanggal 14/12/2022


Jam Kesadaran TD N S RR Spo2
14.00 CM 92/64 85 36,7 25 97%
mmHg x/menit 0
C x/menit
16.00 CM 95/66 88 36,9 27 95%
mmHg x/menit 0
C x/menit
18.00 CM 95/70 86 37,0 22 98%
mmHg x/menit 0
C x/menit
20.35 CM 96/65 86 36,9 29 97 %
mmHg x/menit 0
C x/menit
22.09 CM 92/64 84 36,6 25 100
mmHg x/menit 0
C x/menit %
00.00 CM 87/58 69 36,5 22 100
mmHg x/menit 0
C x/menit %

19
Jam Urin
14.00 120 ml
14.25 100 ml
14.55 110 ml
15.20 100 ml
16.16 110 ml
18.06 110 ml
18.19 100 ml
18.44 80 ml
19.37 100 ml
20.01 100 ml
20.45 120 ml
21.22 100 ml
JUMLAH 1270 ml

20
Hari/Tanggal : kamis, 15 Desember 2022
Perawatan Hari :5
Demam (-), nyeri perut (+), mual (-), muntah (-),epistaksis (-), ruam
S
konvalesens (+)
O TANDA TANDA VITAL
Keadaan Umum : sakit sedang
Nadi : 100 x/menit Suhu : 36,3 ºC
Pernapasan : 24 x/menit SpO2 : 98 %
SISTEM PERNAPASAN
Retraksi (-), pergerakan dinding dada (+) simetris bilateral,
Bronchovesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Anemis (-), ikterus (-)

SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan
(+) regio umbilicus dan hipokondrium dextra, organomegali (-)
SISTEM SARAF
Aktivitas gerak aktif, kesadaran compos mentis, kejang (-)
SISTEM GENITALA
Tidak dilakukan pemeriksaan
ANGGOTA GERAK
Akral hangat 4 extremitas, nadi denyutan kuat angkat
A Dengue tanpa warning sign
P - IVFD Ringer Laktat 27 tpm / makro
- Antipiretik : Inj. Paracetamol 500 mg/ 8jam (kp)

21
Hari/Tanggal : Jumaat, 16 Desember 2022
Perawatan Hari :6

S Demam (-), nyeri perut (-), mual (-), muntah (-), perdarahan spontan (-).

O TANDA TANDA VITAL


Keadaan Umum : sakit sedang
Nadi : 78 x/menit Suhu : 36,0 ºC
Pernapasan : 24 x/menit SpO2 : 98 %
SISTEM PERNAPASAN
Retraksi (-), pergerakan dinding dada (+) simetris bilateral,
Bronchovesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Anemis (-), ikterus (-)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan
(-) organomegali (-)
SISTEM SARAF
Aktivitas gerak aktif, kesadaran compos mentis, kejang (-)
SISTEM GENITALA
Tidak dilakukan pemeriksaan
ANGGOTA GERAK
Akral hangat 4 extremitas, nadi denyutan kuat angkat
A Dengue dengan warning sign
P
- Edukasi pencegahan
- Boleh rawat jalan

22
Pemeriksaan Darah Lengkap : tanggal 16/12/22
Hasil Nilai Rujukan

WBC 8,2 x 103/uL 4,8 – 10,88 x 103


RBC 4,7 x 106/uL 4,7 – 6,1 x 106
HGB 12,4 g/dL 14 – 18 g/dL
HCT 37,6 % 42 – 52 %
MCV 80,3 fL 80 – 99 fL
MCH 26,5 pg 27 – 31 pg
MCHC 33 g/dL 33 – 37 g/dL
PLT 120x 103/uL 150 – 450 x 103/uL
NEUT 33,2 % 40 – 74 %
LYM 59,1 % 19 – 48 %

J. Prognosis
- Qua Ad Vitam : Dubia Ad Bonam
- Qua Ad Functionam : Dubia Ad Bonam
- Qua ad Sanactionam : Dubia Ad Bonam

23
DISKUSI

Infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue,


termasuk dalam famili Flavivirida. Terdapat 4 serotipe dengue, yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, serta DEN-4. Umumnya infeksi dengue kasus tidak menunjukkan
gejala, penyakit parah dan kematian dapat terjadi. Nyamuk Aedes menularkan
virus dan umum di daerah tropis dan subtropis di dunia. Insiden demam berdarah
telah meningkat secara dramatis selama beberapa dekade terakhir, dan infeksi
sekarang endemik di beberapa bagian dunia. Sekitar 1 dari 20 pasien infeksi
dengue dapat berlanjut menjadi berat bahkan mengancam kehidupan yang dikenal
sebagai severe dengue.1, 2
Dengue adalah infeksi dengan manifestasi kompleks dengan masa inkubasi
4 sampai 10 hari, dan memiliki 3 fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase
pemulihan. Gejala klinis menyerupai influenza yang ditandai dengan demam yang
mendadak tinggi, terus-menerus berlangsung selama 2-7 hari, muka kemerahan
(facial flushing), nyeri kepala, nyeri retroorbita, anoreksia, mialgia, dan artralgia.
Gejala lain yang mungkin dijumpai adalah nyeri ulu hati, mual, muntah, nyeri di
daerah subkostal kanan atau nyeri abdomen difus, kadang disertai nyeri
tenggorokan. Epistaksis, hemoptisis dan perdarahan uterus juga dapat terjadi. 2,3
Diperkirakan menginfeksi sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia
setiap tahun. Usia terbanyak pasien rawat inap merupakan usia anak dibandingkan
pada usia dewasa. Kasus infeksi dengue di Indonesia pada tahun 2019 meningkat
menjadi 138.127 dibanding tahun 2018 yang berjumlah 65.602 kasus. Jumlah
kematian akibat infeksi dengue pada tahun 2018 sebanyak 467 orang, namun
angka kematian meningkat lagi pada tahun 2019 menjadi 919 orang.2

24
Pada anamnesis didapatkan seorang anak perempuan usia 12 tahun 7
bulan masuk rumah sakit dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu
timbul secara mendadak, demam terus menerus akan tetapi hilang saat
minum obat anti demam. Pasien juga mengalami nyeri perut dan nyeri
kepala disertai mual dan muntah.

Terdapat 3 fase penyakit infeksi dengue, yaitu fase demam, fase kritis dan
fase pemulihan.
1. Fase Demam 2,4
- Demam timbul mendadak tinggi (dapat mencapai 40 oC), terus menerus,
berlangsung selama 2-7 hari.
- disertai : facial flushing, nyeri kepala, myalgia, atralgia, nyeri retroorbital,
anoreksia,.
- Gejala lain yang dapat dijumpai: nyeri uluhati, mual muntah, nyeri abdomen
difus, serta faring dan konjungtiva yang kemerahan (pharyngeal injection
and ciliary injection).
- Dapat terjadi manifestasi perdarahan ringan (petekie, epistaksis, dan
perdarahan gusi)
2. Fase Kritis
- Terjadi pada saat suhu tubuh mengalami penurunan hingga mencapai batas
normal (time of fever defervescence). Merupakan puncak perembesan
plasma. Yang terjadi antara hari ke-3 sampai ke-7 (paling sering 4-6) sejak
dari mulai sakit. 5

25
- Warning sign 2

3. Fase Pemulihan
Jika pasien berhasil melewati fase kritis selama 24–48 jam, reabsorbsi
cairan ekstravaskular secara bertahap akan berlangsung selama 48– 72 jam
berikutnya. Ditandai dengan keadaan umum membaik, nafsu makan membaik,
gejala gastrointestinal menghilang, status hemodinamik stabil, dan diikuti
dengan perbaikan diuresis. Nilai hematokrit menurun hingga dalam rentang
normal disertai peningkatan trombosit menuju nilai normal

26
Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan pasien mengalami
demam selama 3 hari dengan suhu mencapai 39 oC, disertai dengan mual
muntah, nyeri abdomen dan nyeri tekan abdomen regio umbilicus dan
hipokondrium dextra. Kemudian pada hari ke 4 hingga ke 7, pasien berada
pada fase kritis yang ditandai dengan demam turun mencapai nilai normal,
disertai dengan nyeri perut yang semakin memberat.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menengakkan infeksi


dengue yaitu6 :
- Isolasi virus : isolasi virus dengue dari spesimen klinis mungkin dilakukan
pada sampel yang diambil dalam 6 hari pertama sejak sakit dan segera
diproses tanpa penundaan. Spesimen yang cocok untuk isolasi virus termasuk
: serum fase akut, jaringan otopsi pada kasus yang fatal. (khusunya hati,
limpa, kelenjar limfe dan timus) 6
- Deteksi asam nukleat virus : terdiri dari reverse transcriptase-polymerase
chain reaction (RT-PCR), Nested PCR, one-step multiplex PCR, real-time
RT-PCR, metode amplitudo isotermal 6
- Deteksi antigen virus : merupakan glikoprotein yamg diproduksi oleh semua
flavivirus (NS1). Antigen NS1 muncul di hari pertama gejala penyakit dan
menghilang di hari ke 5-6. Oleh karena itu, tes NS1 bisa dijadikan sarana
untuk diagnostik yang lebih cepat. 6
- Respon imunologis dan uji serologis Metode ini terdiri dari : IgM-capture
enzyme-linked immunosorbent assay (MAC ELISA), IgG-ELISA, IgM/IgG
ratio. 6
- Uji diagnostik cepat ; Pemeriksaan ini menggunakan perangkat sederhana
untuk mendeteksi adanya anibodi dengue IgM dan IgG secara cepat (15
menit).
- Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan standar trombosit dan hematokrit sangat penting untuk
mendiagnosa infeksi dengue. Oleh karena itu, pemeriksaan hematologi harus
dilakukan secara ketat pada infeksi dengue. Trombositopenia (<100.000

27
sel/mm3 ). Hal ini terjadi di hari ketiga hingga kedelapan sejak onset,
seringnya terjadi sebelum atau bersamaan dengan perubahan pada
hematokrit. Hemokonsentrasi dengan kenaikan hematokrit > 20% merupakan
dasar untuk mempertimbangkan diagnosa definitf adanya peningkatan
permeabilitas pembuluh darah dan kebocoran plasma.6

Dari pemeriksaan penunjang diatas, yang dilakukan hanya


pemeriksaan hematologi. Hasil pemeriksaan hematologi yang ditemukan
yaitu adanya penurunan trombosit tanpa disertai peningkatan hematokrit
pada hari ke 3, 5 dan 6. Dan pada pemeriksaan fisik didapatkan 3 gejala
warning sign yaitu muntah terus menerus, nyeri abdomen dan nyeri tekan
abdomen dan perdarahan mukosa berupa epistaksis, perdarahan gusi dan
pateki pada saat di lakukan tes rempelit . Sehingga dapat ditegakkan
diagnosa dengue dengan warning sign.

Jika pada pasien tidak dijumpai warning signs, rencana tindakan yang
harus dilakukan sebagai berikut. Anjurkan pasien untuk minum lebih banyak. Jika
tidak terpenuhi, mulai terapi cairan intravena dengan NaCl 0,9% (normal saline)
atau ringer laktat dengan atau tanpa dekstrose dengan tetesan rumatan. Berikan
cairan intravena secukupnya untuk mempertahankan perfusi yang baik dan
diuresis cukup.2
Pasien yang datang dengan tanda-tanda peringatan atau memiliki kondisi
yang sudah ada sebelumnya, kunci yang paling penting untuk manajemen pada
pasien ini adalah resusitasi cairan untuk mencegah perkembangan ke keadaan
syok hemodinamik. Tata laksana grup B adalah untuk pasien dengan warning
signs atau dengan penyakit penyerta (faktor risiko).2
Penggunaan cairan intravena yang tepat dapat menjadi sangat penting
dalam pengelolaan pasien-pasien ini. Langkah awal yang harus dilakukan adalah

28
mendapatkan kadar hematokrit awal untuk digunakan sebagai referensi untuk
mengelola terapi fluid intravena. Terapi fluid intravena dimulai dalam bentuk
normal saline 0,9% atau Ringer laktat. Terapi dimulai dengan kecepatan awal 5-7
mL/kg/jam selama 1-2 jam, kemudian diturunkan dengan kecepatan 3-5
mL/kg/jam selama 2-4 jam, dengan penurunan lebih lanjut menjadi 2-3
mL/kg/jam atau kurang berdasarkan respons klinis pasien.2

Setelah penggantian cairan, hematokrit harus diulang. Jika hematokrit


tetap sama atau hanya sedikit meningkat, lanjutkan pemberian cairan tersebut
dengan tetesan sama 2-3 mL/kg/jam selama 2-4 jam. Tetapi jika tanda-tanda vital
tidak stabil atau hematokrit meningkat maka tingkat cairan harus ditingkatkan
menjadi 5-10 mL/kg/jam. Status klinis harus dinilai ulang dan kadar hematokrit
ditinjau kembali untuk mengubah laju cairan yang sesuai.2
Cairan fluida intravena minimum yang diperlukan untuk mempertahankan
perfusi dan output urin 0,5 mL/kg/jam harus diberikan kepada semua pasien.
Cairan intravena biasanya tidak diperlukan setelah 24-48 jam. Seiring dengan
membaiknya output urin dan asupan cairan oral, cairan harus dikurangi secara
bertahap.
Penyedia layanan kesehatan harus memonitor pasien yang menderita
penyakit virus Dengue ini dengan tanda-tanda peringatan. Grafik keseimbangan
cairan harus dipelihara secara rinci. Perfusi perifer dan tanda-tanda vital harus
dipantau setiap 1-4 jam sampai pasien stabil dan keluar dari fase kritis. Output
urin harus dipantau setiap 4-6 jam. 2

29
Pada kasus ini pasien diberikan terapi cairan IVFD Ringer Laktat
27 tpm makro, Antipiretik: Paracetamol drips 500mg/8jam (bila demam).
Adapun dosis paracetamol yaitu 10-15 mg/kgBB/dosis (dapat diulang setelah
4-6 jam). Selain itu pasien juga diberikan anti-emetik yaitu Ondansentron
injeksi. Ondansentron diindikasikan untuk pasien mual muntah akibat
kemoterapi. Ondansentron bekerja secara sentral yang dimediasi oleh
antagonisme reseptor serotonin 5HT-3. Saat ini, ondansentron termasuk ke
daftar obat yang dianggap memiliki kegunaan yang luas sebagai anti-emetik
dan efektif melawan muntah dari berbagai etiologi. 7
Pada pasien ini diberikan Injeksi ondansentron 6,3 mg/12 jam.
Dengan dosis pada anak yaitu 0,15 mg/kgBB/dosis.

Pencegahan
Infeksi dengue dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik nyamuk
Aedes aegypti dengan cara melakukan PSN (Pembersihan Sarang Nyamuk) 3M,
upaya ini merupkan cara yang terbaik, ampuh, murah mudah dan dapat dilakukan
oleh masyarakat dengan cara sebagai berikut 8 :
1. Menguras tempat penyimpanan air minimal seminggu sekali.
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air,
3. Mengubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas, seperti
kaleng bekas, ban bekas, botol-botol pecah, dan lain-lain

30
BAB III
KESIMPULAN

Dengue adalah virus yang ditularkan oleh nyamuk dan penyebab


utamanya yaitu virus dengue, virus ini merupakan kelompok arbovirus B,
Flaviviridae, genus flavivirus. Insiden demam berdarah telah meningkat secara
dramatis selama beberapa dekade terakhir, dan endemik di beberapa bagian dunia.
Angka kematian dan kecacatan infeksi dengue pada anak dan remaja lebih tinggi
dibanding dewasa.
Dengue memiliki 3 fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase
pemulihan. Gejala klinis menyerupai influenza yang ditandai dengan demam yang
mendadak tinggi, (facial flushing), nyeri kepala, nyeri retroorbita, anoreksia,
mialgia, dan artralgia. Gejala lain yang mungkin dijumpai adalah nyeri ulu hati,
mual, muntah, nyeri di daerah subkostal kanan atau nyeri abdomen difus, kadang
disertai nyeri tenggorokan. Epistaksis, hemoptisis dan perdarahan uterus juga
dapat terjadi.
Tata laksana infeksi dengue bersifat simtomatik dan suportif yaitu
pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak dapat
diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang berlebihan,
maka cairan intravena rumatan perlu diberikan. Antipiretik juga diperlukan jika
pasien mengalami demam. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
pencegahan sangatlah penting, seperti PSN 3M, kebersihkan lingkungan, dsb.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Schaefer TJ, Panda PK, Wolford RW. Dengue Fever. [Updated 2021 Nov

18]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;

2022. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430732/

2. Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana

Infeksi Dengue Anak Dan Remaja. KEMENKES RI; 2021.

3. Karen M, Robert Kligman. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 8. Elsevier;

2019.

4. Garna herry, Nataprawira H. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu

Kesehatan Anak. 5th ed. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran; 2014.

5. Hadinegoro S, Moedjito I, Chairulfatah A. Pedoman Diagnosis Dan Tata

Laksana Infeksi Virus Dengue Pada Anak. IDAI; 2011.

6. Farnciscus grinting, Josia grinting, Tambar kembaren, et al. Pedoman

Diagnostik Dan Tatalaksana Infeksi Dengue Dan Demam Berdarah Dengue

Menurut Pedoman WHO 2011.(2017).

7. Griddine A, Bush J. Ondancentron. Statpearls. 2022. Available from:

Ondansetron - StatPearls - NCBI Bookshelf (nih.gov)

8. Tansil MG, Rampengan NH, Wilar R. Faktor Risiko Terjadinya Kejadian

Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Jurnal Biomedik:JBM. 2021;13(1):90.

doi:10.35790/

32

Anda mungkin juga menyukai