Salma Hanina
NIM : 2130912320044
Pembimbing:
Agutus, 2022
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................i
DAFTAR TABEL......................................................................................iii
I. Identitas .................................................................................... 3
II. Anamnesis................................................................................. 3
III. Pemeriksaan Fisik .................................................................... 8
IV. Pemeriksaan Penunjang............................................................13
V. Diagnosis Bidang......................................................................19
VI. Diagnosis Kerja.........................................................................19
VII. Status Gizi.................................................................................19
VIII. Prognosis...................................................................................19
IX. Penatalaksanaan........................................................................19
X. Usulan/saran..............................................................................19
XI. Follow up..................................................................................19
BAB IV PENUTUP....................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................31
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang sering terjadi pada
kerusakan ginjal yang berlanjut menjadi pielonefritis (radang ginjal) dan gagal
ginjal di usia dewasa. Bakteri gram negatif E. coli merupakan penyebab tersering
ISK pada anak yang diikuti oleh Proteus, Klebsiella, Enterobacter, dan
urin segar pancar tengah (midstream urine) pagi hari, digunakan sebagai batasan
diagnosis ISK.1
ISK merupakan suatu masalah medis yang sangat sering, dengan perjalanan
alamiah yang tak terduga. Banyak infeksi sembuh spontan, tapi ada juga yang
Kebanyakan ISK pada anak disebabkan bakteri yang masuk ke uretra dan
asenderen menuju saluran kemih.Bakteri yang secara normal hidup dalam usus
infeksi saluran napas pada anak berusia kurang dari 2 tahun. Angka kejadian ISK
bervariasi, tergantung umur dan jenis kelamin. Angka kejadian neonatus kurang
bulan adalah sebesar 3%, sedangkan pada neonatus cukup bulan 1%. Pada anak
1
kurang dari 10 tahun, ISK ditemukan pada 3,5% anak perempuan dan 1,1% anak
lelaki.2
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas
A. Penderita
Nama : An. KA
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
II. Anamnesis
3
Dengan diagnosis : Infeksi saluran kemih
hari sebelum masuk rumah sakit (pasien masuk rumah sakit pada
tanggal 25 Juli 2022). Buang air kecil berdarah muncul tiba-tiba ketika
pasien kencing, ternyata ada gumpalan darah pada akhir BAK. BAK
dan nyeri perut saat BAK disangkal. BAK berpasir atau berbusa juga
Pasien juga ada demam 4 hari SMRS, suhu tidak pernah diukur.
cefixime.
mata, kaki atau perut disangkal. Keluhan batuk, pilek (-), mual dan
muntah (-). Terdaat adanya nyeri perut ada di bagian bawah tanpa ada
4
penjalaran. Pasien sering menahan BAK sejak pasien mulai masuk
Pasien sakit ginjal (-), Riwayat transfusi darah (-), dan Riwayat
Riwayat sakit ginjal pada keluarga disangkal. Riwayat cuci darah juga
Riwayat natal :
aktif.
Penolong : Dokter
5
Tempat : Rumah Sakit Daerah Ulin Banjarmasin
6. Riwayat Perkembangan
Tiarap : 3 bulan
Duduk : 4 bulan
Merangkak : 5 bulan
Berdiri : 8 bulan
Berbicara : 15 bulan
Berjalan : 15 bulan
7. Riwayat Imunisasi
Dasar Ulangan
Nama
(Umur dalam hari/bulan) (umur dalam bulan )
BCG 0 -
Polio 0 2 3 4 18
Hepatitis B 0 1 6 -
DPT 2 3 4 18
HiB 2 3 4 -
Campak 9 18
6
8. Riwayat Makanan
9. Riwayat Keluarga
Iktisar keturunan
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
X : Meninggal
7
Jelaskan :
No. Nama Umur L/P
Sehat, sakit
1. Tn. M 30 tahun L Sehat
2. Ny. y 27 tahun P Sehat
3. An. KA 7 tahun P Sehat
Pasien tinggal dengan neneknya. ayah dan ibunya sudah bercerai sejak
1.5 bulan yang lalu. Bapaknya tinggal bersama kakaknya, dan ibunya
dekat sungai.
3. Tanda vital
Suhu : 36.6℃
4. Antropometri
Berat badan : 23 kg
8
Tinggi badan : 122 cm lingkar lengan atas : 22,5 cm
5. Kulit
Kelembaban : Cukup
6. Kepala/leher
sudah menutup
secret (-).
9
Tonsil T1/T1, pseudomembran (-), gigi lengkap,
dextra, ukuran 0.5 cm, mobile, pain (-). Regio colli sinistra 1 cm,
7. Toraks
a. Dinding dada/paru
simetris (+/+)
Wheezing (---/---)
b. Jantung
8. Abdomen
10
Inspeksi : datar, distensi (-)
9. Ekstremitas
b. Neurologis :
Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Aktif Aktif aktif Aktif
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Klonus - - - -
Refleks BPR +2 BPR +2 BPR +2 BPR +2
fisiologis KPR +2 KPR +2 KPR +2 KPR +2
Refleks Hoffman Hoffman Babinzki (-) Babinzki (-)
patologis Tromner (-) Tromner (-) Chaddock (-) Chaddock (-)
Sensibilitas + + + +
Tanda
- - - -
meningeal
11
Nervus VII : Wajah simetris (+)
sulit
dievaluasi
12
13. Status Gizi :
BB: 23 kg
TB: 122 cm
LK: 51 cm (Normosefali)
LiLA: 22,5 cm
HA: 7 tahun
BBI: 25 kg
13
BB/U: P10-P50 (BB normal)
Pemeriksaan Darah
14
Ureum 17 0-50 mg/dl
Kreatinin 0.46 0.72-1.25 mg/dl
Asam Urat 2.6 2.6-6.0 Mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 143 136-145 Meq/L
Kalium 4.7 3.5-5.1 Meq/L
Chlorida 107 98-107 Meq/L
Hemostasis
Hasil PT 10.3 9.9-13.5 Detik
INR 0.95
Control normal PT 10.8
Hasil APTT 22.2 22.2-37.0
Control Normal APTT 24.8
URINALISA
MAKROSKOPIS
Warna Kuning tua Kuning
Kejernihan keruh
Berat Jenis 1.010 1.005-1.030
PH 9.0 5.0-6.5
Keton Negatif Negatif
Protein-albumin +2 Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Darah Samar +3 Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Urobilinogen 0.1 0.1-1.0
SEDIMEN URIN
Lekosit 1-2 0-3
Eritrosit >100 0-2
Epitel +1 +1
Kristal Negatif Negatif
Silinder Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Lain-lain Negatif Negatif
15
Hasil USG Urologi 24/7/2022
Deskripsi
Ren Dextra : ukuran dan echostruktur normal, batas cortex dan medulla
16
Kesan :
Cystitis
Resume
Nama : An. KA
Berat Badan : 23 kg
Uraian
Keluhan BAK berdarah dialami sejak 3 hari SMRS. BAK berdarah disertai
dengan nyeri, terutama saat di awal. Nyeri pinggang dan nyeri perut saat BAK
disangkal. BAK berpasir atau berbusa juga disangkal. Pasien baru pertama kali
mengalami keluhan ini. BAK anyang-anyangan (+). Pasien juga ada mengeluhkan
disuria sejak 4 hari SMRS. Pasien juga ada demam 4 hari SMRS, suhu tidak
pernah diukur,turun dengan obat penurun panas. Pasien sebelumnya ada berobat
dan diberikan 2 macam obat yaitu paracetamol dan cefixime. Sehari sebelumnya
17
kelopak mata, kaki atau perut disangkal. Batuk, pilek (-), mual dan muntah (-).
Ada nyeri perut bagian bawah tanpa ada penjalaran. Pasien sering menahan BAK
Suhu : 36.6℃
Kepala : Normosefali
Mulut : Pucat (-), sianosis (-), faring hiperemis (-), Tonsil T1/T1,
pseudomembran (-)
mobile, pain (-). Regio colli sinistra 1 cm, mobile, pain, kaku kuduk (-)
18
Abdomen : Cembung, distensi (-), venektasi (-), BU (+) normal,
wave (-)
detik.
Genitalia : Perempuan
V. Diagnosis Banding
VIII. Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : malam
IX. Penatalaksanaan
19
- Po. Paracetamol 3 x 250 mg, jika demam
X. Usulan/saran
XI. Follow Up
S O A P
- BAK kuning - Kesadaran : CM - Groos - IVFD D5 ½ NS 1000
dengan bercak - TD : 110/70 mmHg hematuria ec cc/24 jam
darah(+), - N : 79 x/menit susp sistitis - Po. Paracetamol 3 x
gumpalan - RR : 24 x/menit - Anemia 250 mg
darah dalam - T : 36.5℃ normositik - Po. Cefixime 2x100
urine (-), nyeri - SpO2 : 98% room air normokromik mg (Hari ke 5)
perut bila - BB : 22 kg et causa
ditekan (-), - K/L : Konj. Anemis (-) suspect blood Program :
nyeri BAK (-), ,skleraikterik (-), loss - Cek urinalisis
demam (-), edema palpebra
pasien belum (-/-), mukosa bibir
BAB selama 3 lembab, pembesaran
hari KGB leher (+/+)
- Thoraks:Simetris,
retraksi (-)
- Paru: suara napas
vesikuler (+/+),
rhonki(-), wheezing(-)
- Jantung : S1-S2
reguler, murmur (-),
gallop (-)
- Abdomen: Cembung,
distensi(-),Asites (-)
Shifting dullnes(-),
BU(+)14x/menit, supel,
hepatosplenomegali (-),
turgor kulit cepat
kembali (-), timpani.
Nyeri tekan pada perut
regio hipogastrium,
regio iliaka kanan dan
regio iliaka kiri.
- Ekstr : Akral hangat,
CRT < 2”, edem
ekstremitas atas
(-/-)ekstremitas bawah
20
(-/-)
Input : 1550 ml
IVFD : 1000 ml
Output urine : 1240 ml
IWL : 348 ml
Balance = + 926 ml/hari
Diuresis : 1,7 ml/kg/jam
21
IWL : 348 ml
Balance = + 1.152 ml/hari
Diuresis : 1,4 ml/kg/jam
22
Hasil Urinalisa 25/07/2022
URINALISA
MAKROSKOPIS
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Berat Jenis 1.020 1.005-1.030
PH 5.5 5.0-6.5
Keton Negatif Negatif
Protein-albumin Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Darah Samar Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Urobilinogen 0.1 0.1-1.0
SEDIMEN URIN
Lekosit 1-2 0-3
Eritrosit 0-1 0-2
Epitel +1 +1
Kristal Negatif Negatif
Silinder Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Lain-lain Negatif Negatif
23
BAB III
PEMBAHASAN
Pada laporan kasus ini dibahas sebuah kasus anak perempuan berusia 7
tahun 9 bulan dengan diagnosis suspek sistisis. Pasien. Pasien datang sendiri
Bersama ibu dengan keluhan BAK berdarah. Pasien dirawat di Bangsal Anak
Pasien datang dengan gejala utama BAK berdarah, BAK berdarah sejak 3
hari, disertai nyeri ketika kencing dan nyeri di bagian bawah perut. Pasien juga
mengeluhkan demam. Sesuai teori gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi,
ditentukan oleh intensitas reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK
bawah), dan umur pasien. Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik,
umumnya ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan dan
prognosis jangka panjang baik.Pada masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik
dapat berupa apati, anoreksia, ikterus atau kolestatis, muntah, diare, demam,
Peningkatan suhu tidak begitu tinggi dan sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang
gejala klinik hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan. Pada bayi sampai
satu tahun, gejala klinik dapat berupa demam, penurunan berat badan, gagal
24
tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare, ikterus, dan
distensi abdomen. Pada palpasi ginjal anak merasa kesakitan. Demam yang tinggi
Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang
tinggi hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan dapat timbul
dehidrasi. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih
ringan, mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa polakisuria, disuria,
urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan sakit perut, sakit pinggang, atau
pireksia lebih jarang ditemukan. Pada sistitis, demam jarang melebihi 38℃,
biasanya ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah, serta gangguan
urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin, dan enuresis. kadang disertai dengan
kencing berdarah.6
anus dan perineum. Organisme lain yang menyebabkan ISK antara lain Proteus,
bakteri,virus dan jamur tetapi bakteri yang sering menjadi penyebabnya. Penyebab
25
menghuni usus dan akan naik ke sistem saluran kemih antara lain adalah
a. Ascending, kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal
dari flora normal usus dan hidup secara komensal introitus vagina, preposium
penis, kulit perineum, dan sekitar anus. Infeksi secara ascending (naik) dapat
pada ginjal yang akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui
peredaran darah.
jarang terjadi.
d. Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen
Mikroorganisme penyebab ISK umumnya berasal dari flora usus dan hidup
secara komensal dalam introitus vagina, preposium, penis, kulit perinium, dan
26
sekitar anus. Kuman yang berasal dari feses atau dubur masuk ke dalam saluran
kemih bagian bawah atau uretra, kemudian naik ke kandung kemih dan dapat
berisiko lebih tinggi mengalami ISK, tetapi setelah itu ISK predominan pada
anak perempuan. Suatu faktor risiko penting pada anak perempuan adalah
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran KGB di leher kanan dan kiri
disertai dengan adanya nyeri perut regio hypogastric. sesuai teori pada sistitis
biasanya ditemukan adanya nyeri tekan pada bagian bawah perut. Untuk
Hasil urinalisa ditemukan groos hematuria dan USG didapatkan sistitis. Sesuai
1. Urinalisis
27
tidak dipakai sebagai patokan ada tidaknya ISK. Leukosituria biasanya
ditemukan pada anak dengan ISK (80-90%) pada setiap episode ISK simtomatik,
tetapi tidak adanya leukosituria tidak menyingkirkan ISK. Bakteriuria dapat juga
dipertimbangkan pada infeksi oleh kuman Proteus sp., Klamidia sp., dan
Uji nitrit merupakan pemeriksaan tidak langsung terhadap bakteri dalam urin.
Dalam keadaan normal, nitrit tidak terdapat dalam urin, tetapi dapat ditemukan
jika nitrat diubah menjadi nitrit oleh bakteri. Sebagian besar kuman Gram negatif
dan beberapa kuman Gram positif dapat mengubah nitrat menjadi nitrit, sehingga
jika uji nitrit positif berarti terdapat kuman dalam urin.4Urin dengan berat jenis
2. Pemeriksaan darah
menegakkan diagnosis dan membedakan ISK atas dan bawah, namun sebagian
neutrofil, peningkatan laju endap darah (LED), C-reactive protein (CRP) yang
28
tinggi dapat digunakan sebagai prediktor yang valid untuk pielonefritis akut pada
anak dengan ISK febris (febrile urinary tract infection) dan skar. Sitokin
merupakan protein kecil yang penting dalam proses inflamasi. Prokalsitonin, dan
sitokin proinflamatori (TNF-α; IL-6; IL-1β) meningkat pada fase akut infeksi,
3. Biakan urin
Interpretasi hasil biakan urin bukanlah suatu patokan mutlak dan kaku karena
banyak faktor yang dapat menyebabkan hitung kuman tidak bermakna meskipun
secara klinis jelas ditemukan ISK. Cara lain untuk mengetahui adanya kuman
adalah dipslide. Cara dipslide adalah cara biakan urin yang dapat dilakukan setiap
saat dan di mana saja, tetapi cara ini hanya dapat menunjukkan ada tidaknya
kuman, sedang indentifikasi jenis kuman dan uji sensitivitas memerlukan biakan
cara konvensional.16
dan Po. Paracetamol 250 mg. Sesuai teori tata laksana ISK didasarkan pada
beberapa faktor seperti umur pasien, lokasi infeksi,gejala klinis, dan ada tidaknya
antibiotik, terlebih dahulu diambil sampel urin untuk pemeriksaan biakan urin dan
resistensi antimikroba. Penanganan ISK pada anak yang dilakukan lebih awal dan
tepat dapat mencegah terjadinya kerusakan ginjal lebih lanjut. Sampai saat ini
masih belum ada keseragaman dalam penanganan ISK pada anak, dan masih
29
terdapat beberapa hal yang masih kontroversi. Beberapa protokol penanganan ISK
telah dibuat berdasarkan hasil penelitian multisenter berupa uji klinis dan meta-
saling melengkapi.17
Secara garis besar, tata laksana ISK terdiri atas: Eradikasi infeksi akut,
Deteksi dan tata laksana kelainan anatomi dan fungsional pada ginjal dan saluran
terjadinya urosepsis dan kerusakan parenkhim ginjal. Jika seorang anak dicurigai
menunggu hasil biakan urin, dan terapi selanjutnya disesuaikan dengan hasil
setempat atau lokal, dan bila tidak ada dapat digunakan profil kepekaan kuman
yang terdapat dalam literatur. Umumnya hasil pengobatan sudah tampak dalam
48-72 jam pengobatan. Bila dalam waktu tersebut respon klinik belum terlihat
mungkin antibiotik yang diberikan tidak sesuai atau mungkin yang dihadapi
Anak dengan sistitis diobati dengan antibiotik per oral dan umumnya tidak
misalnya rasa sakit yang hebat, toksik, muntah dan dehidrasi, anak harus dirawat
30
membaik.3,4,6 Lama pengobatan umumnya 5 – 7 hari, meskipun ada yang
sefiksim pada sistitis akut terlalu berlebihan. ISK simpleks umumnya memberikan
atau sefalosporin.20
31
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus suspek sistisis yang dirawat di Bangsal Anak
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada kasus ini diberikan terapi cairan,
32
DAFTAR PUSTAKA
310.
2. Down SM. Technical report: Urinary tract infection in febrile infants and
2019;24:2387-92.
7. National Institute for Health and Clinical Excellence. (2007): Urinary tract
33
8. Kanellopoulos TA, Salakos C, Spiliopoulou I, Ellina A, Nikolakopoulou
1994;h.151-9.
10. Tambunan T, Suarta K, Trihono PP, Pardede SO. Infeksi saluran kemih
13. Lin CW, Chiou YH, Chen YY, Huang YF, Hsieh KS, Sung PK. Urinaty
34
15. Levy I, Comarsca J, Davidovits M, Klinger G, Sirota L, Linder N. Urinary
h.107-26.
35