Disusun Oleh :
DYAN VIOLETA
NIM 6511418001
2021
i
ASUHAN GIZI PADA KASUS TB PARU DAN HIV POSITIF
Disusun Oleh :
DYAN VIOLETA
NIM 6511418001
2021
ii
PENGESAHAN
Laporan Kasus PKL Gizi Klinik dengan judul Asuhan Gizi pada Kasus TB Paru
dan HIV Positif yang disusun oleh Dyan Violeta , NIM 6511418001 telah
Mengetahui
iii
PRAKATA
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan
taufik dan hidayah-Nya kepada kita sekalian dan juga memberi kesehatan,
Klinik ini dengan baik. Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul “Asuhan
Gizi Pada Kasus Penyakit TB Paru dan HIV Positif ” dibuat sebagai
Ucapan terimakasih penulis berikan bagi pihak – pihak yang terkait terlaksananya
2. Kedua orang tua serta seluruh keluarga tercinta yang selalu mendukung
Kesehatan Masyarakat.
4. Bapak Mursid Tri S.,M.Gizi selaku dosen pemimbing PKL Gizi Klinik
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih dapat
iv
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kami memohon maaf atas
ketidaksempurnaan ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
Penulis,
Dyan Violeta
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR SINGKATAN
RR : Respiration Rate
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1. SKRINNING
10
11
Sebelum Masuk
Rumah Sakit =
152.9 ( 5,21 % )
Dalam 24 jam
dirumah sakit
hanya
menghabiskan
1/3 dari porsi
rumah sakit
1300 kkal = 433
kkal ( 14,7 % )
FH-1.2.2.3 Pola makan Pola makan
tidak teratur
FH.1.2.2.1 Sebelum sakit, Anjuran PUGS Pola makan
Jumlah Makanan pasien makan porsi pasien belum
Makanan
besar dua hingga sesuai dengan
pokok 3-
tiga kali sehari. anjuran gizi
4 porsi
Makan pagi, siang, seimbang
Sumber
dan malam hampir
protein
12
SMRS = 2.39 gr
( 3,7 % )
FH-1.5.2.1 Asupan Protein 33,75 gr Saat sehat =
total 38,2 gr ( 113
%)
SMRS = 3.39 gr
( 10 % )
FH-1.5.3.1 Asupan 439,9 gr Saat sehat =
Karbohidrat total 80.2 gr ( 18,2
%)
SMRS = 29.6
( 6,7 % )
FH-2.1.2.5 Alergi makanan Tidak ada alergi
makanan
FH.3.1.1. DPJP utama berupa
Pengobatan yang FDC 1 x 3 tab,
diresepkan Nistatin drop 4 x 1
ml, omeprazole
injeksi 1 x 40 mg,
ceftriaxone injeksi
2 x 1 g, infus NaCl
3%/24 jam dan
ringer laktat 500
ml/8 jam
FH-4.1.1 Tingkat Belum pernah
pengetahuan ada edukasi diet
Kesimpulan :
Tn.X memiliki tingkat asupan energi, lemak, protein dan karbohidrat sebesar
37,41 %, 31,35 %, 61,5 % dan 12,45 %. Menurut Depkes ( 1996 ) asupan Tn.
X deficit tingkat berat karena <70% AKG.
Pasien laki laki berusia 19 tahun dengan diagnosis penyakit TB Paru, HIV
15
Positif dan Kandidiasis Oral dengan status gizi Malnutrisi. Pasien belum
bekerja. Pasien mengeluh sesak nafas saat istirahat dan beraktivitas disertai
lemas, mual dan nafsu makan menurun. Obat yang dikonsumsi oleh pasien
ialah Niastin, Omeprazole, Cefrtriaxone. Pasien memiliki pola makan yang
tidak teratur, makanan pokok yang sering dikonsumsi pasien yaitu nasi. Pasien
tidak suka mengonsumsi makanan selingan.
Hematokrit
Leukosit 12900/μL 4.700 – Tinggi
10.300/ccm
BD.1.10.4 417.000/μL 150.000 – Tinggi
Trombosit 350.000/cc
m
Limfosit 12%
Laju Endap 53 mm/jam
Darah
Gula Darah 160 mg/dL
Sewaktu
BD.1.2.5 122 mEq/L 136-144 Rendah
Natrium meq/L
BD.1.2.7 4,6 mEq/L 3,80 – 5,50 Normal
Kalium meq/L
BD.1.2.6 115 mEq/L 98 – 108 Tinggi
Klorida meq/L
BD.1.2.1 Ureum 30 mg/dL 10 – 50 Normal
mg/dL
BD.1.2.2 0,6 mg/dL
Kreatinin
BD.1.11.1 2,0 mg/dL 3,8 – 4,4 Rendah
Albumin mg/dL
Anti HIV Positif
Kesimpulan :
Diagnosis medis pasien ialah Penyakit TB Paru, HIV Positif dan Kandidiasis
Oral dengan status gizi Malnutrisi. Hal ini ditunjukkan dari data pemeriksaan
nilai Hemoglobin, Hematokrit, Natrium dan Albumin Rendah sedangkan nilai
Leukosit dan Trombosit Tinggi, dan Anti HIV Reaktif. Sedangkan, nilai
lainnya dalam keadaan Normal
Table 2.4. Data Biokimia
PD.1.1.14
Pasien mengalami wasting otot
Otot
Pasien tidak ada kesulitan menelan,
PD.1.1.17
pembesaran kelenjar getah bening
Kerongkongan dan menelan
(KGB) tidak teraba membesar.
PD.1.1.13 didapatkan bercak putih di lidah dan
Mulut mukosa mulut (kandidiasis oral)
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel perkembangan data clinik/fisik diatas, pada pemeriksaan
klinik tekanan darah rendah dan respiration rate Tinggi. Sedangkan untuk
pemeriksaan secara keseluruhan Pasien tampak sakit sedang dengan kesadaran
compos mentis, Pasien merasa sesak nafas, terpasang nasal kanul dengan O2
2-3 liter/menit. . Pemeriksaan foto toraks didapatkan gambaran TB milier,
akral hangat dengan capillary refill time (CRT) > 2”, Nafsu makan masih
menurun, ada sedikit rasa mual, Pasien mengalami konjungtiva anemis dan
sclera tidak ikterik, Rambut pasien mudah dicabut, Pasien mengalami wasting
otot, Pasien tidak ada kesulitan menelan, pembesaran kelenjar getah bening
(KGB) tidak teraba membesar didapatkan bercak putih di lidah dan mukosa
mulut (kandidiasis oral).
diketahui bahwa
pasien lulusan
SMU, dan
pasien tidak
melanjutkan
pendidikan
kuliah dengan
alasan biaya
CH.1.1.10 Pasien memiliki Larangan Pasien tidak mematuhi
Penggunaan kebiasaan merokok pedoman kesehatan
rokok merokok sejak
SMP, baru
berhenti kira-
kira sejak 3
bulan yang lalu.
CH.2.1.1 Pasien IMT 18,5 – Status gizi pasien dibawah
Keluhan mengalami 22,9 kg/m2 normal (IMT 15,4 kg/m2)
pasien terkait malnutrisi. ,
gizi keluhan sesak
masih ada
namun
berkurang
dibandingkan
saat di rumah.
Nafsu makan
belum baik
sehingga belum
dapat
menghabiskan
makanan dari
RS. Sesak
20
dirasakan sama
saat istirahat dan
beraktivitas.
Keluhan batuk
berdahak,
demam, muntah
dan diare tidak
ada
CH 2.2 Pasien juga
Riwayat obat- pernah
obatan mengonsumsi
obat-obatan
terlarang dengan
jarum suntik ±
tiga tahun yang
lalu selama
dua/tiga bulan
CH.2.2.1 Terapi yang
Perawatan/tera didapatkan dari
pi medis DPJP utama
berupa FDC 1 x
3 tab, Nistatin
drop 4 x 1 ml,
omeprazole
injeksi 1 x 40
mg, ceftriaxone
injeksi 2 x 1 g,
infus NaCl
3%/24 jam dan
ringer laktat 500
ml/8 jam
CH.3.1.1 Tergolong social - -
21
= 75 - (75 x 10%)
= 75-,5
= 67,5 kg
CS-1.1.1 Estimasi kebutuhan energi total (Mifflin St-Jeor)
BMR = (10 x 85) + (6,25 x 175 cm) – (5x67,5) + 5
= ( 850 ) + ( 1.093,7 ) – ( 337,5 ) + 5
= 1.611,25
TEE = BMR x FA x FS
= 1.611,25 x 1,3 x 1,4
= 2.932,5 kkal
CS-2.2.1 Estimasi Kebutuhan Protein Total
Protein
= 2g/kgBB
= 2 x 67,5 : 4
= 33,75 gr
CS-2.1.1 Estimasi Kebutuhan Lemak Total
Lemak
= 20 % X TEE
= (20% x 2.932,5 kkal) : 9
= 65 gr
CS-2.3.1 Estimasi Kebutuhan karbohidrat total
Karbohidrat
= 60% X TEE
= 60% x 2.932,5
= 1.759,5 : 4
= 439,9 gr
CS-2.4.1 Estimasi kebutuhan serat total
Kebutuhan serat 100 kalori = 1gr Kebutuhan serat
2.932,5 kkal = 29,325 gr serat/hari
CS-3.1.1 Estimasi Kebutuhan Cairan Total
Kebutuhan cairan normal per hari yaitu 25cc x BBkg = .... per 24
jam
= 25 cc x 67,5 kg = 1.687,5 ml /24 jam
Pembatasan cairan per hari yaitu 70% s.d 80% x 1.687,5 ml =
1.181,2 – 1.350ml
23
Dalam 24 jam
dirumah sakit
hanya
menghabiskan
1/3 dari porsi
rumah sakit
1300 kkal = 433
kkal ( 14,7 % )
CS- Lemak Saat Sehat 38,4 65 gr ( 59 % + 3,7 Defisit
gr ( 59 % ) %):2= tingkat
2.1.1 Total
31,35 % Berat
SMRS = 2.39 gr
( 3,7 % )
CS- Protein Saat sehat = 33,75 ( 113 % + Defisit
38,2 gr ( 113 gr 10 % ) : 2 = tingkat
2.2.1 Total
%) 61,5 % Berat
24
SMRS = 3.39 gr
( 10 % )
CS- Karbohid Saat sehat = 439,9 ( 18,2 % + Defisit
80.2 gr ( 18,2 gr 6,7 % ) : 2 tingkat
2.3.1 rat Total
%) = 12,45 % Berat
SMRS = 29.6
( 6,7 % )
menyebabkan efek
interaksi ringan bila
digunakan dengan
produk ragi yang
dihasilkan
oleh Saccharomyce
s cerevisiae.
Ringer laktat 500 ml/8 Ringer laktat merupakan jenis
jam cairan kristaloid yang
mengandung kalsium, kalium,
laktat, natrium, klorida, dan
air. Cairan ringer laktat
umumnya diberikan untuk
menggantikan cairan tubuh
yang hilang saat mengalami
luka, cedera, atau menjalani
operasi yang menyebabkan
kehilangan darah dengan cepat
dalam jumlah yang banyak
3. DIAGNOSIS GIZI
Tabel 3.9. Kemungkinan Diagnosis Gizi
Kandidiasis Oral
IMT hanya 15,6
kg/m2 , wasting
Malnutrisi otot, estimasi
Mengalami penyakit
NC.4.1.2 penyakit atau asupan energi <
TB
kondisi kronis 50%-75%, dan
penurunan berat
badan
DOMAIN KLINIS
Pada pemeriksaan
laboratorium saat
Pasien mengalami pasien datang ke
hipermetabolisme RS, kadar Hb 10,5
Perubahan sedang anemia, mg/dL, Ht 30%,
NC.2.2 nilai lab leukositosis,
leukosit 12900/μL,
terkait gizi hipoalbuminemia, trombosit
hiponatremia 417.000/μL, limfosit
12%, natrium 122
mEq/L,
DOMAIN BEHAVIORAL
NB-1.1 Kurang Pasien belum pernah Pasien suka
pengetahuan mendapat edukasi
mengonsumsi
terkait diet
makanan manis
makanan dan
gizi seperti kue manis,
minuman bersoda,
suka mengonsumsi
makanan yang
28
mengonsumsi
gorengan.
penyakit TB ditandai dengan IMT hanya 15,6 kg/m2 , wasting otot, estimasi
asupan energi < 50%-75%, dan penurunan berat badan
Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan Pasien mengalami
hipermetabolisme sedang anemia, leukositosis, hipoalbuminemia,
hiponatremia ditandai dengan Pada pemeriksaan laboratorium saat pasien
datang ke RS, kadar Hb 10,5 mg/dL, Ht 30%, leukosit 12900/μL, trombosit
417.000/μL, limfosit 12%, natrium 122 mEq/L
Kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan Pasien belum
makanan manis seperti kue manis, teh manis, dan minuman bersoda, suka
badan
4. INTERVENSI
4.1. Planning
a. Tujuan Meningkatkan asupan oral 80% secara bertahap
dalam jangka waktu 6 hari
b. Prinsip Syarat Diet - Kebutuhan energi diberikan di atas
kebutuhan normal dengan
memperhitungkan faktor stress dan
faktor aktivitas yaitu sebesar
2.932,5 kkal diberikan secara
bertahap
- Asupan protein tinggi yaitu 2 g/kg
BB yaitu 33,75 diberikan secara
bertahap
- Lemak cukup 20% dari energi total
yaitu sebesar 65 gr diberikan secara
bertahap
- Karbohidrat diberikan sebesar 439,9
gr diberikan secara bertahap
- Kebutuhan vitamin dan mineral
dianjurkan sesuai kebutuhan normal
atau RDA
- Makanan disajikan dalam bentuk
mudah dicerna
- kebutuhan serat total 29,325 gr
serat/hari
- Kebutuhan Cairan Total 1.181,2 –
1.350ml
30
= 20 % X TEE
= (20% x 2.932,5 kkal) : 9
= 65 gr
CS-2.3.1 Estimasi Kebutuhan karbohidrat
total
Karbohidrat
= 60% X TEE
= 60% x 2.932,5
= 1.759,5 : 4
= 439,9 gr
d. Terapi Diet, Terapi Diet :
Bentuk Makanan, Diet TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein)
dan Cara Bentuk Makanan :
Pemberian Saring
Cara Pemberian :
Rute Oral
Frekuensi
3 kali makanan utama 3 kali makanan selingan
Perencanaan Menu
Waktu Makan Menu Makanan Bahan Makanan Berat
Sarapan Bubur Tepung beras 30 g
07.00 WIB
40 g
Ikan kakap 75 g
Telur ayam 50 g
Kacang polong 30 g
Selingan Siang Formula Enteral Tepung susu 24 g
10.00 WIB
Tepung maizena 4g
Telur ayam 30 g
Air jeruk 20 g
Margarin 2g
Susu skim 8g
Gula pasir 16 g
Rolade Kentang Kentang 76 g
Telur ayam 10 g
Makan Siang Bubur Tepung Tepung beras 30 g
13.00 WIB
32
EDUKASI GIZI
Asupan oral Memberikan Pentingnya Tempat konseling
33
4) Waktu konseling:
Waktu yang dibutuhkan untuk konseling adlaah sekitar 30 menit
5) Metode konseling:
Metode yang digunakan untuk konseling adalah ceramah dan Tanya
jawab
6) Media konseling:
Media atau alat bantu yang digunakan untuk konseling adalah leaflet
dan buku fotto makanan
7) Materi konseling:
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
Pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi bagi penderita HIV/AIDS
dan TB Paru
35
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
bermanifestasi di paru.
2.1.2. Etiologi
2.1.3. Patofisiologi
melakukan reaksi inflamasi bakteri dipindahkan melalui jalan nafas, basil tuberkel
39
yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang
terdiri dari satu sampai tiga basil, gumpalan yang lebih besar cenderung tertahan
di saluran hidung dan cabang besar bronkhus dan tidak menyebabkan penyakit.
Setelah berada dalam ruang alveolus, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi
pertama leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada Tuberkulosis adalah batuk yang tidak
adanya tanda dan gejala yang khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah :
a. Demam terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
b. Batuk, terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang /
mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent
(menghasilkan sputum)
c. Sesak nafas, terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru
d. Nyeri dada. Nyeri dada ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang
e. Malaise ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri
TB yang dikenal dengan strategi DOTS (directly observed treatment, short course
= pengawasan langsung menelan obat jangka pendek), yang telah terbukti dapat
resistance = kekebalan ganda terhadap obat) TB, tetapi hasilnya masih dirasakan
belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu diharapkan adanya
perhatian dari pihak pihak terkait dalam upaya meningkatkan keterlibatan peran
pelayanan penanganan TB paru selanjutnya. Oleh karena itu tulisan ini dibuat
untuk mengungkapkan masalah faktor yang berpengaruh dan upaya yang harus
HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS
didapat, bukan keturunan. Immuno terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita.
kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat
kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita
lahir. Meskipun cenderung fluktuatif, data kasus HIV AIDS di Indonesia terus
41
meningkat dari tahun ke tahun. Seperti pada gambar di bawah ini, terlihat bahwa
puncaknya pada tahun 2019, yaitu sebanyak 50.282 kasus. Berdasarkan data
WHO tahun 2019, terdapat 78% infeksi HIV baru di regional Asia Pasifik. Untuk
kasus AIDS tertinggi selama sebelas tahun terakhir pada tahun 2013, yaitu 12.214
kasus
2.2.2 Epidemiologi
(deoxyribonucleic acid)
mengembangkan tanda-tanda
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari individu yang
terinfeksi, seperti darah, air susu ibu, air mani dan cairan vagina. Individu tidak
a) Hubungan seksual : hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang
c) Penggunaan jarum suntik : penggunaan jarum suntik, tindik, tato, dan pisau
cukur yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama-sama
Gejala-gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Meskipun orang yang
hidup dengan HIV cenderung paling menular dalam beberapa bulan pertama,
44
banyak yang tidak menyadari status mereka sampai tahap selanjutnya. Beberapa
minggu pertama setelah infeksi awal, individu mungkin tidak mengalami gejala
atau penyakit seperti influenza termasuk demam, sakit kepala, ruam, atau sakit
individu dapat mengembangkan tanda dan gejala lain, seperti kelenjar getah
bening yang membengkak, penurunan berat badan, demam, diare dan batuk.
Kandidiasis Oral merupakan kelainan dari mukosa mulut yang disebabkan oleh
jamur patogen dengan genus candida. Penyakit ini sering ditemui pada pasien
gambaran klinis. Secara klinis ada tujuh tipe Kandidiasis Oral yang dapat
angular cheilitis, kandidiasis atrofik kronis, glosisitis rhomboid medial dan Black
Kandidiasis Oral meningkat pada usia lebih dari 35 tahun. Faktor predisposisi
terutama oleh faktor jumlah sel CD4 yang menurun. Patofisiologi terjadinya
Kandidiasis Oral pada pasien HIV&AIDS diperankan oleh beberapa faktor seperti
virulensi dari spesies Candida, imunitas selular yang diperankan terutama oleh sel
CD4 dan imunitas alamiah oleh sel keratinosit rongga mulut. Timbulnya gejala
klinis sangat tergantung antara kolonisasi Candida spp. pada mukosa mulut,
virulensi Candida spp., dan kerusakan dari sistem imun mukosa dan progresifitas
hasil yang berbeda beda.Perbedaan hasil penelitian menurut Belet dan kawan-
kawantergantung dari beberapa faktor seperti letak geografis, faktor risiko, pola
kepekaan anti jamur, metode penelitian, dan karakteristik sampel. 14Sampai saat
2.4. Malnutrisi
Salah satu masalah gizi yang masih tetap terjadi hingga saat ini yaitu malnutrisi.
oleh asupan atau pemberian nutrisi yang tidak benar maupun yang tidak
kurang atau sering disebut undernutrition (gizi kurang) yang bisa disebabkan oleh
penyerapan yang buruk atau kehilangan nutrisi yang berlebihan. Namun istilah
malnutrisi jika tidak mengkonsumsi makanan dengan jumlah, jenis, dan kualitas
gizi yang memadai untuk diet yang sehat dalam jangka waktu yang lama.Secara
global malnutrisi masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Pada
tahun 2014 terdapat 2-3 juta orang mengalami malnutrisi disetiap negara,
namun malnutrisi dihubungkan dengan penyebab dari 54% kematian pada anak-
anak di Negara berkembang pada tahun 2001. Prevalensi gizi kurang di dunia
pada anak dengan umur dibawah lima tahun dari tahun 2010-2012 masih terbilang
tinggi yaitu 15%, namun sudah mengalami penurunan dari 25%. Prevalensi
berkembang. Selain gizi kurang, diperkirakan 44 juta (6,7%) anak dibawah umur
lima tahun mengalami gizi lebih dan jumlah ini terus meningkat tiap tahunnya.
Anak gizi lebih didefinisikan dengan nilai berat badan untuk tinggi badan
melebihi dua standar deviasi atau lebih dari nilai median standar pertumbuhan
Indonesia sendiri memiliki angka gizi kurang maupun gizi lebih yang tinggi.
Walaupun sudah terjadi penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada
anak usia 5-12 tahun dari tahun 2010 (47,8%) menjadi 41,9% pada tahun 2013,
namun diikuti dengan peningkatan prevalensi gizi lebih pada tahun 2010 (9,2%)
BAB III
hiponatremia ditandai
dengan Pada pemeriksaan
laboratorium saat pasien
datang ke RS, kadar Hb 10,5
mg/dL, Ht 30%, leukosit
12900/μL, trombosit
417.000/μL, limfosit 12%,
natrium 122 mEq/L
Kurang pengetahuan terkait
makanan dan gizi berkaitan
dengan Pasien belum pernah
mendapat edukasi diet
ditandai dengan Pasien suka
mengonsumsi makanan
manis seperti kue manis, teh
manis, dan minuman
bersoda, suka mengonsumsi
makanan yang bersantan dan
suka mengonsumsi
55
gorengan.
Kualitas hidup yang buruk
berkaitan dengan Gaya
hidup yang tidak sehat
ditandai dengan Kebiasaan
merokok, dan konsumsi
obat-obatan terlarang.
- Intervensi :
Diet Energi Tinggi Protein
Tinggi
57
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
limfosit 12%, LED 53 mm/jam, GDS 160 mg/dL, natrium 122 mEq/L
(Rendah) kalium 4,6 meq/L, klorida 115 mEq/L (Tinggi) dan antiHIV
mg/dL, kreatinin 0,6 mg/dL, albumin 2,0 mg/dL, dan kadar CD4 14 sel/μl
3. Hasil penilaian fisik dan klinik adalah pasien memiliki tekanan darah
4. Hasil penilaian dietary asupan pasien adalah pola makan tidak teratur.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-2020-HIV.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2238/3/BAB%20II.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1362/4/BAB%20II.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/1.%20FAKTOR%20FAKTOR%20YANG
%20MEMPENGARUHI%20KEJADIAN%20TB%20PARU%20DAN%20UPAYA
%20PENANGGULANGANNYA%20-%20EDZA%20ARIA%20WIKURENDRA,
%20S.KL,%20M.KL%20(1).pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/1510-2811-1-SM.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/31484-205-61383-1-10-20170704.pdf
58
59
LAMPIRAN
= 1.611,25
TEE = BMR x FA x FS
= 2.932,5 kkal
Protein
= 2g/kgBB
= 2 x 67,5 : 4
= 33,75 gr
Lemak
= 20 % X TEE
= (20% x 2.932,5 kkal) : 9
= 65 gr
59
60
Karbohidrat
= 60% X TEE
= 60% x 2.932,5
= 1.759,5 : 4
= 439,9 gr
60