“DIARE AKUT”
Oleh:
Herbi Maulana Saputra (014.06.0003)
Pembimbing:
dr. Ayu Shintia Shanti, M.Biomed., Sp.A
SMFPEDIATRIRSUD KLUNGKUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAMAL-AZHAR MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya laporan Case Base Discussion ini dapat diselesaikan dengan
sebagaimana mestinya. Di dalam laporan ini penulis memaparkan laporan kasus dan
materi mengenai Diare Akut.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan serta bantuan hingga terselesaikannya laporan ini. Penulis
mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam menggali
semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan laporan kasus
ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
sehingga dapat membantu untuk dapat lebih baik lagi kedepannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 1
BAB II LAPORAN KASUS
2.1. Identitas Pasien ......................................................................................... 2
2.2.Anamnesis .................................................................................................. 2
2.3.Pemeriksaan Fisik ...................................................................................... 5
2.4.Pemeriksaan Penunjang .............................................................................. 7
2.5.Diagnosis Kerja .......................................................................................... 8
2.6.Penatalaksanaan ......................................................................................... 8
2.7. Follow up .................................................................................................. 8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Diare Akut ................................................................................................... 19
3.1.1. Definisi Diare Akut ......................................................................... 19
3.1.2. Epidemiologi Diare Akut ................................................................ 19
3.1.3. Etiologi Diare Akut ......................................................................... 20
3.1.4. Faktor Resiko Diare Akut ............................................................... 21
3.1.5. Patofisiologi Diare Akut .................................................................. 22
3.1.6. Manifestasi Klinis Diare Akut ......................................................... 24
3.1.7. Diagnosis Diare Akut ...................................................................... 25
3.1.8. Penatalaksanaan Diare Akut ............................................................ 26
3.1.9. Komplikasi Diare Akut ................................................................... 30
3.1.10. Prognosis Diare Akut ...................................................................... 31
BAB IVPEMBAHASAN ....................................................................................... 35
iii
BAB V KESIMPULAN ......................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari laporan ini agar mahasiswa mengetahuiDefinisi,
Epidemiologi, Etiologi, Faktor Risiko, Patogenesis, Diagnosis, Diagnosis
Differential, Tatalaksana, Edukasi, dan Prognosis Diare Akut.
1.3. Manfaat
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahuiDefinisi, Epidemiologi,
Etiologi, Faktor Risiko, Patogenesis, Diagnosis, Diagnosis Differential,
Tatalaksana, Edukasi, dan Prognosis Diare Akut.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1.Identitas pasien
Nama : N.P.A.N.K
Tanggal Lahir : 22 – 06 – 2021
Umur : 11 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Alamat : Dsn Tegal besar, Klungkung
No. Rekam Medis : 279877
Tanggal Masuk : 31-05-2022/ Pukul 13.12 WITA
2.2.Anamnesis
a) Keluhan utama : Mencret
b) Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien perempuan berusia 11 bulan diantar oleh keluarganya ke UGD
RSUD Klungkung dengan keluhan mencret sejak kemarin sore sebelum
masuk rumah sakit, mencret dikatakan sudah terjadi sebanyak 7 kali dengan
konsistensi cair dan berisi ampas berwarna coklat disertai dengan lender dan
darah dan tidak tampak berminyak, setiap mencret sebanyak 1/5 – ¼ gelas air
mineral 300 ml.
Sebelumnya pasien dikatakan MPASI seperti biasa lalu beberapa jam
kemudian pasien mulai mengalami keluhan ini, pasien sempat dibawa berobat
ke praktek dr. umum tetapi tidak ada perbaikan, keesokan harinya langsung
dibawak ke UGD RSUD Klungkung.
Selain keluhan mancret pasien juga mengeluh mual dan muntah
sebanyak 3 kali, muntahan berisi air dan makanan serta lendir (1 x berisi
darah berwarna merah segar) setiap muntah sebanyak ± 1/2 gelas air mineral
300 ml, pasien juga sempat demam (+), lemas (+), Nafsu makan menurun
(+), dan sering minta minum, keluhan lain seperti batuk, pilek, Sesak dan
Kejang disangkal, BAK dalam batas normal.
2
c) Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat keluhan yang sama : (+) 4 bulan yang lalu (tidak sampai dirawat
di RS)
- Riwayat Asma : Tidak ada
- Riwayat alergi : Tidak ada
- Riwayat kejang : Tidak ada
g) Riwayat Persalinan
- Lahir : Normal pervaginam di RSUD Klungkung, cukup bulan
dan kehamilan tunggal
- BBL : 3000 gr
- PBL :50 cm
- Bayi : Segera menangis
h) Riwayat Imunisasi
- BCG :1x
- Polio :4x
3
- Hepatitis B :4x
- DPT :3x
- MR :1x
i) Riwayat Nutrisi
- Pasien mengkonsumsi ASI dari bayi baru lahir sampai usia 11 bulan
dengan frekuensi kurang lebih 10 kali sehari
- Mengkonsumsi Susu formula
- Pasien mulai mengkonsumsi bubur susu saat usia 6 bulan sampai usia
dengan frekuensi 3 kali dengan sekali pemberian ½ mangkok
2.3.Pemeriksaan Fisik
a) Status present
- Keadaan umum : Tampak lemas
- Kesadaran/GCS : Compos mentis/E4V5M6
- Frekuensi Nadi : 108 kali/menit, regular, terisi cukup
- Frekuensi Napas : 22 kali/menit
- Suhu aksila : 37,1 oC
- SpO2 : 98 %
4
b) Status Antropometri
- BB : 8,5 kg
- TB : 75 cm
- BB/U : Median ( Gizi baik)
- TB/U : +1 SD (normal )
- BB/PB : -1SD ( normal )
- IMT : 15,11 kg/m2 (Normal)
- IMT/U : -1SD ( Normal )
c) Status Generalis
5
Palpasi Nyeri tekan (-), fokal fremitus simetris pada kedua
lapang paru
Perkusi Sonor Redup Pekak
+ + - - - -
+ + - - - -
+ + - - - -
Auskultasi Vesikuler Ronkhi Wheezing
+ + - - - -
+ + - - - -
+ + - - - -
Jantung Inspeksi Iktus kordis tidak tampak
Palpasi Iktus kordis teraba kuat angkat di linea midclavicular
sinistra ICS IV
Perkusi Batas jantung normal
6
2.4.Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Darah Lengkap (31-05-2022/13:56)
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14.5 g/dL 10,8-16,5
Leukosit *10.87 ribu/ul 3,5-10
Hitung Jenis Leukosit
Limfosit 35.1 % 18,0-48,3
Neutrofil 56% 39,3-73,7
Monosit 7.0 % 4,4-12,7
Eosinofil *0.03 % 0,6000-7,30
Basophil *2.31 % 0.00-1,70
Hematokrit 45.5 % 35 – 55
Eritrosit *5.6 juta/ul 3,5-5,5
Index Eritrosit
MCV 81.6% 81,8-96
MCH *26.1 pg 27,0-31,2
MCHC 31.9 % 31,5-35,0
RDW-CV 11,5 % 11,5-14,5
Trombosit 255 ribu/ul 145-450
MPV 7,31 fl 6,90-10,6
KIMIA KLINIK
Gula darah sewaktu *52 mg/dL 80-200
2.5.Diagnosis Kerja
Diare Akut disertai dehidrasi ringn-sedang
Susp. Disentri
DD : Invaginasi
7
2.6.Penatalaksanaan
- KaEN3B 12 tetes permenit
- Ondansentro 3 x 1 mg (IV)
- Oralit 50 ml bila mencret/ muntah
- Zinc syrup 1 x 20 mg
2.8. Follow Up
No Tgl Subjek Objektif Assessment Planning
1 1/06/ - Mencret 3 - GCS : E4V5M6 Diare Akut - IVFD
2022 x - HR : 124 disertai Kaen3B 12
12:3 => cair berisi kali/menit, terisi dehidrasi tetes
0 ampas dan cukup ringan- permenit
lender - RR : 24 sedang + - Ondansentron
berwarna kali/menit disentri 3x1 mg (IV)
coklat, - Suhu : 37,7 0C - Zinc syrup
darah (+) - SpO2 : 97 % 1x20 mg
- Muntah 4 x Status Generalis - Paracetamol
=> berisi air - Mata : Anemis drop 3x0.9
dan sedikit (-), ikterus (-), ml jika suhu
makanan cowong (+/+), ≥ 38 C
- Lemas reflek pupil - Metronidazol
- Penurunan (+/+) isokor 3x 100 mg
nafsu - Abdomen: - Oralit 50 mili
makan Bising usus (+) jika mencret/
- BAK meningkat, muntah
dalam nyeri tekan
batas regio epigastric
normal (+), turgor kulit
(N)
- Ekstremitas :
akral dingin (-/-
8
), CRT < 2
detik
Foto polos
abdomen
Curiga tampak
keradangan usus
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Feses Lengkap
Makroskopis feses
Warna Kuning Kuning
Bau Khas Khas
Konsistensi Lembek Lunak
Lender Negative Negative
Darah Negative Negative
Mikroskopis feses
Telur ascaris Negative Negative
Telur trichus Negative Negative
Ancylostoma duodenale Negative Negative
Taenia saginata Negative Negative
Enterobius vermicularis Negative Negative
Amoeba Negative Negative
Lekosit 30–50 sel/LPB
Eritrosit 40-50 sel/LPB
Lain – lain Negative
2 2/06/ - Mencret 3 - GCS : E4V5M6 Diare Akut - IVFD
2022 x - HR : 85 disertai Kaen3B 12
09:0 => cair berisi kali/menit, terisi dehidrasi tetes
0 ampas dan cukup ringan- permenit
lender - RR : 20 sedang + - Ondansentron
berwarna kali/menit disentri 3x1 mg (IV)
9
coklat, - Suhu : 36,80C - Zinc syrup
darah (+) - SpO2 : 97 % 1x20 mg
- Muntah (+) Status Generalis - Paracetamol
1x - Mata : Anemis drop 3x0.9
- Lemas (-), ikterus (-), ml jika suhu
- Penurunan cowong (-/-), ≥ 38 C
nafsu reflek pupil - Metronidazol
makan (+/+) isokor 3x 100 mg
- BAK - Abdomen: - Oralit 50 mili
dalam Bising usus (+) jika mencret/
batas meningkat, muntah
normal nyeri tekan
regio epigastric
(+), turgor kulit
(N)
Ekstremitas :
akral dingin (-/-
), CRT < 2
detik
3. 03/0 - Mencret 3 - GCS : E4V5M6 Diare Akut - IVFD
6/20 x - HR : 100 disertai Kaen3B 12
22 => cair berisi kali/menit, terisi dehidrasi tetes
11.45 ampas dan cukup ringan- permenit
lender - RR : 22 sedang + - Ondansentron
berwarna kali/menit disentri 3x1 mg (IV)
coklat, - Suhu : 36,50C - Zinc syrup
darah (+) - SpO2 : 97 % 1x20 mg
- Muntah (+) Status Generalis - Paracetamol
1x - Mata : Anemis drop 3x0.9
- Lemas (-), ikterus (-), ml jika suhu
10
- Penurunan cowong (-/-), ≥ 38 C
nafsu reflek pupil - Metronidazol
makan (+/+) isokor 3x 100 mg
- BAK - Abdomen: - Oralit 50 mili
dalam Bising usus (+) jika mencret/
batas meningkat, muntah
normal nyeri tekan - DL, FL
regio epigastric
(+), turgor kulit
(N)
- Ekstremitas :
akral dingin (-/-
), CRT < 2
detik
4 04/0 - Mencret 1 - GCS : E4V5M6 Diare Akut - IVFD D 1/4
6/20 x - HR : 90 disertai NS 12 tetes
22 => cair berisi kali/menit, terisi dehidrasi permenit
ampas dan cukup ringan- - Ondansentron
lender - RR : 20 sedang + 3x1 mg (IV)
berwarna kali/menit disentri - Zinc syrup
coklat, - Suhu : 38,30C 1x20 mg
darah (-) - SpO2 : 98 % - Paracetamol
- Muntah (-) Status Generalis drop 3x0.9
- Lemas - Mata : Anemis ml jika suhu
- Penurunan (-), ikterus (-), ≥ 38 C
nafsu cowong (-/-), - Metronidazol
makan reflek pupil 3x 100 mg
- BAK (+/+) isokor - Ceftriaxon
dalam - Abdomen: 2x400 mg
batas Bising usus (+) - Oralit 50 mili
11
normal normal, nyeri jika mencret/
tekan regio muntah
epigastric (+), -
turgor kulit (N)
- Ekstremitas :
akral dingin (-/-
), CRT < 2
detik
- DL :
leu : 13.02
ribu/uL
Monosit :
14.9%
Eusinofil :
0.02%
Basofil : 2.33%
MCV : 79.8 fL
MCH : 25.8 pg
Trombosit : 85
ribu/uL
Feses lenglap
- Konsistensi :
Lembek
- Lendir : +
- Leukosit : 20-
30 sel/LPB
- Eritrosit : 30-45
sel/PBL
5 05/0 - Mencret (-) - GCS : E4V5M6 Diare Akut - IVFD D 1/4
6/20 - Muntah (-) - HR : 85 diserta NS 12 tetes
12
22 - Demam kali/menit, terisi dehidrasi permenit
(+) cukup ringan- - Ondansentron
- Lemas - RR : 20 sedang + 3x1 mg (IV)
- Penurunan kali/menit disentri - Zinc syrup
nafsu - Suhu : 36,70C 1x20 mg
makan - SpO2 : 97 % - Paracetamol
- BAK Status Generalis drop 3x0.9
dalam - Mata : Anemis ml jika suhu
batas (-), ikterus (-), ≥ 38 C
normal cowong (-/-), - Metronidazol
reflek pupil 3x 100 mg
(+/+) isokor - Ceftriaxon
- Abdomen: 2x400 mg
Bising usus (+) - Oralit 50 mili
normal, nyeri jika mencret/
tekan regio muntah
epigastric (+), - USG
turgor kulit (N) Abdomen
- Ekstremitas :
akral dingin (-/-
), CRT < 2
detik
6 06/0 - Mencret 3x - GCS : E4V5M6 Diare Akut - IVFD D 1/4
5/20 x - HR : 100 disertai NS 12 tetes
22 => cair berisi kali/menit, terisi dehidrasi permenit
ampas dan cukup ringan- - Ondansentron
lender - RR : 24 sedang + 3x1 mg (IV)
berwarna kali/menit disentri + - Zinc syrup
coklat, - Suhu : 37,9 0C cystitis 1x20 mg
darah (-) - SpO2 : 97 % - Paracetamol
13
- Demam Status Generalis drop 3x0.9
(+) - Mata : Anemis ml jika suhu
- Muntah (-) (-), ikterus (-), ≥ 38 C
- Lemas cowong (-/-), - Metronidazol
- Penurunan reflek pupil 3x 100 mg
nafsu (+/+) isokor - Ceftriaxon
makan - Abdomen: 2x400 mg
- BAK Bising usus (+) - Oralit 50 mili
dalam meningkat, jika mencret/
batas nyeri tekan muntah
normal regio epigastric - DL
(-), turgor kulit
(N)
Ekstremitas :
akral dingin (-/-),
CRT < 2 detik
- USG Abdomen
:
- radang usus
- Cystitis
7 07/0 - Mencret 2 - GCS : E4V5M6 Diare Akut - IVFD D 1/4
6/20 x - HR : 100 disertai NS 12 tetes
22 => cair berisi kali/menit, terisi dehidrasi permenit
09:0 ampas dan cukup ringan- - Ondansentron
0 lender - RR : 24 sedang + 3x1 mg (IV)
berwarna kali/menit disentri + /KP
coklat, - Suhu : 37,7 0C cystitis - Zinc syrup
darah (-) - SpO2 : 97 % 1x20 mg
- Demam (+) Status Generalis - Paracetamol
- Keluhan - Mata : Anemis drop 3x0.9
14
lain (-) (-), ikterus (-), ml jika suhu
cowong (-/-), ≥ 38 C
reflek pupil - Metronidazol
(+/+) isokor 3x 100 mg
- Abdomen: - Ceftriaxon
Bising usus (+) 2x400 mg
meningkat, - Amikasin 1x
nyeri tekan 160 mg
regio epigastric - Oralit 50 mili
(-), turgor kulit jika mencret/
(N) muntah
Ekstremitas :
akral dingin (-/-),
CRT < 2 detik
- DL :
leu : 24.97
ribu/uL
Eusinofil :
0.05%
Hematokrit :
34.4%
MCV : 79.9 fL
MCH : 26.4 pg
Trombosit : 94
ribu/uL
15
lender - RR : 24 sedang + 3x1 mg (IV)
berwarna kali/menit disentri + /KP
coklat, - Suhu : 37.8 0C cystitis - Zinc syrup
darah (-) - SpO2 : 97 % 1x20 mg
- Demam (+) Status Generalis - Paracetamol
- Keluhan - Mata : Anemis drop 3x0.9
lain (-) (-), ikterus (-), ml jika suhu
- cowong (-/-), ≥ 38 C
reflek pupil - Metronidazol
(+/+) isokor 3x 100 mg
- Abdomen: - Ceftriaxon
Bising usus (+) 2x400 mg
normal, nyeri - Amikasin 1x
tekan regio 160 mg
epigastric (-), - L-Bio 3x 1
turgor kulit (N) saset
Ekstremitas : - Dexametason
akral dingin (-/-), 3x 2,5 mg
CRT < 2 detik (iv)
- Oralit 50 mili
jika mencret/
muntah
16
- SpO2 : 97 % 1x20 mg
Status Generalis - Paracetamol
- Mata : Anemis drop 3x0.9
(-), ikterus (-), ml jika suhu
cowong (-/-), ≥ 38 C
reflek pupil - Metronidazol
(+/+) isokor 3x 100 mg
- Abdomen: - Ceftriaxon
Bising usus (+) 2x400 mg
normal, nyeri - Amikasin 1x
tekan regio 160 mg
epigastric (-), - L-Bio 3x 1
turgor kulit (N) saset
Ekstremitas : - Dexametason
akral dingin (-/-), 3x 2,5 mg
CRT < 2 detik (iv)
- Oralit 50 mili
jika mencret/
muntah
- DL ulang
- Rencana BPL
besok
10 10/0 - Keluhan (-) - GCS : E4V5M6 Diare Akut - IVFD D 1/4
6/20 - HR : 100 disertai NS 12 tetes
22 kali/menit, terisi dehidrasi permenit
cukup ringan- - Ondansentron
- RR : 24 sedang + 3x1 mg (IV)
kali/menit disentri + /KP
- Suhu : 36.8 0C cystitis - Zinc syrup
- SpO2 : 97 % 1x20 mg
17
Status Generalis - Paracetamol
- Mata : Anemis drop 3x0.9
(-), ikterus (-), ml jika suhu
cowong (-/-), ≥ 38 C
reflek pupil - Metronidazol
(+/+) isokor 3x 100 mg
- Abdomen: - Ceftriaxon
Bising usus (+) 2x400 mg
normal, nyeri - Amikasin 1x
tekan regio 160 mg
epigastric (-), - L-Bio 3x 1
turgor kulit (N) saset
Ekstremitas : - Dexametason
akral dingin (-/-), 3x 2,5 mg
CRT < 2 detik (iv)
DL - Oralit 50 mili
- leu : 22.06 jika mencret/
ribu/uL muntah
Neutrofil : 81% - BPL
Limfosit :
13.9%
Eusinofil :
0.02%
Hematokrit :
34.6%
MCV : 80.2 fL
MCH : 25.8 pg
Trombosit : 145
ribu/uL
18
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Diare Akut
3.1.1. Definisi Diare Akut
Menurut WHO, diare adalah buang air besar encer lebih dari 3x
sehari baik disertai lendir dan darah maupun tidak. Diare akut adalah
buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per hari, disertai
dengan perubahan konsitensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu (PPK RSUP
Dr.Mohammad Hoesin Palembang, 2014).
Diare akut adalah bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (≥ 3 kali/24 jam) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi
cair) dengan/tanpa darah dan/atau lendir dan berlangsung kurang dari 1
minggu (PPK RSUP Sanglah Denpasar, 2017).
19
3.1.3. Etiologi Diare Akut
Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan
virus, bakteri dan parasit. Dua tipe dasar dari diare akut karena infeksi
adalah non- inflammatory dan inflammatory. Enteropatogen menimbulkan
diare non-inflammatorymelalui produksi enterotoksin oleh bakteri,
destruksi sel permukaan vili oleh virus, perlekatan oleh parasit, perlekatan
dan/ atau translokasi daribakteri. Sebaliknya diare inflammatory biasanya
disebabkan oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsung atau
memproduksi sitotoksin (PPK RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang,
2014 & Alfa, Y. 2010).
Tabel. Penyebab Infeksi Diare
Bakteri Virus Parasit
Aeromofas Astrovirus Balaftidiumcoli
Bacilluscereus Calcivirus(Norovirus, Blastocystishomofis
Cafpilobacterjejufi Sapovirus) Crytosporidium
Clostridiumperfrifgefs Enteric adenovirus parvumEftamoeba
Clostridiumdefficile Coronavirus histolytica
Escherichiacoli Rotavirus Giardia lamblia
Plesiomofas shigeloides Norwalk virus Isospora belli
Salmofella Herpes simpleksvirus Strofgyloides
Shigella Cytomegalovirus stercoralis
Staphylococcusaureus Trichuris trichiura
Vibrio cholera
Vibrio
parahaemolyticus
Yersifia efterocolitica
20
malabsorbsi, keracunan makanan, dan penyebab lain seperti infeksi non-
gastrointestinal, alergi susu sapi, keracunan makanan, dan defisiensi imun.
23
3.1.6. Manifestasi Klinis Diare Akut
Gejala gastrointestinal biasa berupa diare, kram perut, dan muntah.
Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya.
Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung
sejumlah ion natrium, klorida dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit
ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga akan meningkat
bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolic,
dan hipokalemia. Panas dimungkinkan karena proses peradangan atau
akibat dehidrasi. Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus terjadi pada
perut bagian bawah serta rectum menunjukkan terkenanya usus besar.
Mual dan muntah adalah gejala yang nonspesifik, akan tetapi muntah
mungkin disebabkan oleh karena mikroorganisme yang menginfeksi
saluran cerna bagian atas seperti virus, bakteri yang memproduksi
enteroroksin, Giardia, dan Cryptosporidium (Juffrie, M. 2010).
Tabel Gejala klinis diare akut oleh berbagai penyebab
24
3.1.7. Diagnosis Diare Akut
Kriteria diagnosis diare akut:
- Buang air besar 3 kali atau lebih dalam 24 jam dengan konsistensi
cair, tanpa disertai lendir/darah
- Berlangsung kurang dari 1 minggu
- Dari pemeriksaan feses ditemukan leukosit ≤ 10 lbp (PPK RSUP
Sanglah, 2017).
a. Anamnesis
- Lama diare, frekuensi sehari, volume setiap kali diare, warna dan
konsentrasi tinja, lendir dan atau darah dalam tinja.
- Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air
kecil terakhir, demam, sesak, kejang dan kembung.
- Jumlah cairan yang masuk selama diare
- Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare,
mengosumsi makanan yang tidak biasa
- Penderita diare disekitarnya dan sumber air minum (PPKSanglah,
2017).
b. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum, kesadaran dantandavital
- Tanda utama: keadaan umum gelisah atau lemah/ letargi/ koma, rasa
haus, turgor kulit abdomen menurun
- Tanda tambahan: pemeriksaan ubun-ubun besar, kelopak mata, air
mata, mukosa bibir, mulut dan lidah
- Berat badan
- Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti
napas cepat dan dalam, kembung dan kejang (PPKSanglah. 2017).
c. Pemeriksaan Penunjang
- Tinja rutin : Makroskopis dan mikroskopis
- pH tinja pada kasus kecurigaan intoleransi laktosa
- Pada kasus dehidrasi berat: Analisis gas darah dan elektrolit serum
(Natrium, Kalium, Kalsium, Klorida) (PPK Sanglah. 2017).
25
Tabel. Penilaian derajatdehidrasi(DepkesRI. 2011)
Gejala/derajat Diare tanpa Diaredehidrasi Diaredehidrasi
Dehidrasi dehidrasi Ringan/Sedang Berat
Bila terdapat dua Bilaterdapatdua Bilaterdapatdua
tandaatau lebih tanda atau lebih tandaatau lebih
28
RencanaTerapiB(DepkesRI. 2011)
29
3.1.9. Komplikasi Diare Akut
Beberapa akibat diare baik akut maupun kronis:
1. Kehilangan air dan elektrlit (dehidrasi)
Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hypokalemia, dan
sebagainya). Gangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh:
a) Previous water losses, kehilangan cairan sebelum pengelolaan, sebagai
defisiensi cairan.
b) Normal water losses, berupa kehilangan cairan karena fungsi fisiologis
c) Concomittant water losses, berupa kehilangan cairaan saat pengelolaan
d) Kurangnya asupan makanan selama sakit, berupa kekurangan cairan
karena anoreksia atau muntah.
Mekanisme kekurangan cairan pada diare dapat terjadi
karenaPengeluaran usus yang berlebihan, disebabkan karena sekresi
mukosa usus yang berlebihan atau difusi cairan tubuh akibat tekanan
osmotik intra lumen yang tinggi dan karena Asupan cairan yang kurang,
disebabkan karena muntah, anoreksia, pembatasan makan dan minum,
keluaran cairan tubuh yang berlebihan (demam atau sesak napas).
2. Gangguan gizi
Gangguan gizi pada penderita diare dapat terjadi karena:
a. Kurangnya asupan makanan
b. Gangguan penyerapan makanan
c. Katabolisme
d. Kehilangan langsung
3. Perubahan ekologi dan ketahanan usus
Kejadian diare pada umumnya disertai dengan kerusakan mukosa
usus, keadaan ini dapat diikuti dengan gangguan pencernaan karena
deplesi enzim. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya hidrolisis nutrien yang
kurang tercerna sehingga dapat menimbulkan peningkatan hasil
metabolismen yang berupa substansi karbohidrat dan asam hidrolisatnya.
Keadaan ini akan merubah ekologi mikroba isi usus. Bakteri tumbuh
30
lampau akan memberikan kemungkinan terjadinya dekonjugasi garam
empedu sehingga terjadi peningkatan jumlah asam empedu yang dapat
menimbulkan kerusakan mukosa usus lebih lanjut. Keadaan ini dapat pula
disertai dengan gangguan mekanisme ketahanan local pada usus, baik
yang disebabkan oleh kerusakan mukosa usus maupun perubahan ekologi
isi usus.
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien perempuan berusia 11 bulan diantar oleh keluarganya ke UGD RSUD
Klungkung dengan keluhan mencret sejak kemarin sore sebelum masuk rumah
sakit, mencret dikatakan sudah terjadi sebanyak 7 kali dengan konsistensi cair dan
berisi ampas berwarna coklat disertai dengan lendir darah dan tidak tampak
berminyak, setiap mencret sebanyak 1/5 – ¼ gelas air mineral 300 ml.
Sebelumnya pasien dikatakan MPASI seperti biasa lalu beberapa jam
kemudian pasien mulai mengalami keluhan ini, pasien sempat dibawa berobat ke
praktek dr. umum tetapi tidak ada perbaikan, keesokan harinya langsung dibawak
ke UGD RSUD Klungkung.
Selain keluhan mancret pasien juga mengeluh mual dan muntah sebanyak 3
kali, muntahan berisi air dan makanan serta lendir (1 x berisi darah berwarna
merah segar) setiap muntah sebanyak ± 1/2 gelas air mineral 300 ml, pasien juga
sempat demam (+), lemas (+), Nafsu makan menurun (+), dan sering minta
minum, keluhan lain seperti batuk, pilek, Sesak dan Kejang disangkal, BAK
dalam batas normal.
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan tanggal 31/5/22 didapatkan keadaan
umum pasien lemah, tanda vital pasien dalam batas normal. Pada status generalis
didapatkan mata cowong, pernafasan cuping hidung tidak ada, mukosa bibir tidak
kering, padapemeriksaan paru t i d a k didapatkan retraksi dinding dada,suara paru
veshikuler, pada pemeriksaan abdomen bising usus meningkat 30 kali/menit,
nyeri pada epigastik dan turgor kulit kembali dengan cepat.
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan Darah Lengkap
tanggal 31/5/22/ didapatkan kadar leukosit meningkat menjadi 14,94 ribu/uL,
kemudian tanggal 01/6/22 dilakukan pemeriksaan feses lengkap didapatkan
eritrosit dan leukosit.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang telah didapatkan pada pasien maka sesuai dengan teori yang tertera di bab
tinjauan pustaka pasien ini dapat didiagnosis dengan Diare acute disertai
dehidrasi ringan sedang + disentri.
32
Pada penatalaksanaan yang diberikan pada pasien yaitu Kaen3B 16 tpm
sebagai terapi cairan pada diare. Pemberian Zinc Syrup 1x20 mg diberikan
sesuai dengan rekomendasi 5 lintas diare dengan tujuan untuk mengurangi
diare, menurunkan risiko keparahan penyakit, dan mengurangi episode diare,
zinc diberikan selama 10-14 hari dengan dosis 10 mg/hari (usia < 6 bulan) dan
20 mg /hari (usia > 6 bulan). Paracetamol drop 3x0.9 mg digunakan sebagai
terapi suportif saat pasien mengalami demam dengan suhu aksila ≥ 38,50C.
Pada pasien juga diberikan antibiotic karena pasien tetap mengalami diare dan
dari hasil pemeriksaan darah lengkap didapatkan leukosit meningkat menjadi
14,94 ribu/uL.
33
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesis didapatkan pasien dengan keluhan mencret
sejak 36 jam SMRS sebanyak 7 kali sehari, mencret dengan konsistensi
cair berwarna coklat disertai ampas dan lendir darah, pasien juga
mengeluh mual muntah dan penurunan nafsu makan serta demam yang
membuat pasien merasa lemas dan anak sering emita minum.
Pada pemeriksaan fisik didapat kan mata cowong, mukosa bibir tidak
kering, nyeri tekan epigastrik, Turgor kulit kembali cepat, Pemeriksaan
penunjang didapatkan tinja rutin makroskopis (warna kuning, bau khas,
konsistensi lembek, lendir negatif, darah negatif) dan mikroskopis (eritrosit
dan leukosit (+)). Sehingga pasien didiagnosis dengan diare akut disertai
dehidrasi ringan sedang + disentri Terapi yang diberikan pada pasien ini
yaitu KaEN3B, Ondansentron, Ranitidine, Zinc syrup, paracetamol jika
pasien demam dan atibiotik.
34
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, S. 2010. Waspadai Gizi Balita Anda. (A. Kusrianto, Ed.) (1st ed.).Jakarta:
PT Elex Media Komputindo
Alfa, Yasmar. 2010 .Diare Akut PadaA nak. Bandung :SMF Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/RSHS.
Depkes RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. Departemen
Kesehatan RI.
Indriyani, D. & Putra, IG. 2020. Penanganan Terkini Diare Pada Anak: Tinjauan
Pustaka. Review Jurnal. Bali Royal Hospital & Universitas Udayana
Juffrie, M. 2010. Buku Ajar Gastroenterologi- Hepatologi Jilid 1 Cetakan
Pertama. IDAI.
Kliegman RM., et.al. 2016. Nelson Textbookof Pediatrics. 20thed. Philadelphia:
Elsevier.
Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada
Balita. (W. Kristiyanasari, Ed.) . Yogyakarta: Nuha Medika.
Panduan Praktek Klinin (PPK) Divisi Gastrohepatologi. Departemen Kesehatan
Anak. 2014. RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang.
Panduan Prakttik Klinis SMF Ilmu Kesehatan Anak. 2017. RSUP Sanglah
Denpasar.
Subagyo B,Santoso NB. 2015. Diare akut. In: JuffrieM, Soenarto SSY,
OswarniH, Arief S, RosalinaI, Mulyani NS.Buku Ajar
Gastroenterologi- Hepatologi Anak. 1th ed. Jakarta: Ikatan Dokter
Anak Indonesia.
UKK Nutrisi Penyakit Metabolik. 2011. Asuhan Nutrisi Pediatrik (Pediatric
Nutrition Care). IDAI
35