Disusun oleh :
PEMBIMBING
MATARAM
TAHUN 2022
Domestic Violence Against Men Prevalence and Risk Factors
Abstrak
Latar Belakang: Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kekerasan intim dalam
pasangan adalah salah satu risiko utama bagi kesehatan perempuan di seluruh dunia. Laki-laki
juga bisa menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, sepertihalnya korban perempuan,
mereka pada awalnya cenderung datang dengan cedera mereka ke dokter keluarga atau instalas
gawat darurat. Kekerasan dalam rumah tangga terhadap laki-laki merupakan masalah yang
relevan bagi dokter dari semua spesialisasi.
Metode: Tinjauan ini didasarkan pada publikasi yang diperoleh melalui pencarian yang
dilakukan dengan selektif dan komprehensif di database PubMed dan dengan layanan pencarian
Google Cendekia, serta pada analisis retrospektif data tentang orang yang terluka, penyerang,
dan sifat kekerasan yang dialami dan luka yang diderita.
Hasil: Studi yang diidentifikasi dengan pencari, didapatkan tingkat prevalensi 3,4% hingga
20,3% untuk kekerasan fisik dalam rumah tangga terhadap laki-laki. Sebagian besar pria yang
mengalami ini telah melakukan kekerasan terhadap pasangan mereka sendiri. 10,6-40% dari
mereka melaporkan telah dilecehkan atau dianiaya seperti anak-anak. Penyalahgunaan alkohol,
kecemburuan, penyakit mental, gangguan fisik, dan durasi hubungan yang pendek semuanya
berkaitan risiko lebih tinggi menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Konsekuensi yang
biasa dilaporkan dari kekerasan mencakup sebagian besar cedera fisik ringan, gangguan
kesehatan fisik, masalah kesehatan mental seperti kecemasan atau perilaku yang menggahu, dan
peningkatan konsumsi alkohol dan/atau obat-obatan terlarang.
Kesimpulan: Prevalensi kekerasan terhadap laki-laki dan faktor risikonya belum banyak diteliti
sampai saat ini. Sebaiknya tindakan-tindakan pencegahan dikembangkan lebih lanjut dan
bantuan khusus disediakan bagi orang-orang yang terkena dampak.
BAB I
Elemen Deskripsi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
PROBLEM (WHO), kekerasan intim dalam pasangan
adalah salah satu risiko utama bagi
kesehatan perempuan di seluruh dunia.
Laki-laki juga bisa menjadi korban
kekerasan dalam rumah tangga,
sepertihalnya korban perempuan,
Kontribusi teknis medis atau forensic
mengenai pria yang terkena dampak saat
ini hampir tidak ada; akibatnya kami
akan mengevaluasi literatur internasional
dan pengumpulan data kami sendiri
untuk memberikan tinjauan mendasar
tentang subjek tersebut
Kami melakukan pencarian literatur
INTERVENTION selektif di database PubMed dan dengan
menggunakan mesin pencari Google
Cendekia,. Kami membatasi pencarian
kami pada literatur ilmiah utama yang
diterbitkan antara tahun 1990 dan 2019,
Hanya artikel yang memuat tingkat
prevalensi bentuk kekerasan dalam
rumah tangga yang relevan secara medis
seperti yang dilaporkan oleh pihak yang
dirugikan atau pelaku yang dianggap
memenuhi syarat untuk dimasukkan.
Setelah memindai artikel dan seleksi
menurut kriteria inklusi dan eksklusi,
kami memasukkan 17 artikel dalam
tinjauan ini. Untuk membandingkan
hasil, kami secara retrospektif
menganalisis data studi dari departemen
rawat jalan untuk korban kekerasan di
Institut Kedokteran Forensik di Pusat
Medis Universitas Rostock selama
periode lima tahun (2013–2018).
Pengumpulan data dihasilkan dari studi
dokumentasi dan dievaluasi dalam
bentuk anonim dengan menggunakan
perangkat lunak Microsoft Excel 2003
Sebagian besar pria dalam survei kami
COMPARISON menikah dengan pelaku wanita atau telah
tinggal bersama wanita selama beberapa
tahun. Hal ini bertentangan dengan hasil
Lövestadt dan Krantz, yang menemukan
bahwa jika hubungan telah terjalin
kurang dari tiga tahun, risiko menjadi
korban kekerasan dalam rumah tangga
lebih tinggi. Pada penelitian ini
mengatakan pria yang lebih tua paling
beresiko mengalmi kekerasan dalam
rumah tangga, berbeda dengan hasil
penelitian lain ang menyatakan pria yang
lebih muda, lebih beresiko
Hasil dari peneitian Sudah dikonfirmasi
OUTCOME secara ilmiah bahwa studi forensik klinis
diperlukan (x8). Data dari jaringan
konseling dan dukungan lokal CORA
mengkonfirmasi bahwa pada tahun 2018,
400 wanita dan 39 pria dilaporkan telah
menerima konseling di pusat-pusat
konsultasi spesialis untuk kekerasan
seksual, dan 2053 wanita dan 346 pria
dilaporkan telah menerima konseling di
pusat-pusat intervensi untuk kekerasan
dalam rumah tangga dan penguntitan
1. Apakah alokasi pengambilan sampel dilakukan secara acak dijelaskan secara rinci?
Ya , pada penelitian ini di jelaskan mengenai cara pengambilan sampel, periode
pemngambilan sampel, lokasi pengambilan sampel dan cara mereka menyeleksi sampel
yang dmasukan dalam kriteria untuk penelitian..
Kami membatasi pencarian kami pada literatur ilmiah utama yang diterbitkan
antara tahun 1990 dan 2019. , kami hanya mempertimbangkan artikel yang
mendefinisikan penggunaan kekerasan menurut Konvensi Istanbul. Dimana kriteria
inklusi dan eksklusi tidak dapat ditentukan berdasarkan judul dan abstrak, kami
menganalisis teks lengkap. Hanya artikel yang memuat tingkat prevalensi bentuk
kekerasan dalam rumah tangga yang relevan secara medis seperti yang dilaporkan oleh
pihak yang dirugikan atau pelaku yang dianggap memenuhi syarat untuk dimasukkan
Untuk membandingkan hasil yang dipublikasikan dengan data kami sendiri, kami
secara retrospektif menganalisis data studi dari departemen rawat jalan untuk korban
kekerasan di Institut Kedokteran Forensik di Pusat Medis Universitas Rostock selama
periode lima tahun (2013–2018). Pengumpulan data dihasilkan dari studi dokumentasi
dan dievaluasi dalam bentuk anonim dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft
Excel 2003.
Untuk membandingkan hasil yang dipublikasikan dengan data kami sendiri, kami
secara retrospektif menganalisis data studi dari departemen rawat jalan untuk korban
kekerasan di Institut Kedokteran Forensik di Pusat Medis Universitas Rostock selama
periode lima tahun (2013–2018). Pengumpulan data dihasilkan dari studi dokumentasi
dan dievaluasi dalam bentuk anonim dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft
Excel 2003.
Hanya artikel yang memuat tingkat prevalensi bentuk kekerasan dalam rumah
tangga yang relevan secara medis seperti yang dilaporkan oleh pihak yang dirugikan atau
pelaku yang dianggap memenuhi syarat untuk dimasukkan. Setelah memindai artikel dan
seleksi menurut kriteria inklusi dan eksklusi, kami memasukkan 17 artikel dalam tinjauan
ini.
2. Importance
1. Subyek penelitian Ya
3. Analisis Ya
1. Subyek penelitian
Dari departemen rawat jalan untuk korban kekerasan di Institut Kedokteran
Forensik di Pusat Medis Universitas Rostock selama periode lima tahun (2013–2018)
tentu saja yang memenuhi syarat sesuai criteria.
2. Drop out
Data subyek sebanyak 54 pria yang disurvei dan tidak ada yang drop out
3. Analisis
Untuk membandingkan hasil yang dipublikasikan dengan data kami sendiri, kami
secara retrospektif menganalisis data studi dari departemen rawat jalan untuk korban
kekerasan di Institut Kedokteran Forensik di Pusat Medis Universitas Rostock selama
periode lima tahun (2013–2018). Pengumpulan data dihasilkan dari studi
dokumentasi dan dievaluasi dalam bentuk anonim dengan menggunakan perangkat
lunak Microsoft Excel 2003.
4. Nilai P
Pada penelitian ini tidak titentukan tingkat signifikan, dikarenakan hanya
menetukan frekuensi/ karakteristik variable yang ditelit.
5. Interval kepercayaan
Tidak tertulis dalam penelitian.
3. Applicability
Pada urnal ini dapat memberikan informasi tentang adanya kekerasan rumah tangga pada
laki- laki. Dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan kita pengetahuan tentang
seberap dibuutuhkannya peran bagian forensic dan dokter spesialis terhadap kasus kekersan
dalam rumh tangga. Metode penelitian ini yaitu retrospective menganalisis data studi dari
departemen rawat jalan untuk korban kekerasan di Institut Kedokteran Forensik di Pusat Medis
Universitas Rostock selama periode lima tahun (2013–2018). Penulisan cukup baik, validitas
yaitu tidak valid, namun artikel ini bisa dipergunakan sebagai patokan dan acuan dalam praktek
di Rumah sakit.