DI RUANG KEMUNING 5
Oleh:
2015
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui,
1
Nurharyanti, S.ST
NIP. 197700141999032001
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
DAFTAR TABEL....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II Tumor Intra Abdomen grade III Pseudomyxoma Peritonei........................5
A. ASSESMENT..........................................................................................5
B. DIAGNOSA GIZI..................................................................................11
C. INTERVENSI GIZI...............................................................................11
D. MONITORING DAN EVALUASI.......................................................16
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26
LAMPIRAN...........................................................................................................27
2
DAFTAR TABEL
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor intra abdomen merupakan massa padat yang terdapat pada rongga
abdomen disebabkan karena sel tubuh mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom. Secara patologi, sel ini dapat terkelupas dengan sendirinya dan meluas
ke lapisan peritoneum sehingga menyebabkan tumor peritoneum. Etiologi pada
tumor ini belum diketahui secara pasti. Namun menurut Silbernagl dan Lang
(2000), pembelahan sel yang abnormal disebabkan beberapa faktor diantaranya
yaitu hereditas genetik, virus (HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D,
Papyloma), zat bersifat racun bagi tubuh (bahan-bahan kimia, nuklir), dan gaya
hidup tidak sehat (alkohol, penggunaan tembakau).
Tanda dan gejala yang terjadi pada tumor intra abdomen antara lain mual,
diare, konstipasi, kembung dan keram perut, kehilangan nafsu makan, pendarahan
rectum, serta penurunan berat badan tiba-tiba (Ratini 2014).
Pada kasus ini akan dibahas seorang pasien bernama Tn. E berumur 62
tahun dengan diagnosa Tumor Intra Abdomen. Belum diketahui secara pasti faktor
resiko tumor pada pasien. Pasien mulai mengalami penurunan nafsu makan sejak
terdapat nyeri diperut dan perut terasa kembung. Selain itu berdasarkan hasil
pengamatan awal menggunakan instrumen Subjective Global Assesment (SGA)
yang dilakukan, pasien mengalami perununan berat badan, dilihat dari perubahan
ukuran baju/celana, porsi makan berubah turun, kapasitas fungsional bedrest,
hubungan penyakit dengan kebutuhan metabolic (stress) tinggi. Setelah dilakukan
assessment awal dengan SGA diperoleh hasil yaitu malnutrisi berat (nilai SGA
4
adalah C). Oleh karena itu pasien dijadikan kasus besar untuk di monitoring lebih
lanjut.
5
BAB II
Tumor Intra Abdomen grade III Pseudomyxoma Peritonei
A. ASSESMENT
1. Riwayat Pasien
a. Data Personal
Nama : Tn. E
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama/Suku : Islam/Sunda
Pekerjaan : Wiraswasta
No. Rekam Medik : 0001490892
Ruang : Kemuning lantai 5/ kelas II/kamar 8
Tanggal Masuk Ruangan : 17 November 2015
Tanggal Asessment : 18 November 2015
Pendidikan : Sekolah Lanjutan Atas (SLA)
Diagnosa : Tumor Intra Abdomen grade III
Pseudomyxoma Peritonei
Cara Pembayaran : Kontraktor BPJS Askes
Perokok : Tidak
b. Riwayat Penyakit
1. Riwayat penyakit terdahulu :
Satu tahun SMRS, pasien pernah mengalami tindakan medis yaitu
pelaksanaan biopsi pada bagian abdomen di RS Majalengka. Pasien
didiagnosa Tumor Intra Abdomen.
Setelah pelaksanaan biopsi, pasien sering mengeluh nyeri pada
perut bagian atas dan perut terasa seperti kembung. Terdapat
benjolan pada bagian perut.
6
2. Riwayat penyakit sekarang :
Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami
lemah, nyeri perut dan rasa kembung, serta pembengkakan
pada perut. Kemudian oleh keluarga langsung dibawa ke
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Pasien dirawat di ruang Kemuning 5. Pasien didiagnosa awal
menderita Tumor Intra Abdomen.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki penyakit yang sama
dengan pasien.
c. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien mempunyai 1 orang istri dan 3 orang anak. Pasien adalah seorang
wiraswasta. Saat ini, pasien hanya tinggal sendiri dan dijaga oleh ketiga
anaknya secara bergantian. Tempat tinggal pasien terletak di daerah
kabupaten Majalengka Jawa Barat.
7
COMPARATIVE STANDARD 10 Bulan SMRS
Laki-laki :
BMR = (10 x BB) + (6.25 x TB) – (5 x U) + 5
= (10 x 63) + (6.25 x 158) – (5 x 62) + 5
= 1312.5 kkal
TEE = BMR x FS x FA
= 1312.5 x 1.3 x 1.1
= 1876.9 kkal => 1900 kkal
P = 15% x TEE = 71.25 gr
4
L = 25% x TEE = 52. 8 gr
9
KH = 60% x TEE = 285.0 gr
4
Recall 24 Jam
8
9
COMPARATIVE STANDARD saat MRS
Laki-laki :
BMR = (10 x BB) + (6.25 x TB) – (5 x U) + 5
= (10 x 57) + (6.25 x 158) – (5 x 62) + 5
= 1252.5 kkal
TEE = BMR x FS x FA
= 1252.5 x 1.4 x 1
= 1753.5 kkal => 1800 kkal
P = 15% x TEE = 67.5 gr
4
L = 25% x TEE = 50.0 gr
9
KH = 60% x TEE = 270.0 gr
c. Aktivitas
Aktivitas 10 bulan lalu : aktivitas sehari-hari pasien 10 bulan SMRS
mengalami penurunan. Pasien hanya
melakukan aktivitas ringan di rumah (FA =
1.1).
10
Aktivitas Sekarang : pasien dirawat di RSUP dr. Hasan Sadikin,
pada awal assessment pasien mengalami
perubahan kapasitas fungsional yaitu bedrest
(FA = 1).
d. Riwayat Obat-Obatan
Di rumah sakit pasien mendapatkan obat yaitu :
Nama
No Kegunaan Interaksi Efek Samping
Obat
Saluran cerna:
diare, dispepsia,
untuk nyeri
penatalaksanaan gastrointestinal,
Ketorolac
nyeri akut sedang nausea.
1 3x1 amp Tidak ada
sampai berat Susunan saraf
IV
setelah prosedur pusat: sakit
bedah. kepala, pusing,
mengantuk,
berkeringat.
11
Estimasi BB dari LILA : 57 kg
TILUT : 48 cm
Estimasi TB dari TILUT : 158 cm
Berdasarkan % LILA, pasien memiliki status gizi kurang (70-85 %)
COMPARATIVE STANDARD
Kategori > 85% : Gizi Baik
70-85 % : Gizi Kurang
< 70 % : Gizi Buruk
4. Data Biokimia
Berikut ini adalah hasil pemeriksaan biokimia 17 November 2015
Jenis Keteranga
Hasil Nilai Rujukan
Pemeriksaan n
Hematokrit 34 % 40 – 52 % Rendah
150.000 –
Trombosit 499.000/mm3 Tinggi
450.000/mm3
12
a. Kesadaran Compos Mentis
b. Hilangnya lemak subkutan sedang
c. Tidak nafsu makan (anoreksia)
d. Mengeluh kembung perut
13
Hasil pemeriksaan Klinis tanggal 18 November 2015
Jenis
Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan
Keadaan
Compos Mentis - -
Umum
B. DIAGNOSA GIZI
NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan,
perut kembung dan keterbatasan makan secara mandiri ditandai dengan
hasil recall < 50% dari kebutuhan (Energi 21%, Protein 19%, Lemak 19%,
Karbohidrat 21%).
NI.5.2 Malnutrisi berkaitan dengan kurangnya asupan makan dalam waktu
yang lama dan peningkatan kebutuhan ditandai dengan asupan makan
kurang dalam 10 bulan terakhir (%SQ-FFQ E 35%, P 30%, L 39%, dan KH
33%), status gizi kurang (% LILA 77%), dan hilangnya lemak subkutan.
14
C. INTERVENSI GIZI
15
b. Prinsip dan Syarat Diit
Energi diberikan sesuai kebutuhan yaitu 1800 kkal.
Protein diberikan 15% dari kebutuhan energi yaitu 67.5 gr.
Lemak diberikan 25% dari kebutuhan energi yaitu 50.0 gr.
Karbohidrat diberikan 60% dari kebutuhan energi yaitu 270.0 gr.
Bentuk Makanan : Saring
Jenis Diit : Gizi seimbang
Rute makanan : Per oral
Frekuensi Makanan : 3 kali
makan utama, 2 kali selingan, dan 2 x
55 gram Formula Enteral Polimerik.
Edukasi: Pemberian makan
dengan volume kecil dan frekuensi
sering serta cara penggunaan Formula
Enteral Polimerik.
c. Perhitungan kebutuhan zat gizi
COMPARATIVE STANDARD
Rumus The Mifflin-St J Equations (1990) untuk laki-laki:
BMR = (10 x BB) + (6.25 x TB) – (5 x U) + 5
= (10 x 57) + (6.25 x 158) – (5 x 62) + 5
= 1252.5 kkal
TEE = BMR x FS x FA
= 1252.5 x 1.4 x 1
= 1753.5 kkal => 1800 kkal
P = 15% x TEE = 67.5 gr
4
L = 25% x TEE = 50.0 gr
9
KH = 60% x TEE = 270.0 gr
4
16
d. Rancangan Diit
Rancangan diit sehari pada tanggal 19 s/d 22 November 2015 yaitu :
Nilai Gizi
Waktu Bahan Berat
Penukar
Pemberian Makanan (gr) E L KH
P (gr)
(kkal) (gr) (gr)
Bubur
1P 200 gr 116 2.5 0.6 25
sumsum
Kinca 1P 26 gr 100 0 0 24
Telur 1P 55 gr 75 7 5 0
Siang
Buah 1P - 50 0 0 24
Formula
Enteral - 55 gr 238 9.2 7.3 34.8
Polimerik
Susu sapi
16.00 1P 200cc 125 7 6 10
segar
Bubur
1P 200 gr 116 2.5 0.6 25
sumsum
Kinca 1P 26 gr 100 0 0 24
Telur 1P 55 gr 75 7 5 0
Sore
Buah 1P - 50 0 0 24
Formula
Enteral - 55 gr 238 9.2 7.3 34.8
Polimerik
Pagi Bubur
1P 200 gr 116 2.5 0.6 25
sumsum
Kinca 1P 26 gr 100 0 0 24
Telur 1P 55 gr 75 7 5 0
17
Formula
Enteral - 55 gr 238 9.2 7.3 34.8
Polimerik
Susu sapi
10.00 1P 200cc 125 7 6 10
segar
18
Tabel 7. Distribusi rancangan makanan dalam sehari
Bubur
3 x 200 gr 200 gr - 200 gr - 200 gr
Sumsum
Kinca 3 x 26 gr 26 gr - 26 gr - 26 gr
Telur 3 x 55 gr 55 gr - 55 gr - 55 gr
Buah 2P - - 1P - 1P
Susu sapi
2 x 200 cc - 200 cc - 200 cc -
segar
Formula
Enteral 3 x 55 gr 55 gr - 55 gr - 55 gr
Polimerik
e. Rencana Implementasi
Pelaksanaan asuhan gizi ini dilakukan bersama dengan Ahli Gizi
Ruangan, pramusaji ruangan, keluarga pasien serta pasien sendiri :
Dokter dan perawat
Melakukan koordinasi dengan dokter dan perawat untuk mengetahui
preskripsi diit awal yang berikan, memperoleh data-data tentang jenis
obat yang diberikan, dan data-data fisik klinis pasien.
Ahli Gizi
Melakukan koordinasi dengan ahli gizi tentang cara penentuan
kebutuhan pasien, menterjemahkan jenis diit yang diberikan oleh
dokter ke dalam makanan, menentukan jenis diit yang akan diberikan
kepada pasien serta perubahan jenis diit sesuai dengan kondisi pasien.
Pramusaji Ruangan
Setelah rancangan diit dibuat, kemudian informasi jenis perubahan diit
dan penambahan extra diberitahukan kepada pramusaji ruangan agar
makanan diubah untuk pasien. Makanan yang akan di berikan kepada
19
pasien ditimbang terlebih dahulu (diporsikan secara akurat sesuai
dengan rancangan kebutuhan yang dibuat). Dan apabila terdapat sisa
makanan, maka perlu ditimbang juga agar diketahui dengan pasti nilai
asupan yang diterima oleh pasien.
20
Keluarga Pasien dan Pasien
Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang
keterbatasan pasien untuk menyediakan makanan secara mandiri serta
pemberian formula enteral polimerik, mulai dari cara penggunaan,
jadwal pemberian, dan kegunaannya bagi tubuh.
f. Rencana Edukasi
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Waktu : Sebelum waktu makan sore, edukasi
diberikan selama 5-10 menit.
Tempat : Kemuning Lantai 5, Kamar 8 bed 5
Materi :
1. Anjuran untuk menghabiskan makanan yang telah disajikan
2. Pentingnya peran keluarga dalam penyediaan makan bagi pasien
3. Frekuensi pemberian makanan.
4. Cara menggunakan formula enteral polimerik yang baik dan benar.
Sasaran : Keluarga pasien
21
3. Implementasi
Implementasi dilakukan selama 3 hari, pada tanggal 19 November 2015
dimulai dari waktu makan siang sampai dengan tanggal 22 November 2015
waktu makan snack. Pada implementasi kasus ini, frekuensi makanan yang
disajikan untuk pasien ini yaitu 3 kali makan utama dalam bentuk saring, 2
kali selingan susu, serta 3 kali formula enteral polimerik. Makanan yang
akan diberikan pada pasien, terlebih dahulu dipesan dari dapur susu dan
dapur diit menggunakan form “rancangan diit khusus” yang telah di setujui
oleh ahli gizi ruangan, makanan yang dipesan sesuai dengan rancangan diit
yang telah dibuat. Dan pemberian edukasi setiap sebelum makan sore
selama 3 hari implementasi kepada pasien dan keluarganya tentang
makanan yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan pasien pada saat
ini.
22
Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Keadaan Tekanan
Nadi Respirasi Suhu
Umum Darah
Compos
Mentis,
nyeri perut
Hasil 3/10, 81x/ 130/80 21x/
37oC
hari ke-1 kembung, menit mmHg menit
nafsu
makan
buruk
Compos
Mentis,
tidak ada
80-
Comparative nyeri perut, 120/80 16-20x/
100x/ 37oC
Standard tidak mmHg menit
menit
kembung,
nafsu
makan baik
23
Tabel 11. Perubahan perencanaan menu makanan pasien
Nilai Gizi
Waktu Bahan Berat
Penukar
Pemberian Makanan (gr) E L KH
P (gr)
(kkal) (gr) (gr)
Bubur
0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
Siang
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12
Formula
12.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik
Formula
Enteral
14.00 Polimerik - 30 gr 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein
Formula
16.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik
Bubur
0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
Sore
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12
Formula
18.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik
Formula
20.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik
Formula
Enteral
06.00 Polimerik - 30 gr 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein
24
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12
Susu
bubuk 1P 20 gr 75 7 0 10
skim
Formula
08.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik
Formula
10.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik
25
Tabel. 12 Distribusi perubahan rancangan makanan dalam sehari
BM
Penuka 06.00 Pag 08.00 10.00 Sian 14.00 16.0 Sor 20.00
r i g 0 e
13 13
Kinca 3 x 13 gr - - - 13 gr - - -
gr gr
Susu skim 20
1 x 20 gr - - - - - - - -
bubuk gr
Gula 1 x 8 gr - 8 gr - - - - - - -
Formula
45
Enteral 6 x 45 gr - - 45 gr 45 gr 45 gr - 45 gr 45 gr
gr
Polimerik
Formula
Enteral
Polimerik 2 x 30 gr 30 gr - - - - 30 gr - - -
tinggi
protein
26
pertama. Edukasi yang diberikan pada hari pertama berupa edukasi
untuk menghabiskan makanan yang disediakan, pentingnya peran
keluarga dalam penyediaan makanan bagi pasien, frekuensi pemberian
makanan dan cara penggunaan formula enteral polimerik yang
disediakan.
27
2. Monitoring dan Evaluasi Hari Kedua
a. Hasil Monitoring
Asupan Makanan
Keadaan Tekanan
Nadi Respirasi Suhu
Umum Darah
Compos
Mentis,
nyeri perut
Hasil 3/10, 80x/ 110/70 20x/
37oC
hari ke-2 kembung, menit mmHg menit
nafsu
makan
buruk
Compos
Mentis,
tidak ada
80-
Comparative nyeri perut, 120/80 16-20x/
100x/ 37oC
Standard tidak mmHg menit
menit
kembung,
nafsu
makan baik
28
Asupan makan pasien pada hari kedua sudah menggunakan perubahan
rancangan menu makanan. Seperti yang dapat dilihat pada tabel 13,
asupan protein dan lemak pada hari kedua mengalami peningkatan secara
berturut-turut yakni 87.6% dan 90.1% dibandingkan hari pertama 60%
dan 72%.
29
Keadaan Tekanan
Nadi Respirasi Suhu
Umum Darah
Hasil
- - - - -
hari ke-3
Compos
Mentis,
tidak ada
80-
Comparative nyeri perut, 120/80 16-20x/
100x/ 37oC
Standard tidak mmHg menit
menit
kembung,
nafsu
makan baik
Pengukuran LILA
Tidak dilakukan pengukuran LILA pada hari terakhir
implementasi.
Monitoring pada hari ketiga tidak bisa dilakukan sampai selesai. Hal ini
disebabkan karena pasien telah meninggal dunia pada 22 November 2015
pukul 06.00 WIB.
30
BAB III
PEMBAHASAN
Tumor intra abdomen merupakan massa padat yang terdapat pada rongga
abdomen disebabkan karena sel tubuh mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom. Secara patologi, sel ini dapat terkelupas dengan sendirinya dan meluas
ke lapisan peritoneum.
Tn. E dengan diagnosa awal Tumor Intra Abdomen mulai mengalami penurunan
nafsu makan sejak terdapat nyeri diperut dan perut terasa kembung 10 bulan
SMRS. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan awal menggunakan instrumen
Subjective Global Assesment (SGA) yang dilakukan, pasien mengalami penurunan
berat badan, dilihat dari perubahan ukuran baju/celana, kapasitas fungsional
bedrest, serta hubungan penyakit dengan kebutuhan metabolic (stress) tinggi.
Sesuai yang disebutkan oleh Ratini (2014), tanda dan gejala yang dialami oleh
penderita tumor intra abdomen antara lain mual, diare, konstipasi, kembung dan
keram perut, kehilangan nafsu makan, pendarahan rectum, serta penurunan berat
badan secara tiba-tiba.
31
mempertahankan status gizi pasien. Terapi diit yang diberikan berbentuk makanan
saring disertai formula enteral dengan frekuensi 3 kali makanan utama, 2 kali
selingan, serta pemberian formula enteral polimerik komersil (3 x 55 gram). Hal
ini di lakukan untuk memenuhi dan mencukupi semua nilai gizi (energi, protein,
lemak, karbohidrat) sesuai kebutuhan pasien.
Rancangan diit pertama diimplementasikan pada 19 November 2015, namun
terdapat evaluasi karena pasien tidak dapat menghabiskan bubur sumsum serta
tidak mengonsumsi telur. Sehingga dilakukan perubahan rancangan diit dimulai
pukul 16.00 WIB. Tidak terdapat perubahan prinsip maupun bentuk diit. Namun
volume makanan yang diberikan sedikit dengan frekuensi pemberian sering.
Formula enteral yang diberikan juga mengalami perubahan yakni menjadi 6 x 45
gram formula enteral polimerik dan 2 x 30 gram formula enteral polimerik tinggi
protein.
Berdasarkan hasil monitoring asupan, terapi diit yang diberikan asupan makanan
pasien mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum implementasi.
Grafik 1. Asupan Makan Selama 3 Hari
120
100
80
60
40
20
0
Energi Protein Lemak Karbohidrat
32
kombinasi antara rancangan makanan pertama dengan rancangan makanan kedua.
Pada hari kedua implementasi, asupan protein dan lemak pasien lebih meningkat
dibandingkan dengan hari pertama implementasi. Pasien telah dapat
menghabiskan 95% dari makanan yang disajikan, menurun dibandingkan asupan
sebelumnya. Namun terdapat peningkatan pada asupan zat gizi protein, lemak
serta karbohidrat. Hal tersebut dikarenakan sudah sesuainya asupan dengan
menggunakan rancangan untuk hari kedua. Berdasarkan pengamatan hasil
implementasi dalam waktu 2 hari, diketahui bahwa intervensi gizi yang diberikan
dari hari pertama hingga hari kedua secara bertahap sudah sesuai target yakni
asupan > 80% kebutuhan. Hal tersebut disebabkan karena cara pemberian yang
sesuai dengan kondisi pasien serta adanya kerjasama yang baik dengan pihak
keluarga pasien dalam penyediaan makan bagi pasien.
Pada hari ketiga implementasi, monitoring asupan sudah tidak bisa dilakukan
secara penuh dikarenakan pasien meninggal dunia pada 22 November 2015 pukul
06.00 WIB. Pengukuran antropometri pasien pada hari terakhir (ketiga) juga tidak
dapat dilakukan. Pasien meninggal diakibatkan tumor intra abdomen sudah
bermetastase ke peritoneum dan masuk pada grade 3 (Pseudomyxoma Peritonei).
33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dari hasil monitoring dan evaluasi selama 2 hari, dapat disimpulkan
bahwa pasien dapat menerima terapi diit makanan saring dengan
kombinasi pemberian formula enteral polimerik yang diberikan, hal
ini dapat dilihat dari adanya peningkatan asupan makan mencapai >
80% kebutuhan.
2. Pengukuran antropometri pasien tidak dapat dilakukan.
3. Keluarga pasien dapat bekerja sama dalam penyediaan makan pasien
serta sudah dapat menggunakan formula enteral polimerik yang
diberikan.
4. Rencana monitoring dan evaluasi yang ditargetkan selama 3 hari di
mulai tanggal 19 November 2015 sampai 22 November 2015 hanya
berlangsung 2 hari dikarenakan pasien meninggal dunia pada 22
November 2015 pukul 06.00 WIB
B. Saran
34
35
DAFTAR PUSTAKA
36
LAMPIRAN
Buah Pisang 1P 50 0 0 12
Minyak 2P 100 0 10 0
37
Nilai Gizi
Waktu Bahan Berat
Penukar
Pemberian Makanan (gr) E L KH
P (gr)
(kkal) (gr) (gr)
Bubur
0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
Pagi
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12
Bubur
0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
Malam
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12
38
Tabel 19. Hasil Food Record hari ke-1
Nilai Gizi
Waktu Bahan Berat
Penukar
Pemberian Makanan (gr) E L KH
P (gr)
(kkal) (gr) (gr)
Bubur
0.5P 111 gr
sumsum 64.2 1.4 0.3 13.9
0 0 12.9
Kinca 0.5P 14 gr 53.8
Telur - 0 0 0 0 0
Siang
Buah - 0 0 0 0 0
Formula
6.7 5.4 25.4
Enteral - 146 cc 608.9
Polimerik
Formula
Enteral
14.00 Polimerik - 30 gr 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein
Formula
6.5 8.2 27.8
16.00 Enteral - 150 cc 205
Polimerik
Bubur
Sore 0.5P 105 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
0 0 12.9
Kinca 0.5P 14 gr 53.8
Formula
6.5 8.2 27.8
18.00 Enteral - 150 cc 205
Polimerik
Formula
6.5 8.2 27.8
20.00 Enteral - 150 cc 205
Polimerik
Formula
Enteral
06.00 Polimerik - 100 cc 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein
39
Bubur
Pagi 0.5P 108 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
0 0 13.8
Kinca 0.5P 15 gr 57.7
Susu
0 0 0
bubuk - 0 0
skim
0 0 0
Gula - 0 0
Formula
0 0 0
08.00 Enteral - 0 0
Polimerik
Formula
3.3 4.1 13.1
10.00 Enteral - 76 cc 102.3
Polimerik
Nilai Gizi
Waktu Bahan Berat
Penukar
Pemberian Makanan (gr) E L KH
P (gr)
(kkal) (gr) (gr)
Bubur
0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
Siang
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12
Formula
12.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik
Formula
Enteral
14.00 Polimerik - 30 gr 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein
40
Enteral
Polimerik
Bubur
0.5P 103 gr
sumsum 59.5 1,3 0,3 12,9
Sore
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12
Formula
18.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik
Formula
20.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik
Formula
Enteral
06.00 Polimerik - 30 gr 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein
Bubur
Pagi 0.5P 105 gr
sumsum 59.5 1,3 0,3 12,9
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12
Susu
bubuk 1P 20 gr 75 7 0 10
skim
Formula
08.00 Enteral - 0 0 0 0 0
Polimerik
Formula
10.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik
41
42
Tabel 21. Hasil Food Record hari ke-3
Nilai Gizi
Waktu Bahan Berat
Penukar
Pemberian Makanan (gr) E L KH
P (gr)
(kkal) (gr) (gr)
Bubur
- 0 0 0 0 0
sumsum
Siang
Kinca - 0 0 0 0 0
Formula
12.00 Enteral - 150 cc 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik
Formula
Enteral
14.00 Polimerik - 100 cc 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein
Formula
16.00 Enteral - 0 0 0 0 0
Polimerik
Bubur
0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
Sore
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12
Formula
18.00 Enteral - 150 cc 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik
Formula
20.00 Enteral - 0 0 0 0 0
Polimerik
43