Anda di halaman 1dari 44

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

PENATALAKSANAAN DIIT PADA KASUS PRE OPERASI


TUMOR INTRA ABDOMEN GRADE III PSEUDOMYXOMA
PERITONEI

DI RUANG KEMUNING 5

RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Oleh:

Andi Hakim Jodi S I14120118


DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan kasus besar yang berjudul PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


PADA KASUS TUMOR INTRA ABDOMEN GRADE III PSEUDOMYXOMA
PERITONEI DI RUANG KEMUNING 5 RSUP Dr. HASAN SADIKIN
BANDUNG telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal Desember 2015

Bandung, 05 Desember 2015

Mengetahui,

Pembimbing Laporan Kasus Besar

1
Nurharyanti, S.ST

NIP. 197700141999032001
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
DAFTAR TABEL....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II Tumor Intra Abdomen grade III Pseudomyxoma Peritonei........................5
A. ASSESMENT..........................................................................................5
B. DIAGNOSA GIZI..................................................................................11
C. INTERVENSI GIZI...............................................................................11
D. MONITORING DAN EVALUASI.......................................................16
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26
LAMPIRAN...........................................................................................................27

2
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil SQ-FFQ sepuluh bulan terakhir.......................................................6


Tabel 2. Hasil Recall 24 Jam...................................................................................7
Tabel 3. Obat-obat yang dikonsumsi pasien selama dirawat..................................9
Tabel 4. Hasil pemeriksaan biokimia....................................................................10
Tabel 5. Hasil pemeriksaan klinis.........................................................................11
Tabel 6. Perencanaan menu makanan pasien........................................................13
Tabel 7. Distribusi rancangan makanan dalam sehari...........................................14
Tabel 8. Rencana monitoring dan evaluasi...........................................................15
Tabel 9. Hasil monitoring asupan ke – 1...............................................................16
Tabel 10. Hasil fisik-klinis hari ke – 1...................................................................17
Tabel 11. Perubahan perencanaan menu makanan pasien......................................18
Tabel. 12 Distribusi perubahan rancangan makanan dalam sehari........................19
Tabel 13. Hasil monitoring asupan ke – 2..............................................................20
Tabel 14. Hasil fisik-klinis hari ke – 2...................................................................20
Tabel 15. Hasil monitoring asupan ke – 3..............................................................21
Tabel 16. Hasil fisik-klinis hari ke – 3...................................................................21
Tabel 17. Hasil SQ-FFQ 10 bulan SMRS..............................................................27
Tabel 19. Hasil Food Record hari ke-1..................................................................28
Tabel 20. Hasil Food Record hari ke-2..................................................................29
Tabel 21. Hasil Food Record hari ke-3..................................................................30

3
BAB I
PENDAHULUAN

Tumor Intra Abdomen Pseudomyxoma Peritonei memiliki angka kejadian


hanya 2 kasus dari 1 juta penduduk dunia. Tumor tersebut terbilang sangat langka
terjadi bila dibandingkan dengan tumor ganas lainnya (Sugarbarker 2012)

Tumor intra abdomen merupakan massa padat yang terdapat pada rongga
abdomen disebabkan karena sel tubuh mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom. Secara patologi, sel ini dapat terkelupas dengan sendirinya dan meluas
ke lapisan peritoneum sehingga menyebabkan tumor peritoneum. Etiologi pada
tumor ini belum diketahui secara pasti. Namun menurut Silbernagl dan Lang
(2000), pembelahan sel yang abnormal disebabkan beberapa faktor diantaranya
yaitu hereditas genetik, virus (HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D,
Papyloma), zat bersifat racun bagi tubuh (bahan-bahan kimia, nuklir), dan gaya
hidup tidak sehat (alkohol, penggunaan tembakau).

Tanda dan gejala yang terjadi pada tumor intra abdomen antara lain mual,
diare, konstipasi, kembung dan keram perut, kehilangan nafsu makan, pendarahan
rectum, serta penurunan berat badan tiba-tiba (Ratini 2014).

Pada kasus ini akan dibahas seorang pasien bernama Tn. E berumur 62
tahun dengan diagnosa Tumor Intra Abdomen. Belum diketahui secara pasti faktor
resiko tumor pada pasien. Pasien mulai mengalami penurunan nafsu makan sejak
terdapat nyeri diperut dan perut terasa kembung. Selain itu berdasarkan hasil
pengamatan awal menggunakan instrumen Subjective Global Assesment (SGA)
yang dilakukan, pasien mengalami perununan berat badan, dilihat dari perubahan
ukuran baju/celana, porsi makan berubah turun, kapasitas fungsional bedrest,
hubungan penyakit dengan kebutuhan metabolic (stress) tinggi. Setelah dilakukan
assessment awal dengan SGA diperoleh hasil yaitu malnutrisi berat (nilai SGA

4
adalah C). Oleh karena itu pasien dijadikan kasus besar untuk di monitoring lebih
lanjut.

5
BAB II
Tumor Intra Abdomen grade III Pseudomyxoma Peritonei

A. ASSESMENT

1. Riwayat Pasien
a. Data Personal
Nama : Tn. E
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama/Suku : Islam/Sunda
Pekerjaan : Wiraswasta
No. Rekam Medik : 0001490892
Ruang : Kemuning lantai 5/ kelas II/kamar 8
Tanggal Masuk Ruangan : 17 November 2015
Tanggal Asessment : 18 November 2015
Pendidikan : Sekolah Lanjutan Atas (SLA)
Diagnosa : Tumor Intra Abdomen grade III
Pseudomyxoma Peritonei
Cara Pembayaran : Kontraktor BPJS Askes
Perokok : Tidak
b. Riwayat Penyakit
1. Riwayat penyakit terdahulu :
 Satu tahun SMRS, pasien pernah mengalami tindakan medis yaitu
pelaksanaan biopsi pada bagian abdomen di RS Majalengka. Pasien
didiagnosa Tumor Intra Abdomen.
 Setelah pelaksanaan biopsi, pasien sering mengeluh nyeri pada
perut bagian atas dan perut terasa seperti kembung. Terdapat
benjolan pada bagian perut.

6
2. Riwayat penyakit sekarang :
 Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami
lemah, nyeri perut dan rasa kembung, serta pembengkakan
pada perut. Kemudian oleh keluarga langsung dibawa ke
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
 Pasien dirawat di ruang Kemuning 5. Pasien didiagnosa awal
menderita Tumor Intra Abdomen.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki penyakit yang sama
dengan pasien.
c. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien mempunyai 1 orang istri dan 3 orang anak. Pasien adalah seorang
wiraswasta. Saat ini, pasien hanya tinggal sendiri dan dijaga oleh ketiga
anaknya secara bergantian. Tempat tinggal pasien terletak di daerah
kabupaten Majalengka Jawa Barat.

2. Riwayat Terkait Gizi dan Makanan


a. Asupan Makanan dan Zat Gizi
 Riwayat Makan 10 bulan SMRS
Dua bulan pasca biopsi pasien mengalami keluhan nyeri perut dan
menyebabkan nafsu makan pasien menurun, sehingga intake makanan
pasien kurang dalam sehari. Dari hasil Semi Quantitaive-Food
Frequency Questionaire (SQ-FFQ) didapatkan bahwa kebiasaan
makan pasien selama 10 bulan terakhir adalah bubur 1P, bubur
sumsum 1P, lauk hewani 0.5P, lauk nabati 1.5P, sayur 0.5P, buah 1P,
dan minyak 2P setiap harinya.

Tabel 1. Hasil SQ-FFQ sepuluh bulan terakhir

Energi Protein Lemak Karbohidra


(kkal) (gr) (gr) t (gr)

Asupan 778 25.0 23.6 112.0

Kebutuhan 1900 71.25 52.8 285.0

% 40.9 35.1 44.7 39.2

7
COMPARATIVE STANDARD 10 Bulan SMRS

Rumus The Mifflin-St J Equations (1990)

Laki-laki :
BMR = (10 x BB) + (6.25 x TB) – (5 x U) + 5
= (10 x 63) + (6.25 x 158) – (5 x 62) + 5
= 1312.5 kkal
TEE = BMR x FS x FA
= 1312.5 x 1.3 x 1.1
= 1876.9 kkal => 1900 kkal
P = 15% x TEE = 71.25 gr
4
L = 25% x TEE = 52. 8 gr
9
KH = 60% x TEE = 285.0 gr
4
 Recall 24 Jam

Kebiasaan makan pasien selama dirawat di rumah sakit: Pasien pada


awal masuk Rumah Sakit dokter memberikan diit bubur saring, rute
makanan per oral, frekuensi pemberian makanan 3x makanan utama
dan 2x makanan selingan. Pasien hanya mampu mengonsumsi bubur
sumsum + kinca 1P, buah 0.5P, dan susu sapi 0.5P. Adapun hasil
recall nya adalah sebagai berikut

Tabel 2. Hasil Recall 24 Jam

Energi Protein Lemak Karbohidrat


(kkal) (gr) (gr) (gr)

Asupan 378 13.0 9.6 58.0

Kebutuhan 1800 67.5 50.0 270.0

% 21.0 19.3 19.3 21.5

8
9
COMPARATIVE STANDARD saat MRS

Rumus The Mifflin-St J Equations (1990)

Laki-laki :
BMR = (10 x BB) + (6.25 x TB) – (5 x U) + 5
= (10 x 57) + (6.25 x 158) – (5 x 62) + 5
= 1252.5 kkal
TEE = BMR x FS x FA
= 1252.5 x 1.4 x 1
= 1753.5 kkal => 1800 kkal
P = 15% x TEE = 67.5 gr
4
L = 25% x TEE = 50.0 gr
9
KH = 60% x TEE = 270.0 gr

b. Pengetahuan/Kepercayaan/Sikap Tentang Gizi

 Pasien tidak memiliki pantangan makanan, alergi dan ketidaksukaan


dengan makanan.
 Pasien sebelumnya belum pernah mendapatkan konseling dan
pengetahuan tentang gizi terkait penyakit yang diderita.
 Pasien memiliki keterbatasan dalam menyediakan makanan untuk diri
sendiri disebabkan kondisi fisik pasien.
 Keluarga pasien belum mengerti pentingnya asupan makanan pada
saat sakit serta pentingnya mengonsumsi formula enteral sebagai
makanan pengganti.

c. Aktivitas
Aktivitas 10 bulan lalu : aktivitas sehari-hari pasien 10 bulan SMRS
mengalami penurunan. Pasien hanya
melakukan aktivitas ringan di rumah (FA =
1.1).

10
Aktivitas Sekarang : pasien dirawat di RSUP dr. Hasan Sadikin,
pada awal assessment pasien mengalami
perubahan kapasitas fungsional yaitu bedrest
(FA = 1).
d. Riwayat Obat-Obatan
Di rumah sakit pasien mendapatkan obat yaitu :

Tabel 3. Obat-obat yang dikonsumsi pasien selama dirawat

Nama
No Kegunaan Interaksi Efek Samping
Obat

Saluran cerna:
diare, dispepsia,
untuk nyeri
penatalaksanaan gastrointestinal,
Ketorolac
nyeri akut sedang nausea.
1 3x1 amp Tidak ada
sampai berat Susunan saraf
IV
setelah prosedur pusat: sakit
bedah. kepala, pusing,
mengantuk,
berkeringat.

Efek pada GI:


konstipasi,
terapi ulkus mual, muntah,
duodenum dan nyeri dan
Ranitidine ulkus lambung ketidaknyamana
2. 2x1 amp yang aktif, Tidak ada n pada perut,
IV gasthroesophage dan pada
al reflux desease sebagian kecil
(GERD), pasien dapat
mengalami
pankreatitis.

3. Antropometri (18 November 2015)


LILA : 27 cm
% LILA : 77% (Gizi Kurang)
Standar LILA : 34.7 cm
BB biasanya : 63 kg (10 bulan SMRS)

11
Estimasi BB dari LILA : 57 kg
TILUT : 48 cm
Estimasi TB dari TILUT : 158 cm
Berdasarkan % LILA, pasien memiliki status gizi kurang (70-85 %)

COMPARATIVE STANDARD
Kategori > 85% : Gizi Baik
70-85 % : Gizi Kurang
< 70 % : Gizi Buruk

4. Data Biokimia
Berikut ini adalah hasil pemeriksaan biokimia 17 November 2015

Tabel 4. Hasil pemeriksaan biokimia

Jenis Keteranga
Hasil Nilai Rujukan
Pemeriksaan n

Hemoglobin 10.8 gr/dl 13,5 – 17,5 gr/dl Rendah

Hematokrit 34 % 40 – 52 % Rendah

Leukosit 14,400/mm3 4400 – 11300/mm3 Tinggi

Eritrosit 4,5 juta/ul 4,5 – 6,5 juta/uL Normal

150.000 –
Trombosit 499.000/mm3 Tinggi
450.000/mm3

SGOT 8 U/L 7-40 IU/L Normal

SGPT 5 U/L 5-35 IU/L Normal

Albumin 2.8 g/dL 3.5-5.0 g/dL Rendah

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami


anemia dan hipoalbuminemia.

5. Data Fisik dan Klinis – Gizi


 Hasil Pemeriksaan Fisik
Adapun keadaan fisik pasien yang muncul seperti :

12
a. Kesadaran Compos Mentis
b. Hilangnya lemak subkutan sedang
c. Tidak nafsu makan (anoreksia)
d. Mengeluh kembung perut

13
 Hasil pemeriksaan Klinis tanggal 18 November 2015

Tabel 5. Hasil pemeriksaan klinis

Jenis
Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan

Keadaan
Compos Mentis - -
Umum

Nadi 81 kali/menit 80-100 x/menit Normal

Tekanan Darah 130/80 mmHg 120/80 mmHg Normal

Respirasi 21 kali/menit 20 x/menit Normal

Suhu 37°C 37oC Normal

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan


klinis pasien pada umumnya normal. Namun keadaan umum pasien
masih belum baik diakibatkan pengaruh penyakit yang diderita.

B. DIAGNOSA GIZI

 NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan,
perut kembung dan keterbatasan makan secara mandiri ditandai dengan
hasil recall < 50% dari kebutuhan (Energi 21%, Protein 19%, Lemak 19%,
Karbohidrat 21%).
 NI.5.2 Malnutrisi berkaitan dengan kurangnya asupan makan dalam waktu
yang lama dan peningkatan kebutuhan ditandai dengan asupan makan
kurang dalam 10 bulan terakhir (%SQ-FFQ E 35%, P 30%, L 39%, dan KH
33%), status gizi kurang (% LILA 77%), dan hilangnya lemak subkutan.

14
C. INTERVENSI GIZI

1. Rencana Intervensi Gizi


a. Tujuan :
1. Meningkatkan asupan makanan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pasien.
2. Meningkatkan atau mempertahankan LILA serta status gizi pasien
agar tidak mengalami malnutrisi lebih lanjut.

15
b. Prinsip dan Syarat Diit
 Energi diberikan sesuai kebutuhan yaitu 1800 kkal.
 Protein diberikan 15% dari kebutuhan energi yaitu 67.5 gr.
 Lemak diberikan 25% dari kebutuhan energi yaitu 50.0 gr.
 Karbohidrat diberikan 60% dari kebutuhan energi yaitu 270.0 gr.
 Bentuk Makanan : Saring
 Jenis Diit : Gizi seimbang
 Rute makanan : Per oral
 Frekuensi Makanan : 3 kali
makan utama, 2 kali selingan, dan 2 x
55 gram Formula Enteral Polimerik.
 Edukasi: Pemberian makan
dengan volume kecil dan frekuensi
sering serta cara penggunaan Formula
Enteral Polimerik.
c. Perhitungan kebutuhan zat gizi
COMPARATIVE STANDARD
Rumus The Mifflin-St J Equations (1990) untuk laki-laki:
BMR = (10 x BB) + (6.25 x TB) – (5 x U) + 5
= (10 x 57) + (6.25 x 158) – (5 x 62) + 5
= 1252.5 kkal
TEE = BMR x FS x FA
= 1252.5 x 1.4 x 1
= 1753.5 kkal => 1800 kkal
P = 15% x TEE = 67.5 gr
4
L = 25% x TEE = 50.0 gr
9
KH = 60% x TEE = 270.0 gr
4

16
d. Rancangan Diit
Rancangan diit sehari pada tanggal 19 s/d 22 November 2015 yaitu :

Tabel 6. Perencanaan menu makanan pasien

Nilai Gizi
Waktu Bahan Berat
Penukar
Pemberian Makanan (gr) E L KH
P (gr)
(kkal) (gr) (gr)

Bubur
1P 200 gr 116 2.5 0.6 25
sumsum

Kinca 1P 26 gr 100 0 0 24

Telur 1P 55 gr 75 7 5 0
Siang
Buah 1P - 50 0 0 24

Formula
Enteral - 55 gr 238 9.2 7.3 34.8
Polimerik

Susu sapi
16.00 1P 200cc 125 7 6 10
segar

Bubur
1P 200 gr 116 2.5 0.6 25
sumsum

Kinca 1P 26 gr 100 0 0 24

Telur 1P 55 gr 75 7 5 0
Sore
Buah 1P - 50 0 0 24

Formula
Enteral - 55 gr 238 9.2 7.3 34.8
Polimerik

Pagi Bubur
1P 200 gr 116 2.5 0.6 25
sumsum

Kinca 1P 26 gr 100 0 0 24

Telur 1P 55 gr 75 7 5 0

17
Formula
Enteral - 55 gr 238 9.2 7.3 34.8
Polimerik

Susu sapi
10.00 1P 200cc 125 7 6 10
segar

Total 1937 70.0 50.9 295.5

Kebutuhan 1800 67.5 50.0 270.0

% 107.6 103.7 101.8 109.4

18
Tabel 7. Distribusi rancangan makanan dalam sehari

Jumlah/ Distribusi Sehari


BM
Penukar Pagi 10.00 Siang 16.00 Sore

Bubur
3 x 200 gr 200 gr - 200 gr - 200 gr
Sumsum

Kinca 3 x 26 gr 26 gr - 26 gr - 26 gr

Telur 3 x 55 gr 55 gr - 55 gr - 55 gr

Buah 2P - - 1P - 1P

Susu sapi
2 x 200 cc - 200 cc - 200 cc -
segar

Formula
Enteral 3 x 55 gr 55 gr - 55 gr - 55 gr
Polimerik

e. Rencana Implementasi
Pelaksanaan asuhan gizi ini dilakukan bersama dengan Ahli Gizi
Ruangan, pramusaji ruangan, keluarga pasien serta pasien sendiri :
 Dokter dan perawat
Melakukan koordinasi dengan dokter dan perawat untuk mengetahui
preskripsi diit awal yang berikan, memperoleh data-data tentang jenis
obat yang diberikan, dan data-data fisik klinis pasien.
 Ahli Gizi
Melakukan koordinasi dengan ahli gizi tentang cara penentuan
kebutuhan pasien, menterjemahkan jenis diit yang diberikan oleh
dokter ke dalam makanan, menentukan jenis diit yang akan diberikan
kepada pasien serta perubahan jenis diit sesuai dengan kondisi pasien.
 Pramusaji Ruangan
Setelah rancangan diit dibuat, kemudian informasi jenis perubahan diit
dan penambahan extra diberitahukan kepada pramusaji ruangan agar
makanan diubah untuk pasien. Makanan yang akan di berikan kepada

19
pasien ditimbang terlebih dahulu (diporsikan secara akurat sesuai
dengan rancangan kebutuhan yang dibuat). Dan apabila terdapat sisa
makanan, maka perlu ditimbang juga agar diketahui dengan pasti nilai
asupan yang diterima oleh pasien.

20
 Keluarga Pasien dan Pasien
Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang
keterbatasan pasien untuk menyediakan makanan secara mandiri serta
pemberian formula enteral polimerik, mulai dari cara penggunaan,
jadwal pemberian, dan kegunaannya bagi tubuh.
f. Rencana Edukasi
 Metode : Ceramah dan Tanya jawab
 Waktu : Sebelum waktu makan sore, edukasi
diberikan selama 5-10 menit.
 Tempat : Kemuning Lantai 5, Kamar 8 bed 5
 Materi :
1. Anjuran untuk menghabiskan makanan yang telah disajikan
2. Pentingnya peran keluarga dalam penyediaan makan bagi pasien
3. Frekuensi pemberian makanan.
4. Cara menggunakan formula enteral polimerik yang baik dan benar.
 Sasaran : Keluarga pasien

2. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Tabel 8. Rencana monitoring dan evaluasi

Parameter Target Pelaksanaan

Asupan Makan Pasien dapat menghabiskan makanannya Setiap hari


secara bertahap dimulai dari 80%,
dengan bentuk saring ditambah dengan
formula enteral sesuai dengan kebutuhan

Antropometri Nilai LILA pasien dapat bertambah atau Hari terakhir


minimal tetap dan tidak mengalami monitoring
penurunan.

Pengetahuan Keluarga pasien dapat Setiap hari


Gizi mengimplementasikan penyediaan
makan bagi pasien serta mampu
menggunakan Formula Enteral Polimerik
yang diberikan.

21
3. Implementasi
Implementasi dilakukan selama 3 hari, pada tanggal 19 November 2015
dimulai dari waktu makan siang sampai dengan tanggal 22 November 2015
waktu makan snack. Pada implementasi kasus ini, frekuensi makanan yang
disajikan untuk pasien ini yaitu 3 kali makan utama dalam bentuk saring, 2
kali selingan susu, serta 3 kali formula enteral polimerik. Makanan yang
akan diberikan pada pasien, terlebih dahulu dipesan dari dapur susu dan
dapur diit menggunakan form “rancangan diit khusus” yang telah di setujui
oleh ahli gizi ruangan, makanan yang dipesan sesuai dengan rancangan diit
yang telah dibuat. Dan pemberian edukasi setiap sebelum makan sore
selama 3 hari implementasi kepada pasien dan keluarganya tentang
makanan yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan pasien pada saat
ini.

D. MONITORING DAN EVALUASI

1. Monitoring dan Evaluasi Hari Pertama


a. Hasil Monitoring
 Asupan Makanan

Tabel 9. Hasil monitoring asupan ke – 1

Energi Protein Lemak Karbohidra


Keterangan
(kkal) (gr) (gr) t (gr)

Asupan 1793 40.8 36.4 222.2

Kebutuhan 1800 67.5 50 270

% 99.6 60.4 72.9 82.3

22
 Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Tabel 10. Hasil fisik-klinis hari ke – 1

Keadaan Tekanan
Nadi Respirasi Suhu
Umum Darah

Compos
Mentis,
nyeri perut
Hasil 3/10, 81x/ 130/80 21x/
37oC
hari ke-1 kembung, menit mmHg menit
nafsu
makan
buruk

Compos
Mentis,
tidak ada
80-
Comparative nyeri perut, 120/80 16-20x/
100x/ 37oC
Standard tidak mmHg menit
menit
kembung,
nafsu
makan baik

b. Hasil Evaluasi Hari Pertama

Asupan makan pasien pada hari pertama implementasi mengalami


peningkatan dibandingkan sebelum dilakukan implementasi. Namun
pada waktu pemberian makan pertama, dimana pasien diberikan bubur
sumsum sebanyak 200 gr, kinca 26 gr, telur 55 gr, dan entramix 55 gr,
asupan pasien sangat rendah. Pasien hanya mengonsumsi bubur
sebanyak 111 gr, kinca sebanyak 13 gr, telur 0 gr, dan entramix 40 gr.
Hal ini dikarenakan pasien mengaku tidak mampu memakan bubur
sumsum dalam jumlah banyak dan tidak dapat merasakan makanan
padat yang disajikan. Oleh karena itu, dilakukan perubahan rancangan
agar pasien dapat menerima makanan yang disajikan.

23
Tabel 11. Perubahan perencanaan menu makanan pasien

Nilai Gizi
Waktu Bahan Berat
Penukar
Pemberian Makanan (gr) E L KH
P (gr)
(kkal) (gr) (gr)

Bubur
0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
Siang
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12

Formula
12.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik

Formula
Enteral
14.00 Polimerik - 30 gr 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein

Formula
16.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik

Bubur
0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
Sore
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12

Formula
18.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik

Formula
20.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik

Formula
Enteral
06.00 Polimerik - 30 gr 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein

Pagi Bubur 0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5


sumsum

24
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12

Susu
bubuk 1P 20 gr 75 7 0 10
skim

Gula 0.6P 8 gr 31 0 0 7.4

Formula
08.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik

Formula
10.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik

Total 1895 64.3 52.9 297.8

Kebutuhan 1800 67.5 50.0 270.0

% 105.3 95.3 105.8 110.3

25
Tabel. 12 Distribusi perubahan rancangan makanan dalam sehari

Jumlah/ Distribusi Sehari

BM
Penuka 06.00 Pag 08.00 10.00 Sian 14.00 16.0 Sor 20.00
r i g 0 e

Bubur 3 x 100 100 100 100


- - - - - -
Sumsum gr gr gr gr

13 13
Kinca 3 x 13 gr - - - 13 gr - - -
gr gr

Susu skim 20
1 x 20 gr - - - - - - - -
bubuk gr

Gula 1 x 8 gr - 8 gr - - - - - - -

Formula
45
Enteral 6 x 45 gr - - 45 gr 45 gr 45 gr - 45 gr 45 gr
gr
Polimerik

Formula
Enteral
Polimerik 2 x 30 gr 30 gr - - - - 30 gr - - -
tinggi
protein

Setelah dilakukan perubahan terdapat peningkatan asupan seperti yang


dapat dilihat pada tabel 9. Asupan energi dan karbohidrat pasien sudah
membaik yakni > 80% dari yang direncanakan. Hal tersebut
dikarenakan perubahan rancangan serta kombinasi makanan rancangan
pertama dengan rancangan kedua. Namun asupan protein dan lemak
pasien masih rendah, akan tetapi sudah meningkat dibandingkan asupan
hasil Recall 24 jam.

Untuk pemeriksaan fisik pasien masih mengalami kembung perut dan


nyeri perut bagian atas. Meski asupan sudah membaik namun nafsu
makan pasien tetap rendah. Sedangkan hasil pemeriksaan biokimia
belum ada data terbaru sehingga tidak dapat di evaluasi kembali dihari

26
pertama. Edukasi yang diberikan pada hari pertama berupa edukasi
untuk menghabiskan makanan yang disediakan, pentingnya peran
keluarga dalam penyediaan makanan bagi pasien, frekuensi pemberian
makanan dan cara penggunaan formula enteral polimerik yang
disediakan.

27
2. Monitoring dan Evaluasi Hari Kedua
a. Hasil Monitoring
 Asupan Makanan

Tabel 13. Hasil monitoring asupan ke – 2

Energi Protein Lemak Karbohidra


Keterangan
(kkal) (gr) (gr) t (gr)

Asupan 1757 59.2 45.1 284.6

Kebutuhan 1800 67.5 50 270

% 97.6 87.6 90.1 105.4

 Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Tabel 14. Hasil fisik-klinis hari ke – 2

Keadaan Tekanan
Nadi Respirasi Suhu
Umum Darah

Compos
Mentis,
nyeri perut
Hasil 3/10, 80x/ 110/70 20x/
37oC
hari ke-2 kembung, menit mmHg menit
nafsu
makan
buruk

Compos
Mentis,
tidak ada
80-
Comparative nyeri perut, 120/80 16-20x/
100x/ 37oC
Standard tidak mmHg menit
menit
kembung,
nafsu
makan baik

b. Hasil Evaluasi Hari Kedua

28
Asupan makan pasien pada hari kedua sudah menggunakan perubahan
rancangan menu makanan. Seperti yang dapat dilihat pada tabel 13,
asupan protein dan lemak pada hari kedua mengalami peningkatan secara
berturut-turut yakni 87.6% dan 90.1% dibandingkan hari pertama 60%
dan 72%.

Untuk pemeriksaan fisik pasien masih mengalami kembung perut dan


nyeri perut bagian atas. Meski asupan sudah membaik namun nafsu
makan pasien tetap rendah. Sedangkan hasil pemeriksaan biokimia belum
ada data terbaru sehingga tidak dapat di evaluasi kembali dihari pertama.
Edukasi yang diberikan pada hari kedua berupa tanya jawab terkait
keluhan yang dialami terkait makanan yang diberikan dan penyakit
pasien. Keluarga pasien sudah mampu mengimplementasikan penyediaan
makan bagi pasien serta menggunakan formula enteral polimerik yang
diberikan, dimulai dari cara, frekuensi dan waktu pemberiannya.

3. Monitoring dan Evaluasi Hari Ketiga


a. Hasil Monitoring
 Asupan Makanan

Tabel 15. Hasil monitoring asupan ke – 3

Energi Protein Lemak Karbohidra


Keterangan
(kkal) (gr) (gr) t (gr)

Asupan 636 21.5 18.1 100.1


1800 67.5 50 270
Kebutuhan

% 35.3 31.8 36.2 37.1

 Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Tabel 16. Hasil fisik-klinis hari ke – 3

29
Keadaan Tekanan
Nadi Respirasi Suhu
Umum Darah

Hasil
- - - - -
hari ke-3

Compos
Mentis,
tidak ada
80-
Comparative nyeri perut, 120/80 16-20x/
100x/ 37oC
Standard tidak mmHg menit
menit
kembung,
nafsu
makan baik

 Pengukuran LILA
Tidak dilakukan pengukuran LILA pada hari terakhir
implementasi.

b. Hasil Evaluasi Hari Ketiga

Monitoring pada hari ketiga tidak bisa dilakukan sampai selesai. Hal ini
disebabkan karena pasien telah meninggal dunia pada 22 November 2015
pukul 06.00 WIB.

30
BAB III
PEMBAHASAN

Tumor intra abdomen merupakan massa padat yang terdapat pada rongga
abdomen disebabkan karena sel tubuh mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom. Secara patologi, sel ini dapat terkelupas dengan sendirinya dan meluas
ke lapisan peritoneum.

Tn. E dengan diagnosa awal Tumor Intra Abdomen mulai mengalami penurunan
nafsu makan sejak terdapat nyeri diperut dan perut terasa kembung 10 bulan
SMRS. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan awal menggunakan instrumen
Subjective Global Assesment (SGA) yang dilakukan, pasien mengalami penurunan
berat badan, dilihat dari perubahan ukuran baju/celana, kapasitas fungsional
bedrest, serta hubungan penyakit dengan kebutuhan metabolic (stress) tinggi.
Sesuai yang disebutkan oleh Ratini (2014), tanda dan gejala yang dialami oleh
penderita tumor intra abdomen antara lain mual, diare, konstipasi, kembung dan
keram perut, kehilangan nafsu makan, pendarahan rectum, serta penurunan berat
badan secara tiba-tiba.

Hasil SGA menunjukan bahwasannya pasien mengalami malnutrisi berat sehingga


perlu dilakukan assesment lanjut. Berdasarkan hasil assesment lanjut, didapatkan
diagnosa gizi yaitu NI.2.1 asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan penurunan
nafsu makan, perut kembung dan keterbatasan makan secara mandiri ditandai
dengan hasil recall < 50% dari kebutuhan (Energi 21%, Protein 19%, Lemak
19%, Karbohidrat 21%) dan NI.5.2 malnutrisi berkaitan dengan kurangnya asupan
makan dalam waktu yang lama dan peningkatan kebutuhan ditandai dengan
asupan makan kurang dalam 10 bulan terakhir (%SQ-FFQ E 35%, P 30%, L 39%,
dan KH 33%), status gizi kurang (% LILA 77%), dan hilangnya lemak subkutan.
Berdasarkan hasil diagnosa gizi yang didapatkan, dilakukan intervensi gizi yang
bertujuan untuk meningkatkan asupan makanan serta meningkatkan atau

31
mempertahankan status gizi pasien. Terapi diit yang diberikan berbentuk makanan
saring disertai formula enteral dengan frekuensi 3 kali makanan utama, 2 kali
selingan, serta pemberian formula enteral polimerik komersil (3 x 55 gram). Hal
ini di lakukan untuk memenuhi dan mencukupi semua nilai gizi (energi, protein,
lemak, karbohidrat) sesuai kebutuhan pasien.
Rancangan diit pertama diimplementasikan pada 19 November 2015, namun
terdapat evaluasi karena pasien tidak dapat menghabiskan bubur sumsum serta
tidak mengonsumsi telur. Sehingga dilakukan perubahan rancangan diit dimulai
pukul 16.00 WIB. Tidak terdapat perubahan prinsip maupun bentuk diit. Namun
volume makanan yang diberikan sedikit dengan frekuensi pemberian sering.
Formula enteral yang diberikan juga mengalami perubahan yakni menjadi 6 x 45
gram formula enteral polimerik dan 2 x 30 gram formula enteral polimerik tinggi
protein.
Berdasarkan hasil monitoring asupan, terapi diit yang diberikan asupan makanan
pasien mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum implementasi.
Grafik 1. Asupan Makan Selama 3 Hari
120

100

80

60

40

20

0
Energi Protein Lemak Karbohidrat

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Pada hari pertama implementasi, asupan pasien sudah mengalami peningkatan


dibandingkan dengan sebelum dilakukan implementasi. Pasien telah dapat
menghabiskan 99% kalori dari makanan yang disajikan. Namun kecukupan
protein dan lemak masih sangat rendah. Ini dikarenakan ketidaksesuaian

32
kombinasi antara rancangan makanan pertama dengan rancangan makanan kedua.

Pada hari kedua implementasi, asupan protein dan lemak pasien lebih meningkat
dibandingkan dengan hari pertama implementasi. Pasien telah dapat
menghabiskan 95% dari makanan yang disajikan, menurun dibandingkan asupan
sebelumnya. Namun terdapat peningkatan pada asupan zat gizi protein, lemak
serta karbohidrat. Hal tersebut dikarenakan sudah sesuainya asupan dengan
menggunakan rancangan untuk hari kedua. Berdasarkan pengamatan hasil
implementasi dalam waktu 2 hari, diketahui bahwa intervensi gizi yang diberikan
dari hari pertama hingga hari kedua secara bertahap sudah sesuai target yakni
asupan > 80% kebutuhan. Hal tersebut disebabkan karena cara pemberian yang
sesuai dengan kondisi pasien serta adanya kerjasama yang baik dengan pihak
keluarga pasien dalam penyediaan makan bagi pasien.

Pada hari ketiga implementasi, monitoring asupan sudah tidak bisa dilakukan
secara penuh dikarenakan pasien meninggal dunia pada 22 November 2015 pukul
06.00 WIB. Pengukuran antropometri pasien pada hari terakhir (ketiga) juga tidak
dapat dilakukan. Pasien meninggal diakibatkan tumor intra abdomen sudah
bermetastase ke peritoneum dan masuk pada grade 3 (Pseudomyxoma Peritonei).

33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dari hasil monitoring dan evaluasi selama 2 hari, dapat disimpulkan
bahwa pasien dapat menerima terapi diit makanan saring dengan
kombinasi pemberian formula enteral polimerik yang diberikan, hal
ini dapat dilihat dari adanya peningkatan asupan makan mencapai >
80% kebutuhan.
2. Pengukuran antropometri pasien tidak dapat dilakukan.
3. Keluarga pasien dapat bekerja sama dalam penyediaan makan pasien
serta sudah dapat menggunakan formula enteral polimerik yang
diberikan.
4. Rencana monitoring dan evaluasi yang ditargetkan selama 3 hari di
mulai tanggal 19 November 2015 sampai 22 November 2015 hanya
berlangsung 2 hari dikarenakan pasien meninggal dunia pada 22
November 2015 pukul 06.00 WIB

B. Saran

Dalam pemberian makanan kepada pasien sebaiknya sesuai dengan kondisi


pasien dan intervensi yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan pasien. Selain
itu perlu adanya kerjasama dengan pihak keluarga pasien terutama pada pasien
yang memiliki keterbatasan menyediakan makan secara mandiri sehingga
intervensi yang dilakukan selain tepat sasaran juga dapat diimplementasikan
dengan baik, terutama dalam memperbaiki atau mengurangi masalah gizi yang
dialami oleh pasien.

34
35
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2010). Penuntun Diit. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Smelster, Suzanne C. (2001). Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2.


Jakarta : EGC.

Gutawa, M. (2013). Terminologi dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar.


Bandung.

International Diitetics and Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual:


Standarize Language for the nutriotion Care Processes.2013. 4th ed.
Chicagu,IL.Academy Of Nutrition And Diitetics.

Sugarbaker PH (Ed). 2012. Cytoreductive Surgery & Perioperative


Chemotherapy for Peritoneal Surface Malignancy. Textbook and Video
Atlas. Woodbury, CT: Cine-Med Publishing.

36
LAMPIRAN

Tabel 17. Hasil SQ-FFQ 10 bulan SMRS

Nilai Gizi (Sehari)


Bahan Penukar
Jenis Makan
Makanan (Sehari) E KH
P (gr) L (gr)
(kkal) (gr)

Bubur 116 2.5 0.6 25.0


1P
Makanan sumsum
Pokok
Bubur 1P 175 4 0 40

Telur 0.25P 12.5 0 0 3


Protein
Hewani
Ikan 0.25P 12.5 0 0 3

Tempe 1P 37.5 2.5 1.5 3.5


Protein Nabati
Tahu 0.5P 75 5 3 7

Wortel 0.125P 3.1 0.1 0,0 0,6

Sayuran Buncis 0.125P 3.1 0.1 0,0 0,6

Bayam 0.5P 6.2 0.2 0,0 1.2

Buah Pisang 1P 50 0 0 12

Gula Kinca 1P 100 0 0 24

Minyak 2P 100 0 10 0

Total 778 25.0 23.6 112.0


Kebutuhan
1900 71.25 52.8 285.0

% 40.9 35.1 44.7 39.2

Tabel 18. Hasil Recall 24 Jam

37
Nilai Gizi
Waktu Bahan Berat
Penukar
Pemberian Makanan (gr) E L KH
P (gr)
(kkal) (gr) (gr)

Bubur
0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
Pagi
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12

Susu BMC 0.5 P 100 cc 62.5 3.5 3 5

Siang Pisang 0.5 P 25 gr 25 0 0 6

Bubur
0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
Malam
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12

Total 378 13.0 9.6 58.0

Kebutuhan 1800 67.5 50.0 270.0

% 21.0 19.3 19.3 21.5

38
Tabel 19. Hasil Food Record hari ke-1

Nilai Gizi
Waktu Bahan Berat
Penukar
Pemberian Makanan (gr) E L KH
P (gr)
(kkal) (gr) (gr)

Bubur
0.5P 111 gr
sumsum 64.2 1.4 0.3 13.9
0 0 12.9
Kinca 0.5P 14 gr 53.8

Telur - 0 0 0 0 0
Siang
Buah - 0 0 0 0 0

Formula
6.7 5.4 25.4
Enteral - 146 cc 608.9
Polimerik

Formula
Enteral
14.00 Polimerik - 30 gr 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein

Formula
6.5 8.2 27.8
16.00 Enteral - 150 cc 205
Polimerik

Bubur
Sore 0.5P 105 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
0 0 12.9
Kinca 0.5P 14 gr 53.8

Formula
6.5 8.2 27.8
18.00 Enteral - 150 cc 205
Polimerik

Formula
6.5 8.2 27.8
20.00 Enteral - 150 cc 205
Polimerik

Formula
Enteral
06.00 Polimerik - 100 cc 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein

39
Bubur
Pagi 0.5P 108 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
0 0 13.8
Kinca 0.5P 15 gr 57.7

Susu
0 0 0
bubuk - 0 0
skim
0 0 0
Gula - 0 0

Formula
0 0 0
08.00 Enteral - 0 0
Polimerik

Formula
3.3 4.1 13.1
10.00 Enteral - 76 cc 102.3
Polimerik

Total 1793 40.8 36.4 222.2

Kebutuhan 1800 67.5 50 270

% 99.6 60.4 72.9 82.3


Tabel 20. Hasil Food Record hari ke-2

Nilai Gizi
Waktu Bahan Berat
Penukar
Pemberian Makanan (gr) E L KH
P (gr)
(kkal) (gr) (gr)

Bubur
0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
Siang
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12

Formula
12.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik

Formula
Enteral
14.00 Polimerik - 30 gr 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein

16.00 Formula - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8

40
Enteral
Polimerik

Bubur
0.5P 103 gr
sumsum 59.5 1,3 0,3 12,9
Sore
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12

Formula
18.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik

Formula
20.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik

Formula
Enteral
06.00 Polimerik - 30 gr 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein

Bubur
Pagi 0.5P 105 gr
sumsum 59.5 1,3 0,3 12,9

Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12

Susu
bubuk 1P 20 gr 75 7 0 10
skim

Gula 0.6P 8 gr 31 0 0 7.4

Formula
08.00 Enteral - 0 0 0 0 0
Polimerik

Formula
10.00 Enteral - 45 gr 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik

Total 1757 59.2 45.1 284.6

Kebutuhan 1800 67.5 50 270

% 97.6 87.6 90.1 105.4

41
42
Tabel 21. Hasil Food Record hari ke-3

Nilai Gizi
Waktu Bahan Berat
Penukar
Pemberian Makanan (gr) E L KH
P (gr)
(kkal) (gr) (gr)

Bubur
- 0 0 0 0 0
sumsum
Siang
Kinca - 0 0 0 0 0

Formula
12.00 Enteral - 150 cc 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik

Formula
Enteral
14.00 Polimerik - 100 cc 119 7.1 1.4 20
tinggi
protein

Formula
16.00 Enteral - 0 0 0 0 0
Polimerik

Bubur
0.5P 100 gr 58 1.25 0.3 12.5
sumsum
Sore
Kinca 0.5P 13 gr 50 0 0 12

Formula
18.00 Enteral - 150 cc 205 6.5 8.2 27.8
Polimerik

Formula
20.00 Enteral - 0 0 0 0 0
Polimerik

Total 636 21.5 18.1 100.1


1800 67.5 50 270
Kebutuhan

% 35.3 31.8 36.2 37.1

43

Anda mungkin juga menyukai