Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN STUDI KASUS

PRAKTEK KERJA LAPANGAN BIDANG GIZI KLINIK

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

DI RUANG BEDAH Bed 5

Di Susun Oleh:
FEBRIANA
PO.62.24.2.18.377

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM DIPLOMA IV ALIH JENJANG GIZI
ANGKATAN I TAHUN 2019
LAPORAN STUDI KASUS
PRAKTEK KERJA LAPANGAN BIDANG GIZI KLINIK
PENATALAKSANAAN DIET PADA KANKER PAYUDARA DI RUANG BEDAH
RSUD ULIN BANJARMASIN

Disusun Oleh

NAMA : FEBRIANA

NIM : PO. 62.24.2. 18. 377

Telah mendapat persetujuan dari :

Mengetahui, Pembimbing,

Kepala Instalasi Gizi

Bandawati, S.Gz, M. Gizi Wahyu Hardi Prasetiyo, SST, MPH, RD

NIP. 19710501 199203 2 005 NIP. 19660331 198603 1 004


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan perlindungan yang telah
dilimpahkan-Nya, sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus
Asuhan Gizi Sindrom Nefrotik di Ruang Anak RS Ulin Banjarmasin.
Saya menyadari bahwa penyusunan Laporan Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan,
doa, dan dukungan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu saya
sebagai penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Bandawati, S.Gz, M.Gizi, RD selaku Kepala Instalasi Gizi
2. Ibu Fretika Utami Dewi selaku Dosen mata kuliah MAGK
3. Bapak Wahyu Hardi Prasetiyo, SST, MPH, RD Selaku pembimbing di RS Ulin
Banjarmasin yang sudah telah membantu selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan
membantu dalam penyusunan laporan studi kasus
4. Seluruh Ahli Gizi Rawat Inap RS Ulin yang sudah mengarahkan dan membimbing
selama berdinas praktek di ruang rawat inap RS Ulin.
5. Seluruh Ahli Gizi di Penyelenggaraan Makanan dan Staf Instalasi Gizi
6. Teman-teman alih jenjang gizi angkatan 1 yang selalu memberikan semangat
Akhir kata semoga laporan studi kasus ini nantinya dapat dilaksanakan sesuai dengan
yang telah di buat dan diberikan kelancaran, serta dapat bermanfaat, serta digunakan
sebagaimana mestinya.

Banjarmasin, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Daftar Isi ..................................................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................................ 2
BAB II GAMBARAN UMUM PASIEN ................................................................................. 3
A. Narasi Kasus .................................................................................................................. 3
B. Data Pasien .................................................................................................................... 3
C. Terapi Diet Dari Rumah Sakit ....................................................................................... 7
BAB III PELAKSANAAN ASUHAN GIZI ............................................................................ 9
A. Skrining ......................................................................................................................... 9
B. Assement Gizi ............................................................................................................. 11
C. Diagnosa Gizi ............................................................................................................... 18
D. Intervensi ...................................................................................................................... 19
E. Assement Gizi ............................................................................................................. 27
F. Diagnosa Gizi ............................................................................................................... 30
G. Intervensi ...................................................................................................................... 31
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 38
A. Pengertian Hematuria................................................................................................... 38
B. Etiologi ......................................................................................................................... 38
C. Diagnosis dan diferensial diagnosis ............................................................................. 38
D. Pemeriksaan penunjang ............................................................................................... 39
E. Tatalaksana .................................................................................................................. 40
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 41
A. Hasil ............................................................................................................................ 41
B. Pembahasan.................................................................................................................. 43
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 46
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 46
B. Saran ............................................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 47
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 49
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian status gizi merupakan cara yang dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan gizi seseorang yang berhubungan dengan pola makan dan aktivitasnya. Melalui
penilaian status gizi dapat diketahui apakah seseorang termasuk dalam kelompok gizi
kurang, normal, dan gizi lebih. Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi 4 (empat)
metode atau cara penilaian yakni antropometri, biokimia, klinis dan biofisik
(Supariasa.et.al, 2012).
Ca Mammae bilateral adalah kelebihan ataupun penumpukan kalsium
pada jaringan kelenjar atas payudara yang berbentuk serat, dan disebabkan
oleh kekacauan metabolism yang mengakibatkan penumpukan pada kelenjar,
pembuluh darah dan lain - lain. Kondisi ini bisa juga merupakan sal ah satu
dari kanker ganas payudara, ataupun pengobatannya harus mengetahui
terlebih dahulu junak atau ganas. Ca mammae adalah sekelompok sel tidak normal
pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel -sel ini
menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau
terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian -bagian tubuh
lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas
tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit,dan
bawah kulit.
Chemotherapy adalah pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah
menyebar dalam aliran darah. Namun efek samping" lelah, mual, muntah, hilang nafsu
makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan proses asuhan gizi terstandar pada pasien Ca mamae di
RSUD Ulin Banjarmasin.

1
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan skirining gizi pada pasien pra kemoterapy di ruang bedah umum
onkologi bed 7.
b. Melakukan Assesment (antropometri, biokimia, klinis/fisik, dietary history) pada
pasien pra kemoterapy di ruang bedah umum onkologi bed 7.
c. Mampu menyusun NCP pada pasien pra kemoterapy di ruang bedah umum
onkologi bed 7.
d. Mampu melakukan edukasi kepada pasien pra kemoterapy di ruang bedah umum
onkologi bed 7.

2
BAB II

GAMBARAN UMUM PASIEN

A. Narasi Kasus
Ny.Corliyana adalah seorang guru TK dengan umur 48 tahun beragama Islam dan
tinggal di Jl. Putra gemilang blok d2 no.34 dan bersuku banjar. Ny.C masuk rumah sakit
tanggal 12 Maret 2018. Dengan TB 141, LILA 20,9 cm. Tn. O masuk Rumah sakit
dengan rujukan dari rumah sakit lain masuk dengan keluhan awal : BAK darah ± 5 bln.
Diagnosa dokter menyatakan bahwa Tn. O mengalami hematuria. Pada saat masuk
rumah sakit tekanan darah Tn. O mengalami kenaikan sebesar 130/80. Terapi obat yang
diberikan kepada Tn. O saat di rumah sakit adalah cefriaxone, ranitidin, ketocid, antrain
serta terapi infus intravena NaCl 3% 8 tpm dan NaCl 0,9% 20 tpm. Kebiasaan makan Tn.
O dahulu yaitu 3x makanan utama. Tn.O sangat suka mengkonsumsi makanan yang
digoreng.

B. Data Pasien
1. Identitas Pasien
Identitas Umum Pasien

Nama : Tn. O Aktivitas : Sedang

Umur : 63 thn Suku/Bangsa : Dayak

Jenis kelamin : L Alamat : Desa Parit kecamatan cempaga


kotim

Agama : hindu No Rm : 27. 24. 74

Pekerjaan : Petani Ruang : Dahlia (19)

Pendidikan :Sarjana Diagnosa Medis : Hematuria


Pendidikan
Sosial Ekonomi : Menengah Tgl Kasus : 12 Maret 2019

Sumber : Data Rekam Medik 2018

3
2. Data Subjektif
1. Riwayat Gizi
Tabel 2.3 Riwayat Gizi Pasien
Alergi/pantangan makanan Tidak ada

Kebiasaan makan Makanan pokok : Nasi 2 – 3x/ hari


Lauk hewani : tidak terlalu sering
Lauk nabati : sering dikonsumsi
Sayur : Sering di konsumsi
Buah : Jarang di konsumsi
Minuman : Air putih
Frekuesi makan sebelum 3x makanan utama
masuk RS
Makanan kesukaan Tahu goreng, ikan goreng, tempe goreng

Cara pengolahan makanan Goreng

Masalah gastrointestinal Mual : ada


Muntah : -
Konstipasi :-
Anoreksia : ada
Diare : -
Gangguan mengunyah : -
Gangguan menelan : ada

Aktivitas Terbaring di tempat tidur

3. Riwayat Personal
a. Tn. O berstatus menikah
b. Tn. O dan anak-anaknya belum pernah mendapatkan konseling gizi
sebelumnya.

3. Data Objektif
1. Antropometri
Data antropometri yang didapatkan dilakukan dengan cara pengukuran langsung.
a. TB : 141 cm

4
b. BBI : 41 kg
c. LLA (cm) : 20,9 cm
d. LLA (%) : 65,93 %

4. Biokimia
Hasil data biokimia pada tanggal 16-19 maret 2018
Nilai Normal Standar Keterangan
Pemeriksaan Hasil
Rumah Sakit
Ureum 61 mg/dl 21-53 mg/dl Tinggi

Creatinin 1,74 mg/dl 0,7-1,5 mg/dl Tinggi

Natrium 133 mmol/L 135-148 mmol/L Rendah

Kalium 3,7 mmol/L 3,5-5,3 mmol/L Normal

Calsium 1,29 mmol/L 0,98-1,2 mmol/L Tinggi

Sumber : Data Rekam Medik 2018

5. Pemeriksaan Fisik
Hasil Pengamatan Fisik
Keadaan fisik
a. Fisik : lemas
b. Keadaan umum : compos mentis
c. BAK : tidak lancar
Sumber : Data Rekam Medik pasien

6. Pemeriksaan Klinis
Hasil pemeriksaan klinik pada tanggal 16-19 maret 2018
Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Tekanan darah 130/80 mmHg 110/65 mmHg Tinggi

Nadi 84x/mnt 75-105 x/menit Normal

Suhu 360C 36,1 – 37,2 0C Normal

5
Respirasi 22x/menit 18-26 x/menit Normal

Sumber : Data Rekam Medik pasien


7. Pengobatan
Jenis pengobatan yang diberikan pada tanggal 16-19 maret 2018
Jenis Fungsi Interaksi Dengan Efek Samping
Obat/Tindakan Makanan/Obat
Injeksi Cefotaxime adalah obat untuk Kombinasi pemberian Mual,muntah, sakit
cefotaxime berbagai macam infeksi bakteri cefotacime dengan perut, detak jantung
3x500mg seperti infeksi pernapasan diuretika kuat dan tidak teratur
bagian bawah, infeksi saluran aminoglikosida
kemih, meningitis, dan gonore. meningkatkan resiko
Cefotaxime termasuk dalam nefrotoksisitas.
obat antibiotik
kelas cephalosporin. Cara
kerjanya adalah dengan
menghentikan pertumbuhan
bakteri.
Ranitidin Ranitidin adalah obat yang Ranitidin dapat Diare, muntah-muntah,
dapat digunakan untuk menghambat metabolisme sakit kepala, insomnia,
menangani gejala atau penyakit antikoagulan coumarin, vertigo, ruam,
yang berkaitan dengan produksi teofilin, diazepam, dan konstipasi, sakit perut,
propanolol di dalam organ
asam berlebihan di dalam sulit menelan, urine
hati. Ranitidin dapat
lambung. Ranitidin bekerja tampak keruh, bingung,
mengganggu absorpsi
dengan cara menghambat obat-obatan yang tingkat
berhalusinasi.
sekresi asam lambung berlebih, absorpsinya dipengaruhi
sehingga rasa sakit dapat reda oleh pH seperti
dan luka pada lambung ketoconazol, midazolam,
perlahan-lahan akan sembuh. dan glipizida.
Ketocid Ketocid merupakan suplemen
tambahan yang digunakan untuk
membantu memenuhi kebutuhan
asam amino dan untuk menjaga
kesehatan tubuh. KETOCID
diberikan bersama dengan diet
tinggi kalori rendah protein
untuk pasien dengan insufisiensi
ginjal kronik pada kondisi
retensi terkompensasi atau
dekompensasi.
Antrain Digunakan sebagai peringan mengkonsumsi obat Penggunaan Metamizole
rasa sakit, contohnya sakit gigi, Antrain dan juga obat dapat menyebabkan pasien
sakit kepala, serta digunakan chlorpramazine maka mengalami ruam pada

6
juga untuk mengobati nyeri otot, akan mengakibatkan anda kulit. Bisa menyebabkan
nyeri sendi, nyeri kolik, dan mengalami hipotermia. pasien mengalami
agranulositosis, yakni
juga untuk nyeri haid. suatu pemecahan sel darah
putih non-granul dan akan
semakin meningkat jika
digunakan dalam jangka
panjang.
NaCl Digunakan untuk mengobati Pemberian dalam dosis
dehidrasi dan besar dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit, penumpukan natrium dan
udem.

C. Terapi Diet Dari Rumah Sakit


Terapi diet yang diberikan dahulu pada pasien Tn. O adalah diet TKTP

TABEL RECALL PASIEN SELAMA 24 JAM

Waktu Bahan Makanan Berat Energi Protein Lemak KH


Pagi Bubur 50 gr 21,88 0,5 - 5
Patin goreng bb pepes 20 gr 25 3,5 1 -

Siang Bubur 70 gr 30,63 0,7 - 7


Ayam panggang kalasan 30 gr 37,5 5,25 2,25 -
Sup pelangi 30 gr 7,5 0,3 - 1,5
Bacem tempe kukus 25 gr 37,5 2,5 1,5 3,5

Malam Bubur 60 gr 26,25 0,6  6


Patin goreng asam manis 30 gr 37,5 5,25 1,5 -
Cap cay goreng 15 gr 3,75 0,15 - 0,75
Total 227,51 18,75 6,25 23,75
(Kamis 15 Maret 2018)
Sumber : Wawancara

7
TABEL PERBANDINGAN KEBUTUHAN DENGAN ASUPAN RECALL

(Audit Gizi “Kamis 15 Maret 2018”)

Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Konsumsi (%) Interpretasi

Energi (kalori) 227,51 kal 1729 kal 13,16 % Defisit berat


Protein (gram) 18,75 30 gr 62,5 % Defisit berat

Lemak (gram) 6,25 57 gr 10,96 % Defisit berat

Karbohidrat (gram) 23,75 gr 263 gr 9,03 % Defisit berat

8
BAB III

PELAKSANAAN ASUHAN GIZI

A. Skrining
FORMULIR SKRINING GIZI-DEWASA
( MALNUTRITION SCREENING TOOL-MST)
Nama : Tn. O Tanggal pemeriksaan : 16 maret 2018

No. Rekam Medis : 27.24.74 Umur : 63 tahun

Ruang/kelas : Dahlia 19 Berat badan :

Jenis kelamin : Laki-laki Tb/Pb : 141 cm

Status gizi :
 LLA/U  65,93% (kurang)
No Parameter Skor

1 Apakah pasien mengalami penurunan berat badan Tidak Ada 0


yang tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
Ragu 1

Ya, ada penurunan berat badan sebanyak:

1-5 kg 1

6-10 kg 2 

11-15 kg 3

>15 kg 4

Ragu 2

2 Apakah pasien mengalami penurunan asupan makan Tidak 0


karena penurunan nafsu makan (atau karena tidak bisa
Ya 1 
mengunyah dan menelan)?
3 Apakah pasien dengan diagnosa khusus? (dicentang) Tidak

9
(pasien dengan penurunan imunitas, GGK, GGK Hematuria
hemodialisis, geriatri >70 tahun, dirawat di HCU/ICU,
penurunan kesadaran, kegawatan abdomen
(pendarahan, ileus, peritonitis, asites masif, tumor
intrabdomen besar, post operasi), gangguan
Ya
pernafasan berat (pneumonia berat), keganasan
dengan komplikasi, gagal jantung, sirosis hepatis,
transplantasi, cidera kepala berat, stroke, DM, kanker
kemotrapi, luka bakar, atau kondisi sakit berat
lainnya.

Total Skor Skrining 2

Kesimpulan Resiko rendah


(dicentang)
Resiko sedang 

Resiko tinggi

Tindakan Asesmen ulang 1 minggu kemudian


(dicentang)
Asesmen ulang 3 hari kemudian

Asesmen lanjut dan setiap hari

Ahli Gizi Tanda tangan :

Nama :

Pukul : 11.00 WIB

Keterangan :
Skor 0 : Resiko rendah, perlu dilakukan asesmen kembali setelah 1 minggu
Skor 1 -3 :Resiko sedang, perlu dilakukan asesmen lanjut oleh AG dan kembali
diasesmen 3 hari

10
Skor 4-5 :Resiko tinggi, perlu dilakukan asesmen lanjut oleh AG dan di asesmen
setiap hari

Berdasarkan hasil skrining yang dilakukan menggunakan Malnutrition Screening


Tool-Mst diketahui bahwa Tn.O masuk kedalam resiko sedang.

“ASSEMENT GIZI I ( 16 Maret 2018 )”


B. Assement Gizi
1. Antropometri
AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan
AD. 1.1.1 Tinggi Badan
 Tinggi badan Tn.O yaitu 141 cm
AD 1.1.5 IMT
 BBI (Berat badan ideal)
Berat badan Ideal Tn.O yaitu 41 kg
 LLA/U
Diketahui : LLA pengukuran = 20,9 cm
LLA standar = 31,7
𝐿𝐿𝐴 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
% Status gizi = x 100
𝐿𝐿𝐴 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
20,9
= x 100
31,7

= 65,95% (kurang)
Kriteria Status Gizi Berdasarkan LLA/U
Kriteria Nilai

Obesitas >120% standar


Overweight 110-120% standar
Normal 90-110% standar
Kurang 60-90% standar
Buruk <60% standar

Kesimpulan : Tn.O untuk status gizinya masuk dalam kategori buruk.

11
2. Biokimia
BD 1.2 Electrolyte and renal profile
BD 1.2.2 Creatinin
 Kreatinin Tn.O saat dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu 61 mg/dl
BD 1.2.5 Natrium
 Kadar natrium Tn.O saat dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu 133
mmol/L
BD 1.2.7 Kalium
 Kadar kalium Tn.O saat dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu 3,7
mmol/L
BD 1.2.9 Kalsium serum
 Kadar kalium Tn.O saat dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu 1,29
mmol/L
BD 1.12 Profil Urin
BD 1.12.1 Warna Urin
 Warna urin Tn.O saat dilakukan pemeriksaan urinalisa yaitu berwarna kuning
keruh dan kadang bercampur darah

Identifikasi :Dari data hasil pemeriksaan kesehatan tersebut diketahui bahwa :


Nilai Normal
Pemeriksaan Hasil Standar Interpretasi Dampak Klinis
Rumah Sakit
Ureum 61 mg/dl 21-53 mg/dl Tinggi Hasil ureum yang normal
mendakan tidak terdapat
gangguan pada fungsi ginjal
karena ureum adalah salah satu
produk dari pemecahan protein
di dalam tubuh.

Creatinin 1,74 mg/dl 0,7-1,5 mg/dl Tinggi Kreatinin berfungsi untuk


melakukan evaluasi terhadap
glomerulus

Natrium 133 mmol/L 135-148 Rendah Kelebihan cairan, kehilangan


mmol/L natrium lewat saluran cerna

Kalium 3,7 mmol/L 3,5-5,3 Normal Pasien dalam keadaan yang


mmol/L baik selain itu kondisinya saat

12
ini tidak mengalami diare

Calsium 1,29 mmol/L 0,98-1,2 Tinggi Pasien tidak mengalami


mmol/L defisiensi kalsium dan
magnesium

Kejernihan Urin yang tidak jernih


diakibatkan adanya darah
didalam urin yang
menyebabkan urine keruh

Darah Pasien mengalami hematuria


karena terdapat sel-sel darah
merah di dalam urin, hal ini
menandakan terdapat
pendarahan di area ginjal,
mengalami infeksi saluran
kemih dan kemungkinan
terjadi gromerulonefritis
peradangan pada bagian
penyaringan dan filtrasi ginjal

3 Fisik Klinis
PD 1.1 Nutrition-Focused Physical Findings
PD 1.1.1 Penampilan keseluruhan
 Pasien tidak dapat berkomunikasi dengan baik
 Pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur

PD 1.1.9 Tanda-tanda vital


Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Tekanan darah 130/80 mmHg 110/65 mmHg Tinggi

Nadi 84x/mnt 75-105 x/menit Normal

Suhu 360C 36,1 – 37,2 0C Normal

Respirasi 22x/menit 18-26 x/menit Normal

Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa tekanan darah Tn. O masuk
kedalam kategori tinggi, denyut nadi Tn. O masuk kedalam kategori normal yaitu

13
antara 75 – 105x/menit, suhu tubuh Tn. O masuk kedalam kategori normal dan pada
pemeriksaan pernafasan (RR) Tn. O masuk kedalam normal (RR) yaitu 18 –
26x/menit.

3. Dietary History (Riwayat Gizi)


FH 1.1.1 Asupan Energi
FH 1.1.1.1 Asupan Energi Total
 Asupan energi total pasien saat dilakukan recall tgl 16 Maret 2018 yaitu
227,51 kalori.
Identifikasi : Dari hasil tersebut diketahui bahwa asupan energi total Tn. O masuk
kedalam kategori defisit berat dengan tingkat konsumsi 13,16% dari kebutuhan
energi 1729 kalori.

FH 1.2.2 Asupan Makanan


FH 1.2.2.2 Jenis Makanan
 Makanan yang dikonsumsi Tn. O dalam bentuk makanan lunak
FH 1.2.2.3 Pola Makan
 Pola makan Tn. O saat sebelum masuk rumah sakit yaitu 3x makanan utama
FH 1.2.2.5 Variasi Makanan
 Makanan yang dikonsumsi Tn. O kurang bervariasi karena pasien lebih suka
mengkonsumsi makanan berlemak, seperti makanan yang digoreng.
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa pola makanan Tn. O sudah teratur
namun untuk makanan yang dikonsumsi Tn.O berdasarkan riwayat makannnya
dahulu kurang bervariasi, karena jenis makanan yang lebih suka untuk dikonsumsi
adalah jenis makanan yang berlemak, seperti makanan yang digoreng.

FH.1.3 Asupan Enteral dan Parenteral


FH 1.3.2 Parenteral
FH 1.3.2.2 Cairan Intravena (IV)
 Saat berada di rumah sakit Tn. O mendapatkan beberapa cairan intravena
yaitu injeksi NaCl 3% 8 tpm, NaCl 0,9% 16 tpm

14
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa Tn. O mendapatkan terapi
parenteral yaitu injeksi NaCl yang berfungsi untuk mengobati dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit

FH 1.5 Asupan Zat Gizi Makro


FH 1.5.1 Asupan Lemak
FH 1.5.1.1 Lemak Total
 Asupan lemak total Tn. O saat dilakukan recall yaitu 6,25 gram 10,96 % dari
total lemak kebutuhan yaitu 57 gram
FH 1.5.2 Asupan Protein
FH 1.5.2.1 Protein Total
 Asupan protein total Tn. O saat dilakukan recall maka asupan proteinnya
sebesar 18,75 gram 62,5 % dari protein total kebutuhan yaitu 30 gram
FH 1.5.3 Asupan Karbohidrat
FH 1.5.3.1 Karbohidrat Total
 Asupan karbohidrat total Tn. O saat dilakukan recall yaitu 23,75 gram 9,03
% dari karbohidrat total kebutuhan yaitu 263 gram
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa asupan zat gizi makro yaitu :
a. Asupan lemak total Tn. O memiliki interpretasi defisit berat
b. Asupan protein total Tn. O memiliki interpretasi defisit berat
c. Asupan karbohidrat total Tn. O memiliki interpretasi defisit berat

FH .2. Pemberian makanan dan zat gizi


FH 2.1 Riwayat Diet
FH 2.1.4 Pemberian Enteral Dan Parenteral
FH 2.1.4.2 Akses Parenteral
 Akses pemberian parenteral pada Tn. O melalui akses intravena.
Identifikasi : Diketahui bahwa Tn. O mendapatkan cairan parenteral atau injeksi
yaitu jenis injeksi NaCl 3% dan NaCl 0,9% yang diberikan melalui akses intravena
(melalui pembuluh darah)

15
FH 3.1 Penggunaan Obat-obatan atau obat alternative/pelengkap
FH 3.1.1 Suplemen Obat dan Jamu
FH 3.1.1.1 Penggunaan Obat yang diresepkan
 Saat berada di rumah sakit Tn. O diresepkan obat yaitu cefriaxone, Ranitidin
50 Antrain dan Ketocid.
Identifikasi : Tn. O menerima obat yang diresepkan saat berada di RS yaitu obat
cefriaxone 2x1 gr, Ranitidin 50 2x1 amp, Antrain 3x1dan Ketocid 2x1.

FH 4.2 Kepercayaan dan Sikap


FH 4.2.12 Kesukaan Makanan
 Tn.O suka makan makanan yang jenisnya berlemak, makan makanan yang
diolah dengan cara digoreng.
Identifikasi : Tn. O menyukai makan makanan yang jenisnya berlemak atau makan
makanan yang diolah dengan cara digoreng.

FH 7.3 Aktivitas Fisik


FH 7.3.1 Riwayat Aktvitas Fisik
 Dilihat secara fisik pasien tampak lemah dan hanya bisa berbaring ditempat
tidurnya.
Identifikasi : Diketahui bahwa Tn. O tidak dapat berjalan karena kondisinya yang
lemah dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya saja.

4. Riwayat Personal
CH 1.1 Data Personal
CH 1.1.1 Umur
 Tn. O berumur 63 tahun
CH 1.1.2 Jenis Kelamin
 Tn.O berjenis kelamin laki-laki
CH 1.1.3 Suku/Etnik
 Tn.O termasuk suku Dayak
CH 1.1.4 Bahasa
 Bahasa yang digunakan Tn.O saat dirumah dan melakukan aktivitas sehari-
hari adalah bahasa daerah.
CH 1.1.6 Edukasi

16
 Pendidikan terakhir Tn.O yaitu SMP
CH 1.1.7 Peran Dalam Keluarga
 Tn. O adalah seorang kepala keluarga
CH 2.1 Riwayat medis/kesehatan pasien/klien/keluarga
CH 2.1 Riwayat medis.kesehatan terkait gizi dari pasien/klien atau keluarga
CH 2.1.1 Keluhan pasien/klien terkait gizi
 Tn. O mengeluh buang air kencing darah ± 5 bln
CH 2.2 Perawatan /terapi/pengobatan alternatif
CH 2.2.1 Perawatan / terapi medis
 Tn.O menerima terapi medis berupa pemberian injeksi NaCl dan obat
ceftriaxone, ranitidin, antrain dan ketocid.
CH 3.1 Riwayat Sosial
CH 3.1.1 Faktor Sosio Ekonomi
 Tn.O masuk kedalam golongan ekonomi menengah kebawah
CH 3.1.6 Pekerjaan
 Pekerjaan Tn.O yaitu petani
CH 3.1.7 Agama
 Tn. O beragama hindu
Identifikasi : Pasien termasuk kedalam ekonomi menengah kebawah, namun
perilaku pasien dalam pemilihan makanan khususnya makanan yang disukai, jika
dikonsumsi terus-menurus akan berdampak negatif pada kesehatan pasien terlebih
bahan makanan yang disukai merupakan bahan makanan pemicu terjadinya penyakit
lain. Sehingga saat ini pasien mengalami hematuria. Saat ini Tn. O diberikan
beberapa terapi dari, injeksi dan obat untuk mengurangi rasa sakit yang dialami
Tn.O.

17
C. Diagnosa Gizi
I. Domain Intake
Kekurangan intake makanan dan minuman oral (NI 2.1) berkaitan dengan faktor
fisiologis meningkatkan kebutuhan energi karena penyakit metabolisme yang lama
dibuktikan dengan energi sebesar 13,16% (defisit berat), protein 62,5% (defisit
berat), lemak 10,96% (defisit berat), dan karbohidrat 9,03% (defisit berat)
II. Domain Klinis
Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi (ureum, kreatinin dan kalsium) (NC
2.2) berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal dibuktikan dengan hasil pemeriksaan
biokimia, ureum 61 mg/dl masuk kedalam kategori tinggi, kalsium 1,29 mmol/L
masuk kedalam kategori tinggi serta untuk hasil pemeriksaan kreatinin sebesar 1,74
mg/dl masuk kedalam kategori tinggi.
III. Domain Perilaku
Ketidaksesuaian dalam pemilihan bahan makanan (NB 1.7) berkaitan dengan
tingginya tingkat kelelahan atau efek samping lainnya dari terapi dibuktikan dengan
pasien mengalami mual dan anoreksia.

 Prioritas Diagnosis Gizi


Domain Intake
Kurangnya intake makanan dan minuman memiliki asupan zat gizi makro yang
mengalami defisit yaitu asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Oleh karena
itu perlu cepat diatasi dan diharapkan dengan masalah pada domain intake, masalah
pada domain klinis dan perilaku juga dapat teratasi.

18
D. Intervensi
a. Tujuan Diet
Jangka pendek :
1. Meningkatkan asupan makan Tn. O dengan target energi dan zat izi sebesar 70%
dari kebutuhan
2. Memberikan makanan yang sesuai dengan kemampuan makan Tn. O
Jangka panjang:
1. Mempertahankan status gizi agar pasien dapat melakukan aktivitas normal
dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
2. Memberikan makanan yang sesuai dengan kemampuan makan

b. Jenis Diet
Diet Tinggi Energi Tinggi Protein

c. Perhitungan Zat Gizi dan Cairan


Diketahui :
1. BBI : 41 kg
2. TB : 141 cm
3. LLA : 20,9 cm
4. LLA (%) : 65,93 % (kurang)

 Kebutuhan Energi
= 35 kal / kg BBI
= 35 x 41
= 1435 kal

 Kebutuhan Zat Gizi Makro


1. Protein = 0,6 gram x BBI
= 0,6 x 41
= 24,6 gram
24,6 𝑥 4
% Protein = x 100% = 6,86 %
1435
25% 𝑥 1435
0. Lemak = = 39,86 gram
9

19
3. Karbohidrat = 100 - (% protein + % lemak)
= 100 – (6,86 + 25)
= 68,14 %
68,14% 𝑥 1435
Karbohidrat = = 244,45 gram
4

 Cairan dalam urin tampung


Diketahui : berat popok kering = 100 gr
Berat popok basah = 400 gr
= berat urin basah – berat urin kering
= 400 gr – 100 gr
= 300 gr
Jadi cairan yang dikeluarkan melalui urin yaitu sebesar 300 gr atau setara
dengan 300 ml.

 Kebutuhan cairan
= hasil urin tampung + 500 ml
= 300 ml + 500 ml
= 800 ml
Jadi kebutuhan cairan yang dibutuhkan pasien Tn. O yaitu sebesar 800 ml

Perhitungan cairan infus


Infus NaCl 3% 8 Tpm
Cairan infus NaCl 3% = 8 x 60 x 24 jam = 11520 tetes
= 11520 / 20
= 576 cc
Infus NaCl 0,9% 16 tpm
Cairan infus NaCl 0,9% = 16 x 60 x 24 jam = 23040 tetes
= 23040 / 20
= 1152 cc

d. Prinsip Diet
1. Energi Cukup 3. Lemak cukup
2. Protein rendah 4. Karbohidrat Cukup

20
5. Cairan dibatasi
e. Syarat Diet (70% dari kebutuhan)
1. Energi diberikan cukup sesuai dengan kebutuhan menurut berat badan diberikan
sebesar 1004,5 kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi.
2. Protein diberikan rendah yaitu sebesar 21 gram, diutamakan yang bernilai
biologic rendah. Protein juga berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan,
zat pertumbuhan tubuh, membangun sel-sel dalam tubuh, dan pembentukan
hormon.
3. Lemak cukup diberikan sebesar 27,90 gram, utamakan lemak tidak jenuh
berfungsi untuk menyediakan alat transpor atau pelarut vitamin A D E K, serta
sebagai sumber energi.
4. Karbohidrat cukup diberikan sebesar 121,12 gram, berfungsi untuk
menyediakan energi yang bisa digunakan langsung oleh tubuh untuk melakukan
aktivitas. Utamakan sumber karbohidrat kompleks untuk memberikan rasa
kenyang dan mencegah terjadinya konstipasi.
5. Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan
melalui keringat dan pernafasan (±500 ml)
6. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit dan kemampuan pasien
7. Hidangan makanan menarik dan mengundang selera makan
8. Memberikan informasi makanan apa saja yang harus dipenuhi

f. Bentuk Makanan
Makanan yang diberikan dalam bentuk makanan bubur

g. Frekuensi
Pasien diberikan 3 kali makanan utama yaitu makan pagi,siang dan malam

h. Rute
Makanan diberikan dalam rute oral

i. Edukasi
Edukasi yang diberikan yaitu berupa konseling yaitu :
1. Materi atau penjelasan yang diberikan yaitu “Diet rendah protein”.
2. Konseling diberikan kepada keluarganya.

21
3. Memberikan informasi kepada keluarga Ny. C tentang bentuk makanan yang
akan diberikan, frekuensi makan yang diberikan kepada keluarga pasien.
4. Memberikan informasi kepada keluarga Ny. C agar makanan rumah sakit
selalu dihabiskan meskipun rasanya kurang enak, karena makanan yang
diberikan kepada Ny. C sudah disesuaikan dengan kondisi penyakitnya saat ini
dan diharapkan dapat segera pulih.

j. Perencanaan Menu
Pemberian makanan akan di berikan secara bertahap, yaitu mulai dari 70% dari total
kebutuhan

Kebutuhan 70%

Energi = 70% x 1435


= 1004,5 kkal
± 5% = 50,23 kkal ( 954,27 – 1054,73 )

Protein = 70% x 30
= 21 gram
± 5% = 1,05 gram ( 19,95 – 22,05 )

Lemak = 70% x 39,86


= 27,90 gram
± 5% = 1,35 gram ( 25,74 – 28,44 )

KH = 70% x 244,45
= 171,12 gram
± 5% = 8,56 gram ( 162,56 – 179,68 )

PEMBAGIAN MENU SEHARI KEDALAM PENUKAR


12 Maret 2019

Waktu Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat


Pagi Makanan Pokok 1/2 87,5 2 - 20
Lauk Hewani ½ 25 3,5 1 -
Minyak 1 50 - 5 -
Gula ½ 25 - - 12
Siang Makanan Pokok 1 175 4 - 40
Lauk Hewani ½ 25 3,5 1 -

22
Lauk nabati ½ 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur ¼ 6,25 0,75 - 3,75
Minyak 1 50 - 5 -
Gula ¾ 37,5 - - 9
Malam Makanan Pokok ½ 87,5 2 - 20
Lauk Hewani ½ 25 3,5 1 -
Sayur ¼ 6,25 0,75 - 3,75
Minyak 1 50 - 5 -
Gula ¾ 37,5 - - 9
725 21,5 19,5 110

PEMORSIAN HARI PERTAMA

Waktu Nama Masakan Bahan Makanan Penimbangan Asupan Sisa


Sore Nasi Putih Nasi putih 200
Ikan gabus goreng Ikan gabus 50 -
Minyak 5 5 -
Tahu goreng tahu 25 13 -
Minyak 5 - 25
Sop kimlo Wortel 25 6 51
bakso 25
Kembang tahu 10
Jamur kuping 10

Pagi Nasi Putih Nasi putih 150 225 175


Ikan asam manis Ikan gabus 50 51 -
Oseng kacang panjang
Kacang panjang 20
campur
Wortel 50 6,5 -
Tumis tahu Jagung manis 5 52 -
Telor rebus Telor ayam 60 60 -
Susu susu 25 25 -
Pudding
Buah Semangka 100 100 -

Siang Nasi Putih Nasi putih 150 150 150


Tempe bumbu kuning Tempe 50 50 -
Ikan bumbu kuning Ikan nila 75 70 5
Sayur lodeh campur Kacang panjang 20 20 -

23
Cah gambas Wortel 20 20 -
Labu siam 10 10 -
Buah Pisang 50 50 -

Selasa 12 Maret 2019

100
BDD ayam yang ditimbang = x 42 = 72,41 gram (dengan tulang)
58

BDD ayam yang di asup = 42 x 58% = 24,36 gram (tanpa tulang)


Penyerapan minyak = 24,36 x 10% = 2,436 gram

100
BDD kentang yang ditimbang = x 57 = 67,85 gram
84

BDD kentang yang diasup =6 x 84% = 5,04 gram

100
BDD ikan yang ditimbangan = x 51 = 63,75 gram (dengan tulang)
80

BDD ikan yang di asup = 51 x 80% = 40,8 gram (tanpa tulang)

100
BDD labu waluh yang ditimbang = x 12,5= 16,23 gram
77

BDD labu waluh yang di asup =4 x 77% = 3,08 gram

100
BDD ayam yang ditimbang = x 42 = 72,41 gram (dengan tulang)
58

BDD ayam yang di asup = 42 x 58% = 24,36 gram (tanpa tulang)


Penyerapan minyak = 24,36 x 10% = 2,436 gram

100
BDD gambas yang ditimbang = x 12,5 = 14,70 gram
85

BDD gambas yang diasup =3 x 85% = 2,55 gram

24
ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI “PEMORSIAN HARI I”
Selasa Maret 2019
Bahan
Waktu Masakan Berat Energi Protein Lemak KH
Makanan
Sore

Total asupan

k.

25
l. Monitoring dan Evaluasi

MONITORING & EVALUASI


Dampak Asuhan Kekurangan intake makanan dan minuman oral
Gizi Outcome

Indicator Outcome Kekurangan intake energi dan zat gizi, ditandai dengan :
Energi : % (defisit berat)
Protein : % (defisit berat)
Lemak : % (defisit berat)
Karbohidrat : % (defisit berat)
Kriteria Berdasarkan rujukan tabel standar % asupan menurut DEPKES RI tahun
1996 nilai tersebut dibawah standar.

Dokumentasi Pada Recall pada kunjungan awal tentang asupan energi


Monitoring Evaluasi Kujungan dan zat gizi menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut
Awal masih defisit karena berada dibawah nili standar %
asupan menurut DEPKES RI tahun 1966. Pemberian
konseling juga dilakukan, untuk membantu
memotivasi Ny. C agar bisa meningkatkan asupan
makanannya. Perkembangan asupan makanan Ny. C
akan dimonitor kembali dengan target rujukan 70%
dari kebutuhan.

Dokumentasi Pengkajian Setelah dilakukan intervensi pada Ny. C diketahui


Monitoring Evaluasi Gizi hasil dari asupan zat gizi sebagai berikut :
Selanjutnya Energi : % (defisit )
Setelah Protein : % (diatas kebutuhan)
Intervensi Lemak : % (defisit )
Karbohidrat : % (defisit )
Perkembangan asupan makanan Ny.C akan
dimonitor kembali serta pemberian konseling juga
dilakukan untuk membantu memotivasi dan
memberikan pengetahuan tentang diet kepada Tn. C
dan keluarga agar bisa meningkatkan asupan
makanan.

26
“ASSEMENT GIZI II ( 14 Maret 2019 )”

E. Assement Gizi
Antropometri
AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan
AD. 1.1.1 Tinggi Badan
 Tinggi badan Ny.C yaitu cm
AD 1.1.5 IMT
 BBI (Berat badan ideal)
BBI = TB (cm) – 100
= – 100
= kg
 LLA/U
Diketahui : LLA pengukuran = 20,9 cm
LLA standar = 31,7
𝐿𝐿𝐴 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
% Status gizi = x 100
𝐿𝐿𝐴 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

= x 100

= (kurang)
Kriteria Status Gizi Berdasarkan LLA/U
Kriteria Nilai

Obesitas >120% standar


Overweight 110-120% standar
Normal 90-110% standar
Kurang 60-90% standar
Buruk <60% standar

Kesimpulan : Ny. C untuk status gizinya masuk dalam kategori buruk.

Dietary History (Riwayat Gizi)


FH 1.1.1 Asupan Energi
FH 1.1.1.1 Asupan Energi Total
 Asupan energi total pasien saat dilakukan pemorsian 1 yaitu kalori.

27
Identifikasi : Dari hasil tersebut diketahui bahwa asupan energi total Ny. C masuk
kedalam kategori defisit dengan tingkat konsumsi % dari kebutuhan
energi.

FH 1.2.2 Asupan Makanan


FH 1.2.2.2 Jenis Makanan
 Makanan yang dikonsumsi Ny. C dalam bentuk makanan biasa.
FH 1.2.2.3 Pola Makan
 Pola makan Ny. C saat berada rumah sakit yaitu 3x makanan utama
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa pola makanan Ny. C sudah teratur
karena mengikuti pola yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit.

FH 1.5 Asupan Zat Gizi Makro


FH 1.5.1 Asupan Lemak
FH 1.5.1.1 Lemak Total
 Asupan lemak total Ny. C saat dilakukan pemorsian 1 yaitu sebesar
gram % dari total lemak.
FH 1.5.2 Asupan Protein
FH 1.5.2.1 Protein Total
 Asupan protein total Ny. C saat dilakukan pemorsian 1 maka asupan proteinnya
sebesar gram % dari protein total.
FH 1.5.3 Asupan Karbohidrat
FH 1.5.3.1 Karbohidrat Total
 Asupan karbohidrat total Ny. C saat dilakukan pemorsian 1 yaitu sebesar
gram % dari karbohidrat total.
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa asupan zat gizi makro yaitu :
 Asupan lemak total Ny. C memiliki interpretasi defisit
 Asupan protein total Ny. C memiliki interpretasi di kebutuhan
 Asupan karbohidrat total Ny. C memiliki interpretasi defisit

FH .2. Pemberian makanan dan zat gizi


FH 2.1 Riwayat Diet
FH 3.1 Penggunaan Obat-obatan atau obat alternative/pelengkap
FH 3.1.1 Suplemen Obat dan Jamu

28
FH 3.1.1.1 Penggunaan Obat yang diresepkan
 Saat berada di rumah sakit Ny. C diresepkan obat yaitu
Identifikasi : Ny. C menerima obat yang diresepkan saat berada di RS yaitu obat

FH 7.3 Aktivitas Fisik


FH 7.3.1 Riwayat Aktvitas Fisik
 Dilihat secara fisik pasien tampak lemah dan hanya bisa berbaring ditempat
tidurnya.
Identifikasi : Diketahui bahwa Ny. C tidak dapat berjalan karena kondisinya yang
lemah dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya saja.

F. Diagnosa Gizi
 Domain Intake
Kekurangan intake makanan dan minuman oral (NI 2.1) berkaitan dengan faktor
fisiologis meningkatkan kebutuhan energi karena penyakit metabolisme yang lama
dibuktikan dengan energi sebesar % (defisit ), lemak % (defisit
), dan karbohidrat % (defisit )
 Domain Klinis
Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi (ureum, kreatinin dan kalsium) (NC 2.2)
berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal dibuktikan dengan hasil pemeriksaan
biokimia, ureum mg/dl masuk kedalam kategori , kalsium mmol/L masuk
kedalam kategori serta untuk hasil pemeriksaan kreatinin sebesar mg/dl
masuk kedalam kategori .
 Domain Perilaku
Ketidaksesuaian dalam pemilihan bahan makanan (NB 1.7) berkaitan dengan
tingginya tingkat kelelahan atau efek samping lainnya dari terapi dibuktikan dengan
pasien .

 Prioritas Diagnosis Gizi


Domain Intake
Kurangnya intake makanan dan minuman memiliki asupan zat gizi makro yang
mengalami defisit yaitu asupan energi, lemak dan karbohidrat. Oleh karena itu perlu
cepat diatasi dan diharapkan dengan masalah pad domain intake, masalah pada
domain klinis dan perilaku juga dapat teratasi.

29
G. Intervensi
a. Tujuan Diet
Jangka pendek :
1. Meningkatkan asupan makan Ny. C dengan target energi dan zat gizi sebesar
100% dari kebutuhan
2. Memberikan makanan yang sesuai dengan kemampuan makan Ny. C
Jangka panjang:
3. Mempertahankan status gizi agar pasien dapat melakukan aktivitas normal
dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
4. Memberikan makanan yang sesuai dengan kemampuan makan

b. Jenis Diet
Diet TKTP )

c. Prinsip Diet
 Tinggi Energi  Karbohidrat Cukup
 Tinggi Protein 
 Lemak cukup

d. Syarat Diet (100% dari kebutuhan)


1. Energi diberikan cukup sesuai dengan diberikan sebesar kalori, untuk
memenuhi kebutuhan dan sebagai sumber energy
2. Protein diberikan rendah yaitu sebesar gram, diutamakan yang bernilai
biologic rendah. Protein juga berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan, zat
pertumbuhan tubuh, membangun sel-sel dalam tubuh, dan pembentukan hormon.
3. Lemak cukup diberikan sebesar gram atau sebesar % dari kebutuhan
energy total, utamakan lemak tidak jenuh berfungsi untuk menyediakan alat
transpor atau pelarut vitamin A D E K, serta sebagai sumber energi.
4. Karbohidrat cukup diberikan sebesar gram, digunakan untuk sumber
energi agar protein tidak dipecah menjadi energi. Kebutuhan karbohidrat adalah
sisa perhitungan protein dan lemak yaitu berkisar % dari total energi.
Utamakan sumber karbohidrat kompleks untuk memberikan rasa kenyang dan
mencegah terjadinya konstipasi.

30
5. Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan
melalui keringat dan pernafasan (±500 ml)
6. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit dan kemampuan pasien
7. Hidangan makanan menarik dan mengundang selera makan
8. Memberikan informasi makanan apa saja yang harus dipenuhi

e. Bentuk Makanan
Makanan yang diberikan dalam bentuk

f. Frekuensi
Pasien diberikan 3 kali makanan utama yaitu makan pagi, siang dan malam

g. Rute
Makanan diberikan dalam rute oral

h. Edukasi
Edukasi yang diberikan yaitu berupa konseling yaitu :
1. Materi atau penjelasan yang diberikan yaitu “ ”.
2. Konseling diberikan kepada keluarganya
3. Memberikan informasi kepada keluarga Ny. C untuk membatasi konsumsi
4. Memberikan informasi kepada keluarga Ny. C agar makanan rumah sakit selalu
dihabiskan meskipus rasanya kurang enak, karena makanan yang diberikan
kepada Ny. C sudah disesuaikan dengan kondisi penyakitnya saat ini dan
diharapkan dapat segera pulih

31
Perencanaan Menu
± 5 % Energi = – kkal
± 5 % Protein = – gram
± 5 % Lemak = – gram
± 5 % KH = – gram

PEMBAGIAN MENU SEHARI KEDALAM PENUKAR


kamis 14 maret 2019

Waktu Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat


Pagi Makanan pokok ½ 87,5 2 0 20
Lauk hewani 1 50 7 2 0
Sayur ½ 12,5 0,5 0 2,5
Minyak 1½ 75 0 7,5 0
Gula 1½ 75 0 0 18
Siang Makanan pokok 1 175 4 0 40
Lauk hewani 1 50 7 2 0
Sayur 1 25 1 0 5
Gula 2 100 0 0 24
Minyak 2¼ 112,5 0 11,25 0
Sore Makanan pokok ½ 87,5 2 0 20
Lauk hewani 1 50 7 2 0
Sayur ½ 12,5 0,5 0 2,5
Minyak 2 100 0 10 0
Gula 2 100 0 0 24
JUMLAH 1112,5 31 34,75 156

32
PEMORSIAN HARI KEDUA
MINGGU 14 maret 2019
Waktu Nama Masakan Bahan Makanan Penimbangan Asupan Sisa
Sore Nasi putih Nasi putih 150 150 -
Ayam masak kuah ayam 75,5 63,5 12
Tahu masak kuah tahu 75 75 -
Sayur bening campur bihun 10 10 -
Cah kacang panjang kentang 10 10 -
Wortel 15 15 -
Kacang panjang 15 15 -
Buah Pisang raja uli 50 50 -
semangka 100 100 -
Roti Sus 50 50 -
Susu susu 30 30 -

Pagi

100
BDD ikan yang di timbangan = x 54 = gram (dengan tulang)
80

BDD ikan yang diasup = x = gram (tanpa tulang)


Penyerapan minyak = x %= gram

33
100
BDD ayam yang ditimbang = x = gram (dengan tulang)

BDD ayam yang di asup = 52 x % = 30,16 gram (tanpa tulang)


Penyerapan minyak = 30,16 x 9% = 2,71 gram

100
BDD pepaya muda yang ditimbang = x = gram
76

BDD pepaya muda yang di asup = 51 x = gram

100
BDD ikan yang di timbangan = x = gram (dengan tulang)
80

BDD ikan yang diasup = 38 x %= gram (tanpa tulang)


Penyerapan minyak = x %= gram

100
BDD labu waluh = x = gram
77

=4 x %= gram

100
BDD ayam = x = gram (dengan tulang)
58

= x %= gram (tanpa tulang)


Penyerapan minyak = x %= gram

100
BDD gambas = x = gram
85

=3 x %= gram

34
ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI “PEMORSIAN HARI II”
Kamis 14 Maret 2019
Bahan
Waktu Masakan Berat Energi Protein Lemak KH
Makanan

35
i. Monitoring dan Evaluasi

MONITORING & EVALUASI PEMORSIAN HARI II


Dampak Asuhan Kekurangan intake makanan dan minuman oral
Gizi Outcome
Indicator Outcome Kekurangan intake energi dan zat gizi, ditandai dengan :
Energi : 67,50 % (defisit berat)
Lemak : 68,46 % (defisit berat)
Protein : 143,33 % (diatas kebutuhan)
Karbohidrat : 55,11 % (defisit berat)
Kriteria Berdasarkan rujukan tabel standar % asupan menurut DEPKES RI tahun
1996 nilai tersebut dibawah standar untuk energi, lemak, karbohidrat
dan protein diatas standar.
Dokumentasi Pada Saat dilakukan recall (17 maret 2018) , dengan
Monitoring Evaluasi Kujungan asupan zat gizi makro sebagai berikut :
Awal a. Energi 678 kalori dengan tingkat konsumsi
67,50% dari total kebutuhan energi
b. Protein 30,1 gram dengan tingkat konsumsi
143,33% dari total kebutuhan protein
c. Karbohidrat 94,3 gram dengan tingkat
konsumsi 55,11% dari total kebutuhan
karbohidrat
d. Lemak 19,1 gram dengan tingkat konsumsi
68,46% dari total kebutuhan lemak
Pada tahap selanjutnya akan dilakukan monitoring
pada pasien
Dokumentasi Pengkajian 1. Setelah dilakukan intervensi pada klien dan
Monitoring Evaluasi Gizi dilakukan recall (18 Maret 2018) ,diketahui hasil
Selanjutnya dari asupan zat gizi makro sebagai berikut :
Setelah a. Energi 910,75 kalori dengan tingkat
Intervensi konsumsi 63,47% dari total kebutuhan energi
b. Protein 29,48 gram dengan tingkat konsumsi
98,27% dari total kebutuhan protein
c. Karbohidrat 130,71 gram dengan tingkat
konsumsi 53,47% dari total kebutuhan
karbohidrat
d. Lemak 25,76 gram dengan tingkat konsumsi
64,63% dari total kebutuhan lemak

36
BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hematuria
Hematuria adalah didapatkannya sel darah merah di dalam urine. Hal ini perlu dibedakan
dengan bloody urethral discharge atau perdarahan per uretram, yaitu keluarnya darah dari
meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi. Keadaan ini sering terjadi pada
trauma uretra atau tumor uretra. Harus diyakinkan pula bahwa seorang yang menderita
hematuria atau pseudo hematuria. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang
berwarna merah atau kecoklatan yang bukan disebabkan oleh sel darah merah, melainkan
oleh zat lain lain yang mewarnai urine misalnya pada keadaan hemoglobinuria,
mioglobinuria, konsentrasi zat asam urat yang meningkat, sehabis makan atau minum
bahan yang mengandung pigmen tumbuh – tumbuhan berwarna merah atau setelah
mengkonsumsi beberapa obat- obatan tertentu seperti fenotiazina, piridium, porfirin,
rifampisin dan fenolftalein.

B. Etiologi
Hematuri dapat disebabkan oleh berbagai etiologi seperti:
a.Infeksi : Bacterial cystitis (sering), Interstitial cystitis (jarang), Prostatitis, Uretritis,
Tuberculosis, Schistosomiasis
b. Batu : Batu ginjal, Batu ureter, Batu buli-buli
c. Tumor : Renal carcinoma, Ureteric carcinoma, Bladder carcinoma, Prostatic
carcinoma d. Inflamasi : Glomerulonefritis, IgA nefropati, Goodpastures syndrome,
Radiation cystitis e. Trauma : Trauma ginjal (trauma tumpul abdomen), Trauma buli-buli
(kateterisasi)
f. Hematologi : Terapi antikoagulan, Henoch-Schonlein purpura, Kelainan koagulasi,
Sickle cell disease
g.Olahraga : pelari jarak jauh

C. Diagnosis dan diferensial diagnosis


Hematuri merupakan gejala yang penting dan serius, serta dapat disebabkan oleh
berbagai penyakit. Agar diagnosis penyebab hematuri dapat ditegakkan secara pasti,
diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan terarah meliputi anamnesis, pemerikasaan

37
fisik, laboratorium dan pemeriksaan khsusus lainnya, dan menghindari pemeriksaan yang
tidak perlu. Karakteristik suatu hematuria dapat dipakai sebagai pedoman untuk
memperkirakan lokasi lokasi penyakit primernya, yaitu apakah terjadi pada awal miksi,
semua proses miksi, atau pada akhir miksi.

D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak semua pemeriksaan dilakukan ke semua pasien. Pemeriksaan dipilih berdasarkan
kemungkinan penyebab hematuria.
a. Tes darah
Darah lengkap : deteksi anemia
ESR Erythrocyte sedimentation : meningkat pada infeksi dan keganasan
Faal ginjal : ureum dan kreatinin
b. Tes urine
Tes Dipstick : deteksi darah
Miksroskopi : hematuria mikroskopik
Sitologi urine : deteksi tumor buli-buli
Morfologi sel darah merah dalam urine : deteksi sumber perdarahan
c. Radiologi
Foto polos : mayoritas dari kasus batu ginjal, ureter dan buli-buli
IVP (intravenous pyelography) : Pemeriksaan yang sering digunakan untuk melihat
struktur sistem genitourinaria selain pemeriksaan ini lebih murah. Namun, IVP tidak
dapat mendeteksi batu saluran kemih yang berukuran diameter <3 cm dan tidak dapat
mengevaluasi buli-buli dan uretra sepenuhnya.
USG (ultrasonography) : Sangat penting untuk mendeteksi kista dan dapat digunakan
pada pasien gagal ginjal (tidak menggunakan kontras). Namun, USG tidak dapat
mendeteksi batu saluran kemih yang berukuran diameter < 3 cm dan sangat tidak
bermanfaat untuk mengevaluasi uroepitelium.
CT scan : CT scan dengan kontras sangat bermakna digunakan untuk mendeteksi
massa kecil parenkim ginjal, urolitiasis, dan abses ginjal. Kekurangan CT scan adalah
dalam mendeteksi keganasan uroepitelial.
MRI : dapat menentukan derajat kanker prostat d.
d. Patologi
Biopsi : karsinoma
Biopsi ginjal : dilakukan selepas pemeriksaan rutin ginjal

38
e. Bedah
Semua pemeriksaan di atas tidak dapat melakukan evaluasi dari mukosa buli- buli,
maka cystoscopy dilakukan terutama pada pasien berusia >40 tahun dan juga pasien
yang masih muda tetapi mempunyai faktor risiko menderita keganasan genitourinaria.
Flexicystoscopy : pemeriksaan endoskopi buli-buli bawah pengaruh anestesi lokal
Rigid cystoscopy : pemeriksaan endoskopi buli-buli bawah pengaruh anestesi umum
Retrograde ureterography : visualisasi ureter dan pelvis renalis
Ureteroscopy : pemeriksaan endoskopi ureter via buli-buli

E. Tatalaksana
Pada pasien dengan keluhan terdapat darah dalam urin atau hematuria, langkah awal
untuk pemeriksaan dilakukan tes urin yaitu tes dipstick. Jika hasilnya positif,
dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan sedimen urin untuk melihat apakah
terdapat sel darah merah ( eritrosit ). Jika tidak didapatkan sel darah merah, maka
dapat dicurigai adanya myoglobinuria atau hemoglobinuria. Pada kasus ini juga, perlu
diperhatikan adanya riwayat penggunaan obat-obatan yang menimbulkan efek
samping yaitu hematuria. Jika didapatkan sel darah merah dalam sedimen urin, harus
dipastikan kembali apakah terdapat pyuria atau bakteriuria, jika ada lakukan kultur
urin. Hasil neharif pada kultur urin dapat dicurigai adanya nefritis intertisial. Pada
kasus yang positif sel darah merah pada urin, harus dilakukan juga pemeriksaan ada
tidaknya protein dalam uri ( proteinuria ), jika tidak ada protein dalam urin atau yang
disebut isolated hemturia, maka dilakukan pemeriksaan darah lengkap, prothombin
time, partial tromboplastin time dan elektoforesis Hb. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya suatu proses keganasan dan kelainan
struktur

39
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Asuhan Gizi Hari ke-I dan hari ke-II
a. Recall 24 jam
Tabel 5.1 Recall I
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Konsumsi (%) Interpretasi
Energi (kalori) 227,51 1729 13,16 % Defisit berat
Protein (gram) 18,75 30 62,5 % Defisit berat
Lemak (gram) 6,25 57 10,96 % Defisit berat
Karbohidrat (gram) 23,75 263 9,03 % Defisit berat

b. Antropometri
Data antropometri yang didapatkan dilakukan dengan cara pengukuran
langsung.
TB : 141cm
BBI : 41 kg
LLA (cm) : 20,9 cm

c. Biokimia

Nilai Normal Standar


Pemeriksaan Hasil Keterangan
Rumah Sakit
Ureum 61 mg/dl 21-53 mg/dl Tinggi
Creatinin 1,74 mg/dl 0,7-1,5 mg/dl Tinggi
Natrium 133 mmol/L 135-148 mmol/L Rendah
Kalium 3,7 mmol/L 3,5-5,3 mmol/L Normal
Calsium 1,29 mmol/L 0,98-1,2 mmol/L Tinggi

d. Pemeriksaan Fisik
Hasil Pengamatan Fisik Selama Tiga Hari
Keadaan fisik
d. Fisik : lemas

40
e. Keadaan umum : compos mentis
f. BAK : tidak lancar

e. Pemeriksaan Klinis
Hasil Pengamatan Klinis selama tiga hari
Jenis Hasil
Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Tekanan darah 130/80 mmHg 110/65 mmHg Tinggi
Nadi 84x/mnt 75-105 x/menit Normal
Suhu 360C 36,1 – 37,2 0C Normal
Respirasi 22x/menit 18-26 x/menit Normal

f. Pengobatan
Pengobatan / Tindakan Yang Diberikan pada Tn.O selama tiga hari
Obat Yang Diberikan Dosis
Infus NaCl 3% 8 tpm
Infus NaCl 0,9% 16 tpm
Cefriaxone 2 x 1 gr
Ranitidin 50 2 x 1 amp
Ketocid 2x1

g. Monitoring Evaluasi Makanan Pasien


Tabel Asupan Pasien pemorsian 1 (70% dari kebutuhan)
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Konsumsi (%) Interpretasi
Energi (kalori) 678 1004,5 67,50 % Defisit berat
Protein (gram) 30,1 21 143,33 % Diatas kebutuhan
Lemak (gram) 19,1 27,90 68,46 % Defisit berat
Karbohidrat (gram) 94,3 171,12 55,11 % Defisit berat

h. Monitoring Evaluasi Makanan Pasien


Tabel Asupan Pasien pemorsian II
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Konsumsi (%) Interpretasi
Energi (kalori) 910,75 1435 63,47 % Defisit berat
Protein (gram) 29,48 30 98,27 % Normal
Lemak (gram) 25,76 39,86 64,63 % Defisit berat
Karbohidrat (gram) 130,71 244,45 53,47 % Defisit berat

41
B. Pembahasan
Upaya yang dilakukan dalam pemenuhuan kebutuhan gizi untuk pasien rawat inap
dilakukan melalui pelayanan gizi dengan menyediakan makanan atau diet kepada pasien.
Bagi sejumlah pasien dengan penyakit berat, upaya pelayanan gizi tersebut tidak dapat
dilaksanakan secara maksimal, karena berbagai keterbatasan pada penerimaan,
pencernaan dan penyerapan berbagai zat gizi pada makanan di dalam tubuh.
Pada praktek lapangan mata kuliah dietetik lanjut, saya mendapatkan bagian untuk
melakukan asuhan gizi di ruang Dahlia atau ruang bedah nomor 19 dengan asuhan gizi
pada pasien hematuria yang telah di rawat sejak tanggal 12 maret 2018 dengan
keterangan datang sendiri ke rumah sakit. Pada hari pertama saya melakukan anamnesa
pasien dengan menggunakan skrining dari rumah sakit. Tujuan di lakukan di lakukannya
skrining yaitu untuk mengetahui tingkat keparahan suatu penyakit atau keadaan seorang
pasien yang telah di rawat di rumah sakit.
Saat saya melakukan asuhan gizi pada Ny. B selama 2 hari pada tanggal 16 maret
2018 sampai 17 maret 2018. Dengan proses asuhan gizi sebagai berikut

1. Skrining gizi
Tn.O pada saat di lakukan skrining awal yaitu untuk mengetahui apakah Tn.O
beresiko tinggi atau tidak sehingga perlu di lakukan tindakan lebih lanjut. Dari hasil
skrining yang di peroleh Tn.O memperoleh skor 3 yang mana Tn. O beresiko sedang.
Penilaian status gizi Tn. O yang di ukur dengan menggunakan LILA dan
dikategorikan kurang. Pada saat diwawancara dikatakan bahwa Tn.O mengalami
penurunan berat badan dalam 6 bulan terkahir. Tn. O memiliki gangguan dalam
menelan dan kadang tidak nafsu makan.

2. Antropometri
Pada saat pengukuran antropometri saya untuk mengetahui tinggi badan saya
menggunakan pengukuran panjang lengan di karenakan Tn. O tidak bisa berdiri
sehingga di dapatkan hasil tinggi badan estimasi yaitu 141 cm. Untuk pengukuran
berrat badan saya menggunakan berat badan koreksi menggunakan pita LILA
sehingga di dapat berat badan estimasi 41 kg dengan nilai LILA yang di dapat yaitu
20,9 cm dengan % LILA 65,93% termasuk ke dalam status gizi kurang. Dan untuk

42
mengetahui berapa berat badan Ny. B saya menggunakan perrhitungan BBI untuk
laki-laki.

3. Biokimia
Hasil pemeriksaan laboratorium yang saya lihat dari buku rekam medik pasien yaitu
pemeriksaan terakhir pada tanggal 15 maret 2018. Adapaun pemeriksaan meliputi
pemeriksaan ureum, creatinin, natrium, kalium, dan kalsium yang mana nilai dari
pemerksaan tersebut tidak normal.
Hasil ureum yang normal mendakan tidak terdapat gangguan pada fungsi ginjal
karena ureum adalah salah satu produk dari pemecahan protein di dalam tubuh.
Kreatinin berfungsi untuk melakukan evaluasi terhadap glomerulus Kelebihan cairan,
kehilangan natrium lewat saluran cerna.

4. Pemeriksaan fisik
Pada saat di lakuakan pemeriksaan fisik klinis yaitu keadaan pasien dalam keadaan
tekanan darah tinggi, nadi normal, suhu normal, respirasi normal.

5. Pengobatan
Obat yang di berikan dari rumah sakit yaitu ada 3 obat yang mana obat tersebut adalah
cefriaxone, Ranitidin, Ketocid. Masing masing obat tersebut memiliki efek mual,
muntah dan tidak nafsu makan. Obat cefriaxone dengan dosis 2x1 gr adalah obat
untuk berbagai macam infeksi bakteri seperti infeksi pernapasan bagian bawah,
infeksi saluran kemih, meningitis, dan gonore.. Ranitidin 2x1 amp adalah obat yang
dapat digunakan untuk menangani gejala atau penyakit yang berkaitan dengan
produksi asam berlebihan di dalam lambung.dan Ketocid 2x1 suplemen tambahan
yang digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan asam amino dan untuk
menjaga kesehatan tubuh.

a. Monitoring evaluasi makanan pasien


Perkembangan asupan makanan pasien dapat di lihat dari banyaknya pasien itu
makanan, yang mana makanan yang di makanan dari rumah sakit. Apabila asupan
makan pasein tinggi maka keadaan pasien dalam keadaan baik. Apabila asupan
makanannya menurun maka keadaan pasien bisa di katakan dalam keadaan kurang
baik.

43
Untuk melihat asupan makanan pasien maka perlu di lakukan evaluasi terkait dengan
asupan makan yang pasien makan dari rumah sakit yaitu di lakukannya dengan
metode berat saat pemorsian – berat sisa (berat makanan yang tidak di habiskan).
Pada saat asupan makanan pasein, pasien hanya mengkonsumsi makanan dari dalam
rumah sakit saja, karena kepatuhan pasien terhadap anjuran dari ahligizi bahwasanya
pasien harus mengkonsumsi makanan yang di berikann dari rumah sakit dan harus di
habiskan sendiri.

160.00%

140.00%

120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Energi Protein Lemak Karbohidrat

pemorsian1 pemorsian 2

Grafik % tingkat konsumsi pada pemorsian 1 dan pemorsian 2


Dari grafik diatas pada pemorsian 1 menunjukkan bahwa adanya peningkatan
asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Pada recall awal didapatkan asupan energi
sebesar 227,51 yang di interpretasikan dalam defisit berat, pada asupan protein sebesar
18,75 yang di interpretasikan defisit berat, pada asupan lemak sebesar 6,25 yang
interpretasikan dalam defisit berat serta pada asupan karbohidrat sebesar 23,75 gr yang
diinterpretasikan dalam defisit berat. Namun pada pemorsian kedua asupan makan
pasien mengalami sedikit penurunan, hal ini disebabkan karena saat itu Tn.O mengalami
sariawan sehingga membuat pasien kesulitan dalam mengunyah makanan yang
dimakannya.

44
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Hasil skrining yang dilakukan pada Tn. O adalah resiko sedang, hasil tersebut
didapatkan dari keadaan pasien yang mengalami hematuria sehingga dapat
menyebabkan terjadinya malnutrisi pada pasien.
2. Antropometri pasien mengetahui tinggi badan pengukuran panjang lengan di
karenakan Tn. O tidak bisa berdiri sehingga di dapatkan hasil tinggi badan estimasi
yaitu 141 cm. Untuk pengukuran berat badan berat badan koreksi menggunakan Pita
LILA sehingga di dapat berat badan estimasi 41 kg dengan nilai LILA yang di dapat
yaitu 20,9 dengan % LILA 65,93% termasuk ke dalam status gizi kurang.
3. Data biokimia yang dijalani Tn. O menunjukkan bahwa kadar ureum, creatinin,
kalium dan kalsium dikatakan tinggi.
4. Pemeriksaan fisik yang dilakukan asuhan gizi 2 hari yaitu pasien dalam keadaan
tampak lemah (hanya bisa berbaring di tempat tidur), keadaan sadar serta buang air
kecil tidak lancar
5. Pemeriksaan klinis pasien selama asuhan gizi 2 hari yaitu untuk suhu, respirasi, dan
nadi masuk kedalam kategori normal, sedangkan untuk tekanan darah masuk kedalam
kategori tinggi dikarenakan penggunaan injeksi cefotaxime yang memiliki efek sampi
6. Obat yang di berikan dari rumah sakit yaitu ada 3 obat yang mana obat tersebut adalah
cefriaxone, Ranitidin, Ketocid. Masing masing obat tersebut memiliki efek mual,
muntah dan tidak nafsu makan.
7. Diagnosa yang digunakan pada asuhan gizi selama 2 hari adalah domain intake,
dengan prioritas masalah meningkatkan asupan zat gizi yang masih defisit, serta
mengurangi asupan zat gizi yang berlebihan.
8. Monitoring asupan makan pasien selama 2 hari didapatkan hasil bahwa terjadi
peningkatan asupan pasien dari tanggal 17 hingga tanggal 18 meskipun ada beberapa

45
zat gizi makro dan mikro yang masih defisit dikerenakan, sisa makanan dan jenis
makanan yang seharusnya dikonsumsi lebih tetapi tidak dikonsumsi.

B. Saran
Di harapkan kepada mahasiwa agar lebih teliti dalam melakukan posedur asuhan
gizi standar di rumah sakit baik dari melakukan skrining gizi, antropometri, menghitung
kebutuhan dan pemorsian

DAFTAR PUSTAKA

Suhendro, Nainggolan L, Chen K. Pohan HT. Infeksi Saluran Kemih. Editor Suboyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, Marcellus SK. Setiati S. Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta :
Interna Publishing. 2009.

Andreson, Etc, Handbook Of Clinical Drug Data, 10th, Mcgraw-Hill Companies, USA, 174,
2002

Naber KG, Bergman B, Bishop MC, Johansen TEB, Botto H. European Association Of
Urology : Guidelines On Urinary And Male Genital Tract Infections. 2001.

Depkes, 2007, Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

46
47
LAMPIRAN

48
Dokumentasi Pemorsian Makanan Pasien

No Hari/Tanggal Keterangan Gambar

1 Sabtu 17 maret Makan pagi


2018

Makan siang

Makan malam

2 Minggu 18 Maret Makan pagi


2018

Makan siang

Makan malam

49
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

No Keterangan Gambar
1 Proses penimbangan bahan makanan yang
akan diberikan yaitu bubur

3 Proses penimbangan bahan makanan yang


akan diberikan yaitu sayur

4 Proses penimbangan bahan makanan yang


akan diberikan yaitu ikan patin

5 Penimbangan sisa nasi yang sudah dikonsumsi

6 Penimbangan sisa sayur yang sudah


dikonsumsi

50

Anda mungkin juga menyukai