Anda di halaman 1dari 90

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.HDENGAN


GASTRITIS DI DESA LAKAUDUMA
PUSKESMAS DANA
KABUPATEN
MUNA

DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMenyelesaikanPendidikan


Diploma III
KeperawatanPoliteknikKesehatanKemenkesKendariJurusanKeperawatan

OLEH :

LA ODE DARFIN
NIM :P00320018147

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN 2019
iii
MOTTO

SAAT ANDA GAGAL MENCAPAI IMPIAN ANDA, JANGAN


PERNAH BERHENTI MENCOBA SAMPAI AKHIRNYA TAK
ADA LAGI KEKUATAN UNTUK MENCOBANYA

vi

ABSTRAK
La Ode Darfin, Nim : P00320018147, “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.H
Dengan Gastritis Di Desa Lakauduma Puskesmas Dana Kabupaten Muna”,
Dibimbing Oleh Ibu Sitti Muhsina, M.Kep.,Sp.KMB. Gastritis atau maag
merupakan penyakit yang sangat kita kenal dalam kehidupan sehari-
hari.Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri uluhati,mual,muntah, cepat
kenyang,nyeri perut dan lain sebagainya. Penyakit maag sangat mengganggu
karena sering kambuh akibat pengobatan yang tidaktuntas. Tujuan : untuk
mengetahui asuhan Keperawatan Keluarga Tn.H Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan (Gastritis) . Hasil : Data diperoleh dari pengkajian langsung,
wawancara, serta melihat catatan rekam medik pasien, dimana pada saat
pengkajian didapatkan beberapa keluhan yang dikeluhkan klien, sehingga
dilakukan penegakkan diagnosa dimana ada beberapa diagnosa yang diangkat
pada kasus ini antara lain Nyeri Akut, Ketidak mampuan keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan. Intervensi dilakukan sesuai dengan teori yang ada yaitu
menggunakan Nursing Outcomes Classsification dan Nursing Intervention
Classification, implementasi dilakukan selama 3 hari sehingga didapat hasil
klien mengatakan nyerinya berkurang dari skala 6(sedang). Kesimpulan : Pada
tahap akhir peneliti melakukan efaluasi pada tanggal 8 februari 2019 mengenai
tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan catatan
perkembangan.Ealuasi didapatkan dari dua diagnosa keperawatan yang muncul
masalahnya dapat teratasi. Saran : Bagi petugas puskesmas yang menangani
program keperawatan keluargadapat membrikan bimbingan kepada keluarga
secara optimal dan meningkatkan mutu pelayanan dilapangan dan bagi petugas
lapangan kiranya lebih banyak kelapangan untuk melihat keadaan masyarakat
sehingga masyarakat tetap sehat.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan keluarga,Gastritis.

Daftar Pustaka : 19 (2001-2017)


vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha ESA,
Karena berkat rahmat dan karunia-Nya jugalah sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
yang berjudul “Asuhan Keperawatan keluarga Pada Tn.H Dengan Gastritis di
Desa Lakauduma Puskesmas Dana Kabupaten Muna” sebagai salah satu syarat
yang untuk menyelesaikan pendidikan RPL di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari Jurusan Keperawatan.
Pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, terutama kepada pembimbing saya ibu Sitti Muhsinah,
M.Kep.,Sp.KMB atas waktu dan kesempatannya untuk memberikan bimbingan
dan arahan selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Terima kasih yang
mendalam juga tidak lupa penulis sampaikan kepada :
1. Ibu Askrening, SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Kepala Badan Riset Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara yang telah
memberikan izin penelitian.
3. Ibu Fatmawati AMD.Kep S.Tr selaku Kepala Puskesmas Dana yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
4. Bapak Indriono Hadi, S.Kep,Ns.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
5. Ibu Dian Yuniar S.R, SKM., M.Kep selaku penguji I, Bapak Sahmad,
S.Kep.,Ns.M.Kep selaku penguji II dan Bapak Samsuddin, S.Kep.Ns.M.Kep
selaku penguji III
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari yang
telah memotivasi dan memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti
pendidikan.
7. Kepada Istri dan Anak yang telah memberikan dukungan serta doa selama ini
8. Teman-teman mahasiswa program studi RPL Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kendari
Akhirnya penulis menyampaikan maaf atas segala kekurangan yang terdapat
pada penulisan ini, kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan
tulisan ini.
Kendari, Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i

Halaman Persetujuan ........................................................................................ ii

Halaman Pengesahan ........................................................................................ iii

Keaslian Penelitian ........................................................................................... iv

Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... v

Halaman Motto ................................................................................................. vi

Abstrak ............................................................................................................. vii

Kata Pengantar ............................................................................................... viii

Daftar Isi ........................................................................................................... xi

Daftar Tabel ..................................................................................................... xii

Daftar Lampiran ............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
C. Manfaat Studi Kasus ................................................................................ 4
D. Metode Penelitian ..................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori Gastritis .................................................................... 6


B. Konsep keluarga ..................................................................................... 13
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga .................................................. 22

BAB III LAPORAN KASUS

A. Pengkajian .............................................................................................. 39
B. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 50
C. Intervensi Keperawatan .......................................................................... 51
D. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi ................................................ 53
BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian ............................................................................................. 64
B. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 66
C. Intervensi Keperawatan .......................................................................... 67
D. Implementasi Keperawatan .................................................................... 68
E. Evaluasi Keperawatan ............................................................................ 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................ 71
B. Saran ...................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Makanan sangat penting bagi tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan

asupan nutrisi berupa karbohidrat,lemak,protein dan senyawa-senyawa gizi

penting lainnya.Asupan makanan ini harus didukung dengan pola makan

yang sesuai.Pola makan yang teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh

kita,sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat menyebakan gangguan

di sistem pencernaan.Permasalahan dalam sistem pencernaan tidak boleh

dibiarkan.Ada berbagai gangguan system pencernaan atau penyakit yang

mungkin terjadi dan sering dibiarkan oleh banyak orang,salah satunya adalah

penyakit gastritis atau biasa kita sebut penyakit maag (Sulastri 2012).

Penyakit gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita

kenal dalam kehidupan sehari-hari.Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri

uluhati,mual,muntah, cepat kenyang,nyeri perut dan lain

sebagainya.Penyakit maag sangat mengganggu karena sering kambuh akibat

pengobatan yang tidak tuntas.Sebenarnya kunci pengobatan penyakit maag

adalah dapat mengatur agar produksi asam lambung terkontrol kembali

sehingga tidak berlebihan yaitu dengan menghilangkan stress dan makan

teratur (Wijoyo 2009).

Penyakit gastritis yang cukup besar di masyarakat dapat menyebabkan

gangguan pada kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas,

sehingga diperlukan fungsi perawatan keluarga dan perawat dalam

meningkatkan status kesehatan didalam keluarga.Fungsi perawatan keluarga

1
itu mengenal masalah gastritis dalam keluarga, mengambil keputusan dalam

keluarga untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi akibat

gastritis,merawat anggota keluarga dengan gastritis,memodifikasi

lingkungan yang ada dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

(Wijoyo 2010).

Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi.Dari penelitian dan

pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

angka kejadian gastritis dibeberapa kota di Indonesia ada yang tinggi

mencapai 91,6% yaitu dikota Medan,lalu dibeberapa kota lainnya seperti

Surabaya 31, 2 %, Denpasar 46 %, Jakarta 50 %, Bandung 32,5 %,

Palembang 35,3%, Aceh 31,7% dan Pontianak 31,2% .Hal tersebut

disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat (Gustin 2011).

Di Kabupaten Muna penyakit gastritis menempati urutan ke 2 dari 10

penyakit terbesar dengan jumlah pasien sebesar 7.596 orang (Dinas

Kesehatan Kabupaten Muna, 2018) dan hasil studi pendahuluan di

Puskesmas Dana didapatkan kasus penyakit gastritis sebanyak488 orang


tahun

2017 dan menurun tahun 2018 sebanyak 150 orang dan menempati urutan ke

2 penyakit terbesar.

Berdasarkan data dan uraian latar belakang diatas,maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus dengan

judul:“Asuhan Keperawatan Pada Tn.H menderita gastritis di Desa

Lakauduma Puskesmas Dana Kabupaten Muna.

2
B. TUJUANPENULISAN

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan karya tulis ilmiah ini agar penulis mampu

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada Tn.H dengan gastritis

Desala kauduma KabupatenMuna

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penulisan karya tulis ini, agar penulis dapat:

a.Melakukan pengkajian pada keluargaTn.H denganmenderita gastritis.

b.Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluargaTn.

H menderita gasatritis

c. Menyusun rencana tindakan (intervensi) yang dilakukan untuk

mengatasi masalah keperawatan pada Tn. Hmenderita gastritis.

d.Menerapkan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana yang

telah disusun pada Tn.H menderita gastritis.

e.Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk

mengatasi masalah keperawatan pada Tn.H menderita gastritis.

3
C. MANFAAT PENULISAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan informasi tentang asuhan keperawatan padaTn.H menderita gastritis.

2. Manfaat Praktis

a. BagiInstitusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar

tentang asuhan keperawatan padaTn.H menderita gastritis.

b. Bagi Penulis

Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan

pengalaman khususnya dalam perawatan Tn.H menderita gastritis.

D. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah

metode deskriptif dalam bentuk studi kasus padaTn.H menderita gastritis.

Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara

Mengadakan Tanya jawab dengan keluarga mengenai klien

dengan gangguan system pencernaan:Gastritis.Wawancara dilakukan

selama proses keperawatan berlangsung

2. Observasi

Mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan

secara langsung padaTn.H khususnya padaTn.Hyang menderita gastritis.

4
3. Studi Kepustakaan

Menggunakan dan mempelajari literatur medis maupun perawatan

yang menunjang sebagai landasan teoritis untuk menegakkan diagnosa dan

perencanaan keperawatan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR TEORI GASTRITIS

1. Pengertian.

Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan

inflamasi jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung.Gastritis atau yang

lebih dikenal dengan maag berasal dari bahasa yunani yatiu gastro yang

berart iperut atau lambung dan titis yang berarti inflamasi atau

peradangan.Gastritis bukan berarti penyakit tunggal,tetapi berbentuk dari

beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada

lambung (RefelinaWidja 2009).

Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah

lambung.Penyakit ini sering menyerang pada orang yang terbiasa makan

makanan yang terlalu asam, pedas atau bahkan sering telat makan.

Gastritis bisa bertambah parah jika tidak segera disembuhkan.Gastritis

atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu

gastro,yang berarti perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi

atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal,tetapi

terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan

peradangan pada lambung ( Admin 2012).

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan

submukosa lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya

infiltrasisel- sel radang daerah tersebut.Gastritis merupakan salah satu

penyakit dalam pada umumnya. Secara garisbesar,gastritis dapat dibagi

6
menjadi beberapa macam:Gastritis akut adalah suatu peradangan

permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan

erosi.Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat

disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung,atau oleh bakteri

Helicobacter pylory (Soeparman,

2012).

2. Etiologi.

Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang

amat penting.Dinegara berkembang prevalensi infeksi H.pylori pada orang

dewasa mendekat i90%.Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi H.

pylori lebih tinggi lagi.Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa

balita.Di Indonesia,prevalensi infeksi kuman H.pylori menunjukkan

tendensi menurun.Dinegara maju,prevalensi infeksi kuman H.pylori pada

anak sangat rendah.Diantara orang dewasa infeksi kuman H.pylori lebih

tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada dinegara

berkembang,yakni sekitar 30% (Hirlan, 2009).

Penggunaan anti biotic dicurigai mempengaruhi penularan kuman di

komunitas karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut,walaupun

presentase keberhasilannya rendah.Padaawal infeksi mukosa lambung

akan menunjukkan respon inflamasi akut.Gastritis akut akibat H.pylori

sering diabaikan sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan

2009).

Halyang berpengaruh pada timbulnya gastritis,diantaranya

pengeluaran asam lambung yang berlebihan,Pertahanan dinding lambung

7
yang lemah, Infeksi H. pylori ketika asam lambung yang dihasilkan lebih

banyak sehingga pertahanan dinding lambung melemah,Gangguan gerakan

saluran cerna, Stress psikologis (Misnadiarly, 2009).

Penyebab terjadinya gastritis obatan algetik anti inflamasi,terutama

aspirin, Bahan kimia,misalnyalisol,Merokok,Alkohol, Stres fisis yang

disebabkan luka bakar, sepsistrauma,pembedahan,kerusakan saraf,

Reflukusus– lambung, Endotoksin (Inayah, 2010).

Obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin,bahan kimia missal

lisol, merokok, alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar,

sepsis, trauma, pembedahan,gagal pernafasan,gagal ginjal,kerusakan

susunan syaraf pusat, refluk usus lambung, endotoksin (Inayah, 2010).

Gastritis sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makan

terlalu banyak,terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu

berbumbu/mengandung mikroorganisme.Penyebab lain mencakup dengan

alkohol, aspirin,refluks empedu. Bentuk terberat dari gastritis akut

disebabkan oleh mencerna makanan atau alkalikuat,yang dapat

menyebabkan mukosa menjadi ganggren/perforasi, pembentukan jaringan

parut dapat terjad (Smeltze, dkk (2011).

3.Patofisiologi.

Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama perdarahan

gastrointestinal bagian atas.Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat-

obatan peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung

merangsang difusi balik ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan

perdarahan.Kebanyakan lesiterjadi pada pasien dengan kelainan berat.

8
Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ionH +

meningkat,Perfusi mukosa lambung terganggu, Jumlah asam

lambung,Faktorini saling berhubungan,misalnya stress fisik yang dapat

menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul infark

kecil,disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu (Inayah,

2010).Aspirin dan obat anti inflamasi non steroid merusak mukosa

lambung melalui beberapa mekanisme.Obat-obat ini dapat menghambat

aktivitas siklooksigenase mukosa.Siklooksigenase merupakan enzim yang

penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam

arakidonat.Prostaglanding merupakan salah satu factor defensive mukosa

lambung yang amat penting.Selain menghambat produksi prostaglanding

mukosa,aspirin dan obat anti inflamasi non steroid tertentu dapat merusak

mukosa secara topikal.Kerusakan tropical terjadi karena kandungan asam

dalam obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel

mukosa dan juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh

lambung,sehingga kemampuan factor defensive terganggu (Hirlan, 2009).

4.Manifestasi klinis.

Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium,mual,kembung,muntah,

merupakan salah satu keluhan yang sering muncul.Ditemukan pula

perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena,kemudian

disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.Biasanya,jika

dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-

obatan atau bahan kimia tertentu.Pada gastritis kronik kebanyakan pasien

tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu

9
hati,anoreksia,nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan

(Mansjoerdkk, 2009).

5.Komplikasi

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berups hematemesis

dan melena, dan berakhir sebagai syok hemoragik.Khusus

untukperdarahan SCBA,perlu dibedakan dengantukak peptik.Gambaran

yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptic penyebab

utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori,sebesar 100% pada tukak

duodenumdan 6o-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat

ditegakkan dengan endoskopi

(Mansjoerdkk, 2009).

6.Patogenesis.

Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung

adalah sebagai berikut:Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion

H+ meninggi, perfusi jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam

lambung.Faktor ini saling berhubungan,misalnya stress fisik yang dapat

menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu,sehingga timbul

daerah- daerah infark kecil.Disamping itu sekresi asam lambung juga

terpacu Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan

mempercepat kerusakan mukosa barier oleh cairan (Inayah, 2010).

7.Pengobatan

Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal,yaitu mengkonsumsi

makanan lunak dalam porsikecil,berhenti mengkonsumsi makanan pedas

10
dan asam,berhenti merokok dan minuman beralkohol,mengkonsumsi

antasida sebelum makan (Misnadiarly, 2009).

Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu

mengatasi kedaruratan medis yang terjadi, mengatasi dan menghindari

penyebab apabila dijumpai,serta pemberian obat-obat H2 blocking,antacid

atau obat- obat ulkus lambung lainnya. Pengobatan gastritis akibat infeksi

kuman H. pylori bertujuan untuk mengeradikasi kuman tersebut (Inayah,

2010).Pada saat ini indikasi yang telah disetujui secara universal untuk

melakukan eradiksi adalah infeksi kuman H. pylori yang ada hubungannya

dengan tukak peptik.Anti biotic yang dianjurkan adalah

klaritomisin,amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin (Hirlan, 2009).

8.Penatalaksanaan

Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari

alcohol dan makanan sampai gejala berukurang.Bila pasien mampu makan

melalui mulut,diet mengandung gizi dianjurkan.Bila gejala menetap, cairan

perlu diberikan secara parenteral.Bila perdarahan terjadi, maka

penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk

hemoragi saluran gastro intestinal atas.Bila gastritis diakibatkan oleh

mencerna makanan yang sangat asam atau alkali,pengobatan terdiri dari

pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.Terapi pendukung

mencakup intubasi,analgesic dan sedatif,antasida serta cairan

intravena.Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan.Pembedahan darurat

mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi (Smeltzer dkk,

2017).

11
9. Pathway

Bagan pathway gastritis

12
B. KONSEPKELUARGA

1. Pengertiankeluarga

Menurut WHO dalam Sulistyo Andarmoyo (2012),keluarga adalah

kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui

pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau

lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang

terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek (Jhonson, 2010).

2. Tujuan Pembentukan Keluarga

Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah :

a. Keluarga sebagai perantara kebutuhan dan harapan anggota keluarga

dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat

b. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota

keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang,sosio-ekonomi

dan kebutuhan seksual.

c. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan

identitas seseorang individu dan perasaan harga diri (Andarmoyo,

2012).

3. SasaranAsuhan Keperawatan

Sasaran dari asuhan keperawatan adalah keluarga sehat,keluarga

resiko tinggi yang rawan kesehatan dan keluarga yang memerlukan

tindak lanjut

a. Keluargasehat

13
Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi

memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan

tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan

terutama padapromosi kesehatandan pencegahan penyakit.

b. Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan

Keluarga resiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki

kebutuhan untuk menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan

anggota keluarga, keluarga dengan faktor resiko penurunan status

kesehatan.

c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut

Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai masalah

kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan

keperawatan/kesehatan misalnya:klien pasca hospitalisasi penyakit

kronik,penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, penyakit terminal

(Muslihin, 2012).

4. Struktur keluarga

Menurut Muslihin (2012) , struktur keluarga menggambarkan

bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada

beberapa struktur keluarga yang ada diIndonesia yang terdiri dari

bermacam-macam,diantaranya adalah sebagai berikut

a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi,dimana hubungan itu disususn melalui

jalur ayah.

14
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi,dimana hubungan itu disususn melalui

jalur ibu.

c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pimpinan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

5. Fungsi keluarga

Padila(2012) menyebutkan lima fungsi dasar keluarga:

a. Fungsi afektif

Fungsi efektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga.Fungsi efektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial.

b. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan

yang dialami individu yang menghasilkan interaksi social dan belajar

berperan dalam lingkungan sosial

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan

dan meningkatkan sumber daya manusia.Dengan adanya program

keluarga berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.

15
d. Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,

pakaian dan rumah,maka keluarga memerlukan sumber

keuangan.Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis

kemiskinan (gakin atau prakeluarga sejahtera).

e. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap

anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat

anggota yang sakit.

6. Tugas keluarga

Pada dasarnya tugas kelurga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

b. Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam keluarga.

c. Pembagian tugas masing–masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing–masing.

d. Sosialisasi antar anggota keluarga.

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya (Jhonson,

2010).

7. Ciri-ciri keluarga

Menurut Robert dan Charles dalam Fadila,(2012) ciri-ciri keluarga

adalah:

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

16
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan

hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (nomenclatur) termasuk

perhitungan garis keturunan.

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan

dan membesarkan anak.

e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah


tangga.

Ciri keluarga Indonesia menurut Jhonson (2010) adalah sebagai

berikut:

1) Suami sebagai pengambil keputusan.

2) Merupakan suatu kesatuan yang utuh.

3) Berbentuk monogram.

4) Bertanggung jawab.

5) Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa. 6) Ikatan keluarga sangat erat.

7) Mempunyai semangat gotong-royong,

8) Tipekeluarga

a. Keluarga tradisional

1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya

keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga

dengan orangtua tiri.

17
2) Pasangan istri,terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak,atau

tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.Biasanya keluarga

dengan karier keduanya.

3) Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai

konsekuensi dari perceraian.

4) Bujangan dewasa sendiri

5) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang

berhubungan.

6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua

anak-anaknyasudah terpisah.

b. Keluarga non tradisional

1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah,biasanya ibu

dan anak.

2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah,didasarkan pada

hukum tertentu.

3) Pasangan kumpul kebo,kumpul bersama tanpa menikah.

4) Keluarga gay atau lesbian,orang-orang yang berjenis kelamin

yang sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.

5) Keluarga komunis, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu

pasangan monogamy dengan anak-anak secara bersama

menggunakan fasilitas,sumber yang sama.

8. Tahap perkembangan keluarga

a. Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masing-

masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui

18
perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-

masing:

1) Membina hubungan intim yang memuaskan

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman,kelompok social

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak

b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama), keluarga yang

menantikan kelahiran,dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak

pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan:

1) Persiapan menjadi orang tua

2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan seksual dan kegiatan keluarga

3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

c. Keluarga dengan anak pra-sekolah.Tahap ini dimulai saat kelahiran

anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia5 tahun:

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga,seperti kebutuhan tempat

tinggal, privasi dan rasa aman

2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak

yang lain juga harus terpenuhi

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun

diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

5) Pembagian waktu untuk individu,pasangan dan anak (tahap yang

paling repot)

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

19
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

d. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun

dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai

jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk:

1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat,termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan

anggota keluarga

e. Keluaraga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya

berakhir sampai 6-7 tahun kemudian,yaitu pada saat anak meninggalkan

rumah orang tuanya.Tujuan keluarga ini adalah pelepasana remaja dan

member tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa:

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,

mengingat remaja sudah bertambah dewasadan meningkat

otonominya

2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang

tua.Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

4) Perubahan sistemperan dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

20
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah

dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.Lamanya

tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga,atau jika ada anak

yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki

masatua

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.Keluarga usia

pertengahan

g. Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah

dan berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal:

1) Mempertahankan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya

dan anak-anak

3) Meningkatkan keakraban pasangan Keluarga usia lanjut

h. Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai

keduanya meninggal:

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan,teman,kekuatan

fisik dan pendapatan

21
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

5) Melakukan life review (menurunkan hidupnya)

C. KONSEPASUHANKEPERAWATANKELUARGA

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga,untuk membantu

menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan

keperawatan yang meliputi pengkajian keluarga,diagnosa keperawatan

keluarga,perencanaan,implementasi keperawatan dan evaluasi tindakan

keperawatan (Abi Muslihin, 2012).

Tahap-tahap proses keperawatan keluarga adalahsebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya

(Andarmoyo, 2012).

Padila (2012),hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam

pengkajian keluarga adalah:

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Kepala Keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

22
4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

Komposisi keluargayaitu menjelaskan anggota keluarga yang

di identifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka.Bentuk

komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota

keluarga yang sudah dewasa,kemudian diikuti dengan anggota

keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari yang

lebihtua, kemudian mencantumkan jenis kelamin,hubungan setiap

anggota keluarga tersebut,tempat tinggal lahir/umur, pekerjaan dan

pendidikan.

Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang

menggambarkan konstelasi keluarga (pohon keluarga)

6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala

atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga

7) Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa keluarga yang terkait dengan kesehatan.

8) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan

yang dapat mempengaruhi kesehatan

9) Status sosial ekonomi keluarga

Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik

dari kepala keluarga maupun anggota keluargalainnya. Selain itu

23
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-

kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang

dimiliki oleh keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreas ikeluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga

pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu,

namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga

merupakan aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluargasaat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari

keluarga inti.

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala melakan tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi

3) Riwayat keluarga inti.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,meliputi

riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing

anggota keluarga,perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit

termasuk status imunisasi,sumber pelayanan kesehatan yang biasa

digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

24
4) Riwayat kesehatan keluargasebelumnya.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak

suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe

rumah,jumlah ruangan,jumlah jendela, jarak septic tank dengan

sumberair,sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi

dengan denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW)

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas

setempat, meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau

kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan

keluarga berpindah tempat

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana

interaksi keluarga dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota

keluarg ayang sehat,fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk

25
menunjang kesehatan mancakup fasilitas fisik,fasilitas psikologis

atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau

dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara nggota keluarga

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi

oranglain untuk mengubah perilaku.

3) Struktur peran menjelaskan peran dari masing-masing anggota

keluarga baik secara formal maupun informal

4) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga

yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi Efektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga,dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya,bagaimana kehangatan tercipta pada

anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap

saling menghargai

2) Fungsi sosialisasi

26
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,sejauh

mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta

perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh

mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

a) Berapa jumlah anak ?

b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota

keluarga?

c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga?

5) Fungsi Ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,pangandan

papan ?

b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga?

f. Stress dan kopingkeluarga

27
1) Stressor jangka pendek dan panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan

b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan

c) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor yang

dikaji sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor

2) Strategi koping yang digunakan

Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan/stress

3) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan/stress

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.Metode yang

digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.

h. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian,perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. DiagnosaKeperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan tentang respon

keluarga tentang masalah kesehatan actual atau potensial,sebagai dasar

seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan

keluarga sesuai dengan kewenangan perawat (Setiadi, 2008).

28
Tahapan dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain :

a. Analisa data

Analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan

konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan

dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.Cara

analisa data yaitu: validasi data, mengelompokkan data,

membandingkan dengan standar dan membuat kesimpulan tentang

kesenjangan yang diketemukan.Dalam menganalisa data ada 3 norma

yang diperlukan diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan

keluarga yaitu :

1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga yang

meliputi:

a) Keadaan kesehatan fisik,mental, sosial anggota keluarga.

b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga

c) Keadaan gizi anggota keluarga.

d) Status imunisasi anggota keluarga.

e) Kehamilan dan KB.

2) Keadaan rumah dansanitasi lingkungan,yang meliputi:

a) Rumah yang meliputi ventilasi,penerangan,kebersihan,kontruksi,

luas rumah dan sebagainya.

b) Sumber air minum.

c) Jamban keluarga.

d) Tempat pembuangan air limbah.

e) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya.

29
3) Karakteristik keluarga,yang meliputi:

a) Sifat-sifat keluarga.

b) Dinamika dalam keluarga.

c) Komunikasi dalam keluarga.

d) Interaksi antara anggota keluarga.

e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota

keluarga.

f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga (Setiadi,

2008).

b. Perumusan masalah

Menurut Setiadi (2008) dalam bukunya keperawatan keluarga

mengemukakan,komponen diagnosa keperawatan keluarga meliputi

problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/ simpton (tanda)

1) Masalah (Problem)

Suatu istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah

(tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota

keluarga) yang diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian.Tujuan

penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan

secara jelas dan sesingkat mungkin (Setiadi, 2008).

Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan

NANDA (North American Nursing Diagnosis Association adalah

sebagai berikut :

a) Diagnosa keprawatan keluarga pada masalah lingkungan

30
(1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis

lingkungan)

(2) Resiko terhadap cidera

(3) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

b) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur

komunikasi

(1) Komunikasi keluarga disfungsional

c) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran

(1) Berduka dan antisipasi

(2) Berduka disfungsional

(3) Isolasi social

(4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang

sakit terhadap keluarga)

(5) Potensial peningkatan menjadi orang tua (krisis menjadi orang

tua)

(6) Perubahan penampilan

(7) Kerusakan pentalaksanaan pemeliharaan rumah

(8) Gangguan citra tubuh

d) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif

(1) Perubahan proses keluarga

(2) Perubahan menjadi orang tua

(3) Potensial peningkatan menjadi orangtua

(4) Berdukadan diantisipasi

(5) Koping keluarga tidak efektif, menurun

31
(6) Koping keluarga tidak efektif, ketidak mampuan

(7) Resiko terhadap tindakan kekerasa

e) Diagnosa keperawatan pada masalah fungsi social

(1) Perubahan proses keluarga

(2) Perilaku mencari bantuan kesehatan

(3) Konflik peran orangtua

(4) Potensial peningkatan menjadi orang tua

(5) Perubahan pemeliharaan kesehatan

(6) Kurang pengetahuan

(7) Isolasi social

(8) Kerusakan interaksisocial

(9) Resiko terhadap tindakan kekerasan

(10) Ketidakpatuhan

f) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan

kesehatan

(1) Perubahan pemeliharaan kesehatan

(2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

(3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan

(4) Ketidak efektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga

(5) Resiko terhadap penularan penyakit

g) Diagnosakeperawatan keluarga pada masalah koping

(1) Potensial peningkatan koping keluarga

(2) Koping keluarga tidak efektif, menurun (3) Koping

keluarga tidak efektif, ketidak mampuan

32
(4) Resiko terhadap tindakan kekerasan.

2) Penyebab (etiologi)

Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan

mengacu kepada lima tugas keluarga,yaitu sebagai berikut

a) Mengenal masalah keluarga

b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

d) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi

dari diagnosis keperawatan keluarga adalah adanya:

(1) Ketidak tahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan

kesalahan persepsi).

(2) Ketidakmauan (sikap danmotivasi).

Sedangkan menurut Komang (2010) mengacu pada 5

tugas keluarga yaitu:

(a) Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah

(b) Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan

(c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yangs akit

(d) Ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan

(e) Ketidak mampuan keluarga menggunakan fasilitas

keluarga

33
3) Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan

Gastritis menurut NANDA NIC-NOC 2018 adalah:

a) Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan

hambatan pengambilan keputusan

b) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan

yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah

c) Nyeri akut berhubungan dengan mukosalambung teriritasi

d) Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan

diet dan proses penyakit.

Menurut Herdman (2018) diagnose keperawatan khususnya pada

pasien yang mengalami gastritis antara lain :

a. Nyeri akut

b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

3. Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka

panjang/pendek), penetapan standart kriteria serta menentukan

perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga (Setiadi, 2008).

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,

mencakup tujuan umum dan khusus,rencana intervensi serta dilengkapi

dengan rencana evaluasi yang memuat criteria dan standar.Selanjutnya

intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi intervensi yang

mengarah pada aspek kognitif,efektif dan psikomotor (prilaku).

34
Semua intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, terapi modalitas

ataupun terapi komplementer pada akhirnya ditujukan untuk

meningkatkan kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas keluarga

dalam kesehatan. Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi,

berupa pertanyaan spesifik tentang hasi lyang diharapakan dari setiap

tindakan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.Kriteria dapat

berupa responverbal,sikap atau psikomotor, sedangkan standar berupa

patokan/ukuran yang kita tentukan berdasarkan

kemampuan

keluarga,sehingga dalam mementukan.

Rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan gastritis antara lain :

a. Nyeri akut

Nursing Outcomes Classificaton (NOC) :

1) Kontrol nyeri

2) Tingkat nyeri

3) Tingkat kecemasan

4) Nafsu makan

Nursing Interventions Classification (NIC) :

1) Manajemen nyeri

2) Manajemen pengobatan

3) Manajemen sedasi

b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan Nursing

Outcomes Classificaton (NOC) :

1) Pengetahuan : promosi kesehatan

35
2) Perilaku : promosi kesehatan

3) Perilaku patuh

4) Perilaku patuh diet yang sehat

5) Pengetahuan proses penyakit

Nursing Interventions Classification (NIC) :

1) Bimbingan antisipasif

2) Peningkatan koping

3) Pendidikan kesehatan

4) Skrining kesehatan

5) Peningkatan keterlibatan keluarga

4. Implementasi

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan,pada

tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja

sendiri,tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan

yang menjadi tim perawatan kesehatan dirumah (Setiadi, 2008).

5. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis

dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah

ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambugan dengan melibatkan

klien dan tenaga kesehatan lainnya.Tujuan evaluasi adalah untuk melihat

kemampuan

keluarga dalam mencapai tujuan (Setiadi, 2008).

BAB III

36
LAPORAN KASUS

Pada bab ini akan disajikan mengenai asuhan keperawatan keluarga

Pada Tn.H dengan Gastritis di Desa Lakauduma Puskesmas Dana

Kabupaten Muna mulai tanggal, 6 sampai dengan 8 Feruari 2019,

menggunakan pendekatan proses keperawatan sebagai berikut:

A. PENGKAJIAN

1. Data Umum
a. Nama KK : TnH

b. Umur : 35 tahun

c. Agama :Islam

d. Suku : Muna

e. Pendidikan : SMA

f. Pekerjaan : Tani
: Desa
g. Alamat lakaudumaKecamatanwatopute
h. Komposisi Anggota Keluarga:

Tabel. 3.1 KomposisiAnggota Keluarga

No Nama J.K Hub. Umur Pendidikan Pekerjaan

Keluarga

1 Ny.E P Istri 28 thn SMA IRT

2 An.R L Anak 6thn, TK -

i. Genogram

37
= Laki-laki

= Perempuan

=Menikah

---------- =Tinggal serumah

=Klien

j. Tipekeluarga

Tipe keluargaTn. H adalah keluarga inti yaitu dalam satu

keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak

k.Suku bangsa

KeluargaTn. Hberasal dari suku Muna.Dalam kehidupan

seharihari keluarga lebih cenderung mengikuti kebiasaan

adat Muna, adat kebiasaan yang merugikan kesehatan tidak

ada.Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia

l. Agama

Seluruh anggota Keluarg Tn. H menganut agamaIslam dan taat

menjalankan sholat lima waktu.Ny.E sering mengikuti pengajian

38
yang ada dilingkungan nya serta berdoa agar Tn.H dapat

sembuh dari penyakit yang dideritanya.

m.Status sosial ekonomi keluarga

Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga

kurang lebih 1.500.000/ bulan. Kebutuhan yang diperlukan

keluarga yaitu:

Makan Rp. 1.200.000

Bayar Listrik Rp. 100.000

Pendidikan Rp. 100.000

Lain-lain Rp. 100.000

Barang yang dimiliki1 buah TV17 inch,1Kipas angin kecil.Pada

ruang tamu terdapat 1 set kursi plastic dan lemari pada ruang

tengah dan ruang dapur terdapat 1 kompor gas.

n. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan

menonton TV bersama di rumah, sedangkan rekreasi diluar

rumah kadang-kadang menonton pasar malam yang

dilaksanakan dilapangan kecamatan.

2. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini

Pada saat ini keluarga Tn.H sedang berada pada tahap

perkembangan keluargadengan anak prasekolah

39
b.Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas

perkembangan keluarga anak usia pra sekolah dimana keluarga

sudah mengajarkan sosialisasi dengan lingkungan di sekitar

rumah,yang perlu diperhatikan lagi adalah fasilitas untuk stimulasi

dirumah untuk bermain agar anak dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik

c.Riwayat Keluarga Inti Tn. H

Tn.H mengatakan nyeri uluhati bila terlambat

makan,pusing,mual dan muntah.Kalau sakit paling beli obat

sendiri. Biasa merokok, sehari 1bungkus,setiap pagi minum kopi

dan makan sehari 2 kali.Tn.H tampak meringis menahan sakit,skala

nyeri 6.

Tn.H mengatakan tidak ada penyakit kronis dan belum

pernah diopname dirumah sakit karena penyakit

tertentu,Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit yang

serius.Paling pilek, kadang batuk,pernah diare tetapi tidak sampai

diopname dirumah sakit.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma,DM, pada

kedua orang tuaTn.H dan Ny.E, tetapi kedua orang tua pernah

menderita hipertensi

40
3. Pengkajian lingkungan

a. Karakteristik rumah

Rumah yang ditinggal i keluarga Tn.H adalah rumah milik

sendiri dengan luas 7 m x 8 m, lantai semen dan keadaan rumah

tampak tidak rapih. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu,3 kamar

tidur,1 ruang keluarga,dan 1 ruang dapur.Pencahayaan dan ventilasi

rumah kurang baik,jendela berdebu,barang-barang berserakan

diruang tamu,jendela kamar jarang dibuka sehingga siang hari

tampak gelap.Kamarmandi dan jamban dengan keadaan kurang

bersih, sumber air keluarga berasal dari PAM yang tidak

berasa,tidak berbau,dan tidak berwarna,sumber penerangan

memakai lampu

listrik.

b.Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluarga tinggal dilingkungan yang berada didesa dengan

jumlah penduduknya sedikit. Masih banyak pepohonan didepan

rumah, umumnya tetangga adalah suku Muna,tidak ada kesulitan

dalam kehidupan sehari-hari.Hubungan dengan tetangga

baik,keluarga juga ikut aktif dalam kegiatan pengajian,kegiatan

lingkungan,sedangkan anak-anak juga bersosialisasi dengan

temanteman disekitar rumah.Sebagian besar tetangga masih ada

hubungan saudar Tn. H.

c. Mobilitas geografis keluarga

41
Keluarga sudah lama tinggal dilingkungan komunitas dan Tn.

H paling sering keluar rumah saat bekerja, pagi jam 07.00 pagi

sudah berangkat kebun dan pulang jam17.00 sore,sedangkan

anakanak keluar rumah jika bermain dengan teman sebayanya.

d.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat

disekitar.Tn.H termasuk masyarakat yang disegani disekitar

lingkungan.Keluarga juga aktif berkumpul dengan keluarga besar

sekali setahun ketika lebaran Idul Fitri.

e. Sistem pendukung keluarga

Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama

keluarga,dukungan dari keluarga besar jika ada masalah,terutama

sumber keuangan,dimana keluarga seringdiberi subsidi oleh orang

tua suami.

4. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam

berkomunikasi. Tn.H berbicara lembut dengan istri maupun

anakanaknya dan begitu pun sebaliknya.

2.Struktur kekuatan keluarga

Dalam keluarga Tn.H yang berperan dalam mengambil

keputusan.Setiap keputusan yang diambil oleh Tn.H sebagai kepala

keluarga selalu dimusyawarakan dengan Ny. E dan anggota

keluarga yang lain

42
3.Struktur peran

Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya

masing-masing Tn H mencari nafkah dan juga membantu mendidik

anak. Ny.E mendidik anak, memelihara rumah dan membantu

suami dalam hal mencari nafkah.

4.Nilai dan norma keluarga

Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan

harus melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya.Ketika ada

anggota yang sakit keluarga hanya membeli obat diwarung atau

ditoko obat atau mencari dukun.Bila belum sembuh di bawa

kepuskesmas

5. Fungsi keluarga

1. Fungsi afektif

Keluarga telah menjalankan fungsi kasih saying dengan

baik,kebutuhan anak lebih diutamakan.

2.Fungsi sosialisasi

Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga,begitu juga

dengan anaknya.

3.Fungsi Ekonomi

Kepala keluarga bekerja sebagai petani dan dalam memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari Tn.H menjual hasil kebunnya berupa

kelapa, coklat, sayur, dan tomat

43
4. Fungsi perawatan keluarga

a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan

Tn.H mengatakan bahwa sakit nya ini hanya sesaat namun

tidak tahu apa penyebabnya. Tn.H hanya tahu penyababnya

karena makan makanan pedas

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan

yang tepat

Ketika ada anggota keluarga yang sakit tidak langsung di

bawa kepuskesmas untuk berobat

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Dalam merawat Tn.H anggota keluarga hanya

memberikan obat yang dibeli dari warung

d. Kemampuan kelurga memodifikasi lingkungan yang sehat

Keluarga jarang membersihkan rumahnya,sampah dibuang

disembarang tempat,jendela berdebu dan jarang di buka, pakaian

digantung dinding rumah.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

Keluarg ajarang menggunakan fasilitas kesehatan seperti

puskesmas atau puskesmas pembantu, walaupun jarak puskesmas

dengan rumah tidak terlalu jauh

6. Stress dan koping keluarga

1. Stersor jangka pendek dan jangka panjang

a. Stressor jangka pendek

Tn. H mengatakan sering mengeluh sakit ulu hati.

44
b. Stresor jangka panjang

Tn.H merasa khawatir bila maag nyasering kambuh dan takut

opname di rumah sakit, karena membutuhkan biaya yang banyak

2. Respon Keluarga terhadap stersor dan mekanisme koping

a.Respon keluarga terhadap stresor

Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga

yang sakit.

b.Strategi koping yang digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah.

3. Strategi adaptasi disfungsional

Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada

masalah dicari pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga

45
7. PemeriksaanFisik

Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga


DATA Tn. H Ny. E An.R

TandatandaVita TD:120/80mmHgN TD:110/70mmHgN S:370C,


l : :
P: 20x/m
80 x/m 78x/m
Kepala Kulitkepala bersih Kulitkepala Kulit kepala
dan rambut bersihdan rambut bersih dan
rambut
Leher Tidakada kaku Tidak adakaku Tidak adakaku
kuduk,pembesaran
kuduk, pembesaran kelenjar tidak ada, kuduk, pembesaran
pembesaran vena
kelenjar tidak ada, jugularis tidak kelenjartidak
ditemukan ada, pembesaran
pembesaran vena venajugularis
tidak ditemukan
jugularis tidak

ditemukan
Aksila 0
Suhu:37 C
0 0
Suhu :37 C
Suhu:37 C

Dada Simetris kiri Simetris kiri dan Simetris kiri dan


dankanan, kanan, suara kanan, suara
suara nafas nafas vesikuler nafas vesikuler
vesikuler

46
Abdomen Nyeritekan Tidakada Tidak ada

Didaerah pembengkakan, pembengkakan,

epigastrium, hepar, ginjal tidak hepar, ginjal tidak

skala nyeri 6 teraba, bising usus teraba, bising usus

Tidak ada (+) (+)

pembengkakan,

hepar, ginjal tidak

teraba, bising usus

(+)

Ekstremitasata Kukubersih dan Kukubersih dan Kuku bersih dan


pendek, tidak ada pendek, tidak ada
s pendek, pergerakan kelainan kelainan
pergerakan, pergerakan,kekuata
tampak n
lemah,
Ekstremitasba Kukubersih dan Kukubersih dan Kuku bersih dan
wah pendek, tidak
pendek, pergerakan ada kelainan pendek, tidak
pergerakan,
tampaklemahkekua ada

t kelainan

an pergerakan,kekuata
n

8. Harapan keluarga

Harapan keluargakiranya Tn. H cepat sembuh, dan bila berobat di

puskesmas selalu dilayani dengan baik

47
AnalisaData

Tabel 3.3 AnalisaData

N Data Etiologi Masalah

1 Data subjektif Nyeri Agens cedera


biologis
Tn. H mengatakan nyeriulu hatibila

terlambatmakan, pusing, mual dan Infeksi

muntah. mukosa lambung

Data objektif Gangguan difus

- Tampak meringis - barier mukosa

- Skala nyeri 6

Peningkatan asam
-
lambung

Iritasi mukosa

lambung

Peradangan mukosa

lambung

48
2 Data subjektif Ketidakefektifan - Ketidakmam

- Tn. H mengatakan tidak tahu pemeliharaan puan

penyebab penyakitnya kesehatan keluarga

- Tn.H mengatakan hanya mengenal

membeli obat jika sakit masalah

- Keluarga Tn.H mengatakan - Ketidak

tidak membawa anggota mampuan

keluarganya yang sakit ke keluarga


merawat
puskesmas anggota
keluarga
Ketidak
mampuan
Data objektif Keluarga
- mengambil
- Tn.H hanya meminum obat keputusan
yang dibeli keluarganya

49
- Ketidak

mampuan

keluarga

menggunaka

n fasilitas

kesehatan

B. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis

2) Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan hambatan

pengambilan keputusan

50
C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC

1 Nyeri Akut b/d agens cedera biologis Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
keperawatan selama 3x24 a. Tentukan karakteristik dan lokasi
DS : jam diharapkan masalah nyeri
-Tn. H mengatakan nyeri ulu hati bila keperawatan dapat diatasi b. Kaji TTV
terlambat makan, pusing, mual dan muntah. dengan kriteria hasil sebagai c. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
DO : berikut : d. Berikan posisi nyaman
-tampak meringis
-Skala nyeri 6 Kontrol nyeri
-Terdapat obat promaag a. Klien menggunakan
tindakan pengurangan
nyeri tanpa analgesic
b. Klien melaporkan nyeri
yang terkontrol
c. Skala nyeri menurun
2 Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Pengetahuan : proes penyakit Pendidikan kesehatan: Pengajaran
berhubungan dengan hambatan pengambilan 1. Mengetahui efek
proees penyakit
keputusan fisilogis penyakit
DS 2. Mengetahui tanda dan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
- Tn. H mengatakan tidak tahu penyebab gejala penyakit keluarga terkait proses penyakit yang
penyakitnya 3. Mengetahui proses spesifik
- Tn.H mengatakan hanya membeli obat perjalanan penyakit 2. Beri informasi pada pasien mengenaai
jika sakit 4. Mengetahui kondisinya, sesuai kebutuhan

51
- Keluarga Tn.H mengatakan tidak strategi 3. Jelaskan proses penyakit, sesuai

membawa anggota keluarganya yang untuk meminimalkan kebutuhan


sakit ke puskesmas perkembangan penyakit 4. Jelaskan tanda dan gejala dari penyakit,
DO sesuai kebutuhan
- Tn.H hanya meminum obat yang dibeli 5. Diskusikan pilihan terapi
keluarganya dan/penanganan
6. Edukasi pasien mengenai tindakan untuk
mencegah/ meminimalkan gejala, sesuai
kebutuhan
7. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi dimasa yang akan datang dan
atau mengontrol proses penyakit

Kesiapan cargiver untuk Dukungan pengambilan keputusan :


melakukan perawatan di 1. Informasikan pada klien mengenai
pandangan – pandangan atau solusi
rumah:
alternatif dengan cara yang jelas dan
1. Memiliki keinginan mendukung
untuk mengambil 2. Bantu paseien mengidentifikasi
peran pembri keuntungan dan kerugian dari setiap
perawatan alternatif
2. Memiliki pengetahuan 3. Bantu pasien utuk mengklarifikasi nilai
tentang perawatan dan harapan yang mungkin akan
rejimen yang membantu dalam membuat pilihan

52
direkomendasikan yang penting dalam hidup
3. Memiliki pengetahuan Fasilitasi pengambilan keputusan
mengenai prosedur kolaboratif
yang
direkomendasikan.

Keluarga mampu merawat Peningkatan keterlibatan keluarga


anggota keluarga yang sakit
1. Membangun hubungan pribadi dengan
Pengetahuan manajemen
pasien dan anggota keluarga yang akan
penyakit kronik
terlibat dalam perawatan
1. Mengurangi faktor –
2. Memonitor struktur dan peran keluarga
faktor penyebab dan
factor yang 3. Mendorong anggota keluarga dan
berkontribusi dari pasien untuk membantu dalam
penyakit mengembangkan rencana perawatan
2. Mengetahui tindakan termasuk hasil yang diharapkan dan
tindakan yang perlu pelaksanaan tindakan keperawatan
dilakukan pada saat 4. Menginformasikan factor- factor yang
keadaan darurat. dapat meningkatkan kondisi pasien
3. Mampu memilih pada anggota keluarga
5. Memberikan dukungan yang di
pengobatan yang
perlukan bagi keluarga untuk membuat
tersedia keputusan.

53
Keluarga mampu Manajemen lingkungan kenyamanan
memodifikasi lingkungan 1. menententukan tujuan pasien dan
Status kenyamanan keluarga dalam mengelola lingkungan
lingkungan dan kenyamanan lingkungan.
1. Mampu menjaga 2. mempertimbangkan penempatan pasien
kebersihan lingkungan dikamar dengan beberapa tempat tidur.
2. Mampu menciptakan 3. Fasilitasi kebersihan – kebersihan untuk
lingkungan yang damai menjaga kenyaman individu
Ciptakan lingkungan yang tenang dan
mendukung
Keluarga mampu Panduan sistem kesehatan :
menggunakan fasilitas
1. Jelaskan sistem perawatan kesehatan
pelayanan kesehatan.
segera, cara kerjanya dan apa yang bisa
1. Prilaku pencarian
diharapkan pasien/keluarga
kesehatan
2. Bantu pasien atau keluarga untuk
2. Mendapatkan bantuan
dari profesional berkoordinasikan dan
kesehatan mengkomunikaikan perawatan
3. Menggunakan kesehatam
informasi kesesehatan 3. Informasikan pasien mengeenai
yang terkemuka perbedaan jenis layanan ksehatan
4. Melakukan prilaku 4. Identifikasi dan fasiltasi kebutuhan
kesehatan yang transfortasi untuk mendapatkan
disarankan pelayanan kesehatan
Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan

54
D. Implementasi Dan Evaluasi

Tabel 3.5 Intervensi dan Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi

55
Nyeri Akut b/d agens 6 Februari 2019 1. Menentukan karakteristik dan lokasi S : klien mengatakan
cedera biologis nyeri nyerinya Berkurang dari
Hasil : skala 6 ke
Lokasi nyeri berada di epigastrium skala 5
yang dirasakan hilang timbul seperti O : klien tampak meringis
tertusuk-tusuk dengan skala 6 A : masalah belum teratasi
2. MengkajiTTV P : Intervensi Dilanjutkan
Hasil :
TD :130/80 mmHg
N : 88x/m
P : 22x/m
S : 36,3oC
3. Mengajarkan teknik relaksasi napas
dalam Hasil :
Klien mengerti apa yang diajarkan
4. Memberikan posisi nyaman
Hasil :

Klien diberikan posisi sim kiri kanan

56
Ketidakefektifan 6 Februari 2019 Pendidikan kesehatan: Pengajaran S : klien mengatakan telah
Pemeliharaan Kesehatan mengerti tentang pengertian,
proees penyakit
berhubungan dengan penyebab, dan tanda gejala
hambatan pengambilan dari gastritis.
keputusan O : nampak klien mengangguk
1. Mengkaji tingkat pengetahuan
mengerti saat dijelaskan
pasien dan keluarga terkait proses
A : masalah teratasi
penyakit yang pesifik
P : intervensi dihentikan
Hasil : klien belum mengetahui
secara spesifik tentang penyakitnya
2. Memberi informasi pada pasien
mengenai kondisinya, sesuai
kebutuhan
Hasil : klien dapat memahami
tentang kondisinya
3. Menjelaskan proses penyakit, sesuai
kebutuhan
Hasil : klien dapat memahami
tentang penyakitnya
4. Menjelaskan tanda dan gejala dari
penyakit, sesuai kebutuhan
Hasil : klien dapat memahami
tentang tanda dan gejala penyakitnya
5. Edukasi pasien mengenai tindakan
untuk mencegah/ meminimalkan
gejala, sesuai kebutuhan
Hasil : klien memahami tentang

57
tindakan pencegahan pada

penyakitnya
6. Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi dimasa yang
akan datang dan atau mengontrol
proses penyakit
Hasil : klien dapat memahami

Dukungan pengambilan keputusan : S : klien mengatakan sudah


mempu dalam mengambil
keputusan dalam keluarga
1. Informasikan pada klien mengenai menyangkut masalah
pandangan – pandangan atau solusi kesehatan yaitu dengan
alternatif dengan cara yang jelas dan membawa ke puskesmas
mendukung O : nampak klien mengerti
Hasil : klien mengetahui alternatif dengan apa yang dijelaskan
yang di jelaskan A : masalah teratasi
2. Bantu paseien mengidentifikasi P : intervensi dihentikan
keuntungan dan kerugian dari setiap
alternatif
Hasil : klien dapat mengetahui
keuntungan dan kerugian dari
alternatif yang disarankan
3. Bantu pasien utuk mengklarifikasi

58
nilai dan harapan yang mungkin
akan membantu dalam membuat
pilihan yang penting dalam hidup
Hasil : klien dapat merasakan hasil

dari terapi yang dibrikan


4. Fasilitasi pengambilan keputusan
kolaboratif
Hasil : memfasilitasi tindakan yang
akan dilakukan

Peningkatan keterlibatan keluarga S : klien mengatakan keluarga


terlibat jika ada salah satu
1. Membangun hubungan pribadi anggota keluarga yang
dengan pasien dan anggota sakit.
keluarga yang akan terlibat dalam O : nampak istrinya sudah
perawatan membilakn obat di warung
Hasil : hubungan dapat terjalin A : masalah teratasi sebagian
dengan baik. P : intervensi 3
dan 5 dilanjutkan
2. Memonitor struktur
dan peran
keluarga
Hasil : struktur dan peran berjalan
dengan baik
3. Mendorong anggota keluarga dan

59
pasien untuk membantu dalam
mengembangkan rencana
perawatan termasuk hasil yang
diharapkan dan pelaksanaan
tindakan keperawatan Hasil :
kluarga mau menerapkan tindakan
keperawatan
4. Menginformasikan factor- factor
yang dapat meningkatkan kondisi
pasien pada anggota keluarga

Hasil : klien dapat memahami


5. Memberikan dukungan yang di
perlukan bagi keluarga untuk
membuat keputusan.
Hasil : keluarga dapat membuat
keputusan

60
Manajemen lingkungan kenyamanan S : klien mengatakan mau
membersihkan rumahnya agar
bersih dan nyaman
1. menententukan tujuan pasien dan O : nampak istri klien mulai
keluarga dalam mengelola membersihkan jendela dan
lingkungan dan kenyamanan membuka jendela rumahnya
lingkungan. A : masalah teratasi
Hasil : memahami bersama bahwa P intrvensi dihentikan
tujuan dari mengelola lngkungan
adalah demi kesehatan
2. mempertimbangkan penempatan
pasien dikamar dengan beberapa
tempat tidur.
Hasil : klien dapat memahami
3. Memfasilitasi kebersihan –
kebersihan untuk menjaga kenyaman
individu
Hasil : membantu membersihkan
lingkungan
4. Menciptakan lingkungan yang
tenang dan mendukung

Hasil : lingkungan tenang dan nyaman

61
Panduan sistem kesehatan : S : klien mengatakan mengerti
dengan sistem pelayanan
kesehatan yang di ajarkan dan
1. Menjelaskan sistem perawatan klien akan ke puskesmas
kesehatan segera, cara kerjanya dan O : nampak klien mengerti
apa yang bisa diharapkan dengan menganggukan keplanya
pasien/keluarga A : masalah teratasi sebagian
Hasil : klien dapat memahami P : intervensii dihentikan
2. Membantu pasien atau keluarga
untuk berkoordinasikan dan
mengkomunikaikan perawatan
kesehatam
Hasil : memberitahukan klien
tentang peerawatan kesehatan yang
sesuai dengan kondisi
3. Menginformasikan pasien mengeenai
perbedaan jenis layanan ksehatan
Hasil : klien dapat mamahami
4. Mengidentifikasi dan fasiltasi
kebutuhan transfortasi untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan
Hasil : transfortasi memadai tetapi
fasilitas kesehatan tidak memadai
Nyeri Akut b/d agens 7 Februari 2019 1. Menentukan karakteristik dan lokasi S : klien mengatakan
cedera biologis nyeri nyerinya Berkurang dari
Hasil : skala 6 ke

62
Lokasi nyeri berada di epigastrium skala 4
O : klien tampak meringis

yang dirasakan hilang timbul seperti A : masalah teratasi sebagian


tertusuk-tusuk dengan skala 6 P : Intervensi Dilanjutkan
2. MengkajiTTV
Hasil :
TD :130/80 mmHg
N : 88x/m
P : 22x/m
S : 36,3oC
3. Mengajarkan teknik relaksasi napas
dalam Hasil :
Klien mengerti apa yang diajarkan
4. Memberikan posisi nyaman
Hasil :
Klien diberikan posisi sim kiri kanan

63
Nyeri Akut b/d agens 8 Februari 2019 1. Menentukan karakteristik dan lokasi S : klien mengatakan
cedera biologis nyeri nyerinya Berkurang dari
Hasil : skala 6 ke
Lokasi nyeri berada di epigastrium skala 3
yang dirasakan hilang timbul seperti O : klien tampak meringis
tertusuk-tusuk dengan skala 6 A : masalah teratasi
2. MengkajiTTV P : Intervensi dihentikan
Hasil :
TD :130/80 mmHg
N : 88x/m
P : 22x/m
S : 36,3oC
3. Mengajarkan teknik relaksasi
napas dalam
Hasil :
Klien mengerti apa yang diajarkan
4. Memberikan posisi nyaman
Hasil :
Klien diberikan posisi sim kiri kanan

64
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan pada Tn. H

menderita gastritis di Desa Lakauduma Puskesmas Dana pada tanggal 6 sampai

dengan 8 Februari 2019 selama 3 kali kunjungan sehari, maka pada bab

pembahasan penulis akan menjabarkan adanya kesesuaian dan kesenjangan

yang terdapat antara teori dan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan

tahapan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan

evaluasi.

A. PENGKAJIAN

Penyakit gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita

kenal dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri

uluhati, mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya.

Penyakit maag sangat mengganggu karena sering kambuh akibat

pengobatan yang tidak tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan penyakit

maag adalah dapat mengatur agar produksi asam lambung terkontrol

kembali sehingga tidak berlebihan, yaitu dengan menghilangkan stres dan

makan dengan teratur (Wijoyo, 2009). Terjadinya gastritis dapat

disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur yang mencakup frekuensi

makan, jenis dan jumlah makanan. Pola makan yang tidak sehat dapat

menyebabkan Gastritis. Pada kasus Gastritis akut, faktor penyimpangan

makan merupakan titik awal yang mempengaruhi terjadinya perubahan

pada dinding lambung. Peningkatan produksi cairan lambung cepat

dirangsang oleh konsumsi makanan atau minuman, cuka, cabai, kopi,


65
alkohol serta makanan lain bersifat korosif merangsang juga dapat

mendorong timbulnya kondisi tersebut. Pada akhirnya kekuatan dinding

lambung menjadi semakin parah. Tak jarang kondisi seperti itu akan

menimbulkan luka pada dinding lambung(Urip, 2010). Berdasarkan teori

tersebut di atas dan sesuai dengan hasil pengkajian yang dilakukan pada Tn

H, Tn H mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan

muntah. Tn. H jarang sarapan pagi, dan makan siang biasanya jam

15.00, makan malam jam 21.00 wita, sehari 2 kali makan dengan

porsi sepiring. Tn. H mengatakan bila sudah merokok dan minum kopi

perut terasa kenyang. Tn. H saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati

dengan skala nyeri 6, mual, muntah dan pusing.

Gejala penyakit gastritis yang dirasakan oleh Tn. H menurut

asumsi peneliti hal ini diakibatkan karena Tn. H jarang sarapan pagi, hanya

minum kopi dan merokok. Kerja di kebun sebagai petani membuat stres

fisik sehingga meningkatkan asam lambung, yang mengakibatkan Tn. H

selalu merasakan nyeri ulu hati, mual, pusing, kadang muntah. Hal ini sesuai

dengan teori yang telah dikemukakan di atas. Pada saat pengkajian Tn H.

Mengeluh nyeri, dan individu yang mengalami nyeri yang dialami harus

dikaji untuk menggambarkan nyeri seseorang antara lain: yakni pertama

intensitas nyeri, minta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada skala

verbal. Misal: tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, nyeri hebat, hebat

atau sangat nyeri atau membuat skala nyeri yang sebelumnya bersifat

kualitatif menjadi kuantitatif dengan menggunakan skala 0 sampai 10. Nyeri

yang diarasakan oleh Tn H adalah 6 (nyeri sedang). Nyeri dapat dilihat atau

66
diukur berdasarkan skala nyeri, durasi nyeri. Karakteristik nyeri dapat

juga dibuat berdasarkan metode PQRST (P= Provocatif, Q= Qualitas,

R= Region, S= Scala, T= Time ). ( Judha, 2012)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klien mengenal

seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-

masalah kesehatan proses kehidupan yang aktual atau beresiko (Mura,

2011). Berdasarkan pengkajian peneliti mengangkat diagnosa

keperawatan yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis

dan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan

hambatan pengambilan keputusan.

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data

yang didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan (P)

problem yang berkenan pada individu dalam keluar ga yang sakit

berhubungan dengan etiologi (E) berkenan dengan lima tugas keluarga

dalam hal kesehatran atau keperawatan (Muhlisin, 2012). Dalam kasus ini

problem (P) atau masalahnya adalah klien merasakan nyeri ulu hati

dimana skala nyeri 6, dan dirasakan ketika perut kosong atau belum

makan kar ena sibuk bekerja di kebun. Etiologinya ketidakmampuan

keluarga Tn. H dalam mengenalk masalah penyakit gastritis. Data

subjektifnya Tn. H mengatakan belum tahu tentang pengertian gastritis,

penyebabnya, gejala dan tanda, dan untuk mengatasi nyeri dengan

menggunakan tehnik distraksi dan relaksasi belum dimengerti.

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

67
Intervensi adalah sesuatu yangtelah dipertimbangkan mendalam,

tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan

pembuatan keputusan dan pemecahan masalah (Mura, 2011).

Intervensi dalam kasus gastritis menurut Ardiansyah adalah yang

pertama kaji dan catat keluhan nyeri, dengan rasional untuk

menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi, yang kedua

berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering dengan rasional untuk

menetralisasi asam lambung, yang ketiga anjurkan pasien

untukmelakukan teknik relaksasi, seperti tarik napas dalam,

mendengarkan musik, menonton televisi dengan rasional tehnik relaksasi

dapat mengalihkan pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri,

intervensi yang terakhir berikan obat antasida dengan rasional untuk

menghilangkan nyeri lambung (Ardiansyah, 2012). Intervensi untuk

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah antara lain yang

pertama jelaskan kepada keluarga mengenai penyakit

yang diderita dan yang terakhir jelaskan tanda dan

gejalapenyakitnya(Muhlisin, 2012).

Berdasarkan teori di atas intervensi peneliti merencanakan antara lain

yang pertama menjelaskan pengertian gastritis atau maag,

penyebabnya,gejala dan tanda gastritis, dengan rasional agar Tn. H

memahami penyakitnya. Kedua mengkaji nyeri dengan rasional

untuk mengetahui tingkat nyeri dan menentukan implementasi yang

valid. Ketiga ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dengan rasional

banyak oksigen masuk jaringan memperlancar peredaran darah, dan

yang keempat mengajarkan cara membuat obat tradisional yaitu


68
kunyit 2 siun kemudian diparut dan campurkan air secukupnya

kemudian diminum 2 kali dalam sehari. Selain itu menggali pengetahuan

klien tentang diet yang harus dikonsumsi pasien gastritis, makanan

yang harus dihindari, jelaskan penyebab pasien kurang nafsu makan,

menjelaskan dampak dari penyaki gastritis bila tidak diobati, dan

menjelaskan manfaat bila sakit ke puskesmas dari pada beli obat di

warung.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status

kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Mura, 2011). Penulis

melakukan tindakan keperawatan sesuai proses asuhan keperawatan

keluarga dan intervensi yang telah ditetapkan yaitu yang pertama

mengajarkan tentang apa itu gastritis, kemudian mengajarkan

etiologi serta tanda dan gejala gastritis. Saat peneliti menerangkan Tn.

H beserta keluarga memperhatikan dengan cermat. Kemudian peneliti

melakukan evaluasi tentang materi yang telah diberikan dengan cara

menanyakan kembali pada keluarga tentang apa itu gastritis, apa

penyebabnya dan bagaiamana gejala atau tand-tandanya. Keluarga

menjawab dengan baik dan benar.

Untuk mengurangi nyeri peneliti mengajarkan tehnik relaksasi

dengan cara klien menarik napas dalam kemudian menahan 1 sampai

2 detik lalu hembuskan udara secara perlahan-lahan melalui mulut, ulangi

4-5 kali, dan untuk tehnik distraksi cara mengalihkan pikiran Tn. H dengan
69
menonton TV dengan acara hiburan. Tn. H memperagakan sesuai yang

diajarkan oleh peneliti. Selain itu peneliti mengajarkan tentang diet gastritis

yaitu makanan terdiri dari nasi, ikan atau daging atau tahu, sayur, dan buah-

buahan, makan sedikit demi sedikit. Peneliti menerangkan tentang makanan

yang perlu dihindari seperti makan yang asam, pedis, sayur kol, sayur nangka,

durian, ubi kayu (singkong) atau makanan yang mengandung gas. Tn. H

menyimak penjelasan yang diberikan. Kemudian pasien dianjurkan untuk

mengurangi kopi karena dapat meningkatkan asam lambung, serta sarapan pagi.

Selama proses implementasi tanggapan keluarga Tn. H sangat positip terhadap

peneliti dan memintakiranya keluarganya sering dikunjungi oleh petugas

kesehatan.

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan

keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah

ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil (Mura, 2011).

Evaluasi disusun dengan metode SOAP dengan keterangan antara lain

yang pertama subjektif (S) adalah hal-hal yang ditemukan keluarga

secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan. Kedua objektif

(O) adalah hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara objektif setelah

dilakukan intervensi keperawatan, ketiga analisa (A) adalah hasil

yang telah dicapai dengan mengacu kepada kepada tujuan terkait

dengan diagnosa keperawatan, yang terakhir adalah perencanaan (P)

adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari

keluarga pada tahap evaluasi (Muhlisin, 2012). Dari hasil evaluasi

tanggal 8 Februari 2019 yang penulis lakukan didapatkan data subjektif


70
Tn.H mengatakan nyeri pada ulu hati, di daerah perut sudah berkurang.

Tn. H mengatakan mengerti dengan penyakit gastritis,

Gejala dan tandanya. Objektif: Tn. H tampak ceria, tidak ada nyeri

tekan, masalah pertama teratasi. Masalah kedua tidak menjadi aktual

karena Tn. H mengikuti anjuran dari peneliti dengan berjanji akan

mengurangi rokok dan akan sar apan pagi. Tn. H berjanji bila

nyerinya kambuh akan ke puskesmas untuk memeriksakan diri

dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penerapan Asuhan Keperawatan Tn.

71
H Menderita gastritis di desa lakauduma Puskesmas Dana Kabupaten

Dana Tahun 2019, maka penulisdapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil pengkajian didapatkan kesamaan data dari kasus yang

diangkat dengan teori yang ada, dimana keluarga Tn. H

khususnya Tn. H sedang mengalami nyeri uluhati, mual dan

muntah, skala nyeri 6, dan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah adalah bahwa belum mengetahui tentang pengertian

gastritis, etiologi dan tanda atau gejala gastritis.

2. Diagnosa yang muncul pada kasus sebanyak 2 diagnosa

keperawatan dengan diagnosa utamanya adalah nyeri akut.

Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu ketidakefektifan

pemeliharaan kesehatan. Intervensi keperawatan yang direncanakan

tergantung pada masalah keperawatan yang ditemukan. Intervensi

yang dilakukan dirumuskan berdasarkan diagnosa yang telah

ditetapkan dan berdasarkan 5 tugas khusus keluarga yaitu

mengenal masalah, memutuskan tindakan, merawat anggota keluarga

yang sakit, memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan

kesehatan.

3. Implementasi dilakukan pada tanggal 6 sampai dengan 8


Februari

2019. Implementasi yang telah dilaksanakan pada diagnosa pertama

yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian,

penyebab, tanda dan gejala dari gastritis serta memberikan

72
demonstrasi tentang tehnik relaksasi dan distraksi serta pembuatan

obat tradisional.

4. Pada tahap akhir peneliti melakukkan evaluasi pada tanggal 7

Februari 2019 mengenai tindakan keperawatan yang dilakukan

berdasarkan catatan perkembangan. Evaluasi didapatkan dari dua

diagnosa keperawatan yang muncul masalahnya dapat teratasi.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis, memberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi petugas Puskesmas Desa Lakauduma khususnya yang

menangani program keperawatan keluarga dapat memberikan

bimbingan kepada keluarga secara optimal dan meningkatkan

mutu pelayanan dikomunitas lapangan.

2. Bagi seorang petugas kesehatan di lapangan kiranya lebih

banyak ke lapangan untuk melihat keadaan masyarakat, sehingga

masyarakat tetap sehat.

73
74
75
76
77
78
79
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo (2012).Keperawatan Keluarga :Konsep Teori, Proses dan

Praktik Keperawatan.Yogyakarta: GrahaIlmu

Dinas Kesehatan Kabupaten Muna (2016), Profil kesehatan kabupaten Muna,

Gustin, R.K (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

gastritis pada pasien yang berobat jalan di Puskesmas Dana tahun 2011.

Hirlan (2009), Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 2 edisi ketiga, Jakarta, FKUI

Inayah (2004). Asuhan keperawatan pada klien gangguan system pencernaan

jilid I edisi I, Jakarta, Salemaba Medika

Jhonson, (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.

Yogyakarta :NuhaMedika

Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. EGC : Jakarta.

Misnadiarly (2009). Mengenal penyakit organ cerna gastritis, dyspepsia atau

maag, Jakarta, Pustaka Populer OBDA

Muslihin, (2012).Keperawatan Keluarga. Yogyakarta :Gosyen Publishing

Padila, (2012).Buku Ajar Keperawatan Keluarga.Yogyakarta :NuhaMedika

Puskesmas Dana (2017), Profil Puskesmas Dana,

Setiadi, (2008). Konsepdan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta :Graha

Ilmu

Soeparman, dkk.(2001). Ilmu Penyakit Dalamjilid II.FKUI : Jakarta

Sudiharto (2007) Asuhan Keperawtan Keluarga dengan Pendekatan


Keperawatan

Transkultural, Jakarta: EGC

Smeltzer, S, Bare (2001). Buku ajar keperawatan medical bedah edisi 8 jilid
II, Jakarta: EGC.

Sulastri (2012), Gambaran polamakan penderita gastritis di Puskesmas Dana

kecamatan Watopute kabupaten Muna: Skripsi: Sumatra Fakultas

Kesehatan Masyarakat USU

Uripi, (2002). Menu untuk penderita Hepatitis dangangguan saluran pencernaan,

Jakarta, PuspaSwara

Wijaya, (2013).Keperawatan Medika lBedah. Yogyakarta :Nuha Medika Wijoyo

(2009), 15 Ramuan penyembuh Maag, Jakarta. Bee Media Indonesia

Anda mungkin juga menyukai