Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn.

KHUSUSNYA Ny.Y DENGAN HIPERTENSI

DI DUSUN CIMANGLID RT.04 RW.03

DESA PAYUNG AGUNGKECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN


CIAMIS

TANGGAL 26 FEBRUARI 2016

Diajukan Untuk Salahh Satu Tugas Kebidanan Komunitas

Oleh :

SARTINAH

NIM.1540113020

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS GALUH

CIAMIS

2016
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

PEMBIMBING PKL PEMBIMBING KHUSUS

Ana Samiatul Milah.SKM,.M.Kes Siti Fatimah,SST.,MM.,M.keb

DEKAN FIKES KETUA PROGRAM STUDI

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS KEBIDANAN

Tita Juita, Dra., M.Pd.,Kes Nova Winda Setiati, SST., MM


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniannya semoga penyusun dapat menyelesaikan
pembuatan laporan yang telah di tugaskan untuk pendidikan yang berjudul : “Asuhan
Kebidanan Pada Keluarga Tn. A Di Dusun Cimanglid Desa Payungagung Kecamatan
Panumbangan – Kabupaten Ciamis Tanggal 26 Januari s.d 09 Februari 2016”.
Laporan ini di sususn untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitas.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan laporan ini masih belum


dapat dikatakan sempurna. Serta pengalaman yang dimiliki penyusun terutama yang
berhubungan dengan laporan ini, sudah barang tentu tidak terlepas dari adanya
bantuan, dorongan serta doa restu dari semua pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini perkenankanlah penyusun menyampaikan rasa terimakasih dan
penghargaan yang setulus-tulusnya kepada :

Yth. Prof. Dr. H. Suherli selaku rector Universitas Galuh Ciamis


Yth. Tita Juita, Dra., M.Pd., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Galuh Ciamis
Yth. Nova Winda Setiati, SST. MM selaku Ketua Program Studi D III
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Galuh Ciamis
Yth. Komara Nur Ikhsan,S.KM.,M.PD sebagai pembimbing umum
Yth. Ana Samiatul Milah, SKM., M.MKes
Yth. Dr Dendy Rahayu selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabuaten Ciamis
Yth. Cece selaku Kepala Desa Payung Agung
Yth. Onah, Am.Keb selaku Bidan Desa Payung Agung
Rekan rekan mahasiswi kebidanan bantuan baik secara langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Harapan penulis kedepan, semoga kritik dan saran dari pembaca tetap
tersalurkan, dan semoga makalah ini dapat terkesan di hati semua orang
sehingga dapat menjadi pnutan ilu pengetahuan.
Akhir kata penulis panjatkan do’a kehadirat Allah SWT, semoga semua amal
baik dan panutan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan
imbalan yang berlipat dari Allah SWT, Amin.

Ciamis, Februari 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Umum
Metode Pengumpulan Data

BAB II TUJUAN TEORI

Prinsip Dasar
Definisi Kebidanan
Kebidanan Komunitas
Masalah
Pengertian
Penilaian Klinik
Penanganan

BAB III TINJAUAN KASUS

Pengkajian
Factor Sosial Budaya
Factor Lingkungan
Riwayat Kesehatan Keluarga

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan
Saran
LEMBARAN KONSULTASI

Judul : Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga


Tn.A

Nama Mahasiswa : Sartinah

NIM : 1540113020

Pembimbing Kelompok Umum : Ana Samiatul Milah,DKM.,MM.Kes

Pembimbing Khusus : Siti Fatimah, SST., MM.,M.Keb

NO. Tanggal Dosen Saran Paraf


Pembimbing Pembimbing
1. 29/01/2015 Siti Fatimah,SST.,MM.,M.Keb

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini masyarakat sudah tidak asing lagi mendengar kata Hipertensi.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang umum dijumpai di
masyarakat, dan merupakan penyakit yang terkait dengan sistem
kardiovaskuler. Hipertensi memang bukan penyakit menular, namun kita juga
tidak bisa menganggapnya sepele, selayaknya kita harus senantiasa waspada.
Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arterosclerosis (pengerasan arteri)
adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit
kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga
menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik untuk
mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil
sepenuhnya, hal ini dikarenakan banyak faktor penghambat yang
mempengaruhi seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian,
klasifikasi, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga
perawatannya.
Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi.
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan
tuberkulosis, yakni  mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur
di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007
menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia).
Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan
sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat,
hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu
diadakan upaya-upaya untuk menekan angka peyakit hipertensi terlebih bagi
penderita hipertensi perlu diberikan perawatan dan pengobatan yang tepat
agar tidak menimbukan komplikasi yang semakin parah. Selain itu
pentingnya pemberian asuhan keperawatan pada pasien hipertensi juga sangat
diperlukan untuk melakukan implementasi yang benar pada pasien hipertensi.
Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang asuhan keperawatan klien
dengan gangguan hipertensi ini dapat memberi asuhan keperawatan yang
tepat dan benar bagi penderita hipertensi dan dapat mengurangi angka
kesakitan  serta kematian karena hipertensi dalam masyarakat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan adanya kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) ini dapat menerapkan
asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn.A DI RT 04, RW 03 di Dusun
Cimanglid Desa Payungagung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
dari tanggal 26 Januari 2016 s.d 09 Februari 2016.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya yaitu :
Mengkaji data subjektif pada keluarga Tn.A
Mengkaji data objektif pada keluarga Tn.A
Menggali masalah-masalah kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak
(KIA) yang ada pada keluarga Tn.A
Membantu mencari alternative pemecahan masalah dengan melibatkan
kesadaran keluarga Tn.A Sehingga, diharapkan keluarga dapat mengenali dan
menangani masalah kesehatan yang ada pada keluarganya secara mandiri.
Memberikan pendidikan kesehatan terhadap keluarga Tn.A Sesuai masalah
yang ditemukan.
Melakukan evaluasi bersama keluarga Tn.A

C. Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif, yaitu
prosedur pengamatan yang diselidiki dengan cara kesimpulan, adapun yang
ditarik tidak keluar dari batas-batas pengamatan yang ada. Adapun tekhiknya
yaitu sebagai berikut :
1. Tekhnik Obseravasi
Pada tekhnik observasi, tekhnik yang digunakan yaitu dengan cara
mengamati klien secara langsung mengenai masalah kesehatan.
2. Tekhnik Wawancara
Tekhnik wawancara yaitu tekhnik yang digunakan dengan cara
berkomunikasi langsung dengan klien untuk mendapatkan informasi berupa
pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka maupun tertutup
untuk mengetahui permasalahan yang terjadi.
3. Tekhnik Kepustakaan
Tekhnik kepustakaan yaitu tekhnik penulisan dengan cara mengambil
berbagai sumber-sumber buku dari kepustakan.
BAB II
TUJUAN TEORI

A. Prinsip Dasar
1. Definisi Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh tenaga kesehatan baik
dokter, bidan maupun perawat untuk membantu menyelesaikan maslah
kesehatan.
Asuhan kebidanan dalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh
bidan kepada pasien yang membutuhkan atau permasalahan khususnya dalam
bidang KIA dan KB.
Standar asuhan kebidana adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan
dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari
pengkajia, perumusan diagnose dan atau masalah kebidana, perencanaan
implementasi evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.
Konsep merupakan kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu.
Kebidana berasal dari kata “bidan”. Menurut kesepakatan ICM; IFGO dab
WHO tahun 1993, mengatakan bahwa bidan “midwife” adalah “seseorang
yanga telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh Pemerintahan
setempat, telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar
atau mendapat izin melakukan praktek kebidanan.” (Syahlan, 1996 : 11)
Bidan di Indonesia (IBI) adalah “seorang wanita yang mendapat pendidikan
kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah dan
mendapat izin serta kewenangan melakukan kegiatan praktek mandiri.” (50
Tahun IBI). Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu-ibu melahirkan, tugas yang diembankan sangat mulia dan juga
selalu setia mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan sampai sang
ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan diakui sebagai proesional
yang bertanggungjawab yang bekerja sebagai mitra perempuan dalam
memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan nasihat selama
kehamilan, periode persainan dan post partum, melakukan pertolongan
persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan asuhan pada
bayi dan BBL.
Kebidanan (Midwifery) mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan
pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. (Syahlan, 1996 : 12).
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu “Communitas” yang berarti sama,
public ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang
berada di suatu lokasi/daerah/aera tertentu (Sartinah, 2016 : 1 ). Menurut
saunder (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau system
social.

2. Kebidanan Komunitas
Dari uraian diatas dapat dirumuskan definisi kebidanan komunitas sebagai
segala aktivitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya
dari gangguan kesehatan. Pengertiankebidanan komunitas yang lain
menyebutkan upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap
masalah kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga dan masyarakat.
Kebidanan dan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan
fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985;
Logan dan Dakwin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1)

B. Masalah
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Commitee on Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan
yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi
sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/esensial
(hampir 90 % dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari
kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat diperbaiki (Marilynn
E. Doenges, dkk, 1999).
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Bruner dan Suddarth (2001) hipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik di atas 160 mmHg dan tekanan
diastolik di atas 90 mmHg.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah meningkatnya tekanan
sistolik sedikitnya 140 mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) dapat dilihat pada tabel
berikut:

Klasifikasi Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)


Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi 140-150 90-99
stage I
Hipertensi >150 >100
stage II
(Arif Muttaqin, 2009).    
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO:
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tingkat I (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub group: Perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) >180 >110
Hipertensi Sistol terisolasi >140 <90
Sub group: Perbatasan 140-149 <90
(Andy Sofyan, 2012)
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia

Kategori Sistol (mmHg) Dan/Atau Diastol (mmHg)


Normal <120 Dan <180
Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi Tahap I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Tahap II ≥160 Atau ≥100
Hipertensi Sistol ≥140 Dan <90
Terisolasi
3(Andy Sofyan, 2012)

C. Penilaian Klinik

Meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga,


sehingga terwujud keluarga sehat dan sejahtera di dalam komunitas tertentu.

Upaya memberikan Asuhan Kebidanan pada masyarakat baik


individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berfokus pada pelayanan
KIA, KB, Kesehatan Reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara
paripurna.

D. Penanganan

Komuniti adalah sasaran pelayanan kebidanan komunitas. Di dalam


komunitas terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau
kelompok masyarakat. Sasaran utama pelayanan kebidanan adalah ibu dan
anak didalam keluarga.

Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan


keluarga yang sehat dan sejahtera. Pelayanan kebidanan komunitas adalah
bagian upaya kesehatan keluarga, yang bertujuan untuk mewujudkan
keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Di dalam kesehatan keluarga,
keluarga istri mencakup kesehatan masa pra kehamilan, kehamilan,
persalinan, pasca persalinan dan masa diluar kehamilan (masa interval) serta
persalinan.

Keluarga adalah juga suatu komuniti. Kesehatan komunitas hanya


tergantung kepada kondisi kesehatan keluarga. Oleh karena itu kesehatan
keluarga mencakup penting dalam upaya peningkatan kesehtan di komuniti.

Peningkatan kesehatan keluarga dapat mewujudkan lingkungan


keluarga yang sehat, selanjutnya akan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Pelayan kesehatan keluarga diarahkan untuk pelayanan ibu dan anak
termasuk pelayanan kontrasepsi, pemeliharaan ibu dan anak sesudah
persalinan, perbaikan gizi, pemberian imunisasi serta pelayanan kesehatan
bagi kelompok usia lanjut.

Kelompok masyarakat disuatu komuniti juga menjadi sasaran


pelayanan kebidanan. Kelompok tersebut terdiri dari remaja, calon ibu dan
kelompok wanita. Kegiatan yang dilibatkan disini terutama adalah penyuluhan
kesehatan. Kegiatan pelayanan ini dapat dilakukan melalui organisasi social
yang ada di masyarakat.

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. A


DUSUN CIMANGLID RT04/RW03 DESA PAYUNGAGUNG KABUPATEN
CIAMIS

Tanggal pengkajian : 26 Januari 2016

Tempat pengkajian : Dusun Cimanglid

Pengkaji : Sartinah

A. PENGKAJIAN
1. Struktuktur dan sifat keluarga
Identitas kepala keluarga
Nama : Tn. A
Umur : 55 Tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Staf desa
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Dusun Cimanglid RT04/RW03,Payungagung
2. Daftar Anggota Keluarga

Umur Riwayat Imunisasi


Hubungan Pendidika Agam Pekerjaa
Nama
keluarga n a n TT1/ BC DP POLI H
L P
2 G T O B

 5
 1.Amin  Suami 5    SD  Islam  Tani          
 2.Oom  Istri   45   SD  Islam  IRT          
3.Muhama  2
d  Anak   6  SD  Islam            
4.Siti.A Anak   23  SD  Islam            
 1
5.Sri Anak   8  SD  Islam            
 6.Siti Anak    1  SD  Islam            
0

3. Struktur Keluarga Geogram

: Laki-laki sehat

: Perempuan Sehat

: Sasaran

4. Hubungan Antar Anggota Keluarga


Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Tn. A ibu mengatakan hubungan
antar keluarga (suami, istri) terjalin dengan baik dan harmonis, hal ini
ditandai dengan tingginya dukungan antar suami dan istriadapun setiap
perselisihan selalu diselesaikan secara bersama-sama.

5. Pola Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan daklam keluarga adalah suami, suami sebagai kepala
keluarga lebih dominan dalam mengambil keputusan yang menyangkut
kepentingan keluarga dan suami memberikan kebebasan pada keputusan-
keputusan istri apabila ada hal yang harus segera ditangani ketika suami tidak
ada dirumah. Namun dalam setiap pegambilan keputusan selalu
dimusyawarahkan bersama terlebih dahulu. Adapun dalam pemecahan
,asalah istri dan suami saling membantu dan mendukung.
6. Kebiasaan Sehari-hari Anggota Keluarga
a. Pola Kebiasaan Sehari-hari Tn. A
Tn. A bekerja sebagai buruh, setiap hari senin sampai sabtu Tn. A bekerja
dari jam 07.00 WIB sampai 15.00 WIB. Tn. A biasa makan 3 kali sehari
dengan menu bervariasi, seperti nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan daging.
Tidak keluhan dan pantangan pada pola makan.
Pola eliminasi, BAB 2 kali sehari konsistensi lembek, BAK 6-7 sehari warna
kuning jernih dan tidak ada keluhan apapun.
Pola istirahat Tn. A tidak terbiasa tidur siang, dan terbiasa tidur malam 7-9
jam.
Pola kebersihan diri Tn. A mandi 2-3 kali sehari disertai dengan ganti baju.
Adapun dalam pola hubungan seksual dengan frekwensi 2-3 kali dalam
seminggu dan tidak ada keluhan apapun saat melakukan hubungan seksual.

b. Pola Kebiasaan Sehari-hari Ny. O


Ny. O bekerja sebagai buruh, setiap hari Ny. O beraktivitas sebagai ibu
rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan bersih-bersih rumah. Ny. D
biasa makan 3 kali dalam sehari, menu bervariasi seperti nasi, sayur-sayuran,
lauk pauk, dan daging. Tidak ada keluhan dan pantangan pada pola makan.
Pola eliminasi, BAB 1 kali konsistensi lembek, BAK 5-7 kali sehari warna
kuning jernih dan tidak ada keluhan.
Pola istirahat Ny. D tidak terbiasa tidur siang, dan terbiasa tidur pada malam
hari lamanaya 7-9 jam.
Pola kebersihan diri Ny. D mandi 2-3 kali sehari disertai dengan menggganti
pakaian.
Adapun dalam pola hubungan seksual Ny. D mengaku melakukan hubungan
seksual dengan frekwensi 2-3 kali dalam seminggu dan tidak ada keluhan
apapun saat melakukan hubungan seksual.

c. Pola Kebiasaan Sehari-hari An. S


An. S sebagai anak pertama dari empat bersaudara. Setiapharinya An. I
beraktivitas sebagai pelajar. Setiap hari An. I makan 3 kali dalam sehari
menu bervariasi seperti nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan daging. Tidak ada
pantangan dalam pola makan.
Pola eliminasi, BAB 2 kali sehari dengan konsistensi lembek, BAK 5-7 kali
sehari warna kuning jernih. Tidak ada keluhan.
Pola istirahat An. I terbiasa tidur siang 1-2 jam perhari, dan terbiasa tidur
pada malam hari dengan lamanya 7-9 jam.
Pola kebersihan diri An. I mandi 2-3 kali daam sehari disertai dengan ganti
pakaian.
jam 20.00 s/d 05.00 WIB

Pola Kebiasaan Sehari-hari An. S


An. S sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Setiapharinya An. S
beraktivitas sebagai pelajar. Setiap hari An. I makan 3 kali dalam sehari
menu bervariasi seperti nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan daging. Tidak ada
pantangan dalam pola makan.
Pola eliminasi, BAB 2 kali sehari dengan konsistensi lembek, BAK 5-7 kali
sehari warna kuning jernih. Tidak ada keluhan.
Pola istirahat An. S terbiasa tidur siang 1-2 jam perhari, dan terbiasa tidur
pada malam hari dengan lamanya 7-9 jam.
Pola kebersihan diri An. S mandi 2-3 kali daam sehari disertai dengan ganti
pakaian.
jam 20.00 s/d 05.00 WIB

Pola Kebiasaan Sehari-hari An. R


An. R sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Setiapharinya An. R
beraktivitas sebagai pelajar. Setiap hari An. I makan 3 kali dalam sehari
menu bervariasi seperti nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan daging. Tidak ada
pantangan dalam pola makan.
Pola eliminasi, BAB 2 kali sehari dengan konsistensi lembek, BAK 5-7 kali
sehari warna kuning jernih. Tidak ada keluhan.
Pola istirahat An. I terbiasa tidur siang 1-2 jam perhari, dan terbiasa tidur
pada malam hari dengan lamanya 7-9 jam.
Pola kebersihan diri An. I mandi 2-3 kali daam sehari disertai dengan ganti
pakaian.
jam 20.00 s/d 05.00 WIB
Pola Kebiasaan Sehari-hari An. S
An. S sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Setiapharinya An. S
beraktivitas sebagai pelajar. Setiap hari An. I makan 3 kali dalam sehari
menu bervariasi seperti nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan daging. Tidak ada
pantangan dalam pola makan.
Pola eliminasi, BAB 2 kali sehari dengan konsistensi lembek, BAK 5-7 kali
sehari warna kuning jernih. Tidak ada keluhan.
Pola istirahat An. I terbiasa tidur siang 1-2 jam perhari, dan terbiasa tidur
pada malam hari dengan lamanya 7-9 jam.
Pola kebersihan diri An. I mandi 2-3 kali daam sehari disertai dengan ganti
pakaian.jam 20.00 s/d 05.00 WIB

Pola Kebiasaan Sehari-hari An. L


An. L sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Setiapharinya An. S
beraktivitas sebagai pelajar. Setiap hari An. I makan 3 kali dalam sehari
menu bervariasi seperti nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan daging. Tidak ada
pantangan dalam pola makan.
Pola eliminasi, BAB 2 kali sehari dengan konsistensi lembek, BAK 5-7 kali
sehari warna kuning jernih. Tidak ada keluhan.
Pola istirahat An. I terbiasa tidur siang 1-2 jam perhari, dan terbiasa tidur
pada malam hari dengan lamanya 7-9 jam.
Pola kebersihan diri An. I mandi 2-3 kali daam sehari disertai dengan ganti
pakaian.jam 20.00 s/d 05.00 WIB

A. KEBIASAAN SEHARI-HARI ANGGOTA KELUARGA


Tn. A mempunyai kebiasaan merokok namun dengan frekwensi yang jarang,
dan Tn. A terbiasa merokok di dalam rumah. Adapun untuk kondisi
lingkungan rumah Tn. A cukup memenuhi syarat rumah sehat dengan adanya
ventilasi dan luas rumah yang memadai.
Pemanfaatan Waktu Luang
Tn. A
Apabila libur kerja Tn. A biasanya memanfaatkan waktu luang untuk
beristirahat dirumah dan berkumpul dengan istri dan anaknya. Kadang-
kadang berkunjung ke rumah mertua atau ke rumah saudara.
Ny. O
Setiap hari memanfaatkan waktu luang untuk bersantai di rumah, berkumpul
dan bercengkrama bersama keluarga, kadang-kadang berkunjung ke rumah
mertua atau ke rumah saudara.
An. I
Memanfaatkan waktu luang lebih banyak digunakan untuk bermain bersama
teman-temannya dan keluarganya.
An. S
Memanfaatkan waktu luang lebih banyak digunakan untuk bermain bersama
teman-temannya dan keluarganya.
An. R
Memanfaatkan waktu luang lebih banyak digunakan untuk bermain bersama
teman-temannya dan keluarganya.
An. S
Memanfaatkan waktu luang lebih banyak digunakan untuk bermain bersama
teman-temannya dan keluarganya.
An. L
Memanfaatkan waktu luang lebih banyak digunakan untuk bermain bersama
teman-temannya dan keluarganya.

B. FAKTOR SOSIAL DAN BUDAYA


Penghasilan dan Pengeluaran
Penghasilan Tn. A setiap bulannya sekitar Rp. 800.000,- perbulan,
penghasilan ini digunakan untuk keperluan keluarga sehari-hari.
Kebiasaan Beragama dan Berbudaya
Keluarga Tn. A bias menjalankan kewajiban shalat 5 waktu sesuai dengan
ajaran Agama Islam, begitupun dengan istri selain menjalankan shalat 5
waktu istri biasa mengikuti pengajian rutin yang ada di dusun Cimanglid.
Peran Anggota Keluarga
Suami berperan sebagai kepala keluarga dan sebagai tulang punggung dalam
keluarga, sedangkan istri berperan sebagai pengatur dalam rumah tangga
yang menyangkut dalam mengurus urusan rumah tangga dan mengurus anak.
Hubungan dengan Masyarakat
Ny. D mengatakan hubungan dengan masyarakat terjalin dengan baik. Tn. A
tinggal dilingkungan yang masih kental dengan kekeluaraannya sehingga,
hubungan terasa akrab. Adapun untuk budaya gotong ronyong masih
terlaksana saat ini sehingga antar masyarakat saling bantu-membantu.

C. FAKTOR LINGKUNGAN
1.Pekarangan Rumah
Keluarga Tn. A tinggal di rumh setengah permanen dengan 1 lantai. Terdapat
2 kamar tidur, ruang keluaga, ruang tamu dapur yang sekaligus merangkap
dengan ruang makan , 1 kamar mandi, terdapat sumur memiliki WC dan
septic tank sendiri, dan memiliki ventilasi udara yang cukup.
Macam Lingkungan dan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. S tinggal didaerah dataran rendah, dengan suhu yang cukup
dingin, tingkat kekeluargaan diantara penduduk masih terjalin dengan baik.
Adapun letak rumah berada di tengah-tengah rumh penduduk yang lain.
Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Tn. A tinggal pada sebuah lingkungan yang terdapat kelompok
pengajian mingguan. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan dapat dijangkau
dengan jarak sekitar 6 Km yaitu Puskesmas Pembantu (PUSTU).
Fasilitas Informasi dan Komunikasi
Keluarga Tn. A mempunyai fasilitas komunikasi yantu televise dan
handphone. Sarana transportasi pribadi menggunakan sepeda motor, namun
tidak ada sarana transportasi umum yang melintas daerah Tn. A.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut keluarga Tn. A , keluarga tidak memiliki penyakit menular, kronis
maupun penyakit menurun.
D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Riwayat Kesehatan Tn. A
Tn. A tidak sedang sakit dan tidak mempunyai penyakit keturunan, penyakit
berat maupun penyakit menular.
Riwayat Kesehatan Ny. D
Ny. D tidak sedang sakit dan tidak mempunyai penyakit keturunan, penyakit
berat maupun menular.
Riwayat Kesehatan An. I
An. I tidak sedang tidak mempunyai penyakit keturunan, penyakit berat
maupun penyakit menular.
a. 1. An. S
Memanfaatkan waktu luang lebih banyak digunakan untuk bermain bersama
teman-temannya dan keluarganya.

1. Data subjektif suami


1. Identitas
Nama : Tn. A
Umur : 55 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Suku Bangsa : Sunda
Alamat : Dusun Cimanglid,04 /03Payungagung,Panumbangan.
Keluhan Utama : TAK

2. Objektif Suami
Keadaan Umum : Baik
Kesadaaran : Compos Mentis
Keadaan Emosional : Stabil

3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 77x /menit
Respirasi : 24x /menit
Suhu : 36,5°
Antropometri
BB : 55
TB : 63
4. Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut bersih tidak ada ketombe, tidak rontok, tidak ada
benjolan di kepala

Mata : Conjungtiva merah muda, sclera merah muda, fungsi pandangan


jelas.

Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
perdarahan, tidak ada secret, fungsi penciuman normal.

Mulut &gigi: Tidak ada stomatitis, gigi tidak ada caries dan tidak memakai
gigi palsu, lidah bersih.

Telinga : Simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada serumen, fungsi


pendengaran normal.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Abdomen : Tidak ada kelainan, tidak ada nyeri tekan.

Anogenital : Tidak di lakukan pemeriksaan.

Ekstermitas: Ekstermitas atas: jumlah jari lengkap, tidak ada oedema,


tidak ada varises, kuku tidak pucat,

Ekstermitas bawah: jumlah jari lengkap, tidak ada oedema,


tidak ada varises, ada reflex patela.

Pemeriksaan penunjang
HB :-

2. Data Subjektif Istri


1. Identitas
Nama : Ny. O
Umur : 44 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Sunda
Alamat : Dusun Cimanglid 04/03, Payungagung, Panumbangan
Keluhan Utama : Ibu mengatakan tekanan darahnya tinggi, terakhir di
tensi 140/90 mmHg

2. Riwayat Mensturasi
Ibu mengatakan pertama haid pada usia 14 tahun. Lamanya haid 6-7 hari
dengan siklus 29 hari. Ibu biasa ganti pembalut 2-3 kali sehari dengan tidak
ada keluhan apapun.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
Ibu mengatakan mempunyai anak empat semuanya normal.
4. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang berhubungan
dengan alat reproduksi.
5. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan ini adalah pernikahan yang pertama, saat menikah ibu
berusia

6. Riwayat kesehatan ibu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat baik dahulu maupun
sekarang dan tidak ada penyakit keturunan pada keluarga.
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak menggunakan KB karena ada riwayat Hipertensi
8. Dukungan keluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung pada kehamilannya,
dan kehamilannya merupakan kehamilan yang sangat diinginkan.

Data Objektif Istri


Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/90mmHg
Nadi : 85 x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,5
3. Antropometri
TB : 150 cm
BB : 55
LILA : 24

4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut bersih tidak ada ketombe, tidak rontok, tidak ada
benjolan di kepala.
Mata : Conjungtiva agak pucat, sclera putih, fungsi pandangan
jelas.
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pendarahan, tidak ada secret, fungsi penciuman normal.
Mulut dan : Tidak ada stomatitis, gigi tidak ada caries dan tidak
memakai gigi palsu, lidah bersih.
Telinga : Simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada serumen, fungsi
pendengaran normal.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Payudara : Simetris, putting susu menonjol, ada hiperpigmentasi aerola
mammae dan tidak terdapat luka, ASI belum keluar.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, kandung kemih kosong.
Pemeriksaan Penunjang

3. Data Subjektif Anak


Nama : An. S
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Alamat : Dusun Cimanglid 04/03, Payungagung, Panumbangan
Keluhan : TAK
Data Objektif Anak
1. Keadaan Umum

Kesadaran : Compos mentis


Keadaan Emosional : Stabil

2. Tanda – tanda vital

Nadi : 85x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36

3. Antropometri

Tinggi Badan : 156 cm


Berat Badan : 55 kg

4.Pemeriksaan Fisik

Kepala : Rambut bersih tidak ada ketombe, tidak


rontok, tidak ada
benjolan di kepala.
Mata : Conjungtiva merah muda, sclera putih, fungsi
pandangan jelas.
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada perdarahan, tidak ada secret, fungsi
penciuman normal.
Mulut &gigi : Tidak da stomatitis, gigi tidak ada caries,
lidah bersih.
Telinga : Simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada
serumen, fungsi pendengaran normal.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Abdomen : Tidak kembung.
Anogenital : Tidak di lakukan pemeriksaan
Ekstermitas : Ekstermitas atas :jumlah jari lengkap, tidak
ada oedema, tidak ada varises, kuku agak
pucat.
Ekstermitas bawah :jumlah jari lengkap, tidak
ada oedema, tidak ada varises.
Data Subjektif Anak
Nama : An. R
Umur : 18 tahun
Agama : Islam
Alamat : Dusun Cimanglid 04/03,Payungagung, Panumbangan
Keluhan : TAK
Data Objektif Anak
1. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis


Keadaan Emosional : Stabil

2. Tanda – tanda vital


Nadi : 87x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu : 36

3. Antropometri

Tinggi Badan : 155 cm


Berat Badan : 50 kg

4. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Rambut bersih tidak ada ketombe, tidak


rontok, tidak ada
benjolan di kepala.
Mata : Conjungtiva merah muda, sclera putih, fungsi
pandangan jelas.
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada perdarahan, tidak ada secret, fungsi
penciuman normal.
Mulut &gigi : Tidak da stomatitis, gigi tidak ada caries,
lidah bersih.
Telinga : Simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada
serumen, fungsi pendengaran normal.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Abdomen : Tidak kembung.
Anogenital : Tidak di lakukan pemeriksaan
Ekstermitas : Ekstermitas atas :jumlah jari lengkap, tidak
ada oedema, tidak ada varises, kuku agak
pucat.
Ekstermitas bawah :jumlah jari lengkap, tidak ada oedema, tidak ada
varises.
Data Objektif Anak
3. Keadaan Umum

Kesadaran : Compos mentis


Keadaan Emosional : Stabil

4. Tanda – tanda vital

Nadi : 85x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36

3. Antropometri

Tinggi Badan :
Berat Badan :

4.Pemeriksaan Fisik

Kepala : Rambut bersih tidak ada ketombe, tidak


rontok, tidak ada
benjolan di kepala.
Mata : Conjungtiva merah muda, sclera putih, fungsi
pandangan jelas.
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada perdarahan, tidak ada secret, fungsi
penciuman normal.
Mulut &gigi : Tidak da stomatitis, gigi tidak ada caries,
lidah bersih.
Telinga : Simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada
serumen, fungsi pendengaran normal.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Abdomen : Tidak kembung.
Anogenital : Tidak di lakukan pemeriksaan
Ekstermitas : Ekstermitas atas :jumlah jari lengkap, tidak
ada oedema, tidak ada varises, kuku agak
pucat.
Ekstermitas bawah :jumlah jari lengkap, tidak
ada oedema, tidak ada varises.
Data Subjektif Anak
Nama : An. S
Umur : 8 tahun
Agama : Islam
Alamat : Dusun Cimanglid 04/03,Payungagung, Panumbangan
Keluhan : TAK
Data Objektif Anak
5. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis


Keadaan Emosional : Stabil

6. Tanda – tanda vital

Nadi : 87x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu : 36

7. Antropometri

Tinggi Badan : 110 cm


Berat Badan : 17kg

8. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Rambut bersih tidak ada ketombe, tidak


rontok, tidak ada
benjolan di kepala.
Mata : Conjungtiva merah muda, sclera putih, fungsi
pandangan jelas.
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada perdarahan, tidak ada secret, fungsi
penciuman normal.
Mulut &gigi : Tidak da stomatitis, gigi tidak ada caries,
lidah bersih.
Telinga : Simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada
serumen, fungsi pendengaran normal.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Abdomen : Tidak kembung.
Anogenital : Tidak di lakukan pemeriksaan
Ekstermitas : Ekstermitas atas :jumlah jari lengkap, tidak
ada oedema, tidak ada varises, kuku agak
pucat.
Ekstermitas bawah :jumlah jari lengkap, tidak ada oedema, tidak ada
varises.

Data Subjektif Anak


Nama : An. L
Umur : 6 tahun
Agama : Islam
Alamat : Dusun Cimanglid 04/03,Payungagung, Panumbangan
Keluhan : TAK
Data Objektif Anak
9. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis


Keadaan Emosional : Stabil
10. Tanda – tanda vital

Nadi : 87x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu : 36

11. Antropometri

Tinggi Badan : 100 cm


Berat Badan : 10kg

12. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Rambut bersih tidak ada ketombe, tidak


rontok, tidak ada
benjolan di kepala.
Mata : Conjungtiva merah muda, sclera putih, fungsi
pandangan jelas.
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada perdarahan, tidak ada secret, fungsi
penciuman normal.
Mulut &gigi : Tidak da stomatitis, gigi tidak ada caries,
lidah bersih.
Telinga : Simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada
serumen, fungsi pendengaran normal.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Abdomen : Tidak kembung.
Anogenital : Tidak di lakukan pemeriksaan
Ekstermitas : Ekstermitas atas :jumlah jari lengkap, tidak
ada oedema, tidak ada varises, kuku agak
pucat.
Ekstermitas bawah :jumlah jari lengkap, tidak ada oedema, tidak ada
varises.

ANALISA DATA

Keluarga Tn. A tanggap dan respon terhadap masalah ini, hal ini dapat dilihat
dari sikap

Keluarga yang dating untuk memeriksakan kehamilan dan keadaan si ibu. Adapun
dalam pelaksanaan PHBS keluarga Tn. A sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat
dengan adanya sumer air yang bersih. Adanya ventilasi udara dalam rumah, dan
adanya wc dengan sepiteng.

Bila respon kesehatan baik, maka diadakan intervensi selanjutnya sesuai


dengan masalah kesehatan yang melibatkan anggotakeluarga secara aktif, sehingga
membawa hasil yang nyata dan di rasakan manfaatnya oleh keluarga dan
meningkatkan kemampuan mengenali dan menangani masalah dalam keluarga secara
mandiri terutama pada anggota keluarga yang bermasalah.

TIPOLOGI MASALAH

No Data Masalah
.
1. Ny.O umur 45 tahun mengeluh Hipertensi
darah tinggi.
2.
Tn.A umur 55 tahun punya Merokok di dalam
kebiasaan merokok. ruangan/ruang tamu

Penilaian Skoring

Rumus: Skor yang diperoleh


X Bobot
Skor yang tertinggi

No Kriteria Skor Bobot


1. Sifat masalah Tidak
sehat/actual Ancaman 3
kesehatan Keadaan 2 1
kritis 1
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah Mudah
SebagianTidak dapat 2
1 2
0

3. Potensial masalah
dapat dicegah Tinggi 2
Cukup Rendah 1 1
0
4. Menonjolnya masalah
Masalah berat harus 2
segera diatasi Ada
masalah tetapi tidak 1 1
perlu segera ditangani
Masalah tidak
dirasakan
0

PRIORITAS MASALAH

NO KRITERIA HITUNG SKOR PEMBENARAN


1. Sifat masalah : 3/3x1 1 Hipertensi merupakan
Tidak sehat salah satu penyakit
yang umum dijumpai
di masyarakat, dan
merupakan penyakit
yang terkait dengan
sistem kardiovaskuler.
2. Kemungkinan masalah 1/2x2 1 Hipertensi tidak dapat
yang dapat diubah : diubah
Tidak

3. Kemungkinan masalah 2/3x1 2/3 Hiperteni dapat di cegah


yang dapat di cegah : dengan segera di berikan
Cukup penanganan oleh tenaga
kesehatan

4. Menonjolnya masalah : 2/2x1 1 Ny. O mengatakan


Masalah harus segera merasakan masalah ini,
ditangani hal ini ditandai dengan
adanya darah tinggi
Total 3 2/3

Tn. A

NO KRITERIA HITUNG SKOR PEMBENARAN


1. Sifat masalah : 3/3x1 1 Bapak menyadari
Tidak Sehat tentang bahaya
merokok

2. Kemungkinan masalah 0/2x1 0 Kemungkinan


yang dapat diubah : masalah ditak dapat
Tidak dapat diubah perlunya
kesadaran yang tinggi
Tn. A

3. Potensial masalah yang 1/2x1 ½ Adanya upaya yang


dapat dicegah : dilakukan oleh Tn. A
Cukup dengan
mengupayakan tidak
merokok di dalam
ruangan
4. Menonjolnya masalah- 0/2x1 0 Keluarga tidak
masalah : menyadari bahaya
Masalah tidak di merokok di dalam
rasakan ruangn

Total 1½

Berdasarkan perhitungan skor diatas, maka urutan prioritas masalah


kesehatan dan kebidanan pada Tn. A adalah sebagai berikut :

Potensial seorang anak dengan penyakit kulit disuatu keluarga komunitas


dengan memperoleh skor

ASSESMENT
Nomenklatur
Keluarga Tn. A Ibu dengan masalah hipertensi
Tn. A umur 55 Tahun merokok dalam rumah/ruangan.

Masalah Potensial

Potensial terjadinya Penyakit hipertensi.


Potensial terjadinya merokok dalam rumah/ruangan.

Kebutuhan :

Konseling tentang Penyakit hipertensi.


Konseling tentang bahaya merokok.

PLANNING
Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
Mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai Penyakit hipertensi.
Ibu sedikit banyak tahu tentang Penyakit hipertensi.
Pemberian Konseling tentang Penyakit hipertensi.
Memberikan Konseling tentang PHBS.
Memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga.
Memberikan Konseling tentang bahaya merokok.
Merencanakan kunjungan ulang.
Melakukan pencatatan dan pendokumentasian.

PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik : Pengertian penyakit hipertensi

Hari/tanggal : Rabu 28 Januari 2016

Waktu : 30 Menit

Sasaran : Ny. O dan Keluarga

A. Tujuan
Umum : Ibu dan Keluarga memahami tentang penyakit hipertensi.
Khusus : Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang penyakit
hipertensi diharapkan ibu dan suami dapat menguraikan tentang :
1. Pengertian penyakit
2. Etiologi penyakit
3. Penyebab timbulnya penyakit
4. Diagnosis
5. Manisfestasi klinis
6. Komplikasi
7. Pengobatan
B. Materi
Pengertian penyakit
Etiologi
Manifestasi klinis
Komplikasi
Pengobatan
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Kegiatan

No Materi Waktu Kegiatan


1. Pembukaan 2 menit Mengucapkan salam
Perkenalan

2. Pembahasan Materi 10 menit Menjelaskan tentang :


Pengertian penyakit Hipertensi
Etiologi Manifestasi klinis Komplikasi
Pengobatan Diskusi Tanya Jawab
3. Evaluasi 5 menit Memberikan pertanyaan kepada ibu
tentang materi dan member
kesempatan kepada ibu untuk
menyimpulkan materi

4. Penutup 3 menit Merangkum materi


Mengucapkan salam penutup

PENYAKIT HIPERTENSI

1. Pengertian
Penyakit Hipertensi

Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arterosclerosis (pengerasan arteri)


adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler.
Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal.
Sampai saat ini, usaha-usaha baik untuk mencegah maupun mengobati penyakit
hipertensi belum berhasil sepenuhnya, hal ini dikarenakan banyak faktor penghambat
yang mempengaruhi seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian,
klasifikasi, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga perawatannya.
Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Hipertensi
merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni 
mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi
merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan
darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai
31,7% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia).
Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan
sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi
justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu diadakan upaya-upaya
untuk menekan angka peyakit hipertensi terlebih bagi penderita hipertensi perlu
diberikan perawatan dan pengobatan yang tepat agar tidak menimbukan komplikasi
yang semakin parah. Selain itu pentingnya pemberian asuhan keperawatan pada
pasien hipertensi juga sangat diperlukan untuk melakukan implementasi yang benar
pada pasien hipertensi.
Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang asuhan keperawatan klien
dengan gangguan hipertensi ini dapat memberi asuhan keperawatan yang tepat dan
benar bagi penderita hipertensi dan dapat mengurangi angka kesakitan  serta kematian
karena hipertensi dalam masyarakat.
2. Etiologi
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh
darah 
Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya
a)      Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, Stres psikologis
b)      Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
c)      Hipertensi hormonal
d)     Bentuk hipertensi lain : obat, cardiovascular, neurogenik (Andy Sofyan,
2012)
3. Manifestasi Klinis 
      sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun berupa: 
      a.  nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah
      b. penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi 
      c. ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat 
      d. nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus 
      e. edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler 
       (Elizabeth J. Corwin, 2000).

4. Kompikasi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor
ini bermula pada sistem saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda
spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis.
5. Pengobatan
Rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi adalah
sebagai berikut:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventrikelar
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan masalah penurunan curah jantung dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
1) mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat
diterima
2) berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau
kerja jantung
3) memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien

PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik : Rokok

Hari/Tanggal : Selasa 26 Januari 2016

Waktu : 13.00 WIB

Sasaran : Keluarga Tn. A

A. Tujuan
Umum : Suami dan keluarga memahami tentang bahaya merokok
Khusus : Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok
Tn.A dapat menguraikan Bahaya Merokok serta menyimpulkannya

B. Materi
Bahaya merokok

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Kegiatan

No Materi Waktu Kegiatan


1. Pembukaan 5 menit 1.Mengucapkan salam
2.Perkenalan

2. Pembahasan Materi 10 menit 1.Menjelaskan tentang Bahaya


Merokok
2.Diskusi Tanya Jawab

3. Evaluasi 5 menit Memberikan pertanyaan kepada


ibu dan keluaraga tentang materi
dan memberi kesempatan kepada
ibu untuk menyimpulkan materi.

4. Penutupan 5 menit 1.Merangkum Materi


2.Mengucapkan Salam Penutup

BAHAYA MEROKOK

Perokok Pasif Beresiko. Akibat paparan asap rokok seseorang terhadap


kesehatan orang lain sampai sekarang masih sering disepelekan. Selama ini, orang
hanya melarang sesorang wanita yang perokok karena dapat membahayakan janin
maupun bayinya yang sudah lahir. Padahal, bukan hanya si ibu yang sedang
menyusui saja yang perlu menghentikan merokok. Ayah maupun orang di sekitar ibu
dan bayinya, juga harus menghentikan kegiatan merokok itu. Apa pasalnya/? Kalau
seseorang merokok, itu berarti dia hanya mengisap asap rokoknya sekitar 15 persen
saja, sementara yang 85 persen lainnya di lepaskan untuk diisap para perokok pasif.
Tak adil, bukan?

WHO, badan kesehatan dunia, bahkan memperkirakan hampir sekitar 700 juta
anak atau sekitar setengah dari seluruh anak di dunia ini, termasuk bayi yang masih
menyusu pada ibunya, terpaksa mengisap udara yang terpolusi asap rokok. Ironisnya,
hal itu justru terjadi lebih banyak di dalam rumah mereka sendiri.

Nikiton masuk ke bayi. Nikotin yang ada dalam rokok teresap dengan cepat
dari saluran pernapasan ke aliran pembuluh darah ibu dan langsung ditransfer ke ASI
dengan cara difusi. Jika ada orang luar yang merokok di deket bayi, maka selain
nikotin terserap terserap dari ASI ibu yang terpapar asap rokok, juga diserap langsung
melalui pernapasan (udara) si kecil. Nah, nikotin pun (bersama dengan ribuan bahan
beracun asap rokok lainnya) masuk ke saluran pernapasan bayi. Nikotin yang terhirup
melalui saluran pernapasan dan masuk ke tubuh melalui ASI ibunya akan
berakumulasi di tubuh bayi dan membahayakan kesehatan bayi. Bukan hanya itu
nikotin ternyata juga dapat mengubaah rasa ASI, dan mebahayakan kesehatan bayi.
Biasa nya, bayi akan rewel dan menolak menyusu jiga bunya baru merokok atau baru
menghisap rokok. Akibat gangguan asap rokok pada bayi, antara lain: muntah, diare,
kolik, denyut jantung meningkat, dll.

Penelitian membuktikan :

- Penelitian di santiago, Chili, menunjukan bahwa asap rokok yang terhirup


oleh ibu menyusui dapat menhambat produksi ASI. Dalam waktu tiga bulan,
terlihat berat badan bayi dari ibu yang perokok atau menghirup asap rokok,
juga tidak menunjukkan pertumbuhan yang optimal
- Asap rokok yang terpaksa diisap perokok pasif, ternyata mempunyai
kandungan bahan kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan asap rokok
yang diisap oleh perokok. Hal ini karena ketika rokok sedang diisap,
tembakau terbakar pada temperatur lebih rendah. Kondisi ini membuat
pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan banyak bahan kimia.
- Asap rokok itu sendiri mengandung sekitar 3.000-an bahkan kimia beracun,
43 di antaranya jelas-jelas bersifat karsinogen (penyebab kanker). Tak heran
jika pengaruh asap rokok pada perokok pasif itu tiga kali lebih buruk dari
pada debu batu bara.
Berbagai penelitian membuktikan asap rokok yang ditebarkan orang lain,
imbasnya bisa menyebabkan berbagai penyakit, bukan saja pada orang
dewasa, tapi terutama pada bayi dan anak-anak. Mulai dari aneka gangguan
pernapasan pada bayi, infeksi paru da telinga, gangguan pertumbuhan sampai
kolik (gangguan pada saluran pencernaan bayi).

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN  

Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana


dapat dihadapi baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di Indonesia.
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki
rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur
dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan
dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan
dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan
untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih
dari 1 sendok teh per hari.

SARAN
                Setelah membaca makalah ini saya berpesan kepada para pembaca :
    Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai harganya.
Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
    Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah
makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita
Rajin berolahraga

DAFTAR PUSTAKA

1.      Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
Indonesia. “Penuntun Diet”;Edisi Baru, Jakarta, 2004, PT Gramedia Pustaka Utama
2.      Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W,
“Kapita Selekta Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI, Jakrta, 1999

Anda mungkin juga menyukai