Oleh :
SARTINAH
NIM.1540113020
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniannya semoga penyusun dapat menyelesaikan
pembuatan laporan yang telah di tugaskan untuk pendidikan yang berjudul : “Asuhan
Kebidanan Pada Keluarga Tn. A Di Dusun Cimanglid Desa Payungagung Kecamatan
Panumbangan – Kabupaten Ciamis Tanggal 26 Januari s.d 09 Februari 2016”.
Laporan ini di sususn untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitas.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Umum
Metode Pengumpulan Data
Prinsip Dasar
Definisi Kebidanan
Kebidanan Komunitas
Masalah
Pengertian
Penilaian Klinik
Penanganan
Pengkajian
Factor Sosial Budaya
Factor Lingkungan
Riwayat Kesehatan Keluarga
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Saran
LEMBARAN KONSULTASI
NIM : 1540113020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini masyarakat sudah tidak asing lagi mendengar kata Hipertensi.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang umum dijumpai di
masyarakat, dan merupakan penyakit yang terkait dengan sistem
kardiovaskuler. Hipertensi memang bukan penyakit menular, namun kita juga
tidak bisa menganggapnya sepele, selayaknya kita harus senantiasa waspada.
Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arterosclerosis (pengerasan arteri)
adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit
kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga
menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik untuk
mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil
sepenuhnya, hal ini dikarenakan banyak faktor penghambat yang
mempengaruhi seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian,
klasifikasi, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga
perawatannya.
Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi.
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan
tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur
di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007
menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia).
Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan
sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat,
hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu
diadakan upaya-upaya untuk menekan angka peyakit hipertensi terlebih bagi
penderita hipertensi perlu diberikan perawatan dan pengobatan yang tepat
agar tidak menimbukan komplikasi yang semakin parah. Selain itu
pentingnya pemberian asuhan keperawatan pada pasien hipertensi juga sangat
diperlukan untuk melakukan implementasi yang benar pada pasien hipertensi.
Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang asuhan keperawatan klien
dengan gangguan hipertensi ini dapat memberi asuhan keperawatan yang
tepat dan benar bagi penderita hipertensi dan dapat mengurangi angka
kesakitan serta kematian karena hipertensi dalam masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan adanya kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) ini dapat menerapkan
asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn.A DI RT 04, RW 03 di Dusun
Cimanglid Desa Payungagung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
dari tanggal 26 Januari 2016 s.d 09 Februari 2016.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya yaitu :
Mengkaji data subjektif pada keluarga Tn.A
Mengkaji data objektif pada keluarga Tn.A
Menggali masalah-masalah kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak
(KIA) yang ada pada keluarga Tn.A
Membantu mencari alternative pemecahan masalah dengan melibatkan
kesadaran keluarga Tn.A Sehingga, diharapkan keluarga dapat mengenali dan
menangani masalah kesehatan yang ada pada keluarganya secara mandiri.
Memberikan pendidikan kesehatan terhadap keluarga Tn.A Sesuai masalah
yang ditemukan.
Melakukan evaluasi bersama keluarga Tn.A
A. Prinsip Dasar
1. Definisi Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh tenaga kesehatan baik
dokter, bidan maupun perawat untuk membantu menyelesaikan maslah
kesehatan.
Asuhan kebidanan dalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh
bidan kepada pasien yang membutuhkan atau permasalahan khususnya dalam
bidang KIA dan KB.
Standar asuhan kebidana adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan
dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari
pengkajia, perumusan diagnose dan atau masalah kebidana, perencanaan
implementasi evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.
Konsep merupakan kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu.
Kebidana berasal dari kata “bidan”. Menurut kesepakatan ICM; IFGO dab
WHO tahun 1993, mengatakan bahwa bidan “midwife” adalah “seseorang
yanga telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh Pemerintahan
setempat, telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar
atau mendapat izin melakukan praktek kebidanan.” (Syahlan, 1996 : 11)
Bidan di Indonesia (IBI) adalah “seorang wanita yang mendapat pendidikan
kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah dan
mendapat izin serta kewenangan melakukan kegiatan praktek mandiri.” (50
Tahun IBI). Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu-ibu melahirkan, tugas yang diembankan sangat mulia dan juga
selalu setia mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan sampai sang
ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan diakui sebagai proesional
yang bertanggungjawab yang bekerja sebagai mitra perempuan dalam
memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan nasihat selama
kehamilan, periode persainan dan post partum, melakukan pertolongan
persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan asuhan pada
bayi dan BBL.
Kebidanan (Midwifery) mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan
pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. (Syahlan, 1996 : 12).
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu “Communitas” yang berarti sama,
public ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang
berada di suatu lokasi/daerah/aera tertentu (Sartinah, 2016 : 1 ). Menurut
saunder (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau system
social.
2. Kebidanan Komunitas
Dari uraian diatas dapat dirumuskan definisi kebidanan komunitas sebagai
segala aktivitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya
dari gangguan kesehatan. Pengertiankebidanan komunitas yang lain
menyebutkan upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap
masalah kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga dan masyarakat.
Kebidanan dan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan
fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985;
Logan dan Dakwin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1)
B. Masalah
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Commitee on Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan
yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi
sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/esensial
(hampir 90 % dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari
kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat diperbaiki (Marilynn
E. Doenges, dkk, 1999).
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Bruner dan Suddarth (2001) hipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik di atas 160 mmHg dan tekanan
diastolik di atas 90 mmHg.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah meningkatnya tekanan
sistolik sedikitnya 140 mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) dapat dilihat pada tabel
berikut:
C. Penilaian Klinik
D. Penanganan
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkaji : Sartinah
A. PENGKAJIAN
1. Struktuktur dan sifat keluarga
Identitas kepala keluarga
Nama : Tn. A
Umur : 55 Tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Staf desa
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Dusun Cimanglid RT04/RW03,Payungagung
2. Daftar Anggota Keluarga
5
1.Amin Suami 5 SD Islam Tani
2.Oom Istri 45 SD Islam IRT
3.Muhama 2
d Anak 6 SD Islam
4.Siti.A Anak 23 SD Islam
1
5.Sri Anak 8 SD Islam
6.Siti Anak 1 SD Islam
0
: Laki-laki sehat
: Perempuan Sehat
: Sasaran
C. FAKTOR LINGKUNGAN
1.Pekarangan Rumah
Keluarga Tn. A tinggal di rumh setengah permanen dengan 1 lantai. Terdapat
2 kamar tidur, ruang keluaga, ruang tamu dapur yang sekaligus merangkap
dengan ruang makan , 1 kamar mandi, terdapat sumur memiliki WC dan
septic tank sendiri, dan memiliki ventilasi udara yang cukup.
Macam Lingkungan dan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. S tinggal didaerah dataran rendah, dengan suhu yang cukup
dingin, tingkat kekeluargaan diantara penduduk masih terjalin dengan baik.
Adapun letak rumah berada di tengah-tengah rumh penduduk yang lain.
Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Tn. A tinggal pada sebuah lingkungan yang terdapat kelompok
pengajian mingguan. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan dapat dijangkau
dengan jarak sekitar 6 Km yaitu Puskesmas Pembantu (PUSTU).
Fasilitas Informasi dan Komunikasi
Keluarga Tn. A mempunyai fasilitas komunikasi yantu televise dan
handphone. Sarana transportasi pribadi menggunakan sepeda motor, namun
tidak ada sarana transportasi umum yang melintas daerah Tn. A.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut keluarga Tn. A , keluarga tidak memiliki penyakit menular, kronis
maupun penyakit menurun.
D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Riwayat Kesehatan Tn. A
Tn. A tidak sedang sakit dan tidak mempunyai penyakit keturunan, penyakit
berat maupun penyakit menular.
Riwayat Kesehatan Ny. D
Ny. D tidak sedang sakit dan tidak mempunyai penyakit keturunan, penyakit
berat maupun menular.
Riwayat Kesehatan An. I
An. I tidak sedang tidak mempunyai penyakit keturunan, penyakit berat
maupun penyakit menular.
a. 1. An. S
Memanfaatkan waktu luang lebih banyak digunakan untuk bermain bersama
teman-temannya dan keluarganya.
2. Objektif Suami
Keadaan Umum : Baik
Kesadaaran : Compos Mentis
Keadaan Emosional : Stabil
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 77x /menit
Respirasi : 24x /menit
Suhu : 36,5°
Antropometri
BB : 55
TB : 63
4. Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut bersih tidak ada ketombe, tidak rontok, tidak ada
benjolan di kepala
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
perdarahan, tidak ada secret, fungsi penciuman normal.
Mulut &gigi: Tidak ada stomatitis, gigi tidak ada caries dan tidak memakai
gigi palsu, lidah bersih.
Pemeriksaan penunjang
HB :-
2. Riwayat Mensturasi
Ibu mengatakan pertama haid pada usia 14 tahun. Lamanya haid 6-7 hari
dengan siklus 29 hari. Ibu biasa ganti pembalut 2-3 kali sehari dengan tidak
ada keluhan apapun.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
Ibu mengatakan mempunyai anak empat semuanya normal.
4. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang berhubungan
dengan alat reproduksi.
5. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan ini adalah pernikahan yang pertama, saat menikah ibu
berusia
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut bersih tidak ada ketombe, tidak rontok, tidak ada
benjolan di kepala.
Mata : Conjungtiva agak pucat, sclera putih, fungsi pandangan
jelas.
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pendarahan, tidak ada secret, fungsi penciuman normal.
Mulut dan : Tidak ada stomatitis, gigi tidak ada caries dan tidak
memakai gigi palsu, lidah bersih.
Telinga : Simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada serumen, fungsi
pendengaran normal.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Payudara : Simetris, putting susu menonjol, ada hiperpigmentasi aerola
mammae dan tidak terdapat luka, ASI belum keluar.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, kandung kemih kosong.
Pemeriksaan Penunjang
Nadi : 85x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36
3. Antropometri
4.Pemeriksaan Fisik
3. Antropometri
4. Pemeriksaan Fisik
Nadi : 85x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36
3. Antropometri
Tinggi Badan :
Berat Badan :
4.Pemeriksaan Fisik
Nadi : 87x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu : 36
7. Antropometri
8. Pemeriksaan Fisik
Nadi : 87x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu : 36
11. Antropometri
ANALISA DATA
Keluarga Tn. A tanggap dan respon terhadap masalah ini, hal ini dapat dilihat
dari sikap
Keluarga yang dating untuk memeriksakan kehamilan dan keadaan si ibu. Adapun
dalam pelaksanaan PHBS keluarga Tn. A sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat
dengan adanya sumer air yang bersih. Adanya ventilasi udara dalam rumah, dan
adanya wc dengan sepiteng.
TIPOLOGI MASALAH
No Data Masalah
.
1. Ny.O umur 45 tahun mengeluh Hipertensi
darah tinggi.
2.
Tn.A umur 55 tahun punya Merokok di dalam
kebiasaan merokok. ruangan/ruang tamu
Penilaian Skoring
3. Potensial masalah
dapat dicegah Tinggi 2
Cukup Rendah 1 1
0
4. Menonjolnya masalah
Masalah berat harus 2
segera diatasi Ada
masalah tetapi tidak 1 1
perlu segera ditangani
Masalah tidak
dirasakan
0
PRIORITAS MASALAH
Tn. A
Total 1½
ASSESMENT
Nomenklatur
Keluarga Tn. A Ibu dengan masalah hipertensi
Tn. A umur 55 Tahun merokok dalam rumah/ruangan.
Masalah Potensial
Kebutuhan :
PLANNING
Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
Mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai Penyakit hipertensi.
Ibu sedikit banyak tahu tentang Penyakit hipertensi.
Pemberian Konseling tentang Penyakit hipertensi.
Memberikan Konseling tentang PHBS.
Memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga.
Memberikan Konseling tentang bahaya merokok.
Merencanakan kunjungan ulang.
Melakukan pencatatan dan pendokumentasian.
Waktu : 30 Menit
A. Tujuan
Umum : Ibu dan Keluarga memahami tentang penyakit hipertensi.
Khusus : Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang penyakit
hipertensi diharapkan ibu dan suami dapat menguraikan tentang :
1. Pengertian penyakit
2. Etiologi penyakit
3. Penyebab timbulnya penyakit
4. Diagnosis
5. Manisfestasi klinis
6. Komplikasi
7. Pengobatan
B. Materi
Pengertian penyakit
Etiologi
Manifestasi klinis
Komplikasi
Pengobatan
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Kegiatan
PENYAKIT HIPERTENSI
1. Pengertian
Penyakit Hipertensi
4. Kompikasi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor
ini bermula pada sistem saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda
spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis.
5. Pengobatan
Rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi adalah
sebagai berikut:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventrikelar
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan masalah penurunan curah jantung dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
1) mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat
diterima
2) berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau
kerja jantung
3) memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien
Topik : Rokok
A. Tujuan
Umum : Suami dan keluarga memahami tentang bahaya merokok
Khusus : Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok
Tn.A dapat menguraikan Bahaya Merokok serta menyimpulkannya
B. Materi
Bahaya merokok
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Kegiatan
BAHAYA MEROKOK
WHO, badan kesehatan dunia, bahkan memperkirakan hampir sekitar 700 juta
anak atau sekitar setengah dari seluruh anak di dunia ini, termasuk bayi yang masih
menyusu pada ibunya, terpaksa mengisap udara yang terpolusi asap rokok. Ironisnya,
hal itu justru terjadi lebih banyak di dalam rumah mereka sendiri.
Nikiton masuk ke bayi. Nikotin yang ada dalam rokok teresap dengan cepat
dari saluran pernapasan ke aliran pembuluh darah ibu dan langsung ditransfer ke ASI
dengan cara difusi. Jika ada orang luar yang merokok di deket bayi, maka selain
nikotin terserap terserap dari ASI ibu yang terpapar asap rokok, juga diserap langsung
melalui pernapasan (udara) si kecil. Nah, nikotin pun (bersama dengan ribuan bahan
beracun asap rokok lainnya) masuk ke saluran pernapasan bayi. Nikotin yang terhirup
melalui saluran pernapasan dan masuk ke tubuh melalui ASI ibunya akan
berakumulasi di tubuh bayi dan membahayakan kesehatan bayi. Bukan hanya itu
nikotin ternyata juga dapat mengubaah rasa ASI, dan mebahayakan kesehatan bayi.
Biasa nya, bayi akan rewel dan menolak menyusu jiga bunya baru merokok atau baru
menghisap rokok. Akibat gangguan asap rokok pada bayi, antara lain: muntah, diare,
kolik, denyut jantung meningkat, dll.
Penelitian membuktikan :
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Setelah membaca makalah ini saya berpesan kepada para pembaca :
Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai harganya.
Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah
makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita
Rajin berolahraga
DAFTAR PUSTAKA
1. Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
Indonesia. “Penuntun Diet”;Edisi Baru, Jakarta, 2004, PT Gramedia Pustaka Utama
2. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W,
“Kapita Selekta Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI, Jakrta, 1999