Anda di halaman 1dari 45

AsuhanKeperawatanpadaKeluarga yang

MenderitaHipertensidenganPrioritasMasalahKetidaksei
mbanganNutrisidi KelurahanSitiRejo II Kecamatan
Medan Amplas
KaryaTulisIlmiah (KTI)

DisusundalamRangkaMenyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

OLEH

DITA HEDIANTI SAFIRA

132500058

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawahini:

Nama : Dita Hedianti Safira

Nim : 132500058

DenganinimenyatakanbahwaKaryaTulisIlmiah ini yang berjudul“ Asuhan


Keperawatan pada Keluarga yang Menderita Hipertensi dengan Prioritas Masalah
Ketidakseimbangan Nutrisi di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas”
adalahbenarhasilkaryasendiri,
kecualidalampengutipansubstansidisebutkansumbernyadanbelumpernahdianjurka
nkepadainstitusimanapunsertabukankaryajiplakan.Sayabertanggungjawabataskeab
sahandankebenaranisinyasesuaidengankaidahilmiah yang harusdijunjungtinggi.

Demikianpernyataaninisayabuatdengansebenarnya,
tanpaadatekananataupaksaandaripihakmanapunsertabersediamendapatsanksiakade
mikjikaternyatadikemudianharipernyataaninitidakbenar.

Medan, Mei 2016

Dita Hedianti Safira

i
ii
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti tugas akhir program
studi DIII Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah : ASUHAN


KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN MASALAH UTAMA
HIPERTENSI DI KELURAHAN SITI REJO II KECAMATAN MEDAN
AMPLAS. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, P.hd selaku Dekan Fakultas Keperawatan


.Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan 1 Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.kep, M.Kep,spKMB selaku Wakil Dekan II Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, SKp, M.Kes, SpMat selaku Wakil Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Achmad Fathi, S.Kep, Ns,MNS selaku Pembimbing Akademik saya
7. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku Dosen pembimbing karya tulis
ilmiah ini
8. IbuLufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes Selaku dosen penguji karya tulis ilmiah ini

Dalam kesempatan ini juga, penulis secara khusus ingin memberikan


penghargaan yang sebesar-besarnya beserta ucapan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada:

iii
Terutama rasa syukur dan terima kasih yang begitu mendalam kepada orang tua
saya sendiri Bapak Surata dan Ibunda yang sangat saya sayangi Safani Afanti ,
yang selalu memberikan motivasi, dukungan moral maupun material serta yang
tiada henti mendoakan penulis.

Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa/i DIII Keperawatan Fakultas


Keperawatan USU, khususnya stambuk 2013
Orang-orang yang tidak pernah kulupakan, yang sudah menjadi seperti keluarga
baru di dalam dunia perkuliahan, teman, sahabat, yang selalu mendukung dan
memotivasi, Muhammad Ridho Maulana Lubis, Adang Adhilla, Tri Mai Rizki,
Nurchairani , Syahfitri Handayani, Winda Seppy, Putri Fatma, Siti Khairiah
Semoga karya tulis ilmiah ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan
bagi kita semua.

Medan, Mei 2016

Dita Hedianti Safira

iv
DAFTAR ISI
Lembar Orisinalitas............................................................................................... i

Lembar Pengesahan...............................................................................................ii

Kata Pengantar.....................................................................................................iii

Daftar Isi................................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan.....................................................................................................2
C. Manfaat...................................................................................................3

BAB II PENGELOLAAN KASUS.......................................................................5


A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan
Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi.......................................................... 5
1. Pengkajian ............................................................................................15
2. Analisa Data.......................................................................................... 16
3. Rumusan Masalah................................................................................. 16
4. Perencanaan .......................................................................................... 17

B. Asuhan Keperawatan Kasus..............................................................20


1. Pengkajian……………………………………………………………. 20
2. Analisa Data………………………………………………..………… 25
3. Diagnosa ……………………...……………………………………… 26
4. Implementasi dan Evaluasi………...………………………………… 26

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................36


A. Kesimpulan...........................................................................................36
B. Saran......................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Konsultasi

v
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hiduonya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisanya.(Wartona, 2004)

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang ditandai dengan adanya


gangguan metabolism karbohidrat akibat kurang insulin atau gangguan
karbohidrat secara berlebihan. (Hidayat, 2006)

Penyakit hipertensi ini terjadi karena salah satu akibat masalah yang sering
muncul dari perubahan gaya hidup, seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi
garam, stress yang dialami, obesitas. Bagi laki-laki kebiasaan merokok, minum-
minuman berakohol akan memicu timbulnya hipertensi. ( Hidayat, 2006)

Di Indonesia, sampai saat ini memang belum ada data yang bersifat nasional,
multisenter, yang dapat menggambarkan prevelensi lengkap mengenai hipertensi.
Namun beberapa sumber, yakni Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
2004, prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang yang berusia di atas 35 tahun
adalah lebih dari 15,6%. Survei faktor resiko penyakit kardiovaskular (PKV) oleh
proyek WHO di Jakarta, menunjukkan angka prevalensi hipertensi dengan
tekanan darah 160/90 masing-masing pada pria adalah 13,6% (1988), 16,5%
(1993), dan 12,1% (2000). Pada wanita, angka prevalensi mencapai 16% (1988),
17% (1993), dan 12,2% (2000). Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia
lebih dari 50 tahun berkisar antara 15%-20% .

Di sumatera utara sendiri, sebesar 2.6 % penduduk mengalamihipertensi.


Populasi yang semakin tua dan penuaan adalah factor utama penyebab
hipertensi.(Depkes,2010)

1
Berdasarkan wawancara langsung yang dilakukan terhadap 5 orang penderita
hipertensi diketahui bahwa pada dasarnya para pasien ini mengetahui bahwa
mereka harus mengurangi konsumsi garam. Namun demikian, ternyata mereka
menunjukkan sikap yang kurang mendukung dimana setiap hari kandungan garam
yang dikonsumsi masih cukup tinggi suka makan sembarangan . Hal ini terjadi
karena sudah menjadi kebiasaan selera makan bahwa kalau masakan yang
dirasakan kurang asin maka akan mengurangi selera makan mereka. Selain itu
pelaksanaan kepatuhan diet rendah garam juga kurang mendapat dukungan dari
keluarga dimana anggota keluarga mereka memang menyukai masakan terasa asin
daripada masakan manis. Sikap dan dukungan keluarga di atas yang menyebabkan
penderita hipertensi ini tidak dapat melakukan diet rendah garam secara
sempurna. Perilaku pasien yang ditemukan adalah tidak pernah mengontrol
kesehatannya.

Berdasarkan hal di atas, penulis sangat tertarik untuk memberikan promosi


kesehatan mengenai diet hipertensi pada 5 orang penderita hipertensi di
kediamannya masing-masing. Pengelolaan pelayanan keperawatan yang diberikan
adalah pengetahuan tentang hipertensi.

B. Tujuan

Tujuan Umum

Untuk mengetahui perawatan hipertensi yang dilakukan oleh keluarga di


Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan masalah utama


hipertensi.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan
masalah utama hipertensi.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada keluarga dengan
masalah utama hipertensi.

2
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada keluarga dengan masalah utama
hipertensi.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada keluarga dengan masalah utama
hipertensi.

Manfaat

Mahasiswa

Melatih mahasiswa dalam melaksanakan keperawatan komunitas khususnya pada


pasien hipertensi sehingga mahasiswa dapat secara langsung memberikan
intervensi kepada anggota keluarga yang menderita hipertensi sehingga hal ini
dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mahasiswa. Selain itu dapat
dijadikan sebagai bahan masukan dalam menyusun kebijaksanaan yang dapat
mencegah kejadian hipertensi pada masyarakat.

Pendidikan Keperawatan

Diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pendidikan


keperawatan pada aspek aplikatifnya dan menjadi referensi tersendiri untuk
meningkatkan asuhan keperawatan dalam ruang lingkup keperawatan komunitas
khususnya perawatan pasien hipertensi.

Komunitas

Diharapkan secara langsung dapat menambah pengetahuan bagi pasien dan


keluarga dalam melaksanakan diet hipertensi sehingga dapat menjaga kebugaran
tubuhnya dengan menjaga diet rendah garam dengan baik sehingga tidak terjadi
komplikasi akibat hipertensi.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


MASALAH KEBUTUHAN DASAR NUTRISI

DEFINISI

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digubakan dalam aktivitas tubuh.(
Hidayat, 2006).

Kebutuhan berikut ini, seringkali disebut 14 kebutuhan dasar Henderson,


memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson,
1996);

1. Bernapas secara normal


2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang di kehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepas pakaian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Berkerja yang menjanjikan prestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar, menggali atau memuaskan ras keingintahuan yang mengacu pada
perkembangan dan kesehatan normal.

4
Berdasarkan Teori Henderson, hipertensi masuk ke dalam tingkatan kebutuhan
dasar manusia yang ke dua yaitu “Makan dan minum cukup”.(Potter & Perry,
2005).

PRINSIP-PRINSIP NUTRISI

Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh asupan


kalori pada makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukan kalori
melebihin kebutuhan energi, maka berat seseorang akan menambah. Ketika
pemasukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka seseorang akan
kehilangan berat badan.

Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam
kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral.
Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Air adalah komponen tubuh yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat
makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk
proses metabolisme dan keseimbangan asam-basa.

Makanan kadang-kadang digambarkan menurut kepadatan nutrien, proposi


nutrien penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan nutrien tinggi,
seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, , menyediakan sejumlah besar nutrien
yang berhubungan dengan kalori. Makanan dengan kepadatan nutrien rendah,
seperti gula dan alkohol, tinggi kalorinya tapi berzat gizi rendah.( Potter & Perry,
2006).

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, pada


umumnya dalam bentuk amilum. Pembentukan amilum terjadi dalam mulut
melalui enzim ptialin yang ada dalam air ludah. Amilum diubah menjadi maltosa,
kemudian diteruskan ke dalam lambung. Dari lambung hidrat arang dikirim terus
ke usus dua belas jari. Getah pankreas yang dialirkan ke usus dua belas jari
mengandung amilase. Dengan demikian, sisa amilum yang belum diubah menjadi

5
maltosa oleh amilase pankreas diubah seluruhnya menjadi maltosa. Maltosa ini
kemudian diteruskan ke dalam usus halus. Usus halus mengeluarkan getah
pankreas hidrat arang, yaitu maltose yang bertugas mengubah maltosa menjadi
dua molekul glukosa sakarosa, fruktosa dan glukosa. Laktose bertugas mengubah
laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Setelah berada dalam usus halus,
seluruhnya diubah menjadi monosakarida oleh enzim-enzim tadi..

Penyerapan karbohidrat yang dikonsumsi/ dimakan masih dapat


ditemukan dalam tiga bentuk, yaitu polisakarida, disakarida dan monosakarida.
Disakarida dan monosakarida mempunyai sifat mudah larut dalam air sehingga
dapat diserap melewati dinding usus/mukosa usus mengikuti hukum difusi
osmose dan tidak memerlukan tenanga serta langsung memasuki pembuluh darah.
Proses penyerapan yang tidak memerlukan tenaga dan mengikuti hukum difusi
osmose dikenal sebagai penyerapan pasif..( Hidayat, 2006).

Lemak

Pencernaan lemak dimulai dalam lambung ( walaupun hanya sedikit),


karena dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung mengeluarkan
enzim lipase untuk mengubah sebagian kecil lemak menjadi asam lemak dan
gliserin, kemudian diangkut melalui getah bening dan selanjutnya masuk kedalam
peredaran darah untuk kemudian tiba dihati. Sintesis kembali terjadi dalam
saluran getah bening, mengubah lemak gliserin menjadi lemak seperti aslinya.

Penyerapan lemak dilakukan secara pasif setelah lemak diubah menjadi


gliserol asam lemak. Asam lemak mempunyai sifat empedu, asam lemak yang
teremulsi ini mampu diserap melewati dinding usus halus. Penyerapan
membutuhkan tenaga, lagi pula tidak semua lemak dapat diserap, maka
penyerapan lemak dikatakan dengan cata aktif selektif.(Hidayat, 2010).

6
Protein

Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease. Enzim protease baru
terdapat dalam lambung, yaitu pepsin yang mengubah protein menjadi albuminosa
dan pepton.( Hidayat, 2010)

Kebutuhan Protein per Hari

Umur Berat Badan Tinggi Badan Protein

(kg) (cm) (gr)


0-6 bulan 5.5 60 12
7-12 bulan 8.5 71 14
1-3 tahun 12 89 23
4-6 tahun 18 108 32
7-9 tahun 23.5 120 36
PRIA
10-12 tahun 30 135 45
13-15 tahun 40 152 57
16-19 tahun 53 160 62
20-59 tahun 56 162 50
60 tahun 56 162 50
WANITA
10-12 tahun 32 139 49
13-15 tahun 42 153 47
16-19 tahun 46 154 47
20-59 tahun 50 154 44
60 tahun 50 154 44

Mineral

Mineral tidak membutuhkan pencernaan. Mineral hadir dalam bentuk


tertentu sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya. Umumnya, mineral diserap

7
dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasif maupun transportasi
aktif.

Mekanisme transportasi aktif penting jika kebutuhan tubuh meningkat atau


adanya diet rendah kadar mineral. Hormon adalah zat yang memegang peranan
penting dalam mengatur mekanisme aktif ini. Penyerapan dapat lebih jauh
dipengaruhi oleh sistem pencernaan.

Beberapa senyawa organik tertentu, seperti asam oxalit, akan menghambat


penyerapan kalsium. Mineral dipakai dalam berbagai hal. Beberapa dari mineral
adalah komponen esensial dari jaringan tubuh, sedang yang lainnya esensial pada
proses kimia tertentu. (Hidayat, 2010)

Jenis Mineral, Sumber dan Fungsi

Jenis Mineral Sumber Fungsi


Kalsium Susu Pembentukan gigi dan
tulang, aktivitas
neuromuskular dan
koagulasi (
penggumpalan) darah.
Fosfor Telur, daging dan susu Penyangga pembentukan
gusi dan tulang.
Yodium Garam beryodium dan Pengaturan metabolisme
makanan laut tubuh dan mempelancar
pertumbuhan.
Besi Hati, telur dan daging Komponen hemoglobin
dan membantu oksidasi
dalam sel.
Magnesium Biji-bijian, susu dan Pengaktifan enzim,
daging pembentukan gigi dan
tulang dan membantu
kegiatan neuromuskular.

8
Zinc Makanan laut dan hati Bahan pembentuk enzim
dan insulin.

Vitamin

Pencernaan vitamin melibatkan pengurainnya menjadi molekul-molekul


yang lebih kecil sehingga dapat diserap dengan efektif. Beberapa penyerapan
vitamin dilakukan dengan difusi sederhana, tetapi sistem transportasi aktif sangat
penting untuk memastikan pemasukan yang cukup.( Hidayat, 2010).

Jenis Vitamin, Sumber dan Fungsi

Jenis vitamin Sumber Fungsi


Vitamin A Lemak hewani, mentega, Membantu pertumbuhan
keju, kuning telur, susu sel tubuh dan
lengkap, minyak ikan, pengelihatan,
sayuran hijau, buah yang menyehatkan rambut dan
kuning dan sayuran. kulit, integritas membran
epitel dan mencegah
xerophtalmia.
Vitamin B1 (thiamin) Ikan, daging ayam tanpa Metabolisme karbohidrat,
lemak, kacang-kacangan membantu kelancaran
Larut dalam air
dan susu. sistempersarafan dan
mencegah beri-beri atau
penyakit yang ditandai
neuritis.
Vitamin B2 (riboflavin) Telur, sayuran hijau, Membantu pembentukan
daging tanpa lemak, susu enzim, pertumbuhan dan
Larut dalam air
dan biji-bijian. membant adaptasi cahaya
dalam mata.
Vitamin B3 (niacian) Daging tanpa lemak, hati, Metabolisme karbohidrat,
ikan, kacang-kacangan, lemak, protein dan

9
biji-bijian, telur dan hati komponen enzim serta
mencegah menurunnya
nafsu makan.
Vitamin B6 Biji-bijian, sayuran, Membantu kesehatan
daging, pisang gusi dan gigi,
(pyridoksin)
pembentukan sel darah
merah, serta metabolisme
karbohidrat, lemak dan
protein.
Vitamin B12 Hati, susu, daging tanpa Metabolisme protein,
lemak, ikan dan kerang membantu pembentukan
(cyancobalamin)
laut sel darah merah,
kesehatan jaringan dan
mencegah anemia.
Vitamin C Jeruk, tomat, kubis, Menjaga kesehatan
sayuran hijau dan tulang, gigi dan gusi,
(ascorbutacid)
kentang membantu pembentukan
dinding pembuluh darah
dan pembuluh kapiler,
kesembuhan jaringan dan
tulang, serta
memudahkan penyerapan
zat besi dan asam folat.
Vitamin D Minyak ikan, susu, Membantu penyerapan
kuning telur, mentega, kalsium dan fosfor serta
hati, kerang, atau mencegah rakhitis.
terbentuk dikulit akibat
pemanasan sinar matahari
Vitamin E ( alpha Sayuran hijau Membantu pembentukan
tocopherol) sel darah merah dan
melindungi asam amino
utama.

10
Vitamin (biotin) Kuning telur, sayuran Membantu kegiatan
hijau, susu dan hati enzim serta metabolisme
karbohidrt, lemak dan
protein.
Vitamin K Hati, telur dan sayuran Membantu produksi
hijau protrombin.

Air

Air merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel bergantung
pada lingkungan cair. Air menyusun 60% hingga 70% dari seluruh berat badan.
Persentase seluruh air dalam tubuh lebih banyak untuk orang kurus daripada
orang gemuk karena otot terdiri dari banyak air daripada jaringan lain kecuali
darah. Bayi memiliki persentase terbesar dari total berat badan untuk air, dan
orang tua mempunyai lebih sedikit. Ketika kehilangan air, seseorang dapat
bertahan tidak lebih dari beberapa jam di padang pasir atau beberapa hari
dilingkungan yang sangat terlindungi.( Hidayat, 2010).

Rentang Kebutuhan Cairan Sehari-hari

Usia Kebutuhan cairan

(ml/kg/hari)
3 hari 80-100
10 hari 125-150
3 bulan 140-160
6 bulan 130-155
9 bulan 125-145
1 tahun 120-135
2 tahun 115-125
4 tahun 100-110
6 tahun 100-110

11
10 tahun 90-100
14 tahun 50-60
18 tahun 40-50
19-50 tahun 50

Masalah Kebutuhan Nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan


kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung
koroner, kanker dan anoreksia nervosa..( Hidayat, 2006).

Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam


keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.( Hidayat, 2006).

Tanda Klinis :

- Berat badan 10-20% dibawah normal.


- Tinggi badan dibawah ideal.
- Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
- Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
- Adanya penurunan albumin serum.
- Adanya penurunan transferin.

Kemungkinan Penyebab :

- Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat


penyakit infeksi atau kanker.
- Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
- Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit croh atau intoleransi laktosa..( Hidayat,
2006).

12
Kelebihan Nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang


mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebih.

Tanda Klinis:

- Berat badan lebih dari 10% berat ideal.


- Obesitas ( lebih dari 20% berat ideal).
- Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita.
- Adanya jumlah asupan yang berlebihan.
- Aktivitas menurun atau monoton.

Kemungkinan Penyebab :

- Perubahan pola makan.


- Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.( Hidayat, 2010)

Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai


lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihin kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan
kalori.( Hidayat, 2006).

Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat


gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan
tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran
mukosa, konjungtiva dan lain-lain.( Hidayat, 2006).

Hipertensi

13
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kurang insulin atau enggunaan
karbohidrat secara berlebiha.( Hidayat, 2006).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI

Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat


memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.(Hidayat, 2010).

Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah, tempe yang
merupakan sumber protein yang paling murah , tidak dijadikan bahan makanan
yang layak untuk dimakann karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi
makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.(Hidayat, 2010).

Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan


tertentu juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa daerah,
terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal,
makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan
makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan,
padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-
anak.(Hidayat, 2010).

Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat


mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh
zat-zatyang dibutuhkan secara cukup.kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya

14
gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini,
para remaja di kota-kota besar di negara kita memiliki kecenderungan
menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makanan cepat saji (
junkfood) , bakso dan lain-lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja dapat
berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan
berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.(Hidayat, 2010).

Ekonomi

Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena


penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh
karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya
mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan
kondisi perekonomian rendah.( Hidayat, 2010).

Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah


Kebutuhan Dasar Nutrisi

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat


meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum
yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.( Hidayat, 2006).

1. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe
makanan yangg dihindari atau diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat
digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan
rencana makanan untuk masa selanjutnya.

2. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain
kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
3. Pengetahuan tentang nutrisi

15
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat
pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
4. Nafsu makan, jumlah asupan
5. Tingkat aktivitas.
6. Pengonsumsian obat.
7. Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek
berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak
mengalami kebotakan bukan karena faktor usia; daerah diatas kedua pipi dan
bawah kedua mata tidak berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau
penonjolan pembuluh darah; daerah bibir tidak kering, pecah-pecah, ataupun
mengalami pembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah
terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak, tidak mudah
berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi harus rapat serta erat tidak tertarik
kebawah sampai dibawah permukaan gigi; gigi tidak berlubang dan ttidak
berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau
tidak terjadi pendarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan berwarna merah
muda.
8. Pengukuran Antropometrik
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkaran
lengan. Tinggi badan anak dapat digambarkan pada suatu kurva/gravik sehingga
dapat terlihat pola perkembangannya.(Hidayat, 2010).
2.Rumusan Masalah

- Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh


- Resiko ketidakseimbangan nutrisi

- Kesiapan Meningkatkan Nutrisi

3. Analisa Data

Data objektif:

− Klien mengatakan makan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain

16
− Klien mengatakan sering makan yang mengandung tinggi garam
− Klien mengatakan sering pusing
− Klien mengatakan sakit dibagian lehernya

Data subjektif:

− Klien tampak mengalami kegemukan


− Klien tampak pucat
− Klien tampak lemas
− Klien tampak memegangi lehernya

4. Perencanaan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang


berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. (Potter&Perry,2005)

Tujuan :

− Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang.


− Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi.
− Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parentral.

Rencana tindakan :

− Monitor perubahan faktor yang menyebabkann terjadinya kekurangan kebutuhan


nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya.
− Kurangi faktor yang memengaruhi perubahan nutrisi.
− Ajarkan untuk merencanakan makanan.
− Kaji tanda vital dan bising usus.
− Monitor glukosa, elektrolit, albumin dan hemoglobin.
− Berikan pendidikan keperawatan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau
tindakan lainnya.

Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan


dengan cara :

17
− Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu
makan.
− Memberi makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering dengan
memerhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi.
− Menata ruangan senyaman mungkin.
− Menurunkan stres psikologis.
− Menjaga kebersihan mulut.
− Menyajikan makanan yang mudah dicerna.
− Hindari makanan yang mengandung gas.

Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat dilakukan dengan
cara:

− Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan minuman


bikarbonat rendah kalori atau ½ atau ¼ larutan hidrogen peroksida dan air sebagai
pembersih mulut.
− Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah variasi dan
kepadatan seperti jus atau sop kental.
− Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein.

Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan
cara :

− Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau di tepi tempat tidur.
− Pertahankan posisi selama 10-15 menit.
− Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk
mempertahankan kepatenan esofagus.
− Mulai dari jumlah yang kecil.
− Anjurukan untuk membersihkan mulut, hindari makan yang pedas atau asam,
makanan berserat ( sayur mentah), dan rendam makanan kering yang lunak.

Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan
cara:

18
− Hindari makanan yang mengandung lemak
− Berikan motivasi untuk menurunkan berat badan
− Lakukan program olahraga.(Hidayat, 2010)

19
B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

1. Pengkajian

Data Umum
Intial kepala keluarga : Tn. A
Usia : 80 Tahun
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Suku : Batak Mandiling
Alamat : Jln. Sakti Lubis
Tipe Keluarga : Keluarga Inti
Komposisi Keluarga :
Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dengan KK : Istri
Umur : 75 Tahun
Pendidikan : SMA
Tn. FZ
Jenis kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan KK : Anak
Umur : 45 Tahun
Pendidikan : S1
Tn. FA
Jenis kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan KK : Anak
Umur : 42 Tahun
Pendidikan : S1
Tn. FI
Jenis kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan KK : Anak
Umur : 40 Tahun
Pendidikan : S1

20
Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Laki- laki (
Keluarga
Binaan)

: Perempuan

Status Social Ekonomi Keluarga :


Sumber pendapatan keluarga berasal dari suami dan anak-anak sejumlah Rp.
3.000.000/ bulan.

Aktivitas Rekreasi Keluarga :


Biasanya keluarga nonton acara tv bersama dihari libur dan apabila ada libur
panjang jalan-jalan ke tempat hiburan.

Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap Perkembangan keluarga Saat Ini :
Keluarga dengan anak dewasa
Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi :
Masih ada yang belum terpenuhi

Riwayat Keluarga Inti :


Ny. A menderita penyakit hipertensi hingga saat ini, sehingga Ny. A sering
mengalami pusing dan mengalami nyeri dibagian kepalanya, Ny. A juga

21
mengalami keterbatasan aktivitas akibat pusing yang dialaminya, suka makan-
makanan tinggi lemak.
Riwayat Keluarga Sebelumnya :
Dari pengakuan keduanya tidak ada anggota keluarga yang menderit penyakit
menular atau penyakit seperti yang diderita oleh Ny. A saat ini.

Lingkungan
Karakteristik Rumah :
Rumah terbuat dari batu bata dan permanet terdiri dari 3 kamar tidur, 1 kamar
mandi, ada halaman. Rumah rapi dan bersih.
Denah Rumah :

Ruang tv

Keterangan :
: Kamar Tidur

: Kamar Mandi

: Dapur

Karakteristik Lingkungan :
Hubungan keluarga dengan antar tetangga terjain dengan baik.
Mobilitas Geografis Keluarga :
Keluarga Tn. A sudah tinggal dilingkungan tersebut 45 tahun.
Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Keluarga ikut serta dalam kegiatan yang dibuat dilingkungan.
Sistem Pendukung Keluarga :
Jumlah anggota keluarga 5 orang dengan 3 orang anak laki-laki.

22
Struktur keluarga
Pola Komunikasi Keluarga :
Keluarga biasanya menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah mandailing.
Struktur Kekuatan Keluarga :
Setiap ada masalah diselesaikan dengan cara diskusi dan musyawarah.
Struktur Peran :
Setiap masing-masing anggota keluarga menjalankan peran sesuai dengan
perannya masing-masing.
Nilai dan Norma Keluarga :
Keluarga percaya bahwa hidup sudah diatur Allah SWT dan kadang ikut dengan
tata cara tradisi sebagai suku batak mandailing.
Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif :
Hubungan antar keluarga baik , saling mendukung, bila ada yang sakit langsung
dibawa ke petugas kesehatan.
Fungsi Sosial :
Hubungan antar anggota keluarga terjalin harmonis dan baik. hubungan keluarga
dengan tetangga juga terjalin baik.
Fungsi Reproduksi :
Jumlah anak 3 orang.
Fungsi Ekonomi :
Keluarga dapat memenuhu kebutuhan makan 3 kali sehari, kebutuhan pakaiab,
biaya berobat, listrik, dan lain-lain.
Fungsi Perawatan Kesehatan :
Mengenai masalah kesehatan Ny. A mengatakan kadang lupa minum obat dan
suka makanan asin dan bersantan.
Stress dan Koping Keluarga
Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang :
Jangka Pendek : Ny. A sering merasa pusing
Jangka Panjang : Keluarga khawatir penyakit Ny. A menjadi komplikasi.
Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi / Stressor :

23
Keluarga selalu memeriksakan anggota eluarga yang sakit ke petugas kesehatan
terdekat.
Strategi Koping yang Digunakan :
Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan diskusi dan musyawarah.
Strategi Adaptasi Disfungsional :
Apabila merasa kurang sehat langsung istirahat.
Harapan Keluarga :
Keluarga berharap menjadi keluarga yang lebih baik.

Riwayat Kesehatan Sekarang

Pemeriksaan Fisik

TD : 130/80 mmhg

RR : 22 x/i

DN : 72x/i

Nafas : Tidak Teratur

Kulit : Tidak Ada Sianosis

BB : 70 Kg

TB : 155 Cm

24
2. Analisa Data

Data Masalah kesehatan Masalah keperawatan


keluarga

Ds : Ny. A mengatakan Saraf simpatis Nyeri pada keluarga Tn. A


sering sakit di kuduk terutama pada Ny.A
Ach
bagian belakang, kepala berdasarkan
berdenyut-denyut. ketidakmampuan keluarga
Saraf pasca ganglion
merawat anggota keluarga
Do : Ny. A tampak
Aorepinefrine yang menderita hipertensi
kesakitan dan memegang
kuduk bagian belakang. Konriksi

Sakit kepala

Nyeri
Ds : keluarga Peningkatan Co
mengatakan bahwa Ny.A
Peningkatan afterload intoleransi aktivitas pada
mudah merasa lelah saat
keluarga Tn. A terutama pada
melakukan aktivitas.
Frekuensi jantung
Ny.A berdasarkan
meningkat
Do : Ny. A tampak ketidakmampuan keluarga
kelihatan lelah dan merawat anggota keluarga
Kelelahan
lemas. yang menderita hipertensi.
Aktivitas terhambat

Intoleransi aktivitas
Ds : Ny. A mengatakan Intake nutrisi adekuat
makan yang sama
Keyakinan budaya Pemenuhan nutrisi mengenai
dengan anggota keluarga
hubungan antara aturan
yang lain.
Pola hidup monoton
penanganan dan kontrol
Do : Tidak memisahkan proses penyaki pada keluarga
Nutrisi lebih dari
makanan untuk anggota Tn.A berdasarkan
kebutuhan tubuh

25
keluarga dengan ketidakmampuan keluarga
makanan Ny.A. merawat anggota keluarga
yang menderita hipertensi.

3. Diagnosa Keperawatan

- Nyeri pada keluarga Tn. A terutama pada Ny.A berdasarkan ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

- Resiko intoleransiaktivitas pada keluarga Tn. A terutama pada Ny.A


berdasarkan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita
hipertensi.

- Resiko ketidakseimbangan nutrisi mengenai hubungan antara aturan


penanganan dan kontrol proses penyakt pada keluarga Tn.A berdasarkan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

4. Perencanaan

N Diagnosa Tujuan Evaluasi intervens


o keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar i
hasil
1 Nyeri Nyeri Keluhan Pasien Pasien Anjurkan
hilang sakit di mengungka segera pasien
belakang pkan tidak melakuka untuk
kepala adanya skit n tirah melakuk
hilang. kepala dan baring an tirah
Keluhan tampak saat nyeri baring
kepala nyaman. kambuh. saat fase
berdenyut- Keluarga akut.
denyut melakuka Ajarkan
hilang. n teknik- keluarga
teknik untuk

26
kompres melakuk
dingin, an
pijatan tindakan
punggung nonfarm
dan leher akologis
saat nyeri untuk
muncul. menghila
ngkan
Keluarga
sakit
selalu
kepala
menginga
seperti
tkan
kompres
supaya
dingin
Ny.A
pada
tidak
dahi,
membung
pijat
kuk.
punggun
g dan
Keluarga
leher,
membawa
teknik
Ny.A ke
relaksasi.
puskesma
Anjurkan
s 1 kali
pasien
setiap
dan
minggu
keluarga
untuk cek
untuk
tekanan
mengont
darah.
rol
Keluarga aktivitas-
selalu aktivitas
memantau yang
kepatuhan dapat

27
Ny.A meningk
dalam atkan
mejalanka sakit
n terapi kepala
farmakolo misal
gis. batuk
panjang
membun
gkuk.
Anjurkan
keluarga
untuk
selalu
melakuk
an cek
tekanan
darah
setiap 1
minggu
sekali.
Anjurkan
keluarga
untuk
memanta
u
kebutuha
n pasien
dalam
menjalan
kan
terapi
farmakol

28
ogis
2 intoleransi Dapat Ny.A bisa Klien dapat Merasa Kaji
aktivitas melakuk melaukan berpertisipa nyaman respon
an aktivitas si dalam saat pasien
aktivitas sehari-hari aktivitas beraktivit terhadap
sehari- dengan rasa yang as Ny.A aktivitas
hari nyaman. diinginkan, melakuka : nyeri
dengan Tidak diperlukan. n teknik dada,
baik mudah penghema peningka
merasa tan energi tan
lelah saat saat tekanan
beraktivitas beraktivit darah
. as. yang
Menunjuka nyata
Ny.A
n saat
melakuka
penurunan beraktivi
n aktivitas
dalam tas.
bertahap
tanda-tanda Anjurkan
yang
intoleransi pasien
dapat
fisiologis. tentang
ditolerir.
Keluarga teknik
membantu penghem
Keluarga
mengurang atan
membant
i beban energi
u aktivitas
aktivitas misalany
rumah
Ny.A. a
tangga
menggun
yang
kanan
biasa
kursi saat
dilkukan
mandi,
oleh
melakuk
Ny.A.
an

29
aktivitas
secara
perlahan-
lahan.
Berikan
dorongan
untuk
melakuk
an
aktivitas
bertahap
jika
dapat
ditolerir.
Anjurkan
keluarga
untuk
membant
u
aktivitas-
aktivitas
rumah
tangga.
3 ketidakseimb Keluarg Keluarga Keluarga Keluarga Berikan
angan nutrisi a mengetahui mengerti mampu sejumlah
memiliki bahwa makanan menjelask informas
pengetah penyakit yang boleh an tentang i
uan darah dan tidak penyakit, mengena
mengena tinggi boleh gejala, i
i merupakan dikonsumsi bahaya, penyakit,
hubunga penyakit oleh klien. komplikas gejala
n aturan yang i dan

30
penanga disebabkan hipertensi penyeba
nan dan karena . bnya dan
kontrol gaya hidup bahaya
Keluarga
penyakit yang salah. yang
mampu
. Keluarga ditimbul
melakuka
tidak kan.
n
membiarka Anjurkan
pengontro
n Ny.A keluarga
lan intake
memakan untuk
makanana
makanan membata
n tinggi
yang asin si intake
lemak dan
dan daging. makanan
tinggi
Keluarga yang
garam.
memisahka tinggi
n makanan garam
Keluarga
anggota dan
sudah
keluarga tinggi
memisahk
dengan lemak.
an
makanan Anjurkan
makanan
Ny.A keluarga
anggota
untuk
keluarga
memisah
dengan
kan
makanan
makanan
Ny.A.
anggota
keluarga

31
5. Implementasi dan Evaluasi

Hari/tanggal N0. Dx Implementasi Evaluasi

Keperawatan (SOAP)
Senin , Nyeri Mengatur posisi
tirah baring.
24 Mei 2016 S:
Mengajarkan
Ny.A teknik
pasien
relaksasi.
mengatakan nyeri
Mengajarkan
sedikit berkurang.
anggota kelurga
mengontrol O:
aktivitas Ny.A
TD: 130/80mmhg
Menganjurkan
keluarga untuk
RR:
mencek TD Ny. A
setiap minggu. 22x/i

HR:

70x/i

A:

masalah belum
teratasi.

P:

intervesi
dilanjutkan.
Senin, intoleransi Mengkaji TD S:
aktivitas Ny.A.
24 Mei 2016 Ny.A melakukan
Menganjurkan

32
Ny.A banyak aktivitas secara
istirahat. perlahan.
Menganjurkan
O:
Ny.A untuk
melakukan
TD: 130/80mmhg
aktivitas secara
bertahap. RR:
Menganjurkan
22x/i
anggota keluarga
untuk membantu
HR:
kegiatan Ny.A
70x/i

A:

Masalah sebagian
teratasi.

P:

Intervensi
dilanjutkan.

Selasa, ketidakseimbangan Menganjurkan S:


nutrisi anggota keluarga
25 Mei 2016 Ny. A mulai
memisahkan
mengurangi
makanan.
mkanan yang
Mengajarkan
tinggi garam.
Ny.A untuk gaya
hidup sehat.
O:
Menganjurkan
keluarga untuk TD: 130/80mmhg

33
memberi motivasi RR:
untuk Ny.A.
22x/i

HR:

70x/i

A:

Masalah sebagian
teratasi.

P:

Intervensi
dilanjutkan.

34
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis, membahas tentang proses telaah antara data
pendukung dengan yang terjadi anatara teori dengan kenyataan yang dilakukan 24
Mei 2016 sampai 28 Mei 2016 meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan ,
intervensi , implementasi dan evaluasi. Prinsip dari pembahasan ini dengan
memfokuskan pada pengkajian keluarga dengan masalah utama hipertensi. Proses
keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam pratek
keperawatan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari studi kasus ini, antara lain :

Pengkajian

Dari data 5 orang pasien didapatkan bahwa 3 orang memiliki data


Pengkajian terhadap masalah pemenuhan nutrisi pada pasien telah dilakukan
secara komprehnsif dan diperoleh hasil, yaitau kebutuhan nutrisi lebih dari
kebutuhan. Dengan tanda dan gejala pasien suka makan makanan yang tinggi
garam, tinggi lemak. Dan tidak membatasi makanannya dan tidak menjaga pola
makannya. Sehingga menjadi pemicu tekanan darah menigkat.

Diagnosa

Dari hasil data 5 pasien didapatkan hasil bahwa 3 orang memiliki data
yang sama. Etiologi nya adalah konsumsi garam yang berlebih karena garam
memengaruhi viskositas darah dan memperberat kerja ginjal yang mengeluarkan
renin angiotensin yang dapat meningkatkan tekanan darah. Tidak membatasi
jumlah asupan makanan.
Diagnosa yang muncul adalah resiko ketidakseimbangan nutrisi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.

35
Rencana Keperawatan

- Monitor tekanan darah.


- Kaji pemahaman klien tentang hubungan langsung antara hipertensi dengan
kegemukan.
- Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak,
garam,gula sesuai indikasi.
- Mengurangi konsumsi alcohol.
-Menurunkan berat badan, mengurangi risiko obesitas.
-Berolahraga .
Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari
rencana keperawatan yang telah disusun, yaitu Menganjurkan anggota keluarga
memisahkan makanan, Mengajarkan pasien untuk gaya hidup sehat,
Menganjurkan keluarga untuk memberi motivasi untuk pasien dalam menjaga
pola hidupnya dan rajin berolahraga.

Evaluasi
Evaluasi terhadap keberhasilan yang telah dilakukan dengan evaluasi hasil
akhir, yaitu secara subjektif : mengatakan makan yang sama dengan anggota
keluarga yang lain suka makan tinggi garam dan lemak. Objektif : pasien
memperhatikan penjelasan tentang cara perawatan hipertensi dan pencegahan
hipertensi. Planning pada evaluasi anjurkan untuk menjaga kesehatan untuk
memeriksakan kesehatan di layanan kesehatan. Anjurkan mengurangi makanan
yang asin dan daging, makanan yang diawetkan, makanan instan dan minuman
yang beralkohol yang diwetkan yang bisa memacu meningkatkan tekanan darah.
B. Saran

Bagi insitusi pelayanan kesehatan

Diharapkan perawat dapat mempertahankan asuhan keperawatan kebutuhan


dasar nutrisi pada pasien hipertensi dengan ASKEP yang berkualitas dan
memberikan perawatan pada klien secara komprenhensif untuk mencapai tujuan
yang optimal. Dalam menerapkan asuhan keperawatan diharapkan perawat untuk

36
menjalin hubungan kerjasama yang baik antara sesama teman sejawat serta
dengan klien sendiri guna mempermudah keberhasilan perawatan.

Bagi pendidikan / mahasiswa


Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan terus meningkatkan kualitas
dan kuantitas dalam pembekalan, pengetahuan, dan keterampilan terutama dalam
pemberian Asuhan Keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada klien
dengan hipertensi, serta tindakan-tindakan yang akan diambil dalam membuat
asuhan keperawatan kebutuhan nutrisi yang bermanfaat bagi pasien. Mahasiswa
bisa membandingkan antara teori dan kasus yang terjadi di lapangan. Semoga
bermanfaat bagi semua mahasiswa dan membantu dalam pembuatan asuhan
keperawatan.

37
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,AA. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba


Medika
Mutaqqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Nanda Internasional. 2014. Diagnosa Keperawatan, 2012-2014. Jakarta : ECG.

Potter&Perry. 2005. Fundamental Keperawatan, Volume 1. Jakarta : ECG.

Potter&Perry. 2006. Fundamental Keperawatan, Volume 2. Jakarta : ECG.

Wartona,UJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai