STUDI KASUS
Oleh:
RIZKY ANDARINI
(NIM:201610300511088)
STUDI KASUS
Oleh:
RIZKY ANDARINI
(NIM:201610300511088)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tuis Ilmiah ini. Penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah
sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada:
v
Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat
balasan dari Allah SWT. Besar harapan penulis agar karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat.
Malang, 08 juli 2019
penulis
vi
ABSTRAK
Andarini, Rizky. 2019. Upaya Pasien Dalam Menurunkan Kadar Asam Urat.
Progaram Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : Faqih Ruhyanudin,
M.Kep, M.Kep.,Sp.Kep.MB
vii
ABSTRACT
Andarini, Rizky. Efforts 2019. Patients In Lowering Uric Acid Levels. The program
of the Diploma of Nursing Faculty of Health Sciences, University of
Muhammadiyah Malang. Supervisor: Faqih Ruhyanudin, M. Kep, M.
Kep., Sp.Kep.MB
Uric acid (gout) is a metabolic disorder where there is excessive production of uric
acid or a buildup of uric acid in the body excessively. Gout is closely related to
purine metabolism disorders that trigger increased levels of uric acid in the blood
(hyperuricemia), ie if the level of uric acid in the blood more than 8 mg / dl. Uric
acid can not be cured completely but can be controlled with some effort undertaken
handling patients with high uric acid levels.
The study design used is descriptive qualitative with case study research strategy
called CSR (Case Study Research). Participants were taken by 2 participants are
clients with uric acid, and the grandson of the client. Data retrieval is done at home
clients located in the village Dadaprejo Junrejo subdistrict, Batu. on 30-01 July
2019. The research data was taken using the in-depth interviews and observation of
the patient's condition. The results of the research presented in five themes, namely:
the reasons dealing with the disease due to the pain, do not consume foods that are
prohibited, activity and rehabilitation, following the direction of the treatment, and
try alternative treatments. Advised clients to continue to maintain the effort that has
been lived in controlling the levels of uric acid in order not to relapse occurrence of
recurrent.
Keywords: Adapting Handling, Uric Acid, Gout
viii
DAFTAR ISI
ix
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 23
3.3 Setting Penelitian .................................................................................................... 24
3.4 Subjek Penelitian .................................................................................................... 24
3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 24
3.5.1 Wawancara ....................................................................................................... 25
3.5.2 Observasi.......................................................................................................... 26
3.6 Metode Uji Keabsahan Data ................................................................................... 26
3.7 Metode Analisa Data............................................................................................... 27
3.8 Etika Penelitian ....................................................................................................... 28
3.8.1 Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (respect for human dignity) ...... 28
3.8.2 Menghormati Privasi Dan Kerahasiaan Subjek (respect for privasy and
confidentially) ........................................................................................................... 28
3.8.3 Menghormati Keadilan Dan Insklusivitas (respect for justice inclusiveness) . 29
3.8.4 Memperhitungkan Manfaat Bagi Subjek Penelitian ........................................ 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 30
4.1 Informasi Umum Partisipan .................................................................................... 30
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................................... 31
1. Alasan Menangani Penyakit Akibat Nyeri........................................................ 32
2. Tidak Mengkonsumsi Makanan Yang di Larang .............................................. 32
3. Melakukan Aktifitas dan Rehabilitasi ............................................................... 33
4. Mengikuti Arahan Pengobatan.......................................................................... 34
5. Mencari Alternatif Pengobatan Lain ................................................................. 35
4.3 Pembahasan....................................................................................................... 36
1. Alasan Menangani Penyakit Akibat Nyeri........................................................ 36
2. Tidak Mengkonsumsi Makanan Yang di Larang .............................................. 37
3. Melakukan Aktifitas dan Rehabilitasi ............................................................... 38
4. Mengikuti Arahan Pengobatan.......................................................................... 38
5. Mencari Alternatif Lain .................................................................................... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 41
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 41
5.2 Saran ....................................................................................................................... 41
5.2.1 Bagi Partisipan ................................................................................................. 41
5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan .................................................................................... 41
5.2.3 Bagi Peneliti Lain............................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 43
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Sebagian besar faktor penyebab kasus artritis gout yaitu Faktor primer,
faktor sekunder dan faktor predisposisi. Pada faktor primer dipengaruhi oleh
faktor genetik/riwayat keluarga, makan-makanan yang tinggi purin sehingga
produksi uric acid menjadi lebih banyak, mengkonsumsi obat-obatan tertentu
seperti obat diuretik jangka panjang, serta kondisi medis tertentu (obesitas,
hipotiroidisme, dsb) sehingga meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
faktor sekunder dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu produksi asam urat yang
berlebihan dan penurunan ekskresi asam urat. Pada faktor predisposisi
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan iklim. Sehingga banyak masyarakat
melakukan berbagai upaya dalam penatalaksanaan menurunkan kadar asam
urat (Jaliana, Suhadi, Muh, & Sety, 2018).
5
6
1. Keturunan (genetik)
keturunan atau genetik merupakan salah satu faktor risiko penyakit asam
urat. Orang dengan riwayat keluarga menderita asam urat memiliki resiko
lebih besar untuk terkena penyakit asam urat. Faktor ini dapat lebih berisiko
jika didukung dengan faktor lingkungan.
7
2. Jenis kelamin
jenis kelamin juga menjadi salah satu faktor risiko penyakit asam urat. Pria
lebih berisiko terkena penyakit asam urat dari pada wanita karena kadar
asam urat dalam darah pada pria lebih besar dibandingkan dengan wanita.
Selain itu, pria juga tidak memiliki hormon estrogen seperti wanita. Hormon
estrogen merupakan hormon yang hanya ada pada wanita dan hormon inilah
yang membantu pengeluaran asam urat melalui urine.
3. Usia
Usia merupakan salah satu faktor resiko penyakit asam urat. Seiring dengan
bertambahnya usia kadar asam urat dalam tubuh terutama pada pria akan
meningkat. Sedangkan pada wanita peningkatan kadar asam urat cenderung
terjadi pada masa menopouse.
4. Obesitas
Obesitas dapat memicu penyakit asam urat akibat pola makan yang tidak
seimbang. Orang dengan obesitas cenderung tidak menjaga pola makan
termasuk asupan protein, lemak dan karbohidrat yang tidak seimbang
sehingga menyebabkan peningkatan kadar purin, sehingga terjadi kondisi
hiperurisemia dan terjadi penumpukan asam urat. Selain itu, orang dengan
obesitas tentu mengalami penumpukan lemak dibeberapa bagian tubuh.
Penumpukan terutama pada bagian perut dapat meningkatkan tekanan darah
dan mengacaukan sistem pengaturan asam urat dalam tubuh. Lemak dalam
perut juga dapat mengganggu kinerja ginjal dalam membuang kelebihan
asam urat.
6. Kondisi medis
Kondisi medis tertentu seperti kelainan fungsi ginjal dapat menyebabkan
tingginya kadar asam urat pada manusia. Asam urat juga rentan terjadi pada
penderita obesitas, diabetes, serta hipertensi, semuanya berkaitan dengan
sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang
terdiri dari peningkatan tekanan darah, peningkatan gula dalam darah,
kelebihan lemak tubuh, serta terjadinya peningkatan kolestrol. Gabungan
dari kondisi sindrom metabolik tersebut dapat berpengaruh terhadap
tingginya kadar asam urat.
7. Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obatan juga menjadi salah satu faktor risiko tingginya
kadar asam urat. Beberapa obat diketahui dapat meningkatkan kadar asam
urat, seperti obat diuretik thiazide, cyclosporine, asam asetilsalisilat atau
aspirin dosis rendah dan obat kemoterapi di ketahui dapat mempengaruhi
tingginya kadar asam urat.
2.1.4 Patofisiologi
Peningkatan kadar asam serum dapat disebabkan oleh pembentukan
berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat, ataupun ataupun keduanya.
Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin (Helmi, 2016).
Secara normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan
sebagai berikut.
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nekleotida purin (asam inositat,
asam guanilat, asam adenilat).
9
Tetapi gout tidak hanya menyerang pada area jari kaki atau telapak
kaki, bisa saja sendi yang diserang seperti sendi pada lutut, tumit,
pergelangan tangan, dan siku. nyeri sendi tersebut disertai gejala antara lain:
demam,menggigil, denyut jantung cepat, badan lemah, jumlah sel darah putih
meningkat. Pada minggu pertama serangan biasanya mengenai satu sendi dan
berakhir dalam beberapa hari. Tetapi semakin lama menyerang sendi secara
bersamaan. Mungkin serangan ini bisa berlalu dalam beberapa minggu
dengan gejala lokal berkurang dan sendi mulai tidak sakit serta bisa
digerakkan kembali meskipun tanpa pengobatan.
2.1.8 Komplikasi
bergejala, artritis gout akut, gout interkritikal atau interval dan gout tofus
atau kronik. Nefrolitiasis dapat terjadi sebelum atau sesudah serangan
pertama artritis gout.
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan cairan sinovia didapatkan adanya kristal monosodium
intraseluler
b. Analisis cairan sendi merupakan pemeriksaan cairan sendi dibawah
adanya peradangan, infeksi bakteri, dan kristal asam urat.
c. Pemeriksaan serum asam urat meningkat >7 mg/dl.
d. Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin per 24 jam
Kadar asam urat dalam urin berlebihan jika kadarnya >800 mg pada
diit biasa atau lebih dari 600 mg/24 jam pada diit bebas urine.
Urinalis untuk mendeteksi resiko batu asam urat. Pemeriksaan kimia
darah untuk mendeteksi fungsi ginjal, hati, hipertrigliseridemia,
tingginya LDL, dan adanya diabetes mellitus.
2. Leukositosis didapatkan pada fase akut
3. Radiodiagnostik
a. Radiografi untuk mendeteksi adanya klasifikasi sendi
b. Radiografi didapatkan adanya erosi pada permukaan sendi
4. Pemeriksaan lain
14
2.2.1 Diet
Penyebab kelebihan asam urat/hiperurisemia adalah buruknya pola
makan/diet pada penderita sehingga menyebabkan kadar asam urat tinggi
seperti mengkonsumsi diet tinggi purin, obesitas, mengkonsumsi alkohol dan
beberapa hal yang dapat menyebabkan kadar asam urat dalam tubuh menjadi
lebih tinggi. (1) keadaan hiperurisemia dapat terjadi karena pemecahan
jaringan tubuh yang berlebihan sehingga banyak purin yang dibebaskan untuk
kemudian dimetabolisir dengan zat sisa berupa asam urat, (2) ekskresi asam
urat yang menurun karena air seni yang asam (misalnya akibat konsumsi
lemak atau alkohol yang tinggi) dan (3) konsumsi makanan yang kaya purin
secara berlebihan (jerohan, sardencis, burung, kaldu, kacang, emping, tape).
Dalam penelitian tentang hubungan diet dengan arthritis gout dapat
disimpulkan bahwa konsumsi daging merah dan makanan laut (seafood)
dapat meningkatkan resiko penyakit gout sedangkan konsumsi produk susu
yang lebih tinggi berkaitan dengan penurunan resiko tersebut. Sementara itu
15
konsusmsi sayuran yang kaya akan purin disimpulkan tidak ada kaitannya
dengan peningkatan resiko penyakit gout.
Menurut (Helmi, 2016), Diet bagi penderita gangguan asam urat atau
artritis gout mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
2.2.2 Farmakologi
Secara umum upaya dalam menurunkan kadar asam urat selain dengan
memberikan edukasi mengenai diet pada penderita asam urat yaitu dengan
menggunakan obat-obatan secara rutin agar tidak terjadi kerusakan sendi
ataupun komplikasi lain. Tujuan pemberian terapi farmakologi yaitu
mencegah serangan akut, mengurangi rasa sakit serta membantu untuk
mencegah komplikasi seperti terbentuknya tofi, batu ginjal, dan athropathi
destruktif. Kesulitan dalam penaalaksanaan asam urat adalah kepatuhan dari
rutinnya penderita meminum obat. Namun dengan pemberian edukasi sejak
awal kepada penderita dan keluarga, pemantauan dalam kepatuhan minum
obat dengan cermat, prognosisnya baik.
Secara umum, asam urat dapat diatasi dengan enam jenis obat kimia.
Setiap obat memiliki fungsi sebagai berikut:
17
1. Daun Sirsak
(Kemenkes, 2018)
Daun sirsak mengandung senyawa fruktosa, lemak, protein,
kalsium, fosfor, besi, vitamin Adan vitamin B. Daun sisrak juga memiliki
kandungan senyawa monotetrahidrofuran asetogenik; seperti amonurisin
A dan anomurisin B, gigantetrosin A, annonasin-10-one, murikatosin A
dan B, annonasin dan gonniotalamisin. Senyawa yang paling penting
19
adalah tannin, resin dan magostine yang mampu mengatasi nyeri sendi
pada penyakit gout. Pada penelitian Ilkafah (2017), efektifitas air rebusan
daun sirsak efektif dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Nilai rata-rata asam urat dalam penelitian ini setelah diberikan rebusan
daun sisrsak yaitu 5,9 mg/dl. Hasil ini menunjukkan ada penurunan kadar
asam urat melalui penghambatan produksi enzim xantin oksidase. Enzim
ini berperan penting dalam perubahan basa purin menjadi asam urat.
Tanin dan resin merupakan suatu senyawa yang mengandung flavonoid
yaitu antioksidan pada sirsak (Ilkafah, 2017).
2. Daun Salam
(Kemenkes, 2018)
membentuk asam urat. Hal ini berpengaruh dalam kadar asam urat dalam
darah yang dapat berangsur-angsur menurun (Setianingrum,
Kusumaningrum, & Rini, 2019). Senyawa flavonoid yang terkandung
pada daun salam berperan menghambat kinerja enzim xathine oxidase.
Dimana struktur dengan mudah mengikat enzim xathine oxidase
sehingga pembentukan xathine berkurang dan produksi asam urat pun
berkurang (Harismah & Chusniatun, 2016).
3. Kemangi
(Kemenkes, 2018)
4. Daun Suruhan
(Kemenkes, 2018)
Tumbuhan suruhan secara tradisional telah dimanfaatkan dalam
mengobati beberapa penyakit, seperti abses, bisul, jerawat, radang
22
23
24
3.5.1 Wawancara
Dalam study kasus ini, peneliti menggunakan teknik wawancara
mendalam tentang upaya pasien dalam menurunkan kadar asam urat. Dalam
wawancara, peneliti tidak hanya sekedar mengajukan pertanyaan, tetapi juga
mendapatkan pengalaman hidup orang lain yang diperoleh dengan indepth
interview. Peneliti menggunakan teknik wawancara yang bersifat terstruktur
(structured interview), yaitu teknik pengumpulan data, bila penelitiatau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang di
peroleh. Oleh karena dalam melakukan wawancara. Pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan
ketika wawancara terlaksana tidak menutup kemungkinan pertanyaan yang
mendalam akan membuat pertanyaan serta jawaban akan menjadi
berkembang hal ini yang dapat membuat garis besar permasalahan yang
ditemukan pada saat dilakukan wawancara.
3.5.2 Observasi
Dalam study kasus ini penelitian juga menggunakan teknik
pengumpulan data yaitu observasi, jenis teknik observasi yang digunakan
adalah observasi partisipasif, yaitu dalam pengumpulan data penelitian ikut
melihat apa yang dilakukan oleh responden.
1. Kreadibilitas (creadibily)
Kreadibilitas merupakan kriteria untuk memenuhi nilai kebenarandari fdata
dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat
27
dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai
informan.
2. Transfeberabilitas(transfeberability)
Kriteria ini digunakan untuk memenuhi kriteria bahwa hasil penelitian yang
dilakukan dalam konteks(setting) tertentu dapat ditransfer ke subyek lain
yang memiliki tipologi yang sama.
3. Dependabiliti(dependability)
Dependabiliti mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan
data, membentuk, dan dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat
interprestasi untuk menarik kesimpulan.kriteria dapat digunakan untuk
menilai apakah proses penelitian kualitatif bermutu atau tidak, apakah
membuat kesalahan dalam pengkonseptualisasikan rencana penelitiannya,
pengumpulan data, dan penginterpestasinya.
4. Konfirmability (confirmability)
Konfirmability merupakan kriteria untuk menilai mutu tidaknya hasil
penelitian. Apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana
hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan
dalam laporan atau hasil wawancara.
3.8.2 Menghormati Privasi Dan Kerahasiaan Subjek (respect for privasy and
confidentially)
Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi
untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Prinsip ini dapat diterapkan
dengan cara meniadakan identitas seperti nama dan alamat subjek kemudia
diganti dengan kode tertentu.
29
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan berbagai data yang merupakan
hasil dari wawancara dan observasi yang dimulai pada tanggal 30 juni sampai
dengan 01 juli 2019 terhadap upaya pasien dalam menurunkan kadar asam urat, di
desa dadaprejo kecamatan junrejo, kota batu.
30
31
Partisipan kedua ini adalah P2 berusia 22 tahun adalah cucu dari anak
dua P1. Sehari-hari tinggal dengan P1. sehingga P2 juga membantu dalam
merawat dan mengingatkan P1 saat meminum obat selama terkena asam urat.
Sehari-harinya P2 sebagai mahasiswa disalah satu universitas di malang.
No Tema
Berdasarkan hasil yang analisa data di atas, didapatkan lima tema yaitu
gambaran rasa sakit yang di derita, menghindari pantangan makanan,
melakukan aktifitas fisik dan rehabilitasi, mengikuti arahan pengobatan, serta
mencoba pengobatan alternatif lain. Kelima tema tersebut akan di jelaskan
sebagai berikut.
“...karena gak tahan sama rasa cekot-cekotnya saya periksa mbak ke dokter
besuk harinya di puskesmas’’(P1/3 juni 2019)
“...anak anak saya jauh soalnya kalau saya sakit malah ngerepotin anak
anak, Takut kambuh mbak”(P1/7 Juni 2019)
“...dia sudah gak betah paling ya ngerasa cekot-cekot itu terus besoknya itu
minta antar saya ke puskesmas mbak. Alasannya takut ngerepotin anak
kalau sakit”(P2/4 juli 2019)
“soalnya mbah itu orang nya takut sakit takut kambuh jadi kalau sudah
begitu rutin dia minum obat tanpa disuruh gak betah sakit mbah itu
mbak”(P2/4 juli 2019)
“...ngehindari tape karena ada raginya, terus jeroan juga mba gak boleh
jare dokternya bisa bikin penyakit saya kambuh. Jadi sudah gak pernah
makan lagi mbak”(P1/5 juni 2019)
“..gak pernah wes mbak, selama gak puengen saya gak makan mbak biar
gak kambuh. Takut kambuh mbak”(P1/8 juni 2019)
33
“makan sih tapi cuma sekali kali dan itu sedikit banget. alhamdulillah
menghindari banget sudah dia mbak makan tape atau jeroan hati ampla
itu.”(P2/7 juli 2019)
Saat dilakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terhadap
kebiasaan makan yang dilakukan pasien selama dirumah. Dari hasil
observasi yang didapatkan pada tanggal 30 juni 2019 pada pukul 09.00.
pasien sudah mematuhi untuk tidak mengkonsumsi makanan yang dilarang
oleh tenaga medis akibat kondisi asam urat yang dialami. Kebiasaan makan
pasien dari pagi hari – hingga malam tidak didapatkan makanan yang
mengandung tinggi purin seperti jeroan dan sebagainya. Pasien banyak
mengkonsumsi jenis sayuran daun pepaya, daun singkong yang kebanyakan
direbus oleh pasien untuk di konsumsi.
“Ya biasanya cuma jalan jalan ngelilingi rumah aja mbak kan katanya harus
sering dipake gerak..”(P1/12 juni 2019)
“ya tiap pagi jalan jalan pagi mbak sekitar 10-15 menitan gitu..”(P1/12 juni
2019)
“ngerebus banyu dipanci mbak terus tak taruh dikaleng tak bawa ke kamar
mandi terus tak seponi mbak, penak rasanya. pake banyu anget iku rasanya
penak agak berkurang kalo tak seponi banyu anget.”(P1/3 juni 2019)
“setelah habis periksa iku mbak ya sering saya seponi sama banyu anget
mbak, biasanya 2kali sehari, enak mbak kalau pas kerasa cekot cekot di
seponi sama banyu anget.”(P2/8 juni 2019)
“mbah kan orangnya gak bisa diam sih mbak pokoknya maunya gerak gitu
dia gak suak kalau cuma diam aja gak ngapa-ngapain, tiap hari ya senengnya
ngelilingi rumah mbak mondar mandir kan ya itungannya udah
olahraga.”(P2/4 juli 2019)
34
“ya minum obat yang dikasih dokternya rutin mbak, setiap obatnya habis beli
lagi di apotik setelah minum obat tu ya cekot-cekotnya berkurang biar pun
gak ilang total.”(P1/8 juni 2019)
“..minum obat terus yang dikasih sama dokter. Kurang lebih 3 sampai 5
bulan minum obat rutin, gak pernah putus mbak takut kambuh soalnya kalau
putus obatnya.”(P1/9 Juni 2019)
“..minum obat yang dikasih dokternya rutin mbak, setiap obatnya habis beli
lagi di apotik setelah minum obat tu ya cekot-cekotnya berkurang biar pun
gak ilang total”(P2/4 juli 2019)
“..coba minum itu lo mbak air rebusan daun suruhan yg kecil-kecil daune itu
lo mbak yang merambat biasanya. Nah saya coba ya minum air rebusannya ya
lumayan rutin tapi gak tentu mbak saya minumnya. Setelah nyoba minum
beberapa hari gitu lo mbak agak enteng mbak setelah minum air rebusannya
itu.”(P1/9 juni 2019)
“..saya minum air rebusan suruhan 1 kali mbak setiap sebelum tidur itu saya
minum.”(P1/11 juni 2019)
“Ya saya cuma rutin minum rebusan suruhannya itu aja mbak sampe
sekarang”(P1/13 juni 2019)
“..gak tau ya dia dapat info dari mana jadi dia konsumsi air rebusan suruhan
itu mbak kalau gak salah namanya. Daunya kecil kecil yang persis kayak
daun sirih. Dari info yag dia dapat katanya itu bisa buat ngobatin asam urat.
Minum itu dia mbak tiap hari setiap malam sebelum tidur ya dia konsumsi
itu.”(P2/5 juli 2019)
“..dia ya minum air rebusan itu terus mbak sampai sekarang..”(P2/8 juli 2019)
4.3 Pembahasan
1. Alasan Menangani Penyakit Akibat Nyeri
Menurut peneliti, pada saat kadar asam urat tinggi akan membuat
area yang terserang terasa panas pada area sekitar sendi karena panas pada
area tersebut sehingga menimbulkan rasa nyeri tiba-tiba yang sebelumnya
tidak pernah di alami. Partisipan juga merupakan seseorang yang memiliki
kegiatan aktifitas tinggi dalam artian lain pasien adalah tipe orang yang
tingkat gerak yang cukup banyak daripada orang seusianya walaupun bukan
melakukan aktivitas gerak yang tergolong berat, merasa nyeri tiba-tiba
seperti yang dirasakan saat terjadi serangan asam urat membuatnya cukup
tidak nyaman dan di dukung juga dengan jauhnya jarak kota partisipan
dengan anak-anak partisipan yang membuat partisipan juga termotivasi
untuk menghilangkan rasa nyeri yang membuat tidak nyaman agar tidak
menimbulkan keadaan kesehatan yang lebih buruk di kemudian hari. Hal ini
yang membuat partisipan segera mencari penanganan untuk merdakan
bahkan menghilangkan rasa sakit yang dirasakan seperti mengenjungi
fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan atas nyeri yang
dirasakan. Diangkatnya tema ini untuk mencari tau seberapa berat gambaran
nyeri yang di rasakan oleh partisipan saat serangan tingginya kadar asam
urat yang dirasakan sehingga partisipan berupaya untuk menurunkan kadar
asam urat yang di alami.
Hal ini sesuai dengan teori (Pameli, Halim, & Yustika, 2016),
kepatuhan digambarkan sebagai ketaatan seseorang dalam mengikuti arahan
dari tenaga medis. Dengan meminum obat yang telah di anjurkan oleh
tenaga medis secara rutin akan mempengruhi hasil kadar asam urat pada
pemeriksaan selanjutnya, hal ini juga dapat dilihat dari berkurangnya rasa
sakit yang dirasakan oleh penderita asam urat setelah meminum obat secara
rutin dan berkala.
alami karena bahan-bahan herbal terbukti dapat berkhasiat dengan baik serta
tidak memberi efek samping yang tidak terlalu besar pada pengguna terapi,
terapi herbal juga dianggap lebih mudah dilakukan oleh masyarakat karena
dianggap mudah mencari bahan serta dapat dilakukan sendiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Partisipan
Agar penderita serta keluarga dapat terus melaksanakan tindakan
dalam mengendalikan asam urat yang dideritanya, dengan selalu melakukan
pola makan yang baik, melakukan aktifitas seperti olahraga kecil, rutin
mengkonsumsi obat saat terjadi ke kambuhan serta tetap menggunakan obat-
obatan herbal dalam mengontrol kadar asam urat.
41
42
DAFTAR PUSTAKA
Mubin, H. (2010). pandua praktis kedaruratan penyakit dalam diagnosis & terapi.
jakarta: ECG.
Nurhayati. (2018). hubungan pola makan dengan terjadinya penyakit gout (asam
urat) di desa limran kelurahan pantoloan boya kecamatan taweli. jurnal
kesmas, vo.7.No.6.
Pameli, P., Halim, A., & Yustika, L. (2016). Tingkat kepatuhan penggunaan obat
pada pasien tuberkulosis du Rumah Sakit Mayjen H.A.Thalib Kabupaten
Kerinci. Jurnal Sains Farmasi & klinis, Vol.02.No.2.
pursriningsih, s. s., & panunggal, b. (2015). Hubungan Asupan Purin, Vitamin C
dan Aktifitas Fisik Terhadap Kadar Asam Urat Pada Remaja Laki-Laki.
Journal of Nutrition College, Volume 4, nomor 1, halaman 24-29.
Saraswati, S. (2014). diet sehat untuk penyakit asam urat, diabetes, hipertensi dan
stroke. yogyakarta: A PLUS BOOKS.
Saryono, & Anggraeni, M. D. (2011). metodologi penelitian kualitatif dalam
bidang kesehatan. yogyakarta: nuha medika.
Setianingrum, P. D., Kusumaningrum, I. D., & Rini, D. K. (2019). pemberian air
rebusan daun salam (syzygium poluanthum) terhadap penurunan kadar
asam urat pada penderita asam urat di dusun kadisoro desa gilangharjo
kecamatan pandak kabupaten bantul DIY tahun 2017. jurnal kesehatan,
ISSN 2620-7761.
Sitorus, E., Momuat, L., & Katja, D. G. (2013). Aktifitas Antioksidan Tumbuhan
Suruhan (pepromia pellucida [L,.] Kunth). jurnal ilmiah sains, Vol.13 No.2.
Sugiyono. (2015). metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Yatim, F. (2006). Penyakit Tulang dan Persendian (arthritis dan arthralgia).
jakarta: Pustaka Populer Obor.
45
1. Bagaimana asal mulanya ibu terkena asam urat?sudah berapa lama ibu
mengalami sakit asam urat?Ceritakan pengalaman ibu selama mengalami
asam urat?
2. Bagaimana pendapat ibu mengatasi asam urat ibu?ceritakan
3. Apakah ibu menjalani pengobatan lain selain pengobatan dari
dokter?mengkonsumsi obat herbal dan mengatur pola makan?
4. Bagaimana perasaan ibu setelah sekian lama tidak kambuh?ceritakan
50
PELAKSANAAN
P: “Assalammualaikum wr.wb, mbah perkenalkan nama saya Rizky Andarini
mahasiswa d3 keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang, kedatangan
saya disini ingin menanyakan beberapa hal mengenai asam urat mbah. Apakah
boleh?
P: “kita langsung saja nggeh mbah, sudah lama mbah punya asam urat?”
P : “kurang lebih 2 tahun nggeh, selama punya asam urat itu apa langsung terasa
nyeri atau awalnya bagaimana mbah?”
P1/3: “jadi waktu kena awale iku tiba-tiba cekot-cekot gini (memegang area
pergelangan tangan dan lutut) lo mba, rasanya cekot-cekot. Kalau malam juga
rasanya cekot-cekot lagi. Habis tidur ini (memegang pergelagan tangan dan
lutut) ya kerasa cekot cekot itu berhari-hari. Saya ya bertanya-tanya kenopo yo
aku iki kok nyeri (memegang area pergelangan tangan dan lutut) saya takut.
Habis gitu saya ngerebus banyu dipanci mbak terus tak taruh dikaleng tak bawa
ke kamar mandi terus tak seponi mbak, penak rasanya. pake banyu anget iku
rasanya penak agak berkurang kalo tak seponi banyu anget. Habis gitu lagi
tandang gae, lagi masak-masak kerasa cekot-cekot lagi. Itu timbulnya sekitar
sore. Terus karena gak tahan sama rasa cekot-cekotnya saya periksa mbak ke
dokter besuk harinya di puskesmas. Saya tanya sama dokter saya ini kenapa
kok cekot-cekot, terus kata dokternya karena memang sudah tua terus di cek
suruh cek gula, kolestrol, sama asam urat. Setelah hasile keluar kata dokternya
51
asam urat saya tinggi seingat saya sekitar 8 atau 7 gitu lo ya mbak, saya lupa
tapi kalau gak salah 8 mbak waktu itu asam urat saya. kalau gula sama kolestrol
saya gak ingat. Terus sama dokternya dikasih obat buat diminum katanya kalau
obatnya habis bisa beli di apotik.”
P1/4: “3 macem waktu itu mbak, saya lupa itu obatnya apa aja tapi kata dokter e
salah satunya obat asam urat mbak”
P : “terus mbah, setelah periksa ada larangan makanan gak dari dokternya?”
P1/5 : “sama dokternya disuruh jangan makan tape mbak, kan saya seneng tape.
Katanya disuruh ngehindari tape karena ada raginya, terus jeroan juga mba
gak boleh jare dokternya bisa bikin penyakit saya kambuh. pesan dokternya
jangan makan makanan yang golongane jeroan, ikan asin. Jadi sudah gak
pernah makan lagi mbak”
P1/6: “ya gimana ya mbak, ya gak gimana gimana seh cuma saya tiap hari seneng
mbak makan tape. Tape ketan tape singkong seneng saya mbak, kan
biasanya ada seh mbak yang jualan tape lewat lewat depan rumah biasanya
saya beli tiap pagi itu. Terus ya jeroan saya juga suka mbak tapi ya kadang
kadang.
P : “setelah sakit itu sudah gak pernah ya berarti mbah makan-makanan yang
dilarang?”
P1/7: “ya gak pernah wes mbak, selama gak puengen saya gak makan mbak biar
gak kambuh. Takut kambuh mbak, anak anak saya jauh soalnya kalau saya
sakit malah ngerepotin anak anak”
P : “nah setelah mbah kena asam urat itu mbah melakukan apa aja mbah biar
cekot cekotnya berkurang selain minum obat yang dikasih dokter?”
P1/8 : “ya setelah habis periksa iku mbak ya sering saya seponi sama banyu anget
mbak, biasanya 2kali sehari, enak mbak kalau pas kerasa cekot cekot di
52
seponi sama banyu anget. Terus ya minum obat yang dikasih dokternya rutin
mbak, setiap obatnya habis beli lagi di apotik setelah minum obat tu ya
cekot-cekotnya berkurang biar pun gak ilang total. Ya cucu saya itu
biasanya yg belikan. Habis itu ya gak tau wes an mbak makan tape saya
takut soalnya nanti kambuh lagi makan jeroan ya sudah gak pernah. padahal
ya seneng tapi ya dari pada kambuh mbak. Takut kambuh.”
P: “terus mbah pernah gak mbah minum obat herbal selama kena asam urat?”
P1/9: “nah gini mbak, jadi kan setelah kena asam urat itu ya saya minum obat terus
yang dikasih sama dokter. Kurang lebih 3 sampai 5 bulan minum obat rutin,
gak pernah putus mbak takut kambuh soalnya kalau putus obatnya. Tapi saya
ya sebener e takut mbak minum obat terus terusan. Takut ginjal saya gak kuat
kan sudah tua seh mbah. terus saya dikasih tau sama tetangga tetangga waktu
ke pasar, saya disuruh coba minum itu lo mbak air rebusan daun suruhan yg
kecil-kecil daune itu lo mbak yang merambat biasanya. Nah saya coba ya
minum air rebusannya ya lumayan rutin tapi gak tentu mbak saya minumnya.
Setelah nyoba minum beberapa hari gitu lo mbak agak enteng mbak setelah
minum air rebusannya itu. Cekot-cekot saya yang kadang masih suka timbul
sudah berkurang”
P: “setelah minum air rebusannya itu sempat cek lagi gak mbah asam uratnya?”
P1/10: “iya mbak sempet, kan saya juga punya darah tinggi ya saya juga ikut
posyandu yang buat orang-orang tua itu mbak yang biasanya diadakan di
depan rumah situ (menunjukkan arah rumah). katanya kalau mau cek ke
puskesmas. Saya cek ya gula, kolestrol, sama asam urat lagi di puskesmas,
terus katanya kolestrol saya baik, gula juga baik, terus asam urat juga turun
e mbak kata dokternya itu cucu saya mbak yang ngerti coba nanti samean
tanya aja. Cekot-cekot saya ya masih kadang muncul kadang gak”
P : “biasanya kalau minum air rebusan suruhnya itu berapa kali mbah sehari?”
P1/11: “ya gak tentu mbak, kan saya masih minum obat juga yang dari dokter tapi
obat yang rutin diminum. Jadi sehari saya minum obat 1 kali yang dari
53
dokter terus saya minum air rebusan suruhan 1 kali mbak setiap sebelum
tidur itu saya minum”
P1/12: “iya mbak, alhamdulillah wes jarang jarang. Malah sekarang udah gak
pernah ngerasa cekot cekot yang seperti waktu awal kena asam urat itu
mbak. Ya biasanya cuma jalan jalan ngelilingi rumah aja mbak kan katanya
harus sering dipake gerak, mau ikut senam kadang kadang ngos ngosan, ya
badan sudah tua mbak”
P: “jadi sampai sekarang apa masih mengkonsumsi obat sama minum air
rebusan suruhannya mbah?”
P1/13: “obatnya yg dari dokter jarang jarang wes an mbak minumnya, takut saya
mbak minum obat terus. Kalau keroso cekot cekot yang parah baru tak
minum. Ya saya cuma rutin minum rebusan suruhannya itu aja mbak sampe
sekarang. Soalnya dibadan juga enteng mbak.
P : “ jadi secara keseluruhan usahanya mbah biar gak kambuh lagi asam uratnya
apa aja mbah?’’
P1/14 : “ya itu mbak sudah gak tau makan tape lagi sama jeroan, makan tapi dikit
sekali, terus minum obat dari dokter itu rutin tapi tak jarang jarang mbak
sekarang kan minum air rebusan suruhan itu seh tiap malem, sama anu mbak
ya tak pake gerak mbak ya jalan jalan ngeresik i rumah biar badannya ya
gerak itungannya kan ya olahraga mbak”
P: “hmm gitu nggeh mbah, baik mbah kalau begitu terima kasih nggeh atas
informasinya. Maaf sudah mengganggu jenengan”
PELAKSANAAN
P2/2 : “kurang lebih 2 tahun mbak, orangnya sakit asam urat tu waktu awal kena
sekitar 2 tahun yang lalu”
P2/3: “gimana ya mbak, sebener e pola makan mbah tu gak aneh aneh. Paling ya
makannya tu sayur di kulup itu lo mbak. Terus orangnya juga gak begitu
seneng ikan, telur tu gak begitu seneng tapi kalau hati ayam, ampla tu dulu
masih mau makan mbak. Tapi senengnya beli tape mbak tiap hari ya tape
ketan atau tape singkong. Kan ada sih mbak orang lewat lewat tu lo yg jualan
tape. Tiap hari beli tape”
P2/4 : “ya kan awalnya tu dia ngeluh mbak setiap mau tidur kok bagian tangan
sama lututnya kalau gak salah tu rasanya cekot-cekot, terus kalau mau
kegiatan tu ya katanya masih sakit juga, mbah kan orangnya gak bisa diam
sih mbak pokoknya maunya gerak gitu dia gak suak kalau cuma diam aja
gak ngapa-ngapain, tiap hari ya senengnya ngelilingi rumah mbak mondar
mandir kan ya itungannya udah olahraga juga ya. Mungkin karena dia sudah
gak betah paling ya ngerasa cekot-cekot itu terus besoknya itu minta antar
saya ke puskesmas mbak, ya orangnya inisiatif sendiri mau ke puskesmas
55
bukan karena saya yg nyuruh. Ya saya anter kan terus di puskesmas di cek
darahnya kata dokternya buat ngecek gula, kolestrol, sama asam uratnya.
Seinget saya waktu itu asam uratnya tinggi mbak sekitar 8. Terus ya dikasih
obat itu sama dokternya obat allopurinol pertama kali dapat yang 100mg
mbak. Jadi ya minum obat yang dikasih dokternya rutin mbak, setiap
obatnya habis beli lagi di apotik setelah minum obat tu ya cekot-cekotnya
berkurang biar pun gak ilang total., tanpa disuruh gak betah sakit mbah itu
mbak alasannya takut ngerepotin anaknya kalau sakit, takut kambuh. Terus
sama dokternya dilarang makan tape lagi mbak sama hati ayam tu juga kata
dokternya gak boleh. Sama mbah itu mbak minum air putihnya saya rasa
kurang, soalnya dia kalau minum air putih terlalu banyak malah flu mbak
biarpun airnya udah direbus tetap flu”
P: “oh gitu. selain minum obat mbak, ada gak yg mungkin di lakukan mbah buat
asam uratnya?”
P2/5: “itu mbak, gak tau ya dia dapat info dari mana jadi dia konsumsi air rebusan
suruhan itu mbak kalau gak salah namanya. Daunya kecil kecil yang persis
kayak daun sirih. Dari info yag dia dapat katanya itu bisa buat ngobatin asam
urat. Minum itu dia mbak tiap hari setiap malam sebelum tidur ya dia
konsumsi itu. Jadi dia kan kalau minum obat tu pagi biasanya nah malamnya
minum yang rebusan suruhan itu. Dia mulai minum rebusan itu setelah
5bulanan minum obat dari dokter rutin setelah kena asam urat itu mbak.
Soalnya dia bilang dia takut kalau mau minum obat dari dokter terus, takut
ginjalnya gak kuat jadi cari alternatif lain. Padahal ya maksud saya minum
obat dari dokter aja gitu ya gak papa seh sebenernya.”
P : “itu minum air rebusannya terus terusan mbak?setelah minum air rebusan tadi
apa mbah masih minum obat dari dokter juga?”
P2/6: “nah kan waktu setelah minum air rebusan itu mbak minum obat dari
dokternya dia jarang jarangin. Jadi yang tiap hari diminum ya air rebusan
suruhan itu. Dia minum obat tu ya kalau pas lagi parah parahnya atau
mungkin gak betah sama cekot-cekotnya ya di minum itu obat dari dokter.
56
Dan setelah cek asam urat lagi turun sudah mbak asam uratnya 6,3mg/dl.
Nanti coba saya carikan hasil cek labnya.”
P : “terus mbak, selama sudah kena asam urat mbah sudah gak pernah makan
makanan pantangannya?”
P2/7: “Ya makan sih tapi cuma sekali kali dan itu sedikit banget. alhamdulillah
menghindari banget sudah dia mbak makan tape atau jeroan hati ampla itu.
setelah kena pertama kali 2 tahun yang lalu sampai sekarang ya gak penah
kambuh atau parah juga gitu lo mbak. Soalnya mbah itu gak betah sakit
mbak.”
P : “berarti dari awal kena asam urat 2 tahun lalu sampai sekarang asam uratnya
sudah mulai terkontrol mbak?”
P2/8: “alhamdulillah mbak iya, terakhir cek itu beberapa bulan yang lalu kata dokter
asam uratnya bagus. Mungkin ya cocok sama obatnya kan diminum rutin
terus ya dia menjaga makannya juga sama juga minum air rebusan itu. Dia
bilang kalau minum itu badannya juga jadi lebih enakan lebih enteng, ya udah
mulai jarang jarang juga ngeluh cekot-cekot di tangannya atau lutut. Jadi dia
ya minum air rebusan itu terus mbak sampai sekarang, cuma efek sampingnya
mbah jadi lebih sering buang air kecil mbak kalau minum air rebusan itu. Itu
kata si mbah sih.”
57
Lampiran 7.Dokumentasi