KTI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mata Kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi DIII Keperawatan Magelang
Oleh :
Rizka Mila Afrida
NIM. P1337420519012
Magelang,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia atau sering disebut lansia merupakan periode dimana
seseorang telah menunjukkan perubahan pada fungsi organ tubuh seiring
dengan berjalannya waktu karena akibat dari proses menua yang
berkepanjangan. Proses menua merupakan proses menurunnya kemampuan
jaringan tubuh untuk mempertahankan fungsi normalnya, hal ini dikarenakan
terjadi kemunduran fungsi organ tubuh pada lansia yang mengakibatkan
ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan daya tahan tubuhnya
sehingga tubuh lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan yang dapat
memicu timbulnya penyakit pada lansia (Friska et al., 2020). Menurut UU No.
13 tahun 1998, seseorang yang dikatakan sebagai lansia adalah mereka yang
usianya sudah mencapai 60 tahun atau lebih.
Dalam kurun waktu kurang lebih lima dekade (1971-2020), presentase laju
pertumbuhan penduduk lanjut usia di Indonesia mengalami peningkatan
hingga dua kali lipat yaitu menjadi 9,92% atau sekitar 26 juta jiwa. Pada tahun
2020 hampir mencapai separuh dari jumlah lansia di Indonesia yaitu sekitar
48,14% lansia mengalami masalah kesehatan, baik itu masalah fisik maupun
psikologisnya (Badan Pusat Statistik, 2020). Masalah kesehatan yang sering
terjadi pada lansia ini diakibatkan karena proses penuaan (degeneratif) yang
berpengaruh terhadap penurunan fungsi fisiologisnya dan perubahan pada
fisik. Pada lansia mengalami kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang
dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti peningkatan kadar
asam urat (Syahadat & Vera, 2020).
Asam urat merupakan hasil residu dari metabolisme zat purin yang berasal
dari makanan yang dikonsumsi, purin merupakan zat yang terkandung pada
bahan makanan yang bersumber dari makhluk hidup. Pada kondisi tubuh yang
normal, asam urat dikeluarkan bersama dengan urin dan kotoran, namun pada
kondisi ginjal yang tidak mampu mengeluarkan asam urat maka terjadi
kelebihan kadar asam urat di dalam tubuh dan akan terkumpul pada area
persendian yang memicu timbulnya rasa nyeri serta bengkak dan biasanya
dikontrol dengan mengonsumsi obat-obatan serta perubahan dalam diet
(Kementrian Kesehatan RI).
Menurut data Riskesdas 2018 pravelensi penyakit sendi di Indonesia
berdasarkan wawancara diagnosis dokter (7,3%). Pravelensi penyakit sendi
tertinggi berdasarkan diagnosis dokter pada usia >75 tahun (18,9%). Pada
pravelensi penyakit sendi berdasarkan usia, jenis kelamin perempuan lebih
tinggi (8,5%) daripada laki-laki (6,1%) (Riskesdas, 2018). Berdasarkan hasil
Riskesdas 2018 Jawa Tengah pravelensi kasus penyakit sendi di Jawa Tengah
6,78% dan kasus asam urat di Kota Magelang sebesar 5,05% kasus.
Keluarga mempunyai lima tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan yaitu mengenal masalah kesehatan keluarga, menentukan
tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, merawat keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan keluarga untuk
menjamin kesehatan keluarga dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
Riwayat dalam keluarga/faktor genetik merupakan salah satu penyebab
terhadap kejadian penyakit asam urat. Seseorang yang memiliki riwayat
keturunan dengan asam urat mempunyai risiko 1 sampai 2 kali lipat lebih
besar dibandingkan dengan penderita yang tidak memiliki riwayat
keturunan/genetik. Faktor genetik pada seseorang dengan asam urat biasanya
bermula dari gangguan metabolisme purin sehingga menyebabkan asam urat
dalam darah meningkat (jaliana,suhadi, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian oleh Sri Indrayani, dkk (2021) menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
makan dengan kejadian gout artritis. Masih banyak lansia yang kurang
pengetahuan tentang asam urat, penyebab asam urat dan perilaku yang tepat
untuk mencegah asam urat. Terdapat beberapa masyarakat yang menderita
asam urat namun masih mengonsumsi makanan tinggi purin dalam jumlah
yang berlebihan seperti daging, kacang-kacangan dan udang (Indrayani et al.,
2021).
Perlunya informasi mengenai asam urat, penyebab serta perilaku yang
tepat untuk mencegah asam urat pada lansia serta masih tingginya kasus asam
urat di Kota Magelang, penulis tertarik untuk mengangkat kasus dengan judul
“Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asam Urat di Wilayah Kerja
Puskesmas Magelang Tengah Kota Magelang Tahun 2021”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengelolaan asuhan keperawatan pada klien dengan asam urat?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada Tn. A di
wilayah kerja Puskesmas Magelang Tengah Kota Magelang
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu melakukan pengelolaan asuhan keperawatan
keluarga pada Tn. A di wilayah kerja Puskesmas Magelang Tengah Kota
Magelang.
a. Melakukan pengkajian yang meliputi biodata klien dan keluarga,
riwayat kesehatan klien dan keluarga, hasil data fokus dan
pemeriksaan penunjang
b. Menganalisa, menentukan diagnosa dan prioritas masalah yang muncul
pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita asam urat
c. Menentukan rencana tindakan keperawatan yang tepat pada masalah
keluarga dengan salah satu anggota menderita asam urat
d. Melakukan tindakan keperawatan yang tepat pada keluarga dengan
asam urat
e. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan
f. Menganalisa kesenjangan teori dan kasus yang ditemukan pada
pelayanan kesehatan terkait dengan asam urat
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran dan informasi
dalam bidang keperawatan keluarga tentang asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah asam urat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat menambah ilmu pengetahuan, pengalaman dan wawasan terkait
dengan asuhan keperawatan khususnya pada asuhan keperawatan
keluarga dengan asam urat. Maka, penulis dapat menerapkan ilmu
yang telah didapatkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan asam urat dengan tepat.
b. Bagi Institut Pendidikan
Menambah referensi dan panduan dalam pengelolaan asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah asam urat.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah asam urat dan masyarakat mengetahui upaya
untuk mencegah terjadinya kadar asam urat yang tinggi.