MAKALAH SEMINAR
Disusun Oleh :
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II di Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………...……………………………………………… ii
Daftar Isi………………….. ...………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN……….....………………………………………….. 1
A. Latar Belakang…….……………………………………………………. 1
B. Tujuan …..……………………………………………………………… 2
C. Metode ………………………………………………………………….. 2
D. Sistematika ……..…………………………………………………….... 3
BAB II KONSEP DASAR………………………………...…………...……… 4
A. Pengertian ……………………………………..……………………….. 4
B. Etiologi…………………........................................................................... 5
C. Patofisiologi … …………………………………………………………. 6
D. Manifestasi Klinis ………………………………………………………. 7
E. Komplikasi ……………………………………………………………... 7
F. Penatalaksanaan ………………………………………………………… 8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DIARE……….. 9
A. Pengkajian Fokus ……………………………………………………….. 9
B. Pathway Keperawatan ………………………………………………….. 13
C. Diagnosa Keperawatan ………………………………………………… 14
D. Intervensi dan Rasional ………………………………………………… 14
BAB IV PENUTUP …………….……………………………………………... 18
A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 18
B. Saran …………………………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia merupakan kelompok usia dengan jumlah yang banyak didunia
terutama di Asia dan negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan data
Kementrian Kesehatan RI (2013), 50% dari seluruh lansia di dunia terdapat di
Asia dan jumlah lansia yang meningkat di negara berkembang seperti Indonesia
lebih tinggi dari negara maju. Pada tahun 2010-2035, di Indonesia, jumlah lansia
akan mengalami peningkatan (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Data-data
tersebut menunjukan bahwa kesehatan lansia masih dapat dipertahankan
sehingga lansia memiliki usia hidup yang lebih panjang.
Di seluruh dunia, sekitar 2,5 juta kasus kematian karena diare per tahun. Di
Amerika Serikat, diare terkait mortalitas tinggi pada lanjut usia. Satu studi data
mortalitas nasional melaporkan lebih dari 28.000 kematian akibat diare dalam
waktu 9 tahun, 51% kematian terjadi pada lanjut usia. Selain itu, diare masih
merupakan penyebab kematian anak di seluruh dunia, meskipun tatalaksana
sudah maju. (Amin, L,Z, 2015). Di Indonesia temuan kasus diare yang dapat
ditangani sekitar total 60% , sedangkan berdasarkan perhitung an secara per
provinsi, Provinsi Jawa Tengah hanya mampu menangani 45% dari temuan
1
kasus diare (Pusdatin, 2018). Pravelensi diare menurut umur diare tersebar di
semua kelompok umur dengan pravelensi tertinggi terdeteksi pada anak balita
(1-4) tahun yaitu 16,7%, dan lansia (>75) tahun menempati posisi urutan ketiga
yaitu 10,4%. (Kementrian Kesehatan, 2013)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada lansia dengan
masalah sistem pencernaan Diare.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep lansia dan diare pada lansia
b. Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi diare pada lansia
c. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi diare pada lansia
d. Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinik diare bagi lansia
e. Mahasiswa dapat menjelaskan penatalaksanaan untuk lansia dengan
diare
f. Mahasiswa dapat menjelaskan pathways keperawatan dari diare
g. Mahasiswa dapat menjelaskan diagnosa keperawatan lansia dengan
diare
h. Mahasiswa dapat menjelaskan fokus intervensi dan rasional dari
diagnosa keperawatan
3. Metode Penulisan
Pada penulisan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gangguan
Pencernaan (Diare) pada Lansia” ini, menggunakan metode studi pustaka
2
sebagai penunjang dan acuan dalam memberikan asuhan keperawatan. studi
pustaka meliputi :
1. Mata kuliah yang berhubungan dengan masalah keperawatan yang akan
dibahas dalam rangka mendapatkan gambaran yang bersifat teoritis.
2. Bahan pustaka dari berbagai sumber pada buku maupun buku elektronik
yang bersangkutan dengan judul tersebut.
4. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan meliputi Latar Belakang Masalah, Tujuan Penulisan,
Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.
Bab II Konsep Dasar meliputi Pengertian, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi
Klinik, Penatalaksanaan
Bab III Pengkajian Fokus, Pathways Keperawatan, Diagnosa Keperawatan
dan Fokus Intervensi dan Rasional.
Bab IV Penutup meliputi Kesimpulan dan Saran.
Daftar Pustaka
3
BAB II
KONSEP DASAR
4
Perubahan normal terkait usia Implikasi klinis
Rongga Mulut
a. Hilangnya tulang peritoneum a. Tanggalnya gigi
dan peridontal b. Kesulitan dalam
b. Retraksi dari struktur rasa. mempertahankan pelekatan
c. Hilangnya kuncup rasa. gigi palsu yang pas
c. Perubahan sensasi rasa.
d. Peningkatan penggunaan
garam
Esophagus, lambung, usus
a. Dilatasi esophagus a. Peningkatan resiko aspirasi
b. Kehilangan tonus sfingter b. Perlambatan mencerna
jantung makanan
c. Penurunan refleks muntah c. Penurunan absorpsi obat-
d. Atrofi mukosa lambung obatan, zat besi, kalsium,
e. Penurunan motilitas lambung vitamin B12
d. Konstipasi sering terjadi
(Stanley, Mickey, 2007)
3. Definisi Diare
Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan
feses tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih
dari 3 kali dalam 24 jam (Amin, L,Z, 2015).
Diare adalah defekasi yang meningkat dalam frekuensi, lebih cair,
dan sulit untuk dikendalikan. (Stanley, Mickey, 2007)
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan Diare merupakan suatu
keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya,
ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari
3 kali sehari.
5
Menurut Stanley,M (2007) Infeksi bakteri dan virus, impaksi fekal,
pemberian makanan melalui slang, dan diet yang berlebihan (terutama pisang)
dapat menyebabkan diare akut pada lansia. Sedangkan diare kronis pada lansia
dapat disebabkan oleh malabsorpsi, penyakit diventrikular, gangguan inflamasi
usus, atau obat-obatan, terutama antacid, antibiotic, antidisritmia, dan
antihipertensi.
Penyakit sistemik seperti tirotoksikosis, penyakit hati, neuropati diabetic,
dan uremia dapat menyebabkan diare. Penyakit iskemi di antara lansia,
terutama mereka dengan masalah jantung, dapat mengarah pada colitis iskemik
dengan diare. Prosedur pembedahan, seperti gastrektomi dan gangguan
psikogenik juga dapat menyebabkan diare.
6
D. Manifestasi Klinik Diare bagi Lansia
Tanda dan gejala yang timbul:
1. Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering
2. Muntah (umumnya tidak lama)
3. Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
4. Kram abdomen, tenesmus
5. Membrane mukosa kering
6. Mual, muntah
7. Tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas menurun), ubun-
ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering.
8. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin
9. Malaise
(Suriadi, 2001)
7
Krim pelembab protektif dapat memberikan perlindungan terhadap keasaman
enzim digestif.
Identifikasi penyebab diare, selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang
terarah. Peningkatan hemoglobin dan hematokrit, seperti juga perubahan kadar
kalium dan natrium serum, dapat terjadi. Pada awalnya, perawat memeriksa
pasien untuk mengetahui adanya impaksi fekal. Penghitungan banyaknya feses
dan pengukuran asupan dan haluaran yang akurat perlu dicatat.
(Stanley,M 2007).
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DIARE
9
c. Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri,
d. Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran,
e. Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK,
f. Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lansia,
6. Data Pemeriksaan Fisik
Pemeriksanaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan
auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh.
a. Pengkajian sistem persyarafan: kesimetrisan raut wajah, tingkat
kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak, kebanyakan
mempunyai daya ingatan menurun atau melemah,
b. Mata: pergerakan mata, kejelasan melihat, dan ada tidaknya katarak.
Pupil: kesamaan, dilatasi, ketajaman penglihatan menurun karena
proses pemenuaan,
c. Ketajaman pendengaran: apakah menggunakan alat bantu dengar,
tinnitus, serumen telinga bagian luar, kalau ada serumen jangan di
bersihkan, apakah ada rasa sakit atau nyeri ditelinga.
d. Sistem kardiovaskuler: sirkulasi perifer (warna, kehangatan),
auskultasi denyut nadi apical, periksa adanya pembengkakan vena
jugularis, apakah ada keluhan pusing, edema.
e. Sistem gastrointestinal: status gizi (pemasukan diet, anoreksia, mual,
muntah, kesulitan mengunyah dan menelan), keadaan gigi, rahang dan
rongga mulut, auskultasi bising usus, palpasi apakah perut kembung
ada pelebaran kolon, apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan
inkontinensia alvi.
f. Sistem genitourinarius: warna dan bau urine, distensi kandung kemih,
inkontinensia (tidak dapat menahan buang air kecil), frekuensi,
tekanan, desakan, pemasukan dan pengeluaran cairan. Rasa sakit saat
buang air kecil, kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks,
adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual.
g. Sistem kulit/integumen: kulit (temperatur, tingkat kelembaban),
keutuhan luka, luka terbuka, robekan, perubahan pigmen, adanya
10
jaringan parut, keadaan kuku, keadaan rambut, apakah ada
gangguan-gangguan umum.
h. Sistem muskuloskeletal: kaku sendi, pengecilan otot, mengecilnya
tendon, gerakan sendi yang tidak adekuat, bergerak dengan atau tanpa
bantuan/peralatan, keterbatasan gerak, kekuatan otot, kemampuan
melangkah atau berjalan, kelumpuhan dan bungkuk.
7. Data Perubahan Psikologis
Data yang dikaji: Bagaimana sikap lansia terhadap proses penuaan,
Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak, Apakah optimis dalam
memandang suatu kehidupan, Bagaimana mengatasi stres yang di alami,
Apakah mudah dalam menyesuaikan diri, Apakah lansia sering mengalami
kegagalan, Apakah harapan pada saat ini dan akan datang, Perlu di kaji
juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam perasaan,
orientasi, dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
8. Data Perubahan Sosial Ekonomi
Data yang dikaji: Darimana sumber keuangan lansia, Apa saja
kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang, Dengan siapa dia tinggal,
Kegiatan organisasi apa yang diikuti lansia, Bagaimana pandangan lansia
terhadap lingkungannya, Seberapa sering lansia berhubungan dengan
orang lain di luar rumah, Siapa saja yang bisa mengunjungi, Seberapa
besar ketergantungannya, Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan
dengan fasilitas yang ada.
9. Data Perubahan Spiritual
Data yang perlu dikaji: Apakah secara teratur melakukan ibadah
sesuai dengan keyakinan agamanya, Apakah secara teratur mengikuti atau
terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya pengajian dan
penyantunan anak yatim atau fakir miskin. Bagaimana cara lansia
menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa, Apakah lansia terlihat
tabah dan tawakal.
10. Pengkajian Khusus Pada Lansia: Pengkajian Status Fungsional,
Pengkajian Status Kognitif
11
a. Pengkajian Status Fungsional dengan pemeriksaan Index Katz
b. Pengkajian status kognitif
1) SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionaire) adalah
penilaian fungsi intelektual lansia.
2) MMSE (Mini Mental State Exam): menguji aspek kognitif dari
fungsi mental, orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi,
mengingat kembali dan bahasa
11. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang menurut Mansjoer (2013):
a. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula
juga ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman
penyebab dan uji retensi terhadap berbagai antibiotik.
b. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD),
elektrolit ( terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai
kejang ).
c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal
ginjal.
d. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.
12
B. Pathways Keperawatan Diare
Berkembang Tekanan
di usus osmotik ↑
SSP produksi hormon adrenalin ↑
Kemerahan dan
Frekuensi BAB ↑ eleskrosi kulit Distensi Abdomen
sesak
Dehidrasi Fisik Lemah
Gangguan Pertukaran
Gas
Resiko Resiko
Ketidakseimbangan Hipovolemia
Cairan
Risiko Gangguan
Jatuh Mobilitas
Fisik
13
C. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan, psikologis
2. Resiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan kehilangan
sekunder akibat diare
3. Nyeri Akut berhubungan dengan kram abdomen sekunder (hiperperistaltik
usus)
4. Defisit Nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya absorbsi usus
terhadap zat gizi, mual / muntah
5. Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap
dehidrasi
6. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya defekasi, iritasi
mukosa usus.
(Wulandari, 2016, dan SDKI, 2017)
14
d. mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap, tawarkan
minuman jernih tiap jam hindari minuman dingian
Rasional : memberikan istirahat kolon dengan menghilangkan atau
menurunkan rangsang makanan atau minuman. Makan kembali secara
bertahap mencegah terjadinya kram dan diare berulang
e. kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi misal : antikolinergik
rasional : menurunkan mortilitas atau peristaltik usus dan
menunjukkan sekresi degestif untuk menghilangkan kram dan diare
15
Rasional: untuk menentukan tindakan dalam mengatur nyeri
b. Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang paling
nyaman
Rasional: posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri
c. Beri kompres hangat diperut
Rasional: untuk mengurangi perasaan keras di perut
d. Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgetik
Rasional: untuk memblok syaraf yang menimbulkan nyeri.
16
5. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder
terhadap dehidrasi
Tujuan : mempertahankan norma termia
KH: suhu dalam batas normal 36,2 – 37,60C
Intervensi :
a. Monitor suhu dan tanda vital
Rasional: untuk mengetahui vitalsign klien
b. Monitor intake dan output cairan
Rasional: untuk mengetahui balance
c. Beri kompres
Rasional: supaya terjadi pertukaran suhu, sehingga suhu dapat turun
d. Anjurkan untuk minum banyak
Rasional: untuk mengganti cairan yang hilang
e. Colaborasi pemberian obat penurun panas sesuai indikasi
Rasional: untuk menurunkan panas.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah asuhan keperawatan diatas dapat disimpulkan:
1. Diare adalah defekasi yang meningkat dalam frekuensi, lebih cair, dan
sulit untuk dikendalikan. Infeksi bakteri dan virus, impaksi fekal,
pemberian makan melalui slang, dan diet yang berlebihan (terutama
pisang) dapat menyebabkan diare akut pada lansia, diare kronis dapat
disebabkan oleh malabsorpsi, penyakit diventrikular, gangguan inflamasi
usus, atau obat-obatan serta penyakit sistemik.
2. Manifestasi diare berupa Kelemahan, Diare lunak s/d cair, Anoreksia
mual dan muntah, Tidak toleran terhadap diit, Perut mulas s/d nyeri
(nyeri pada kuadran kanan bawah, abdomen tengah bawah), Haus,
kencing menurun, Nadi mkeningkat, tekanan darah turun, respirasi rate
turun cepat dan dalam (kompensasi ascidosis).
3. Diare pada lansia dapat menyebabkan komplikasi berupa hipovolemia,
dehidrasi serta akibat gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
lainnya
4. Fokus utama penatalaksanaan keperawatan adalah untuk
mempertahankan nutrisi yang adekuat dan keseimbangan elektrolit serta
untuk mencegah kerusakan kulit.
5. Diagnosa keperawatan yang dapat diambil yaitu; Gangguan eliminasi
BAB : diare; Defisit volume cairan dan elektrolit; Gangguan rasa nyaman
nyeri; Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan; Hipertermi; Perubahan
integritas kulit.
18
B. Saran
Perawat harus lebih memperhatikan pasien, dalam memberikan asuhan
keperawatan hendaknya harus sesuai standar yang berlaku dan meningkatkan
kerja sama dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya . Diharapkan
setelah memahami konsep asuhan keperawatan ini mahasiswa mendapat bekal
dalam memberi asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan diare yang
sesuai standar.
19
DAFTAR PUSTAKA
Amin, L,Z. 2015. Tatalaksana Diare Akut. Jurnal. Vol 42. No. 7. Fakultas
Kedokteran. Universitas Indonesia. Di unduh pada tanggal 5
september 2018 jam 20.30 wib. Di
http://www.kalbemed.com/Portals/6/08_230CMETatalaksana%20
Diare%20Akut.pdf
Aesculapius
Pusat Data dan Informasi. 2018. Profil Kesehatan Indonesia. Di unduh pada
Suriadi, Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada penyakit Dalam. Edisi 1.
Stanley, M.2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih bahasa, Nety Juniarti,
Sari Kurnianingsih ; editor edisi bahasa Indonesia, Eny Meiliya,
Monica Ester. Ed 2. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.