Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP LANJUT USIA

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Gerontik


Dosen Pengampu: Ns. Sigit Priyanto, M. Kep

Disusun oleh:
Dwi Istutik (NPM. 19.0603.0032)
Islamiyah (NPM. 19.0603.0033)
Rafika Rahmawati (NPM. 19.0603.0034)
Sri Ratnani K (NPM. 19.0603.0035)
Ani Yuliati (NPM. 19.0603.0049)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2021

i
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………….i
Daftar isi…………………………………………………………………...ii
Kata pengantar……………………………………………………………..iii
Bab 1……………………………………………………………………….1
Bab 2……………………………………………………………………….3
Bab 3……………………………………………………………………… 13
Daftar pustaka………………………………………………………………14

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan segala rahmat dan karunianya sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah tentang “Konsep Lanjut Usia” ini. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas kelompok Keperawatan Gerontik. Di samping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
selama pembuatan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan tentunya bermanfaat untuk kami. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam proses pembuatan makalah ini,
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan makalah
selanjutnya.

Magelang, April 2021

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Lanjut usia menurut UU No 13 Tahun 1998 adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas (Kholifah, 2016). Penduduk lanjut usia semakin
lama semakin meningkat sebanding dengan kemajuan di bidang kesehatan, dan
angka kematian lanjut usia semakin turun. Dari tahun 1971 sampai dengan
tahun 2020 terjadi peningkatan presentase lansia yaitu menjadi 9,92% atau
sekitar 26 jutaan, dimana lansia perempuan lebih banyak sekitar 1% dibanding
lansia laki-laki (BPS, 2020).
Lansia merupakan bagian dari masyarakat yang perlu diperhatikan , dari
segala aspek kehidupan mereka, terutama di bidang kesehatan. Karena semakin
usia bertambah, lansia semakin banyak yang dikeluhkan terkait masalah
kesehatan. Beberapa penyakit akan muncul di usia lanjut mereka. Keluhan
yang dirasakan lansia baik yang mengganggu aktivitas mereka atau tidak,
sangatlah memerlukan suatu tindakan pengobatan. Beberapa tindakan
dilakukan lansia untuk mengurangi bahkan mengatasi permasalahan kesehatan
mereka, baik mereka obati sendiri, berobat jalan, atau melakukan kedua-
duanya.
Sebagian besar lansia di Indonesia telah mempunyai respon aktif terhadap
keluhan kesehatan yang mereka alami. Dalam melakukan asuhan keperawatan,
sudah menjadi kewajiban bagi tenaga kesehatan terutama perawat untuk
melakukan pembaharuan ilmu terkait perawatan pada usia lanjut. Oleh karena
itu, makalah ini disusun agar bisa menjadi referensi bagi rekan-rekan perawat
dalam mempelajari konsep dasar lansia demi tercapainya asuhan keperawatan
usia lanjut yang berkualitas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan lanjut usia (lansia)?
2. Bagaimana karakteristik lansia?
3. Apa saja factor yang mempengaruhi kesehatan lansia?

1
2

4. Apa saja tipologi lansia?


5. Bagaimana perubahan fisik, psikologis, mental dan spiritual pada
lansia?

C. TUJUAN
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka makalah ini disusun untuk
mengetahui:
1. Pengertian lanjut usia (lansia)
2. Karakteristik lansia
3. Faktor yang mempengaruhi kesehatan lansia
4. Tipologi lansia
5. Perubahan fisik, psikologis, mental dan spiritual lansia.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LANSIA
Menurut UU Nomor 13 Tahun 1998, lanjt usia adalah penduduk yang
berusia 60 tahun ke atas. Elizabeth B Hurlock dalam (Annisa & Ifdil, 2016)
menjabrakan bahwa usia lanjut adalah periode akhir dari perjalanan hidup
manusia, yakni periode dimana manusia telah melewati masa produktif. Menua
bukan lah suatu penyakit, akan tetapi suatu proses yang beragsur-angsur
menjadikan perubahan yang kumulatif, yaitu proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Sedangkan menurut Farhand dalam (Annisa & Ifdil, 2016), proses
menua adalah proses alami yang disertai penurunan kondisi secara fisik,
psikologis, maupun sosial yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
dimana kondisi seperti itu akan berpotensi memunculkan problem kesehatan
pada lansia.

B. KARAKTERISTIK LANSIA
1) Batasan Lansia
a. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah:
1) Usia lanjut (elderly) antar usia 60-74 tahun
2) Usia tua (old) antar usia 75-90 tahun
3) Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun
b. Depkes RI (2005) menjelaskan batasan lansia dibagi menjadi 3
kategori:
1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun
2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas
4

3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60


tahun ke atas dengan masalah kesehatan
4) Ciri-ciri Lansia
a. Lansia merupakan periode kemunduran
Kemunduran lansia sebagian dating dari factor fisik dan factor
psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia.
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap social yang tidak
menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang
kurang baik, misalnya lansia yang lebih senang mempertahankan
pendapatnya maka sikap social di masyarakat menjadi negative,
tetapi ada juga lansia yang mempuyai tenggang rasa kepada orang
lain sehingga sikap social masyarakat menjadi posotif.
c. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran dilakukan karena lansia meulai mengalami
kemunduran dalam segala hal, perubahan peran ini sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuakn yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk (Kholifah, 2016).
5) Karakteristik Lansia
a. Jenis kelamin
Lansia lebih didominasi oleh jenis kelamin perempuan, yang artinya
bahwa ini menunjukkan harapan hidup yang paling tinggi adalah
perempuan.
b. Status perkawinan
Penduduk lansia dilihat dari status perkawinannya sebagian besar
berstatus kawin 60% dan cerai mati 37%
5

c. Living arrangement
Misalnya keadaan pasangan, tinggal sendiri atau bersama istri, anak
atau keluarga lainnya. Angka beban tanggungan adalah angka yang
menunjukkan prbandigan banyaknya orang tidak produktif (umur
<15 tahun dan >65 tahun) dengan orang berusia produktif (umur 15-
64 tahun). Angka tersebut menunjukkan besarnya beban ekonomi
yang harus ditanggung penduduk usia produktif untuk membiayai
penduduk usia nonproduktif.
d. Kondisi kesehatan
Angka kesakitan merupakan salah satu indicator yang digunakan
untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Angka kesakitan bisa
menjadi idikator kesehatan negative artinya semakin rendah angka
kesakitan menunjukkan derajat kesakitan penduduk yang semakin
baik.
e. Lanjut usia sehat berkualitas mengacu pada konsep active ageing
WHO yaitu proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, social dan
mental sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan tetap
berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup sebagai
anggota masyarakat (Pusdatin, 2016).
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN LANSIA
Faktor yang mempengaruhi ketuaan adalah :
1. Hereditas atau ketuaan genetic
2. Nutrisi atau makanan
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Stress
6. Lingkungan.
D. TIPOLOGI LANSIA
Literatur lama:
Serat werdatama (mangku negoro IV)
1. Wong sepuh
6

Orang tua yang sepi dari hawa nafsu,mampu membedakan baik dan
buruk dan palsu
2. Tua sepuh
Orang tua yang kosong tidak tahu rasa,bicara muluk muluk,tigkah
lakunya dibuat-buat,berlebihan dan memalukan.

Serat kalatida (Ronggo warsito)

1. Orang yang berbudi sentosa


Orang tua yang meskipun diridhoi tuhan dengan rezeki,tapi tetap
berusaha disertai ingat dan waspada
2. Orang yang lemah
Orang tua yang putus asa,sebaiknya menjauhkan diri dari keduniawian
supaya mendapat kasih sayang dari tuhan

Di zaman sekarang atau zaman pembangunan, dijumpai banyak


bermacam-macam tipe lanjut usia, antara lain :

1. Tipe Arif bijaksana


Kaya dengan hikmah pengalaman.menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman,mempunyai kesibukan,ramah,rendah
hati,sederhana.dermawan,memenuhi undangan,dan menjadi panutan
2. Tipe Mandiri
Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan
baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta
memenuhi undangan.
3. Tipe tidak Puas
Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan
kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmaniah, kehilangan
kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar , mudah
tersinggung, menuntut sulit dilayani dan pengkritik.
4. Tipe Pasrah
7

Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap


dating terang, emgikuti kegiatan beribadah, ringan kaki, pekerjaan apa
saja dilakukan.
5. Tipe Bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder,
menyesal, pasif, acuh tak acuh.

Orang lanjut usia dapat pula dikelompokan dalam beberapa tipe yang
tergatung kepada karakter, pengalaman kehidupannya, lingkungan, kondisi
fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe ini, antara lain :

1. Tipe optimis

2. Tipe kontruktif

3. Tipe ketergantungan (dependent)

4. Tipe defensif

5. Tipe militan dan serius

6. Tipe marah/ frustasi (the angry man)

7. Tipe putus asa ; (benci pada diri sendiri) = self heating man

Menurut kemampuannya dalam berdiri sendiri para lanjut usia dapat


digolongkan dalam kelompok-kelompok sebagai berikut :

1. Lanjut usia mandiri sepenuhnya

2. Lanjut usia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya

3. Lanjut usia mandiri dengan bantuan tidak langsung

4. Lanjut usia dibantu oleh Badan Sosial

5. Lanjut usia Panti Sosial Tresna Werda

6. Lanjut usia yang dirawat di Rumah Sakit

7. Lanjut usia yang menderita gangguan mental.


8

E. PERUBAHAN FISIK, PSIKOLOGIS, MENTAL DAN SPIRITUAL


LANSIA.
Perubahan –perubahan yang terjadi pada lansia.
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara
degenerative yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri
manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial
dan sexual (Azizah dan Lilik M, 2011, 2011).
1. Perubahan Fisik
1) Sistem Indra
Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran)
oleh karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi,
suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada
usia diatas 60 tahun.
2) Sistem Intergumen
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan
berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan
berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan
glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit
dikenal dengan liver spot.
3) Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia: Jaaringan
penghubung (kolagen dan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi..
Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago
dan jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan
yang tidak teratur. Kartilago: jaringan kartilago pada persendian
menjadi lunak dan mengalami granulasi, sehingga permukaan sendi
menjadi rata. Kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan
degenerasi yang terjadi cenderung kearah progresif, konsekuensinya
kartilago pada persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan.
Tulang: berkurangnya kepadatan tulang setelah diamati adalah
9

bagian dari penuaan fisiologi, sehingga akan mengakibatkan


osteoporosis dan lebih lanjut akan mengakibatkan nyeri,
deformitas dan fraktur. Otot: perubahan struktur otot pada penuaan
sangat bervariasi, penurunan jumlah dan ukuran serabut otot,
peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak pada otot
mengakibatkan efek negatif. Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar
sendi seperti tendon, ligament dan fasia mengalami penuaan
elastisitas.
4) Sistem kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada lansia adalah massa
jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertropi sehingga
peregangan jantung berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan
jaringan ikat. Perubahan ini disebabkan oleh penumpukan lipofusin,
klasifikasi SA Node dan jaringan konduksi berubah menjadi
jaringan ikat.
5) Sistem respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas
total paru tetap tetapi volume cadangan paru bertambah untuk
mengkompensasi kenaikan ruang paru, udara yang mengalir ke paru
berkurang. Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak
mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan
peregangan toraks berkurang.
6) Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan
produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata karena kehilangan
gigi, indra pengecap menurun, rasa lapar menurun (kepekaan rasa
lapar menurun), liver (hati) makin mengecil dan menurunnya
tempat penyimpanan, dan berkurangnya aliran darah.
7) Sistem perkemihan
10

Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak


fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi,
ekskresi, dan reabsorpsi oleh ginjal.
8) Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi
yang progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami
penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktifitas
sehari-hari.
9) Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya
ovary dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis
masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya
penurunan secara berangsur-angsur.
2. Perubahan Kognitif
1) Memory (Daya ingat, Ingatan)
2) IQ (Intellegent Quotient)
3) Kemampuan Belajar (Learning)
4) Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6) Pengambilan Keputusan (Decision Making)
7) Kebijaksanaan (Wisdom)
8) Kinerja (Performance)
9) Motivasi
3. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
1) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
11

7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.


8) Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan
teman dan famili.
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri.
4. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.
Lansia semakin matang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari-hari.
5. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti
menderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan
sensorik terutama pendengaran.
2) Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan
kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh
pada lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik
dan kesehatan.
3) Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu
diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi
suatu episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres
lingkungan dan menurunnya kemampuan adaptasi.
4) Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas
umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif
kompulsif, gangguangangguan tersebut merupakan kelanjutan dari
dewasa muda dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit
12

medis, depresi, efek samping obat, atau gejala penghentian


mendadak dari suatu obat.
5) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham
(curiga), lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-
barangnya atau berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia
yang terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.
6) Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku
sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia
bermain-main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang
dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut
dapat terulang kembali.
13
14

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Sedangkan menurut Farhand dalam (Annisa & Ifdil,
2016), proses menua adalah proses alami yang disertai penurunan kondisi
secara fisik, psikologis, maupun sosial yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, dimana kondisi seperti itu akan berpotensi
memunculkan problem kesehatan pada lansia.
Lansia merupakan bagian dari masyarakat yang perlu diperhatikan , dari
segala aspek kehidupan mereka, terutama di bidang kesehatan. Karena
semakin usia bertambah, lansia semakin banyak yang dikeluhkan terkait
masalah kesehatan. Beberapa penyakit akan muncul di usia lanjut mereka.
Keluhan yang dirasakan lansia baik yang mengganggu aktivitas mereka
atau tidak, sangatlah memerlukan suatu tindakan pengobatan. Beberapa
tindakan dilakukan lansia untuk mengurangi bahkan mengatasi
permasalahan kesehatan mereka, baik mereka obati sendiri, berobat jalan,
atau melakukan kedua-duanya.
Oleh sebab itu kita perlu memahami dan mengerti tentang perawatan
terhadap lansia agar lansia mendapatkan perawatan yang baik dan dapat
menik ati hidup sebagai lansia.
B. SARAN
Sebagai genarasi muda dan penerus bangsa, sebaiknya kita perlu menjaga
kesehatan lansia agar tercipta lansia yang sehat dan produktif bagi bangsa.
15

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia
(Lansia). Konselor, 5(2), 93. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00

BPS. (2020). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2020. Badan Pusat Statistik.

Kholifah, S. N. (2016). Keperawatan Gerontik. Kemenkes RI.

Pusdatin. (2016). Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. Kemenkes RI.

http://titisanyessty.blogspot.com/2012/06/makalah-tipologi-dan-tujuan-
perawatan.html

Anda mungkin juga menyukai