Anda di halaman 1dari 34

Ns. Kartika wijayanti, M.

Kep
Identifikasi Mikrobiologi
Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pengecatan
yang dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk
kepentingan identifikasi mikroorganisme. 
Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan
sifatnya yang khas terhadap pengecatan tertentu
(pengecatan Gram) dapat digunakan untuk identifikasi
awal. 
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat dan biaya
murah serta, dalam kasus tertentu, dapat membantu dokter
untuk memulai terapi suatu penyakit tanpa menunggu hasil
kultur.
Metode pengecatan tersebut pertama kali
ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884. 
Dengan metode pengecatan Gram, bakteri dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram
positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau
sifat bakteri terhadap cat tersebut. 
Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh
komposisi dinding selnya. 
Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak
mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp.
PERSIAPAN
 
Sebelum dilakukan pengecatan Gram, tentu harus
disiapkan bahan (spesimen) yang akan diperiksa. 
Bahan yang akan diperiksa, dapat berasal dari : 1)
langsung dari penderita dapat berupa sputum (dahak),
pus (nanah), discharge telinga, discharge hidung, urin
dan cairan serebrospinal.
Spesimen yang akan dicat, sebelumnya dibuat sediaan
atau preparat (smear) terlebih dulu.  Pengertian
preparat adalah sampel spesimen yang diletakkan atau
dioleskan pada permukaan gelas obyek (object glass)
atau slides, dengan atau tanpa pewarnaan, yang
selanjutnya dapat diamati di bawah mikroskop.
 Pembuatan preparat
Alat dan bahan yang diperlukan adalah :
Ose atau kapas lidi steril
Gelas obyek
Lampu spiritus
Bahan
Bahan  yang akan diperiksa
Cara pemeriksaan
1. Bahan langsung dari penderita
Bahan disentrifuge terlebih dulu, kemudian endapannya
dibuat preparat. Bahan yang berupa endapan (pellet)
hasil sentrifuge tersebut diambil dengan ose steril atau
kapas lidi steril kemudian digoreskan pada gelas obyek
setipis mungkin.  Panaskan gelas obyek di atas nyala api
lampu spiritus sambil diayunkan secukupnya (jarak
preparat sampai nyala api kira-kira 20 cm), sampai
preparat tersebut kering.  Setelah kering, teteskan
formalin 1 % tunggu selama 5 menit dan keringkan sekali
lagi.  Setelah betul-betul kering, preparat siap dicat.
2. Bahan dari biakan cair
 Ambil gelas obyek yang bersih dan steril, bebaskan
dari lemak dengan memanaskan di atas nyala api
spiritus.  Ambil kuman dari biakan cair (yang
sebelumnya telah diaduk secara steril) dengan
menggunakan ose steril, ratakan pada gelas obyek
sehingga membentuk diameter kira-kira 1-2 cm.
Preparat yang sudah dibuat kemudian dikeringkan
dan ditetesi formalin dengan cara seperti pembuatan
preparat langsung.
Bahan dari media pertumbuhan padat
 Ambil gelas obyek yang bersih dan steril, bebaskan dari
lemak dengan memanaskan di atas nyala api spiritus. 
Teteskan satu ose kaldu atau NaCl pada gelas obyek
tersebut.
Dengan ose steril, ambil satu koloni kuman dan ratakan
pada gelas obyek sehingga membentuk diameter 1 – 2 cm,
campur dengan kaldu tadi sampai homogen kemudian
tipiskan.  Selanjutnya dikerjakan sebagaimana membuat
preparat dengan bahan berasal dari penderita.          
Prinsip yang selalu harus diingat dan dipatuhi adalah :
Selalu mensterilkan ose, pada saat akan dipakai dan
setelah dipakai.
Letakkan ose pada tempatnya, jangan diletakkan di
sembarang tempat (misal di atas meja)
Jangan memegang mata (ujung) ose dengan tangan.
Usahakan tidak banyak bicara pada saat kerja.
Pewarnaan Gram adalah prosedur pewarnaan
diferensial yang dapat membedakan jenis bakteri
berdasarkan reaksi yang timbul pada struktur dinding
sel selama prosedur pewarnaan.
Pewarnaan Gram dapat bermanfaat untuk
mengidentifikasi spesies bakteri pada berbagai
penyakit infeksi seperti pneumonia, tonsilitis
bakterial, meningitis, dan gonorrhea.
Pewarnaan Gram pertama kali digunakan pada tahun
1884, oleh ahli patologi Hans Christian Gram, yang
ingin mencari cara visualisasi bakteri kokus dari
jaringan paru orang yang meninggal
akibat pneumonia.
Pewarnaan ini menggunakan gentian violet sebagai
zat pewarna, iodin sebagai mordant, dan etanol untuk
peluntur
Pemeriksaan Gram diindikasikan untuk memperoleh
karakteristik dan klasifikasi bakteri yang berasal dari
spesimen, yang akan digunakan untuk pengambilan
keputusan klinis lebih lanjut.
Bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan
tebal sehingga akan berwarna biru sampai ungu.
Sedangkan bakteri Gram negatif memiliki lapisan
peptidoglikan tipis sehingga akan berwarna merah
sampai merah muda.
Pewarnaan Gram tidak memiliki kontraindikasi dan
komplikasi yang spesifik.
Kontraindikasi lebih berkaitan dengan kontraindikasi
proses pengambilan spesimen
Prosedur pewarnaan gram dapat membantu
mengidentifikasi organisme penyebab penyakit.
Contohnya adalah penemuan bakteri diplokokus
Gram negatif pada gonorrhoea atau servisitis, bakteri
gram positif berbentuk batang pada anthrax, dan
bakteri gram positif nonmotil tidak berkapsul
pada difteri
Dasar teori cat Gram
Berdasarkan sifat terhadap cat Gram, bakteri dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu bakteri Gram positif dan
Gram negatif.  Terdapat dua teori yang dapat menjelaskan
dasar perbedaan ini yaitu:
1.    Teori Salton
 Teori ini berdasarkan kadar lipid yang tinggi (20 %) di
dalam dinding sel bakteri Gram negatif. 
Zat lipid ini akan larut selama pencucian dengan alkohol. 
Pori-pori pada dinding sel membesar, sehingga zat warna
yang sudah diserap mudah dilepaskan dan bakteri menjadi
tidak berwarna
Bakteri Gram positif mengalami denaturasi protein pada
dinding selnya akibat pencucian dengan alkohol. 
Protein menjadi keras dan beku, pori-pori mengecil
sehingga kompleks kristal yodium yang berwarna ungu
dipertahankan dan bakteri akan tetap berwarna ungu.
2. Teori permeabilitas dinding sel
Teori ini berdasarkan tebal tipisnya lapisan peptidoglikan
dalam dinding sel.  Bakteri Gram positif mempunyai
susunan dinding yang kompak dengan lapisan
peptidoglikan yang terdiri dari 30 lapisan.  Permeabilitas
dinding sel kurang, dan kompleks kristal yodium tidak
dapat keluar.
Bakteri Gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan
yang tipis, hanya 1 – 2 lapisan dan susunan dinding selnya
tidak kompak.  Permeabilitas dinding sel lebih besar
sehingga masih memungkinkan terlepasnya kompleks
kristal yodium.
Cara bakteri masuk
Bakteri masuk ke dalam tubuh dengan banyak cara.
Misalnya, melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi bakteri, kontak dengan cairan tubuh
seperti tinja, urine, atau darah dari orang yang
terinfeksi bakteri.
Cara lain adalah dengan menghirup udara di dekat
orang terinfeksi yang bersin atau batuk. 
Juga dengan kontak secara tidak langsung melalui
pegangan pintu, toilet, serta benda lainnya yang
sudah terkontaminasi bakteri.
Mycobacterium Tubercolusis
(penyebab TBC)
Slamonella Thyposa (penyebab
Thypus)
Streptococcus : salah satu
penyebab meningitis
Salah satu penyebab diarrhea
Contoh penyakit akibat infeksi
bakteri
Sepsis
 Sepsis adalah komplikasi berat dari infeksi. Pada kondisi ini, bakteri
penyebab infeksi sudah menyebar di aliran darah, sehingga tubuh
melepaskan zat antibodi untuk melawannya. Namun, hal tersebut
dapat merusak organ-organ tubuh. Jika sampai terjadi gangguan
fungsi organ atau syok septik, keadaan ini dapat menimbulkan
kematian.
 Sepsis bisa terjadi pada siapa saja, namun kondisi ini lebih berisiko
terjadi pada bayi, orang lanjut usia (lansia), dan orang dengan
kelemahan sistem kekebalan tubuh. Sepsis dapat diobati dengan
pemberian antibiotik suntikan, obat-obatan untuk meningkatkan
tekanan darah apabila terjadi syok septik, cairan yang cukup,
dan oksigen jika diperlukan. Pada kondisi yang kritis, mungkin akan
dilakukan pemasangan ventilator untuk membantu pernapasan.
Penanganan sepsis perlu disertai pemantauan ketat oleh dokter di
rumah sakit.
Meningitis
Meningitis adalah infeksi pada selaput pelindung
otak dan saraf tulang belakang.
Meningitis yang disebabkan bakteri berpotensi
merusak otak dan menyebabkan kematian, sementara
yang disebabkan virus umumnya lebih ringan.
Meningitis biasanya terjadi karena adanya infeksi di
bagian tubuh lain, seperti telinga, rongga sinus, atau
tenggorokan, yang menyebar ke otak.
Pielonefritis akut
Pielonefritis akut adalah infeksi ginjal yang terjadi
secara mendadak dan kondisinya parah. Pielonefritis
akut yang tidak ditangani dengan baik akan sangat
berbahaya dan dapat mengancam jiwa jika ginjal
menjadi bengkak dan rusak secara permanen. Selain
itu, ada juga pielonefritis kronis, yaitu infeksi ginjal
yang terjadi secara berulang, namun lebih jarang
terjadi.
Umumnya pielonefritis berawal dari infeksi saluran
kemih (ISK). Jika terjadi masalah pada aliran urine,
bakteri bisa masuk ke tubuh melalui saluran kemih,
berkembang biak di kandung kemih, kemudian
menyebar hingga ke ginjal.
Tuberkulosis
Penyakit tuberkulosis TB disebabkan oleh bakteri
yang utamanya menyerang paru-paru, namun juga
bisa menyerang organ lain seperti tulang, otak, ginjal,
dan kulit. TB adalah penyakit menular dan berpotensi
mengancam nyawa.
Penularannya terjadi melalui percikan air liur dari
penderita TB saat batuk yang terhirup orang lain.
Penyakit ini bisa disembuhkan, asalkan pasien
menjalani pengobatan TB  dengan benar, yaitu
minum obat antituberkulosis (OAT) selama minimal
6 bulan tanpa putus obat. Tujuannya adalah untuk
mengobati TB, mencegah penularan dan kekambuhan
TB, serta mencegah terjadinya TB MDR
Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Leptospira, yang dapat menyerang manusia dan
hewan. Cara penularan bakteri ini adalah melalui air atau
tanah yang mungkin terkontaminasi oleh urine hewan
yang terinfeksi oleh bakteri tersebut. Leptospirosis yang
tidak diobati dengan tuntas dapat menyebabkan penyakit
berat, seperti meningitis, gagal hati, kerusakan ginjal,
serta gagal napas, hingga kematian.
Tingginya kasus penyakit yang disebabkan oleh bakteri
berkaitan erat dengan sanitasi dan kebersihan lingkungan
yang buruk. Karena itu, untuk membantu mencegah
penyakit infeksi, khususnya penyakit yang disebabkan
oleh bakteri, penting untuk membiasakan cuci tangan,
menjaga kebersihan lingkungan, menjalani pola hidup
sehat, dan mendapat vaksinasi.
Bakteri Baik dalam tubuh :
Lactobacillus Acidophilus, meredakan rasa sakit di perut
dan mengurangi kembung
Lactobacillus Plantarum, mengurangi risiko terkena
penyakit pernapasan, khususnya untuk para perokok
Lactobacillus Casei:
membantu pertumbuhan bakteria sehat lainnya dan menghilangkan diare
Lactobacillus Rhamnosus, mengurangi kondisi iritasi kulit
Lactobacillus Salivarius, memberikan perlindungan untuk luka
yang bisa terjadi di perut dan mengurangi bau mulut
Lactobacillus Brevis, menyembuhkan kondisi peradangan
gusi/sariawan
Lactobacillus casei: membantu
pembusukan sisa makan
Lactobacillus: membantu membunuh bakteri
yang masuk ke vagina
Sekian dan terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai