Anda di halaman 1dari 14

CLOSTRIDIUM

NOURMA DIAH PALUPI


NIM.P07134118031
DIII SEM IV
PENGERTIAN

Clostridium sp adlah bakteri gram positif brbentuk batang


anaerobic atau mikroaerofilik yang menghasilkan endospora.
Kebanyakan spesies mengurakan protein dan meragi karbohidrat,
banyak pula yang menghasilkan eksotoksin. Beberapa spesies
bersifat patogenik dan banyak yang terdapat sebagai saprofit di
dalam tanah dan saluran pencernaan manusia dan hewan. Contoh
bakteri clostridium sp yang bersifat pathogen diantaranya adalah
clostridium prefingens, clostridium difficile, clostridium botolinum,
dan clostridium tetani. Clostridium botolinum menghasilkan toksin
biologis yang kuat yang dikenal dapat menginfeksi manusia.
Clostridium botulinum

Gram positif , batang besar besar, polimorf, sendiri-sendiri,


berpasangan atau berderet deret, bergerak aktif dengan flagella
peritrik, berspora dan oval subterminal.
1. Kultur dan biokimia
Tumbuhnya strik anaerob, pada media yang dipakai sehari-hari,
sporanya tahan panas sampai 100 C 20 jam situasi kering atau 121 c
20 menit situasi basah
2. Patogenitas
Menimbulkan penyakit botulisme yang disebabkan oleh neurotoksin
yang salah satunya toksin yang diproduksi oleh clostridium botulinum
didalam pertumbuhannya. Botulisme dapat terjadi pada makanan,
pada luka, dan pada bayi.
Clostridium tetani

Clostridium tetani adalah kuman yang menyebabkan tetanus tersebar luas


diseluruh dunia dalam tanah dan tinja kuda dan hewan lain. Clostridium tetani
memproduksi eksotoksin (tetanospamin dantetanolisin) yang menyebabkan
penyakit tetanus perkiraan dosis mematikan minimal dari kadar toksin
(tetanospamin) adalah 2,5 nanogram per kilogram berat badan atau 175
nanogram untuk 70 kilogram (154lb) manusia.
Bentuk batang lurus, langsing, berukuran panjang 2-5 mikron, lebar 0,4-
0,5 mikron, dapat bergerak, termasuk gram positif anaerob berspora,
membentuk exotoxin yang disebut tetanospasmin (tetanus spasmin), dan
ketika bakteri ini mengeluarkan eksotoxin maka akan menghasilkan 2
eksotoxin yaitu tetanospasmin dan tetanolisin. Tetanospasminlah yang dapat
menyebabakan penyakit tetanus karena bersifat neurotoxin yang mula-mula
akan menyebabkan kejang otot dan saraf parifer setempat, hidup anaerob,
bentuk sporanya lebih besar dari pada selnya, dan letaknya terminal (diujung)
menyerupai sendok
1. Biakan karakteristik pertumbuhan
a. Kultur
Klostridia hanya tumbuh pada keadaan anaerob yang dibuat dengan salah satu
cara berikut ini :
-Lempeng agar atau tabung biakan diletakkan dalam tabung kedap udara, udara
dibuang dan di ganti dengan nitrogen dan CO 2 10% atau oksigen dapat dibuang
dengan cara lain.
- Kultur cair diletakkan dalam tabung panjang yang diletakkan hewan segar
misalnya cincangan daging rebus atau agar-agar 0,1 % dan suatu zat pereduksi
seperti tiglikolat, tabung ini dapat digunakan sebagai pembenihan aerob dan
pertumbuhan akan terjadi dari dasar keatas sampai 15 mm dari permukaan
udara.
b. Sifat-sifat pertumbuhan
Clostridium tetani merupakan anaerob obligat yang hanya tumbuh
tanpa adanya oksigen. Tidak mampu mempergunakan oksigen
sebagai akseptor hydrogen terakhir. Sifat basil anaerob yang
terkenal adalah ketidakmampuannya menggunakan oksigen
sebagai abseptor hidrogen akhir.
2. Struktur antigen
Antigen flagel dapat memisahkan clostridium tetani dalam sepulu
tipe tetapi toksinnya yang dibuat secara farmakologis & antigenic
semuanya identik.
3. Patogenitas
Tetanus terutama ditemukan di daerah tropis dan merupakan penyakit infeksiyang
penting baik dalam prevalensinya maupun angka kematiannya yang masihtinggi . Di
dalam luka yang dalam dan sempit sehingga terjadi suasana anaerob. Toksin,
tetanospasmin, diproduksi padamasa pertumbuhan sel,sporulasi dan lisis. Toksin ini akan
mencapai sistem syaraf pusat melalui syaraf motorik menuju ke bagian anterior spinal
cord.Jenis-jenis luka yang sering menjadi tempat masuknya kuman Clostridium
tetanisehingga harus mendapatkan perawatan khusus adalah:
a. Luka-luka tembus pada kulit atau yang menimbulkan kerusakan luas
b. Luka bakar tingkat 2 dan3
c. Fistula kulit atau pada sinus-sinusnya
d. Luka-luka di bawah kuku
e. Ulkus kulit yang iskemik
f. Luka bekas suntikan narkobag) Bekas irisan umbilicus pada bayi tidak terdapat dalam serum. Toksin dapat diperhatikan
dengan hemaglutinasi pasif dan
radioimunoassai.
4. Pengobatan
Pengobatan Dengan pemberian antitoksin polivalen (tipe A, B, dan
C) yang disuntikkan I.V. dan secara simptomatik terutama untuk
pernafasan (pernafasan buatan).PengobatanBila terjadi kelumpuhan
pada pernafasan dapat dilakukan trakeomi (bedah batang
tenggorokan) dan diberikan pernafasan buatan
Clostridium perfingens

Clostridium perfringens adalah salah satu penyebab utama infeksi


luka berakibat gangrene gas. Seperti banyak clostridia, organisme
ini banyak memproduksi eksotoksin. Sumber utama MO ini terdapat
pada daging atau produk-produk daging. Urutan kejadian yang khas
yang menjurus ke peracunan makanan adalah penyiapan masakan
daging yang dimakan 1 atau 2 hari kemudian. Karena Clostridium
perfringens membentuk endospora yang relative panas cara
memasak biasa sering tidak memusnahkan MO ini. Stelah makanan
dingin, spora bersemai dan sel-sel vegetatif yang terjadi
berkembang biak.
Klasifikasi
 Klasifikasi dari bakteri Clostridium perfringens:
 Kingdom         : Bacteria
 Division           : Firmicutes
 Class                : Clostridia
 Order               : Clostridiales
 Family             : Clostridiaceae
 Genus             : Clostridium
 Species            : perfringens
 Binomial          : Clostridium perfringens
Morfologi
 Batang gram positif
 Terdapat tunggal, barpasangan, dan dalam rantai
 Berkapsul
 Sporanya ovoid (melonjong), sentral sampai eksentrik
 Anaerobik
 ·Menghasilkan eksotoksin, menyebabkan kelemayuh (suatu
infeksi jaringan disertai gelembung gas dan keluarnya nanah)
Habitat
 Bakteri ini tersebar luas di lingkungan dan sering terdapat di dalam
usus manusia, hewan peliharaan dan hewan liar. Spora organisme
ini dapat bertahan di tanah, endapan, dan tempat-tempat yang
tercemar kotoran manusia atau hewan.
Patogenesis
Proses patogenesisnya adalah mula-mula spora klostridia mencapai
jaringan melalui kontaminasi pada daerah-daerah yang terluka
(tanah,feses) atau dari saluran usus. Spora berkembangbiak pada
keadaan potensial reduksi-oksidasi rendah, sel-sel vegetative
berkembangbiak, meragikan karbohidrat yang terdapat dalam
jaringan dan membentuk gas.
Peregangan jaringan dan gangguan aliran darah, bersama-sama
dengan sekresi toksin yang menyebabkan nekrois dan enzim
hialuronidase, mempercepat penyebaran infeksi. Nekrosis jarinan
bertambah luas, member kesempaan untuk peninkatan pertumbyhan
bakateri, anemia hemolitik, dan akhirnya toksemia berat dan
kematian.
Pencegahan
 Meinggalkan daerah dimana racun itu dilepaskan dan pindah ke
udara sega
 Melepaskan pakaian yang mungkin telah ada toksin
 Cuci daerah yang terkena dampak
 Buang item terkontaminasi
Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus atau obat yang ditetapkan untuk racun
Clostridium perfringens. Perawatan pendukung (cairan infus, obat
untuk mengendalikan demam dan rasa sakit) adalah pengobatan
standar. Tidak, tidak ada vaksin yang tersedia bagi manusia.

Anda mungkin juga menyukai