Anda di halaman 1dari 12

BLOK 8

TUGAS PARASIT
“TOXOPALSMA GONDII DAN TRICHOMONAS VAGINALIS”

NAMA : Khalil Fitrawansyah


STAMBUK : N101 18 105
KELOMPOK : 5 (Lima)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
1. Jelaskan definisi Toxoplasmosis ?
Jawab:

Toksoplasmosis, adalah infeksi utamanya melalui memakan makanan yang


kurang matang atau daging mentah yang mengandung kista toxoplasma tersebut dan
dapat juga melalui air yang terkontaminasi oleh ookista Toksoplasma gondii.infeksi
tosoplamosis disebabkan oleh protozoa intraseluler obligat Toxoplasma gondii,
Toxoplasma gondii merupakan parasit protozoa yang menginfeksi hampir semua hewan
berdarah panas,manusia dan terutama terdapat pada kucing sebagai hospes definitive dan
Felidae lainnya, sehingga hospes definitif berfungsi sebagai satu-satunya tempat
diproduksinya ookista .Terdapat tiga bentuk Toxoplasma gondii, yaitu: tachizoites
(tropozoites) yang merupakan bentuk invasif dan bertanggung jawab pada manifestasi
infeksi akut, bradizoites yang merupakan bentuk parasit yang terdapat didalam kista
jaringan, sporozoites (ookista) yang merupakan bentuk parasit yang terdapat di dalam
kotoran kucing.Manusia dapat terinfeksi Toxoplasma gondii bila memakan daging
yang terinfeksi kista jaringan yang dimasak tidak sempurna, memakan buah atau sayur
yang terkontaminasi ookista dan transmisi secara transplasental dari ibu ke janin.
(Halimatunisa,2018)
Toksoplasmosis okular merupakan penyebab utama uveitis posterior di berbagai
negara. Diperkirakan 25-30% populasi terinfeksi Toxoplasma gondii.Keadaaan ini
merupakan penyebab uveitis posterior pada 85% kasus di Brazil dan 25% kasus di
Amerika. Seroprevalensi berbeda di berbagai negara, seperti seroprevalensi rendah
dilaporkan pada Asia Tenggara, Amerika Utara dan Eropa Utara (10-30%) dan
seroprevalensi 30-50% pernah dilaporkan di Eropa Tengah dan Eropa Selatan.
(Atriyeni,2020)

2. Jelaskan secara lengkap daur hidup/siklus hidup Toxoplasmosis gondii baik secara
seksual maupun aseksual ?
Jawab:
Siklus hidup Toksoplasma gondiimemiliki 2 fase, yaitu seksual dan aseksual. Fase
seksual terjadi dalam tubuh hospes definitif.Pada fase ini terjadi pembentukan ookista
dalam mukosa usus halus kucing yang akan dikeluarkan lewat tinja.Ookista sangat stabil
pada lingkungan yang lembab dan hangat, tetapi tidak mampu bertahan terhadap iklim
dingin dan kering. Ookista juga resisten terhadap banyak desinfektan.Ookista dapat
menyebar ke lingkungan dan mengkontaminasi air, tanah, buah-buahan, dan sayur-
sayuran,sehingga dapat tertelan oleh binatang lain dan manusia.Babi, sapi, atau kambing
yang terinfeksi dapat menyebabkan infeksi sekunder pada manusia yang memakan
daging yang tidak dimasak.
Fase aseksual terjadi dalam tubuh hospes perantara. Pada fase ini terbentuk
takizoit yang masuk dalam peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh sehingga
menyebabkan infeksi akut.Daya tahan tubuh akan menghambat proses infeksi dantakizoit
berubah menjadi bentuk kista yang mengandung bradizoit, yang dapat bertahan seumur
hidup.Toksoplasmosis umumnya ditularkan melalui 3 cara: menelan bentuk ookista
Toksoplasma dari kotoran kucing yang melekat di tangan, memakan makanan mentah
seperti sayuran atau buah yang tidak dicuci atau daging yang kurang matang, dan dari ibu
kepada janin melaluiplasenta.Penularan juga bisa terjadi melalui tranfusi darah dan
transplantasi organ.
Ookista atau kista yang ditelan akan pecah dalam usus dan mengeluarkan
tropozoit yang akan menyerang sel tubuh dan berkembang biak dalamnya. Sel yang telah
penuh dengan tropozoit akan pecah dan menyerang sel lain disekitarnya.Parasit dapat
menyerang semua sel tubuh kecuali sel darah merahserta mampu melewati dinding
usus,blood brain barrierdan plasenta.Parasit tidak menghasilkan toxin, tetapi
pertumbuhan kista intraselular akan menyebabkan sel tubuh menjadi nekrosis.
(Basri,2017)
3. Apa yang anda ketahui tentang kista jaringan pada fases kronis toxoplasmosis ?
Jawab :
Toxoplasma gondii adalah parasit yang tergolong ke dalam protozoa intraseluler
yang dapat menginfeksi manusia dan hewan vertebrata. Infeksi dapat terjadi secara
kongenital, termakan daging hewan yang mengandung kista jaringan, termakan makanan
atau minuman yang terkontaminasi ookista maupun melalui transfusi. Pada saat parasit
masuk ke dalam saluran cerna, parasit akan berubah bentuk menjadi stadium takizoit
yang dapat menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Pada individu immunocompetent,
keadaan ini dapat diredam oleh sistem imun. Pada imunitas yang baik, bentuk takizoit
tersebut nantinya akan berubah menjadi bentuk bradizoit (kista jaringan) yang nantinya
akan menetap seumur hidup di tubuh individu yang mengalami infeksi
Parasit ini dapat keluar dari sel makrofag atau sel dendrit yang membawanya
untuk selanjutnya menginfeksi sel di susunan saraf pusat. Pada lokasi tersebut, T.gondii
dapat berubah menjadi bentuk bradizoit dan kemudian akan membentuk kista jaringan
yang dapat menetap selama infeksi kronik. Apabila imunitas host mengalami gangguan,
kista jaringan akan pecah dan menyebabkan reaktivasi akut berupa cerebral
toxoplasmosis yang sering berakhir dengan kematian
Pada saat tertelan ookista matang, bradizoit maupun kista jaringan, Toxoplasma
gondii akan segera berubah menjadi bentuk sporozoit. Sporozoit ini akan menginvasi
enterosit dan dalam waktu 48 jam setelah infeksi akan segera berubah menjadi bentuk
takizoit yang mampu melakukan replikasi dengan cepat. Respon imun host segera bekerja
saat terjadi invasi dengan pelepasan berbagai kemokin yang dapat menarik lekosit ke
lamina propria yang terinfeksi. Kemokin yang bekerja antara lain adalan Monocyte
chemotactic protein (MCP-1/CCL-2) dan Macrophage inflammatory protein
(MIP-2/CXCL8). Pada keadaan ini imunitas host akan bekerja mengeliminasi secara
langsung, produksi sitokin maupun proses pengenalan antigen parasit untuk memulai
imunitas adaptif (Rusjdi, 2020)
4. Jelaskan mekanisme transmisi dari Toxoplasmosis ?
Jawab:
Kucing termasuk dalam intermediate host,hanya kucing yang dapat mengeluarkan
tahap Toxoplasma gondii melalui feses.ookista terbentuk sebagai hasil dari siklus seksual
di dalam mukosa usus halus kucing.hanya siklus aseksual yang terjadi di intermediate
host.dalam intermediate host Toxoplasma gondii . Bentuk utama parasit adalah:
 Oocyst (mengandung sporozoit), yang diteteskankebanyakan genera hewan berdarah
panas, termasuk tinja manusia, tetapi host utama adalah keluarga felid (kucing).
 Tachyzoit, dengan cepat memperbanyak organisme
 Bradyzoit,perlahan-lahan berkembangan biak organisme di dalam jaringan
 Kista jaringan,sering ditemukan pada otot dan sistem saraf pusat (CNS). (Halimatusnisa,
2018)
Ookista juga hidup lebih lama di lingkungan dengan tingkat kelembaban tinggi dan
pada daerah dengan ketinggian rendah.Hewan paling potensial sebagai sumber infeksi
utama Toxoplasma gondii yaitu anjing dan kucing. Hal ini disebabkan karena hewan ini
secara umum hidup bebas dan makan daging mentah yang mengandung tropozoit.
(Alvin,2018).
Selama proses akut, tachyzoite menginvasi semua sel dalam tubuh kecuali sel
berinti host seperti darah merah sel.Tachyzoite memasuki sel inang melalui penetrasi
aktif ke dalam plasmalemma induk atau oleh fagositosis. Parasit mematuhi mikronema
dapat mengenali dan menargetkan sel, menghasilkan enzim untuk parasitophorus
rhoptries dewasa vakuola. Replikasi in vitro dari takizoit intraseluler terjadi setiap 6-9
jam. Setelah mengumpulkan 64–128 parasit di setiap sel parasit akan keluar untuk
menginfeksi sel tetangga. Dengan sistem kekebalan host, bisa berubah menjadi sub
populasi bradyzoit tachyzoit. (Halimatusnisa,2018)
5. Jelaskan mekanisme respon immun pada Toxoplasmosis ?
Jawab:

Respon imun seluler memegang peranan penting dalam mekanisme pertahanan


terhadap infeksi T.gondii. Elemen penting yang terlibat dalam imunitasini adalah sel
makrofag, sel T, sel NK, dan sitokin. Antibodi memegang peranan kecil tetapi tetap
diperlukan untuk penegakkan diagnosis. Respon imun alamiah dimulai segera setelah
infeksi terjadi, mecapai puncak pada minggu pertama dan menurun setelah 2 minggu.
Pada saat terjadinya infeksi T.gondii, sel monosit, netrofil dan sel dendrit direkrut dari
intravaskuler menuju lokasi infeksi. Salah satu fungsi sel tersebut adalah untuk
menghasilkan IL-12 yang akan menstimulasi sel NK dan sel T untuk memproduksi
Interferon-gamma (IFN-γ). Interferon-gamma (IFN-γ) adalah mediator utama untuk
melawan T.gondii dan mampu meningkatkan mekanisme intraseluler untuk membunuh
parasit dan menghambat replikasinya. Respon imun ke arah Th1 terjadi pada saat infeksi
oleh patogen intraseluler yang ditandai dengan produksi IL-12 dan IFN-γ. Terdapat tiga
mekanisme yang menginduksi pembentukan IFN-γ pada infeksi Toxoplasmagondii,
yaitu:

a) Jalur T-cell-independent Jalur ini dikendalikan oleh IL-12 bersama dengan TNF-α,
IL-1β, and IL-15. Semua sitokin proinflamasi ini mengaktivasi sel NK untuk
memproduksi IFN-γ yang akan mengaktivasi makrofag untuk mengelimir parasit.
b) Jalur conventional T-cell-dependent Pengenalan antigen kepada sel Thelper oleh
Antigen Pesenting Cell (APC) seperti makrofag dan sel dendrit akan menyebabkan
terjadinya proliferasi dan diferensiasi sel Thelper menjadi subset Th1. Diferensiasi
menjadi subset Th1 ini dibantu oleh IL12 yang dihasilkan oleh makrofag dan IL-2
yang dihasilkan oleh undifferentiated Thelper.
c) Jalur non conventional T-cell-dependent Toxoplasma gondii mampu menginduksi
IFN-γ tanpa dibantu oleh IL-12. IFN-γ diproduksi oleh sel Thelper dan sel NK yang
diaktivasi oleh IL-2 yang diproduksi oleh sel Thelper
Respon imun alamiah yang terjadi segera setelah disensitisasi oleh T.gondii
adalah produksi IL-12 oleh sel dendrit diikuti oleh neutrofil, monosit dan makrofag.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rendahnya kadar IL-12 akan menyebabkan
peningkatan kerentanan untuk mengalami toksoplasmosis. Sebaliknya mekanisme
pertahanan tubuh terhadap T.gondii akan meningkat apabila dilakukan intervensi berupa
pemberian IL-12. Peranan neutrofil juga terlihat pada penelitian yang menunjukkan
bahwa kurangnya jumlah sel neutrofil akan mengakibatkan kurangnya produksi IL-12
dan penurunan aktifitas sel inflamasi termasik monosit. Peranan IFN-γ sangat penting
dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi Toxoplasma gondii. IFN-γ
diproduksi oleh sel NK, sel CD4, CD8, dan netrofil. Produksi IFN-γ oleh sel NK sangat
tergantung pada pengenalan profilin T.gondii oleh sel dendit yang dimediasi oleh Toll-
like receptor 11 (TLR11). IFN-γ yang dihasilkan oleh sel CD4 dan CD8 yang teraktivasi
oleh sel dendrit akan berperan dalam pertahanan selama infeksi infeksi kronis.
Mekanisme induksi netrofil untuk menghasilkan IFN-γ masih belum diketahui pasti
karena diketahui oleh induksi produksi IFN-γ oleh netrofil tidak diatur oleh TLRs atau
IL-12.( Rusdji,2020)
6. Bagaiamana cara pencegahan toxoplasmosis ?
Jawab :

Pada masa kehamilan, infeksi primer pada ibu dapat menuntun kepada transmisi
vertikal, diikuti oleh infeksi fetal yang memperlihatkan risiko abnormalitas kongenital.
Waktu infeksi maternal, kompetensi imunologis ibu selama parasitemia, parasite load and
virulensistrain‐nya membentuk faktor‐faktor dasar untuk infeksi fetal. Risiko infeksi fetal
bervariasi tergantung pada waktu yakni hanya1% pada masa kurang dari 6 minggu, 4‐6%
pada 6‐16 minggu, 20‐40% pada 16‐25 minggu dan 60‐80% pada 36 minggu usia
gestasi.infeksi dapat pula ditransmisikan kepada fetus oleh wanita yang terinfeksi secara
kronik yang imunodefisien. Risikonya walau sulit diperkirakan, kemungkinan rendah.

Infeksi T. gondii laten dapat direaktivasi pada individu yang imunodefisien


(seperti wanita yang terinfeksi HIV) dan menghasilkan transmisi kongenital parasit Hal‐
hal yang paling penting dalam pencegahan toksoplasmosis ialah higiene, mencuci tangan
setelah menyentuh daging mentah dan menghindari feses kucing.Hindari makanan yang
terkontaminasi dan masak daging dengan tepat. Pencegahan sekunder terdiri dari
diagnosis awal pada ibu, fetus dan bayi baru lahir dan menghindari tindakan yang dapat
menyebabkan transmisi parasit secara transplasental, melalui intervensi terapi pada ibu
hamil dan anak‐anak yang memperlihatkan infeksi akut. Pencegahan tersier
berkonsentrasi pada diagnosis awal melalui kadar antibodi spesifik IgA dan IgM dalam
darah yang diambil dari bayi baru lahir, memperkenankan pelaksanaan rezim terapi untuk
mencegah atau mengurangi risiko sekuale (Hamdan,2015)

7. Jelaskan definisi Trichomoniasis ?


Jawab:
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
trichomonas vaginalis. Pada wanita infeksi trichomonas vaginalis terutama menyebabkan
vaginitis, sedangkan pada laki-laki menyebabkan uretritis. Penyakit ini ditandai dengan
keluarnya Duh tubuh vagina pada wanita dan Duh tubuh uretra pada laki-laki.
Trikomoniasis merupakan sebuah petanda perilaku seksual yang berisiko tinggi dan
sering terjadi bersama-sama dengan penyakit menular seksual lainnya seperti gonore dan
klamidia. (Setiati, 2014)

8. Jelaskan daur hidup Trichomonas vaginalis ?


Jawab:
T. vaginalis hanya mempunyai bentuk trophozoite dan menyelesaikan daur
hidupnya pada satu host (parasit monoksen), baik laki laki maupun wanita. Trophozoite
membelah diri dengan cara longitudinal binary fission. T. vaginalis tidak mempunyai
mitochondria sehingga membutuhkan enzim dan cytochromes untuk proses oxidative
phosphorylation. Nutrient yang berasal dari host ditranspor langsung melalui membrane
maupun dengan proses fagositosis. Meskipun tidak mempunyai kista, parasit ini dapat
hidup hingga 24 jam pada urine, cairan semen, dan air.(Wahyuni,2015)

(FKUI,2015)
9. Jelaskan cara-cara transmisi Trichomonas vaginalis ?
Jawab :
 Transmisi secara langsungyakni melalui hubungan seksual.

 Transmisi secara tidak langsung seperti lingkungan yang kurang higienis


contohnya pemakaian handuk secara bersamaan dan toilet duduk yang tidak
bersih.

 Transmisi kongenital yakni dari maternal ke neonatus melalui proses persalinan


(Kurniawan, 2019)

10. Gambarkan secara skematis Trichomonas vaginalis dan berilah keterangan pada gambar
tersebut ?
Jawab :
a. Flagellum
b. Undulating membrane
c. Cytosome
d. Costa
e. Hydrogenosomes
f. Axostyle

https://cmr.asm.org/content/30/3/811
Daftar Pustaka

Ariyeni,D dan Helvinda,W.2020.Toksoplasmosis Okular. Jurnal Kesehatan Andalas.Vol 9


(1).Viewed on 3 November 2020.From https://jurnal.fk.unand.ac.id

Basri, S. 2017. TOKSOPLASMOSIS OKULAR KONGENITAL.Jurnal Kedokteran Syiah. Vol


17 No 2.Diakses pada 03 November 2020. Diakses dari
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/download/8993/7147

Halimatunisa, F., & Prabowo, A. Y. (2018). Diagnosis Toxoplasma Gondii dan Toksoplasmosis.
Medula, 8(1), 127–130. di akses pada 10 nov 2020 from https://emedicine.medscape.com

Hamdan, A.2015. Toxoplasmosis Dalam Kehamilan.Intisari Sains Medis. 2(1), 13-18. Viewed
on 6 november 2020. From : http://ww.ejournals.ca/

Kurniawan, H. 2019. Buku Ajar Parasitologi.Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Rusjdi, S.R. 2020.Respon Imun Terhadap Infeksi Toxoplasma Gondii. Jurnal Kesehatan
Andalas. Vol 9 (1).Viewed on 5 November 2020. From : http://jurnal.fk.unand.ac.id/

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A.W., Simadibrata, M.K., Setiyonadi, B. 2014.BukuAjar Ilmu
Penyakit Dalam jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing.

Staf Pengajar Departemen Parasitologi FK UI. 2015. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran.Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Wahyuni, S. 2015. Parasit pada Urogenitalia dan Parasit yang Mengganggu Kehamilan. Dipl
TropEpid. Viewed on 8 November 2020. From https://med.unhas.ac.id

https://cmr.asm.org/content/30/3/811

Anda mungkin juga menyukai