Anda di halaman 1dari 8

TOXOPLASMOSIS, TERAPI DAN PENCEGAHANNYA

Ernawati
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Abstrak

Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi dengan parasite obligat intraselluler
Toxoplasma gondii. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia karena kemampuannya untuk menimbulkan
infeksi yang bisa mengenai setiap sel penjamu yang berinti. Toxoplasma gondii dapat ditularkan
kepada janin jika ibu mendapat infeksi primer sebelum kehamilan. Pencegahan dapat dilakukan
dengan cara vaksinasi pada ibu hamil yag beresiko tertular Toxoplasma gondii serta hygiene dan gaya
hidup sehat dianjurkan untuk menghindari makanan yang terkontaminasi.

Toxoplasmosis, Therapy and prevention


Ernawati
Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya
Abstract
Toxoplasmosis is a disease caused by infection with the obligate intracellular parasite Toxoplasma
gondii. The disease is spread all over the world because of its ability to cause infections that may
affect any of the host cell nucleus. Toxoplasma gondii can be transmitted to the fetus if the mother has
a primary infection prior to pregnancy. Prevention can be done by way of vaccination in pregnant
women at risk of contracting Toxoplasma gondii yag as well as hygiene and healthy lifestyles are
encouraged to avoid foods that are contaminated.

PENDAHULUAN menunjukkan bahwa infeksi tergantung


persistensi jangka panjang parasit dalam
Toxoplasma gondii adalah protozoa menghasilkan protektif imun. Namun
dengan penyebaran luas. Infeksi oleh hanya infeksi primer T.gondii yang dapat
T.gondii dapat menyebabkan terjadinya melalui transmisi materno fetal. Jika
toxoplasmosis, infeksi tesebut dapat toxoplasmosis terjadi pada masa postnatal
terjadi pada hewan dan manusia. hampir selalu infeksinya jinak. Infeksi
Toxoplasma merupakan parasit protozoa congenital dapat menyebabkan infeksi
dengan sifat alami, perjalanan patologis yang berat, biasanya
penyakitnya dapat bersifat akut atau karioretinitis pada usia anak / dewasa.
menahun, simptomatik maupun Dalam kasus transmisi awal pada
asimptomatik.T.gondii mengalami siklus kehamilan, dapat terjadi kelainan
aseksual pada spesies vertebrata berdarah neurologis yang mengakibatkan
panas. Penularan pada manusia terjadi malformasi berat atau lahir mati.
dengan cara menelan kista yang berisi
bradizoit yang terdapat pada daging yang Penatalaksanaan vaksinasi untuk
terinfeksi, atau secara tidak sengaja mencegah transmisi materno fetal
menelan ookista yang terdapat pada terhambat oleh minimnya pengetahuan
ekskreta kucing. Frekuensi penyebaran mengenai mekanisme proteksi terhadap
tergantung pada kelembaban dan infeksi T.gondii.
temperatur (yang mempengaruhi
ketahanan ookista di dalam lapisannya ), Teori proteksi proteksi dari imun respon
dan kebiasaan mengkonsumsi daging type Th1 dan terutama produksi dari
yang tidak dimasak atau kurang matang. Interferon ( IFN ) dapat
menyingkirkan toxoplasmosis yang
Di Eropa, sebagai contoh, angka didapat ( acuisita ). Namun bagaimanapun
prevalensi di Norwegia sekitar 10% dan juga teori ini masih belum jelas apakah
di Perancis sampai 50%. Hal ini dapat berperan proteksi pada fetus juga.
DEFINISI TOXOPLASMOSIS 1. Ookista adalah bentuk yang resisten di
alam
Beberapa definisi akan dibahas dalam 2. Trofozoid adalah bentuk vegetatif dan
makalah ini berkaitan dengan penyakit proliferatif
toxoplasmosis, yaitu : 3. Kista bentuk yang resisten di dalam
tubuh
- Toxoplasmosis adalah penyakit yang Ada 2 aspek yang berbeda pada siklus
disebabkan oleh infeksi dengan parasit kehidupan T.gondii, yakni :
obligat intraselluler Toxoplasma gondii.
- Infeksi toxoplasma akut : infeksi yang 1. Bentuk proliferatif ( aseksual ) terjadi
didapat sesudah bayi dilahirkan, biasanya pada penjamu perantara seperti : burung,
asimptomatik. mamalia, manusia, disebut juga siklus
- Infeksi toxoplasma kronik : terjadinya nonfeline.
persistensi kista dalam jaringan yang 2. Bentuk reproduktif ( seksual ), terjadi
berisi parasit pada individu yang secara pada usus kucing sebagai penjamu
klinis asiptomatik. definitif, dosebut juga siklus feline ( feline
- Toxoplasmosis akut maupun kronik : = kucing ).
suatu keadaan saat parasit menjadi T.gondii dapat tumbuh dalam semua sel
penyebab terjadinya gejala dan tanda mamalia kecuali sel darah merah yang
klinis ( antara lain : ensefalitis, bisa dimasuki tapi tanpa terjadi
miokarditis, pneumonia ). pembelahan. Selama infeksi akut, parasit
- Toxoplasmosis congenital : infeksi dapat ditemukan dalam banyak organ
pada bayi baru lahir yang terjadi akibat tubuh.
penularan parasit secara transplasental
dari ibu yang terinfeksi terhadap janinnya. Begitu melekat pada sel penjamu dan sel
Bayi ini biasanya asiptomatik pada saat secara aktif mengadakan penetrasi ke
dilahirkan tapi di kemudian hari akan dalamnya, parasit akan membentuk
timbul manifestasi berupa gejala dan vakuola parasitoforus dan mengadakan
tanda dengan kisaran yang luas seperti : pembelahan. Waktu pembelahan sekitar 6
korioretinitis, strabismus, epilepsi dan 8 jam untuk strain yang virulen. Bila
retardasi psikomotor. jumlah parasit dalam sel mendekati masa
Toxoplasmosis pada penjamu dengan kritis ( 64 128 dalam kultur ), sel
daya imun yang baik akan mengalami tersebut akan ruptur dengan melepaskan
perjalanan penyakit sebagai berikut : takizoit dan menginfeksi sel didekatnya.
Dengan cara ini organ yang terinfeksi
a. Akan sembuh sendiri segera memperlihatkan bukti adanya
b. Lama sakit yang singkat proses sitopatik.
c. Menjadi toxoplasmosis kronik
Pada umumnya ketiga proses tersebut Sebagian besar takizoit akan dieliminasi
bersifat asimptomatik, tetapi bila suatu dengan bantuan respon imun dari
saat daya imun seseorang yang telah penjamu, baik humoral maupun seluler.
terinfeksi tersebut menurun, dapat timbul Sekitar 7 -10 hari sesudah infeksi sistemik
tanda dan gejala klinis kembali. oleh takizoit terbentuklah kista di dalam
jaringan yang berisi bradizoit. Kista
ETIOLOGI jaringan ini terdapat dalam sejumlah
organ tubuh, tetapi pada prinsipnya di
Penyakit ini disebabkan oleh T.gondii dalam SSP dan otot parasit tersebut
yang merupakan parasit obligat berada sepanjang siklus penjamu.
intraselluler ( protozoa ) dari ordo
Coccidia yang dapat menimbulkan infeksi Kalau kista tersebut termakan ( misalnya
pada burung dan mamalia. Toxoplasma manusia memakan produk daging yang
gondii ada dalam 3 bentuk di alam : tidak dimasak sampai matang ) membrane
kista akan segera dicerna dengan adanya
sekresi asam lambung yang pHnya dalam proses produksi mikrogamet.
rendah. Mikrogamet mempunyai flagella yang
memungkinkan parasit ini mencari
Pada penjamu nonfeline, bradizoit yang mikrogamet.
termakan akan memasuki epithelium usus
halus dan mengadakan transformasi Penyatuan gamet akan menghasilkan
menjadi takizoit yang membelah dengan zigot yang membungkus diri dengan
cepat, terjadilah infeksi takizoit sistemik dinding yang kaku. Zigot ini disekresikan
akut, ini diikuti oleh pembentukan kista dalam feses sebagai ookista tanpa
jaringan yang mengandung bradizoit yang sporulasi. Setelah 2 -3 hari terkena udara
mengadakan replikasi lambat, terjadilah pada suhu sekitarnya, ookista yang non
stadium kronik, ini melengkapi siklus infeksius mengalami sporulasi untuk
nonfeline. Infeksi akut yang terjadi pada menghasilkan sporozoit. Ookista yang
penjamu dengan daya imun lemah paling mengadakan sporulasi tersebut dapat
besar kemungkinannya disebabkan oleh termakan oleh penjamu antara, seperti
pelepasan spontan parasit yang tebungkus wanita hamil yang membersihkan kotoran
dalam kista dan mengalami transformasi kucing, babi yang mencari makan di
cepat menjadi takizoit dalam SSP. sekitar peternakan, ataupun termakan
mencit. Setelah dibebaskan dari ookista
Siklus kehidupan yang penting dari melalui proses pencernakan, sporozoit
parasit tersebut terdapat dalam tubuh yang terlepas akan menginfeksi
kucing ( penjamu definitif ). Siklus epithelium intestinal penjamu nonfeline
kehidupan seksual parasit ditentukan oleh dan memproduksi takizoit aseksual yang
pembentukan ookista di dalam penjamu tumbuh dengan cepat dan membentuk
feline. Siklus entero epithelial ini dimulai bradizoit.
dengan termaknnya kista jaringan yang
menjadi bradizoit dan akan memuncak
setelah melalui beberapa stadium antara

Siklus hidup Toxoplasma Gondii


EPIDEMIOLOGI kehamilannya akan menularkan parasit
tersebut ke janinnya. Dari berbagai faktor
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia yang menentukan hasil akhir janin, usia
karena kemampuannya untuk kehamilan pada saat infeksi merupakan
menimbulkan infeksi yang pada faktor yang paling menentukan. Ada
hakekatnya bisa mengenai setiap sel beberapa data yang menyatakan peranan
penjamu yang berinti. infeksi maternal yang baru saja terinfeksi
sebagai sumber penyakit congenital. Jadi
T.gondii dapat menginfeksi sejumlah wanita dengan seropositif sebelum
mamalia dan burung. Sero prevalensinya kehamilan biasanya justru terlindung
tergantung pada kondisi setempat dan usia terhadap infeksi yang akut dan tidak akan
populasinya. Umumnya kondisi melahirkan janin yang terinfeksi secara
lingkungan yang panas dan kering disertai congenital.
dengan prevalensi infeksi yang rendah.
Tanah merupakan sumber infeksi untuk Pedoman secara umum ini dapat diikuti
herbifora seperti kambing, domba, dan untuk infeksi congenital. Pada dasarnya
babi. Karena infeksi pada kebanyakan resiko tidak akan terjadi apabila ibu sudah
hewan menetap secara menahun, maka terinfeksi 6 bulan / lebih sebelum terjadi
daging yang mentah / setengah matang pembuahan. Jika infeksi terjadi dalam
menjadi sumber infeksi untuk manusia, waktu < 6 bulan sebelum pembuahan,
karnivora dan kucing. kemungkinan terjadi infeksi transplasental
akan meningkat bersamaan dengan
berkurangnya masa selang antara infeksi
Infeksi pada manusia didapat melalui : dan pembuahan.

1. Ookista yang berasal dari tinja Sebagian besar perempuan yang terinfeksi
penjamu definitif ( kucing ) tertelan semasa hamil akan melahirkan bayi yang
melalui mulut. normal dan tidak terinfeksi. Sekitar
2. Memakan daging setengah matang akan menularkan infeksi tersebut pada
yang berasal dari binatang yang bayinya.
mengandung kista infektif Jika infeksi terjadi pada trimester I
3. Penularan dari ibu hamil yang kehamilan,insidensi infeksi transplasenta
terinfeksi kepada bayinya menduduki tempat paling rendah ( 15%
) tetapi penyakit yang terjadi pada
Di AS dan sebagian besar Negara Eropa, neonatus paling berat. Jika infeksi terjadi
prevalensi serokonversi meningkat pada trimester III, insidensi infeksi
bersamaan dengan usia dan pajanan. treansplasental paling tinggi (65%), tetapi
Sebagai contoh, di AS 5-30% individu bayi biasanya asimptomatik pada saat
yang berusia 10-19 thn dan 10-67% pada dilahirkan.
individu yang berusia > 50 thn, Namun bukti paling akhir yang diperoleh
memperlihatkan bukti serologis riwayat menunjukkan bahwa bayi yang terinfeksi
pajanan sebelumnya. Peningkatan pada dan tampak normal mungkin mempunyai
seroprevalensi 1% per thn. insidensi ketidakmampuan belajar serta
defek neurologist kronis yang lebih tinggi
pada anak yang tidak terinfeksi. Hanya
Penularan transplasental : sejumlah kecil wanita ( 20% ) yang
terinfeksi T.gondii menunjukkan tanda
T.gondii dapat ditularkan kepada janin klinis infeksi. Diagnosa infeksi sering
jika ibu mendapatkan infeksi primer diketahui secara tidak sengaja ketika tes
sebelum kehamilan. dari semua serologis pasca konsepsi yang rutin
wanita yang terinfeksi dalam masa
memperlihatkan bukti adanya antibodi dan yang lain hanya sub klinis, namun
spesifik. dapat terjadi kegagalan visual /
retinokoroiditis di kemudian hari jika
tidak diterapi. Anak dengan infeksi
subklinis juga ada kemungkinan
Embriologi congenital toxoplasmosis mengalami sequele neurologis seperti
Infeksi postnatal oleh T.gondii 90% hidrosefalus, mikrosefalus, retardasi
asiptomatik. Pada penjamu dengan psikomotor, kejang dan tuli.
imunokompeten, patogenisitas dari parasit
dapat dibatasi sehingga terjadi kasus
subklinis. Bila infeksi postnatal terjadi Klasifikasi Kongenital toxoplasmosis
secara oral melalui ookista, infeksi
prenatal terjadi hanya jika terjadi infeksi Klasifikasi klinis pada infeksi congenital
primer sebelum kehamilan. Infeksi toxoplasma oleh Desmonts dan Couvreur
maternal diikuti parasitemia menyebabkan :
infeksi plasenta sehingga terjadi infeksi
sekunder pada fetus secara hematogen. 1. Anak dengan kelainan neurologis
Berat ringannya gejala klinis pada fetus Hidrosefalus, mikrosefalus,
tergantung lamanya paparan fetus pada mocrophthalmus dengan atau tanpa
parasit. Infeksi pada awal kehamilan retinochoroiditis. Gejala mungkin timbul
biasanya terjadi lahir mati / abortus saat dilahirkan atau didiagnosa kemudian.
dikarenakan terjadinya kerusakan sel-sel
trofoblast. Infeksi toxoplasma pada fetus 2. Anak dengan kelainan berat, penyakit
dapat menyebabkan infeksi toxo generalisata
congenital atau toxoplasmosis congenital. Maculopapular exanthema, purpura,
pneumonia, jaundice berat,
Batasan infeksi toxoplasma digunakan hepatospenomegali, mungkin juga
pada infeksi yang terjadi sebelum terdapat uveitis dan pembesaran
kehamilan, tetapi tanpa adanya gejala dan ventricular.
tanda klinis pada bayi.
3. Anak dengan kelainan sedang dan
Diagnosa infeksi fetal dilakukan dengan tanda infeksi prenatal
deteksi parasit pada cairan amnion dengan Hepatospenomegali dan jaundice dengan
reaksi rantai polymerase dengan inokulasi atau tanpa trombositopenia atau gejala
pada cairan amnion pada tikus / kultur yang non spesifik.
jaringan. Postnatal, infeksi toxoplasma
congenital dikonfirmasi melalui follow up 4. Anak dengan infeksi subklinis
serology, jika terjadi peningkatan titer
antibodi spesifik toxoplasma pada anak Perkembangan abnormal secara
secara klinis sehat / sedang diobservasi. embriologis akibat toxoplasmosis

- Trimester I :
Hanya sebagian kecil neonatus dengan Kematian fetus dan abortus terjadi karena
congenital toxoplasmosis mempunyai pada sel yang terinfeksi toxoplasma akan
ketiga tanda trias klasik : hidrosefalus, dihasilkan interferon yang berfungsi
kalsifikasi intra serebral dan untuk mengontrol multiplikasi parasit.
retinokoroiditis, sebagian besar hanya 1 / Di lain pihak, terlalu banyak interferon
2 dari gejala tersebut yang nampak. dapat menyebabkan kematian fetus yang
Sekitar 10% infeksi congenital neonatus diakibatkan reaksi imunopatologis. Hal ini
menunjukkan kerusakan struktur pada terjadi pada saat pembentukan fetus.
saat lahir ( congenital toxoplasmosis ), Biasanya terjadi pada masa awal gestasi.
Secara klinis ditemukan : granulomatous
iritis, vitritis, pembengkakan selaput
- Trimester II : optic, neuroretinitis, vaskulitis, oklusi
Dapat terjadi kelainan neurologis seperti : vena retinal, tergantung peradangan dan
hidrosefalus, mikrosefali, kejang dan berapa aktif virus menyerang mata.
retardasi mental, di mana pada minggu ke
5 10 kehamilan adalah proses Funduskopi, toxoplasmosis aktif
terbentuknya bagian-bagian otak dan menunjukkan gambaran putih
wajah. Di mana pada bulan 2 5 masa kekuningan, lesi korioretinal dan sel-sel
kehamilan terjadi proses migrasi neuron vitreus, dapat juga terjadi lesi inaktif.
dari germinal ke korteks. Gangguan pada
migrasi termasuk heterotopia, agyria
pakegiria, polimikrogiria dan gangguan
histogenesis. Di mana berhubungan DIAGNOSA
dengan pembentukan gray matter di otak. Diagnosa serologis toxoplasmosis akut
Retardasi mental dapat disebabkan pada neonatus dibuat berdasarkan titer
gangguan perkembangan akibat mutasi IgM yang positif ( sesudah minggu
DNA. Trisomi 21, Trisomi 18, Trisomi 9, pertama untuk menyingkirkan
13, 15, namun perlu diingat bahwa kemungkinan kebocoran lewat plasenta ).
kelainan kromosom ini meningkat seiring Penurunan titer IgG harus diulang setiap 6
dengan meningkatnya usia ibu. 12 minggu / kali.

- Trimester III : Peningkatan titer IgM yang berlangsung


Dapat terjadi retinokoroiditis ( okuler melebihi minggu pertama merupakan
toxoplasmosis ), namun biasanya indikasi adanya infeksi akut ( waktu paruh
bermanifestasi setelah beberapa tahun IgM maternal 3 5 hari ).
kemudian tergantung dari terapi. Secara
patologis terjadi lesi inflamasi fundus
yang terdiri dari sel-sel mononuclear, TERAPI
limfosit makrofag, epiteloid dan sel-sel
plasma. Hal ini mengakibatkan retinal Pasien yang hanya memperlihatkan gejala
vaskulitis yang menyebabkan rupturnya limfadenopati tidak perlu terapi spesifik
barrier pembuluh darah retina sehingga kecuali jika terdapat gejala yang persisten
fungsi retina menurun dimana terjadi dan berat. Pasien dengan okuler
destruksi dan penipisan selaput retina. toxoplasmosis harus diobati selama 1
bulan dengan sulfadiazin dan
Mikroftalmia juga dapat terjadi pada ibu pirimetamin.
dengan toxoplasmosis dimana ukuran
mata terlalu kecil dan volume bola mata Preparat alternatif adalah kombinasi
berkurang sampai dengan dari normal klindamisin dan pirimetamin.
dan biasanya disertai cacat mata lainnya.
Susunan pengobatan paling mutakhir
mencakup pemberian pirimetamin dengan
dosis awal 50 75 mg / hari, ditambah
TANDA DAN GEJALA sulfadiazin 4 6 g / hari dalam dosis
terbagi 4. Selain itu diberikan pula
Gejala berhubungan dengan kalsium folinat 10 -15 mg / hari selama 6
toxoplasmosis akuler unilateral yang minggu.
terkena, nyeri okuler ringan, pandangan
kabur, tampak gambaran bercak melayang Semua preparat ini hanya bekerja aktif
pada oftalmoskop. Keluhan penderita terhadap stadium takizoit pada
biasanya pandangan kurang jernih. toxoplasmosis. Jadi setelah
menyelesaikan pengobatan awal penderita
harus mendapat tertapi supresif seumur DAFTAR PUSTAKA
hidup dengan pirimetamin ( 25 -50 mg )
dan sulfadiazin ( 2 4 g ). 1. Ambroise Pierre, Thomas ( 2000 ).
Congenital Toxoplasmosis scientific
Jika pemberian sulfadiazin tidak dapat Background, Clinical Management and
ditolerir dapat diberikan kombinasi Control.Springer, p 153-177.
pirimetamin ( 75 mg / hari ) ditambah 2. Beck F, Moffat DB,Davies DP ( 1985
klindamisin ( 400 mg ) 3x / hari. ). Human Embryology.Second edition.
Pemberian pirimetamin saja ( 50 -75 mg / Blackwell Scientific Publications, Oxford,
hari ) mungkin sudah cukup untuk terapi p.157-169.
supresif yang lama. 3. Familly doctor.org.editorial ( 2005 ).
Toxoplasmosis in Pregnancy. eHealth
Neonatus yang terinfeksi secara Articles. Diambil 18 Juni 2008, dari
congenital dapat diobati dengan http://familydoctor.org/online/famdocen/h
pemberian pirimetamin oral ( 0,5 1 mg / ome/women/pregnancy.
kg BB ) dan sulfadiazine ( 100 mg / kg 4. Homeir Barbara P ( 2005 ) Congenital
BB ).Di samping itu terapi dengan Toxoplasmosis. Diambil 18 Juni 2008,
golongan spiramisin ( 100 mg / kg BB ) dari
ditambah prednisone ( 1 mg / kg BB ) http://www.kidshealth.org.parent/infectio
juga memberikan respon yang baik untuk ns/parasitic/toxoplasmosis
infeksi congenital. 5. Kasper Lloyd ( 1999 ). Infeksi
Toxoplasma dan Toxoplasmosis. Dalam:
Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam.
PENCEGAHAN Edisi 13. Editor: Ahmad H. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, hlm 1021-1027.
Infeksi primer toxoplasma dapat 6. Martinelli Praquale, Agangi Annalisa (
dikurangi dengan menghindari bahan 2007 ). Screening for Toxoplasmosis in
yang terkontaminasi ookista dan Pregnancy. The Lancet, Academic
memakan daging yang kurang matang. Researh Library, p 823.
Daging harus dimasak hingga suhu 60C 7. ORahilly Ronan, Muller Fabiola. (
dan dibekukan untuk mematikan kista. 1992 ). Human Embryology and
Tangan harus dicuci sampai bersih setelah Teratology.Willey-Liss,Inc.,605Third
bekerja di kebun, sayur dan buah harus Avenue, New York,p.293-303.
dicuci dahulu. 8. Saddler TW( 2000 ). Embriologi
Kedokteran Langman.Edisi ke 7. Editor:
Darah yang digunakan untuk tranfusi pada Ronardy Devi. Penerbit Buku Kedokteran
penderira dengan keadaan umum lemah EGC, hlm 358-367.
dengan hasil serologis kehamilan
seronegatif harus mengalami pemeriksaan
skrining untuk antubodi terhadap
T.gondii. Meskipun pemeriksaan skrining
serologis tidak dilakukan rutin, namun
wanita dengan seronegatif harus
mengalami pemeriksaan skrining
beberapa kali selama kehamilannya untuk
menemukan bukti adanya infeksi jika
mereka terpajan dengan situasi
lingkungan yang memberikan resiko
terkena infeksi T.gondii.

Anda mungkin juga menyukai