1. Ookista
Hanya terdapat pada keluarga kucing,
a). Ookista yang belum bersporulasi
Ukuran = diameter 10x12 μm
Bentuk sferis
Dinding ookista terdiri dari dua lapisan yang
tidak berwarna, terdapat micropyle dan polar
granule. Sporont memenuhi hampir seluruh
ookista.
b).ookista masak (telah bersporulasi)
ukuran = diameter 11x13 μm
Selama proses sporulasi,sporont
terbagi menjadi dua massa yang
disebut sporoblas ,kemudian
berdifferensiasi menjadi sporokista,
dimana tiap sporokista berisi 4
trofozoit. Tiap ookista matang berisi
dua sporokista ellipsoid.
Trofozoit terdiri dari 2 stadium yaitu takizoit
(tachyzoite) dan bradizoit.
Takizoit
Ukuran : rata-rata 2x6μm
Bentuk : Seperti bulan sabit . Ujung anteriornya
(conoidal) meruncing dan ujung posteriornya bulat.
Nukleus terletak ditengah.
Gambar 2 : Takizoit dengan mikroskop electron
Tropozoit membentuk kelompok menempati
berbagai jaringan hospes perantara dan
mengadakan pembelahan secara aktif maka
terbentuklah pseudokista yang banyak
mengandung takizoit (bentuk yang membelah
cepat), kecepatan takizoit membelah berkurang
secara berangsur pada hospes yang immunitasnya
bagus, maka terbentuklah kista yang
mengandung bradizoit (bentuk yang membelah
perlahan).
Pseudokista dapat dibedakan dengan kista,
pseudokista merupakan sel tuan rumah yang
menggembung karena adanya multiplikasi
parasit yang cepat (berisi takizoit), dan
terbatas pada infeksi akut sedangkan kista
terjadi pada infeksi kronis terutama dalam
otak dan paru-paru, dinding kista dibentuk
sebagai hasil sekresi dari parasit sehingga kista
memiliki dinding yang lebih kuat, liat dan
tidak mudah pecah dibanding pseudokista
yang memiliki dinding tipis dan mudah pecah
karena berasal dari sel hospes, jika
pseudokista pecah parasit dapat keluar
menyerang sel yang lain.
Gambar 5 : Trofozoit
1.Apical end dan conoid : internalisasi ujung apical
parasite ke dalam sel host.
2. Mikronema dan rhoptry : sekresi protein untuk
pengenalan sel host ,perlekatan, dan pergerakan,
protein yang disekresi berfungsi untuk
pembentukan vakuola parasitophorus.
3. RE dan mitokondria : Memenuhi kebutuhan
metabolism.
ukuran rata-rata : 7x1,5μm
Bentuk : bradizoit lebih langsing daripada takizoit dan
nukleusnya lebih posterior daripada takizoit.
Bradizoit adalah stadium yang membelah dengan
lambat (brady = lambat dalam bahasa Yunani ) dalam
kista jaringan .Bradizoit adalah nama lain dari pada
kistazoit. Kista jaringan adalah kumpulan bradizoit yang
dikelilingi membransel hospes yang berbatas tegas.
Stadium ini banyak di otak, sel otot skelet dan otot
jantung. Saat immunitas hospes menurun ,kista jaringan
bisa aktif kembali dan berproliferasi.
Stadium lain dari Toxoplasma gondii adalah skizon,
merozoit,mikrogamet dan makrogamet.Semuanya
berkembang dalam usus halus hospes definitive ( kucing
Reproduksi seksual terjadi dalam epitel usus host
definitif (kucing).
Kucing domestik maupun kucing liar yang
mengandung parasite ini akan mengeluarkan
ookista unsporulated bersama tinjanya.
Di alam, kista akan bersporulasi menjadi kista
matang yang infektif dalam waktu 48-72 jam yang
dapat bertahan hidup hingga satu tahun
Burung dan hewan berdarah panas lainnya yang
merupakan host intermediate terinfeksi karena
menelan tanah, air atau tanaman yang
terkontaminasi oleh ookista.
Di dalam host intermediate ookista berubah
menjadi takizoit. Takizoit ini akan hidup di dalam
jaringan saraf dan jaringan otot dan berkembang
menjadi kista jaringan bradizoit.
Manusia dapat terinfeksi oleh Toxoplasma antara
lain dengan memakan daging host intermediate
yang mentah atau dimasak tidak sempurna yang
mengandung kista, atau dengan memakan atau
meminum makanan/minuman yang terkontaminasi
ookista infektif (tinja kucing).
Transfusi darah atau transplantasi organ dari
penderita toksoplasmosis juga beresiko untuk
terinfeksi. Seorang ibu yang menderita
toksoplasmosis dapat menularkan parasit ini pada
janinnya melalui plasenta. (Dubey, JP., et al. ,2005).
Gambaran Klinis :
A.Toxoplasmosis aquisita
B. Toxoplasmosis congenital
1. Menemukan parasit dalam spesimen pasien
seperti bahan lavage bronchoalveolar dari pasien
immunocompromised, atau biopsi kelenjar getah
bening.
2.Isolasi parasit dari darah atau cairan tubuh
lainnya dengan inokulasi intraperitoneal pada tikus
atau kultur jaringan merupakan pilihan yang juga
dapat dilakukan
3. Deteksi DNA parasit dalam darah dan air
ketuban dengan PCR terutama digunakan untuk
mendeteksi infeksi bawaan.