Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa yang menginfeksi sebagian besar spesies
hewan berdarah panas, termasuk manusia, dan dapat menyebabkan penyakit toksoplasmosis
Data prevalensi serologis menunjukkan bahwa toksoplasmosis adalah salah satu infeksi
manusia yang paling umum di seluruh dunia. Prevalensi infeksi yang tinggi di Prancis telah
dikaitkan dengan preferensi untuk makan daging mentah atau setengah matang, sementara
prevalensi tinggi di Amerika Tengah terkait dengan frekuensi kucing liar dalam iklim yang
mendukung kelangsungan hidup ookista dan paparan tanah. Seroprevalensi keseluruhan di
Amerika Serikat di kalangan remaja dan orang dewasa, sebagaimana ditentukan dengan
spesimen yang dikumpulkan oleh Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional ketiga
(NHANES III) antara 1988 dan 1994, ditemukan 22,5%, dengan seroprevalensi di antara
wanita usia subur. Sedangkan prevalensi di Indonesia cukup tinggi berdasarkan. Berdasarkan
table dibawah ini dapat dilihat bahwa prevalensi pada manusia yang tertinggi di Jakarta.
Tabel no.4.1 Prevalensi Toksoplasmosis di Indonesia
Sumber CDC
1) Host definitif untuk Toxoplasma gondii adalah anggota keluarga Felidae. Oocysts
yang tidak bersporula disimpan di kotoran kucing. Meskipun ookista biasanya
hanya menumpahkan selama 1-2 minggu, sejumlah besar dapat ditumpahkan.
Ookista membutuhkan 1-5 hari untuk berspekulasi di lingkungan dan menjadi
infeksius. Inang perantara di alam (termasuk burung dan hewan pengerat) menjadi
terinfeksi setelah menelan tanah, air atau bahan tanaman yang terkontaminasi
dengan ookista.
2) Ookista berubah menjadi takizoit tak lama setelah konsumsi. Takizoit ini
terlokalisasi dalam jaringan saraf dan otot dan berkembang menjadi bradyzoit kista
jaringan.
3) Kucing terinfeksi setelah mengonsumsi host perantara yang menyimpan kista
jaringan.
4) Kucing juga dapat terinfeksi secara langsung dengan menelan ookista yang
bersporulasi. Hewan yang dibiakkan untuk konsumsi manusia dan permainan liar
juga dapat terinfeksi kista jaringan setelah menelan ookista yang berserat di
lingkungan.
5) Manusia dapat terinfeksi oleh salah satu dari beberapa rute:makan daging hewan
yang kurang matang yang mengandung kista jaringan.
6) Makanan yang dikonsumsi atau air yang terkontaminasi dengan kotoran kucing
atau dengan sampel lingkungan yang terkontaminasi (seperti tanah yang
terkontaminasi tinja atau mengubah kotak kotoran kucing peliharaan).
7) Transfusi darah atau transplantasi organ.
8) Secara langsung dari ibu ke janin.
9) Pada host manusia, parasit membentuk kista jaringan, paling sering pada otot
rangka, miokardium, otak, dan mata; kista ini dapat tetap sepanjang hidup tuan
rumah. Diagnosis biasanya dicapai dengan serologi, meskipun kista jaringan dapat
diamati pada spesimen biopsi bernoda.
10) Diagnosis infeksi bawaan dapat dilakukan dengan mendeteksi T. gondiiDNA dalam
cairan ketuban menggunakan metode molekuler seperti PCR
Gambar no.
B. Morfologi Toxoplasma Gondii
T. Gondii pertama kali ditemukan pada gondi yaitu seekor rodensia Afrika.
Merozoit (endozoit atau takizoit) T. gondiiberbentuk seperti bulan sabit atau pisang
dengan satu ujung runcing dan yang lainnya membulat. T. gondii (takizoit) berukuran
panjang 4-6 mikron dan lebar 2-3 mikron serta inti terletak dekat ujung yang tumpul
(Gambar 4.2).
Gambar no.4.2. Bentuk Toxoplasma gondii
Sumber : Fadhillah
Debby
Infeksi kronis oleh T. gondii akan membentuk kista yang berisi kistozoid
(bradizoid) (Gambar 4.3.) dan dapat ditemukan dalam jaringan parenteral terutama otak.
Selain itu, bradizoid juga dapat ditemukan (dalam bentuk kista) pada otot, hati dan paru-
paru. Lima tipe meron dan merozoit telah dilaporkan terdapat dalam epitel usus dan
terbentuk dari bradizoid kemudian berubah menjadi gamon yang juga terdapat dalam
epitel usus terutama ileum yang berdiameter sekitar 10 mikron. Gamon kemudian
memproduksi makrogamet dan mikrogamet
Gambar no4.4. Tahapan Ookista Toxoplasma Gondi
Daftar Pustaka