Anda di halaman 1dari 8

Toxoplasma gondii

Rangkuman ini dibuat untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah
parasitology II

Dosen Pengampu :
Nurhalina, SKM., M.Epid

Nama : Muhammad Aziz Wicaksoso


Nim : 20.72.022464
Kelas : A (Analis Kesehatan)

Program Studi Analis Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
Tahun Ajaran 2021/2022
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii adalah spesies organisme bersel satu yang hidup sebagai parasit.
Organisme ini pertama kali diidentifikasi oleh Nicolle dan Manceaux. Toxoplasma gondii
menyebabkan toksoplasmosis, penyakit yang dapat diderita semua hewan berdarah panas,
termasuk manusia. Toxoplasmosis (Toksoplasmosis) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh parasit Toxoplasma gondii yang termasuk ke dalam kelompok protozoa. Infeksi T.
gondiipada manusia dapat ditemukan di seluruh dunia, dan banyak individu yang secara tidak
sadar memiliki antibodi terhadap T. gondii. Siklus hidup T. gondii terdiri dari famili Felidae
(kucing) sebagai pejamu definitive, dan manusia sebagai pejamu intermediet. Transmisi T.
gondii dapat terjadi melalui rute fecal-oral, konsumsi daging yang tidak dimasak matang,
serta transmisi dari ibu hamil ke janinnya. Kucing dapat terinfeksi oleh T. gondii melalui
konsumsi makanan atau benda yang terkontaminasi oleh berbagai fase parasit: takizoit,
bradizoit, ookista. Infeksi pada manusia biasanya terjadi akibat konsumsi daging yang
mengandung kista T. gondii, atau konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi kotoran
kucing atau tanah yang mengandung ookista T. gondii.
Referensi (https://parasito.fkkmk.ugm.ac.id/toksoplasmosis/)

 Klasifikasi
Toxoplasma gondii dibedakan menjadi lima tipe, masing-masing tipe terdiri atas berbagai
galur, dapat diisolasi di tempattempat dari berbagai belahan dunia. Setiap tipe memiliki
karakteristik biologik dan patogenitas yang berbeda. Toksoplasmosis, suatu penyakit yang
disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan penyakit parasit pada hewan yang dapat
ditularkan ke manusia. Parasit ini merupakan golongan Protozoa yang bersifat parasit obligat
intraseseluler Toksoplasmosis menjadi sangat penting karena infeksi yang terjadi pada saat
kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan atau kelahiran anak yang dalam kondisi
abnormal atau disebut sebagai kelainan kongenital seperti hidrosefalus, mikrosefalus,
iridosiklisis dan retardasi mental. Morfologi Toksoplasma gondii merupakan protozoa obligat
intraseluler, terdapat dalam tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi
bradizoit) dan ookista (berisi sporozoit).
Genus :Toxoplasma
Subfamili :Toxoplasmatinae
Famili : Sarcocystidae
Subkelas : Coccidia
Kelas : Sporozoa
Filum : Apicomplexa (Soulsby, 1982). 
Referensi (https://adoc.pub/bab-ii-tinjauan-pustaka-cytenodactylus-gundi-di-afrika-
pada-.html)

 Penyakit

Toksoplasma gondii menyebabkan penyakit toksoplamosis pada manusia dan hewan. Parasite
dapat menyebabkan radang pada kulit kelenjar getah bening,jantung,paru, mata, otak, dan
selaput otak.

Referensi (Buku Parasitologi Klinik Prof. Soedarto, dr., DTM&H., Ph.D. SpParK.)

 Habitat

Protozoa ini hidup intraseluler di dalam sel-sel system retikuloendotelial dan sel parenkim
manusia maupun hewan mamalia dan ungags terutama kucing.

Referensi (Buku Parasitologi Klinik Prof. Soedarto, dr., DTM&H., Ph.D. SpParK.)
 Hospes Definitif

Kucing dan keluarga kucing lainnya (Felidae)

 Hospes Perantara

Manusia, kambing, babi, burung dan lain-lain.f

 Cara Infeksi atau Penularan

Parasit tersebut ditransmit melalui daging yang tidak dimasak sempurna dan mengandung
kista T. gondii atau air yang mengandung ookista dari feses kucing. Selain itu, penyakit ini
juga bisa tertransmitkan dari transplantasi organ, walaupun jarang terjadi.

Referensi (https://zoonosis.biologi.ugm.ac.id/toksoplasmosis/)

 Morfologi
Kucing merupakan satu-satunya host definitif, namun T. gondii dapat menginfeksi dan
bereplikasi di dalam sel vertebrata berinti. Siklus hidup T. gondii dibagi menjadi dua tahap,
yaitu fase aseksual yang terjadi di dalam sel berinti, dan fase seksual yang terjadi di dalam
saluran pencernaan kucing. Gamet yang telah mengalami pembuahan diperoleh dari reolikasi
seksial di dalam usus halus kucing, dan mengeluarkan ookista ke lingkungan hingga 18
bulan. Ketika telah tercerna, ookista dan/atau jaringan dengan adanya kista akan pecah dan
menyerang sel sel pada dinding usus, dan sporozoit (yang dilepaskan dari ookista) atau
bradizoit (yang dilepaskan dari jaringan kista) berdiferensiasi menjadi takizoit, yang
merupakan bentuk replikasi versi cepat dari parasit tersebut. Takizooit ini dapat terdeteksi
pada leukosit dari host atau bersirkulasi secara bebas di dalam peredaran darah.
Trofozoit
- Stadium trofozoit (takizoit) diperiksa dari sediaan peritoneal mencit yang di inokulasi
dengan Toksoplasma gondii, aspirasi kelenjar limfe, cairan amnion, atau sample
penderita dan diwarnai dengan Giemsa.
- Bentuknya seperti bulan sabit, ukuran 4-6 x 2-3 mikron, mempunyai satu inti kurang
lebih ditengah
- Bersifat ekstraseluler, intraseluler tetapi sel hospes dipecah.
Kista
- Bentuk kista didapat dari jarigan otak mencit yang diwarnai dengan giemsa atau
hematoksilin eosin (HE).
- Berukuran 15-20 mikron bentuknya bulat dengan dinding yang tebal dan berisi
bradizoit.

Referensi (https://zoonosis.biologi.ugm.ac.id/toksoplasmosis/)

• Epidemiologi
Secara epidemiologi, prevalensi toxoplasmosis adalah 25 – 30% dengan variasinya
tergantung dari berbagai faktor di setiap negara

Global
Angka kejadian (insidensi) yang diperkirakan oleh WHO adalah 1.5 kasus toxoplasmosis
kongenital per 1000 kelahiran hidup. Secara umum, prevalensi toxoplasmosis di dunia
diasumsikan sebesar 25–30% dan bervariasi bergantung dari berbagai faktor di setiap negara.
Negara dengan iklim tropis dan kondisi cuaca yang hangat memiliki prevalensi yang lebih
besar. Faktor lainnya yang berpengaruh adalah adanya variasi antropogenik seperti kebiasaan
makan dan higienitas.
Indonesia
Prevalensi infeksi toksoplasma pada manusia di Indonesia pernah dilaporkan sebesar 43–
88%. Prevalensi toxoplasmosis pada beberapa daerah di Jawa Tengah (seroprevalensi positif)
pada tahun 2016 adalah 62.5%.
Referensi (https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/toxoplasmosis/
epidemiologi)

 Diagnosis
Untuk mendiagnosis toksoplasmosis, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala
yang dialami dan riwayat kesehatan pasien, serta kemungkinan terpapar T.gondii.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, diikuti dengan
pemeriksaan lanjutan untuk menetapkan diagnosis, seperti:
 Tes darah, untuk menilai kadar antibodi tubuh terhadap gondii
 MRI, untuk mendeteksi penyebaran infeksi ke otak, terutama pada pasien yang
berisiko tinggi terserang komplikasi
 Biopsi otak atau cairan tulang belakang, untuk mendeteksi keberadaan parasit gondii,
terutama pada kasus yang parah
Sementara pada ibu hamil, dokter akan melakukan pemeriksaan berupa:
 Amniosentesis, untuk mengetahui penularan infeksi toksoplasmosis pada janin
dengan memeriksa sampel air ketuban pada usia kehamilan di atas 15 minggu
 USG kehamilan, untuk menilai pertumbuhan dan mendeteksi kelainan pada janin
Jika hasil USG kehamilan menunjukkan gangguan pertumbuhan atau tanda-tanda kelainan
pada janin, dokter akan menyarankan pasien menjalani pemeriksaan rutin untuk mencegah
terjadinya perburukan. Setelah bayi lahir, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk melihat
kemungkinan komplikasi toksoplasmosis pada bayi. Jika komplikasi tidak terlihat, dokter
akan menyarankan ibu memeriksakan bayi secara berkala hingga anak berusia remaja.
Referensi (https://www.alodokter.com/toksoplasmosis)

 Siklus Hidup
Di dalam tubuh hospes perantara, toksoplasma terdapat dalam bentuk aseksual. Penularan
dari satu hewan penderita ke hewan lainnya terjadi sesudah makan daging infektif. Bila
kucing terinfeksi Toksoplsma di dalam tubuh kucing parasit akan berkembang biak baik
dalam bentuk siklus seksual maupun siklus aseksual. Bentuk ookista akan keluar bersama
tinja kucing. Bila manusia tertelan ookista yang infektif maka infeksi toksoplasmosis akan
terjadi.

Referensi (Buku Parasitologi Klinik Prof. Soedarto, dr., DTM&H., Ph.D. SpParK.)
 Pencegahan
Toksoplasmosis bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Beberapa langkah yang
dapat dilakukan adalah:
 Gunakan sarung tangan saat berkebun atau memegang tanah.
 Hindari mengonsumsi daging mentah atau setengah matang.
 Cucilah tangan sebelum dan sesudah memegang makanan.
 Cucilah semua peralatan dapur dengan bersih setelah memasak daging mentah.
 Cucilah buah dan sayuran sebelum dikonsumsi.
 Hindari mengonsumsi susu dan produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi.
Bila Anda memelihara kucing, lakukan langkah-langkah di bawah ini untuk mencegah
toksoplasmosis:
 Jaga kesehatan kucing dengan rutin membawanya untuk divaksinasi.
 Gunakan sarung tangan saat membersihkan tempat kotoran kucing.
 Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah membersihkan tempat kotoran kucing.
 Jaga kucing agar tetap berada di dalam rumah.
 Berikan kucing makanan kering atau kalengan.
 Hindari memberikan daging mentah untuk kucing.
 Tutuplah bak pasir tempat bermain anak-anak agar tidak digunakan kucing untuk membuang
kotoran.

Referensi (https://www.alodokter.com/toksoplasmosis)

Anda mungkin juga menyukai