Anda di halaman 1dari 18

Di susun oleh:

•Chandra Adam Lesmana


• 1704015107
• Amelia Zaida Guri
•1704015179
• Zakiyatunnupus
•1704015180
• Tiara Mardatilah
•1704015070
TOXOPLASMA GONDII ADALAH
SPESIES PROTOZOA PARASIT PADA GENUS TOXOPLASM
A. T.GONDII MENYERANG KUCING, TETAPI PARASIT
DAPAT DIBAWA OLEH SEMUA MAMALIA.
T. GONDII MENYEBABKAN
PENYAKIT TOKSOPLASMOSIS. T. GONDII
SENDIRI PERTAMA KALI DITEMUKAN OLEH NICOLE
DAN MANCEAUX PADA TAHUN 1908 PADA LIMFA DAN
HATI HEWAN PENGERAT CTENODACTYLUS GUNDI DI
TUNISIA AFRIKA DAN PADA SEEKOR KELINCI DI
BRAZIL.
Siklus Hidup
Klasifikasi Gejala

Morfologi penularan

Penyebaran Pengobatan Pencegahan


Habitat hidup
A. KLASIFIKASI
B. MORFOLOGI
 Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler. Toxoplasma gondii terdapat
dalam tiga bentuk yaitu:
 takizoit (bentuk poriferatif)
bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dengan ujung yang lain
agak membulat. bentuk ini berukuran 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron, mempunyai selaput sel,
satu inti yang terletak di tengah dibagian tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti
mitokondria dan badan golgi. tidak mempunyai kinetoplas dan sentrosom serta tidak
berpigmen. bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes intermediet dan hospes definitif.
 kista (berisi bradizoit)
Takhizoit yang diselimuti oleh pseudo kista dinamakan bradizoit. Pseudo Kista,
merupakan bentuk resisten (pertahanan) dari toxoplasma gondii, pseudo kista ini
terbentuk didalam jaringan tubuh host, tujuannya adalah untuk melindungi toxoplasma
gondii. Dinding pseudo kista ini terbuat dari jaringan tubuh host (misal jaringan otot atau
jaringan otak), bukan dari bahan yang dimiliki oleh toxoplasma gondii itu sendiri, sehingga
dinamakan pseudo kista.
 ookista (berisi sporozoit)
Okista merupakan bentuk resisten (pertahanan) dari parasit toxoplasma gondii ketika berada
di dunia luar (diluar host), awal terbentuknya saat berada di usus kucing, kemudian ookista
akan terbawa sampai kedunia luar ketika kucing buang air besar (keluar bersama fesesnya),
dalam bentuk ookista maka toxoplasma gondii akan mampu bertahan hidup didunia bebas.
C. SIKLUS HIDUP
 1. Siklus didalam tubuh kucing

Kucing dapat terinfeksi Toxoplasma gondii apabila si kucing memakan tikus, burung yang mengandung
kista Toxoplasma gondii atau makanan yang terkontaminasi ookista, ketika termakan maka kista atau
ookista ini akan pecah kemudian bradizoit didalamnya akan berhamburan kemudian menembus sel epitel
usus si kucing kemudian berdiferensiasi menjadi takhizoit.Takhizoit akan berdiferensiasi lagi menjadi
mikrogamet dan makrogamet, kemudian akan dihasilkan zigot, setelah itu barulah menjadi ookista.
Ookista akan keluar bersama feses kucing dan mampu bertahan di dunia bebas sampai pada saatnya hoseps
baru tidak sengaja menelannya.

 2. Siklus didalam tubuh manusia atau hewan perantara lainnya (misalkan hewan ternak)

Ookista yang tertelan akan sampai ke usus kemudian pecah dan mengeluarkan takhizoit, takhizoit akan
menembus usus, beredar dalam darah (memanfaatkan sel fagosit sebagai transporter), kemudian
menginvasi sel-sel lain, takhizoit akan terus melakukan multiplikasi di dalam sel-sel yang di
invasi (biasanya sel pada jaringan otot dan otak), kemudian pada fase kronis akan membentuk pseudo
kista.Takhizoit yang terbungkus oleh pseudo kista dinamakan bradizoit, selain memiliki ciri dibungkus
oleh pseudo kista, bradizoit cenderung diam dan tidak melakukan multiplikasi. Pertumbuhan biasanya
berhenti pada fase pseudo kista, namun bila pseudo kista tersebut pecah, maka siklus akan berulang
kembali.
D. PENULARAN

1. Peroral (menelan ookista) misalkan memakan daging mentah atau


kurang matang, memakan sayur yang tidak dicuci dengan bersih
2. Perinhalasi, menghirup ookista yang terbang bersama debu
3. Transfusi darah, menerima darah yang terkontaminasi takhizoit
4. Menerima organ donor yang terinfeksi T.gondii dan mengandung
bradizoit
5. Transmisi secara transplasenta
E. GEJALA

1. Limfadenitis  Bahaya toxoplasmosis pada ibu


hamil:
2. Retinokhoroiditis
3. Uveitis 1. Menyebabkan abortus
2. Bayi lahir mati
4. Katarak
5. Mikroftalmia,
anoftalmia
6. Vitreosis
7. Demam
8. Gejala-gejala serebral
F. PENYEBARAN
Penyebaran parasit ini sangatlah cepat. Penyebaran
parasit toxoplasma gondii sangat luas yaitu dari daerah
Alaska sampai dengan Australia. Distribusi yang sangat luas
ini mungkin menjadi suatu bagian dalam mekanisme
penularan.
Konsumsi daging mentah atau daging yang kurang masak
merupakan sumber infeksi pada manusia. Tercemarnya alat-
alat untuk masak dan tangan oleh bentuk infektif parasit ini
pada waktu pengolahan makanan merupakan sumber lain
untuk penyebaran T. gondii. Di Indonesia, prevalensi zat anti
T. gondii pada hewan adalah sebagai berikut: kucing 35-
73%, babi 11-36%, kambing 11-61%, anjing 75% dan pada
ternak lain kurang dari 10%.
G. PENGOBATAN
Cara diagnosis paling praktis adalah dengan cara uji serologik Sabin
Feldman untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap
Toxoplasma gondii.
Pengobatan yang terpilih adalah:
1. Pyrimethamine (sediaan 25 mg tab) 50 mg/hari selama 3 minggu dan
dilanjutkan 25 mg/hari selama 5 minggu. Dikombinasi dengan
Trisulfapirimidine 2-6 gram/hari serta pemberian asam folat (leucovorin
10-25 mg/hari) untuk mencegah depresi sumsum tulang sebagai efek
samping pyrimethamine serta kortikosteroid untuk efek anti
inflamasinya. Pyrimethamin tidak boleh diberikan pada ibu hamil
(teratogenik)
2. Spiramisin 2-4 gram/hari selama 4-6 minggu (Drug of Choice untuk
ibu hamil)
H. PENCEGAHAN
 Kucing merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi timbulnya toksoplasmosis. Untuk
mencegah hal ini, maka terjadinya infeksi pada
kucing dapat dicegah, yaitu dengan memberi
makanan yang matang sehingga kucing tidak
berburu tikus atau burung. Bila kucing diberikan
monensin 200 mg/kg melalui makanannya, maka
kucing tersebut tidak akan mengeluarkan ookista
bersama tinjanya, tetapi ini hanya dapat
digunakan untuk kucing peliharaan
LANJUTAN
Untuk mencegah terjadinya infeksi dengan ookista yang
berada di dalam tanah, dapat diusahakan mematikan
ookista dengan bahan kimia seperti formalin, amonia dan
iodin dalam bentuk larutan serta air panas 70oC yang
disiramkan pada tinja kucing
 Anak balita yang bermain di tanah atau ibu-ibu yang gemar
berkebun, juga petani sebaiknya mencuci tangan yang
bersih dengan sabun sebelum makan. Sayur mayur yang
dimakan sebagai lalapan harus dicuci bersih, karena ada
kemungkinan ookista melekat pada sayuran. Makanan yang
matang harus ditutup rapat supaya tidak dihinggapi lalat
atau kecoa yang dapat memindahkan ookista dari tinja
kucing ke makanan tersebut.
LANJUTAN
 Kista jaringan dalam hospes perantara
(kambing, sapi, babi dan ayam) sebagai
sumber infeksi dapat dimusnahkan dengan
memasaknya sampai 66°C atau mengasap
dan sampai matang sebelum dimakan. Bagi
ibu yang memasak, jangan mencicipi hidangan
daging yang belum matang. Setelah memegang
daging mentah (tukang jagal, penjual daging,
tukang masak) sebaiknya cuci tangan dengan
sabun sampai bersih.
HABITAT HIDUP

 Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam :


 Sel endotil

 Leukosit mononukler

 Cairan tubuh

 Sel jaringan hospes/tuan rumah


DAFTAR PUSTAKA
 Staf Laboratorium Parasitologi FKUB, DIKTAT BIOLOGI MIKROBA. Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya, Malang, 2010.

 Ir. Indra Chahaya S., M.Si , 2003 , Epidemiologi


“Toxoplasma gondii” . Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai