Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TOXOPLASMA GONDII

SMK INDONESIA PUTERA


Tahun Ajaran 2016/2017

Disusun oleh :
WENDI REZA

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami, khususnya bagi saya dapat menyelesaikan makalah yang
ini dengan sebaik baiknya dibuat.
Dalam makalah ini akan membahas masalah mengenai Toxoplasma gondii karena
sebagai seorang siswa analis kesehatan perlu mengetahui hal ini.
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunannya maupun
materinya, semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan pembaca.

Blitar, 23 Januari 2017

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Pada umumnya, suatu peristiwa timbulnya penyakit akibat makanan dapat disebabkan
oleh kontaminasi yang ada pada makanan yang berupa agen biologi atau patogen (contohnya
virus, bakteri, parasit, prion), agen kimiawi (contohnya senyawa toksin atau logam) atau agen
fisik (contohnya pecahan kaca atau serpihan tulang. Dengan ditemukannya lebih dari 200
penyakit yang bisa ditularkan melalui makanan, patogen-patogen tersebut merupakan penyebab
utamanya. Hampir semua patogen pembawa yang berasal dari makanan berukuran mikroskopis,
termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit lainnya.
Bakteri merupakan mikroorganisme uniseluler yang memiliki dinding sel namun tidak
memiliki nukleus. Mereka memiliki bentuk, jenis dan properti yang bermacam-macam. Beberapa
bakteri patogen dapat membentuk spora dan resisten terhadap panas tinggi (contohnya
Clostridium botulinum, C. perfringens, Bacillus subtillus, B. cereus). Bakteri lainnya dapat
memproduksi toksin yang membuat mereka resisten terhadap panas (contohnya Staphylococcus
aureus).
Protozoa parasit merupakan mikroorganisme uniseluler yang tidak memiliki dinding sel
yang rigid (kaku) namun memiliki nukleus yang sistematis. Protozoa tersebut lebih besar
daripada bakteri. Seperti layaknya virus, protozoa tidak berkembangbiak di makanan, hanya di
sel inang saja. Bentuk transmisi organisme ini disebut dengan cyst. Protozoa ini dapat
bekerjasama dengan makanan dan menyebarkan penyakit melalui air, contohnya yaitu
Entamoeba histolytica, Toxoplasma gondii, Giardia lamblia, Crytosporidium parvum dan
Cyclospora cayatenensis.

B.

Rumusan masalah
1.
Bagaimana sejarah toxoplasma gondii
2.
Bagaimana penyebaran toxoplasma gondii
3.
Bagaimana taksonomi toxoplasma gondii
4.
Bagaimana morfologi toxoplasma gondii
5.
Bagaimana habitat toksoplasma gondii
6.
Bagaimana siklus hidup toxoplasma gondii
7. Apa penyebab penyakit toxoplasma gondii
8.
Bagaimana mencegah toxoplasma gondii

C.

Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mengetahui sejarah Toxoplasma gondii


Mengetahui penyebaran Toxoplasma gondii
Mengetahui taksonomi Toxoplasma gondii
Mengetahui marfologi Toxoplasma gondii
Mengetahui habitat Toxiplasma gondii
Mengetahui siklus hidup Toxoplasma gondii
Mengetahui penyebab penyakit Toxoplasma gondii
Mengetahui pencegahan penyakit Toxoplasmasis

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Sejarah Penemuan Toxoplasma gondii


T. gondii pertama kali diamati pada tikus oleh Nicolle dan Manceaux pada tahun 1908,
tidak diidentifikasi sebagai agen penyakit menular hingga 1932. Toxoplasma gondii pada tahun
1908 pertama kali ditemukan pada binatang pengerat yaitu Ctenodactylus gundi, di suatu
laboratorium di Tunisia dan pada seekor kelinci di suatu laboratorium di Brazil (Nicolle &

Splendore). Pada tahun 1937, parasit ini ditemukan pada neonatus dengan enfalitis.
T.beause gondii diakui sebagai penyakit fatal orang dewasa pada tahun 1968 setelah beberapa
kasus ensefalitis toxoplasma ditemukan pada pasien dengan kanker hematologic. Kemudian
menjadi lebih luas, tercatat sebagai penyebab morbiditas pada pasien imunodefisiensi, termasuk
pasien AIDS mulai tahun 1983. T. gondii terus menjadi penyakit penting di dunia modern,
terutama pada wanita hamil dan pasien immunocompromised (Mandell, Bennett dan Dolin,
2005)
Walaupun trransmisi secara intrauterin transplasental sudah diketahui, tetapi baru pada
tahun 1970 daur hidup parasit ini menjadi jelas, ketika ditemukan daur seksualnya pada kucing
(Hutchison). Setelah dikembangkan tes serologi yang sensitif oleh Sabin dan Feldman (1948),
zat anti Toxoplasma gondii ditemukan kosmopolit, terutama di daerah beriklim panas dan
lembab.
Toxoplasma gondii merupakan salah satu parasit yang paling banyak dipelajari, karena
pentingnya dari segi kesehatan manusia dan hewan. Ada ribuan referensi yang memuat berbagai
hal mengenai toxoplasma. Artikel sejarah toxoplasma ini bertujuan memberikan pengenalan dan
gambaran perkembangan toxoplasma selama 100 tahun terakhir. Beberapa sejarah dan penemuan
yang penting dirangkum pada bagian dibawah ini dan bagian 2. Penemuan mengenai agen
toxoplasma gondii

1908 Protozoa ditemukan dalam hewan pengerat, Ctenodactylus gundi di Tunisia. Protozoa
ditemukan pada seekor kelinci di Brasil

1909 Nama Toxoplasma gondii diusulkan

1937 Untuk pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari binatang.

1939 Pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari manusia.

1941 Toxoplasma gondii yang menginfeksi Manusia dan hewan terbukti sama

1951 Perkembangan penyakit dan cara toxo menyerang dan akibatnya seperti hidrocephalus
mulai diketahui

B.

Penyebaran Toxoplasma gondii


Terdapat 4 cara manusia dapat tertular Toxoplasma, yaitu :

1.

Cara penularan pertama

Cara pertama merupakan penularan terbanyak, yaitu manusia memakan daging yang
mengandung toxoplasma hidup. Yang dimaksud adalah : Manusia tertular toxoplasma akibat
memakan daging mentah atau daging setengah matang atau daging yang tidak dimasak dengan
sempurna, dimana daging tersebut mengandung Toxoplasma. Untuk mencegah hal ini maka
2.

masaklah daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 derajat celcius.


Cara penuran ke dua
Cara penularan kedua adalah manusia "tanpa sengaja" menelan/memakan telur/kista toxoplasma.
Hal ini dapat terjadi bila manusia memakan buah-buahan atau sayuran TANPA DICUCI dengan
bersih, dimana pada buah-buahan atau sayuran tersebut menempel telur toxoplasma (biasa
disebut kista toxoplasma).
Bisa juga terjadi bila manusia setelah berkebun, tidak mencuci tangannya dengan bersih,
kemudian memakan sesuatu. Padahal ditangannya menempel telur/kista toxoplasma, dan
toxoplasma tersebut menempel di makanan yang dipegangnya.Penularan seperti ini peluangnya
relatif

kecil,

namun

demikian

tidak

boleh

diabaikan.

Untuk mencegahnya, tentu saja membiasakan diri untuk mencuci bersih buah-buahan atau
sayuran tersebut sebelum dimakan. Kemudian setelah berkebun, jangan lupa untuk mencuci
tangan dengan bersih.
3.

Cara penularan ke tiga


Cara penularan ketiga adalah melalui transplantasi organ tubuh manusia. Hal ini dapat terjadi
bila organ tubuh yang ditransplantasi terinfeksi parasit toxoplasma dalam keadaan hidup. Namun
sangat jarang (bahkan hampir tidak pernah terjadi) penularan yang seperti ini, karena umumnya
organ tubuh tersebut telah diperiksa dengan seksama oleh dokter. Walaupun peluangnya nyaris
nol (kecil sekali), tetap tidak boleh diabaikan.

4.

Cara Penularan ke empat

Pada toksoplasmosis konginetal transmisi Toxoplasma kepada janin terjadi in utero

melalui plasenta, bila ibunya mendapat infeksi primerwaktu ia hamil.


Pada toksoplasmosis akuisita infeksi dapat terjadi, bila makan daging mentah atau kurang
matang (misalnya : sate) kalau daging tersebut mengandung kista jaringan atau takizoit

toxoplasma.
Infeksi juga dapat terjadi di laboratorium bila seseorang bekerja dengan hewan percobaan
yang terinfeksi T.gondii, melalui jarum suntik atau alat laboratorium lain.

C.

Infeksi dapat terjadi dengan transplantasi organ dari donor yang menderita

toksoplasmosis
Tranfusi darah lengkap juga dapat mengakibatkan infeksi.

Taksonomi klasifikasi
Adapun taksonomi dari Toxoplasma gondii

D.

Kingdom = Protista
Subkingdom = Protozoa
Phylum = Apicomplexa
Class = Protozoasida
Order = Eucoccidiorida
Family = sarcocystidae
Genus = Toxoplasma
Species = gondii

Morfologi Toxoplasma gondii


Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler. Toxoplasma gondii terdapat
dalam tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk poriferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista (berisi
sporozoit).Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dengan ujung
yang lain agak membulat. bentuk ini berukuran 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron, mempunyai
selaput sel, satu inti yang terletak di tengah dibagian tengah bulan sabit dan beberapa organel
lain seperti mitokondria dan badan golgi. tidak mempunyai kinetoplas dan sentrosom serta tidak
berpigmen. bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes intermediet dan hospes definitif. takizoit
ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh. takizoit dapat masuk ke setiap sel
berinti pada tubuh hospesnya.
Kista dibentuk di dalam sel hospes apabila takizoit yang membelah telah membentuk
dinding. ukuran kista yang dibentuk bisa berbeda-beda. ada kista yang berukuran kecil dan
berukuran besar. kista dapat berisi sekitar 3000 bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat
ditemukan seumur hidup terutama di otak, otot jantung dan otot lurik. Kista di bagian otak
berbentuk lonjong atau bulat, tetapi bentuk kista mengikuti bentuk sel otot. kista merupakan
stadium istirahat pada Toxoplasma gondii.Ookista berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x 9-11
mikron. Ookista mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua
sporoblas. Pada perkembangan selanjutnya kedua sporoblas membentuk dinding dan menjadi

sporokista. Masing-masing sporokista tersebut berisi 4 sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron


dan sebuah benda residu.
E.

Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam :


Sel endotil
Leukosit mononukler
Cairan tubuh
Sel jaringan hospes/tuan rumah

F.

Siklus Hidup Toxoplasma gondii


Toxoplasma gondii adalah suatu spesies dari Coccidia yang mirip dengan Isospora. Dalam
sel epitel usus kecil kucing berlangsung daur aseksual dan daur seksual yang menghasilkan
ookista yang dikeluarkan bersama tinja. Ookista menhasilkan 2 sporokista yang masing-masing
mengandung 4 sporozoit. Bila ookista ditelan oleh mamalia lain atau burung (hospes perantara),
maka pada berbagai jaringan hospes perantara dibentuk kelompok tropozoit yang membelah
secara aktif yang disebut takzoit. Kemudian berubah menjadi bradizoit yang merupakan masa
infeksi klinis menahun yang biasanya merupakan infeksi latent. Pada hospes perantara hanya
terdapat sebagai kista jaringan.
Bila kucing sebagai hospes definitif memakan perantara hospes perantara yang terinfeksi,
maka terbentuk lagi stadium seksual dalam sel epitel usus kecilnya. Bila hospes perantara
mengandung kista jaringan Toxoplasama, maka masa prepatennya adalah 3-5 hari, sedang bila
kucing makan tikus yang mengandung takizoit, masa prepatennya bisa 5-10 hari. Tetapi bila
ookista langsung tertelan oleh kucing, maka masa prepatennya adalah 20-24 hari.
Di berbagai jaringan tubuh kucing juga ditemukan tropozoit dan kista jaringan. Pada manusia
takizoit ditemukan pada infeksi akut dan dapat memasuki tiap sel yang berinti.
Takizoit berkembang biak dalam sel secara endodiogeni. Bila sel penuh dengan takizoit,
maka sel menjadi pecah dan takizoit memasuki sel- sel di sekitarnya atau difagositosis oleh sel
makrofag. Kista jaringan dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah
membentuk dinding. Kista jaringan ini dapat ditemukan dalam hospes seumur hidup terutama di
otak, otot jantung, dan otot bergaris. Di otak kista berbentuk lonjong atau bulat, sedangkan di
otot kista mengikuti bentuk sel.
Dalam lingkar hidupnya Toksoplasma gondii mempunyai dua fase yaitu

1.

Fase Aseksual (skizogoni)

Pada fase ini cara berkembang biaknya adalah membelah dua atau binnary fission.
2.

Fase Seksual (gametogoni dan sporogoni)


Hanya didapatkan dari kucing sebagai tuan rumah definitif( efenitiv host).

G.

Penyebab Penyakit Toxoplasmosis


Toxoplasmosis terkenal sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai pada ibu
hamil. Toxo sering dihubungkan dengan penyakit lainnya, seperti Rubella, Cytomegalovirus dan
Herpes. Semua penyakit tersebut sering disingkat menjadi TORCH (Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus dan Herpes). Tetapi, toxo bukanlah penyakit yang disebabkan oleh virus seperti
ketiga temannya diatas. Toxoplasma atau Toxoplasma gondii adalah sejenis hewan bersel satu
yang sering juga disebut protozoa (jadi bukanlah virus). Toxoplasmosis adalah nama penyakit
pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Banyak orang beranggapan
bahwa penyebab utama penyakit toxoplasmosis adalah kucing. Sehingga banyak disarankan bagi
ibu hamil atau wanita yang ingin hamil untuk menghindari kucing. Padahal, rumor tersebut tidak
sepenuhnya benar.
Hampir semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma. Hewan yang sering
berada disekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, ayam, burung, babi, dan lainlain, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dan
lain-lainl, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Penelitian Toxoplasmosis di Indonesia pertama kali
dilakukan oleh Hartono pada tahun 1972 dan baru dilaporkan tahun 1988. Peneliti tersebut
berhasil mengisolasi kista Toxoplasma pada kambing dan domba yang dipotong di rumah potong
hewan Surabaya dan Malang. Penelitian lapangan yang dilakukan di berbagai daerah
menunjukkan prevalensi penyakit ini bervariasi dan cenderung tinggi. Angka prevalensi penyakit
pada kambing berkisar 24-61%, kucing 10-40%, babi 28%, domba 43%, sapi 36%, kerbau 27%,
ayam 20%, itik 6%, anjing 10%, dan manusia 14-82%. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala
keguguran pada wanita hamil.

H.

Pencegahan Penyakit Toxoplasmosis


Kucing merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya toksoplasmosis,
karena kucing mengeluarkan berjuta-juta ookista dalam tinjanya, yang dapat bertahan sampai
satu tahun di dalam tanah yang teduh dan lembab. Untuk mencegah hal ini, maka terjadinya
infeksi pada kucing dapat dicegah, yaitu dengan memberi makanan yang matang sehingga
kucing tidak berburu tikus atau burung. Bila kucing diberikan monensin 200 mg/kg melalui

makanannya, maka kucing tersebut tidak akan mengeluarkan ookista bersama tinjanya, tetapi ini
hanya dapat digunakan untuk kucing peliharaan. Untuk mencegah terjadinya infeksi dengan
ookista yang berada di dalam tanah, dapat diusahakan mematikan ookista dengan bahan kimia
seperti formalin, amonia dan iodin dalam bentuk larutan serta air panas 70 oC yang disiramkan
pada tinja kucing
Anak balita yang bermain di tanah atau ibu-ibu yang gemar berkebun, juga petani
sebaiknya mencuci tangan yang bersih dengan sabun sebelum makan. Sayur mayur yang
dimakan sebagai lalapan harus dicuci bersih, karena ada kemungkinan ookista melekat pada
sayuran. Makanan yang matang harus ditutup rapat supaya tidak dihinggapi lalat atau kecoa yang
dapat memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan tersebut.
Kista jaringan dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan ayam) sebagai sumber
infeksi dapat dimusnahkan dengan memasaknya sampai 66C atau mengasap dan sampai matang
sebelum dimakan. Bagi ibu yang memasak, jangan mencicipi hidangan daging yang belum
matang. Setelah memegang daging mentah (tukang jagal, penjual daging, tukang masak)
sebaiknya cuci tangan dengan sabun sampai bersih. Yang paling penting dicegah adalah
terjadinya toksoplasmosis kongenital karena anak yang lahir dapat menyebabkan cacat dengan
retardasi mental dan gangguan motorik.
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Penyakit toxoplasmosis merupakan penyakit kosmopolitan dengan frekuensi tinggi di
berbagai negara dan juga di Indonesia karena gejala klinisnya ringan maka sering kali luput dari
pengamatan dokter. Padahal akibat yang ditimbulkan bisa memberikan beban berat bagi
masyarakat seperti abortus, lahir mati maupun cacat kongenital. Diagnosis secara laboratoris
cukup mudah yaitu dengan memeriksa antibodi kelas IgG dan IgM terhadap Toxoplasma gondii
akan dapat diketahui status penyakit penderita. Dianjurkan untuk memeriksakan diri secara
berkala pada wanita hamil trimester pertama akan kemungkinan terinfeksi dengan
toxoplasmosis.
Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler yang dapat menyebabkan
penyakit toxoplasmosis konginetal dan toksoplasmosis akuisita. Hospes Definitif T. gondii

adalah kucing dan binatang sejenisnya (Felidae). Hospes perantaranya adalah manusia, mamalia
lainnya dan burung.

DAFTAR PUSTAKA

http://drwarnilover.blogspot.com/2011/11/makalah-parasitologi-toksoplasma-gondii.html
http://inspirasimulki.blogspot.com/2010/01/toxoplasma-gondii.html
http://www.kucingkita.com/penyakit-kucing/sejarah-toxoplasma-bagian-1
http://wawashahab.blogspot.com/2012/01/cara-penularan-toxoplasma-pada-manusia.html
https://www.msu.edu/course/zol/316/tgontax.htm
http://emmaferdian.blogspot.com/2012/08/toxoplasma-morfologi.html
https://www.facebook.com/agar.hamil/posts/667324579948080
http://www.kucingkita.com/penyakit-kucing/tindakan-pencegahan-toxoplasma
http://teenagerssukses.blogspot.com/2012/05/tugasmikrobiologi-pangan-foodborneagent.html

Anda mungkin juga menyukai