PAJANAN
TOKSOPLASMA
Beni Hari Susanto, S.KL.,M.KL
S1 Kesehatan Lingkungan
STIKes WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
Pendahuluan
● Toxoplasma gondii berasal dari bahasa latin yaitu toxon yang berarti busur dan plasma
yang berarti bentuk sehingga mempunyai arti suatu bentuk yang menyerupai busur
atau sering pula disebut berbentuk bulan sabit atau berbentuk pisang.
● Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit (crescent) dengan ujung yg runcing dan
ujung lain agak membulat. Ukuran panjang 4-8 µm, lebar 2-3 µm dan mempunyai
selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain
seperti mitokondria dan badan golgi.
● Takizoit ditemukan pada infeksi akut dlm berbagai jar tubuh, dapat memasuki tiap
sel yang berinti. Takizoit merupakan trofozoit yg membelah dgn cepat (Garcia dan
Bruckner, 1996 ; Prasetyo, 2005).
Gambar 1. Takizoit Toxoplasma gondii
A : takizoit dalam sel mononuklear besar B : takizoit bebas dalam darah
Sumber: Toxoplasmosis. In: Tropical Medicine and Parasitology, Frenkel J. K, California, 1989
1. Kista dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yg membelah telah membentuk dinding.
2. Ukuran kista berbeda-beda, ada yg berukuran kecil hanya berisi beberapa bradizoit dan ada yg
ukuran 200 µm berisi 3000 bradizoit.
3. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama di otak, otot jantung, dan otot
bergaris.
4. Di otak bentuk kista lonjong atau bulat, tetapi di dalam otot bentuk kista mengikuti bentuk sel otot.
7. Menurut Levine (1990), pada infeksi kronis kista dapat ditemukan dalam jaringan organ tubuh dan
terutama di otak.
Ookista
1. Ookista yang keluar bersama tinja kucing berbentuk lonjong,
berukuran lebar 9-11 µm dan panjang 11-14 µm.
● Hal ini terjadi sebagai akibat keberadaan hidup manusia yang tidak dapat
dipisahkan dari hewan;
● Protozoa ini hidup dlm sel epitel usus muda Felidae sbg hospes definitif,
sedangkan ookistanya dikeluarkan bersama tinjanya.
● Hospes perantara yg mudah terinfeksi antara lain adalah hewan berdarah panas
dan mamalia lainnya termasuk manusia.
● Infeksi terjadi dimana ada hewan dari famili Felidae termasuk kucing yg
mengeluarkan ookista bersama tinjanya.
● Ookista ini adalah bentuk yang infektif dan dapat menular pada manusia atau hewan
lain;
● Angka prevalensi Toxoplasma gondii pada hewan ternak di Indonesia adalah pada
kambing berkisar 24-61%, babi 28%, domba 43%, sapi 36%, kerbau 27%, ayam 20%, itik 6%.
Pada hewan peliharaan kucing10-40%, anjing 10%, dan pada manusia 14-82% (Iskandar,
1999);
● Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gandahusada (1995), prevalensi zat anti
Toxoplasma gondii pada hewan kucing 35-73%, babi 11-36%, kambing 11-61%, anjing 75%
dan pada ternak lain kurang dari 10%.
Siklus Hidup
1. Siklus hidup Toxoplasma gondii dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu siklus
seksual dan aseksual yang hanya terjadi pada induk semang sejati yaitu kucing dan
sebangsanya (Felidae) yang menghasilkan ookista, sedang siklus aseksual terjadi
pada induk semang antara maupun induk semang sejati;
2. Kucing dan hewan sejenisnya merupakan hospes definitif dari Toxoplasma gondii. Di
dalam usus kecil kucing, sporozoit menembus sel epitel dan tumbuh menjadi
trofozoit.
3. Inti trofozoit membelah menjadi banyak sehingga terbentuk skizon. Skizon matang
pecah dan menghasilkan banyak merozoit (skizogoni).
4. Daur aseksual ini dilanjutkan dengan daur seksual.
6. Setelah terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang akan dikeluarkan bersama tinja
kucing.
7. Di luar tubuh kucing, ookista tersebut akan berkembang membentuk dua sporokista
yang masing- masing berisi empat sporozoit (sporogoni).
8. Bila ookista tertelan oleh mamalia lain atau burung (hospes perantara), maka
pada berbagai jaringan hospes perantara ini dibentuk kelompok-kelompok
trofozoit yang membelah secara aktif dan disebut takizoit (tachyzoit = bentuk
yang membelah cepat).
10. Pada hospes perantara tidak dibentuk stadium seksual, tetapi dibentuk stadium
istirahat, yaitu kista jaringan;
11. Bila kucing sebagai hospes definitif makan hospes perantara yang terinfeksi,
maka terbentuk lagi berbagai stadium seksual di dalam sel epitel usus kecilnya.
12. Bila hospes perantara mengandung kista jaringan Toxoplasma gondii,
maka masa prepaten (sampai dikeluarkan ookista) adalah 3-5 hari,
sedangkan bila kucing makan tikus yang mengandung takizoit, masa
prepaten biasanya 5-10 hari.
13. Tetapi bila ookista langsung tertelan oleh kucing, maka masa prepaten
adalah 20-24 hari.
14. Kucing lebih mudah terinfeksi oleh kista jaringan daripada oleh ookista
(Gandahusada et al., 1998).
Gambar 2. Daur Hidup Toxoplasma gondii, Sumber Infeksi pada Manusia
Sumber: Toxoplasmosis. In: Tropical Medicine and Parasitology, Frenkel J. K, California, 1989
Cara Infeksi Toxoplasma gondii
● Infeksi dengan Toxoplasma gondii bersifat subklinis tetapi dapat juga menimbulkan
gejala yang berat bahkan fatal, terutama pada penderita dengan defisiensi imun, dan
pada infeksi kongenital yang memberi angka kematian cukup tinggi,
● Kontak yang sering terjadi dengan hewan terkontaminasi atau dagingnya, dapat
dihubungkan dengan adanya prevalensi yang lebih tinggi di antara dokter
hewan, mahasiswa kedokteran hewan, pekerja di rumah potong hewan dan
orang yang menangani daging mentah seperti juru masak (Cahaya, 2003).
Diagnosis Toksoplasma IgM dan IgG
● Toksoplasmosis kebanyakan tidak menimbulkan gejala klinis, tetapi bila ada gejala klinis yang
nampak tidak spesifik dan tidak bisa menggambarkan diagnosis yang pasti;
● Namun, tes serologi seringkali merupakan tes pilihan untuk menegakkan diagnosis (Garcia dan
Bruckner, 1996).
● Tes serologi yang digunakan adalah Anti Toxoplasma IgM dan Anti Toxoplasma IgG.
● Individu yang terkena Toxoplasma gondii, selama beberapa minggu terjadi parasitema
yaitu parasit berada dalam darah sehingga tubuh akan membentuk antibodi terhadap
toksoplasmosis kelas IgM dan IgG.
● Antibodi yang muncul lebih dahulu adalah IgM dan kemudian disusul oleh IgG. IgM
cepat mengalami penurunan sedangkan IgG akan menetap dalam jangka waktu yang
lama bahkan seumur hidup
● Antibodi kelas IgM mulai diproduksi pada minggu pertama setelah infeksi, mencapai
puncaknya setelah 1-2 bulan, dan menurun lagi setelah 4 bulan, namun pada sekitar 50%
dari penderita yang terinfeksi dengan parasit Toxoplasma gondii, IgM masih dapat
dilacak sampai satu tahun pascainfeksi primer.
● Anti- Toxoplasma IgG timbul beberapa minggu setelah IgM, mencapai puncaknya
setelah 6 bulan, dan bertahan pada titer tinggi selama beberapa tahun, lalu menurun
perlahan-lahan, dan menetap pada kadar rendah seumur hidup (Handojo, 2004).
Gambar 3.
Pola Titer Anti-Toxoplasma pada Penderita yg Terinfeksi dgn Toxoplasma gondii
Sumber: Imunoasai Terapan pada Beberapa Penyakit Infeksi, Indro Handojo, Sbaya,
2004
Pencegahan
● Tindakan pencegahan yang dilakukan untuk mengurangi risiko transmisi dari penyakit
baik yang diketahui sumbernya atau tidak adalah dengan higiene perorangan.
● Kebersihan tangan dan kuku tangan adalah komponen dasar yang sering digunakan
dan metode yang paling efektif untuk mencegah transmisi penyakit melalui oral.
● Selain itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) juga diperlukan untuk kemungkinan
adanya kontak lebih lanjut terhadap sumber penyakit (WHO, 2007).
Langkah Cuci Tangan WHO (2012) :
● Basuh tangan dengan air, tuangkan sabun secukupnya, ratakan dengan kedua telapak
tangan.
● Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.
● Gosok kedua telapak tangan dengan sela-sela jari.
● Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
● Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
● Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.
● Bilas kedua tangan dengan air mengalir, keringkan dengan handuk sekali pakai sampai
benar-benar kering, gunakan handuk tersebut untuk menutup kran.
Contoh kasus penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
● Menganalisis hub kejadian toksoplasmosis dgn higiene perorangan pada
karyawan di Klinik Hewan Dinas Peternakan JaTim.
Tujuan khusus
● Mengidentifikasi antibodi IgM dan IgG Toxoplasma dalam serum darah
karyawan yg kontak dgn hewan peliharaan yg diduga mengidap
toksoplasmosis di Klinik Hewan Dinas Peternakan JaTim