disebabkan oleh Toxoplasma gondii yang merupakan golongan protozoa yang sifatnya parasite obligat intraseluler.
Penemu dari Toxoplasma gondii yang pertama kali
adalah Nicole dan Splendore pada tahun 1908 pada hewan pengerat (tenodactylus gundii) pada bagian limfa dan hati di Tunisia Afrika dan pada seekor kelinci di Brazil dan disebut sebagai Toxoplasma gondii (Dubey, 2008). RUTE PENYEBARAN PENYAKIT Makanan yang dikonsumsi (konsumsi daging yang terinfeksi oleh kista jaringan) (Montoya JG, 2004).
Penularan hewan ke manusia (menelan
ookista gudang dalam tinja kucing yang terinfeksi)
Ibu-ke-janin (infeksi kongenital melalui
plasenta selama kehamilan) (Robert, 2012). Faktor-faktor :
Di Indonesia faktor-faktor tersebut
disertai dengan kondisi sanitasi lingkungan dan masih banyaknya sumber penularan terutama kucing dan famili Felidae (Levine, 1990).
Pada manusia sendiri, ada dua populasi
manusia yang mungkin berisiko tinggi terinfeksi oleh parasit ini, yaitu wanita hamil dan individu yang mengalami defisiensi sistem imun (Chahaya I, 2003). 2. Hospes Perantara HOSPES Pada mulanya T. gondii ditemukan pada rodensia di Afrika Utara yang bernama gondi (Ctenodactylus gondi). Sejak saat itu, parasit tersebut dari berbagai laporan para peneliti telah ditemukan dalam lebih dari 200 spesies mamalia dan burung. 2. Hospes Definitif HOSPES Sebagai hospes definitif dari T. gondii adalah anggota- anggota dalam familia karnivora Felidae. Termasuk dalam familia ini di antaranya adalah: kucing (Felis catus), jaguar (F. yagouroundi), ocelot (F. paradalis), singa gunung (F. concolor), kucing leopard (F. bengalensis), lynx (Lynx pardinus) dan berbagai jenis kucing lainnya. LOKASI PADA HOSPES
T. gondii terdapat di da lam sel-sel epitel
villi usus halus kucing.( Levine, 1990 ) RUTE Makanan yang dikonsumsi (konsumsi daging yang terinfeksi oleh kista jaringan) (Montoya JG, 2004).
Penularan hewan ke manusia (menelan
ookista gudang dalam tinja kucing yang terinfeksi)
Ibu-ke-janin (infeksi kongenital melalui
plasenta selama kehamilan) (Robert, 2012). Gambar 3. Siklus Hidup Toxoplasma gondii (sumber : medical- dictionary.thefreedictionary.co m/toxoplasmosis) Gambar 4. Sikulus Hidup Toxoplasma gondii SIKLUS HIDUP Oosista Ookista berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x 9-11 mikron. Ookista mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas. Pada perkembangan selanjutnya ke dua sporoblas Gambar 5. Bentuk Oosista membentuk dinding dan menjadi Toxoplasma gondi pada Feses Kucing sporokista. Masing-masing sporokista tersebut berisi 4 sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron dan sebuah benda residu (Frenkel, 1989 ; Levine, 1990). Takizoit Setelah menembus lamina propia usus, protozoa ini akan menyebar dalam darah dan limfe yang akhirnya terbentuklah takizoit yang akan menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan Gambar 6. Takizoit dengan Panjang 6-8 μm (Kaufman. limfe. 1996) Pada infeksi akut, bentuk takizoit yang terlihat, dapat menginvasi semua tipe sel-sel yang berinti (Krahenbuhl dan Remington, 1982). Bradizoit Suatu fraksi dari bentuk takizoit pada toksoplasma yang mengalami diferensiasi akan berkembang lebih lambat yang disebut bradizoit. Bentuk ini dapat menembus jaringan intraseluler dan membentuk sista (Remington dan Cavanaugh, 1965). Gambar 7. Bentuk Bradizoit Toxoplasma gondii Struktur dari bradizoit berbeda (sumber : dengan takizoit. Di dalam jaringan www.wikiwand.com/tr/Toksopl hospes, terdapat bradizoit yang azma_gondii) tubuhnya terdiri atas organela konoid, mikrotubuli, roptri, mikronema, inti dan plasma lema yang tersusun dari 3 lapisan. PREVELANSI DI DUNIA Sekitar 30% - 65% dari populasi dunia adalah diperkirakan mengalami infeksi Toxoplasma kronis. Sebenarnya, prevalensi bervariasi antar negara (dari 10 sampai 80%) dan sering dalam suatu negara tertentu atau antara komunitas yang berbeda di wilayah yang sama (Pappas G, 2009).
Seroprevalences yang rendah (10 sampai 30%) telah
ditemukan di Amerika Utara, di Asia Tenggara, di Eropa Utara, dan di negara-negara Sahelian di Afrika. Prevalensi sedang (30 sampai 50%) telah ditemukan di negara- negara Tengah dan Eropa Selatan, dan prevalensi tinggi telah ditemukan di Amerika Latin dan di negara-negara Afrika tropis (Robert, 2012). PREVELENSI DI ASIA TENGGARA Prevalensi toksoplasmosis diperkirakan bervariasi dari <2% hingga 70% pada populasi di Asia Tenggara. Sayangnya, tidak ada studi tentang toxoplasmosis dilaporkan di Brunei Darussalam, meskipun kecil tapi negara tersebut kaya.
Oleh karena itu, hanya 9 negara Asia Tenggara
berdasarkan abjad yang berhasil melaporkan meliputi Kamboja (2001-2003), Indonesia (1965-2005), Laos PDR (1992), Malaysia (1973-2005), Myanmar (1977), Filipina (1991-2000), Singapura (19672003), Thailand (1967-2004), dan Vietnam (1959-2003). Secara keseluruhan, jumlah total 103 publikasi yang berhasil dilaporkan (Nissapatorn, 2007). INDONESIA Prevalensi toksoplasmosis di Indonesia: 36,9% dari populasi umum (1982-1994), 64% dari orang di Jawa Timur (1992-1993), 7% di Irian Jaya (1972), 3,1% dari anak-anak dan remaja di Bali (Publikasi 1993), 9,7% sampai 51% di pedesaan Kalimantan Selatan (Kalimantan), 40% dari perempuan dan 50% dari perempuan di atas usia 10 tahun di Surabaya, 70% dari orang dewasa di Jakarta, 8,4% pasien HIV-positif di Jakarta (retinochoroiditis 2009) (Berger S, 2014).
Toksoplasmosis pada darah donor di Bali adalah 35,9%,
sedangkan pada wanita adalah 63,9%, 35% sampai 73% dari kucing, 75% dari anjing, 11% sampai 36% dari babi, 24,4% dari ayam yang dijual bebas (2008 publikasi), 42% dari daging kambing yang telah terinfeksi di Jakarta (2001) (Laksemi DAAS, 2013). Dari prevalensi an toksoplasmosis dan berbagai survei telah membuktikan bahwa di kota-kota besar di berbagai Provinsi di Indonesia masih relative tinggi kasus terjadinya toksopasmosis (Hanafiah M, 2010). IBU HAMIL Dari lima pulau di Indonesia didapatkan 59,8% serum ibu hamil positif kumulatif IgG toksoplasmosis, tertinggi di pulau Sulawesi (76,5%) dan terendah di Nusa Tenggara (43,4%), sedangkan lainnya sekitar 57,5%-65,0% (Jawa-Bali, Sumatera, Irian Jaya dan Kalimantan).(Soeharsono,1995) Daftar Pustaka Berger S. 2014. Infectious diseases of Indonesia.California, USA: GIDEON Chahaya S,Msi, Epidemiologi “Toxoplasma gondii”, Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Dubey,J,P.2008. The History of Toxoplasma gondii. USA:The International Society of Protistologists. Frenkel J.K ; K.M Hassanein ; R.S Hassanein ; E. Brown; P. Thulliez and R. QuinteroNunez. 1995. Transmission of Toxoplasma gondii in Panama City, Panama. A Five-Year Prospective Cohort Study of Children, Cats, Rodents, Birds, and Soil. Am. J. Trop. Med. Hyg., 53(5): 458-468. Hanafiah,M.2010. FAKTOR RISIKO INFEKSI Toxoplasma gondii PADA KUCING DOMESTIK YANG DIPELIHARA DI YOGYAKARTA. https://doi.org/10.21157/j.ked.hewan.v9i1.2792 Krahenbuhl. J.L and Remington J.S., 1982. The Immunology of Toxoplasma and toxoplasmosis. 2nd Edition. Blackwell Scientific publications. Oxford. London. Edinburgh. Boston. Melbourne. Levine. N.D. 1990. Buku Pelajaran Parasitoloqi veteriner. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta. Montoya JG dan Liesenfeld O. 2004. Toxoplasmosis. Lancet. 363: 1965-1976. doi:10.1016/s0140-6736(04)16412-x. Nissapatorn V. 2007. Toxoplasmosis: a silent threat in southeast asia. Research Journal Parasitology.2 (1): 1-12. Pappas G, Roussos N, Falagas ME. 2009.Toxoplasmosis snapshots: global status of toxoplasma gondii seroprevalence andimplications for pregnancy and congenitaltoxoplasmosis. International Journal Parasitol(serial on the internet) Remington JS, Efron B, Cavanaugh E, Simon HJ, Trejos A. Studies on toxoplasmosis in El Salvador. Prevalence and incidence of toxoplasmosis as measured by the Sabin-Feldman dye test. Trans R Soc Trop Med Hyg. 1970;64(2):252–267 Robert-Gangneux F, Darde ML. 2012. Epidemiology of and diagnostic strategis for toxoplasmosis.Clin Microbiol Reviews, American Society forMicrobiology (ASM) Journals (serial on the internet) Soeharsono, S.1995. Toksoplasmosis Ibu Hamil di Indonesia. Available from : http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14_ToksoplasmosisIbuHamil.pdf/14_To ksoplasmosisIbuHamil [Accesed: 15 Maret 200].