Anda di halaman 1dari 6

ISSN 0216-8138

MKG Vol. 19, No.2, Desember 2018 (147 - 152)


© 2018 FHIS UNDIKSHA dan IGI

Analisis Kualitas Air Sumur Di Desa Candikuning


Kecamatan Baturiti
Dewa Made Atmaja
Masuk: 04 09 2018 / Diterima: 28 11 2018 / Dipublikasi: 31 12 2018
© 2018 Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial UNDIKSHA dan IGI

Abstract This research is aimed to analyze pH. Temperate, water color, TDS (total dissolved solid)
and turbidity of well water at Candikuning villages, Tabanan regency. The subject of research is well
water at Candikuning villages, and the object of the research is pH, temperate, water color, TDS and
turbidity of well water. The result of the research showed color concentration, TDS, and turbidity of
well water 7,8. 310C. 30.4 TCU; 221.7 mg/L; and 6.1 NTU scale respectively. Color and turbidity of
water is over limited maximal concentration that permitted agree with a health minister of RI decree of
No. 907/MENKES/SK/VII/2002. On the other hand, TDS concentration is under limited maximum
concentration that permitted. It is showed that well water at orchard, Candikuning villages, urgent to
obtain of consideration for direct consumption.

Keywords: Well Water; Water Quality

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pH, suhu warna, TDS (Total Dissolved Solid),
dan kekeruhan air pada air sumur di Desa Candikuning Kabupaten Tabanan, Subjek penelitian
ini adalah air sumur di Desa Candikuning, dan objek dalam penelitian ini adalah pH, suhu, warna,
TDS dan kekeruhan dalam air sumur tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar warna,
TDS, dan kekeruhan air sumur secara berturut-turut adalah 7,8, 310C, 30,4 Skala TCU; 221,7 mg/L;
6,1 Skala NTU. Warna dan kekeruhan berada di atas batas kadar maksimal yang diperbolehkan
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, sedangkan kadar
TDS masih berada di bawah batas kadar maksimal yang diperbolehkan. Hal ini menunjukkan bahwa
air sumur di Desa Candikuning perlu mendapat pertimbangan untuk dikonsumsi secara langsung.

Kata kunci: Air Sumur; Kualitas Air

1. Pendahuluan secara hemat tanpa merusak tata


Air merupakan kebutuhan dasar lingkungan hidup manusia, sebagai salah
bagi manusia. Bagi manusia, air selain satu bagian dari sumber daya alam, air di
diperlukan untuk keperluan rumah tangga, muka bumi berbeda-beda menurut ruang
juga digunakan untuk pertanian, industri, dan waktu. Banyak daerah yang
transportasi dan pariwisata. Dengan mempunyai potensi air yang cukup, tetapi
demikian semakin naik pertumbuhan tidak jarang dijumpai daerah-daerah yang
penduduk, maka semakin naik pula laju mempunyai potensi air yang kecil, bahkan
pemanfaatan sumber-sumber air. Hal ini dalam waktu-waktu tertentu mengalami
menyebabkan beban pengotor air juga kekurangan air.
bertambah cepat sesuai dengan laju Meningkatnya beban pengotor air
partumbuhan penduduk. Sebagai berakibat pada kesulitan masyarakat
akibatnya sumber air tawar dan air bersih mendapatkan sumber air bersih untuk
saat ini menjadi langka. Air sebagai kebutuhan rumah tangga, serta untuk
sumber daya alam yang amat penting keperluan air minum. Untuk mengatasi hal
nilainya bagi kehidupan manusia ini pemerintah daerah khususnya
hendaknya juga harus dimanfaatkan Pemerintah Kabupaten Tabanan telah
Dewa Made Atmaja
mengupayakan pelayanan persediaan air
Jurusan D3 Survei dan Pemetaan Fakultas Hukum dan Ilmu bersih yaitu melalui Perusahaan Distribusi
Sosial Universitas Pendidikan Ganesha Air Minum (PDAM), sehingga diharapkan
dewamade1027@gmail.com
dengan adanya PDAM ini kebutuhan
Analisis Kualitas Air Sumur Di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti Dewa Made Atmaja

masyarakat akan air bersih dapat jenis tanaman yang biasa hidup di tempat
dipenuhi. Pada kenyataanya tidak semua yang lembab, sehingga kemungkinan
masyarakat mau memanfaatkan besar air sumur akan tercemar. Selain itu,
pelayanan PDAM dalam memenuhi kondisi lingkungan sangat kotor, banyak
kebutuhan akan air bersih. Seperti halnya terdapat sampah-sampah baik itu organik
masyarakat Desa Candikuning yang maupun anorganik yang berserakan.
masih memanfaatkan air sumur gali untuk Apabila musim hujan, kondisi
memenuhi kebutuhan sehari-hari, sumur di Dusun Desa Candikuning akan
terutama untuk air minum dan digunakan semakin buruk, apalagi sumur tersebut
untuk mandi. sangat dekat dengan air limbah dimana
Desa Candikuning merupakan limbah tersebut sering digunakan
salah satu desa yang terdapat di penduduk untuk menyiram tanaman, dan
Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. tempat untuk buang sampah, sehingga
Desa Candikuning memilki ketinggian dari kemungkinan besar sumur akan
permukaan air laut 750-1.200 meter, luas terkontaminasi oleh pengotor-pengotor
wilayah 15,83 Km2 yang dihuni oleh tersebut dengan adanya perembesan
11.200 orang (jiwa). Masyarakat Desa melalui celah-celah dinding sumur
Candikuning yang memiliki luas wilayah ataupun perserapan oleh tanah dan akan
12,5 Km2 dan dihuni oleh 7.127 jiwa (Data merembes ke dalam sumur. Hal tersebut
Statistik Desa Candikuning), masih ada akan menyebabkan adanya perubahan
beberapa masyarakat yang warna, padatan total terlarut dan
memanfaatkan air sumur sebagai sumber kekeruhan pada sumur. Berdasarkan
air untuk memenuhi kebutuhan air sehari- informasi dari masyarakat bahwa bila
sehari seperti memasak, mandi, mencuci, musim hujan warna air sumur berubah
bahkan untuk air minum. Sumur yang menjadi warna coklat.
terdapat di Desa Candikuning sebanyak 5 Air yang keruh, apabila air tersebut
sumur tetapi yang sering digunakan mengandung begitu banyak yang
sebanyak 3 sumur karena 2 sumur lainnya tersuspensi sehingga memberikan warna
sudah tidak layak digunakan jika dilihat atau rupa yang belumpur dan kotor.
dari warna dan bau dari air sumur Bahan-bahan yang menyebabkan
tersebut. Sumur yang terdapat di Desa kekeruhan meliputi : tanah liat, lumpur,
Candikuning memiliki kedalaman 5-7 bahan-bahan organik yang tersebar
meter. Kondisi sumur di daerah tersebut secara baik dan partikel-partikel kecil yang
kurang memperhatikan syarat lokasi dan tersuspensi lainnya. Kekeruhan tidak
kontruksi di dalam pembuatannya. Jarak merupakan sifat dari air yang
antara sumur dengan sumber pencemar membahayakan, tetapi ia menjadi tidak
hanya berjarak sekitar 1-2 meter, selain disenangi karena rupanya. Untuk
dekatnya dengan sumber pencemar yaitu membuat air memuaskan untuk
sungai, septic tank, dan kandang babi, penggunaan rumah tangga, usaha
kondisi fisik sumur tersebut masih jauh penghilangan secara hampir sempurna
dari layak untuk dijadikan sebagai sumur bahan-bahan yang menyebabkan
yang sehat. Sumur yang ada, tidak kekeruhan, adalah penting (Sutrisno,
berlantai semen, walaupaun ada, 1991). Untuk mengantisipasi hal tersebut,
kondisinya sudah rusak (lantainya retak- maka pemerintah telah mengeluarkan
retak). Bagian dalam sumur juga tidak KEPMENKES NO.
diberi dinding, sehingga kedua sumur 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang nilai
tersebut yang bagian dindingnya parameter kualitas air minum. Dalam
ditumbuhi oleh tanaman seperti paku, dan KEPMENKES tersebut mencakup

148 | Media Komunikasi Geografi, Vol 19, No. 2, Desember 2018: 147-152
parameter fisika yang diantaranya sampling. Alat yang digunakan dalam
parameter warna, TDS, dan Kekeruhan. pemeriksaan warna dan kekeruhan adalah
Berdasarkan uraian di atas dan botol kaca kecil transparan, alat Orbeco
Hellige, dan jirigen, sedangkan bahan
mengingat belum adanya penelitian
yang digunakan dalam pemeriksaan
tentang kualitas air sumur gali Desa warna dan kekeruhan adalah air sumur
Candikuning, Kabupaten Tabanan, maka dan aquades. Alat yang digunakan dalam
sangat penting untuk menganalisis pemeriksaan untuk uji TDS adalah gelas
adanya kemungkinan pencemaran air kimia, dan turbidimeter, sedangkan
sumur akibat perubahan Warna, TDS, dan bahannya adalah air sumur. Data yang
Kekeruhan pada air sumur yang terdapat didapat dianalisis secara deskriptif. Hasil
penentuan warna, kekeruhan, dan TDS air
di Desa Candikuning.
sumur gali dibandingkan dengan nilai
parameter warna, kekeruhan dan TDS
2. Metode yang terdapat dalam KEPMENKES No.
Penelitian ini tergolong penelitian 907/MENKES/SK/VII/2002 untuk
deskritif, yang bertujuan untuk menganalisis apakah warna, kekeruhan
memberikan gambaran mengenai kualitas dan TDS telah melampaui batas serta
air sumur ditinjau dari suhu, pH, warna, apakah air sumur masih layak dikonsumsi
TDS, dan kekeruhan air sumur. Subjek sebagai air minum atau tidak, dilihat dari
dalam penelitian ini adalah air sumur di parameter warna, kekeruhan dan TDS.
Desa Candikuning, sedangkan objek
dalam penelitian ini adalah pH, Suhu, 3. Hasil dan Pembahasan
warna, TDS dan kekeruhan. Populasi Data hasil pemeriksaan warna,
dalam penelitian ini adalah air sumur gali TDS (Total Dissolved Solid), dan
di Desa Candikuning. Sedangkan sampel kekeruhan air dari contoh air sumur di
dalam penelitian ini adalah air sumur gali Desa Candikuning disajikan pada Tabel.1
yang diambil dengan teknik purposive

Tabel 1. Data Pemeriksaan pH, Suhu, Warna, TDS (Total Disolved Solid), dan
Kekeruhan Air Sumur di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti
No Nama Dusun pH Suhu Warna TDS Kekeruhan Nilai maksimum yang
0
( C) (TCU) (mg/L (NTU) masih diperbolehkan
menurut RI No
907/MENKES/SK/VII/2002
1 Kembang Merta 7,8 31 60,8 221,7 6,1 15
2 Candikuning 2 7,8 31 56,4 211,3 5,6 1000
3 Candikuning 1 7,8 31 52,7 200,8 5,0 5
Sumber: hasil analisis Laboratorium, 2015

Bahan organik seperti sampah penelitian adalah 7,8. Sutrisno,1991


daun dari air sungai, tanin dan bahan menyatakan bahwa kebanyakan
yang berasal dari humus dan bahan mikroorganisme tumbuh pada kisaran pH
dekomposisi lignin, dianggap sebagai 6,0-8,5 dan proses dekomposisi bahan
bahan yang dapat mempengaruhi warna, organik belangsung lebih cepat pada pH
TDS dan kekeruhan (Sutrisno, 1991; netral dan alkalis. Sehingga pH air sumur
Allaerts dkk, 1984). Dekomposisi bahan di Desa Candikuning mendukung proses
organik dipengaruhi oleh pH, suhu, DO dekomposisi bahan organik. Jika
(Dissolved Oksigen), jenis bahan organik, dibandingkan dengan KEPMENKES RI No
serta rasio nitrogen dan karbon. Dari hasil 907/MENKES/SK/VII/2002, pH yang
penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 1, diperoleh masih berada pada rentangan
pH air sumur di Desa Candikuning saat nilai maksimum yang diperbolehkan
Analisis Kualitas Air Sumur Di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti Dewa Made Atmaja

menurut KEPMENKES RI No bahan organik mengandung sedikit


907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu 6,5-8,0. nitrogen, mikroorganisme justru
Suhu sangat berperan memanfaatkan nitrogen di perairan. Oleh
mengendalikan kondisi ekosistem karena itu, sejumlah nitrogen diperlukan
perairan. Peningkatan suhu bagi pertumbuhan mikroorganisme, jika
mengakibatkan penurunan viskositas, bahan organik yang mengalami
reaksi kimia, evaporasi dan volatilitas. dekomposisi mengandung banyak
Peningkatan suhu juga menyebabkan nitrogen, maka mikroorganisme nitrogen
penurunan kelarutan gas dalam air, yang merupakan hasil dekomposisi bahan
misalnya O2, CO2, N2 CH4 dan organik juga dilepas ke perairan. Bahan
sebagainya. Selain itu, peningkatan suhu organik dengan rasio 40% C dan 0,5% N
juga menyebabkan peningkatan akan lebih lambat mengalami dekomposisi
kecepatan metabolisme dan respirasi daripada bahan organik dengan rasio 40%
organisme air, dan selanjutnya C dan 4% N.
mengakibatkan peningkatan konsumsi Penelitian nilai TDS yang terdapat
oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2- pada sampel air sumur di Desa
3 kali lipat. Namun, peningkatan suhu Candikuning Kabupaten Tabanan adalah
disertai dengan penurunan kadar oksigen 221,7 mg/L. Nilai ini di bawah nilai
terlarut sehingga keberadaan oksigen maksimum yang diperbolehkan untuk
sering kali tidak mampu memenuhi standar kualitas air minum yang diatur
kebutuhan oksigen bagi organisme dalam KEPMENKES RI No
akuatik untuk melakukan proses 907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu 1.000
metabolisme dan respirasi. Peningkatan mg/L. TDS biasanya disebabkan oleh
suhu juga menyebabkan terjadinya bahan anorganik yaitu ion-ion yang ada di
peningkatan dekomposisi bahan organik perairan salah satu contohnya yaitu ion
oleh mikroba (Effendi, 2003; Kodoatie, besi. Besi kadang-kadang ada sebagai
1996). Suhu pada penelitian air sumur di bahan berasal dari humus (feric-humate)
Desa Candikuning adalah 310C. Suhu dan menghasilkan warna dengan potensi
tersebut mendukung proses dekomposisi yang tinggi (Sutrisno, 1991; Franzini dkk,
bahan organik. Keadaan ini sesuai 1991).
dengan pernyataan Sutrisno, 1991 yaitu Warna dapat disebabkan oleh
nilai temperatur yang diperoleh suhu ini, TDS. Tabel 1 terlihat bahwa warna yang
setiap peningkatan suhu sebesar 100C terdapat pada sampel air pada air sumur
akan meningkatkan proses dekomposisi di Desa Candikuning dan Kecamatan
oksigen menjadi dua kali lipat. Baturiti Kabupaten Tabanan 60,8 skala
Suhu juga dapat berpengaruh TCU. Nilai warna tersebut jauh berada di
terhadap DO (oksigen terlarut). Hubungan atas nilai maksimum yang diperbolehkan
kadar oksigen jenuh dan suhu adalah oleh standar kualitas air minum yang
semakin tinggi suhu, kelarutan oksigen diatur dalam Keputusan Menteri
semakin berkurang (Effendi, 2003). Cole, Kesahatan RI No
1998 dalam Effendi, 2003 menyebutkan 907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu 15 Skala
pada suhu 310C maka DO jenuh adalah TCU. Warna pada air sumur gali di Desa
7,43 mg/L. Jadi jika dilhat dari pH, suhu, Candikuning, selain disebabkan oleh
dan DO jenuh kondisi air sumur di Desa bahan-bahan yang tersuspensi juga
Candikuning memungkinkan terjadinya disebabkan oleh bahan anorganik. Bahan-
dekomposisi bahan organik. bahan tersuspensi tersebut dikatakan
Dekomposisi tidak dapat sebagai “apparent color” yang disebabkan
berlangsung tanpa nitrogen. Apabila oleh kentalan organis atau tumbuhan yang

150 | Media Komunikasi Geografi, Vol 19, No. 2, Desember 2018: 147-152
Analisis Kualitas Air Sumur Di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti Dewa Made Atmaja

biasa hidup di tempat yang lembab. 907/MENKES/SK/VII/2002 sedangkan


Dengan adanya bahan tersebut, sehingga nilai kekeruhan pada saat penelitian
warna yang tampak pada air sumur di berada di atas nilai maksimum yang
lapangan memberikan warna keputihan diperbolehkan oleh standar kualitas air
dan juga akan menimbulkan kekeruhan minum.
pada air sumur gali di Desa Candikuning. Nilai warna dan kekeruhan pada
Hal tersebut juga didukung oleh Sutrisno, air sumur di Desa Candikuning sangat
1991 menyatakan bahwa tingginya nilai melebihi batas maksimum yang
kekeruhan pada air karena banyaknya diperbolehkan, sehingga jika dilihat dari
partikel bahan yang tersuspensi, sehingga nilai warna dan kekeruhannya, air sumur
memberikan warna/rupa yang berlumpur tersebut kurang layak untuk dikonsumsi
dan kotor. Hal ini juga didukung oleh sebagai air minum. Walaupun demikian
Effendi, 2003 dan Sastrawijaya, 1991 karena air merupakan kebutuhan vital dan
menyebutkan bahwa kekeruhan di suatu air sumur tersebut merupakan sumber air
perairan dapat disebabkan oleh bahan yang paling murah di sekitar Desa
organik dan anorganik yang tersuspensi Candikuning, sehingga air sumur tersebut
dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir tetap dimanfaatkan. Oleh karena itu perlu
halus), maupun bahan anorganik dan adanya pengolahan terhadap air sumur
organik yang berupa plankton dan sebelum dimanfaatkan.
mikroorganisme.
Padatan tersuspensi berkorelasi 4. Kesimpulan
positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi Berdasarkan hasil penelitian dan
nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan pembahasan yang telah dipaparkan di
juga semakin tinggi. Sehingga hal atas maka hal-hal dapat disimpulkan
tersebutlah yang menyebabkan sebagai berikut. Pertama, nilai kadar
terdapatnya kekeruhan yang melebihi warna, TDS, dan Kekeruhan pada air
standar yang ditetapkan. Nilai kekeruhan sumur di Desa Candikuning Kecamatan
saat penelitian disajikan pada Tabel 1 Baturiti Kabupaten Tabanan dilakukan
adalah 6,1 skala NTU dan nilai ini berada secara pengulangan adalah warna 60,8
di atas nilai maksimum yang Skala TCU, TDS (Total Disolved Solid)
diperbolehkan oleh standar kualitas air 221,7 mg/L, dan kekeruhan 6,1 Skala
minum yang diatur dalam Keputusan NTU. Kedua, kualitas air sumur di Desa
Menteri Kesehatan RI No Candikuning Kabupaten Tabanan kurang
907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu 5 Skala layak dikonsumsi sebagai air minum
NTU. Tingginya nilai kekeruhan dapat dilihat dari nilai warna, TDS, dan
menimbulkan kekhawatiran kekeruhan, berdasarkan standar kualitas
terkandungnya bahan-bahan kimia yang air minum menurut Keputusan Menteri
dapat mengakibatkan efek toksik terhadap Kesehatan RI No
manusia. Walaupun semakin tinggi nilai 907/MENKES/SK/VII/2002. Berdasarkan
padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga hasil penelitian dan pembahasan di atas
semakin tinggi, tetapi tingginya nilai maka penulis menyarankan agar kualitas
kekeruhan tidak selalu diikuti dengan air sumur di Desa Candikuning
tingginya padatan terlarut (TDS). Maka Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan
jika dilihat dari nilai TDS pada saat sebaiknya dipantau secara periodik untuk
penelitian tidak melampaui nilai mengetahui tingkat kelayakan air sumur
maksimum yang diperbolehkan untuk tersebut sesuai dengan peruntukannya.
standar kualitas air minum yang diatur Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut
dalam KEPMENKES RI No dengan menambah parameter-parameter

151 | Media Komunikasi Geografi, Vol 19, No. 2, Desember 2018: 147-152
Analisis Kualitas Air Sumur Di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti Dewa Made Atmaja

lain sesuai dengan Keputusan Menteri Keputusan Mentri Negara Lingkungan


Kesehatan RI No Hidup No. 02/MENKELH Tahun
907/MENKES/SK/VII/2002, sehingga akan 1988 Tentang Kependudukan
dapat menggambarkan kualitas air sumur dan Lingkungan Hidup.
tersebut dengan jelas. Sebelum air sumur Kodoatie Robert.J. 1996. Pengantar
dikonsumsi sebaiknya melakukan Hidrogeologi. Yogyakarta: ANDI.
perebusan terlebih dahulu dan Peraturan Mentri Kesehatan Republic
penyaringan untuk meminimalkan bakteri Indonesia No.
dan bahan-bahan terlarut pada air sumur 907/MENKES/SK/VII/2002
yang menyebabkan efek negatif pada Tentang Syarat-Syarat dan
masyarakat. Pengawasan Air Minum.
Sastrawijaya Tresna. 1991. Pencemaran
Daftar Pustaka Lingkungan. Surabaya. Rineka
Allaerts, G dan Sri Sumestri Santika. Cipta.
1984.Metode Penelitian air. Sutrisna Toto. 1991. Teknologi
Surabaya: Usaha Nasional. Penyediaan Air Bersih. Jakarta:
Effendi Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Rineka Cipta.
Yogyakarta: Kanisius.
Franzini, Joseph B dan Ray K. Linseley.
1991. Teknik Sumber Daya Air.
Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

152 | Media Komunikasi Geografi, Vol 19, No. 2, Desember 2018: 147-152

Anda mungkin juga menyukai