Disusun oleh:
Selama ini masyarakat yang berada di dusun tersebut memenuhi kebutuhan akan air
bersih mereka gunan menjalankan aktivitas sehari-hari dilakukan dengan memanfaatkan
wadah yang dinamakan jerigen untuk mengambil air baku dari sumber mata air dan
membawanya pulang ke rumah masing-masing. Di rumah biasanya masyarakat setempat
menampung airnya di bak kamar mandi dan juga di tampung di wadah yang lebih besar
biasanya disebut kumbang atau bokor besar oleh masyarakat setempat. Namun, ada
masyarakat yang biasanya langsung menyimpan air dalam jerigen tampa di tampung di
dalam kumbang. Untuk membawa air dalam jerigen ada masyarakat yang membawa dengan
cara dimuat dan diikat di belakang motor di bagian tempat duduk penumpang, atau
disimpang di depan motor. Namun bagi masyarakat yang tidak memiliki kendaraan biasanya
mereka membawa jerigen dengan mengangkat mengunakan kedua tangan atau bagi kaum
perempuan biasanya jerigen diikat dengan kain dan dijunjung diatas kepala dalam bahasa
masyarakat setempat dikenal dengan istilah “Tidung wei”, dan untuk beberapa kalangan
yang memiliki mobil biasanya membawa air yang telah diisi di dalam jerigen dan dimuat di
mobil untuk dibawa pulang. Dikarenakan kondisi di atas sering kali masyarakat mengalami
krisis air walaupun memiliki beberapa sumber mata air di dusun tersebut.
Di dusun 2 dan dusun 1 sendiri terdapat beberapa sumber mata air yang sering dijadikan
masyarakat sebagai air baku yaitu diantaranya sumber mata air Waipidi, mata air Anamanu,
mata air Waimamonggu, mata air Resetlement dan juga mata air Taman wali. Sumber mata
yang sering digunakan masyarakat dusun 2 adalah mata air waimamonggu, Taman wali, dan
Anamanu yang sering di gunakan masyarakat dusun 2.
Untuk infrastruktur penyediaan air bersih di keempat dusun ini dapat dikatakan masih
kurang. Dimana di dusun ini hanya memiliki beberapa bak penampung untuk air baku tanpa
adanya sistem pengolahan air bersih yang baik. Memang di dusun 2, ini ada satu bak
penampung air baku dari satu sumber mata air Taman Wali. Untuk sistem pengolahan air
bersihnya tidak ada, dikarenakan air yang dari mata air tersebut langsung di alirkan ke bak
penampung yang cukup besar. Dan langsung di alirkan lagi ke bak-bak kecil yang terdapat
pada sekitar bak penampung utama.
Selain itu debit air yang dihasilkan oleh sumber mata air Taman wali tidak sebanyak
waktu-waktu dulu. Air dari sumber mata air Taman wali mengalami penurunan pada
debitnya namun air dari sumber mata air tersebut harus dibagi untuk mengairi ladang petani,
untuk kebutuhan sehari-hari masyarakt di rumah dan untuk kepentingan peternakan tersebut
yang juga mengunakan air dari sumber air Taman wali.
Berangkat dari kondisi dan situasi di atas maka diperlukan cara untuk mengatasi krisis air
bersih bagi masyarakat dusun dua dengan melakukan pembangunan infrastruktur Sistem
Penyediaan Air Bersih (SPAM) dan juga membantu menghilangkan kekhawatiran
masyarakat terkait akan menurunya kuantitas air minum dari sumber mata air.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jumlah kebutuhan air bersih masyarakat Desa Wairasa, kecematan
Umbu Ratu Nggay Barat, Sumba Tengah, Nusa Tenggara Barat.
2. Menentukan SPAM yang tepat untuk masyrakat Desa Wairasa, kecematan Umbu
Ratu Nggay Barat, Sumba Tengah, Nusa Tenggara Barat.