Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN AWAL SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DALAM

MENANGANI KRISIS AIR BERSIH DI DESA WAIRASA,


KECEMATAN UMBU RATU NGGAY BARAT, SUMBA TENGAH,
NUSA TENGGARA TIMUR TERKHUSUNYA UNTUK DUSUN DUA

Disusun oleh:

Yohanes Don Bosco Bangu Ludji


(2026013)

POGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN


PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) adalah penyediaan air bersih bagi masyarakat
dengan mengolah sumber air baku sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan. Air baku
yang telah diolah nantinya akan didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Pengolahan air sangat diperlukan terutama bagi masyarakat yang masih mengalami krisis air
bersih di daerahnya. Pembangunan SPAM memiliki manfaat yang cukup besar dimana,
dengan kehadiran bangunan SPAM di tengah masyarakat akan sangat mempermudah
masyarakat dalam mengakses air bersih bagi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan
aktivitas mereka sehari-hari.
Desa Wairasa adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan Umbu Ratu Nggay
Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Desa Wairasa memiliki beberapa
dusun diantaranya adalah dusun 1, 2, 3, dan 4. Keempat dusun ini adalah dusun yang bisa
dikatakan tergolong dalam dusun di desa Wairasa yang masih mengalami krisis air bersih.
Hal ini dikarenakan dusun 1,2,3,dan dusun 4 masih memiliki akses yang kurang untuk
mengakses air bersih dikarenakan sumber air bersih yang biasa digunakan oleh masyarakat
jaraknya jauh dari permukiman masyarakat selain itu akses menuju ke tempat sumber airnya
juga kurang baik dikarenakan belum adanya akses jalan yang mendukung menuju ke sumber
mata airnya.

Selama ini masyarakat yang berada di dusun tersebut memenuhi kebutuhan akan air
bersih mereka gunan menjalankan aktivitas sehari-hari dilakukan dengan memanfaatkan
wadah yang dinamakan jerigen untuk mengambil air baku dari sumber mata air dan
membawanya pulang ke rumah masing-masing. Di rumah biasanya masyarakat setempat
menampung airnya di bak kamar mandi dan juga di tampung di wadah yang lebih besar
biasanya disebut kumbang atau bokor besar oleh masyarakat setempat. Namun, ada
masyarakat yang biasanya langsung menyimpan air dalam jerigen tampa di tampung di
dalam kumbang. Untuk membawa air dalam jerigen ada masyarakat yang membawa dengan
cara dimuat dan diikat di belakang motor di bagian tempat duduk penumpang, atau
disimpang di depan motor. Namun bagi masyarakat yang tidak memiliki kendaraan biasanya
mereka membawa jerigen dengan mengangkat mengunakan kedua tangan atau bagi kaum
perempuan biasanya jerigen diikat dengan kain dan dijunjung diatas kepala dalam bahasa
masyarakat setempat dikenal dengan istilah “Tidung wei”, dan untuk beberapa kalangan
yang memiliki mobil biasanya membawa air yang telah diisi di dalam jerigen dan dimuat di
mobil untuk dibawa pulang. Dikarenakan kondisi di atas sering kali masyarakat mengalami
krisis air walaupun memiliki beberapa sumber mata air di dusun tersebut.

Di dusun 2 dan dusun 1 sendiri terdapat beberapa sumber mata air yang sering dijadikan
masyarakat sebagai air baku yaitu diantaranya sumber mata air Waipidi, mata air Anamanu,
mata air Waimamonggu, mata air Resetlement dan juga mata air Taman wali. Sumber mata
yang sering digunakan masyarakat dusun 2 adalah mata air waimamonggu, Taman wali, dan
Anamanu yang sering di gunakan masyarakat dusun 2.
Untuk infrastruktur penyediaan air bersih di keempat dusun ini dapat dikatakan masih
kurang. Dimana di dusun ini hanya memiliki beberapa bak penampung untuk air baku tanpa
adanya sistem pengolahan air bersih yang baik. Memang di dusun 2, ini ada satu bak
penampung air baku dari satu sumber mata air Taman Wali. Untuk sistem pengolahan air
bersihnya tidak ada, dikarenakan air yang dari mata air tersebut langsung di alirkan ke bak
penampung yang cukup besar. Dan langsung di alirkan lagi ke bak-bak kecil yang terdapat
pada sekitar bak penampung utama.
Selain itu debit air yang dihasilkan oleh sumber mata air Taman wali tidak sebanyak
waktu-waktu dulu. Air dari sumber mata air Taman wali mengalami penurunan pada
debitnya namun air dari sumber mata air tersebut harus dibagi untuk mengairi ladang petani,
untuk kebutuhan sehari-hari masyarakt di rumah dan untuk kepentingan peternakan tersebut
yang juga mengunakan air dari sumber air Taman wali.
Berangkat dari kondisi dan situasi di atas maka diperlukan cara untuk mengatasi krisis air
bersih bagi masyarakat dusun dua dengan melakukan pembangunan infrastruktur Sistem
Penyediaan Air Bersih (SPAM) dan juga membantu menghilangkan kekhawatiran
masyarakat terkait akan menurunya kuantitas air minum dari sumber mata air.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan kondisi yang terjadi maka rumusan masalahnya adalah:
1. Berapa jumlah kebutuhan air bersih masyarakat Desa Wairasa, Kecematan Umbu Ratu
Nggay Barat, Sumba Tengah, Nusa Tengara Timur.
2. Bagaimana SPAM yang baik di desa Wairasa, kecematan Umbu Ratu Nggay Barat,
Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur.

1.3 Tujuan
1. Mengetahui jumlah kebutuhan air bersih masyarakat Desa Wairasa, kecematan
Umbu Ratu Nggay Barat, Sumba Tengah, Nusa Tenggara Barat.
2. Menentukan SPAM yang tepat untuk masyrakat Desa Wairasa, kecematan Umbu
Ratu Nggay Barat, Sumba Tengah, Nusa Tenggara Barat.

1.4 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkupnya adalah mencakup antara lain :
1. Pembangunan infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum di dusun Dua.
2. Kondisi sumber mata air baik dari segi kuantitas maupun kualitas
3. Masyarakat yang terdampak dari pembangunan Sistem Penyediaan Air Bersih di dua
dusun tersebut
4. Identifikasi masalah yang akan terjadi pada saat proses pengoperasian dan pelayanan
setelah dibangunya Sistem Penyediaan Air Bersih di wilayah tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Bersih


2.1.1 Penggertian Air Bersih
Dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari - hari manusia sangat bergantung pada air,
karena air banyak digunakan dalam berbagai aktivitas manusia baik itu untuk mencuci,
membersihkan peralatan, mandi, minum dan aktivitas lain yang memerlukan air. Menurut Djoko
(2016) dalam artikelnya yang berjudul “Sumber Air Baku Untuk Air Minum” mengatakan
bahwa untuk keperluan air minum, maka sumber air baku yang dapat digunakan untuk
kebutuhan air minum dapat terdiri dari mata air, air permukaan (sungai, danau, waduk, dan lain-
lain.), air tanah (sumur gali, sumur bor) maupun air hujan. Dalam menggunakan air yang harus
diperhatikan juga adalah kualitas air bersihnya. Menurut Suripin (2002), yang dimaksud dengan
air bersih yaitu air yang aman (sehat) dan baik untuk diminum, tidak berwarna, tidak berbau,
dengan rasa yang segar. Sedangkan menurut Kodoatie (2003), mengatakan bahwa air bersih
adalah air yang kita pakai sehari -hari untuk keperluan mencuci, mandi, memasak, dan dapat
diminum setelah dimasak. Air bersih dalam kehidupan masyarakat merupakan kebutuhan yang
paling esensial, sehingga perlu dipenuhi dalam jumlah dan kualitas yang baik. Air minum aman
bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif .

2.1.2 Sumber Air Baku


Keberadaan air di alam sangat tergantung dari lingkungan alam di sekitarnya dan daerah
yang dilaluinya, yang secara teratur mengikuti siklus hidrologi. Proses siklus hidrologi atau
siklus air yang meliputi evaporasi, kondensasi, presipitasi, dan infiltrasu yang menyebabkan
terjadinya pergerakan air tanah. Tumbuhan dan tanaman memegang peranan penting dalam
proses transpirasi demikian juga energi matahari memegang peranan dalam proses evaporasi. Air
dapat terpengaruh oleh wilayah dan aktivitas yang ada yang dilaluinya. Airr dapat berwarna
jernih di sekitar pegunungan atau berwarna hitam pekat di daerah rawah maupun wilayah
industri. Sumber air baku yang dapat digunakan untuk kebutuhan air minum dapat terdiri dari
mata air, air permukaan, (sungai, danau, waduk dan lain-lain), air tanah (sumur gali, sumur bor)
maupun air hujan. Dari segi kualitas air, kualitas mata air relatif jernih dibandingkan dengan
kualitas sumber air dari permukaan pada umumnya, dengan demikian keberadaan mata air ini
pada saat ini terus berkurang keberadaanya. Air tanag yang umumnya mempunyai kandungan
besi dan mangan relatif lebih besar dari sumber air yang lain, pemakaianya juga sudah harus
mulai dikurangi atau dihentikan sehubungan dengan masalah penurunan muka tanah. Air hujan
yang keberadaanya sangat tergantung musim, masih dapay digunakan sebagai sumber air baku
dengan membangun tangki penampungan atau waduk dalam skla besar.
Air permukaan sebagai sumber air baku, pada saat ini masih menjadi pilihan instalasi
pengolahan air minum PDAM. Walaupun dari segi kualitas air, merupakan yang terburuk
dibandingkan dengan sumber air baku lainnya. Namun dari segi kuantitas dan kontinuitas masih
tersedia dalam jumlah banyak dibandingkan dengan sumber air baku lainnya.

Anda mungkin juga menyukai