Anda di halaman 1dari 26

PERENCAAN SISTEM JARINGAN PERPIPAAN

PENYEDIAAN AIR BERSIH MANDIRI DI KECAMATAN BEJI


KABUPATEN PASURUAN

Disusun Oleh :
Errick Cahya Pratama
(1626009)

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGUNGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Air merupakan hal paling penting dalam kehidupan. Dalam setiap


aktivitasnya manusia mutlak membutuhkan air bersih. Untuk itu diperlukan
adanya penyediaan air bersih yang secara kualitas memenuhi standar yang
berlaku dan secara kuantitas maupun kontinuitas harus dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat di suatu wilayah sehingga aktivitas dapat berjalan
dengan baik.
Sumber daya air yang ada perlu dikelola secara berkelanjutan.
Sistem pengelolaan sumberdaya air berkelanjutan (sustainable water
resourses management system) merupakan system pengelolaan sumberdaya
air yang didesain dan dikelola serta berkontribusi penuh terhadap tujuan
masyarakat (sosial dan ekonomi) saat ini dan masa yang akan datang,
dengan tetap mempertahankan kelestarian aspek ekologisnya.
Berbagai upaya dilakukan manusia untuk memperoleh sumber
airnya. Mata air merupakan salah satu sumber air yang selama ini
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Mata air dapat
ditemukan pada satu titik lokasi yang umumnya terjadi di sepanjang
perbukitan dan dataran rendah yang tanahnya berpori atau formasi
batuannya patah (fractured) sehingga memungkinkan air mengalir di atas
permukaan tanah. Aliran mata air selanjutnya mengalir membentuk aliran
permukaan, dan apabila berkumpul dengan aliran air dari sumber air lainnya
membentuk aliran sungai.
Kabupaten Pasuruan secara geografis berada pada jalur regional
dan jalur utama perekonomian Surabaya – Malang dan Surabaya –
Banyuwangi, antara 112º 33` 55” hingga 113º 30` 37” Bujur Timur dan
antara 70º 32` 34” hingga 80º 30` 20” Lintang Selatan. Secara administrasi,
Kabupaten Pasuruan terdiri dari 24 Kecamatan, 24 Kelurahan, dan 341
Desa, dengan luas wilayah 147.401,50 Ha (3,13% luas Provinsi Jawa
Timur).

Letak geografis Kecamatan Beji terletak pada daerah dataran


rendah dengan ketinggian 6 m sampai dengan 91 m, merupakan daerah
yang subur. Secara administrasi, Kecamatan Beji terdiri dari 12 Desa dan 2
Kelurahan, adapunyang belum dapat menikmati air bersih secara kontinu
sepanjang tahun antara lain adalah Desa Sidowayah, Desa Kenep dan Desa
Gajah Bendo yang akan diambil sebagai wilayah studi. Ketiga desa tersebut
belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM Kabupaten Pasuruan
dan selama ini mengandalkan air sumur, air tanah dalam (artesis), dan mata
air. Kondisi topografi desa tersebut terdiri dari tanah datar dan pegunungan
sehingga potensi sumber air yang kontinu dan besar yang berada di sumber
air (Sumber Ringgit) di Desa Sidowayah selama ini belum dapat
dimaksimalkan karena membutuhkan biaya investasi yang mahal apabila
direncanakan pengembangan wilayah pelayanan di 3 Desa tersebut secara
menyeluruh..
Untuk itu perlu adanya upaya meningkatkan pengembangan
penyediaan air bersih di wilayah Desa Sidowayah, Desa Kenep dan Desa
Gajah Bendo Kecamatan Beji Pasuruan. Pengembangan yang direncanakan
adalah penambahan sejumlah sarana dan prasarana diantaranya adalah
pengembangan jaringan pipa, SPAB Mandiri dan pemanfaatan sumber air
yang ada.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam sistem penyediaan air bersih Kecamatan Beji adalah :.

• Bagaimana upaya secara teknis meningkatkan pelayanan air bersih


penduduk perdesaan yang disesuaikan dengan kondisi wilayah rencana
dan minat serta kemampuan masyarakat untuk mendapatkan air bersih.
• Bagaimana perencanaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sampai
5 tahun hingga 20 tahun kedepan.
• Bagaimana sistem jaringan perpipaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih

3. Tujuan

Adapun tujuan dari studi ini adalah mengetahui upaya memenuhi kebutuhan
air bersih Kecamatan Beji dan Membentuk suatu sistem jaringan mandiri
dalam hal penyediaan dan pengelolaan air bersih sebagai solusi dalam
penanganan masalah ketersediaan air bersih yang masih terbatas. Selain itu
juga untuk memenenuhi kebutuhan air bersih terutama bagi desa-desa yang
belum terlayani.

BAB II
KONDISI EKSISTING WILAYAH

Desa Sidowayah, Desa Kenep dan Desa Gajah Bendo Kecamatan Beji
Kabupaten Pasuruan.

Kecamatan

Gambar 1.1 Peta Kabupaaten Pasuruan

Wilayah

Gambar 1.2 Peta Kecamatan Beji

Gambar 1.2 Peta Desa Sidowayah

1. Sumber Air Baku

Sumber air dalam sistem penyediaan air merupakan suatu komponen


yang mutlak harus ada, karena tanpa sumber air sistem penyediaan air tidak
akan berfungsi. Berdasarkan daur hidrologi, di alam ada beberapa jenis
sumber air dimana masing-masing mempunyai karakteristik spesifik.
Sebagaimana kita ketahui bahwa makhluk hidup tanpa terkecuali
membutuhkan air. Dimana air dapat tersedia dalam bentuk padat (es), cairan
(air) dan (penguapan). Pada manusia, air selain sebagai konsumsi makan
dan minum juga diperlukan untuk keperluan pertanian, industri dan
kegiatan lain. Dengan perkembangan peradaban dan jaman serta semakin
banyaknya penduduk, akan menambah aktifitas kehidupannya. Hal ini
berarti pula akan menambah kebutuhanair bersih.

1.1. Siklus Hidrologi

Tahap pertama siklus hidrologi adalah proses penguapan (evaporasi) air


laut dan permukaan. Uap dibawa ke atas daratan oleh masa udara yang

bergerak. Bila didinginkan hingga titik embunnya, maka uap akan


terkondensasi menjadi butiran air yang dapat dilihat berbentuk awan atau
kabut. Dalam kondisi meteorologis yang sesuai, butiran-butiran air kecil
akan berkembang cukup besar untuk dapat jatuh ke permukaan bumi
sebagai hujan.
Pendinginan masa udara yang besar terjadi karena pengangkatan.
Berkurangnya tekanan yang diakibatkan oleh berkurangya suhu, sesuai
dengan hukum tentang gas yang berlaku. Pengangkatan orografis akan
terjadi bila udara dipaksa naik diatas suatu hambatan yang berupa gunung.
Oleh sebab itu lereng gunung yang berada pada arah angin biasanya
menjadi daerah yang berpotensi hujan lebat.
Sekitar dua pertiga dari presipitasi yang mencapai permukaan tanah
dikembalikan lagi ke udara melalui penguapan dari permukaan air,
tanah dan tumbuh-tumbuhan serta melalui transpirasi oleh tanaman. Sisa
presipitasi akhirnya kembali ke laut melalui saluran-saluran diatas atau
dibawah tanah.

1.2. Jenis Sumber Air

Sumber air merupakan bagian dari suatu daur ulang hidrologi, secara
umum sumber air dibagi menjadi beberapa kelompok. Sumber air yang ada
di bumi ini meliputi :
a. Air Laut

Terasa asin karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam
air laut berkisar 3%. Untuk kondisi seperti ini, air laut tidak memenuhi
syarat untuk dijadikan air minum/bersih.
b. Air Atmosfir (Air Meteorologik)

Sifatnya murni, sangat bersih, tetapi karena adanya pencemaran udara,


maka untuk menjadikannya sebagai sumber air bersih/minum hendaknya
pada waktu menampung air hujan tidak dimulai pada saat awal hujan
turun karena masih banyak mengandung polutan.

c. Air Permukaan

Bersumber dari air hujan yang mengalir di permukaan bumi, terdiri dari :

1. Air Sungai

Meliputi aliran air, alur sungai termasuk bantaran, tanggul dan areal yang
dinyatakan sebagai sungai.
2. Air Rawa/Danau/Waduk

Merupakan bentuk cekungan permukaan tanah baik alamiah


maupunbuatan dan didalamnya terdapat genangan air dengan volume
relatif besar.
d. Air Tanah (Ground Water)

Terdiri dari air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air.

1. Air tanah dangkal

Terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah. Terdapat


pada kedalaman kurang lebih 15 meter dari permukaan. Sebagai
sumur untuk sumber air bersih cukup baik dari segi kualitas tetapi
kuantitas sangattergantung pada musim.

2. Air tanah dalam

Berada pada lapisan bawah setelah rapat air diatasnya. Pengambilan


dilakukan dengan menggunakan bor dan memasukkan pipa ke dalam
permukaan tanah. Umumnya terdapat pada kedalaman 100-300
meter dibawah permukaan tanah. Dapat terjadi artesis (semburan ke
permukan) jika tekanan besar. Aquifer sebagai seumber air tanah
dalam terbagi menjadi 3 bagian yaitu aquifer tertekan, aquifer semi
tertekan dan aquifer tidak tertekan.
- Aquifer tertekan

Aquifer yang berada diantara lapisan kedap air dimana kedua


lapisan inisama sekali tidak dapat mengalirkan air.
- Aquifer semi tertekan

Aquifer yang berada diantara lapisan kedap air dimana lapisan


kedap airdiatasnya sedikit mengalirkan air.
- Aquifer tidak tertekan

Aquifer yang berada diatas lapisan kedap air

3. Mata air

Merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan


tanah.Berdasarkan bentuk keluarnya, dapat terbagi menjadi :
- Rembesan ; yaitu air keluar dari lereng-lereng (celah-celeh)

- Umbulan ; yaitu air tanah yang keluar ke permukaan pada daerah


yangdatar.

2. Standar Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa
dan tidak berbau. Air minum juga harus tidak mengandung kuman patogen.
Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak
dapat diterima secara estetis dan dapat merugikan secara ekonomis. Air juga
seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh
jaringan distribusi yang ada.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka dibuat standar air minum yaitu
suatu peraturan yang memberikan petunjuk tentang konsentrasi berbagai
parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada pada air minum agar tujuan
pengolahan air bersih dapat tercapai. Standar tersebut akan berbeda untuk
tiap negara, tergantung pada keadaan sosial kultural temasuk kemajuan
teknologinya.
Di Indonesia standar air minum yang berlaku pertama kali dibuat pada
tahun 1975, kemudian terakhir kali direvis melalui Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002.

2.1. Parameter Fisis

Parameter fisis yang harus diketahui untuk sumber air yang akan
dijadikan airbaku atau untuk pengolahan selanjutnya adalah meliputi :
a. Bau

Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh
masyarakat. Bau air dapat menunjukkan awal dari kualitas air.
b. Jumlah zat padat terlarut (TDS)

TDS umumnya terdiri dari zat organik, garam organik, garam anorganik
dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula.
Efeknya terhadap kesehatan tergantung pada senyawa kimia penyebab
masalah tersebut.
c. Kekeruhan

Disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang sifatnya organik
maupun anorganik.
d. Rasa

Air minum tidak memiliki rasa/tawar, sehingga air yang tidak tawar
dapat menunjukkan adanya kandungan berbagai zat yang berbahaya bagi
kesehatan.
e. Suhu

Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas, terutama agar tidak terjadi
pelarutanzat kimia yang terdapat dalam pipa/saluran.
f. Warna

Warna pada air disebabkan adanya tanin atau asam humat dan
keberadaannya secara alamiah di alam. Karena itu air minum sebaiknya
tidak berwarna.

2.2. Parameter Kimia

Selain parameter fisis tersebut diatas, yang tidak kalah penting adalah
melakkan penelitian terhadap kandungan kimia air sumber yang akan
dijadikan sumber air baku untuk pengolahan selanjutnya. Parameter

kimia tersebutdiantaranya meliputi :


a. Kimia Anorganik

Parameter kimia anorganik meliputi antara lain : Air Raksa (Hg),


Alumunium (Al), Arsen (As), Barium (Ba), Besi atau Ferrum (Fe),
Flourida (F), Cadmium (Cd), Kesadahan, Khlorida (Cl), Mangan (Mn),
dan pH (derajat keasaman).
b. Kimia Organik

Parameter kimia organik meliputi : Zat Organik, Detergen, Chloroform


(CHCl3), serta parameter mikrobiologis.

3. Penggunaan Sumber Air Baku

Masing-masing jenis sumber air yang digunakan sebagai sumber air


baku untuk air minum/bersih mempertimbangkan 3 (tiga) faktor yaitu
kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Sampai saat ini penggunaan sumber air
permukaan lebih dominan daripada sumber air hujan ataupun air tanah.
Seperti halnya di Indonesia yang memiliki iklim dan kondisi geografis,
dimana air permukaan dari sungai, danau, telaga banyak dijumpai.

• Mata Air merupakan sumber air yang sangat potensial karena pada

umumnya berkualitas baik, terlebih dapat dialirkan ke sistem penampung


secara gravitasi. Hanya saja keberadaannya dari waktu ke waktu semakin
mengecil, baik ditinjau dari jumlah maupun debitnya. Hal ini tidak
terlepas dari berkurangnya “Catchment Area” akibat kegiatan manusia.
Pada masa mendatang, jika konservasi lingkungan hutan tidak dilakukan,
maka pemanfaatan jenis sumber air ini semakin menurun.
• Air Tanah, terlebih yang terletak pada lapisan akuifer tidak bebas, yang

imbuhannya berasal dari catchment area di daerah hulu. Meskipun


demikian, jenis sumber air ini pada umumnya masih dapat
dikembangkan, terutama untuk dataran rendah sampai sedang dengan
pertimbangan kuantitas yang memadai dan kualitas air yang baik, dan
relatif tidak terpengaruh musim (air tanah dalam).
• Air sungai merupakan alternatif sumber air yang paling mudah diperoleh

karena terletak dekat dengan permukiman masyarakat, hanya saja


ditinjau dari segi kuantitas berfluktuasi tinggi, sedangkan dari segi
kualitas tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air bersih tanpa
proses pengolahan yang memadai. Pada saat ini berbagai upaya telah
dilakukan untuk mempertahankan debit air sungai, terutama dengan
pembangunan waduk. Dengan kondisi saat ini dan pertambahan
kebutuhan air ke depan, jenis sumber air ini akan semakin banyak
dimanfaatkan untuk pengembangan ke depan, tetapi memerlukan biaya
investasi dan operasional yang tinggi karena kebutuhan pengolahannya.
• Dengan pertimbangan kondisi sumber daya air saat ini dan kendala/

permasalahan yang ada, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka


potensi sumber daya air sebagai air baku perlu dimanfaatkan dan
dikelola secara bijaksana agar pada masa mendatang tidak menjadi
hambatan bagi penyedia layanan atau pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan air bersih masyarakat.

BAB III
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

3. Kebutuhan Konsumsi Air Bersih

3.1. Kebutuhan Air Domestik

Pemenuhan kebutuhan air untuk domestik memiliki bagian terbesar


dalam kebutuhan dasar perencanaan unit pengolahan. Faktor kebiasaan,
pola dan tingkat kehidupan yang didukung oleh adanya perkembangan
sosial ekonomi memberikan pengaruh terhadap peningkatan kebutuhan
dasar air. Dikenal ada 2 (dua) kategori fasilitas penyediaan air bersih/
minum, yaitu :
a. Fasilitas Perpipaan, terdiri dari : Sambungan Rumah (SR), Sambungan
Halaman, dan Sambungan Umum.
b. Fasilitas Non Perpipaan, terdiri dari : Sumur Umum, Hidran Umum/
Kran Umum (HU/KU), kendaraan tangki air (water tank/TA) serta mata
air.
Perlu diketahui pula adalah jumlah kebutuhan rata-rata air bersih per
orang per hari, dimana dibedakan atas kategori kota dan perdesaan. Tingkat
pemakaian air bersih secara umum ditentukan berdasarkan kebutuhan
manusia untuk kehidupan sehari-hari.

Kebutuhan air menurut jenis kota:

Penyediaan air
Jumla Kehilangan
Kategori (liter/orang/hari)
kota h air(%)
pendud SR HU

uk
Metropolita > 1.000.00 190 30 20
n 0
Besar 500.000- 170 30 20
1.000.000

Sedang 100.000 150 30 20



500.00
0
Kecil 20.000 130 30 20

100.00
0
IKK < 20.000 100 30 20

Sumber : Juknis Perencanaan Rancangan SPAB Kementrian PU

3.2. Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air non domestik merupakan tahap berikutnya dalam


perhitungan kebutuhan air bersih, besaran pemakaiannya ditentukan oleh
jumlah konsumen non domestik yang terdiri dari fasilitas-fasilitas yang
telah disebutkan.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa ada beberapa faktor yang
dapat menentukan perkembangan jumlah fasilitas tersebut, yaitu
pertambahan penduduk, jenis dan perluasan fasilitas serta perkembangan

sosial ekonomi.
Perhitungan proyeksi fasilitas dapat dilakukan dengan pendekatan
perbandingan jumlah penduduk.

Berikut adalah tabel asumsi kebutuhan air non domestik untuk pedesaan :

Pemakaian air
No. Kategori Keterangan
rata-rata per hari (liter)

1. Kantor 70-100 Tiap


karyawan

2. Puskesmas 100-150 Tiap pasien

3. Sekolah Dasar, SLTP 40-50 Tiap siswa

4. SLTA 80 Tiap siswa

5. Perkumpulan Sosial 30 Tiap orang

6. Tempat Ibadah 10 Tiap jama’ah

Sumber : Juknis Pelaksanaaan Pengembangan SPAM Sederhana, 2007

3.3. Kapasitas Dan Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih

Penentuan kebutuhan air menurut Al-layla, dkk (1980) mengacu


kepada kebutuhan air harian maksimum (Qmax) serta kebutuhan air jam
maksimum (Qpeak)dengan referensi kebutuhan air rata-rata.

a. Kebutuhan air rata-rata harian (Qav)

Adalah jumlah air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan


domestik, non domestik dan kehilangan air.
b. Kebutuhan air harian maksimum (Qmax)

Merupakan jumlah air terbanyak yang diperlukan pada satu hari dalam
kurun waktu satu tahun berdarkan nilai Q rata-rata harian. Diperlukan
faktor fluktuasikebutuhan harian maksimum dalam perhitungannya.

Qmax = fmax x Qav

Dimana
:

Qmax = Kebutuhan air harian maksimum (ltr/det)

fmax = Faktor harian maksimum ( 1 < fmax.hour < 1,5


)
Qav = Kebutuhan air rata-rata harian (ltr/det)

c. Kebutuhan air jam maksimum (Qpeak)

Adalah jumlah air terbesar yang diperlukan pada jam-jam tertentu.


Faktorfluktuasi kebutuhan jam maksimum (fpeak) diperlukan dalam
perhitungannya.
Qpeak = f xQ
max
pea
Dimana
k
:

Qpeak = Kebutuhan air jam maksimum (ltr/det)

fpeak = Faktor fluktuasi jam maksimum ( 1 ,5 - 2,5


)
Qmax = Kebutuhan air harian maksimum (ltr/det)

Banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi pemakaian air jam per jam,
dan untuk mendapatkan data ini diperlukan survey dan penelitian
terhadap aktivitas, kebiasaan serta kebutuhan air konsumen.
Selain kapasitas produksi pada unit pengolahan, perlu diperhitungkan
juga faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap perencanaan unit
pengolahan.
d. Kehilangan air

Yaitu selisih antara jumlah air yang diproduksi di unit pengolahan


dengan jumlah air yang dikonsumsi dari jaringan distribusi. Berdarkan
kenyataan dilapangan, kejadian akan kehilangan air dapat bersifat teknis
dan non teknis. Terdapat 3 macam pengertian menyangkut istilah
kehilangan air, yaitu : kehilangan air rencana, kehilangan air percuma
dan kehilangan air insidentil. Secara umum dalam melakukan
perencanaan, nilai kehilangan yang terjadi baik kehilangan air
percuma dan insiddentil sudah masuk dalam perhitungan. Besarnya nilai
kehilangan air tersebut berkisar antara 15-25% dari total kebutuhan air
bersih baik domestik maupun non domestik.
e. Fluktuasi kebutuhan air bersih

Yaitu fluktuasi kebutuhan air bersih terjadi karena pemakaian air yang
tidak tetap sepanjang waktu. Pada umumnya masyarakat melakukan
aktivitas penggunaan air pada waktu pagi dan sore hari. Fluktuasi adalah
prosentase pemakaian air pada tiap jam yang tergantung dari : aktivitas
penduduk, adat istiadat atau kebiasaan penduduk serta pola tata kota.
Sedangkan fluktuasi kebutuhan air ditentukan berdasarkan pada
pemakaian harian maksimum dan pemakaian jam maksimum dengan
referensi kebutuhan rata-rata harian.

6. Reservoir

Fungsi dari reservoir adalah selain sebagai penyimpan persediaan air


bersih pada saat jam puncak, juga sebagai penambah tekanan pada titik
pengambilan. Lokasi dari reservoir sebaiknya direncanakan didekat jaringan
distribusi, agar oendistribusiannya dapat merata dan tekanan yang ada
masih sesuai dengan perencanaan. Berdasarkan lokasinya reservoir
dibedakan menjadi :
a. Elevated Reservoir

Reservoir yang menyimpan atau menampung air yang terletak diatas tanah.

b. Grounf Reservoir

Reservoir yang menyimpan atau menampung air yang terletak dibawah tanah.

Adapun fungsi dari reservoir adalah :

- Menyimpan air bersih yang siap untuk didistribusikan pada konsumen.

- Meratakan debit air dalam sistem jaringan distribusi.

- Mengatur tekanan air dalam jaringan distribusi.

Untuk mencari kapasitas reservoir, dihitung dengan metode analitis


maupungrafis.

7. Jaringan Distribusi Dan Sistem Pengaliran

Pada dasarnya ada 2 sistem jaringan distribusi yaitu jaringan terbuka


dan tertutup, dimana pemakaian kedua sistem tersebut tergantung dari
beberapa faktor.
a. Jaringan Terbuka

Karakteristik jaringan ini adalah pipa-pipa distribusi tidak saling


berhubungan, air mengalir dalam satu arah dan area layan disuplai
melalui satu jalur pipa utama.

b. Jaringan Tertutup

Karakteristik jaringan ini adalah pipa-pipa distribusi saling berhubungan,


air mengalir melalui beberpa jalur pipa utama. Sistem ini cenderung
diterpakan pada daerah yang bersifat jalannya saling berhubungan,
perkembangan kota cenderung ke segala arah dan keadaan topografi
yang relatif dasar.

Didalam mendistribusikan air bersih ada beberapa cara pengaliran,


dimana yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sistem pengaliran
tersebut adalah keadaan topografi, lokasi sumber air baku, beda tinggi
daerah pengaliran atau daerah layanan serta faktor-faktor lain. Sistem
pengaliran tersebut antara lain :
a. Pengaliran Gravitasi

Air bersih didistribusikan ke daerah layanan dengan memanfaatkan


tenaga/tekanan gaya grafitasi pada daerah tersebut. Prinsipnya adalah
beda tinggi antara sumber air baku dan area pelayanan yang cukup.
b. Pengaliran Pemompaan dengan Elevated Reservoir

Air dari sebelum didistribusikan ke daerah layanan terlebih dahulu


dipompa dan ditampung di reservoir kemudian didistribusikan dengan
memanfaatkan tinggi tekanan dari elevasi reservoir tersebut.
c. Pengaliran Pemompaan Langsung

Air bersih didistribusikan ke daerah layanan dengan mengandalkan


tekanandari pompa, yang disesuaikan dengan tinggi tekanan minimum.

8. Perhitungan Jaringan Distribusi

Usaha penyediaan dan pendistribusian air bersih kepada masyarakat


harus selalu diperhatikan kualitasnya, maka dari itu air bersih harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Kriteria yagn kemudian
digunakan sebagai pedoman dalam mendimensi, serta mendesain sistem
jaringan tersebut antara lain adalah :
- Tinggi tekanan yang harus disediakan pada titik atau node minimum 10 meter.

- Tinggi tekanan yang diijinkan pada titik atau none maksimum 70 meter.

- Jenis pipa yang digunakan adalah PVC.

- Sistem jaringan yang digunakan dengan pola terbuka.

- Evaluasi jaringan dengan menggunakan program Epanet versi 2.0w

- Untuk mencari kehilangan tekanan dalam pipa :

10,7 x Q1,852

Hf = xL
4,87 1,852
D xC

Dimana :

Hf = Kehilangan tekanan dalam pipa (m)


L = Panjang pipa (m)
C = Koefesien Hanzen-William

Q = Debit dalam pipa (m3/


det)
D = Diameter pipa (m)

9. Analisa Program Epanet

Program Epanet merupakan suatu program yang dapat membantu


dalam merencanakan suatu sistem jaringan distribusi, dimana program ini
dapat menganalisa suatu model jaringan distribusi apakah telah sesuai
dengan perencanaan. Dalam pembuatan model, diperlukan data-data yang
tepat agar model yang direncanakan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Dengan menggunakan model yang akurat, dapat lebih mudah
mengembangakan jaringan distribusi untuk tahun-tahun mendatang dan

juga dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam jaringan dengan baik.
Program yang akan digunakan adalah Epanet versi 2.0, yang dapat
disimulasikan dengan beberapa program lain, diantaranya Autocad, GIS
(Geographic Information System), program Spreadsheet dan beberapa
program lain. Keuntungan memakai program tersebut adalah ; dapat
mengecek kesalahan pada saat proses input data, menampilkan analisa
jaringan, sistematis dalam pengeditan dan output dapat berupa gambar.
Dibutuhkan beberapa item untuk dapat menjalankan Epanet sehingga
didapatkan hasil yang sesuai, antara lain :
• Link : dapat berupa; pipa, pompa atau katup kontrol

• Node : dapat berupa; junction, tank, atau reservoir.

• Curve : menggambarkan grafik atau pola pengerjaan yang


dapatberupa; kurva pompa, kurva effisiensi atau kurva
volume
Data yang dibutuhkan dalam pengerjaan program Epanet antara lain :

• Peta jaringan
• Elevasi wilayah
• Node/Junction
• Panjang pipa
• Diameter pipa
• Jenis pipa
• Besar debit masing-masing node

• Faktor fluktuasi pemakaian air

Sedangkan data yang dapat dihasilkan antara lain :


• Hidrolik head masing-masing titik
• Tekanan air
• Flow (aliran)
• Velocity (kecepatan)
• Unit headloss
• Pipe status
• dan lainnya



BAB IV
RANCANGAN AWAL PENGEMBANGAN SPAM

1. Diagram Alir

Pada bab metodologi akan dijelaskan alur pikir, tahapan atau langkah-
langkah yang akan dilakukan dengan menguraikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan proyek akhir, mulai dari apa yang diperlukan beserta
urutan pelaksanaannya. Berbagai data yang diperlukan secara langsung (data
primer) dan data yang tersedia (data sekunder). Hal-hal teknis dalam upaya
tersebut didasarkan pada studi terdahulu, pengalaman berbagai pihak dalam
menentukan teknik yang berhubungan dengan pelayanan dan penyediaan
sarana prasaranan air bersih/minum.

2. Ide Proyek Akhir

Ide proyek akhir ini berasal dari minat untuk mengetahui masalah tertentu
dan selanjutnya berkembang menjadi pemilihan metode yang sesuai. Ide ini
meliputi latar belakang permasalahan yang terjadi di Kecamatan Beji
berkaitan dengan kebutuhan air bersih. Dan diharapkan dengan proyek akhir
ini mahasiswa dapat berpikir ilmiah, mampu menuangkan sebagian besar
pengetahuan, ketrampilan, ide dan masalah dalam bidang keahlian secara
sistematis, logis, kritis dan kreatif yang didukung oleh data atau informasi
dengan analisa yang tepat.

3. Perijinan

Proses perijinan dimulai dengan membuat proposal terlebih dahulu dan surat
jalan dari ITS. Pencarian data langsung dilaksanakan ke masing-masing
instansi terkait yaitu : Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan, Kantor
Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan dan Kantor Desa Wilayah Studi.
Setelah konfirmasi dahulu dengan instansi terkait.

4. Survey Lokasi Dan Identifikasi

Survey lokasi dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung kondisi sarana


dan prasarana air bersih di Kecamatan Beji sebagai langkah awal untuk

melakukan penelitian. Kemudian data yang diperoleh dari hasil survey


tersebut dilakukan inventarisasi secara cermat sehingga masalah yang terjadi
di wilayah penelitian dapat diidentifikasi.

5. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan mulai tahap awal sampai akhir. Literatur yang
dipakai dalam kegiatan ini adalah literatur yang berhubungan dan relevan
dengan sistem penyediaan air bersih/minum, baik dari segi teknis sarana
prasarana ataupun pengelolaannya. Literatur dapat berupa buku panduan,
makalah, tesis, jurnal dan sebagainya termasuk NSPM ( Norma Standar
Pedoman dan Manual) air bersih.

6. Pengumpulan Data

Data-data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dan hasil
pengamatan secara langsung di lokasi. Sedangkan data sekunder merupakan
data-data pendukung yang diperoleh dari instansi terkait berupa laporan
kegiatan, standar dan peraturan.
Data pengamatan lapangan (data primer)

a. Kondisi Eksisting Desa

b. Identifikasi Kondisi dan Potensi Sumber air

c. Mengetahui Debit Sumber

d. Identifikasi Lokasi sekitar sumber dan kebutuhan air

e. Keadaan sekitar sumber

Data instansi yang terkait (data sekunder)

a. Data statistik kependudukan, perekonomian, fasilitas umum, sarana


prasaranawilayah studi
b. Data kondisi geografis, luas wilayah

c. Peta situasi dan topografi lokasi yang ada

d. Data-data perencanaan pemanfaatan sumber air bersih

e. Inventarisasi dan pemanfaatan atas perencanaan dan buku-buku


pengembangansumber daya air tanah

7. Analisa Dan Evaluasi

Analisa dilakukan terhadap data-data dan membandingkan data yang


terkumpul dengan teori yang ada di literature air bersih, dari hasil tersebut
dievaluasi. Analisa akan difokuskan pada hal-hal yang berhubungan dengan
sumber air baku, jumlah penduduk ke depan, sarana prasarana, pengelolaan
air bersih/minum dan sistem penyaluran air bersih serta faktor-faktor lain
yang mempengaruhi sistem penyediaan air bersih. Dari hasil analisa dan
evaluasi kondisi eksisting akan dihasilkan dan ditentukan suatu konsep
sistem penyediaan sarana dan prasarana air bersih berikut pengelolaannya
yang lebih baik.

8. Kesimpulan Dan Saran

Pada tahapan ini penulis akan menyimpulkan seluruh rangkaian kegiatan


perencanaan dan memberikan saran terutama bagi implementasi penyediaan
sarana dan prasarana penyediaan air bersih.

9. Penulisan Laporan

Merupakan tahapan berupa penulisan dan pembuatan Proyek Akhir.

LATAR BELAKANG TEMA /


JUDUL

PERMASALAH

SURVEY LOKASI
DAN IDENTIFIKASI

STUDI LITERATUR

PENGUMPULAN &
DATA DATA
▪ Kondisi Eksisting Desa PENGOLAHAN DATA ▪ Data Sta s k
Sidowayah ▪ Data-data tentang air
▪ Identifikasi Kondisi bersihData kondisi
danPotensi Sumber geografis, luas wilayah
▪ air Mengetahui ▪ Peta situasi dan topografi

Debit Sumber lokasiyang ada


▪ ▪
Identifikasi Lokasi Data-data perencanaan
sekitarsumber dan

ANALISA DAN EVALUASI


KEBUTUHAN

PEMBAHASAN PERENCANAAN SISTEM


JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MANDIRI
WILAYAH STUDI

KESIMPULAN DAN SARAN

PENYUSUNAN PROYEK AKHIR

Gambar 3.1 Kerangka Pikir Proyek Akhir

ti
ti

DAFTAR PUSTAKA

Dep. PU Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya manusia. Pusat


PembinaanKeahlian Teknik dan Konstruksi, 2007, Surabaya.

Dep. PU Direktorat Jendral Cipta Karya ,2007 ”Petunjuk Teknis Pelaksanaan


Pengembangan SPAM Sederhana”, Jakarta.

Djoko Sasongko, 1991 “Teknik Sumber Daya Air”, Erlangga, Jakarta.

Roestam Sjarief, 2005 ”Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu”, Andi


Offset,Yogyakarta

Dr.Ing.Ir.Agus Maryono, 2003 “Hidrolika Terapan”, PT. PradnyaParamita, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai