Artikel Ilmiah
Oleh :
DESY AGUSTIANINGSIH
F1A 109 087
i
Artikel Ilmiah
Oleh :
DESY AGUSTIANINGSIH
F1A 109 087
2. Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Mataram
ii
Artikel Ilmiah
Oleh :
DESY AGUSTIANINGSIH
F1A 109 087
1. Penguji I
2. Penguji II
3. Penguji III
Mataram,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Mataram
iii
PERENCANAAN JARINGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA LEMBAH SARI KECAMATAN BATU
LAYAR KABUPATEN LOMBOK BARAT
Desy Agustianingsih¹, Agustono Setiawan, ST., MSc.², Ir. Anid Supriyadi, MT.³
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
2
Dosen Pembimbing Utama
3
Dosen Pembimbing Pendamping
INTISARI
Permasalahan yang menimpa Desa Lembah Sari khususnya di Dusun Tibu Ambung, yang merupakan dusun
dengan akses air bersih terburuk di Desa Lembah Sari. Keadaan ini sudah berlangsung sejak belasan tahun yang lalu,
hingga saat ini masyarakat dusun tersebut harus berjalan atau menggali sumur yang cukup dalam untuk mendapatkan air
bersih.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat sesuai dengan fungsinya maka dibutuhkan
perencanaan jaringan distribusi yang baik, direncanakan sedemikiaan rupa berdasarkan karakteristik wilayah
perencanaan atau daerah pelayanan. Salah satu desa yang ada di Kabupaten Lombok Barat yaitu Desa Lembah Sari
Kecamatan Batu Layar. Di Desa ini sumber mata airnya yaitu mata air Tibu Ijo.
Hasil perencanaan jaringan air bersih untuk Desa Lembah Sari Kecamatan Batu Layar sampai 15 tahun ke depan
(tahun 2030) sebesar 1,95 liter/detik. Jaringan penyediaan air bersih berdasarkan hasil dari simulasi program Epanet 2.0
sebagai adalah dimensi pipa untuk jaringan distribusi menggunakan pipa diameter 63 mm (panjang 1342 m) dan pipa
diameter 40 mm (panjang 160,9 m), dan bangunan pelengkap berupa 1 reservoir dan 2 bak penampung. Rencana
anggaran biaya untuk sistem jaringan pipa air besih Dusun Tibu Ambung sebesar Rp. 96.807.000,- (Sembilan puluh
enam juta delapan ratus tujuh ribu rupiah).
1
Agar tidak terjadi perluasan pada lingkup Wulandari, Lastri Sri (2011), melakukan
pembahasan, maka perlu adanya batasan-batasan perencacaan jaringan air bersih untuk Kecamatan
masalah sebagai berikut: Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Dari hasil
1. Lingkup wilayah perencanaan adalah Desa perhitungan dan analisis didapatkan kebutuhan air bersih
Lembah Sari khususnya Dusun Tibu Ambung. untuk 15 tahun kedepan sebesar 107 l/dtk. Berdasarkan
2. Sumber air baku dari mata air Tibu Ijo. analisis hidrolika dengan program epanet diperoleh
3. Perencanaan jaringan perpipaan khusus pipa sistem penyediaan air berupa jaringan pipa transmisi
utama, yaitu pipa transmisi dan pipa distribusi. sepanjang 44.184,76 m dilengkapi dengan bangunan
4. Pipa yang digunakan adalah pipa jenis HDPE. pelengkap berupa intake, 4 bak pelepas tekan (BPT), dan
5. Tidak menganalisis pemasangan pipa. reservoir. Dengan dimensi pipa intake-BPT3 = 500 mm,
6. Perencanaan bangunan pelengkap meliputi BPT3-BPT4 = 355 mm, BPT-reservoir = 300 mm. Dan
reservoir, bak penampung. hasil perhitungan analisis RAB didapatkan sebesar Rp
7. Analisis Hidrolika sistem penyediaan air bersih 39.849.104.000,00.
menggunakan program Epanet 2.0, yaitu
meliputi dimensi pipa, kecepatan aliran dan 2.2 Landasan Teori
debit yang mengalir kelokasi sasaran. 2.2.1 Sistem Penyediaan Air Bersih
2.2.1.1 Sumber Air Baku
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kebutuhan air bersih untuk Kamulyan (2003), keberadaan air di alam hampir
Desa Lembah Sari sampai 15 tahun kedepan. tidak pernah tetap tinggal berada pada suatu tempat,
2. Untuk mengetahui sistem jaringan pipa air tetapi akan berpindah dari suatu tempat ke tempat yang
bersih yang sesuai untuk Desa Lembah Sari. lain menjalani suatu gerakan atau siklus dan pada suatu
3. Untuk mengetahui rencana anggaran biaya keadaan tertentu mengalami perubahan bentuk. Keadaan
untuk sistem jaringan pipa air bersih di Desa ini sering disebut dengan istilah siklus hidrologi. Dengan
Lembah Sari. mempelajari siklus hidrologi, air dapat digolongkan
menjadi 3 bagian yaitu air hujan, air permukaan dan air
1.4 Manfaat penelitian tanah.
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
memberikan masukan bagi pihak terkait yaitu PDAM 2.2.1.2 Standar Kualitas Air Baku
Kabupaten Lombok Barat dalam perencanaan
Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas
pengembangan sistem penyediaan air bersih di Desa
air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI
Lembah Sari, sehingga pelayanan menyediakan air
No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat
bersih bagi masyarakat berfungsi secara optimal.
dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK
Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku
2. Dasar Teori mutu air dibagi dalam 3 bagian yaitu:
1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2.1 Tinjauan Pustaka 2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi
Setyobudiarso, Hery (2008), melakukan kegiatan yang telah beroperasi.
perencanaan pengembangan jaringan distribusi air bersih Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan
kota Salatiga Jawa Tengah. Berdasarkan hasil manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi
perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih untuk daerah persyaratan, yaitu :
perencanaan pengembangan pada tahun 2017 dengan 1. Syarat fisik, antara lain:
prosentase pelayanan 90% dari jumlah penduduk a. Air harus bersih dan tidak keruh
dibutuhkan air bersih dengan debit 51,8 l/dtk. Analisa b. Tidak berwarna
jaringan distribusi dengan program epanet diketahui c. Tidak berasa
pada pukul 06.00 pagi (jam puncak) tekanan terendah d. Tidak berbau
adalah 8,22 m, sedangkan tekanan tertinggi adalah 55,42 e. Suhu antara 10o-25 o C (sejuk).
m, kecepatan aliran pada pipa terendah adalah 0.13 2. Syarat kimiawi, antara lain:
m/dtk, sedangkan kecepatan tertinggi adalah 2,44 m/dtk. a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang
Biaya yang dibutuhkan untuk rencana pengembangan mengandung racun
jaringan air bersih adalah Rp. 1.200.383.500,00. b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang
Kurniawan, Ade Iwan (2010), melakukan evaluasi berlebihan
dan perencanaan pengembangan sistem distribusi air c. Cukup yodium
minum Kota Mojokerto Jawa Timur. Dari hasil d. pH air antara 6,5-9,2.
perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih untuk daerah 3. Syarat bakteriologi, antara lain:
perencanaan pengembangan untuk 10 tahun dibutuhkan Tidak mengandung kuman-kuman penyakit
penambahan kapasitas produksi sebesar 161,92 l/dtk. seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen
Anggaran biaya yang diperlukan untuk pengembangan penyebab penyakit.
jaringan sistem distribusi Kota Mojokerto sebesar Rp.
826.312.790,00. 2.2.1.3 Distribusi Air
2
Sistem pengaliran dalam jaringan distribusi dibagi 3 Kebutuhan Domestik + Non
sebagai berikut: Kebutuhan Air Rata-rata Domestik
1. Sistem Gravitasi 4 Kebutuhan Rata-rata x (1.15 -
Kebutuhan Air
Sistem ini memanfaatkan Sistem Gravitasi 1.2)
Maksimum
adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat (Faktor Kehilangan Jam
reservoir dengan cara memanfaatkan energi Maksimum)
potensial gravitasi yang dimiliki air akibat 5 Kehilangan Air :
perbedaan ketinggian lokasi sumber dengan lokasi * Kota Metro dan Besar 25% x Kebutuhan Rata-rata
reservoir. * Kota Sedang dan Kecil 30% x Kebutuhan Rata-rata
2. Sistem Pompa 6 Kebutuhan Jam Puncak Kebutuhan Rata-rata x Jam
Sistem jenis ini sistem pompa pada prinsipnya Puncak
adalah menambah energi pada aliran sehingga dapat (156% - 200%)
mencapai tempat yang lebih tinggi. Hal ini dengan Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya 1998, dalam
pertimbangan. Bahwa antara lokasi distribusi dan Triatmadja,R., 2006
lokasi sumber tidak mempunyai perbedaan
ketinggian yang cukup untuk mengalirkan air. 2.2.2.1 Kebutuhan Air Domestik
3. Sistem Gabungan
Sistem gabungan yaitu sistem pengaliran air Kodoatie dan Sjarief (2005), kebutuhan air domestik
dari sumber ketempat reservoir atau lokasi distribusi sangat ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi
dengan cara menggabungkan dua sistem transmisi perkapita. Kecendrungan populasi dipakai sebagai dasar
yaitu sistem pompa dan sistem gravitasi secara perhitungan kebutuhan air domestik terutama dalam
bersama-sama. penentuan kecendrungan laju pertumbuhan (Growth
Rate Trends).
2.2.2. Kebutuhan Air Bersih Kodoatie dan Sjarief (2005), estimasi populasi untuk
masa yang akan datang merupakan salah satu parameter
Tabel 1. Kriteria Kebutuhan Air Bersih utama dalam penentuan kebutuhan air domestik. Untuk
Kota penentuan penyambungan di masa yang akan datang
No Parameter maka laju penyambungan yang ada saat ini juga dipakai
Metro Besar Sedang Kecil
1 Kebutuhan Domestik sebagai parameter untuk dasar analisis.
(tingkat pemakaian air) :
* Sambungan Rumah 2.2.2.2 Kehilangan atau Kebocoran Air
(lt/org/hari) 190 170 150 130
* Kran Umum Kodoatie dan Sjarief (2005), ada dua jenis
(lt/org/hari) 30 30 30 30 kehilangan air pada sistem distribusi air bersih :
2 Kebutuhan Non 1. Kehilangan akibat faktor teknis
Domestik : - Kebocoran pipa,
* Industri (lt/det/ha) - Reservoir yang melimpas keluar,
- Berat 0.50 - 1.00 - Penguapan
- Sedang 0.25 - 0.50 - Pemadam kebakaran,
- Meter air yang dipasang pada konsumen
- Ringan 0.15 - 0.25
kurang baik
* Komersial (lt/det/ha) 2. Kehilangan akibat non-teknis
- Pasar 0.10 - 1.00 - Meter air tanpa registrasi,
- Hotel (lt/kamar/hari) - Kesalahan dalam pembacaan meter air
- Lokal 400 - Kesalahan pengumpulan dan pembuatan
1000 rekening
- Internasional
- Rumah Makan 100
(lt/tempat duduk/hari) 2.2.3 Perhitungan Kebutuhan Air
* Sosial dan Institusi
- Universitas 1. Metode Eksponensial
(lt/siswa/hari) 20 Perkembangan penduduk berdasarkan metode
- Sekolah eksponensial dapat didekati dengan persamaan berikut
(lt/siswa/hari) 15 (Rusli, 1996: 115) :
- Masjid Pn = Po .e(r.n)
(m3/hari/unit) 1.00 - 2.00
- Rumah Sakit (lt/hari) 400 dengan :
- Puskesmas Pn = Jumlah penduduk setelah n
(m3/hari/unit) 1.00 - 2.00 tahun (jiwa)
- Kantor
Po = Jumlah penduduk mula-mula
(lt/pegawai/hari) 10
- Militer (jiwa)
(m3/hari/unit) 10 e = Bilangan logaritma natural
besarnya sama dengan
2.7182818
3
r = Rata-rata pertumbuhan dengan :
penduduk (%) JP = Jumlah penduduk saat
n = Jumlah tahun proyeksi (tahun) ini (jiwa)
pl% = Prosentase pelayanan
2. Metode Aritmatik yang akan dilayani
Dalam metode ini pertumbuhan rata-rata qD = Kebutuhan air domestik
penduduk berkisar pada prosentase r yang konstan tiap (lt/org/hari)
tahun, maka Pn (jumlah penduduk pada tahun ke-n) dan S = Standar kebutuhan air
Po (jumlah penduduk pada tahun ke-0) dirumuskan
sebagai berikut (Mc.Flee,2001: 7): rata-rata
Pn = Po . (1 + r.n )
dengan : 2. Kebutuhan Air Non Domestik
Pn = Jumlah penduduk yang Untuk keperluan air non domestik dihitung
diperkirakan (jiwa) menurut kriteria perencanaan pada dinas PU
Po = Jumlah penduduk pada awal dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut ini :
tahun data (jiwa)
r = Pertumbuhan penduduk rata-rata Tabel 2 Kriteria Kebutuhan Air Bersih Non Domestik
tiap tahun (%)
n = Jumlah tahun proyeksi (tahun) Kebutuhan Non Domestik : Nilai
* Industri (lt/det/ha)
3. Metode Geometri - Berat 0.50 - 1.00
Proyeksi dengan metode ini, menganggap - Sedang 0.25 - 0.50
bahwa perkembangan penduduk secara otomatis
- Ringan 0.15 - 0.25
berganda dengan pertambahan penduduk.
* Komersial (lt/det/ha)
Pn = Po . (1 + r) n
- Pasar 0.10 - 1.00
dengan : - Hotel (lt/kamar/hari)
Pn = Jumlah penduduk pada tahun - Lokal 400
proyeksi (jiwa) 1000
- Internasional
Po = Jumlah penduduk pada awal - Rumah Makan (lt/tempat duduk/hari) 100
proyeksi (jiwa) * Sosial dan Institusi
r = Rasio pertumbuhan - Universitas (lt/siswa/hari) 20
penduduk/populasi (%)
- Sekolah (lt/siswa/hari) 15
n = Jumlah tahun proyeksi (tahun)
- Masjid (m3/hari/unit) 1.00 - 2.00
4. Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk - Rumah Sakit (lt/hari) 400
Kriteria pemilihan dari ketiga metode diatas - Puskesmas (m3/hari/unit) 1.00 - 2.00
berdasarkan Uji Korelasi Sederhana pada nilai koefisien - Kantor (lt/pegawai/hari) 10
korelasi terbesar, maksudnya nilai koefisien (r) paling - Militer (m3/hari/unit) 10
besar yang nantinya dipilih. Nilai koefisien korelasi Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya 1998, dalam Triatmadja,R.,
dapat dihitung berdasarkan atas persamaan berikut 2006
(Widandi Soetopo, 1997: 33).
𝑛.∑𝑋𝑖.𝑌𝑖−(∑𝑋𝑖).(∑𝑌𝑖)
𝑘=
√(𝑛.∑𝑋𝑖 2 −(∑𝑋𝑖)2 )−(𝑛.∑𝑌𝑖 2 −(∑𝑌𝑖)2 )
dengan :
3. Kebutuhan Air Total
k = Koefisien korelasi
qT= qD+ qnD
Xi = Tahun proyeksi
Yi = Jumlah penduduk hasil proyeksi dengan :
qT = Kebutuhan air total (lt/hari)
qD = Kebutuhan air domestic
2.2.3.2 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Air
(lt/org/hari)
1. Kebutuhan Air Domestik qnD = Kebutuhan air non
Untuk jumlah kebutuhan air domestik domestik (lt/org/hari)
dihitung berdasarkan jumlah penduduk yang 4. Kehilangan dan Kebocoran
dilayani dikalikan dengan standar kebutuhan air qHL= qT x (Kt%)
perorang perhari (S), sedangkan jumlah dengan :
penduduk yang dilayani dapat dihitung dengan qHL = Kebocoran atau
jumlah penduduk dikalikan dengan prosentase kehilangan air
pelayanan yang akan dilayani (pl%), dihitung qT = Kebutuhan air total
dengan persamaan berikut (Martin (lt/hari)
Dharmasetiawan, 2004): Kt% = Prosentase kehilangan
qD= JP x (pl%) x S atau kebocoran
4
5. Kebutuhan Air Rata-rata E1 = E2
qRH= qT+ qHL P1 V12 P V2
Z1 Z2 2 2
dengan : 2g 2g
qRH = Kebutuhan air rata-rata Keterangan : Z1&2 = tinggi elevasi (m)
(lt/hari) p1&2/γ = tinggi tekanan (m)
qT = Kebutuhan air total V1&2/2g = tinggi kecepatan (m)
(lt/hari)
qHL = Kebocoran atau 2.2.4.1 Perhitungan Diameter Pipa dan Aliran dalam
kehilangan air (lt/hari) Jaringan Perpipaan
6. Kebutuhan Air Hari Maksimum
qmax= F xqRH Faktor penting dalam perhitungan hidrolika
adalah kecepatan aliran (V) dan debit aliran (Q). Dalam
dengan : hitungan praktis rumus yang sering digunakan adalah:
qmax = Kebutuhan air hari Q=VxA
maksimum (lt/hari) A = ¼ π D2
qRH = Kebutuhan air rata-rata dengan : Q = Debit aliran (m3/dtk)
(lt/hari) A = Luas penampang pipa (m2)
F = Faktor hari maksimum Sedangkan untuk menghitung kecepatan aliran
antara 1,10 – 1,5 dalam pipa dapat dihitung menggunakan persamaan
7. Kebutuhan Air Jam Maksimum kontinuitas (Triatmodjo B, 2008), yaitu:
qpeak= qr x F Formula Hazen – Williams:
V = 0,354 x Chw x D0.63 x I0,54
dengan :
qpeak = Kebutuhan air jam dengan : V
= Kecepatan aliran (m/dtk)
maksimum (lt/hari) Chw = Koefisien kekasaran pipa
qRH = Kebutuhan air rata-rata (tergantung dari jenis
(lt/hari) pipa)
F = Faktor jam maksimum D = Diameter pipa (mm)
antara 1,15 – 3,0 I = Kemiringan geser/garis
energi
2.2.4 Hidrolika Jaringan Pipa 2.2.4.2 Kehilangan Tinggi Tekan (Head Loss)
Beberapa sifat zat cair yang dapat dibahas 1. Kehilangan Tinggi Mayor (Major Losses)
dalam bentuk persamaan sebagai berikut: Persamaan Hazen-Williams sangat dikenal di
Amerika Serikat (USA). Persamaan kehilangan energi
1. Persamaan Kontinuitas ini sedikit lebih sederhana dibanding Darcy-Weisbach
A1 A2 karena koefisien kehilangan energi (Chw) nya yang tidak
berubah terhadap Reynolds number. Persamaannya dapat
ditulius (Triatmadja, R., 2006):
Q 0,278.C hw D 2, 63 I 0,54
hf
I
L
1,85
1,85
V1 V2 L V
hf
4(0,278)
C
D 1,17 hw
Q1 = Q2
A1 V1 = A2 V2 dengan :
Gambar 1. Kontinuitas pengaliran dalam pipa Q = debit aliran pada pipa (m3/dt)
(Triatmodjo, B., 1993) Chw = koefisien kekasaran Hazen-
Williams (tabel)
2. Persamaan Kekekalan Energi D = diameter pipa (m)
I = kemiringan garis energi
hf = kehilangan tinggi tekan mayor (m)
L = panjang pipa (m)
V = kecepatan aliran pada pipa (m/dt)
Berikut data jumlah penduduk di Desa Lembah 𝑃3 = 5661 (1 + 0,051)3 = 6564 𝑗𝑖𝑤𝑎
Sari tahun 2010-2014 disajikan pada Tabel 4.1.
𝑃4 = 5661 (1 + 0,051)4 = 6895 𝑗𝑖𝑤𝑎
Tabel 4.1 Jumlah penduduk Desa Lembah Sari
2. Metode Aritmatik
𝑃4 = 5661 𝑥 2,718(0,051 𝑥 4)
= 6929 𝑗𝑖𝑤𝑎 10 2025 529
9
12 2027 311 a. Kebutuhan air total = Kebutuhan air domestik +
Kebutuhan air non domestic = 80369 + 2700 =
13 2028 320 83069 l/hari
14 2029 330 = 80369 / (24 x 3600)
= 0,96 l/detik
15 2030 340
b. Kehilangan air (15%)
Sumber : Hasil analisa data (2015) = 15% x Kebutuhan air total
1 15 = 44203 liter/hari
1 Sekolah
Sumber : Hasil analisa data (2015)
= 0,51 liter/detik
d. Kebutuhan Non Domestik
10
Perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih Non . Dari peta topografi (lampiran) ditentukan jalur
Domestik untuk Dusun Tibu Ambung, diketahui sarana perpipaan dan elevasi dari bangunan penampung serta
sosial dan keperluan komersial tidak ada. daerah layanan.
e. Kebutuhan air total
= Kebutuhan air domestik + Kebutuhan air non
domestik
= 44203 + 0
= 44203 l/hari
= 44203 / (24 x 3600)
= 0,51 l/detik
f. Kehilangan air (15%)
= 15% x Kebutuhan air total
= 15% x 0,51
= 0,08 l/detik
g. Kebutuhan air rata-rata
= Kebutuhan air total + Kebocoran atau
kehilangan air
= 0,51 + 0,08
= 0,59 l/detik
h. Kebutuhan air hari maksimum
= Kebutuhan air rata-rata x 1,10
= 0,59 x 1,10 Gambar 4.1 Skema rencana sistem jaringan pipa air bersih
Dusun Tibu Ambung
= 0,65 l/detik
Dari gambar di atas direncanakan
i. Kebutuhan air jam maksimum panjang total pipa jaringan distribusi dari
= Kebutuhan air rata-rata x 1,15 reservoir ke daerah pelayanan Dusun Tibu
Ambung yaitu 1480,9 m. Jenis pipa yang
= 0,59 x 1,15
digunakan yaitu pipa HDPE.
= 0,68 l/detik
Adapun panjang pipa, diameter pipa
Dari contoh perhitungan di atas, maka debit jaringan distribusi yang akan digunakan pada
yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan air bersih perencanaan ini dapat dilihat pada Tabel 4.8
Dusun Tibu Ambung Selatan sebesar 0,68 liter/detik. (Data masukan pada pipa (pipe).
4.3 Perbandingan Debit Ketersediaan Dengan a. Data masukan yang dibutuhkan untuk
Debit Kebutuhan melakukan simulasi
Dalam suatu perencanaan sistem jaringan air 1. Data masukan pada pipa (pipe) :
bersih, yang terpenting adalah mengetahui perbandingan Panjang pipa (length), diameter pipa
besarnya ketersediaan air dengan tingkat kebutuhan air (diameter), dan nilai kekasaran pipa
masyarakat. (Roughness)
Tabel 4.6 Data masukan pada pipa
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.6 (pipe)
dan table 4.7 debit yang dibutuhkan untuk melayani
kebutuhan air bersih Dusun Tibu Ambung sampai tahun
Panjang
rencana 2030 sebesar 1,95 liter/detik dan sistem jaringan No Link ID Roughness
(m)
air bersih yang dapat dimanfaatkan dari sumber mata air
Tibu Ijo berdasarkan pengukuran debit di lokasi adalah
1 Pipa 1 10 130
sebesar 2,41 liter/detik (lampiran), sehingga debit bagian
dari sumber mata air Tibu Ijo masih dapat memenuhi 2 Pipa 2 1332 130
kebutuhan air bersih untuk Dusun Tibu Ambung sampai
tahun rencana 2030. 3 Pipa 3 10 130
11
b. Melakukan simulasi terhadap sistem jaringan
pipa yang direncanakan (Running)
2. Data masukan pada node (junction) : besarnya
Setelah melakukan input data
kebutuhan air (base demand), serta elevasi wilayah
kemudian melakukan simulasi terhadap
pelayanan.
jaringan yang kita rencanakan (run).
Tabel 4.7 Data masukan pada node/junction
4.1 Hasil Running Epanet 2.0
No. Node ID Elevasi (m) a. Skema Simulasi Jaringan dengan Epanet
Berikut hasil running simulasi Jaringan
Pipa air bersih Dusun Tibu Ambung dengan
1 Sumber Mata Air 112,5
Epanet 2.0 seperti pada gambar berikut ini.
2 Reservoir 111
3 Junc 1 67,5
4 Junc 2 62,5
5 Junc 3 55,36
12
Tabel 4.9 Tekanan yang terjadi di masing-masing node di elevasi +55,36 m dengan kebutuhan air sebesar 0,68
saat jam puncak (07.00) lt/dt (lampiran). Sedangkan reservoir berada di elevasi
+111 m, dengan kebutuhan air rencana sebesar 1,95 lt/dt.
Base
Node Elevation Head Pressure Berikut tabel perhitungan tampungan reservoir :
No ID (m)
Demand
(m) (m)
Ket
(lt/dt) Tabel 4.11 Analisa Fluktuasi Kebutuhan
Sumber Mata
1 Air
112,5 4,99 0,00 0,00 - Pemakaian (m³/Jam)
Koefis
ien Komulat Keteranga
Jam Komulat
2 Reservoir 111 - 113,00 2,00 - Fluktu Fluk rata- if
if rata- Selisih
n
asi tuasi rata Fluktuas
rata
3 Junc 1 67,5 0,00 101,33 33,83 - i
01.00 0.53 3.72 7.01 3.72 7.01 -3.30
4 Junc 2 62,5 1,27 100,97 38,47 - 02.00 0.71 4.98 7.01 8.70 14.03 -5.33
13
𝑀𝑢 = 3,605 𝑘𝑁 = 3605333,33 𝑁𝑚𝑚
Tebal pelat (ℎ) = 120 𝑚𝑚
Cvr Beton = 20 𝑚𝑚
D Tulangan = 10 𝑚𝑚
𝑑
= ℎ − (Cvr Beton
1
+ D Tulangan)
2
1
= 120 − (20 + 𝑥 10)
2
Gambar 4.3 Distribusi tekanan pada dinding dan dasar
tangki = 95 𝑚𝑚
46897416,821 0,85 𝑓 ′ 𝑐
= 𝑥 (1
> 8180550 … … … … OK 𝑓𝑦
16
785 𝑥 240 ρ ℎ𝑖𝑡
=
0,85 𝑥 25 𝑥 1000 0,85 𝑓 ′ 𝑐
= 8,866 𝑚𝑚 = 𝑥 (1
𝑓𝑦
𝑎
Mr = As ada 𝑥 fy 𝑥 (𝑑 − )
2 2 𝑅𝑛
− √(1 − )
0,85 + 𝑓 ′ 𝑐
= 785 𝑥 240 𝑥 (125
8.866 0,85 𝑥 21,7
− ) = 𝑥 (1
2 240
= 22714833.88 𝑁𝑚𝑚
2 𝑥 1,215
ɸMr > Mu − √(1 − ) = 0,0052
0,85 + 21,7
18171867,106 𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 ∶ ρ ℎ𝑖𝑡 < ρ 𝑚𝑖𝑛
> 2454165 … … … … OK 0,0052 < 0,0058 ; Digunakan
ρ ℎ𝑖𝑡 = 0,0052
Jadi tulangan D12 – 120 mm dapat
digunakan. As perlu =𝜌𝑥𝑏𝑥𝑑
= 0,0052 𝑥 1000 𝑥 134
Perencanaan Penulangan Sisi Arah = 702,265 𝑚𝑚²
1
Horizontal 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑² 𝑥 𝑏
f ′ c = 21,7 Mpa Jarak tulangan = 4
𝐴𝑠 perlu
1
fy = 240 Mpa 𝑥 𝜋 𝑥 12² 𝑥 1000
=4
702,265
𝑀𝑢 = 17,452 𝑘𝑁𝑚 = 160,965 𝑚𝑚
= 17451840 𝑁𝑚𝑚
Tebal pelat (ℎ) = 160 𝑚𝑚 𝐷𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 50 𝑚𝑚
Cvr Beton = 20 𝑚𝑚
1
D Tulangan = 10 𝑚𝑚 As tulangan = 𝑥 𝜋 𝑥 12²
𝑑 4
= ℎ − (Cvr Beton = 113,04 𝑚𝑚²
1 Momen Rencana (Mr)
+ D Tulangan)
2
1 As tulangan
= 160 − (20 + 𝑥 12) As ada = 𝑥𝑏
2 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
= 134 𝑚𝑚
113,04
𝐊𝐨𝐞𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐓𝐚𝐡𝐚𝐧𝐚𝐧 (𝐑𝐧) = 𝑥 1000
50
b = 1 𝑚 = 1000 𝑚𝑚 = 2260,8 𝑚𝑚2
𝑀𝑢
Rn = As ada 𝑥 fy
ɸ𝑏𝑑 2 a =
17451840 0,85 𝑥 25 𝑥 𝑏
=
0,8 𝑥 1000 𝑥 134² 2260,8 𝑥 240
= 1,215 =
0,85 𝑥 25 𝑥 1000
𝐑𝐚𝐬𝐢𝐨 𝐓𝐮𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 = 25,534 𝑚𝑚
0,85 𝑓 ′ 𝑐 𝛽 600 𝑎
ρ 𝑏𝑎𝑙 = 𝑥( ) Mr = As ada 𝑥 fy 𝑥 (𝑑 − )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦 2
18
Rossman, L, A. 2000. Epanet 2 Users Manual. United
States Environmental Protection Agency :
Ekamitra Engineering.
Rozi. Munawijaya Hamdani. 2011. Perencanaan
Pemanfaatan Sumber Air Rajimas Untuk
Kebutuhan Air Bersih Di Desa Pelangan
Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok
Barat. Mataram : Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Mataram.
Setyobudiarso, Hery. 2008. Perencanaan
Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih
Kota Salatiga Jawa Tengah. Malang : Prodi
Teknik Lingkungan FTSP Institut Teknologi
Nasional Malang.
Sumartoro, Dedi. 2015. Perencanaan Pengenbangan
Penyediaan Air Bersih Di Kecamatan Gangga
Kabupaten Lombok Utara. Mataram : Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Mataram.
Team Penyusun. 2008. Pengadaan Air Bersih. PNPM
Mandiri Pedesaan.
Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrolika I. Yogyakarta :
Beta Offset.
Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrolika II. Yogyakarta :
Beta Offset.
Triatmadja, Radianta. 2006. Draft Jaringan Air Bersih.
Yogyakarta : Beta Offset.
Universitas Mataram. dan PDAM Lombok Utara. 2015.
Studi Investigasi Dan Perencanaan Jaringan
Pipa Distribusi Untuk Kebutuhan Air Bersih Di
Gili Meno dan Gili Trawangan Desa Gili Indah
Kabupaten Lombok Utara. Mataram :
Universitas Mataram
Wulandari. Lastri Sri. 2011. Perencanaan Jaringan Air
Bersih Untuk Kecamatan Jerowaru Kabupaten
Lombok Timur. Mataram : Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Mataram.
Yuliasrie, Ambartiqa poppy. 2007. Perencanaan
Pengembangan sistem distribusi air bersih
kota kendari Propinsi Sulawesi Tenggara.
Surabaya : Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan ITS.
19