Anda di halaman 1dari 2

KOMUNITAS MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI

Sekretariat : Jln. Sungai Ciujung Lama, Blok Masjid Arya Singaraja. Kp. Singarajan , Ds. Singarajan Kec
. Pontang Kab. Serang – Banten Telp : 087871144646

Nomor : 019/B/KOMBAT’S/18/04/2022
Lampiran :1
Perihal : Tanggapan Terkait Hasil Pemeriksaan Laporan

Kepada Yang Terhormat


Pimpinan Ombudsman Perwakilan Provinsi Banten
Di -
Tempat

Assalamu’alaikumWr.Wb.

Menanggapi surat dari Ombudsman Perwakilan Provinsi Banten Prihal Pemberitahuan


Perkembangan hasil pemeriksaan. pada perinsipnya kami sebagai Masyarakat Bantaran Sungai
Ciujung Lama mengapresiasi kinerja Ombudsman Provinsi Banten yang telah meminta
klarifikasi para pihak yang terkait dengan laporan kami yaitu BBWSC3, DLH Kabupaten Serang
dan Perumda Tirta Al Bantani. Dari hasil klarifikasi tersebut ada beberapa hal yang perlu kami
uraikan kembali, yaitu:

1. Hak Atas Air merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia sehingga dalam pengelolaan
dan pemanfaatannya harus dengan prinsip kehati-hatian, berkelanjutan dan menjamin hak
kepada setiap orang atas air yang memadai, aman, bisa diterima, bisa diakses secara fisik,
dan mudah didapatkan untuk penggunaan personal dan domestik.
2. Sejalan dengan Perumda Tirta Albantani bahwa kami sebagai masyarakat menyambut
baik dan tidak menolak adanya program Long Storage penyedia air baku untuk
memenuhi kebutuhan air bersih di Kecamatan Pontang, Tirtayasa dan Tanara.
3. Yang kami tolak adalah pembangunan inlet/intake yang akan memanfaatkan sumber air
baku dari sungai Ciujung Baru yang dalam status tercemar. Pencemaran sungai Ciujung
baru telah menimbulkan konflik social yang berkepanjangan bahkan konflik tersebut
sudah terjadi sejak tahun 90-an dan sampai sekarang belum terselesaikan. Sehingga jika
memaksakan mengambil sumber air dari ciujung baru yang tercemar maka akan semakin
memperluas pencemaran serta mengancam kehidupan masyarakat disepanjang sungai
ciujung lama. Hal ini sama saja melanggar hak kami untuk mendapatkan lingkungan
yang baik dan sehat seperti yang tertuang dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang
perlindungan pengelolaan lingkungan hidup.
4. Dalam hal prosedur pelaksanaan proyek, kami menduga adanya cacat procedural
administrative. Diantaranya:
a. Merujuk pada PP No. 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup menyatakan bahwa setiap rencana usaha dan/atau
kegiatan yang memiliki dampak penting terhadap lingkungan hidup maka wajib
memiliki Amdal. (pasal 5 dan Pasal 8). Sedangkan dalam proyek long storage tahap I
dan tahap II Amdal-nya belum jadi. Sehingga kajian lingkungan hidup nya tidak
koperhensif.
b. Memecah proyek long storage yang utuh menjadi beberapa kegiatan/tahap (sesuai
kondisi dana) tanpa dibuat Amdal sebagai rujukan terlebih dahulu merupakan hal
yang dipaksakan dan akan menimbulkan masalah misalnya lemahnya analisis/kajian
kualitas sumber air baku.
c. Hanya membuat UKL-UPL pada proyek long storage tahap II (pembuatan bangunan
inlet) dengan dalih skala kegiatan kecil dan Permen LHK No.4 Tahun 2021 sebagai
dasar hukum nya, merupakan sesuatu yang bagi kami tidak tepat, parsial dan
KOMUNITAS MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI

Sekretariat : Jln. Sungai Ciujung Lama, Blok Masjid Arya Singaraja. Kp. Singarajan , Ds. Singarajan Kec
. Pontang Kab. Serang – Banten Telp : 087871144646

menggunakan kaca mata kuda dalam melihat persoalan serta bertentangan dengan
prinsip –prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
d. Dalam UKL –UPL yang dijadikan sebagai dokumen lingkungan pada proyek Long
storage tahap II tidak memuat secara detail kajian tentang kualitas sumber air dan
dampak lingkungan dan dampak social yang ditimbulkan (tidak koperhensif).
e. Dalam lampiran permen LHK No.4 Tahun 2021 Tentang Daftar Usaha Dan/Atau
Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan
Hidup menyatakan bahwa kegitan kontruksi bangunan yang berpotensi
menimbulkan konflik social, Menyebabkan pencemaran udara, penurunan
kualitas air permukaan maka Wajib Amdal.
f. Dalam proses perencanaan proyeknya tidak melibatkan masyarakat atau melibatkan
masyarakat tetapi tidak membahas tentang rencana membuat bangunan inlet yang
mengambil sumber air dari Ciujung Baru. Dibuktikan dengan penolakan dari
masyarakat, Kepala Desa dan Camat ketika proyek dilaksanakan.
5. Point penting dalam kesepakatan di DPRD Kab. Serang tanngal 6 Oktober 2021 antara
masyarakat dan BBWSC3 yang dimediasi oleh ketua DPRD Kab. Serang adalah
bangunan Inlet/intake tidak akan difungsikan selama sungai Ciujung baru masih dalam
kondisi tercemar atau tidak sesuai baku mutu air baku sesuai dengan PP No. 82 tahun
2001 atau PP No. 22 Tahun 2021.
6. Kami menyambut baik DLH yang akan memasang alat pendeteksi pencemaran (onlimo)
dalam upaya setrategis pemulihan sungai ciujung baru dari pencemaran, akan tetapi jika
alat ini hanya akan digunakan sebagai upaya legitimasi mengalirkan sumber air dari
ciujung baru ke ciujung lama maka perlu kajian lebih lanjut.
7. Jika ciujung baru pulih dan bebas pencemaran, maka bangunan inlet harus diperbaiki,
karena kami melihat dari kualitas bangunan kurang bagus. Banyak terjadi kebocoran
dimana – mana.

Demikian surat tanggapan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Serang, 15 April 2022

Atas Nama Masyarakat Bantaran Sungai Ciujung

Amrin Fasa

Tembusan :
1. Pimpinan Ombudsman RI

Anda mungkin juga menyukai