Anda di halaman 1dari 6

-1-

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR


KECAMATAN SAKRA BARAT
DESA PEJARING
Jln. Tanak Kaken – Pejaring, Sakra Barat- 83671

DRAF RANCANGAN PERATURAN DESA PEJARING


KECAMATAN SAKRA BARAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR
NOMOR: .......... TAHUN 2019

TENTANG

PELAKSANAAN PROGRAM PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP (PTSL)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA PEJARING

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan tertib petanahan,


maka perlu dilaksanakan pensertifikitan tanah yang
ada di Desa Pejaring melalui Program Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL);
b. Bahwa dalam rangka memperlancar pelaksanaan
sertifikat melalui Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL), maka perlu biaya untuk pelaksanaan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL);
c. Bahwa dalam rangka memperlancar pelaksanaan
sertifikat melalui Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL), maka dibentuk suatu kepanitiaan
untuk pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL);
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a , huruf b , dan huruf c , maka
perlu ditetapkan dengan Peraturan Desa Pejaring
Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur
tentang Pelaksanaan Program Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap (PTSL).

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 43890;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4438);
-2-

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5038);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 5601);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai
atas Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1996 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3643);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang
Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 351,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5804);
10. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 18);
11. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 21);
12. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di
Seluruh Wilayah Republik Indonesia;
13. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2012
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3
Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;
14. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang
Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak atas Tanah
Negara dan Hak Pengelolaan;
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 33 Tahun 2016
tentang Surveyor Kadaster Berlisensi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1591) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agraria
-3-

dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional


Nomor 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster
Berlisensi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1111);
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/KBPN No.
4 Tahun 2015 Tentang Program Nasional Agraria
(PRONA);
17. Surat Keputusan Bersama; Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Menteri
Dalam Negeri, Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, Nomor 25/SKB/V/2017,
Nomor 590-3167A Tahun 2017, Nomor 34 Tahun
2017, Tentang Pembiayaan Persiapan Pendaftaran
Tanah Sistematis
18. Peraturan Menteri Agraria Nomor 6 Tahun 2018
tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(PTSL);
19. Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 27 Tahun
2017 Tentang Biaya Persiapan Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap di Kabupaten Lombok Timur.

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PEJARING


Dan
KEPALA DESA PEJARING

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA PEJARING KECAMATAN SAKRA BARAT


KABUPATEN LOMBOK TIMUR TENTANG PELAKSANAAN
PROGRAM PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP
(PTSL) TAHUN 2019

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentigan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu oleh Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas
dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
5. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
6. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa,
Pemerintah Desa dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal-hal yang bersifat strategis.
-4-

7. Kekayaan Desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa,
dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau
perolehan hak lainnya yang sah.
8. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-Undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
9. Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang selanjutnya disebut PTSL
adalah Pelaksanaan pensertifikatan tanah milik masyarakat yang dibiayai oleh
Pemerintah.
10. Panitia Pelaksanaan adalah Panitia yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
sertifikat PTSL yang difasilitasi oleh Pemerintah Desa Pejaring.
11. Biaya pelaksanaan PTSL adalah biaya-biaya yang tidak dibiayai oleh Pemerintah.
12. Desa atau yang biasa disebut sebagai letter C adalah Buku yang digunakan oleh
Petugas Pemungut pajak untuk keperluan pembayaran pajak pada Zaman
Penjajahan Kolonial Belanda, dan sekarang dapat dijadikan bukti kepemilikan
atas tanah karena tanah yang tercatat dalam buku tersebut sudah dikuasai
bertahun-tahun.
13. Akta notaris adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh notaris menurut KUH
Perdata pasal 1870 dan HIR pasal 165 yang mempunyai kekuatan pembuktian
mutlak dan mengikat.

BAB II
PANITIA PELAKSANA PTSL

Pasal 2

1. Dalam rangka pelaksanaan PTSL di Desa Pejaring dibentuk Panitia Pelaksana PTSL.
2. Panitia Pelaksana PTSL dibentuk dan ditetapkan oleh Surat Keputusan Kepala
Desa.
3. Panitia Pelaksana PTSL sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) mempunyai tugas :
a. Melaksanakan Sosialisasi PTSL kepada masyarakat;
b. Melakukan pendaftaran dan seleksi peserta PTSL;
c. Melakukan pengumpulan data dan kelengkapan administrasi PTSL;
d. Melakukan pendampingan pada saat pengukuran dan pemasangan patok di
lapangan;
e. Melakukan pendampingan pada saat penyerahan sertifikat.

BAB III
JENIS DAN BESARAN BIAYA

Pasal 3

Jenis biaya yang dikeluarkan oleh pemohon terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Biaya sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama 3 Menteri;
b. Biaya diluar ketentuan Surat Keputusan Bersama 3 Menteri;

Pasal 4

1. Besaran biaya sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf (a), meliputi :
a. Pengadaan Materai 1 buah x Rp. 6.000 = Rp. 6.000,-
b. Pengadaan patok batas 6 buah x Rp. 12.000 = Rp. 72.000,-
c. Distribusi patok batas = Rp. 20.000,-
d. Pemasangan patok = Rp. 15.000,-
e. Penyiapan Dokumen Awal = Rp. 53.000,-
f. Penggandaan Dokumen = Rp. 10.000,-
g. Biaya Konsultasi dan Akomodasi Rapat = Rp. 10.000,-
h. Pengetikan Nominatif = Rp. 10.000,-
i. Operasional Pengukuran = Rp. 50.000,-
Jumlah = Rp. 350.000,-
-5-

2. Pembiayaan sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak termasuk biaya yang pembuatan
akta, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Penghasilan
(PPh);
3. Biaya sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf (b), adalah semua biaya yang
timbul atas perolehan Hak atas Tanah (Waris, Hibah dan atau Jual Beli dan
kekurangan material sebagaimana pada ayat (1);
4. Besaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tergantung dari kekurangan
persyaratan masing-masing pemohon dan tidak dikelola panitia;
5. Besarnya biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan melalui
musyawarah yang menghasilkan kesepakatan bersama oleh calon peserta yang
disaksikan oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan Panitia
Pelaksana PTSL Desa, dan
6. Musyawarah bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dibuktikan dengan
Berita Acara hasil musyawarah bersama.

BAB IV
TATA CARA PENYETORAN BIAYA PTSL

Pasal 5

1. Penyetoran biaya dilakukan oleh peserta PTSL melalui panitia Pelaksana PTSL;
2. Setiap penyetoran biaya sebagaimana pada ayat (1) disertai dengan kwitansi dari
panitia pelaksana PTSL;

BAB V
PENGELOLAAN BIAYA PTSL

Pasal 6

1. Seluruh penerimaan biaya sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) dikelola
untuk semua keperluan yang berkaitan dengan pelaksanaan PTSL.
2. Penjabaran mengenai semua keperluan yang berkaitan dengan pelaksanaan
sertifikat PTSL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Kepala Desa.

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 7

Sebagai upaya pemberdayaan dan pengendalian pelaksanaan Pendaftaran Tanah


Sistematis Lengkap (PTSL), Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa melakukan
pembinaan dan pengawasan sesuai dengan kewenangannya.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai teknis
pelaksanaanya diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa.

Pasal 9

Peraturan Desa ini dimulai berlaku pada tanggal diundangkan dan berakhir setelah
Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Tahun 2019 dinyatakan selesai.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini


dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Pejaring.
-6-

Ditetapkan : Pejaring
Pada Tanggal :
Pjs. Kepala Desa Pejaring

KAMALUDIN, SH
NIP. 197712312003041031

Diundangkan : Pejaring
Pada tanggal :
Sekretaris Desa Pejaring

LAILA MINARNI, S. Ak

LEMBARAN DESA PEJARING KECAMATAN SAKRA BARAT NOMOR ........ TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai