TENTANG
PEDOMAN PENYERTAAN MODAL NAGORI KEPADA
BADAN USAHA MILIK NAGORI
BUPATI SIMALUNGUN,
M E M U T U S K A N:
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Badan Usaha Milik Nagori yang selanjutnya disebut
BUMNagori, adalah badan hukum yang didirikan oleh
nagori dan/atau bersama nagori-nagori guna
mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas,
menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan
jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat nagori.
2. Usaha BUMNagori adalah kegiatan di bidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum yang dikelola secara
mandiri oleh BUMNagori.
3. Unit Usaha BUMNagori adalah badan usaha milik
BUMNagori yang melaksanakan kegiatan bidang
ekonomi dan/atau pelayanan umum berbadan hukum
yang melaksanakan fungsi dan tujuan BUMNagori.
4. Anggaran Dasar adalah ketentuan pokok tata laksana
organisasi BUMNagori yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Nagori atau peraturan
Bersama Pangulu tentang pendirian BUMNagori.
5. Organisasi BUMNagori adalah kelengkapan organisasi
BUMNagori yang terdiri atas Musyawarah
Nagori/Musyawarah Antar Nagori, penasihat,
pelaksana operasional, dan pengawas.
6. Aset Nagori adalah barang milik nagori yang berasal
dari kekayaan asli nagori, dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagori atau
perolehan hak lainnya yang sah.
7. Aset BUMNagori adalah harta atau kekayaan milik
BUMNagori, baik yang berupa uang maupun benda
lain yang dapat dinilai dengan uang baik berwujud
ataupun tidak berwujud, sebagai sumber ekonomi
yang diharapkan memberikan manfaat atau hasil.
8. Pemerintah Daerah adalah Bupati Simalungun beserta
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
9. Bupati adalah Bupati Simalungun.
10. Camat adalah pemimpin dan koordinator
penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja
kecamatan.
11. Pemerintah Nagori adalah Pangulu dibantu Tungkat
Nagori sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan
Nagori.
12. Pangulu adalah Kepala Pemerintahan Nagori.
13. Maujana Nagori adalah lembaga permusyawaratan dan
permufakatan Nagori.
14. Musyawarah Nagori adalah Musyawarah antar
Maujana Nagori, Pemerintahan Nagori, dan unsur
Masyarakat yang diselenggarakan oleh Maujana Nagori
untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
15. Musyawarah Antar Nagori adalah musyawarah
bersama antar nagori dengan nagori lain yang dihadiri
oleh masing-masing maujana nagori, pemerintah
nagori, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
atas kesepakatan masing-masing Pangulu dalam
rangka kerjasama antar nagori.
16. Peraturan Nagori adalah peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Pangulu setelah
dibahas dan disepakati bersama Maujana Nagori.
17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagori yang
selanjutnya disebut APBNagori, adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Nagori.
18. Peraturan Bersama Pangulu adalah peraturan yang
ditetapkan oleh Pangulu dari 2 (dua) nagori atau lebih
yang dibahas dan disepakati bersama dalam
Musyawarah Antar Nagori dalam rangka kerjasama
antar nagori.
19. Hari adalah hari kerja.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Penyertaan modal nagori merupakan kekayaan nagori
yang dipisahkan dan dianggarkan dari pengeluaran
pembiayaan dalam APBNagori.
(2) Penyertaan modal nagori dimaksudkan untuk
memperoleh manfaat ekonomi, sosial dan/atau
manfaat lainnya.
(3) Manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi :
a. keuntungan sejumlah tertentu dalam jangka
waktu tertentu berupa deviden, bunga dan
pertumbuhan nilai BUMNagori;
b. peningkatan berupa jasa dan keuntungan bagi
hasil penyertaan modal sejumlah tertentu dalam
jangka waktu tertentu;
c. peningkatan penerimaan nagori dalam jangka
waktu tertentu sebagai akibat langsung dari
penyertaan modal nagori;
d. peningkatan penyerapan tenaga kerja sejumlah
tertentu dalam jangka waktu tertentu sebagai
akibat langsung dari penyertaan modal nagori,
dan
e. peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai
akibat dari penyertaan modal nagori.
Pasal 3
Penyertaan modal nagori bertujuan untuk :
a. pengembangan usaha dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat;
b. mencukupi modal dasar atau modal awal pendirian
BUMNagori;
c. memperkuat struktur modal;
d. meningkatkan pendapatan asli nagori.
BAB III
SUMBER DAN BENTUK
PENYERTAAN MODAL NAGORI
Pasal 4
(1) Penyertaan modal nagori kepada BUMNagori
bersumber dari APBNagori yang ditetapkan dengan
Peraturan Nagori.
(2) Penyertaan modal nagori sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan untuk:
a. modal awal pendirian BUMNagori; dan/atau
b. penambahan modal BUMNagori.
(3) Penyertaan modal nagori sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa:
a. uang; dan/atau
b. barang selain tanah dan bangunan.
(4) Penyertaan modal nagori untuk modal awal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
digunakan untuk melaksanakan kegiatan Usaha
BUMNagori.
(5) Penyertaan modal Nagori untuk penambahan modal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
digunakan untuk:
a. pengembangan kegiatan Usaha BUMNagori atau
Unit Usaha BUMNagori yang sedang berjalan;
b. penguatan struktur permodalan dan peningkatan
kapasitas usaha yang sedang berjalan;
c. modal awal untuk kegiatan usaha baru; dan/atau
d. penugasan Nagori kepada BUMNagori untuk
melaksanakan kegiatan tertentu.
BAB IV
INDIKATOR PENYERTAAN MODAL NAGORI
Pasal 5
(1) Dalam melaksanakan penyertaan modal nagori kepada
BUMNagori maka wajib memenuhi beberapa indikator,
yaitu:
a. Indikator Penyertaan Modal yang Dapat Disertakan,
dan
b. Indikator Analisa Kelayakan Penyertaan Modal.
(2) Indikator Penyertaan Modal yang Dapat Disertakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:
a. tersedianya sumber pendapatan dalam APBNagori
yang dapat digunakan sebagai penyertaan modal;
b. tersedianya sumber penerimaan pembiayaan
(SiLPA) dalam APBNagori yang dapat digunakan
sebagai penyertaan modal; dan/atau,
c. tersedianya barang milik nagori selain tanah dan
bangunan yang dapat disertakan sebagai
penyertaan modal.
(3) Indikator Analisa Kelayakan Penyertaan Modal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Aspek Legalitas dan Kelembagaan BUMNagori,
yaitu:
1) BUMNagori telah berdiri dan memiliki Anggaran
Dasar berdasarkan Peraturan Nagori;
2) BUMNagori telah memiliki Anggaran Rumah
Tangga yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Pangulu; dan
3) BUMNagori telah memiliki kepengurusan
BUMNagori yang sah.
b. Aspek Kelayakan Usaha BUMNagori, yaitu:
1) Usaha BUMNagori yang akan dilakukan
penyertaan modal telah memiliki Rencana
Usaha (Business Plan) yang telah dibahas dan
disetujui dalam Musyawarah Nagori; dan
2) usaha BUMNagori yang akan dilakukan
penyertaan modal telah dinilai “layak”
berdasarkan penilaian kelayakan usaha.
c. Aspek Perencanaan Kerja BUMNagori, yaitu:
1) Penyertaan modal nagori telah disetujui oleh
Musyawarah Nagori dan telah ditetapkan
dengan Peraturan Nagori;
2) BUMNagori telah menyusun Rencana Program
Kerja BUMNagori tahun berkenaan yang telah
dibahas dan diputuskan oleh Musyawarah
Nagori; dan
3) BUMNagori telah memiliki rekening bank
BUMNagori.
d. Aspek Pertanggungjawaban BUMNagori, yaitu:
1) BUMNagori telah menyusun Laporan Tahunan
BUMNagori tahun anggaran sebelumnya yang
telah dibahas dan diterima oleh Musyawarah
Nagori; dan
2) Kegiatan Usaha BUMNagori dan/atau Unit
Usaha BUMNagori yang akan dilakukan
penambahan modal tidak mengalami kerugian
pada tahun anggaran sebelumnya.
(4) Indikator Analisa Kelayakan Penyertaan Modal
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a, huruf b
dan huruf c ditujukan bagi BUMNagori yang
mengajukan penyertaan modal untuk modal awal.
(5) Indikator Analisa Kelayakan Penyertaan Modal
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a, huruf
b, huruf c, dan huruf d, ditujukan bagi BUMNagori
yang mengajukan penyertaan modal untuk
penambahan modal.
BAB V
MEKANISME PENYERTAAN MODAL NAGORI
Bagian Kesatu
Perencanaan Usulan Penyertaan Modal Nagori
Pasal 6
(1) Usulan penyertaan modal nagori harus termuat dalam
RPJMNagori dan RKPNagori.
(2) Apabila dalam RPJMNagori dan RKPNagori belum
termuat usulan penyertaan modal nagori, maka
dilakukan perubahan RPJMNagori dan/atau
RKPNagori sesuai ketentuan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) dan
Penilaian Kelayakan Usaha
Pasal 7
(1) Pelaksana Operasional menyusun Rencana Usaha
(Business Plan) atas setiap kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan oleh BUMNagori, baik kegiatan usaha
yang akan menggunakan penyertaan modal untuk
modal awal atau penyertaan modal untuk penambahan
modal.
(2) Rencana Usaha (Business Plan) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. Gambaran umum nagori;
b. Gambaran umum BUMNagori, yang terdiri dari visi
misi, tujuan, badan hukum, organisasi, kegiatan
usaha, sumber keuangan dan peluang
pengembangan usaha;
c. Kegiatan Usaha BUMNagori, yang terdiri dari latar
belakang pemilihan kegiatan usaha, perencanaan
produk usaha, perencanaan pemasaran,
perencanaan manajemen, perencanaan
pengoperasian usaha, perencanaan keuangan dan
perencanaan jadwal pelaksanaan.
Pasal 8
(1) Rencana Usaha (Business Plan) sebagaimana dimaksud
pada Pasal 7 dinilai kelayakan usaha-nya oleh
Pelaksana Operasional menggunakan Instrumen
Penilaian Kelayakan Usaha.
(2) Aspek penilaian dalam kelayakan usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), yaitu:
a. pasar dan pemasaran;
b. teknis dan teknologi;
c. manajemen dan sumber daya manusia;
d. keuangan;
e. sosial budaya, ekonomi, politik dan lingkungan;
dan
f. hukum (yuridis).
(3) Dalam melakukan penilaian kelayakan usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pelaksana
Operasional dapat dibantu atau dapat menugaskan
pihak ketiga.
(4) Pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yaitu lembaga pemerintah/lembaga perguruan
tinggi/akademisi/praktisi usaha dan/atau perorangan
yang dapat mempertanggungjawabkan penilaian
kelayakan usaha tersebut sesuai kaidah keilmuan dan
pengalaman empiris.
(5) Dalam hal Rencana Usaha (Business Plan)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan layak,
maka Pelaksana Operasional menyerahkan dokumen
Rencana Usaha (Business Plan) dan Instrumen
Penilaian Kelayakan Usaha kepada Pemerintah Nagori
untuk selanjutnya dibahas dalam Musyawarah Nagori.
Bagian Ketiga
Rencana Kegiatan dan Kebutuhan
Penambahan Modal
Pasal 9
Bagian Keempat
Pelaksanaan Musyawarah Nagori
Pasal 10
(1) Musyawarah Nagori sebagaimana dimaksud pada Pasal
8 ayat (4) membahas dan memutuskan Rencana Usaha
(Business Plan), bentuk serta besaran pagu anggaran
penyertaan modal Nagori kepada BUMNagori.
(2) Musyawarah Nagori sebagaimana dimaksud pada Pasal
9 ayat (3) membahas dan memutuskan Rencana Usaha
(Business Plan), Rencana Kegiatan dan Kebutuhan
serta besaran pagu untuk penambahan modal.
(3) Hasil Musyawarah Nagori sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dalam Peraturan Nagori
Tentang Penyertaan Modal Nagori kepada BUMNagori.
(4) Penambahan modal BUMNagori sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) selain ditetapkan dalam
peraturan nagori tentang penyertaan modal Nagori juga
ditetapkan dalam perubahan Peraturan Nagori
mengenai Anggaran Dasar BUMNagori.
Bagian Kelima
Penganggaran dalam APBNagori
Pasal 11
Peraturan Nagori tentang Penyertaan Modal Nagori
sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (3) menjadi
dasar bagi Pemerintah Nagori dalam menganggarkan
penyertaan modal Nagori ke dalam APBNagori.
Bagian Keenam
Dokumen Penyertaan Modal Nagori
Pasal 12
(1) Pelaksana operasional mengajukan permohonan
realisasi penyertaan modal Nagori kepada Pemerintah
Nagori disertai dengan Dokumen Penyertaan Modal
Nagori, yaitu:
a. Surat Permohonan Realisasi Penyertaan Modal
Nagori;
b. Surat Pernyataaan Tanggung Jawab Penggunaan
Modal Nagori Oleh Pelaksana Operasional;
c. Peraturan Nagori tentang Pendirian BUMNagori dan
Pengesahan Anggaran Dasar BUMNagori;
d. Peraturan Pangulu tentang Anggaran Rumah
Tangga BUMNagori;
e. Surat Keputusan Pangulu tentang Pengurus
BUMNagori atau Surat Keputusan Pangulu tentang
penetapan Penasihat, Pelaksana Operasional dan
Pengawas BUMNagori;
f. Rencana Usaha (Business Plan);
g. Instrumen Penilaian Kelayakan Usaha;
h. Peraturan Nagori tentang Penyertaan Modal Nagori
kepada BUMNagori;
i. Rencana Program Kerja BUMNagori tahun
berkenaan;
j. Fotokopi Buku Rekening Bank BUMNagori; dan
k. Laporan Tahunan BUMNagori tahun anggaran
sebelumnya, bagi BUMNagori yang mengajukan
penyertaan modal untuk penambahan modal.
(2) Pangulu memerintahkan Kaur Keuangan untuk
memeriksa kelengkapan berkas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Pangulu menyerahkan dokumen penyertaan modal
yang telah diperiksa kelengkapannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada Camat untuk
dilakukan evaluasi indikator penyertaan modal.
Bagian Ketujuh
Evaluasi Indikator Penyertaan Modal oleh Camat
Pasal 13
(1) Camat melaksanakan evaluasi indikator penyertaan
modal Nagori atas dokumen penyertaan modal yang
disampaikan Pangulu.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terhadap kesesuaian dokumen penyertaan
modal dengan Indikator Penyertaan Modal Nagori.
(3) Camat memberikan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Pangulu selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya dokumen
penyertaan modal.
(4) Pangulu menyerahkan surat keputusan camat tentang
hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
serta dokumen penyertaan modal kepada Pelaksana
Operasional untuk ditindaklanjuti.
(5) Pelaksana Operasional wajib menindaklanjuti hasil
evaluasi Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
sebelum dilakukan realiasi penyertaan modal Nagori
kepada BUMNagori.
Bagian Kedelapan
Realisasi Penyertaan Modal Nagori
Pasal 14
(1) Pangulu memerintahkan Kaur Keuangan untuk
menyalurkan dana penyertaan modal Nagori ke
BUMNagori apabila pelaksana operasional telah
menindaklanjuti evaluasi Camat.
(2) Realiasi penyertaan modal Nagori berupa uang
dilakukan dengan cara pentransferan dana dari
rekening bank Nagori ke rekening bank BUMNagori;
(3) Realisasi penyertaan modal Nagori berupa barang milik
Nagori selain tanah dan bangunan selanjutnya dicatat
dalam laporan keuangan BUMNagori dan dibuatkan
Berita Acara Hibah.
Bagian Kesembilan
Pelaporan Realisasi Penyertaan Modal Nagori
Pasal 15
(1) Pangulu melaporkan realiasi penyertaan modal Nagori
sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 kepada Bupati
melalui Camat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
sejak direalisasikannya penyertaan modal Nagori.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disertai dengan fotokopi surat evaluasi camat dan
fotokopi seluruh dokumen penyertaan modal.
BAB VI
PENYERTAAN MODAL NAGORI KEPADA
BADAN USAHA MILIK NAGORI BERSAMA
Pasal 16
Ketentuan mengenai sumber penyertaan modal, Indikator
Penyertaan Modal dan Mekanisme Penyertaan Modal Nagori
bagi BUMNagori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
sampai dengan Pasal 15 berlaku secara mutatis mutandis
terhadap BUMNagori Bersama, dengan ketentuan:
a. Peraturan Nagori menjadi Peraturan Bersama Pangulu;
b. Musyawarah Nagori menjadi Musyawarah Antar Nagori;
c. RPJMNagori, RKPNagori dan APBNagori menjadi
RPJMNagori, RKPNagori dan APBNagori masing-masing
Nagori.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
(1) Penyertaan modal Nagori yang telah dianggarkan
dalam APBNagori Tahun Anggaran 2021 sebelum
ditetapkannya peraturan bupati ini, dapat
direalisasikan oleh Pemerintah Nagori sepanjang telah
melakukan mekanisme penyertaan modal sebagaimana
dimaksud dalam BAB V tentang Mekanisme
Penyertaan Modal Nagori yaitu:
a. Dilakukannya Penilaian Kelayakan Usaha atas
Rencana Usaha (Business Plan) oleh Pelaksana
Operasional sebagaimana dimaksud pada Pasal 7
dan Pasal 8;
b. Dalam hal penyertaan modal untuk penambahan
modal, dilakukan Analisa Keuangan atas Rencana
Kegiatan dan Kebutuhan Penambahan Modal
sebagaimana dimaksud pada Pasal 9.
c. Dilaksanakannya Musyawarah Nagori
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10;
d. Diajukannya permohonan realisasi penyertaan
modal kepada Pemerintah Nagori yang disertai
dengan dokumen penyertaan modal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12; dan
e. Dilakukannya Evaluasi Indikator Penyertaan
Modal oleh Camat, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13.
(2) BUMNagori yang belum menyusun laporan tahunan
atau laporan pertanggungjawaban tahun anggaran
sebelumnya wajib menyusun Laporan Tahunan untuk
dibahas dalam Musyawarah Nagori.
Pasal 18
(1) Format dokumen penyertaan modal nagori
sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (1) kecuali
huruf j, tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(2) Format Surat Keputusan Camat sebagaimana
dimaksud pada Pasal 13 ayat (4) tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupati ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
BUPATI SIMALUNGUN,
dto
ESRON SINAGA
ttd + stempel
(Nama Jelas )
2. SURAT PERNYATAAAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNAAN MODAL NAGORI
OLEH PELAKSANA OPERASIONAL
Nagori ,...............................20….
Pelaksana Operasional BUMNagori…..
Direktur,
( Nama Jelas )
3. FORMAT PERATURAN NAGORI TENTANG PENDIRAN BUMNagori DAN
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR BUMNagori
TENTANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Nagori ini yang dimaksud dengan:
1. Nagori adalah Nagori ……….. yang berkedudukan di
kecamatan …….., Kabupaten ………., Provinsi …………..
2. Pemerintah Nagori adalah Pangulu dibantu Tungkat
Nagori sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagori
………….
3. Pangulu adalah Pangulu ………….
4. Maujana Nagori, adalah Maujana Nagori ……….
5. Badan Usaha Milik Nagori, selanjutnya disebut BUM
Nagori, adalah BUM Nagori “…………..”.
6. Badan Usaha Milik Nagori yang selanjutnya disebut BUM
Nagori adalah badan hukum yang didirikan oleh
Nagori...... guna mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas,
menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan
jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Nagori ......
7. Usaha BUM Nagori adalah kegiatan di bidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum yang dikelola secara mandiri
oleh BUM Nagori.
8. Unit Usaha BUM Nagori adalah badan usaha milik BUM
Nagori yang melaksanakan kegiatan bidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum berbadan hukum yang
melaksanakan fungsi dan tujuan BUM Nagori.
9. Anggaran Dasar adalah ......;
10. Anggaran Rumah Tangga adalah....;
11. (dan seterusnya.)
BAB II
PENDIRIAN BUM NAGORI DAN PENGESAHAN
ANGGARAN DASAR BUM NAGORI
Bagian Kesatu
Pendirian BUM Nagori
Pasal 2
Dalam rangka mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan
jasa pelayanan, dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Nagori,
Nagori …(nama Nagori)… mendirikan BUM Nagori …(Nama
BUM Nagori)…
Bagian Kedua
Pengesahan Anggaran Dasar
Pasal 3
Mengesahkan Anggaran Dasar BUM Nagori …(Nama BUM
Nagori)… sebagaimana terlampir dalam Peraturan Nagori ini.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4
(untuk BUM Nagori yang telah ada)
(1). Peraturan Nagori …….. Nomor …… Tahun ….. tentang
Badan Usaha Milik Nagori berikut anggaran dasar BUM
Nagori …….., dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(2). Seluruh akta pendirian Unit Usaha BUM Nagori .......
yang disahkan oleh kantor notaris disesuaikan dengan
ketentuan Peraturan Nagori ini paling lama dalam waktu
1 (satu) tahun sejak Peraturan Nagori ini berlaku.
(3). Susunan kepengurusan BUM Nagori …….. yang masih
berjalan, disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Nagori
ini.
Pasal 4
(untuk BUM Nagori yang baru didirikan)
Peraturan Nagori ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
.................................
LEMBARAN NAGORI ........... (Nama Nagori) TAHUN ……. NOMOR ………
LAMPIRAN PERATURAN NAGORI ..................
NOMOR : ...... TAHUN .........
Tanggal : .............................
ANGGARAN DASAR
BUM NAGORI …
MUKADIMAH
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan atas perjuangan berbagai pihak,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja telah lahir.
Undang-undang ini menegaskan kedudukan BUM Nagori sebagai badan
hukum. Dengan penguatan status ini, peran BUM Nagori semakin penting
sebagai konsolidator produk/jasa masyarakat, produsen berbagai kebutuhan
masyarakat, inkubator usaha masyarakat, penyedia layanan publik, dan
berbagai fungsi lainnya. BUM Nagori dapat menjadi penyumbang pendapatan
asli Nagori di samping tetap memberikan manfaat bagi masyarakat.
BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) BUM Nagori ini bernama BUM Nagori … (nama BUM Nagori) ... (nama
Nagori)... selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut BUM Nagori.
(2) BUM Nagori … (nama BUM Nagori) ... (nama Nagori) ... berkedudukan di
Nagori… , Kecamatan … , Kabupaten … .
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN
Pasal 2
Maksud dan tujuan pendirian BUM Nagori adalah:
a. Perdagangan;
b. Wisata;
c. dan seterusnya (isi dengan bidang usaha yang akan dijalankan)
BAB III
JENIS USAHA
Pasal 3
(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas BUM Nagori dapat:
a. Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan besar dan eceran yang
meliputi:
1. 46591 PERDAGANGAN BESAR MESIN KANTOR DAN INDUSTRI,
SUKU CADANG DAN PERLENGKAPANNYA. Kelompok ini mencakup
usaha perdagangan besar mesin industri dan mesin kantor kecuali
komputer, serta perlengkapannya, seperti mesin penggerak mula,
turbin, mesin pengolahan kayu dan logam, macam-macam mesin
untuk industri dan untuk keperluan kantor, mesin pembangkit
listrik dan mesin untuk keperluan rumah tangga. Termasuk
perdagangan besar robot-robot produksi, mesin-mesin lain ytdl
untuk keperluan industri, perdagangan dan navigasi serta jasa
lainnya dan mesin yang dikendalikan komputer untuk industri
tekstil serta mesin jahit dan rajut yang dikendalikan komputer.
2. dan seterusnya (sesuai KBLI yang dapat dilihat di
https://oss.go.id/portal/referensi/content/list_kbli)
b. Menjalankan usaha dalam bidang wisata yang meliputi:
3. 91025 TAMAN BUDAYA. Kelompok ini mencakup kegiatan taman
budaya yang menyediakan dan mengelola fasilitas atau tempat
untuk pergelaran budaya.
4. dan seterusnya (sesuai KBLI yang dapat dilihat di
https://oss.go.id/portal/referensi/content/list_kbli)
(2) BUM Nagori memiliki Unit Usaha BUM Nagori berbadan hukum perseroan
yang bernama PT …., yang bergerak pada bidang usaha:
a. Perdagangan
b. Jasa
c. dan seterusnya (sesuai unit usaha yang telah ada dan hanya ditulis jika
BUM Nagori sudah memiliki unit usaha berbadan hukum).
BAB IV
ORGANISASI BUM NAGORI
Bagian Kesatu
Musyawarah Nagori
Pasal 4
(1) Musyawarah Nagori diadakan di tempat kedudukan BUM Nagori.
(2) Musyawarah Nagori dapat dilaksanakan atas permintaan pelaksana
operasional, penasihat, dan/atau pengawas.
(3) Musyawarah Nagori dilaksanakan dan dipimpin Maujana Nagori, serta
difasilitasi oleh Pemerintah Nagori.
Pasal 5
Musyawarah Nagori terdiri atas:
a. Musyawarah Nagori tahunan; dan
b. Musyawarah Nagori khusus.
Pasal 6
Pasal 7
(1) Musyawarah Nagori khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b
dapat diselenggarakan sewaktu-waktu dalam keadaan mengharuskan
adanya keputusan segera yang wewenangnya berada pada Musyawarah
Nagori.
(2) Musyawarah Nagori khusus diusulkan oleh pelaksana operasional
dan/atau pengawas kepada penasihat.
(3) Penasihat meminta Maujana Nagori untuk melaksanakan Musyawarah
Nagori khusus paling lambat 7 (tujuh) hari kalender.
Pasal 8
(1) Musyawarah Nagori dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh:
a. Pangulu;
b. Maujana Nagori; dan
c. unsur masyarakat yang terdiri atas:
1. penyerta modal;
2. perwakilan huta atau rukun warga atau rukun tetangga; dan
3. perwakilan kelompok lainnya yang berkaitan dengan Usaha BUM
Nagori/Unit Usaha BUM Nagori.
(2) Keputusan Musyawarah Nagori diambil berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat.
Pasal 9
Musyawarah Nagori berwenang:
a. menetapkan pendirian BUM Nagori;
b. menetapkan Anggaran Dasar BUM Nagori dan perubahannya;
c. membahas dan memutuskan jumlah, pengorganisasian, hak dan
kewajiban, serta kewenangan pihak penerima kuasa fungsi kepenasihatan;
d. mengangkat dan memberhentikan secara tetap pelaksana operasional BUM
Nagori;
e. mengangkat pengawas;
f. mengangkat sekretaris dan bendahara BUM Nagori;
g. memberikan persetujuan atas penyertaan modal oleh BUM Nagori;
h. memberikan persetujuan atas rancangan rencana program kerja yang
diajukan oleh pelaksana operasional setelah ditelaah pengawas dan
penasihat;
i. memberikan persetujuan atas pinjaman BUM Nagori dengan jumlah
tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Nagori;
j. memberikan persetujuan atas kerja sama BUM Nagori dengan nilai, jumlah
investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu dengan pihak lain
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Nagori;
k. menetapkan pembagian besaran laba bersih BUM Nagori;
l. menetapkan tujuan penggunaan laba bersih BUM Nagori;
m. memutuskan penugasan Nagori kepada BUM Nagori untuk melaksanakan
kegiatan tertentu;
n. memutuskan penutupan Unit Usaha BUM Nagori;
o. menetapkan prioritas penggunaan pembagian hasil Usaha BUM Nagori
dan/atau Unit Usaha BUM Nagori yang diserahkan kepada Nagori;
p. menerima laporan tahunan BUM Nagori dan menyatakan pembebasan
tanggung jawab penasihat, pelaksana operasional, dan pengawas;
q. membahas dan memutuskan penutupan kerugian BUM Nagori dengan aset
BUM Nagori;
r. membahas dan memutuskan bentuk pertanggungjawaban yang harus
dilaksanakan oleh penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas
dalam hal terjadi kerugian BUM Nagori yang diakibatkan oleh unsur
kesengajaan atau kelalaian;
s. memutuskan untuk menyelesaikan kerugian secara proses hukum dalam
hal penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas tidak
menunjukkan iktikad baik melaksanakan pertanggungjawaban;
t. memutuskan penghentian seluruh kegiatan operasional BUM Nagori
karena keadaan tertentu;
u. menunjuk penyelesai dalam rangka penyelesaian seluruh kewajiban dan
pembagian harta atau kekayaan hasil penghentian kegiatan usaha BUM
Nagori;
v. meminta dan menerima pertanggungjawaban penyelesai; dan
w. memerintahkan pengawas atau menunjuk auditor independen untuk
melakukan audit investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan
dan/atau kelalaian dalam pengelolaan BUM Nagori.
Bagian Kedua
Penasihat
Pasal 10
Penasihat dijabat secara rangkap oleh Pangulu.
Pasal 11
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 berwenang:
a. bersama pelaksana operasional dan pengawas, membahas dan
menyepakati Anggaran Rumah Tangga BUM Nagori dan/atau
perubahannya;
b. bersama dengan pengawas menelaah rancangan rencana program kerja
yang diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada
Musyawarah Nagori;
c. menetapkan pemberhentian secara tetap pelaksana operasional sesuai
keputusan Musyawarah Nagori;
d. dalam keadaan tertentu memberhentikan secara sementara pelaksana
operasional dan mengambil alih pelaksanaan operasional BUM Nagori;
e. bersama dengan pelaksana operasional dan pengawas, menyusun dan
menyampaikan analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam
rangka perencanaan penambahan modal Nagori dan/atau masyarakat
Nagori untuk diajukan kepada Musyawarah Nagori;
f. melakukan telaahan atas laporan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM
Nagori oleh pelaksana operasional dan laporan pengawasan oleh pengawas
sebelum diajukan kepada Musyawarah Nagori dalam laporan tahunan;
g. menetapkan penerimaan atau pengesahan laporan tahunan BUM Nagori
berdasarkan keputusan Musyawarah Nagori;
h. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas pinjaman BUM
Nagori dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar BUM Nagori; dan
i. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas kerja sama BUM
Nagori dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu
dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM
Nagori.
Pasal 12
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 bertugas:
a. memberikan masukan dan nasihat kepada pelaksana operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUM Nagori;
b. menelaah rancangan rencana program kerja dan menetapkan rencana
program kerja BUM Nagori berdasarkan keputusan Musyawarah Nagori;
c. menampung aspirasi untuk pengembangan usaha dan organisasi BUM
Nagori sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
d. bersama pengawas, menelaah laporan semesteran atas pelaksanaan
pengelolaan usaha BUM Nagori;
e. bersama pengawas, menelaah laporan tahunan atas pelaksanaan
pengelolaan usaha BUM Nagori untuk diajukan kepada Musyawarah
Nagori;
f. memberikan pertimbangan dalam pengembangan usaha dan organisasi
BUM Nagori sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dan/atau keputusan Musyawarah Nagori;
g. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan BUM Nagori sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Nagori; dan
h. meminta penjelasan dari pelaksana operasional mengenai persoalan
pengelolaan BUM Nagori sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Nagori.
Pasal 13
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 berhak:
a. memberi kuasa kepada pihak lain untuk melaksanakan fungsi
kepenasihatan; dan
b. Memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
1. ........ senilai Rp. .......,- (....... Rupiah)
2. ........ senilai Rp. .......,- (....... Rupiah)
Bagian Ketiga
Pelaksana Operasional
Pasal 14
BUM Nagori diurus dan dipimpin oleh pelaksana operasional yang selanjutnya
disebut direktur yang diangkat oleh Musyawarah Nagori.
Pasal 15
(1) Direktur sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 diangkat dari orang
perseorangan yang diusulkan oleh Pangulu, Maujana Nagori, dan/atau
unsur masyarakat dalam Musyawarah Nagori.
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat meliputi:
a. warga Nagori....... nama Nagori .......;
b. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita penyakit yang dapat
menghambat tugas sebagai Direktur);
c. memiliki dedikasi dan menyediakan waktu sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas sebagai direktur;
d. berpendidikan minimal ........ sederajat;
e. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
f. tidak pernah dinyatakan pailit;
g. tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan sebuah usaha
dinyatakan pailit;
h. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
i. memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai mengenai usaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum;
j. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerja sama; dan
k. tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan dilarang untuk dirangkap dengan jabatan
Direktur BUM Nagori.
(3) Musyawarah Nagori memilih orang perseorangan yang diusulkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan oleh Musyawarah Nagori sebagai Direktur.
Pasal 16
Direktur dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Musyawarah Nagori karena
alasan:
a. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau
peraturan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUM Nagori dan/atau Nagori;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang
seharusnya dihormati sebagai direktur BUM Nagori;
e. dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap; dan
f. mengundurkan diri.
Pasal 17
Direktur berwenang:
a. bersama penasihat dan pengawas, membahas dan menyepakati Anggaran
Rumah Tangga BUM Nagori dan/atau perubahannya;
b. mengambil keputusan terkait operasionalisasi Usaha BUM Nagori yang
sesuai dengan garis kebijakan BUM Nagori yang dinyatakan dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan keputusan Musyawarah
Nagori;
c. mengoordinasikan pelaksanaan Usaha BUM Nagori secara internal
organisasi maupun dengan pihak lain;
d. mengatur ketentuan mengenai ketenagakerjaan BUM Nagori termasuk
penetapan gaji, tunjangan, dan manfaat lainnya bagi pegawai BUM Nagori;
e. mengangkat dan memberhentikan pegawai BUM Nagori selain sekretaris
dan bendahara berdasarkan peraturan perundang-undangan mengenai
ketenagakerjaan;
f. melakukan pinjaman BUM Nagori setelah mendapat persetujuan
Musyawarah Nagori atau penasihat sesuai ketentuan dalam Anggaran
Dasar BUM Nagori;
g. melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan Usaha
BUM Nagori setelah mendapat persetujuan Musyawarah Nagori atau
penasihat sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar BUM Nagori;
h. melaksanakan pembagian besaran laba bersih BUM Nagori sesuai yang
ditetapkan oleh Musyawarah Nagori;
i. melaksanakan tujuan penggunaan laba bersih BUM Nagori sesuai yang
ditetapkan oleh Musyawarah Nagori;
j. melaksanakan kegiatan tertentu yang ditugaskan oleh Musyawarah Nagori;
k. bertindak sebagai penyelesai dalam hal Musyawarah Nagori tidak
menunjuk penyelesai; dan
l. mengatur, mengurus, mengelola, melakukan segala tindakan dan/atau
perbuatan lainnya bagi kepentingan pengurusan BUM Nagori mengenai
segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar, keputusan Musyawarah Nagori, dan/atau sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, serta mewakili BUM
Nagori di dalam dan di luar pengadilan.
Pasal 18
Direktur bertugas:
a. menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan BUM
Nagori untuk kepentingan BUM Nagori dan sesuai dengan maksud dan
tujuan BUM Nagori serta mewakili BUM Nagori di dalam dan/atau di luar
pengadilan mengenai segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BUM Nagori, keputusan
Musyawarah Nagori dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. menyusun dan melaksanakan rencana program kerja BUM Nagori;
c. menyusun laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM
Nagori untuk diajukan kepada penasihat dan pengawas;
d. menyusun laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Nagori
untuk diajukan kepada Musyawarah Nagori setelah ditelaah oleh penasihat
dan pengawas;
e. atas permintaan penasihat, menjelaskan persoalan pengelolaan BUM
Nagori kepada penasihat;
f. menjelaskan persoalan pengelolaan BUM Nagori kepada Musyawarah
Nagori; dan
g. bersama dengan penasihat dan pengawas, menyusun dan menyampaikan
analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam rangka
perencanaan penambahan modal Nagori dan/atau masyarakat Nagori
untuk diajukan kepada Musyawarah Nagori.
Pasal 19
Direktur berhak:
a. mewakili BUM Nagori di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal
dan dalam segala kejadian;
b. mengangkat dan memberhentikan pegawai selain sekretaris dan
bendahara;
c. Memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
1. gaji senilai Rp. .......,- (....... Rupiah);
2. tunjangan senilai Rp. .......,- (....... Rupiah); dan
3. manfaat lainnya berupa .........
Bagian Keempat
Pengawas
Pasal 20
(1) Pengawas diangkat dari orang perseorangan yang diusulkan oleh Pangulu,
Maujana Nagori, dan/atau unsur masyarakat dalam Musyawarah Nagori.
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat meliputi:
a. warga Nagori ....... nama Nagori....... ;
b. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita penyakit yang dapat
menghambat tugas sebagai pengawas);
c. memiliki dedikasi untuk melaksanakan tugas sebagai pengawas;
d. berpendidikan minimal ........ sederajat;
e. tidak pernah dinyatakan pailit;
f. tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan sebuah usaha
dinyatakan pailit;
g. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
h. memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai mengenai usaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum;
i. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerja sama; dan
(3) Musyawarah Nagori memilih orang perseorangan yang diusulkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan oleh Musyawarah Nagori sebagai pengawas.
Pasal 21
Pengawas dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Musyawarah Nagori karena
alasan:
a. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau
peraturan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUM Nagori dan/atau Nagori;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang
seharusnya dihormati sebagai pengawas;
e. dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap; dan
f. mengundurkan diri.
Pasal 22
Pengawas berwenang:
a. bersama dengan penasihat, menelaah rancangan rencana program kerja
yang diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada
Musyawarah Nagori;
b. bersama dengan penasihat dan pelaksana operasional, membahas dan
menyepakati Anggaran Rumah Tangga BUM Nagori dan/atau
perubahannya;
c. bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas pinjaman BUM
Nagori dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar BUM Nagori;
d. bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas kerja sama BUM
Nagori dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu
dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM
Nagori;
e. bersama dengan penasihat, menyusun dan menyampaikan analisis
keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam rangka perencanaan
penambahan modal Nagori dan/atau masyarakat Nagori kepada
Musyawarah Nagori;
f. atas perintah Musyawarah Nagori, melaksanakan dan melaporkan audit
investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan dan/atau kelalaian
dalam pengelolaan BUM Nagori yang berpotensi dapat merugikan BUM
Nagori; dan
g. memeriksa pembukuan, dokumen, dan pelaksanaan Usaha BUM Nagori.
Pasal 23
Pengawas bertugas:
a. melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan dan jalannya
pengurusan BUM Nagori oleh pelaksana operasional termasuk pengawasan
terhadap pelaksanaan program kerja, sesuai Anggaran Dasar, keputusan
Musyawarah Nagori, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. melakukan audit investigatif terhadap laporan keuangan BUM Nagori;
c. menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atau pengawasan tahunan
kepada Musyawarah Nagori;
d. melakukan telaahan atas laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan
Usaha BUM Nagori dari pelaksana operasional untuk di ajukan kepada
penasihat;
e. bersama dengan penasihat, menelaah rencana program kerja yang
diajukan dari pelaksana operasional untuk diajukan kepada Musyawarah
Nagori;
f. bersama dengan penasihat, melakukan telaahan atas laporan tahunan
pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Nagori oleh pelaksana operasional
sebelum diajukan kepada Musyawarah Nagori;
g. bersama penasihat, menelaah laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan
Usaha BUM Nagori untuk diajukan kepada Musyawarah Nagori; dan
h. memberikan penjelasan atau keterangan tentang hasil pengawasan dalam
Musyawarah Nagori.
Pasal 24
Pengawas berhak memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
a. ...... senilai Rp. .......,- (....... Rupiah); dan
b. ......... senilai Rp. .......,- (.......Rupiah);
Pasal 25
Pengangkatan atau pemberhentian Pelaksana Operasional dan Pengawas
BUMNagori oleh Musyawarah Nagori ditetapkan melalui surat keputusan
Pangulu.
BAB V
MODAL, ASET, DAN PINJAMAN
Bagian Kesatu
Modal
Pasal 26
(1) Modal awal BUM Nagori berjumlah Rp. .......,- (.......Rupiah)
(2) Modal awal BUM Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbagi atas:
a. Penyertaan modal Nagori dengan total nilai Rp. .......,- (.......Rupiah)
atau ...... % (..... per seratus); dan
b. Penyertaan masyarakat Nagori dengan total nilai Rp. .......,-
(.......Rupiah) atau ...... % (..... per seratus).
(3) Penyertaan modal Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
terdiri atas:
a. Uang senilai Rp. .......,- (.......Rupiah);
b. Mobil ...... sejumlah ..... unit dengan total nilai Rp. .......,- (.......Rupiah);
dan
c. Mesin ...... sejumlah ..... unit dengan total nilai Rp. .......,- (.......Rupiah).
(4) Penyertaan modal masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b terdiri atas:
a. Uang senilai Rp. .......,- (.......Rupiah) dari tuan ..... nama orang .....;
b. Tanah dan bangunan seluas ..... meter persegi dengan total nilai Rp.
.......,- (.......Rupiah) dari nyonya ..... nama orang .....; dan
c. Mesin ...... sejumlah ..... unit dengan total nilai Rp. .......,- (.......Rupiah)
dari koperasi ..... nama koperasi .....
Bagian Kedua
Aset
Pasal 27
(1) Aset BUM Nagori bersumber dari:
a. penyertaan modal;
b. bantuan tidak mengikat termasuk hibah;
c. hasil usaha;
d. pinjaman; dan/atau
e. sumber lain yang sah.
(2) Perkembangan dan keberadaan Aset BUM Nagori dilaporkan secara berkala
dalam laporan keuangan.
Pasal 28
(1) Bantuan tidak mengikat termasuk hibah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 27 ayat (1) huruf b dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan/atau pihak lainnya.
(2) Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi Aset BUM Nagori.
Bagian Ketiga
Pinjaman
Pasal 29
(1) BUM Nagori dapat melakukan pinjaman yang dilakukan dengan memenuhi
prinsip transparan, akuntabel, efisien dan efektif, serta kehati-hatian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
(2) Pinjaman BUM Nagori dapat dilakukan kepada lembaga keuangan,
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan sumber dana dalam negeri
lainnya dengan ketentuan:
a. pinjaman digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau
pembentukan Unit Usaha BUM Nagori;
b. jangka waktu kewajiban pembayaran kembali pokok pinjaman, bunga,
dan biaya lain dalam kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa
jabatan direktur;
c. memiliki laporan keuangan yang sehat paling sedikit 2 (dua) tahun
berturut-turut;
d. tidak mengakibatkan perubahan proporsi kepemilikan modal; dan
e. aset Nagori yang dikelola, dipakai-sewa, dipinjam, dan diambil
manfaatnya oleh BUM Nagori bersama, tidak dapat dijadikan jaminan
atau agunan.
Pasal 30
(1) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 yang bernilai lebih dari
atau sama dengan ...... dilakukan setelah mendapat persetujuan
Musyawarah Nagori.
(2) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 yang bernilai kurang dari
...... dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan pengawas.
BAB VI
KERJA SAMA
Pasal 31
(1) BUM Nagori dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. kerja sama usaha; dan
b. kerja sama non-usaha.
(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus saling
menguntungkan dan melindungi kepentingan Nagori dan masyarakat
Nagori serta para pihak yang bekerja sama.
(4) Pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) paling sedikit
meliputi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Nagori, dunia
usaha atau koperasi, lembaga nonpemerintah, lembaga pendidikan dan
lembaga sosial budaya yang dimiliki warga negara atau badan hukum
Indonesia, dan BUM Nagori lain.
Pasal 32
(1) Kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf a
termasuk namun tidak terbatas berupa kerja sama dengan pemerintah
Nagori dalam bidang pemanfaatan aset Nagori sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan aset Nagori.
(2) Dalam kerja sama usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BUM Nagori
dilarang menjadikan atau meletakkan beban kewajiban atau prestasi apa
pun untuk pihak lain termasuk untuk penutupan risiko kerugian dan/atau
jaminan pinjaman atas aset Nagori yang dikelola, didayagunakan, dan
diambil manfaat tertentu.
Pasal 33
(1) Selain kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (1)
BUM Nagori dapat melakukan kerja sama usaha dengan pihak lain berupa
kerja sama usaha termasuk namun tidak terbatas dalam bentuk
pengelolaan bersama sumber daya.
(2) Kerja sama usaha BUM Nagori dengan pihak lain berupa pengelolaan
bersama sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
setelah mempertimbangkan kedudukan hukum status kepemilikan
dan/atau penguasaan objek tersebut berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 34
(1) Kerja sama usaha dengan nilai investasi lebih dari atau sama dengan ......
dilakukan setelah mendapat persetujuan Musyawarah Nagori;
(2) Kerja sama usaha dengan nilai investasi kurang dari ...... dilakukan setelah
mendapat persetujuan penasihat dan pengawas;
Pasal 35
(1) Bentuk kerja sama usaha:
a. .......
b. ........
c. ........
dilakukan setelah mendapat persetujuan Musyawarah Nagori;
(2) Bentuk kerja sama usaha:
a. .......
b. ........
c. ........
dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan pengawas;
Pasal 36
(1) Kerja sama non-usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2)
huruf b dilakukan dalam bentuk paling sedikit:
a. transfer teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan kebudayaan; dan
b. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
(2) Kerja sama non-usaha dilakukan setelah mendapat persetujuan dewan
penasihat dan pengawas.
BAB VII
KETENTUAN POKOK PEMBAGIAN DAN PEMANFAATAN HASIL USAHA
Pasal 37
(1) Hasil usaha BUM Nagori merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil
kegiatan usaha dikurangi dengan pengeluaran biaya dalam 1 (satu) tahun
buku.
(2) Hasil usaha BUM Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi atas:
a. pendapatan asli Nagori dan laba ditahan sebesar ...... % (......per
seratus);
b. diserahkan kepada tuan ...... sebesar ...... % (......per seratus);
c. diserahkan kepada nyonya ...... sebesar ...... % (......per seratus); dan
d. diserahkan kepada koperasi ...... sebesar ...... % (......per seratus);
(3) Hasil Usaha BUM Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dialokasikan untuk:
a. pendapatan asli Nagori sebesar ..... % (..... per seratus) yang
penggunaannya diprioritaskan untuk pemberian bantuan untuk
masyarakat miskin, bantuan sosial, ...... (dan seterusnya) ;
b. laba ditahan untuk modal bagi Usaha BUM Nagori/Unit Usaha BUM
Nagori yang membutuhkan pengembangan usaha sebesar ....% (.........
per seratus).
BAB VII
PENUTUP
PANGULU ……………..
KABUPATEN………………………
PERATURAN PANGULU
NOMOR … TAHUN ......
TENTANG
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN USAHA MILIK NAGORI …
...(NAMA BUM NAGORI)…
PANGULU ................
Menimbang : a. bahwa untuk mendukung kegiatan usaha dan
pelaksanaan anggaran dasar BUM Nagori ……….. perlu
menetapkan Peraturan Pangulu …. (Nama Nagori)
tentang Anggaran Rumah Tangga Badan Usaha Milik
Nagori ….nama BUM Nagori…..;
b. bahwa …;
c. (dan seterusnya …;)
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
(1) Pegawai BUM Nagori berkewajiban:
a. Menjalankan semua bentuk kebijakan yang
diputuskan oleh pelaksana operasional BUM Nagori
dan/atau keputusan musyawarah Nagori;
b. Mematuhi semua peraturan yang berlaku di Anggaran
Dasar BUM Nagori;
c. Melakukan promosi dan mentransmisi informasi
kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh BUM Nagori;
d. Memberikan informasi terkait status, modal, dan
Kerjasama yang ada di BUM Nagori;
e. Dst
(2) Pegawai BUM Nagori berhak;
a. Menentukan arah pengembangan BUM Nagori untuk
keuntungan masyarakat Nagori;
b. Menginisiasi program atau kerjasama yang
akan/sedang dijalankan oleh BUM Nagori
c. Mendapatkan gaji/tunjangan sebesar ……./bulan
dan tunjangan kinerja pada saat capaian laba BUM
Nagori surplus, sebesar Rp……/bulan.
d. Mengelola dan memanfaatkan Aset BUM Nagori
e. Mendapatkan bantuan hukum dalam melaksanakan
kebijakan yang ditugaskan oleh pelaksana
operasional;
f. Mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas; baik
dalam tata Kelola administratif atau pengembangan
usaha BUM Nagori;
g. Dst…..
Pasal 3
(1) Sekretaris memiliki wewenang:
a. Bersama direktur merencanakan kegiatan-kegiatan
usaha/unit usaha BUM Nagori
b. Bersama direktur memutuskan kebijakan internal
organisasi BUM Nagori
c. Bersama direktur membangun dan menentukan
standar opersional prosedur di internal BUM Nagori;
d. Bersama direktur memonitor kegiatan-kegiatan BUM
Nagori
e. Dst
(2) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas:
a. Mendokumentasikan semua keputusan atau
kebijakan yang dibuat oleh pengelola operasional
BUM Nagori;
b. Melakukan pengarsipan dan pengadministrasian
kegiatan-kegiatan BUM Nagori
c. Menggantikan direktur apabila sedang berhalangan;
d. Menginisiasi rapat-rapat rutin atau aksidental untuk
memutuskan kebijakan BUM Nagori;
e. Dst…
Pasal 4
(1) Bendahara memiliki wewenang:
a. Bersama direktur dan sekretaris merencanakan
keuangan BUM Nagori;
b. Bersama direktur dan sekretaris mengelola keuangan
BUM Nagori;
c. Bersama direktur dan sekretaris memutuskan
kebijakan keuangan dikelola BUM Nagori;
d. Dst…
(2) Bendahara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas:
a. Mencatat segala bentuk pemasukan dan pengeluaran
keuangan BUM Nagori;
b. Menggali sumber-sumber keuangan (fund raising)
yang menambah sumber penghasilan BUM Nagori;
c. Membuat laporan keuangan BUM Nagori dan
dilaporkan secara berkala kepada direktur BUM
Nagori;
d. Dst …..
Pasal 5
(1) Pegawai BUM Nagori selain sekretaris sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dan bendahara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 meliputi:
a. Kepala Tata Usaha
b. Koordinator Kegiatan Usaha
c. (Atau nama lain sesuai kebijakan BUM Nagori)
BAB III
TATA CARA PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN PEGAWAI
Pasal 6
(1) Pengangkatan Pegawai BUM Nagori harus disesuaikan
pada prinsip:
a. profesionalisme
b. keterbukaan
c. mengutamakan masyarakat Nagori setempat
d. dst
(2) Pengangkatan pegawai BUM Nagori beradasarkan
kriteria;
a. kemampuan dan kebutuhan manajerial BUM Nagori;
b. pemenuhan kebutuhan pegawai; dan
c. dst
Pasal 7
(1) Pegawai BUM Nagori dapat diberhentikan apabila:
a. Meninggal dunia;
b. Habisnya masa bhakti;
c. Diberhentikan oleh Direktur BUM Nagori; dan
d. Dst
(2) Pegawai BUM Nagori yang diberhentikan berhak
mendapatkan kompensasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai ketenagakerjaan.
BAB IV
MASA BAKTI DAN JAM KERJA
Pasal 8
(1) Masa bakti sekretaris dan bendahara BUM Nagori sama
dengan masa jabatan pengelola operasional BUM Nagori;
(2) Masa bakti pegawai non-sekretaris dan bendahara …….
(3) Jam kerja pegawai BUM Nagori ……..
BAB V
PROSEDUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN
PERTANGGUNG JAWABAN BUM NAGORI
Pasal 9
(1) Pengambilan keputusan rapat internal BUM Nagori
minimal harus dihadiri oleh:
a. Direktur;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Perwakilan pegawai BUM Nagori.
(2) Seluruh pengambilan keputusan harus melalui
musyawarah mufakat di internal BUM Nagori.
(3) Hasil keputusan BUM Nagori dicatat dan disampaikan
kepada penasehat dan pengwas BUM Nagori.
Pasal 10
(1) Pertanggungan jawaban pegawai BUM Nagori
disampaikan secara internal kepada direktur BUM
Nagori.
(2) Penilaian terhadap kinerja pegawai BUM Nagori
dilakukan oleh direktur dan dilaporkan kepada
penasehat dan pengawas.
(3) Dst….
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga mengikat seluruh
personel organisasi pengelola BUM Nagori.
Pasal 12
Peraturan Pangulu ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
................................
BERITA NAGORI ....................... TAHUN ……. NOMOR ………
5. FORMAT SURAT KEPUTUSAN PANGULU TENTANG PENETAPAN
PENASIHAT, PELAKSANA OPERASIONAL DAN PENGAWAS BUM
NAGORI
PANGULU ……………..
KABUPATEN………………………
PERATURAN PANGULU
NOMOR … TAHUN ......
TENTANG
PENETAPAN PENASIHAT, PELAKSANA OPERASIONAL DAN
PENGAWAS BADAN USAHA MILIK NAGORI …
...(NAMA BUM NAGORI)…
PANGULU ................
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
JABATAN DALAM
NO NAMA KET.
BUM NAGORI
PANGULU
1. PENASIHAT
(ex officio)
PELAKSANA OPERASIONAL
2.
(DIREKTUR)
3. PENGAWAS
PANGULU .....................
LEMBAR COVER/SAMPUL
KATA PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
A. GAMBARAN UMUM NAGORI
Badan Usaha Milik Nagori “MANDIRI” atau yang sering di singkat BUMNag
“MANDIRI” merupakan badan hukum yang didirikan oleh Pemerintah Nagori
Atas Kecamatan ...... Kabupaten ............. BUMNag “MANDIRI” didirikan
pada tanggal 31 Desember 2016 melalui forum musyawarah Nagori yang
dihadiri perwakilan warga masyarakat, Pemerintah Nagori, Maujana Nagori
dan lembaga kemasyarakatan lainnya.
Salah satu unit usaha yang akan dikembangkan BUMNag “MANDIRI” adalah
kegiatan usaha pengelolaan air bersih dengan pemasangan sambungan pipa
dan meteran air. Munculnya ide untuk menjalankan kegiatan usaha
tersebut dilatar belakangi oleh keadaan warga Nagori yang mengalami
kesulitan untuk memperoleh air bersih. Ini disebabkan letak sumber air
bersih yang cukup jauh. Kegiatan usaha pengelolaan air bersih ini memiliki
pros- pek yang sangat bagus, baik ditinjau dari segi sosial maupun dari segi
bisnis.
Pada tahap awal usaha, target pasarnya adalah 400 rumah tangga yang ada
di Nagori Atas. Jumlah pelanggan diyakini akan bertambah banyak di masa
yang akan datang. Harga langganan telah diperhitungkan dan
dimusyawarahkan bersama warga Nagori, yaitu sebesar Rp. 250/m3
ditambah biaya admin setiap pelanggan Rp. 500/bln. Harga tersebut
dirasakan ringan bagi warga dan BUMNag tidak rugi.
Kegiatan usaha pengelolaan air bersih yang bersumber dari sungai dan mata
air hutan pegunungan sangat mendukung pe lestarian lingkungan hidup.
Kegiatan usaha tersebut selain tidak menghasilkan limbah yang merugikan
lingkungan, juga dapat memotivasi warga Nagori untuk mempertahankan
keberadaan hutan. Dengan demikian kegiatan usaha ini berdampak positif
bagi kelestarian lingkungan hidup.
Dari segi yuridis, BUMNag “MANDIRI” telah memiliki le- galitas, karena
sudah ditetapkan dengan Peraturan Nagori. Dengan demikian, secara
yuridis tidak ada kendala untuk segera beroperasi.
b. Topografi Nagori
Nagori Atas memiliki kondisi daerah yang berbukit-bukit, berada di atas
gunung dengan ketinggian antara 750 m sampai 1000 m di atas
permukaan laut. Kondisi tanah cukup subur untuk ditanami berbagai
jenis tanaman, baik tanaman jangka pendek maupun tanaman jangka
panjang. Tanaman jangka panjang adalah kopi, cengkeh serta kakao,
sedangkan tanaman jangka pendek adalah sayur-sayuran. Daerah
pegunungan di Nagori Atas terdapat hutan yang terpelihara dengan baik.
Oleh karena itu mata air dan sungai hingga saat dapat menyediakan air
untuk kebutuhan warga Nagori. Namun demikian, karena jauhnya lokasi
sumber air tersebut sehingga warga Nagori banyak yang mengalami
kendala untuk memperolehnya.
2. Kondisi Demografis
a. Jumlah Penduduk
Nagori Atas memiliki jumlah penduduk 883 KK (741 KK laki-laki dan 142
KK perempuan) yang terdiri atas 1.529 jiwa laki-laki dan 1.644 jiwa
perempuan se hingga jumlah penduduk secara keseluruhan seban- yak
3.173 jiwa.
b. Sumber Mata Pencaharian Pokok
Sumber mata pencaharian masyarakat di Nagori Atas meliputi: Petani,
Pengusaha/Pedagang, PNS, Tukang Kayu, Tukang Batu, Perbengkelan,
Tukang ecak, Kerajinan Tangan, Buruh Tani, Buruh Bangunan, dan
beberapa warga merantau keluar daerah untuk mencari nafkah.
3. Administrasi Nagori
Pusat pemerintahan Nagori Atas terletak di Huta Atas dan untuk menuju
Kantor Nagori dapat dijangkau dengan kendaraan umum atau jalan kaki,
karena berada di jalan poros yang terhubung langsung dengan pusat kota
Kabupaten ...... dan telah di hotmix.
Badan Usaha Milik Nagori (BUMNag) MANDIRI Nagori Atas di bentuk melalui
Musyawarah Nagori pada Tanggal 31 Desember 2008.
3. Badan Hukum
BUMNag “MANDIRI” di Nagori Atas telah ditetapkan dengan Peraturan Nagori
Atas sehingga pendiriannya telah memiliki alas hukum. Pernag tentang
pendirian BUMNag “MANDIRI” tersebut telah dilaporkan di Dinas PMPN
Kabupaten Simalungun.
4. Organisasi
Susunan organisasi kepengurusan BUMNag “MANDIRI” Nagori Atas terdiri
dari :
Penasihat : Pangulu Nagori Atas
Pengawas : Sapangambei
Direktur : Habonaron
Sekretaris : Dobona
Bendahara : Manoktok
5. Usaha BUMNag
Usaha BUMNag “MANDIRI” meliputi:
a. Usaha Pengelolaan air minum
b. Usaha Simpan Pinjam
c. Usaha Peternakan
d. Usaha Pengelola Hutan Nagori
6. Sumber keuangan:
a. Penyertaan Modal Pemerintah Nagori Atas
b. Bantuan APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten
c. Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat
d. Swadaya masyarakat
2. Perencanaan Produk
Produk yang akan dihasilkan oleh Unit Usaha Pengelolaan Air adalah
layanan jasa distribusi air melalui perpipaan yang tersambung
langsung ke rumah-rumah pelanggan. Produk ini sangat dibutuhkan
oleh warga Nagori (konsumen), karena air bersih yang menjadi
kebutuhan dasar warga letak lokasi sumbernya jauh dari
permukiman. Oleh karena itu, dengan layanan jasa distribusi air
bersih tersebut selain warga Nagori terpenuhi kebutuhannya, juga
terpenuhi keinginannya un- tuk memperoleh air dengan mudah.
3. Perencanaan Pemasaran
Pasar yang dibidik adalah warga masyarakat Nagori Atas yang
memanfaatkan sarana perpipaan milik Pemerintah Nagori Atas.
Warga Nagori yang memanfaatkan sarana air bersih tersebut cukup
besar jumlahnya, yaitu sebanyak 400 KK, sehingga ini merupakan
potensi pasar cukup besar. Model pemasaran yang dilakukan adalah
menyambung pipa untuk menyalurkan air dari sumbernya ke rumah
kon- sumen dengan pemasangan meteran air. Dengan pema- sangan
meteran air, penggunaan air menjadi terkontrol, dan ini
menguntungkan semua pihak. Bagi konsumen, adanya meteran air
dapat mengatur penggunaan air se- efisien mungkin sesuai dengan
kebutuhan dan kemam puannya.
Agar pasar tetap terjaga dengan baik, ada 2 (dua) strategi yang
ditempuh, yaitu:
a. Strategi harga
Strategi penentuan Biaya pengelolaan air yang dibeban- kan
kepada masyarakat disesuaikan kualitas pelayanan dengan
mengedepankan musyawarah untuk mufakat.
b. Strategi distribusi
Strategi distribusi dilaksanakan dengan memaksimal- kan potensi
Sumber Daya Manusia pengurus BUMNag dan potensi SDM
lainnya dari Nagori sendiri de- ngan prinsip pelayanan prima.
4. Perencanaan Manajemen
a. Kompetensi yang dimiliki pengelola dapat dimanfaat- kan secara
optimal, karena mereka:
1) Memahami kondisi masyarakat Nagori Atas
2) Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bi- dang
pengelolaan Air
3) Memiliki pengalaman organisasi
6. Perencanaan Keuangan
a) Dana yang diperlukan dan sumbernya
Untuk menjalankan kegiatan usaha pengelolaan air diperlukan
dana sebagai modal awal sebesar Rp. 83,120,000,-. Dana ini
digunakan sebagai investasi sebesar Rp. 74,950,000,- dan Rp.
8,170,000,- sisanya untuk modal kerja. Kebutuhan dana untuk
modal usaha ini bersumber dari Dana Desa Nagori Atas.
b) Proyeksi pendapatan.
Berdasarkan hasil analisis keuangan dari kajian kelayakan yang
telah dilakukan, pendapatan usaha dapat diproyeksikan sebagai
berikut (lihat Tabel 1):
E. BIAYA LAINNYA:
1. Biaya rapat-rapat (termasuk Musdes) 1 Paket 2,050,000 2,050,000
2. Biaya pelatihan peningkatan kapasitas pengelola 1 Paket 1,400,000 1,400,000
TOTAL BIAYA LAINNYA (D) 3,450,000
Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUMNag “MANDIRI” dengan modivikasi dan rekalkulasi.
Keterangan : *) Biaya investasi tanah tidak diperhitungkan, karena tanah milik Nagori dan perorangan yang digunakan untuk
membangun bak penampungan dan menanam perpipaan tidak dipungut biaya.
**) Kantor dan Gudang Unit Usaha Pengelolaan Air BUMNag Mandiri menempati bangunan milik Pemerintah Nagori Atas
diasumsikan sewa per tahun Rp. 1,500,000
Tabel 2.
Perhitungan Modal Kerja Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUMNag “MANDIRI” di Nagori Atas
Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUMNag “MANDIRI” dengan modivikasi dan rekalkulasi
Tabel 4.
Perhitungan Biaya Penyusutan Investasi Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUMNag “MANDIRI” di Nagori Atas
Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUMNag “MANDIRI” dengan modivikasi dan rekalkulasi.
Tabel 5
Perkiraan Arus Kas Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUMNag “MANDIRI” di Nagori Atas
TAHUN KE:
NO URAIAN 1 2 3 4 5
A. ARUS KAS MASUK
1. Penerimaan biaya admnin dan pemakaian air 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000
2. Lain-lain - - - - -
TOTAL ARUS KAS MASUK (A) 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000
Jumlah pelanggan diperkirakan sebanyak 400 pelanggan. Harga pemakaian air ditentukan sebesar Rp. 250/ m3 ditambah
aboundemen per pelanggan sebesar Rp. 500/ bulan dan penggunaan air rata-rata sebanyak 25 m3/bln/pelanggan. Dengan demikian
Proyeksi pendapatan kotor per bulan yang diterima oleh BUMNag “Mandiri” dari seluruh pelanggan air sebesar:
= (400x25xRp.250) + (400xRp.500) x 12 Bulan =Rp. 32.400.000,-
c) Proyeksi Laba-Rugi
Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, kegiatan
usaha pengelolaan air dalam keadaan laba seperti yang
ditunjukan data pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6
Proyeksi Laba-Rugi Unit Usaha Pengelolaan Air Minum
BUMNag “MANDIRI” di Nagori Atas Kec. Panei Kab.
Simalungun
TAHUN KE
NO URAIAN
1 2 3 4 5
A. PENJUALAN 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000
B. BIAYA POKOK
PRODUKSI
1. Bahan Baku - - - - -
2. Upah Tenaga Kerja - - - - -
3. Biaya Umum Pabrik - - - - -
Petunjuk Penggunaan
Contoh:
Jumlah Aspek yang dinyatakan Layak (AL) sebanyak 5 aspek, maka:
TK = AL : A x 100%
= 5 : 6 x 100% = 83,33%
Kesimpulan: kegiatan usaha yang direncanakan layak untuk
dijalankan.
CATATAN:
1. Penentuan skor harus didasarkan pada data dan informasi yang
diperoleh dari kajian lapangan, laporan/informasi dari warga
nagori, kajian data sekunder (misal: data profil nagori), dan
sebagainya.
2. Penentuan skor harus dilakukan dalam forum rapat atau
musyawarah Tim Penyusunan Kelayakan Usaha BUMNag. Ini
dimaksudkan agar penentuan skor dapat dilakukan seobyektif
mungkin.
3. Meskipun kegiatan usaha dinyatakan layak tetapi Tingkat
Kelayakan Usaha tidak mencapai 100%, maka ada unsur-unsur
yang bermasalah dan perlu dilakukan upaya perbaikan.
FORMULIR PENILAIAN KELAYAKAN USAHA
JENIS USAHA :
NAMA BUM Nagori :
NAMA NAGORI :
STATUS USAHA : BARU SUDAH BERJALAN
SKOR *)
NO. UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4 5
Masyarakat/konsumen sangat
membutuhkan dan menginginkan produk
1. yang akan dihasilkan dan akan terus
membutuhkan dalam jangka waktu yang
lama
Konsumen mempunyai kemampuan
2. membeli (daya beli) dan bersedia membeli
produk yang ditawarkan
3. Jumlah konsumen banyak
Permintaan konsumen terhadap produk
4. yang ditawarkan cenderung akan
meningkat di kemudian hari
Produk (berupa barang atau jasa) sesuai
5.
dengan kebutuhan konsumen
Harga yang ditawarkan dapat diterima
6.
oleh konsumen
Barang dan/atau jasa yang ditawarkan
7.
mudah didapatkan oleh konsumen
Konsumen mudah mendapatkan informasi
8
tentang barang/jasa yang ditawarkan
TOTALSKOR
NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN:
£ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan)
£ LAYAK
Nilai < 3 (Tidak Layak)
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
II. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI (ASPEK PRODUKSI)
SKOR *)
NO. UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4 5
Produk yang dihasilkan merupakan produk
NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN:
£ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan)
£ LAYAK
Nilai < 3 (Tidak Layak)
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju5 = Sangat Setuju
III. ASPEK MANAJEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
SKOR *)
NO UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4 5
.
Pengembangan usaha BUMNag dapat
1.
direncanakan dengan baik
Usaha yang akan dikelola oleh BUM Nagori
TOTALSKOR
NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN:
£ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan) Nilai <
£ LAYAK
3 (Tidak Layak)
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
IV. ASPEK KEUANGAN
SKOR *)
NO. UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4 5
Jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi
TOTALSKOR
NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur)
KESIMPULAN:
£ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan) Nilai <
£ LAYAK
3 (Tidak Layak)
KETERANGAN:
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
Untuk meyakinkan atau membuktikan bahwa kegiatan usaha BUM Nag memiliki kelayakan dari aspek keuangan,
maka terlebih dahulu perlu dilakukan:
1. Menghitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi awal (tanah, bangunan, peralatan, dll.)
2. Menghitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk modal kerja usaha (membeli bahan baku, membayar
upah/tenaga, membayar tagihan listrik, dll)
3. Mengidentifikasi dari mana sumber dana untuk investasi awal dan modal kerja (pemerintah nagori, tabungan
masyarakat, bantuan pemerintah (kabupaten/provinsi), pinjaman, dan/atau penyertaan modal pihak lain atau
kerja sama bagi hasil)
4. Memperkirakan pos-pos penerimaan usaha dan pengeluaran usaha yang akan digunakan dalam menghitung
laporan rugi laba usaha.
5. Memperkirakan pos-pos penerimaan kas dan pengeluaran kas yang akan digunakan dalam menghitung aliran
kas usaha.
6. Memperkirakan harta, hutang, dan modal usaha untuk menyusun laporan neraca
TOTALSKOR
NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN:
£ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan) Nilai <
£ LAYAK
3 (Tidak Layak)
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
VI. ASPEK YURIDIS
SKOR *)
NO UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4 5
.
Rencana usaha yang akan dijalankan oleh
1. BUMNag ini sejalan dengan rencana
pembangunan ekonomi Nagori (RPJMNag)
TOTALSKOR
NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur)
KESIMPULAN:
£ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan) Nilai <
£ LAYAK
3 (Tidak Layak)
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
KESIMPULAN:
TK > 80% (Layak) £ TIDAK LAYAK
TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Nagori ini yang dimaksud dengan:
1. Nagori adalah Nagori ……….. yang berkedudukan di
kecamatan …….., Kabupaten ………., Provinsi …………..
2. Pemerintah Nagori adalah Pangulu dibantu Tungkat
Nagori sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagori
………….
3. Pangulu adalah Pangulu ………….
4. Maujana Nagori, adalah Maujana Nagori ……….
5. Badan Usaha Milik Nagori, selanjutnya disebut BUM
Nagori, adalah BUM Nagori “…………..”.
6. Badan Usaha Milik Nagori yang selanjutnya disebut BUM
Nagori adalah badan hukum yang didirikan oleh
Nagori...... guna mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas,
menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan
jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Nagori ......
7. Anggaran Dasar adalah ......;
8. Anggaran Rumah Tangga adalah....;
9. (dan seterusnya.)
BAB II
TUJUAN PENYERTAAN MODAL NAGORI
Pasal 2
Tujuan Penyertaan Modal Nagori kepada BUMNag
„…………….‟ adalah;
BAB III
BENTUK DAN NILAI PAGU
PENYERTAAN MODAL NAGORI
Pasal 3
(1) Penyertaan modal nagori kepada BUMNagori …..
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagori
(APBNagori) Tahun Anggaran …….
(2) Penyertaan modal nagori sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa uang tunai senilai Rp. ………………. (……..
rupiah).
Pasal 4
Pagu penyertaan Modal Nagori kepada BUMNagori ,............
secara keseluruhan berjumlah Rp. ………….……,-
(………………… rupiah), yang berasal dari APBNagori:
a. Tahun anggaran ……… sebesar Rp.......................;
b. Tahun anggaran ……… sebesar Rp....................... ;
Jumlah Rp ...................... ;
BAB IV
HASIL USAHA
Pasal 5
(1) Pemerintah Nagori .................... berhak memperoleh
bagian laba usaha BUMNag „...........................‟ sesuai
ketentuan dalam Anggaran Dasar BUM Nagori ….. .
(2) Bagian laba usaha yang diperoleh atas Penyertaan Modal
Nagori di dalam BUMNagori „..........................‟ secara
langsung merupakan Pendapatan Asli Nagori yang
dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Nagori (APBNagori).
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
Peraturan Nagori ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
.................................
LEMBARAN NAGORI ........... (Nama Nagori) TAHUN ……. NOMOR ………
9. FORMAT RENCANA PROGRAM KERJA
Diharapkan dokumen ini sebagai acuan dan arahan kerja BUM Nagori
“...nama BUM Nagori.....” dalam melaksanakan program/kegiatan selama
tahun anggaran ..........., dan jika ada yang perlu dilakukan perubahan maka
dapat dilakukan perubahan dengan syarat harus melalui persetujuan Dewan
Pengawas dan Penasehat sesuai mekanisme sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
........................ ........................
Pangulu Ketua/Koordinator
20xx
BAB I
PROFIL BUM NAGORI
2). Misi
………………………………..................…………………….....……………...……
………………………………..................…………………….....………………...…………
………………………..................…………………….....……………………...........………
………………………..................…………………….....…………………….......…………
……………………..................…………………….....………………….......………………
…………………..................…………………….....…………………….......
1. Penasihat
2. Pengawas
3. Direktur
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Manager Usaha A
7. Pegawai Usaha A
8. Pegawai Usaha A
9. Manager Usaha B
10. Pegawai Usaha B
11. Pegawai Usaha B
12.
C. KEPEMILIKAN MODAL
1). Penyertaan Modal Awal
(Diisi narasi terkait dengan Penyertaan Modal Awal)
……………………………………………………………………………………........…
…………………………………………………………………………………........
……………………………………………………………………………………..............……
………………………………………………………………………………..............
BAB II
EVALUASI KINERJA TAHUN SEBELUMNYA
A. KONDISI INTERNAL
1). Kondisi Sumber Daya Manusia
(Diisi uraian tentang kualitas dan kuantitas SDM BUM Nagori)
………………………………………………………………………………......…….
..…………………………………………………………………………………...……………
………………………………………………………………………........
2). Perkembangan Usaha BUM Nagori dan Unit Usaha BUM Nagori
Uraian Perkembangan Usaha A
………………………………………………………………………………......…….
..…………………………………………………………………………………...……………
………………………………………………………………………........
Uraian Perkembangan Usaha B
………………………………………………………………………………......…….
..…………………………………………………………………………………...……………
………………………………………………………………………........
Uraian Perkembangan Usaha C
………………………………………………………………………………......…….
..…………………………………………………………………………………...……………
………………………………………………………………………........
2). Potensi
Strategi
No. Potensi Kondisi Harapan
Memanfaatkan Potensi
1.
2.
3.
4.
5.
(uraian mengenai potensi, kondisi yang diharapkan dan strategi pemanfaatan
potensi)
...........................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
...
...........................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
...
3). Peluang
Strategi
No. Peluang Kondisi Harapan
Memanfaatkan Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
(uraian mengenai peluang, kondisi yang diharapkan dan strategi pemanfaatan
peluang)
...........................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.............................................................................................................. ...........
.........................................................................................................................
...
A. SASARAN PERUSAHAAN
Sasaran perusahaan secara garis besar adalah menjadikan BUM Nagori …
sebagai perusahaan yang sehat dan memiliki kredibilitas tinggi dengan dukungan
modal, sumber daya manusia dan budaya perusahaan yang kokoh. Disamping itu
juga melakukan optimalisasi sumber daya yang dimiliki agar BUM Nagori
memberikan kepuasan kepada semua stakeholder.
(deskripsi bisa disesuaikan dengan sasaran dan target yang diharapkan)
.....................................................................................................................
............................................................................................................................. ..
...............................................................................................................................
................................................................
Sasaran Kinerja/Absolut target Tahun … sesuai sesuai dengan hasil
Musyawarah Nagori Tanggal …. Bulan …. Tahun ….:
Total Aset : …. miliar
Total Ekuitas : …. miliar
Laba Bersih Tahun Berjalan : …. miliar
Capital Expenditure : …. miliar
Kontribusi terhadap PANag : …. miliar
Kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran BUM Nagori adalah sebagai
berikut:
a. ………………………………………………………………………………….....….........
b. ………………………………………………………………………………….....….........
c. ………………………………………………………………………………….....….........
d. ………………………………………………………………………………….....….........
e. ………………………………………………………………………………….....….........
C. RENCANA KERJA
1). Matrik Rencana Kerja
Alokasi Anggaran Indikator Waktu
No. Program/Kegiatan Sumber Output
(Rp.) Keberhasilan Pelaksanaan
2). Proyeksi Laba-Rugi Tahun Mendatang
RKAP Tahun Mendatang RKAP Terakhir %
URAIAN
Jumlah % Jumlah %
1 2 3 4 5 6=2:4
Penjualan
Beban Pokok Penjualan
Beban Bruto
Beban Usaha
- Beban Administrasi dan Umum
- Beban Penjualan
Jumlah Beban Usaha
Laba (Rugi) Usaha
Pendapatan (Beban) Lain-lain :
- Pendapatan (Beban) Lain-lain
- Beban Bunga
Laba (Rugi) Konsolidasi Sebelum Pajak
Pendapatan/Beban Pajak
- Penghasilan Tahun Berjalan
- Tangguhan
Laba Setelah Pajak Pendapatan
Konprehensif Lain
Laba (Rugi) Konprehensif Setelah Pajak
3). Proyeksi Beban Pokok Penjualan Tahun Mendatang
TOTAL
4). Proyeksi Neraca Tahun Mendatang
RKAP Tahun
URAIAN RKAP %
Mendatang
1 2 3 4=2-3
1. ASET
a. Aset Lancar
- Kas dan Setara Kas Piutang
Usaha Piutang Pajak
- Piutang Jangka Pendek
Lainnya Persediaan
- Pembayaran Uang Muka
Jumlah Aset Lancar
b. Aset Tidak Lancar
- Penyertaan
- Aset Tetap
- Aset Tidak Berwujud
- Aset Lain-lain
Jumlah Aset
JUMLAH ASET
2. LIABILITAS
a. Liabilitas Jangka Pendek
- Utang Usaha
- Utang Bank / Pihak ke III
- Utang Bunga
- Utang Pajak
- Uang Muka Pemesanan
- Beban yang Masih Harus
dibayar Utang Lain-lain
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
b. Liabilitas Jangka Panjang
- Utang Jangka Panjang
- Kewajiban Imbalan Kerja
- Kewajiban Pajak Tangguhan
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
JUMLAH LEABILITAS
3. EKUITAS
- Modal Dasar RP.
- Saham yang belum ditempatkan
dan disetor RP. PMN yang belum
ditentukan statusnya
- Penyertaan modal pemerintah
- Penyertaan modal ex PPA
- Cadangan Likudasi
- Modal Hibah
- Kepentingan nonpengendali
- Selisih revaluasi aset tetap
- Saldo defisit
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
5). Proyeksi Arus Kas Tahun Mendatang
RKAP Tahun RKAP
URAIAN %
Mendatang Terakhir
1 2 3 4=2:3
SALDO AWAL KAS DAN SETARA KAS
1. AKTIVITAS OPERASI
a. Penerimaan
- Piutang (Progress Proyek)
- Lainnya
- Pendapatan Lain-lain
Sub total Penerimaan
b. Pengeluaran
- Biaya langsung order
- Gaji & Upah
- Biaya Tetap & lainnya
- Biaya bunga
- Pajak
Sub total Pengeluaran
Surplus (Defisit) operasional
2. AKTIVITAS INVESTASI
a. Penerimaan
- Optimalisasi Aset Tetap
b. Pengeluaran
- Investasi Aset Tetap
- Investasi Aset Tak Terwujud
Surplus (Defisit) Investasi
3. AKTIVITAS PENDANAAN
c. Penerimaan
- PMN - Equity
- Pihak Ketiga/Perbankan
- Lainnya
Sub total Pengeluaran
d. Pengeluaran
- Utang pajak
- Pemberhentian Karyawan
- Utang PT Sugico
- Utang Usaha Lama
- Angsuran PT PPA
- Pihak Ketiga/Perbankan
- Beban Lain-lain
Sub total Pengeluaran
Surplus (defisit) Pendanaan
SURPLUS (DEFISIT) PERUSAHAAN
TOTAL
RKAP
RKAP
Tahun
Terakhir
Mendatang
Satua
No Indikator KPI FORMULA Bobot
n Capaia
Target (%) Nilai
n
(Nilai)
A. KEUANGAN & PASAR 22.0 22.7
1 Pertumbuhan % Penjualan th berjalan x 100 %
. Pendapatan Penjualan th sebelumnya
dan Jumlah
Produk
Terjual
2 Pertumbuhan % Penjualan th berjalan x 100 %
. aset Penjualan th sebelumnya
3 dst.
.
BAB V
RENCANA KERJA SAMA
1). Pihak-Pihak
Pihak BUM Nagori Pihak .........
1. .................. 1. ..................
2. .................. 2. ..................
Kewajiban
3. .................. 3. ..................
4. dst 4. dst
1. .................. 1. ..................
2. .................. 2. ..................
Hak
3. .................. 3. ..................
4. dst 4. dst
Kewajiban
Kewajiban Lancara
kewajiban jangka panjang
Total kewajiban
b. Kewajiban
Kewajiban Lancar
Kewajiban Jangka Panjang
Total Kewajiban
BAB VIII
PENUTUP
....................................................... .......................................................
Ketua/Direktur BUM Nagori Sekretaris BUM Nagori
10. FORMAT LAPORAN TAHUNAN
LAPORAN TAHUNAN
Laporan Tahunan terdiri dari minimal delapan bab dan satu lampiran sebagaimana
daftar berikut:
Lembar Pertanggungjawaban Laporan Tahunan
Laporan tahunan beserta laporan keuangan dan informasi lain dalam dokumen ini
dibuat sesuai dengan keadaan sebenarnya oleh pelaksana operasional yang
ditelaah oleh pengawas dan penasihat dengan membubuhkan tanda tangan di
bawah ini.
ttd Ttd
Penasihat
Ttd
Nama Lengkap
BAB I
IKHTISAR PENCAPAIAN BUM NAGORI SELAMA SATU TAHUN
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Berisi ringkasan penjelasan mengenai capaian-capaian dalam setahun
terakhir meliputi:
ttd
Rekomendasi Pengawas
(Diisi dengan penilaian Pengawas mengenai upaya memperbaiki kinerja BUM
Nagori, apabila menurut penilaian yang bersangkutan kinerja BUM Nagori
terdapat penurunan kinerja)
Apresiasi
(Diisi apresiasi terhadap pihak-pihak yang telah berkontribusi)
ttd
Keterangan:
*) penilaian Pengawas dapat dilengkapi pula dengan penilaian yang bersangkutan
mengenai faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi operasional BUM Nagori.
**) jumlah halaman/ukuran dalam contoh lampiran ini tidak mengikat sehingga
BUM Nagori dapat menguraikan lebih rinci atau menambahkan.
BAB III
PROFIL BUM NAGORI
1 Penasihat
2 Pengawas
3 Direktur
4 Sekretaris
5 Bendahara
6 Manager Usaha A
7 Pegawai Usaha A
8 Pegawai Usaha A
9 Manager Usaha B
10 Pegawai Usaha B
11 Pegawai Usaha B
C. Kepemilikan Modal
1) Penyertaan Modal Awal
(Diisi narasi terkait dengan Penyertaan Modal Awal)
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
D. Kondisi Keuangan
Uraian mengenai kondisi keuangan setahun terakhir meliputi
permodalan, utang, piutang, hasil usaha dan perkembangan asset.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
BAB V
PERMASALAHAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN USAHA
A. Potensi
Strategi Memanfaatkan
No Potensi Kondisi Harapan
Potensi
1
2
3
4
5
B. Peluang
Strategi Memanfaatkan
No Peluang Kondisi Harapan
Peluang
1
2
3
4
5
C. Prospek Usaha
Strategi Memanfaatkan
No Prospek Usaha Kondisi Harapan
Prospek Usaha
1
2
3
4
5
4.0.00 - PENDAPATAN
Akun
1.0.00 - ASET
ASET TIDAK-LANCAR
1.2.00 -
1.2.01 - Aset Tetap 995.298.604,05
2.0.00 - KEWAJIBAN
3.0.00 - EKUITAS
EKUITAS
3.1.00 -
3.1.01 - Modal 394.160.000,00
Total Kas yang Dibayarkan untuk Beban Pokok Penjualan Operasional 0,00
Kas yang Dibayarkian untuk Biaya Operasional
LAMPIRAN
Lampiran 1: Dokumentasi Kegiatan-Kegiatan BUM Nagori
Lampiran 2: Opini dari akuntan publik (sesuai kebutuhan dan kemampuan BUM Nagori)
BUPATI SIMALUNGUN,
dto
ESRON SINAGA
TENTANG
HASIL EVALUASI INDIKATOR PENYERTAAN MODAL NAGORI .........
KEPADA BADAN USAHA MILIK NAGORI (BUMNagori) “………..”
TAHUN ANGGARAN 2021
CAMAT ....................................,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 Peraturan
Bupati Simalungun Nomor …. Tahun 2021 tentang
Pedoman Penyertaan Modal Nagori Kepada Badan Usaha
Milik Nagori (BUMNagori), perlu menetapkan Keputusan
Camat tentang Hasil Evaluasi Hasil Evaluasi Indikator
Penyertaan Modal Nagori .... kepada Badan Usaha Milik
Nagori (BUMNagori) ..... Tahun Anggaran 2021;
Ditetapkan di : ...................
pada tanggal : ........................ 2021
CAMAT ...................,
..................................
NIP. ..........................................
Tembusan :
1. Bupati Simalungun;
2. Inspektur Kabupaten Simalungun;
3. Kepala DPMPN Kabupaten Simalungun;
4. Pertinggal
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN CAMAT …
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : HASIL EVALUASI HASIL EVALUASI INDIKATOR
PENYERTAAN MODAL NAGORI .... KEPADA
BADAN USAHA MILIK NAGORI (BUMNagori) .....
TAHUN ANGGARAN 2021
KABUPATEN : SIMALUNGUN
KECAMATAN : ............................
NAGORI : ............................
Kesesuaian
No. Indikator Alat Verifikasi Keterangan
Ya Tidak
Tersedianya sumber Pendapatan dalam ABPNag yang menjadi APBNag tahun Di isi apabila penyertaan modal nagori bersumber dari pos
1.1
sumber pendanaan penyertaan modal. anggaran berkenaan “Pendapatan” pada APBNag
Di isi apabila penyertaan modal nagori bersumber dari pos
Tersedianya sumber Penerimaan Pembiayaan (SiLPA) dalam APBNag tahun
1.2 “Penerimaan Pembiayaan (SiLPA)” pada APBNag.
ABPNag yang menjadi sumber pendanaan penyertaan modal. anggaran berkenaan
Tersedianya barang milik Nagori (aset nagori) selain tanah Di isi apabila terdapat penyertaan modal nagori berupa barang
1.3 Daftar aset Desa
dan bangunan yang disertakan sebagai penyertaan modal. milik desa (selain tanah dan bangunan) yang akan disertakan.
Apakah BUMNag telah berdiri sesuai ketentuan dan Pernag Pendirian BUMNag dan
2.1.1
memiliki Anggaran Dasar? penetapan Anggaran Dasar.
Peraturan Pangulu tentang
Apakah BUMNag telah memiliki Anggaran Rumah
2.1.2 Penetapan Anggaran Rumah Tangga
Tangga?
BUMNagori
SK Pangulu tentang Pengurus
Apakah BUMNag telah memiliki Pengurus BUMNagori atau
2.1.3 BUMNagori yang telah dipilih oleh Musyawarah SK Pangulu tentang Penetapan
Nagori dan ditetapkan oleh Pem. Nagori? Penasihat, Pelaksana Operasional
dan Pengawas BUMNag.
2.2 Kelayakan Usaha BUMNag
ESRON SINAGA