Anda di halaman 1dari 124

SALINAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN BUPATI SIMALUNGUN


NOMOR 34 TAHUN 2021

TENTANG
PEDOMAN PENYERTAAN MODAL NAGORI KEPADA
BADAN USAHA MILIK NAGORI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIMALUNGUN,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 28 ayat (5)


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa, dimana tata cara
penyertaan modal diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Bupati;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati Simalungun tentang Pedoman Penyertaan
Modal Nagori Kepada Badan Usaha Milik Nagori;

Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956


tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-
Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi
Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1092);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6321);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5864);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang
Badan Usaha Milik Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6623);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 2
Tahun 2016 tentang Nagori (Lembaran Daerah
Kabupaten Simalungun Tahun 2016 Nomor 2 Seri D
Nomor 2);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 4
Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Simalungun Tahun
2016 Nomor 4 Seri D Nomor 4) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 3 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Simalungun Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Simalungun Tahun 2019 Nomor 3);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun
2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 157);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun
2020 tentang Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1496);
15. Peraturan Bupati Simalungun Nomor 24 Tahun 2016
tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Pada
Organisasi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten
Simalungun (Berita Daerah Kabupaten Simalungun
Tahun 2016 Nomor 284) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Bupati
Simalungun Nomor 42 Tahun 2019 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bupati Simalungun
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Pada Organisasi Dinas-Dinas Daerah
Kabupaten Simalungun (Berita Daerah Kabupaten
Simalungun Tahun 2019 Nomor 413);

M E M U T U S K A N:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI SIMALUNGUN TENTANG PEDOMAN


PENYERTAAN MODAL NAGORI KEPADA BADAN USAHA
MILIK NAGORI
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Badan Usaha Milik Nagori yang selanjutnya disebut
BUMNagori, adalah badan hukum yang didirikan oleh
nagori dan/atau bersama nagori-nagori guna
mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas,
menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan
jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat nagori.
2. Usaha BUMNagori adalah kegiatan di bidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum yang dikelola secara
mandiri oleh BUMNagori.
3. Unit Usaha BUMNagori adalah badan usaha milik
BUMNagori yang melaksanakan kegiatan bidang
ekonomi dan/atau pelayanan umum berbadan hukum
yang melaksanakan fungsi dan tujuan BUMNagori.
4. Anggaran Dasar adalah ketentuan pokok tata laksana
organisasi BUMNagori yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Nagori atau peraturan
Bersama Pangulu tentang pendirian BUMNagori.
5. Organisasi BUMNagori adalah kelengkapan organisasi
BUMNagori yang terdiri atas Musyawarah
Nagori/Musyawarah Antar Nagori, penasihat,
pelaksana operasional, dan pengawas.
6. Aset Nagori adalah barang milik nagori yang berasal
dari kekayaan asli nagori, dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagori atau
perolehan hak lainnya yang sah.
7. Aset BUMNagori adalah harta atau kekayaan milik
BUMNagori, baik yang berupa uang maupun benda
lain yang dapat dinilai dengan uang baik berwujud
ataupun tidak berwujud, sebagai sumber ekonomi
yang diharapkan memberikan manfaat atau hasil.
8. Pemerintah Daerah adalah Bupati Simalungun beserta
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
9. Bupati adalah Bupati Simalungun.
10. Camat adalah pemimpin dan koordinator
penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja
kecamatan.
11. Pemerintah Nagori adalah Pangulu dibantu Tungkat
Nagori sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan
Nagori.
12. Pangulu adalah Kepala Pemerintahan Nagori.
13. Maujana Nagori adalah lembaga permusyawaratan dan
permufakatan Nagori.
14. Musyawarah Nagori adalah Musyawarah antar
Maujana Nagori, Pemerintahan Nagori, dan unsur
Masyarakat yang diselenggarakan oleh Maujana Nagori
untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
15. Musyawarah Antar Nagori adalah musyawarah
bersama antar nagori dengan nagori lain yang dihadiri
oleh masing-masing maujana nagori, pemerintah
nagori, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
atas kesepakatan masing-masing Pangulu dalam
rangka kerjasama antar nagori.
16. Peraturan Nagori adalah peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Pangulu setelah
dibahas dan disepakati bersama Maujana Nagori.
17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagori yang
selanjutnya disebut APBNagori, adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Nagori.
18. Peraturan Bersama Pangulu adalah peraturan yang
ditetapkan oleh Pangulu dari 2 (dua) nagori atau lebih
yang dibahas dan disepakati bersama dalam
Musyawarah Antar Nagori dalam rangka kerjasama
antar nagori.
19. Hari adalah hari kerja.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
(1) Penyertaan modal nagori merupakan kekayaan nagori
yang dipisahkan dan dianggarkan dari pengeluaran
pembiayaan dalam APBNagori.
(2) Penyertaan modal nagori dimaksudkan untuk
memperoleh manfaat ekonomi, sosial dan/atau
manfaat lainnya.
(3) Manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi :
a. keuntungan sejumlah tertentu dalam jangka
waktu tertentu berupa deviden, bunga dan
pertumbuhan nilai BUMNagori;
b. peningkatan berupa jasa dan keuntungan bagi
hasil penyertaan modal sejumlah tertentu dalam
jangka waktu tertentu;
c. peningkatan penerimaan nagori dalam jangka
waktu tertentu sebagai akibat langsung dari
penyertaan modal nagori;
d. peningkatan penyerapan tenaga kerja sejumlah
tertentu dalam jangka waktu tertentu sebagai
akibat langsung dari penyertaan modal nagori,
dan
e. peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai
akibat dari penyertaan modal nagori.

Pasal 3
Penyertaan modal nagori bertujuan untuk :
a. pengembangan usaha dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat;
b. mencukupi modal dasar atau modal awal pendirian
BUMNagori;
c. memperkuat struktur modal;
d. meningkatkan pendapatan asli nagori.

BAB III
SUMBER DAN BENTUK
PENYERTAAN MODAL NAGORI

Pasal 4
(1) Penyertaan modal nagori kepada BUMNagori
bersumber dari APBNagori yang ditetapkan dengan
Peraturan Nagori.
(2) Penyertaan modal nagori sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan untuk:
a. modal awal pendirian BUMNagori; dan/atau
b. penambahan modal BUMNagori.
(3) Penyertaan modal nagori sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa:
a. uang; dan/atau
b. barang selain tanah dan bangunan.
(4) Penyertaan modal nagori untuk modal awal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
digunakan untuk melaksanakan kegiatan Usaha
BUMNagori.
(5) Penyertaan modal Nagori untuk penambahan modal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
digunakan untuk:
a. pengembangan kegiatan Usaha BUMNagori atau
Unit Usaha BUMNagori yang sedang berjalan;
b. penguatan struktur permodalan dan peningkatan
kapasitas usaha yang sedang berjalan;
c. modal awal untuk kegiatan usaha baru; dan/atau
d. penugasan Nagori kepada BUMNagori untuk
melaksanakan kegiatan tertentu.
BAB IV
INDIKATOR PENYERTAAN MODAL NAGORI

Pasal 5
(1) Dalam melaksanakan penyertaan modal nagori kepada
BUMNagori maka wajib memenuhi beberapa indikator,
yaitu:
a. Indikator Penyertaan Modal yang Dapat Disertakan,
dan
b. Indikator Analisa Kelayakan Penyertaan Modal.
(2) Indikator Penyertaan Modal yang Dapat Disertakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:
a. tersedianya sumber pendapatan dalam APBNagori
yang dapat digunakan sebagai penyertaan modal;
b. tersedianya sumber penerimaan pembiayaan
(SiLPA) dalam APBNagori yang dapat digunakan
sebagai penyertaan modal; dan/atau,
c. tersedianya barang milik nagori selain tanah dan
bangunan yang dapat disertakan sebagai
penyertaan modal.
(3) Indikator Analisa Kelayakan Penyertaan Modal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Aspek Legalitas dan Kelembagaan BUMNagori,
yaitu:
1) BUMNagori telah berdiri dan memiliki Anggaran
Dasar berdasarkan Peraturan Nagori;
2) BUMNagori telah memiliki Anggaran Rumah
Tangga yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Pangulu; dan
3) BUMNagori telah memiliki kepengurusan
BUMNagori yang sah.
b. Aspek Kelayakan Usaha BUMNagori, yaitu:
1) Usaha BUMNagori yang akan dilakukan
penyertaan modal telah memiliki Rencana
Usaha (Business Plan) yang telah dibahas dan
disetujui dalam Musyawarah Nagori; dan
2) usaha BUMNagori yang akan dilakukan
penyertaan modal telah dinilai “layak”
berdasarkan penilaian kelayakan usaha.
c. Aspek Perencanaan Kerja BUMNagori, yaitu:
1) Penyertaan modal nagori telah disetujui oleh
Musyawarah Nagori dan telah ditetapkan
dengan Peraturan Nagori;
2) BUMNagori telah menyusun Rencana Program
Kerja BUMNagori tahun berkenaan yang telah
dibahas dan diputuskan oleh Musyawarah
Nagori; dan
3) BUMNagori telah memiliki rekening bank
BUMNagori.
d. Aspek Pertanggungjawaban BUMNagori, yaitu:
1) BUMNagori telah menyusun Laporan Tahunan
BUMNagori tahun anggaran sebelumnya yang
telah dibahas dan diterima oleh Musyawarah
Nagori; dan
2) Kegiatan Usaha BUMNagori dan/atau Unit
Usaha BUMNagori yang akan dilakukan
penambahan modal tidak mengalami kerugian
pada tahun anggaran sebelumnya.
(4) Indikator Analisa Kelayakan Penyertaan Modal
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a, huruf b
dan huruf c ditujukan bagi BUMNagori yang
mengajukan penyertaan modal untuk modal awal.
(5) Indikator Analisa Kelayakan Penyertaan Modal
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a, huruf
b, huruf c, dan huruf d, ditujukan bagi BUMNagori
yang mengajukan penyertaan modal untuk
penambahan modal.
BAB V
MEKANISME PENYERTAAN MODAL NAGORI

Bagian Kesatu
Perencanaan Usulan Penyertaan Modal Nagori

Pasal 6
(1) Usulan penyertaan modal nagori harus termuat dalam
RPJMNagori dan RKPNagori.
(2) Apabila dalam RPJMNagori dan RKPNagori belum
termuat usulan penyertaan modal nagori, maka
dilakukan perubahan RPJMNagori dan/atau
RKPNagori sesuai ketentuan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) dan
Penilaian Kelayakan Usaha

Pasal 7
(1) Pelaksana Operasional menyusun Rencana Usaha
(Business Plan) atas setiap kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan oleh BUMNagori, baik kegiatan usaha
yang akan menggunakan penyertaan modal untuk
modal awal atau penyertaan modal untuk penambahan
modal.
(2) Rencana Usaha (Business Plan) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. Gambaran umum nagori;
b. Gambaran umum BUMNagori, yang terdiri dari visi
misi, tujuan, badan hukum, organisasi, kegiatan
usaha, sumber keuangan dan peluang
pengembangan usaha;
c. Kegiatan Usaha BUMNagori, yang terdiri dari latar
belakang pemilihan kegiatan usaha, perencanaan
produk usaha, perencanaan pemasaran,
perencanaan manajemen, perencanaan
pengoperasian usaha, perencanaan keuangan dan
perencanaan jadwal pelaksanaan.

Pasal 8
(1) Rencana Usaha (Business Plan) sebagaimana dimaksud
pada Pasal 7 dinilai kelayakan usaha-nya oleh
Pelaksana Operasional menggunakan Instrumen
Penilaian Kelayakan Usaha.
(2) Aspek penilaian dalam kelayakan usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), yaitu:
a. pasar dan pemasaran;
b. teknis dan teknologi;
c. manajemen dan sumber daya manusia;
d. keuangan;
e. sosial budaya, ekonomi, politik dan lingkungan;
dan
f. hukum (yuridis).
(3) Dalam melakukan penilaian kelayakan usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pelaksana
Operasional dapat dibantu atau dapat menugaskan
pihak ketiga.
(4) Pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yaitu lembaga pemerintah/lembaga perguruan
tinggi/akademisi/praktisi usaha dan/atau perorangan
yang dapat mempertanggungjawabkan penilaian
kelayakan usaha tersebut sesuai kaidah keilmuan dan
pengalaman empiris.
(5) Dalam hal Rencana Usaha (Business Plan)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan layak,
maka Pelaksana Operasional menyerahkan dokumen
Rencana Usaha (Business Plan) dan Instrumen
Penilaian Kelayakan Usaha kepada Pemerintah Nagori
untuk selanjutnya dibahas dalam Musyawarah Nagori.
Bagian Ketiga
Rencana Kegiatan dan Kebutuhan
Penambahan Modal

Pasal 9

(1) Dalam hal terdapat penyertaan modal Nagori untuk


kebutuhan penambahan modal BUMNagori, selain
menyusun Rencana Usaha (Business Plan) dan
melakukan penilaian kelayakan usaha, Pelaksana
Operasional menyusun dan menyampaikan Rencana
Kegiatan dan Kebutuhan Penambahan Modal kepada
penasihat dan pengawas.
(2) Dokumen Rencana Kegiatan dan Kebutuhan
Penambahan Modal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan bagian dari dokumen Rencana Program
Kerja BUMNagori.
(3) Rencana Kegiatan dan Kebutuhan Penambahan Modal
BUMNagori sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Musyawarah Nagori setelah
dilakukan analisis keuangan oleh penasihat, pelaksana
operasional, dan pengawas BUMNagori.

Bagian Keempat
Pelaksanaan Musyawarah Nagori

Pasal 10
(1) Musyawarah Nagori sebagaimana dimaksud pada Pasal
8 ayat (4) membahas dan memutuskan Rencana Usaha
(Business Plan), bentuk serta besaran pagu anggaran
penyertaan modal Nagori kepada BUMNagori.
(2) Musyawarah Nagori sebagaimana dimaksud pada Pasal
9 ayat (3) membahas dan memutuskan Rencana Usaha
(Business Plan), Rencana Kegiatan dan Kebutuhan
serta besaran pagu untuk penambahan modal.
(3) Hasil Musyawarah Nagori sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dalam Peraturan Nagori
Tentang Penyertaan Modal Nagori kepada BUMNagori.
(4) Penambahan modal BUMNagori sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) selain ditetapkan dalam
peraturan nagori tentang penyertaan modal Nagori juga
ditetapkan dalam perubahan Peraturan Nagori
mengenai Anggaran Dasar BUMNagori.

Bagian Kelima
Penganggaran dalam APBNagori

Pasal 11
Peraturan Nagori tentang Penyertaan Modal Nagori
sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (3) menjadi
dasar bagi Pemerintah Nagori dalam menganggarkan
penyertaan modal Nagori ke dalam APBNagori.

Bagian Keenam
Dokumen Penyertaan Modal Nagori

Pasal 12
(1) Pelaksana operasional mengajukan permohonan
realisasi penyertaan modal Nagori kepada Pemerintah
Nagori disertai dengan Dokumen Penyertaan Modal
Nagori, yaitu:
a. Surat Permohonan Realisasi Penyertaan Modal
Nagori;
b. Surat Pernyataaan Tanggung Jawab Penggunaan
Modal Nagori Oleh Pelaksana Operasional;
c. Peraturan Nagori tentang Pendirian BUMNagori dan
Pengesahan Anggaran Dasar BUMNagori;
d. Peraturan Pangulu tentang Anggaran Rumah
Tangga BUMNagori;
e. Surat Keputusan Pangulu tentang Pengurus
BUMNagori atau Surat Keputusan Pangulu tentang
penetapan Penasihat, Pelaksana Operasional dan
Pengawas BUMNagori;
f. Rencana Usaha (Business Plan);
g. Instrumen Penilaian Kelayakan Usaha;
h. Peraturan Nagori tentang Penyertaan Modal Nagori
kepada BUMNagori;
i. Rencana Program Kerja BUMNagori tahun
berkenaan;
j. Fotokopi Buku Rekening Bank BUMNagori; dan
k. Laporan Tahunan BUMNagori tahun anggaran
sebelumnya, bagi BUMNagori yang mengajukan
penyertaan modal untuk penambahan modal.
(2) Pangulu memerintahkan Kaur Keuangan untuk
memeriksa kelengkapan berkas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Pangulu menyerahkan dokumen penyertaan modal
yang telah diperiksa kelengkapannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada Camat untuk
dilakukan evaluasi indikator penyertaan modal.

Bagian Ketujuh
Evaluasi Indikator Penyertaan Modal oleh Camat

Pasal 13
(1) Camat melaksanakan evaluasi indikator penyertaan
modal Nagori atas dokumen penyertaan modal yang
disampaikan Pangulu.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terhadap kesesuaian dokumen penyertaan
modal dengan Indikator Penyertaan Modal Nagori.
(3) Camat memberikan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Pangulu selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya dokumen
penyertaan modal.
(4) Pangulu menyerahkan surat keputusan camat tentang
hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
serta dokumen penyertaan modal kepada Pelaksana
Operasional untuk ditindaklanjuti.
(5) Pelaksana Operasional wajib menindaklanjuti hasil
evaluasi Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
sebelum dilakukan realiasi penyertaan modal Nagori
kepada BUMNagori.

Bagian Kedelapan
Realisasi Penyertaan Modal Nagori

Pasal 14
(1) Pangulu memerintahkan Kaur Keuangan untuk
menyalurkan dana penyertaan modal Nagori ke
BUMNagori apabila pelaksana operasional telah
menindaklanjuti evaluasi Camat.
(2) Realiasi penyertaan modal Nagori berupa uang
dilakukan dengan cara pentransferan dana dari
rekening bank Nagori ke rekening bank BUMNagori;
(3) Realisasi penyertaan modal Nagori berupa barang milik
Nagori selain tanah dan bangunan selanjutnya dicatat
dalam laporan keuangan BUMNagori dan dibuatkan
Berita Acara Hibah.

Bagian Kesembilan
Pelaporan Realisasi Penyertaan Modal Nagori

Pasal 15
(1) Pangulu melaporkan realiasi penyertaan modal Nagori
sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 kepada Bupati
melalui Camat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
sejak direalisasikannya penyertaan modal Nagori.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disertai dengan fotokopi surat evaluasi camat dan
fotokopi seluruh dokumen penyertaan modal.

BAB VI
PENYERTAAN MODAL NAGORI KEPADA
BADAN USAHA MILIK NAGORI BERSAMA

Pasal 16
Ketentuan mengenai sumber penyertaan modal, Indikator
Penyertaan Modal dan Mekanisme Penyertaan Modal Nagori
bagi BUMNagori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
sampai dengan Pasal 15 berlaku secara mutatis mutandis
terhadap BUMNagori Bersama, dengan ketentuan:
a. Peraturan Nagori menjadi Peraturan Bersama Pangulu;
b. Musyawarah Nagori menjadi Musyawarah Antar Nagori;
c. RPJMNagori, RKPNagori dan APBNagori menjadi
RPJMNagori, RKPNagori dan APBNagori masing-masing
Nagori.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 17
(1) Penyertaan modal Nagori yang telah dianggarkan
dalam APBNagori Tahun Anggaran 2021 sebelum
ditetapkannya peraturan bupati ini, dapat
direalisasikan oleh Pemerintah Nagori sepanjang telah
melakukan mekanisme penyertaan modal sebagaimana
dimaksud dalam BAB V tentang Mekanisme
Penyertaan Modal Nagori yaitu:
a. Dilakukannya Penilaian Kelayakan Usaha atas
Rencana Usaha (Business Plan) oleh Pelaksana
Operasional sebagaimana dimaksud pada Pasal 7
dan Pasal 8;
b. Dalam hal penyertaan modal untuk penambahan
modal, dilakukan Analisa Keuangan atas Rencana
Kegiatan dan Kebutuhan Penambahan Modal
sebagaimana dimaksud pada Pasal 9.
c. Dilaksanakannya Musyawarah Nagori
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10;
d. Diajukannya permohonan realisasi penyertaan
modal kepada Pemerintah Nagori yang disertai
dengan dokumen penyertaan modal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12; dan
e. Dilakukannya Evaluasi Indikator Penyertaan
Modal oleh Camat, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13.
(2) BUMNagori yang belum menyusun laporan tahunan
atau laporan pertanggungjawaban tahun anggaran
sebelumnya wajib menyusun Laporan Tahunan untuk
dibahas dalam Musyawarah Nagori.

Pasal 18
(1) Format dokumen penyertaan modal nagori
sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (1) kecuali
huruf j, tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(2) Format Surat Keputusan Camat sebagaimana
dimaksud pada Pasal 13 ayat (4) tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupati ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Simalungun.

Ditetapkan di Pamatang Raya


pada tanggal 1 Oktober 2021

BUPATI SIMALUNGUN,

dto

RADIAPOH HASIHOLAN SINAGA

Diundangkan di Pamatang Raya


pada tanggal 1 Oktober 2021

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIMALUNGUN,

ESRON SINAGA

BERITA DAERAH KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2021 NOMOR 510


LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI SIMALUNGUN
NOMOR : 34 TAHUN 2021
TANGGAL : 1 OKTOBER 2021
TENTANG : PEDOMAN PENYERTAAN MODAL
NAGORI KEPADA BADAN USAHA
MILIK NAGORI (BUMNAGORI).

FORMAT DOKUMEN PENYERTAAN MODAL NAGORI

1. Surat Permohonan Realisasi Penyertaan Modal Nagori;


2. Surat Pernyataaan Tanggung Jawab Penggunaan Modal Nagori Oleh
Pelaksana Operasional;
3. Peraturan Nagori tentang Pendirian BUMNagori dan Pengesahan
Anggaran Dasar BUMNagori;
4. Peraturan Pangulu tentang Anggaran Rumah Tangga BUMNagori;
5. Surat Keputusan Pangulu tentang penetapan Penasihat, Pelaksana
Operasional, dan Pengawas BUMNagori;
6. Rencana Usaha (Business Plan);
7. Instrumen Penilaian Kelayakan Usaha;
8. Peraturan Nagori tentang Penyertaan Modal Nagori kepada
BUMNagori;
9. Rencana Program Kerja BUMNagori tahun berkenaan;
10. Laporan Tahunan BUMNagori tahun anggaran sebelumnya, bagi
BUMNagori yang mengajukan penyertaan modal untuk penambahan
modal.
1. FORMAT SURAT PERMOHONAN REALISASI PENYERTAAN MODAL NAGORI.

KOP ( BUM Nagori )


Alamat:

Nagori ......, 20…


Nomor :
Sifat : ………. Kepada Yth
Perihal : Permohonan Realisasi Penyertaan Pangulu .................
Modal Nagori kepada BUM Nagori …… di-
Tempat

Berdasarkan Peraturan Nagori …… Nomor ….. Tahun …. Tentang


Penyertaan Modal Nagori kepada BUM Nagori Tahun Anggaran ………….,
dan Peraturan Nagori …… Nomor …. Tahun …. Tentang Anggaran
Pendapatan Belanja Nagori Tahun Anggaran …………, bersama ini kami
sampaikan permohonan realisasi Penyertaan Modal Nagori kepada BUM
Nagori …….. berupa (dapat diganti atau dipilih sesuai kebutuhan):
a. uang senilai Rp ......... dan/atau
b. barang yaitu: ……….
dengan persyaratan sebagaimana terlampir.

Penyertaan Modal Nagori diatas akan digunakan oleh BUMNagori …..


untuk (dapat diganti atau dipilih sesuai kebutuhan)::
a. Modal awal untuk Usaha: ……… (nama usaha/kegiatan usaha)
b. Penambahan Modal untuk usaha:……..(nama usaha/kegiatan usaha)

Penyaluran dana agar di transfer ke rekening:


Nama BUMNag : ........................
No. Rekening : .............................................
Bank/Cabang : Bank Cabang ………….

Demikian disampaikan untuk proses sesuai ketentuan yang berlaku.


Terimakasih.

Pelaksana Operasional (BUMNagori …… ),


Direktur,

ttd + stempel

(Nama Jelas )
2. SURAT PERNYATAAAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNAAN MODAL NAGORI
OLEH PELAKSANA OPERASIONAL

KOP ( BUM Nagori )


Alamat:

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNAAN


DANA PENYERTAAN MODAL NAGORI KEPADA
BUMNag......................

Yang bertanda tangan dibawah ini Pelaksana Operasional


(Direktur) BUM Nagori ................. Nagori..................
Kecamatan................. Kabupaten Simalungun menyatakan:

1. Bahwa saya akan bertanggung jawab atas pengelolaan atau penggunaan


dana Penyertaan Modal Nagori kepada BUM Nagori ……. sebesar
Rp……….. yang bersumber dari APBNagori …… Tahun Anggaran
…….., yang diperuntukan untuk kegiatan usaha ....................... ;
2. Bukti-bukti transaksi atas penggunaan dana tersebut akan
disimpan sesuai ketentuan yang berlaku untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawasan;
3. Bahwa saya akan melaporkan penggunaaan dana Penyertaan
Modal Nagori kepada Pemerintah Nagori sesuai ketentuan
peraturan, baik secara semesteran dan tahunan.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Nagori ,...............................20….
Pelaksana Operasional BUMNagori…..
Direktur,

( Nama Jelas )
3. FORMAT PERATURAN NAGORI TENTANG PENDIRAN BUMNagori DAN
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR BUMNagori

PANGULU ……(Nama Nagori)..

PERATURAN NAGORI ……(Nama Nagori)..


NOMOR …………….. TAHUN …………

TENTANG

PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK NAGORI .....(NAMA BUM NAGORI)... DAN


PENGESAHAN ANGGARAN DASAR BADAN USAHA MILIK NAGORI …..

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANGULU ......... (Nama Nagori)....


Menimbang : a. bahwa dalam rangka memajukan usaha di bidang
ekonomi dan/atau pelayanan umum di Nagori ………..
perlu dibentuk Badan Usaha Milik Nagori ….nama BUM
Nagori…..;
b. bahwa......;
c. (dan seterusnya....;)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6623);
4. Peraturan Daerah Kebupaten Simalungun Nomor 2
Tahun 2016 tentang Nagori (Lembaran Daerah
Kabupaten Simalungun Tahun 2016 Nomor 2 Seri D
Nomor 2);
5. Peraturan Menteri Nagori, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2019 tentang Musyawarah Nagori (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1203);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan
Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Berita Negara
Repubik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1633);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2021
tentang Pendaftaran, Pendataan dan Pemeringkatan,
Pembinaan dan Pengembangan, dan Pengadaan Barang
dan/atau Jasa Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha
Milik Desa Bersama (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 252); dan
9. dst.. Peraturan Nagori (Lainnya yang relevan dan berlaku);

Dengan Kesepakatan Bersama


MAUJANA NAGORI ....... (Nama Nagori)...
dan
PANGULU ....... (Nama Nagori).....
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN NAGORI TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA


MILIK NAGORI …(Nama BUM Nagori)… . DAN PENGESAHAN
ANGGARAN DASAR BADAN USAHA MILIK NAGORI ……

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Nagori ini yang dimaksud dengan:
1. Nagori adalah Nagori ……….. yang berkedudukan di
kecamatan …….., Kabupaten ………., Provinsi …………..
2. Pemerintah Nagori adalah Pangulu dibantu Tungkat
Nagori sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagori
………….
3. Pangulu adalah Pangulu ………….
4. Maujana Nagori, adalah Maujana Nagori ……….
5. Badan Usaha Milik Nagori, selanjutnya disebut BUM
Nagori, adalah BUM Nagori “…………..”.
6. Badan Usaha Milik Nagori yang selanjutnya disebut BUM
Nagori adalah badan hukum yang didirikan oleh
Nagori...... guna mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas,
menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan
jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Nagori ......
7. Usaha BUM Nagori adalah kegiatan di bidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum yang dikelola secara mandiri
oleh BUM Nagori.
8. Unit Usaha BUM Nagori adalah badan usaha milik BUM
Nagori yang melaksanakan kegiatan bidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum berbadan hukum yang
melaksanakan fungsi dan tujuan BUM Nagori.
9. Anggaran Dasar adalah ......;
10. Anggaran Rumah Tangga adalah....;
11. (dan seterusnya.)
BAB II
PENDIRIAN BUM NAGORI DAN PENGESAHAN
ANGGARAN DASAR BUM NAGORI

Bagian Kesatu
Pendirian BUM Nagori

Pasal 2
Dalam rangka mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan
jasa pelayanan, dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Nagori,
Nagori …(nama Nagori)… mendirikan BUM Nagori …(Nama
BUM Nagori)…

Bagian Kedua
Pengesahan Anggaran Dasar

Pasal 3
Mengesahkan Anggaran Dasar BUM Nagori …(Nama BUM
Nagori)… sebagaimana terlampir dalam Peraturan Nagori ini.

BAB III
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 4
(untuk BUM Nagori yang telah ada)
(1). Peraturan Nagori …….. Nomor …… Tahun ….. tentang
Badan Usaha Milik Nagori berikut anggaran dasar BUM
Nagori …….., dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(2). Seluruh akta pendirian Unit Usaha BUM Nagori .......
yang disahkan oleh kantor notaris disesuaikan dengan
ketentuan Peraturan Nagori ini paling lama dalam waktu
1 (satu) tahun sejak Peraturan Nagori ini berlaku.
(3). Susunan kepengurusan BUM Nagori …….. yang masih
berjalan, disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Nagori
ini.
Pasal 4
(untuk BUM Nagori yang baru didirikan)
Peraturan Nagori ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Nagori ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Nagori … (Nama Nagori).

Ditetapkan di : Nagori ……………


Pada tanggal : …………………..
PANGULU .....................

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)

Diundangkan di Nagori .......................


Pada tanggal : …………………… 2015
SEKRETARIS NAGORI ........... (Nama Nagori)

.................................
LEMBARAN NAGORI ........... (Nama Nagori) TAHUN ……. NOMOR ………
LAMPIRAN PERATURAN NAGORI ..................
NOMOR : ...... TAHUN .........
Tanggal : .............................

ANGGARAN DASAR
BUM NAGORI …

MUKADIMAH

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan atas perjuangan berbagai pihak,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja telah lahir.
Undang-undang ini menegaskan kedudukan BUM Nagori sebagai badan
hukum. Dengan penguatan status ini, peran BUM Nagori semakin penting
sebagai konsolidator produk/jasa masyarakat, produsen berbagai kebutuhan
masyarakat, inkubator usaha masyarakat, penyedia layanan publik, dan
berbagai fungsi lainnya. BUM Nagori dapat menjadi penyumbang pendapatan
asli Nagori di samping tetap memberikan manfaat bagi masyarakat.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1) menyebutkan bahwa


perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Berdasarkan amanat tersebut, BUM Nagori juga dilandasi oleh
semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Wujud nyata dari kedua
semangat tersebut adalah Musyawarah Nagori sebagai organ tertinggi dalam
pengambilan keputusan BUM Nagori. Karenanya kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan akan tetap menjadi tujuan utama BUM Nagori bukan
hanya kesejahteraan masing-masing individu.

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
(1) BUM Nagori ini bernama BUM Nagori … (nama BUM Nagori) ... (nama
Nagori)... selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut BUM Nagori.
(2) BUM Nagori … (nama BUM Nagori) ... (nama Nagori) ... berkedudukan di
Nagori… , Kecamatan … , Kabupaten … .

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN
Pasal 2
Maksud dan tujuan pendirian BUM Nagori adalah:
a. Perdagangan;
b. Wisata;
c. dan seterusnya (isi dengan bidang usaha yang akan dijalankan)

BAB III
JENIS USAHA

Pasal 3
(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas BUM Nagori dapat:
a. Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan besar dan eceran yang
meliputi:
1. 46591 PERDAGANGAN BESAR MESIN KANTOR DAN INDUSTRI,
SUKU CADANG DAN PERLENGKAPANNYA. Kelompok ini mencakup
usaha perdagangan besar mesin industri dan mesin kantor kecuali
komputer, serta perlengkapannya, seperti mesin penggerak mula,
turbin, mesin pengolahan kayu dan logam, macam-macam mesin
untuk industri dan untuk keperluan kantor, mesin pembangkit
listrik dan mesin untuk keperluan rumah tangga. Termasuk
perdagangan besar robot-robot produksi, mesin-mesin lain ytdl
untuk keperluan industri, perdagangan dan navigasi serta jasa
lainnya dan mesin yang dikendalikan komputer untuk industri
tekstil serta mesin jahit dan rajut yang dikendalikan komputer.
2. dan seterusnya (sesuai KBLI yang dapat dilihat di
https://oss.go.id/portal/referensi/content/list_kbli)
b. Menjalankan usaha dalam bidang wisata yang meliputi:
3. 91025 TAMAN BUDAYA. Kelompok ini mencakup kegiatan taman
budaya yang menyediakan dan mengelola fasilitas atau tempat
untuk pergelaran budaya.
4. dan seterusnya (sesuai KBLI yang dapat dilihat di
https://oss.go.id/portal/referensi/content/list_kbli)
(2) BUM Nagori memiliki Unit Usaha BUM Nagori berbadan hukum perseroan
yang bernama PT …., yang bergerak pada bidang usaha:
a. Perdagangan
b. Jasa
c. dan seterusnya (sesuai unit usaha yang telah ada dan hanya ditulis jika
BUM Nagori sudah memiliki unit usaha berbadan hukum).

BAB IV
ORGANISASI BUM NAGORI

Bagian Kesatu
Musyawarah Nagori

Pasal 4
(1) Musyawarah Nagori diadakan di tempat kedudukan BUM Nagori.
(2) Musyawarah Nagori dapat dilaksanakan atas permintaan pelaksana
operasional, penasihat, dan/atau pengawas.
(3) Musyawarah Nagori dilaksanakan dan dipimpin Maujana Nagori, serta
difasilitasi oleh Pemerintah Nagori.
Pasal 5
Musyawarah Nagori terdiri atas:
a. Musyawarah Nagori tahunan; dan
b. Musyawarah Nagori khusus.

Pasal 6

(1) Dalam Musyawarah Nagori tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5


huruf a:
a. Pelaksana operasional menyampaikan:
1. laporan tahunan yang telah ditelaah oleh pengawas dan penasihat
untuk mendapat persetujuan Musyawarah Nagori;
2. rancangan rencana program kerja untuk disahkan oleh
Musyawarah Nagori menjadi rencana program kerja.
b. Ditetapkan pembagian dan penggunaan hasil usaha, dalam hal BUM
Nagori mempunyai saldo laba yang positif.
(2) Persetujuan laporan tahunan, dan pengesahan rencana program kerja oleh
Musyawarah Nagori tahunan berarti memberikan pelunasan dan
pembebasan tanggung-jawab sepenuhnya kepada pelaksana operasional
atas pengurusan dan pengawas atas pengawasan dan penasihat atas tugas
kepenasihatan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh
tindakan tersebut tercermin dalam Laporan tahunan dan Laporan
Keuangan.
(3) Pelaksana operasional, penasihat, dan/atau pengawas meminta Maujana
Nagori untuk melaksanakan Musyawarah Nagori tahunan paling lambat 7
(tujuh) hari kalender.

Pasal 7
(1) Musyawarah Nagori khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b
dapat diselenggarakan sewaktu-waktu dalam keadaan mengharuskan
adanya keputusan segera yang wewenangnya berada pada Musyawarah
Nagori.
(2) Musyawarah Nagori khusus diusulkan oleh pelaksana operasional
dan/atau pengawas kepada penasihat.
(3) Penasihat meminta Maujana Nagori untuk melaksanakan Musyawarah
Nagori khusus paling lambat 7 (tujuh) hari kalender.

Pasal 8
(1) Musyawarah Nagori dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh:
a. Pangulu;
b. Maujana Nagori; dan
c. unsur masyarakat yang terdiri atas:
1. penyerta modal;
2. perwakilan huta atau rukun warga atau rukun tetangga; dan
3. perwakilan kelompok lainnya yang berkaitan dengan Usaha BUM
Nagori/Unit Usaha BUM Nagori.
(2) Keputusan Musyawarah Nagori diambil berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat.

Pasal 9
Musyawarah Nagori berwenang:
a. menetapkan pendirian BUM Nagori;
b. menetapkan Anggaran Dasar BUM Nagori dan perubahannya;
c. membahas dan memutuskan jumlah, pengorganisasian, hak dan
kewajiban, serta kewenangan pihak penerima kuasa fungsi kepenasihatan;
d. mengangkat dan memberhentikan secara tetap pelaksana operasional BUM
Nagori;
e. mengangkat pengawas;
f. mengangkat sekretaris dan bendahara BUM Nagori;
g. memberikan persetujuan atas penyertaan modal oleh BUM Nagori;
h. memberikan persetujuan atas rancangan rencana program kerja yang
diajukan oleh pelaksana operasional setelah ditelaah pengawas dan
penasihat;
i. memberikan persetujuan atas pinjaman BUM Nagori dengan jumlah
tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Nagori;
j. memberikan persetujuan atas kerja sama BUM Nagori dengan nilai, jumlah
investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu dengan pihak lain
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Nagori;
k. menetapkan pembagian besaran laba bersih BUM Nagori;
l. menetapkan tujuan penggunaan laba bersih BUM Nagori;
m. memutuskan penugasan Nagori kepada BUM Nagori untuk melaksanakan
kegiatan tertentu;
n. memutuskan penutupan Unit Usaha BUM Nagori;
o. menetapkan prioritas penggunaan pembagian hasil Usaha BUM Nagori
dan/atau Unit Usaha BUM Nagori yang diserahkan kepada Nagori;
p. menerima laporan tahunan BUM Nagori dan menyatakan pembebasan
tanggung jawab penasihat, pelaksana operasional, dan pengawas;
q. membahas dan memutuskan penutupan kerugian BUM Nagori dengan aset
BUM Nagori;
r. membahas dan memutuskan bentuk pertanggungjawaban yang harus
dilaksanakan oleh penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas
dalam hal terjadi kerugian BUM Nagori yang diakibatkan oleh unsur
kesengajaan atau kelalaian;
s. memutuskan untuk menyelesaikan kerugian secara proses hukum dalam
hal penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas tidak
menunjukkan iktikad baik melaksanakan pertanggungjawaban;
t. memutuskan penghentian seluruh kegiatan operasional BUM Nagori
karena keadaan tertentu;
u. menunjuk penyelesai dalam rangka penyelesaian seluruh kewajiban dan
pembagian harta atau kekayaan hasil penghentian kegiatan usaha BUM
Nagori;
v. meminta dan menerima pertanggungjawaban penyelesai; dan
w. memerintahkan pengawas atau menunjuk auditor independen untuk
melakukan audit investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan
dan/atau kelalaian dalam pengelolaan BUM Nagori.

Bagian Kedua
Penasihat

Pasal 10
Penasihat dijabat secara rangkap oleh Pangulu.

Pasal 11
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 berwenang:
a. bersama pelaksana operasional dan pengawas, membahas dan
menyepakati Anggaran Rumah Tangga BUM Nagori dan/atau
perubahannya;
b. bersama dengan pengawas menelaah rancangan rencana program kerja
yang diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada
Musyawarah Nagori;
c. menetapkan pemberhentian secara tetap pelaksana operasional sesuai
keputusan Musyawarah Nagori;
d. dalam keadaan tertentu memberhentikan secara sementara pelaksana
operasional dan mengambil alih pelaksanaan operasional BUM Nagori;
e. bersama dengan pelaksana operasional dan pengawas, menyusun dan
menyampaikan analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam
rangka perencanaan penambahan modal Nagori dan/atau masyarakat
Nagori untuk diajukan kepada Musyawarah Nagori;
f. melakukan telaahan atas laporan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM
Nagori oleh pelaksana operasional dan laporan pengawasan oleh pengawas
sebelum diajukan kepada Musyawarah Nagori dalam laporan tahunan;
g. menetapkan penerimaan atau pengesahan laporan tahunan BUM Nagori
berdasarkan keputusan Musyawarah Nagori;
h. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas pinjaman BUM
Nagori dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar BUM Nagori; dan
i. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas kerja sama BUM
Nagori dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu
dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM
Nagori.
Pasal 12
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 bertugas:
a. memberikan masukan dan nasihat kepada pelaksana operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUM Nagori;
b. menelaah rancangan rencana program kerja dan menetapkan rencana
program kerja BUM Nagori berdasarkan keputusan Musyawarah Nagori;
c. menampung aspirasi untuk pengembangan usaha dan organisasi BUM
Nagori sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
d. bersama pengawas, menelaah laporan semesteran atas pelaksanaan
pengelolaan usaha BUM Nagori;
e. bersama pengawas, menelaah laporan tahunan atas pelaksanaan
pengelolaan usaha BUM Nagori untuk diajukan kepada Musyawarah
Nagori;
f. memberikan pertimbangan dalam pengembangan usaha dan organisasi
BUM Nagori sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dan/atau keputusan Musyawarah Nagori;
g. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan BUM Nagori sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Nagori; dan
h. meminta penjelasan dari pelaksana operasional mengenai persoalan
pengelolaan BUM Nagori sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Nagori.

Pasal 13
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 berhak:
a. memberi kuasa kepada pihak lain untuk melaksanakan fungsi
kepenasihatan; dan
b. Memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
1. ........ senilai Rp. .......,- (....... Rupiah)
2. ........ senilai Rp. .......,- (....... Rupiah)

Bagian Ketiga
Pelaksana Operasional

Pasal 14
BUM Nagori diurus dan dipimpin oleh pelaksana operasional yang selanjutnya
disebut direktur yang diangkat oleh Musyawarah Nagori.

Pasal 15
(1) Direktur sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 diangkat dari orang
perseorangan yang diusulkan oleh Pangulu, Maujana Nagori, dan/atau
unsur masyarakat dalam Musyawarah Nagori.
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat meliputi:
a. warga Nagori....... nama Nagori .......;
b. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita penyakit yang dapat
menghambat tugas sebagai Direktur);
c. memiliki dedikasi dan menyediakan waktu sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas sebagai direktur;
d. berpendidikan minimal ........ sederajat;
e. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
f. tidak pernah dinyatakan pailit;
g. tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan sebuah usaha
dinyatakan pailit;
h. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
i. memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai mengenai usaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum;
j. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerja sama; dan
k. tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan dilarang untuk dirangkap dengan jabatan
Direktur BUM Nagori.
(3) Musyawarah Nagori memilih orang perseorangan yang diusulkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan oleh Musyawarah Nagori sebagai Direktur.

Pasal 16
Direktur dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Musyawarah Nagori karena
alasan:
a. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau
peraturan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUM Nagori dan/atau Nagori;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang
seharusnya dihormati sebagai direktur BUM Nagori;
e. dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap; dan
f. mengundurkan diri.

Pasal 17
Direktur berwenang:
a. bersama penasihat dan pengawas, membahas dan menyepakati Anggaran
Rumah Tangga BUM Nagori dan/atau perubahannya;
b. mengambil keputusan terkait operasionalisasi Usaha BUM Nagori yang
sesuai dengan garis kebijakan BUM Nagori yang dinyatakan dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan keputusan Musyawarah
Nagori;
c. mengoordinasikan pelaksanaan Usaha BUM Nagori secara internal
organisasi maupun dengan pihak lain;
d. mengatur ketentuan mengenai ketenagakerjaan BUM Nagori termasuk
penetapan gaji, tunjangan, dan manfaat lainnya bagi pegawai BUM Nagori;
e. mengangkat dan memberhentikan pegawai BUM Nagori selain sekretaris
dan bendahara berdasarkan peraturan perundang-undangan mengenai
ketenagakerjaan;
f. melakukan pinjaman BUM Nagori setelah mendapat persetujuan
Musyawarah Nagori atau penasihat sesuai ketentuan dalam Anggaran
Dasar BUM Nagori;
g. melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan Usaha
BUM Nagori setelah mendapat persetujuan Musyawarah Nagori atau
penasihat sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar BUM Nagori;
h. melaksanakan pembagian besaran laba bersih BUM Nagori sesuai yang
ditetapkan oleh Musyawarah Nagori;
i. melaksanakan tujuan penggunaan laba bersih BUM Nagori sesuai yang
ditetapkan oleh Musyawarah Nagori;
j. melaksanakan kegiatan tertentu yang ditugaskan oleh Musyawarah Nagori;
k. bertindak sebagai penyelesai dalam hal Musyawarah Nagori tidak
menunjuk penyelesai; dan
l. mengatur, mengurus, mengelola, melakukan segala tindakan dan/atau
perbuatan lainnya bagi kepentingan pengurusan BUM Nagori mengenai
segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar, keputusan Musyawarah Nagori, dan/atau sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, serta mewakili BUM
Nagori di dalam dan di luar pengadilan.

Pasal 18
Direktur bertugas:
a. menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan BUM
Nagori untuk kepentingan BUM Nagori dan sesuai dengan maksud dan
tujuan BUM Nagori serta mewakili BUM Nagori di dalam dan/atau di luar
pengadilan mengenai segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BUM Nagori, keputusan
Musyawarah Nagori dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. menyusun dan melaksanakan rencana program kerja BUM Nagori;
c. menyusun laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM
Nagori untuk diajukan kepada penasihat dan pengawas;
d. menyusun laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Nagori
untuk diajukan kepada Musyawarah Nagori setelah ditelaah oleh penasihat
dan pengawas;
e. atas permintaan penasihat, menjelaskan persoalan pengelolaan BUM
Nagori kepada penasihat;
f. menjelaskan persoalan pengelolaan BUM Nagori kepada Musyawarah
Nagori; dan
g. bersama dengan penasihat dan pengawas, menyusun dan menyampaikan
analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam rangka
perencanaan penambahan modal Nagori dan/atau masyarakat Nagori
untuk diajukan kepada Musyawarah Nagori.

Pasal 19
Direktur berhak:
a. mewakili BUM Nagori di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal
dan dalam segala kejadian;
b. mengangkat dan memberhentikan pegawai selain sekretaris dan
bendahara;
c. Memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
1. gaji senilai Rp. .......,- (....... Rupiah);
2. tunjangan senilai Rp. .......,- (....... Rupiah); dan
3. manfaat lainnya berupa .........

Bagian Keempat
Pengawas

Pasal 20
(1) Pengawas diangkat dari orang perseorangan yang diusulkan oleh Pangulu,
Maujana Nagori, dan/atau unsur masyarakat dalam Musyawarah Nagori.
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat meliputi:
a. warga Nagori ....... nama Nagori....... ;
b. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita penyakit yang dapat
menghambat tugas sebagai pengawas);
c. memiliki dedikasi untuk melaksanakan tugas sebagai pengawas;
d. berpendidikan minimal ........ sederajat;
e. tidak pernah dinyatakan pailit;
f. tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan sebuah usaha
dinyatakan pailit;
g. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
h. memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai mengenai usaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum;
i. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerja sama; dan
(3) Musyawarah Nagori memilih orang perseorangan yang diusulkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan oleh Musyawarah Nagori sebagai pengawas.

Pasal 21
Pengawas dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Musyawarah Nagori karena
alasan:
a. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau
peraturan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUM Nagori dan/atau Nagori;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang
seharusnya dihormati sebagai pengawas;
e. dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap; dan
f. mengundurkan diri.

Pasal 22
Pengawas berwenang:
a. bersama dengan penasihat, menelaah rancangan rencana program kerja
yang diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada
Musyawarah Nagori;
b. bersama dengan penasihat dan pelaksana operasional, membahas dan
menyepakati Anggaran Rumah Tangga BUM Nagori dan/atau
perubahannya;
c. bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas pinjaman BUM
Nagori dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar BUM Nagori;
d. bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas kerja sama BUM
Nagori dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu
dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM
Nagori;
e. bersama dengan penasihat, menyusun dan menyampaikan analisis
keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam rangka perencanaan
penambahan modal Nagori dan/atau masyarakat Nagori kepada
Musyawarah Nagori;
f. atas perintah Musyawarah Nagori, melaksanakan dan melaporkan audit
investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan dan/atau kelalaian
dalam pengelolaan BUM Nagori yang berpotensi dapat merugikan BUM
Nagori; dan
g. memeriksa pembukuan, dokumen, dan pelaksanaan Usaha BUM Nagori.

Pasal 23
Pengawas bertugas:
a. melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan dan jalannya
pengurusan BUM Nagori oleh pelaksana operasional termasuk pengawasan
terhadap pelaksanaan program kerja, sesuai Anggaran Dasar, keputusan
Musyawarah Nagori, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. melakukan audit investigatif terhadap laporan keuangan BUM Nagori;
c. menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atau pengawasan tahunan
kepada Musyawarah Nagori;
d. melakukan telaahan atas laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan
Usaha BUM Nagori dari pelaksana operasional untuk di ajukan kepada
penasihat;
e. bersama dengan penasihat, menelaah rencana program kerja yang
diajukan dari pelaksana operasional untuk diajukan kepada Musyawarah
Nagori;
f. bersama dengan penasihat, melakukan telaahan atas laporan tahunan
pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Nagori oleh pelaksana operasional
sebelum diajukan kepada Musyawarah Nagori;
g. bersama penasihat, menelaah laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan
Usaha BUM Nagori untuk diajukan kepada Musyawarah Nagori; dan
h. memberikan penjelasan atau keterangan tentang hasil pengawasan dalam
Musyawarah Nagori.

Pasal 24
Pengawas berhak memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
a. ...... senilai Rp. .......,- (....... Rupiah); dan
b. ......... senilai Rp. .......,- (.......Rupiah);

Pasal 25
Pengangkatan atau pemberhentian Pelaksana Operasional dan Pengawas
BUMNagori oleh Musyawarah Nagori ditetapkan melalui surat keputusan
Pangulu.

BAB V
MODAL, ASET, DAN PINJAMAN

Bagian Kesatu
Modal

Pasal 26
(1) Modal awal BUM Nagori berjumlah Rp. .......,- (.......Rupiah)
(2) Modal awal BUM Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbagi atas:
a. Penyertaan modal Nagori dengan total nilai Rp. .......,- (.......Rupiah)
atau ...... % (..... per seratus); dan
b. Penyertaan masyarakat Nagori dengan total nilai Rp. .......,-
(.......Rupiah) atau ...... % (..... per seratus).
(3) Penyertaan modal Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
terdiri atas:
a. Uang senilai Rp. .......,- (.......Rupiah);
b. Mobil ...... sejumlah ..... unit dengan total nilai Rp. .......,- (.......Rupiah);
dan
c. Mesin ...... sejumlah ..... unit dengan total nilai Rp. .......,- (.......Rupiah).
(4) Penyertaan modal masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b terdiri atas:
a. Uang senilai Rp. .......,- (.......Rupiah) dari tuan ..... nama orang .....;
b. Tanah dan bangunan seluas ..... meter persegi dengan total nilai Rp.
.......,- (.......Rupiah) dari nyonya ..... nama orang .....; dan
c. Mesin ...... sejumlah ..... unit dengan total nilai Rp. .......,- (.......Rupiah)
dari koperasi ..... nama koperasi .....
Bagian Kedua
Aset

Pasal 27
(1) Aset BUM Nagori bersumber dari:
a. penyertaan modal;
b. bantuan tidak mengikat termasuk hibah;
c. hasil usaha;
d. pinjaman; dan/atau
e. sumber lain yang sah.
(2) Perkembangan dan keberadaan Aset BUM Nagori dilaporkan secara berkala
dalam laporan keuangan.

Pasal 28
(1) Bantuan tidak mengikat termasuk hibah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 27 ayat (1) huruf b dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan/atau pihak lainnya.
(2) Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi Aset BUM Nagori.

Bagian Ketiga
Pinjaman

Pasal 29
(1) BUM Nagori dapat melakukan pinjaman yang dilakukan dengan memenuhi
prinsip transparan, akuntabel, efisien dan efektif, serta kehati-hatian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
(2) Pinjaman BUM Nagori dapat dilakukan kepada lembaga keuangan,
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan sumber dana dalam negeri
lainnya dengan ketentuan:
a. pinjaman digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau
pembentukan Unit Usaha BUM Nagori;
b. jangka waktu kewajiban pembayaran kembali pokok pinjaman, bunga,
dan biaya lain dalam kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa
jabatan direktur;
c. memiliki laporan keuangan yang sehat paling sedikit 2 (dua) tahun
berturut-turut;
d. tidak mengakibatkan perubahan proporsi kepemilikan modal; dan
e. aset Nagori yang dikelola, dipakai-sewa, dipinjam, dan diambil
manfaatnya oleh BUM Nagori bersama, tidak dapat dijadikan jaminan
atau agunan.

Pasal 30
(1) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 yang bernilai lebih dari
atau sama dengan ...... dilakukan setelah mendapat persetujuan
Musyawarah Nagori.
(2) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 yang bernilai kurang dari
...... dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan pengawas.
BAB VI
KERJA SAMA

Pasal 31
(1) BUM Nagori dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. kerja sama usaha; dan
b. kerja sama non-usaha.
(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus saling
menguntungkan dan melindungi kepentingan Nagori dan masyarakat
Nagori serta para pihak yang bekerja sama.
(4) Pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) paling sedikit
meliputi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Nagori, dunia
usaha atau koperasi, lembaga nonpemerintah, lembaga pendidikan dan
lembaga sosial budaya yang dimiliki warga negara atau badan hukum
Indonesia, dan BUM Nagori lain.

Pasal 32
(1) Kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf a
termasuk namun tidak terbatas berupa kerja sama dengan pemerintah
Nagori dalam bidang pemanfaatan aset Nagori sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan aset Nagori.
(2) Dalam kerja sama usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BUM Nagori
dilarang menjadikan atau meletakkan beban kewajiban atau prestasi apa
pun untuk pihak lain termasuk untuk penutupan risiko kerugian dan/atau
jaminan pinjaman atas aset Nagori yang dikelola, didayagunakan, dan
diambil manfaat tertentu.

Pasal 33
(1) Selain kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (1)
BUM Nagori dapat melakukan kerja sama usaha dengan pihak lain berupa
kerja sama usaha termasuk namun tidak terbatas dalam bentuk
pengelolaan bersama sumber daya.
(2) Kerja sama usaha BUM Nagori dengan pihak lain berupa pengelolaan
bersama sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
setelah mempertimbangkan kedudukan hukum status kepemilikan
dan/atau penguasaan objek tersebut berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 34
(1) Kerja sama usaha dengan nilai investasi lebih dari atau sama dengan ......
dilakukan setelah mendapat persetujuan Musyawarah Nagori;
(2) Kerja sama usaha dengan nilai investasi kurang dari ...... dilakukan setelah
mendapat persetujuan penasihat dan pengawas;
Pasal 35
(1) Bentuk kerja sama usaha:
a. .......
b. ........
c. ........
dilakukan setelah mendapat persetujuan Musyawarah Nagori;
(2) Bentuk kerja sama usaha:
a. .......
b. ........
c. ........
dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan pengawas;

Pasal 36
(1) Kerja sama non-usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2)
huruf b dilakukan dalam bentuk paling sedikit:
a. transfer teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan kebudayaan; dan
b. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
(2) Kerja sama non-usaha dilakukan setelah mendapat persetujuan dewan
penasihat dan pengawas.

BAB VII
KETENTUAN POKOK PEMBAGIAN DAN PEMANFAATAN HASIL USAHA

Pasal 37
(1) Hasil usaha BUM Nagori merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil
kegiatan usaha dikurangi dengan pengeluaran biaya dalam 1 (satu) tahun
buku.
(2) Hasil usaha BUM Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi atas:
a. pendapatan asli Nagori dan laba ditahan sebesar ...... % (......per
seratus);
b. diserahkan kepada tuan ...... sebesar ...... % (......per seratus);
c. diserahkan kepada nyonya ...... sebesar ...... % (......per seratus); dan
d. diserahkan kepada koperasi ...... sebesar ...... % (......per seratus);
(3) Hasil Usaha BUM Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dialokasikan untuk:
a. pendapatan asli Nagori sebesar ..... % (..... per seratus) yang
penggunaannya diprioritaskan untuk pemberian bantuan untuk
masyarakat miskin, bantuan sosial, ...... (dan seterusnya) ;
b. laba ditahan untuk modal bagi Usaha BUM Nagori/Unit Usaha BUM
Nagori yang membutuhkan pengembangan usaha sebesar ....% (.........
per seratus).

BAB VII
PENUTUP

Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


4. FORMAT PERATURAN PANGULU TENTANG ANGGARAN RUMAH
TANGGA BUMNagori

PANGULU ……………..
KABUPATEN………………………

PERATURAN PANGULU
NOMOR … TAHUN ......

TENTANG
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN USAHA MILIK NAGORI …
...(NAMA BUM NAGORI)…

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANGULU ................
Menimbang : a. bahwa untuk mendukung kegiatan usaha dan
pelaksanaan anggaran dasar BUM Nagori ……….. perlu
menetapkan Peraturan Pangulu …. (Nama Nagori)
tentang Anggaran Rumah Tangga Badan Usaha Milik
Nagori ….nama BUM Nagori…..;
b. bahwa …;
c. (dan seterusnya …;)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6623);
4. Peraturan Daerah Kebupaten Simalungun Nomor 2
Tahun 2016 tentang Nagori (Lembaran Daerah
Kabupaten Simalungun Tahun 2016 Nomor 2 Seri D
Nomor 2);
5. Peraturan Menteri Nagori, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2019 tentang Musyawarah Nagori (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1203);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa (Berita Negara Repubik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 1633);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2021 tentang
Pendaftaran, Pendataan dan Pemeringkatan, Pembinaan
dan Pengembangan, dan Pengadaan Barang dan/atau
Jasa Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Milik Desa
Bersama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 252);
9. Peraturan Nagori ........... Nomor ........ Tahun ...... tentang
Pendirian Badan Usaha Milik Nagori (Lembaran Nagori
Nomor .... Tahun ......);
10. dst.. Peraturan Nagori (Lainnya yang relevan dan berlaku);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PANGULU TENTANG ANGGARAN RUMAH


TANGGA BADAN USAHA MILIK NAGORI …(NAMA BUM
NAGORI)…

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Nagori ini yang dimaksud dengan:


1. Nagori adalah Nagori ……….. yang berkedudukan di
kecamatan …….., Kabupaten ………., Provinsi …………..
2. Pemerintah Nagori adalah Pangulu dibantu Tungkat
Nagori sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagori
………….
3. Pangulu adalah Pangulu ………….
4. Maujana Nagori adalah Maujana Nagori ……….
5. Badan Usaha Milik Nagori, selanjutnya disebut BUM
Nagori, adalah BUM Nagori “…………..”.
6. Badan Usaha Milik Nagori yang selanjutnya disebut BUM
Nagori adalah badan hukum yang didirikan oleh
Nagori...... guna mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas,
menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan
jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Nagori ......
7. Usaha BUM Nagori adalah kegiatan di bidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum yang dikelola secara mandiri
oleh BUM Nagori.
8. Unit Usaha BUM Nagori adalah badan usaha milik BUM
Nagori yang melaksanakan kegiatan bidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum berbadan hukum yang
melaksanakan fungsi dan tujuan BUM Nagori.
9. Anggaran Dasar adalah ......;
10. Anggaran Rumah Tangga adalah....;
11. (dan seterusnya.)
BAB II
PEGAWAI BUM NAGORI

Pasal 2
(1) Pegawai BUM Nagori berkewajiban:
a. Menjalankan semua bentuk kebijakan yang
diputuskan oleh pelaksana operasional BUM Nagori
dan/atau keputusan musyawarah Nagori;
b. Mematuhi semua peraturan yang berlaku di Anggaran
Dasar BUM Nagori;
c. Melakukan promosi dan mentransmisi informasi
kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh BUM Nagori;
d. Memberikan informasi terkait status, modal, dan
Kerjasama yang ada di BUM Nagori;
e. Dst
(2) Pegawai BUM Nagori berhak;
a. Menentukan arah pengembangan BUM Nagori untuk
keuntungan masyarakat Nagori;
b. Menginisiasi program atau kerjasama yang
akan/sedang dijalankan oleh BUM Nagori
c. Mendapatkan gaji/tunjangan sebesar ……./bulan
dan tunjangan kinerja pada saat capaian laba BUM
Nagori surplus, sebesar Rp……/bulan.
d. Mengelola dan memanfaatkan Aset BUM Nagori
e. Mendapatkan bantuan hukum dalam melaksanakan
kebijakan yang ditugaskan oleh pelaksana
operasional;
f. Mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas; baik
dalam tata Kelola administratif atau pengembangan
usaha BUM Nagori;
g. Dst…..

Pasal 3
(1) Sekretaris memiliki wewenang:
a. Bersama direktur merencanakan kegiatan-kegiatan
usaha/unit usaha BUM Nagori
b. Bersama direktur memutuskan kebijakan internal
organisasi BUM Nagori
c. Bersama direktur membangun dan menentukan
standar opersional prosedur di internal BUM Nagori;
d. Bersama direktur memonitor kegiatan-kegiatan BUM
Nagori
e. Dst
(2) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas:
a. Mendokumentasikan semua keputusan atau
kebijakan yang dibuat oleh pengelola operasional
BUM Nagori;
b. Melakukan pengarsipan dan pengadministrasian
kegiatan-kegiatan BUM Nagori
c. Menggantikan direktur apabila sedang berhalangan;
d. Menginisiasi rapat-rapat rutin atau aksidental untuk
memutuskan kebijakan BUM Nagori;
e. Dst…
Pasal 4
(1) Bendahara memiliki wewenang:
a. Bersama direktur dan sekretaris merencanakan
keuangan BUM Nagori;
b. Bersama direktur dan sekretaris mengelola keuangan
BUM Nagori;
c. Bersama direktur dan sekretaris memutuskan
kebijakan keuangan dikelola BUM Nagori;
d. Dst…
(2) Bendahara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas:
a. Mencatat segala bentuk pemasukan dan pengeluaran
keuangan BUM Nagori;
b. Menggali sumber-sumber keuangan (fund raising)
yang menambah sumber penghasilan BUM Nagori;
c. Membuat laporan keuangan BUM Nagori dan
dilaporkan secara berkala kepada direktur BUM
Nagori;
d. Dst …..

Pasal 5
(1) Pegawai BUM Nagori selain sekretaris sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dan bendahara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 meliputi:
a. Kepala Tata Usaha
b. Koordinator Kegiatan Usaha
c. (Atau nama lain sesuai kebijakan BUM Nagori)

(2) Pegawai BUM Nagori sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) mempunyai tugas:
a. Menjalankan aktivitas perkantoran sesuai standar
operasional prosedur yang dibuat oleh pengelola
operasional BUM Nagori;
b. Menjalankan kegiatan sesuai dengan keputusan
pengelola operasional
c. Menjalankan kegiatan dan/atau program
pengembangan BUM Nagori sesuai keputusan
pimpinan;
d. Dst

BAB III
TATA CARA PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN PEGAWAI

Pasal 6
(1) Pengangkatan Pegawai BUM Nagori harus disesuaikan
pada prinsip:
a. profesionalisme
b. keterbukaan
c. mengutamakan masyarakat Nagori setempat
d. dst
(2) Pengangkatan pegawai BUM Nagori beradasarkan
kriteria;
a. kemampuan dan kebutuhan manajerial BUM Nagori;
b. pemenuhan kebutuhan pegawai; dan
c. dst

(3) Pengangkatan pegawai BUM Nagori sebagaimana


dimaksud dapat melalui cara:
a. Penunjukan;
b. Seleksi; dan
c. Dst…

Pasal 7
(1) Pegawai BUM Nagori dapat diberhentikan apabila:
a. Meninggal dunia;
b. Habisnya masa bhakti;
c. Diberhentikan oleh Direktur BUM Nagori; dan
d. Dst
(2) Pegawai BUM Nagori yang diberhentikan berhak
mendapatkan kompensasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai ketenagakerjaan.

BAB IV
MASA BAKTI DAN JAM KERJA

Pasal 8
(1) Masa bakti sekretaris dan bendahara BUM Nagori sama
dengan masa jabatan pengelola operasional BUM Nagori;
(2) Masa bakti pegawai non-sekretaris dan bendahara …….
(3) Jam kerja pegawai BUM Nagori ……..

BAB V
PROSEDUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN
PERTANGGUNG JAWABAN BUM NAGORI

Pasal 9
(1) Pengambilan keputusan rapat internal BUM Nagori
minimal harus dihadiri oleh:
a. Direktur;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Perwakilan pegawai BUM Nagori.
(2) Seluruh pengambilan keputusan harus melalui
musyawarah mufakat di internal BUM Nagori.
(3) Hasil keputusan BUM Nagori dicatat dan disampaikan
kepada penasehat dan pengwas BUM Nagori.
Pasal 10
(1) Pertanggungan jawaban pegawai BUM Nagori
disampaikan secara internal kepada direktur BUM
Nagori.
(2) Penilaian terhadap kinerja pegawai BUM Nagori
dilakukan oleh direktur dan dilaporkan kepada
penasehat dan pengawas.
(3) Dst….

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11
Ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga mengikat seluruh
personel organisasi pengelola BUM Nagori.

Pasal 12
Peraturan Pangulu ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Pangulu ini dengan
penempatannya dalam Berita Nagori … (Nama Nagori).

Ditetapkan di : Nagori ……………


Pada tanggal : …………………..
PANGULU .....................

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)

Diundangkan di Nagori .......................


Pada tanggal : ……………………
SEKRETARIS NAGORI .......................

................................
BERITA NAGORI ....................... TAHUN ……. NOMOR ………
5. FORMAT SURAT KEPUTUSAN PANGULU TENTANG PENETAPAN
PENASIHAT, PELAKSANA OPERASIONAL DAN PENGAWAS BUM
NAGORI

PANGULU ……………..
KABUPATEN………………………

PERATURAN PANGULU
NOMOR … TAHUN ......

TENTANG
PENETAPAN PENASIHAT, PELAKSANA OPERASIONAL DAN
PENGAWAS BADAN USAHA MILIK NAGORI …
...(NAMA BUM NAGORI)…

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANGULU ................

Menimbang : a. bahwa untuk memastikan jalannya operasional, fungsi


kepenasihatan dan fungsi kepengawasan atas kegiatan
usaha Badan Usaha Milik Nagori (BUMNagori)….. maka perlu
diangkat Penasihat, Pelaksana Operasional dan Pengawas
BUMNagori;;
b. bahwa sesuai ketentuan perundang-undangan bahwa
Penasihat BUMNagori dijabat secara rangkap oleh Pangulu.
c. bahwa Musyawarah Nagori telah memilih dan mengangkat
Pelaksana Operasional serta Pengawas BUMNagori;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, b dan c, perlu menetapkan Peraturan
Pangulu …. (Nama Nagori) tentang Penetapan Penasihat,
Pelaksana Operasional dan Pengawas Badan Usaha Milik
Nagori ….nama BUM Nagori…..;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 41);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2021 tentang Badan Usaha Milik Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6623);
4. Peraturan Daerah Kebupaten Simalungun Nomor 2 Tahun
2016 tentang Nagori (Lembaran Daerah Kabupaten
Simalungun Tahun 2016 Nomor 2 Seri D Nomor 2);
5. Peraturan Menteri Nagori, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha
Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 296);
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019
tentang Musyawarah Nagori (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1203);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020
tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa (Berita Negara Repubik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 1633);
8. Peraturan Nagori ........... Nomor ........ Tahun ...... tentang
Pendirian Badan Usaha Milik Nagori dan Pengesahan
Anggaran Dasar BUMNagori ….. (Lembaran Nagori Nomor ....
Tahun ......);

Memperhatikan : Berita Acara Hasil Musyawarah Nagori pada tanggal ................


bertempat di …… tentang Pemilihan Pelaksana Operasional dan
Pengawas Badan Usaha Milik Nagori “......................” Nagori
................. Kecamatan …… Kabupaten Simalungun.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Menetapkan Penasihat, Pelaksana Operasional dan Pengawas


Badan Usaha Milik Nagori .....(nama BUMNag)............ Nagori
……. Kecamatan ................ Kabupaten Simalungun dengan
nama-nama sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan
ini.

KEDUA : Masa kerja Pelaksana Operasional dan Pengawas BUMNagori


.....(nama BUMNag)............ adalah selama 5 (lima) tahun sejak
tanggal penetapan.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila terdapat kekeliruan didalamnya akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Nagori ……………


Pada tanggal : …………………..
PANGULU .....................

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)

Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth:


1. Camat …..
2. Ketua Maujana Nagori …..;
3. Masing-masing yang bersangkutan;
Lampiran Keputusan Pangulu….
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Penetapan Penasihat,
Pelaksana Operasional dan
Pengawas Badan Usaha
Milik Nagori …….

PENASIHAT, PELAKSANA OPERASIONAL DAN PENGAWAS


BADAN USAHA MILIK NAGORI ……..
NAGORI…… KECAMATAN ……
PERIODE …… s.d ……..

JABATAN DALAM
NO NAMA KET.
BUM NAGORI
PANGULU
1. PENASIHAT
(ex officio)

PELAKSANA OPERASIONAL
2.
(DIREKTUR)

3. PENGAWAS

PANGULU .....................

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)


6. CONTOH DOKUMEN RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN)

RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN)

Rencana Usaha (Business Plan) terdiri dari minimal bab-bab sebagaimana


daftar berikut:

LEMBAR COVER/SAMPUL
KATA PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
A. GAMBARAN UMUM NAGORI

B. GAMBARAN Tentang BUMNag “.........”


1. Visi dan Misi.
2. Tujuan
3. Badan Hukum
4. Organisasi
5. Unit Usaha
6. Sumber Keuangan
7. Peluang Pengembangan Usaha

C. KEGIATAN USAHA PENGELOLAAN AIR MINUM


1. Latar Belakang Pemilihan Usaha
2. Perencanaan Produk
3. Perencanaan Pemasaran
4. Perencanaan Manajemen
5. Perencanaan Pengoperasian
6. Perencanaan Keuangan
7. Perencanaan Jadwal Pelaksanaan
RINGKASAN EKSEKUTIF

Badan Usaha Milik Nagori “MANDIRI” atau yang sering di singkat BUMNag
“MANDIRI” merupakan badan hukum yang didirikan oleh Pemerintah Nagori
Atas Kecamatan ...... Kabupaten ............. BUMNag “MANDIRI” didirikan
pada tanggal 31 Desember 2016 melalui forum musyawarah Nagori yang
dihadiri perwakilan warga masyarakat, Pemerintah Nagori, Maujana Nagori
dan lembaga kemasyarakatan lainnya.

Salah satu unit usaha yang akan dikembangkan BUMNag “MANDIRI” adalah
kegiatan usaha pengelolaan air bersih dengan pemasangan sambungan pipa
dan meteran air. Munculnya ide untuk menjalankan kegiatan usaha
tersebut dilatar belakangi oleh keadaan warga Nagori yang mengalami
kesulitan untuk memperoleh air bersih. Ini disebabkan letak sumber air
bersih yang cukup jauh. Kegiatan usaha pengelolaan air bersih ini memiliki
pros- pek yang sangat bagus, baik ditinjau dari segi sosial maupun dari segi
bisnis.

Pada tahap awal usaha, target pasarnya adalah 400 rumah tangga yang ada
di Nagori Atas. Jumlah pelanggan diyakini akan bertambah banyak di masa
yang akan datang. Harga langganan telah diperhitungkan dan
dimusyawarahkan bersama warga Nagori, yaitu sebesar Rp. 250/m3
ditambah biaya admin setiap pelanggan Rp. 500/bln. Harga tersebut
dirasakan ringan bagi warga dan BUMNag tidak rugi.

Untuk merealisasikan rencana kegiatan tersebut tentu me- merlukan dana


sebagai biaya investasi maupun modal kerja pada tahap awal usaha.
Berdasarkan perhitungan yang cermat, kebutuhan dana untuk biaya
investasi sebesar Rp. 74,950,000,- dan modal kerja sebesar Rp. 8,170,000,-
sehingga total biaya yang diperlukan Rp. 83, 120,000,-. Biaya investasi
digunakan untuk pengadaan sarana pipa air, meteran air, bahan-bahan,
biaya transportasi dan biaya pemasangan. Biaya modal kerja digunakan
untuk insentif pengurus/pengelola selama 12 bulan terhitung sejak kegiatan
usaha dapat dioperasionalkan. Total modal awal tersebut diharapkan
diperoleh dari Pemerintah Nagori Atas maupun sumer lainnya.

Berdasarkan hasil kajian kelayakan, perhitungan Payback Period (waktu


kembali modal) adalah 3 tahun lebih 1 bulan. Ini menggambarkan waktu
yang diperlukan untuk kembali modal termasuk pendek, sehingga kegiatan
usaha ini dari segi bisnis tetap menguntungkan. Ini dipertegas lagi dengan
perkiraan Laba-Rugi yang menunjukkan kegiatan usaha pengelolaan air
bersih akan memperoleh Laba Bersih Rp. 16,933,333,-/th. Hasil
perhitungan Net Present Value (NPV) dari arus kas bersih menunjukkan
positif, yaitu NPV = Rp. 24,397,784,-. Profitabi- lity index (PI) juga
menunjukkan positif, yaitu PI=1,33. Dengan demikian, berdasarkan
parameter-parameter akuntansi yang di- gunakan semuanya mengarahkan
pada kesimpulan bahwa keg- iatan usaha tersebut layak dan
menguntungkan.
Keuntungan yang diperoleh dari usaha pengelolaan air bersih sebagian akan
digunakan untuk pengembangan usaha, dan sebagian sisanya disetorkan ke
Pemerintah Nagori sebagai tam- bahan Pendapatan Asli Nagori.

Ketersediaan sumber daya manusia untuk mengelola usaha, baik secara


kualitas maupun kuantitas sangat memadai, dan kebutuhan SDM dapat
dicukupi dari Nagori Atas sendiri se- hingga menguntungkan dari berbagai
segi. Ketersediaan SDM tersebut menjadikan kegiatan usaha pengelolaan air
bersih da- pat dijalankan dengan baik.

Kegiatan usaha pengelolaan air bersih yang bersumber dari sungai dan mata
air hutan pegunungan sangat mendukung pe lestarian lingkungan hidup.
Kegiatan usaha tersebut selain tidak menghasilkan limbah yang merugikan
lingkungan, juga dapat memotivasi warga Nagori untuk mempertahankan
keberadaan hutan. Dengan demikian kegiatan usaha ini berdampak positif
bagi kelestarian lingkungan hidup.

Dari segi yuridis, BUMNag “MANDIRI” telah memiliki le- galitas, karena
sudah ditetapkan dengan Peraturan Nagori. Dengan demikian, secara
yuridis tidak ada kendala untuk segera beroperasi.

A. GAMBARAN UMUM NAGORI ATAS


1. Kondisi Geografis
a. Letak Nagori
Nagori Atas adalah salah satu Nagori yang terletak di Kecamatan ..... yang
berada di bagian utara Kabupaten ....... Jarak tempuh wilayah Nagori Atas
dari Ibukota Kabupaten ...... sejauh 23 km. Nagori ini memiliki luas
wilayah 9.8 km2, dengan potensi lahan yang produktif.

Adapun batas-batas Nagori sebagai berikut :

Sebelah Utara : Nagori .....


Sebelah Timur : Nagori .....
Sebelah Selatan : Nagori .....
Sebelah Barat : Nagori .....

b. Topografi Nagori
Nagori Atas memiliki kondisi daerah yang berbukit-bukit, berada di atas
gunung dengan ketinggian antara 750 m sampai 1000 m di atas
permukaan laut. Kondisi tanah cukup subur untuk ditanami berbagai
jenis tanaman, baik tanaman jangka pendek maupun tanaman jangka
panjang. Tanaman jangka panjang adalah kopi, cengkeh serta kakao,
sedangkan tanaman jangka pendek adalah sayur-sayuran. Daerah
pegunungan di Nagori Atas terdapat hutan yang terpelihara dengan baik.
Oleh karena itu mata air dan sungai hingga saat dapat menyediakan air
untuk kebutuhan warga Nagori. Namun demikian, karena jauhnya lokasi
sumber air tersebut sehingga warga Nagori banyak yang mengalami
kendala untuk memperolehnya.
2. Kondisi Demografis
a. Jumlah Penduduk
Nagori Atas memiliki jumlah penduduk 883 KK (741 KK laki-laki dan 142
KK perempuan) yang terdiri atas 1.529 jiwa laki-laki dan 1.644 jiwa
perempuan se hingga jumlah penduduk secara keseluruhan seban- yak
3.173 jiwa.
b. Sumber Mata Pencaharian Pokok
Sumber mata pencaharian masyarakat di Nagori Atas meliputi: Petani,
Pengusaha/Pedagang, PNS, Tukang Kayu, Tukang Batu, Perbengkelan,
Tukang ecak, Kerajinan Tangan, Buruh Tani, Buruh Bangunan, dan
beberapa warga merantau keluar daerah untuk mencari nafkah.

3. Administrasi Nagori
Pusat pemerintahan Nagori Atas terletak di Huta Atas dan untuk menuju
Kantor Nagori dapat dijangkau dengan kendaraan umum atau jalan kaki,
karena berada di jalan poros yang terhubung langsung dengan pusat kota
Kabupaten ...... dan telah di hotmix.

Secara administratif Nagori Atas terbagi atas 4 Huta yaitu:


a) Huta Purba
b) Huta Dangsina
c) Huta Pastima
d) Huta Irisanna
Setiap Huta dipimpin oleh seorang Gamot.

Pangulu pada dasarnya bertanggung jawab kepada masyarakat Nagori, dan


prosedur pertanggungjawaban disampaikan ke Bupati melalui Camat,
kemudian dari pada itu Pangulu bersama dengan Maujana Nagori setiap
tahun wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban kepada
masyarakatnya.

B. GAMBARAN Tentang BUMNag “MANDIRI”

Badan Usaha Milik Nagori (BUMNag) MANDIRI Nagori Atas di bentuk melalui
Musyawarah Nagori pada Tanggal 31 Desember 2008.

1. Visi dan Misi


a. Visi BUMNag:
“Terwujudnya Kemandirian masyarakat menuju ma- syarakat yang
sejahtera berlandaskan Iman dan Takwa Kepada Allah SWT”
b. Misi BUMNag:
1. Mendorong berkembangnya usaha-usaha untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat.
2. Menampung berbagai kegiatan usaha ekonomi yang ditekuni
masyarakat.
3. Mendorong dan memfasilitasi proses penguatan kelembagaan usaha
masyarakat.
4. Menciptakan ruang dan peluang terhadap upaya pemberdayaan
masyarakat miskin untuk mening- katan kesejahteraan.
5. Meningkatkan kemampuan kelembagaan masya- rakat dalam
mengelola kegiatan usaha dan per tanggungjawaban keuangan.
2. Tujuan BUMNag:
a. Mendorong berkembangnya kegiatan perekonomian masyarakat Nagori.
b. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif
(berwirausaha anggota masyarakat Nagori yang berpenghasilan rendah).
c. Meningkatkan pendapatan asli Nagori.
d. Meningkatkan pengolahan potensi Nagori sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.

3. Badan Hukum
BUMNag “MANDIRI” di Nagori Atas telah ditetapkan dengan Peraturan Nagori
Atas sehingga pendiriannya telah memiliki alas hukum. Pernag tentang
pendirian BUMNag “MANDIRI” tersebut telah dilaporkan di Dinas PMPN
Kabupaten Simalungun.

4. Organisasi
Susunan organisasi kepengurusan BUMNag “MANDIRI” Nagori Atas terdiri
dari :
Penasihat : Pangulu Nagori Atas
Pengawas : Sapangambei
Direktur : Habonaron
Sekretaris : Dobona
Bendahara : Manoktok

5. Usaha BUMNag
Usaha BUMNag “MANDIRI” meliputi:
a. Usaha Pengelolaan air minum
b. Usaha Simpan Pinjam
c. Usaha Peternakan
d. Usaha Pengelola Hutan Nagori

6. Sumber keuangan:
a. Penyertaan Modal Pemerintah Nagori Atas
b. Bantuan APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten
c. Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat
d. Swadaya masyarakat

7. Gambaran Peluang Pengembangan Usaha


Nagori Atas memiliki potensi ekonomi Nagori dari sektor perkebunan, dengan
jenis yang dapat dikembangkan adalah kopi dan cengkeh, kakao dan
markisa. Sektor perdagangan adalah adanya pasar Nagori. Sektor
peternakan, yaitu peternakan Ayam, ikan, sapi dan kambing. Sektor jasa
yang dapat dikembangkan antara lain: pengelolaan simpan pinjam,
pengelolaan air minum, serta jasa perbengkelan dan pertukangan. Sektor
industri rumah tangga juga potensial untuk dikembangkan.
Sektor-sektor perekonomian tersebut selama ini menjadi mata pencaharian
pokok masyarakat Nagori Atas dan memiliki peluang pengembangan yang
cukup besar untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk Nagori Atas.
C. KEGIATAN USAHA PENGELOLAAN AIR MINUM

Pengelolaan sarana air minum dengan sistem meterisasi yang dikelola


secara profesional akan memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat dalam hal pemerataan pengguna- an air. Di sisi lain akan
memberikan tambahan pendapatan asli Nagori dalam bentuk sisa hasil
usaha yang wajib di setor ke kas Nagori setiap tahun. Usaha pengelolaan
air minum di Nagori Atas memiliki peluang pengembangan yang cukup
besar dengan melihat potensi sumber daya alam yang berupa sungai dan
mata air. Sungai dan mata air yang berasal dari hutan di pegunungan
yang ada di Nagori Atas memiliki kualitas yang baik, artinya air tersebut
layak/sehat untuk dikonsumsi.

1. Latar Belakang Pemilihan Usaha


Nagori Atas memiliki potensi sumber daya air yang memadai dengan
banyaknya mata air dan sungai yang dimanfaatkan masyarakat
untuk menjadi air minum sejak dahulu sampai sekarang.
Pemanfaatan sumber air tersebut ada yang dikelola secara
tradisional, dan ada juga yang telah mendapatkan pendanaan
melalui program PPK/ PNPM Mandiri perNagorian untuk pengadaan
sarana perpi- paan. Pengelolaan sarana perpipaan tersebut belum
dikelola secara profesional sehingga pengelolaannya belum maksimal
dan pemerataan air tidak maksimal, sehingga kadang menyebabkan
masyarakat kekurangan air minum. Di sisi lain tidak memberikan
kontribusi finansial kepada Nagori. Berdasar keadaan tersebut,
BUMNag “MANDIRI” menjadikan pengelolaan air minum menjadi
salah satu unit usaha untuk memaksimalkan pengelolaan air di
Nagori Atas.

2. Perencanaan Produk
Produk yang akan dihasilkan oleh Unit Usaha Pengelolaan Air adalah
layanan jasa distribusi air melalui perpipaan yang tersambung
langsung ke rumah-rumah pelanggan. Produk ini sangat dibutuhkan
oleh warga Nagori (konsumen), karena air bersih yang menjadi
kebutuhan dasar warga letak lokasi sumbernya jauh dari
permukiman. Oleh karena itu, dengan layanan jasa distribusi air
bersih tersebut selain warga Nagori terpenuhi kebutuhannya, juga
terpenuhi keinginannya un- tuk memperoleh air dengan mudah.

3. Perencanaan Pemasaran
Pasar yang dibidik adalah warga masyarakat Nagori Atas yang
memanfaatkan sarana perpipaan milik Pemerintah Nagori Atas.
Warga Nagori yang memanfaatkan sarana air bersih tersebut cukup
besar jumlahnya, yaitu sebanyak 400 KK, sehingga ini merupakan
potensi pasar cukup besar. Model pemasaran yang dilakukan adalah
menyambung pipa untuk menyalurkan air dari sumbernya ke rumah
kon- sumen dengan pemasangan meteran air. Dengan pema- sangan
meteran air, penggunaan air menjadi terkontrol, dan ini
menguntungkan semua pihak. Bagi konsumen, adanya meteran air
dapat mengatur penggunaan air se- efisien mungkin sesuai dengan
kebutuhan dan kemam puannya.

Bagi BUMNag alat tersebut sangat membantu dalam menentukan


harga yang harus dibayar oleh setiap pelanggan setiap bulannya.
Potensi pasar tersebut juga menjadi semakin kuat karena di Nagori
Atas dan sekitarnya tidak ada pihak yang membuka usaha sejenis.
Dengan demikian, kegiatan usaha pengelo- laan air tidak ada
pesaingnya.

Agar pasar tetap terjaga dengan baik, ada 2 (dua) strategi yang
ditempuh, yaitu:
a. Strategi harga
Strategi penentuan Biaya pengelolaan air yang dibeban- kan
kepada masyarakat disesuaikan kualitas pelayanan dengan
mengedepankan musyawarah untuk mufakat.
b. Strategi distribusi
Strategi distribusi dilaksanakan dengan memaksimal- kan potensi
Sumber Daya Manusia pengurus BUMNag dan potensi SDM
lainnya dari Nagori sendiri de- ngan prinsip pelayanan prima.

4. Perencanaan Manajemen
a. Kompetensi yang dimiliki pengelola dapat dimanfaat- kan secara
optimal, karena mereka:
1) Memahami kondisi masyarakat Nagori Atas
2) Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bi- dang
pengelolaan Air
3) Memiliki pengalaman organisasi

b. Sistem manajemen yang di jalankan meliputi:


1) Manajemen Pelayanan
Manajemen pelayanan yang dilakukan adalah pelayanan yang
cepat, tepat, senyum dan sapa.
2) Manajemen Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan dengan standar manajemen yang
profesional yang berbasis kinerja.
3) Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan dikelola dengan standar akuntansi
keuangan yang mengedepankan akun- tabilitas dan
transparansi berdasarkan prinsip- prinsip akutansi.
4) Manajemen Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Unit Usaha
dapat menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Pengelola unit usaha
diikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan yang berkaitan
dengan tugas pokoknya.
5. Perencanaan Pengoperasian
Untuk mengoperasikan kegiatan usaha pengelolaan air di lakukan
dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, tanpa
menggunakan bahan bakar dan mudah membangunnya. Teknologi
yang dimaksud adalah sistem grafitasi bumi. Untuk menyalurkan air
dari sumbernya menggunakan fasilitas sarana perpipaan sepanjang 7
Km yang telah dimiliki BUMNag “MANDIRI” Nagori Atas.
Bahan baku produk yang dijual adalah air bersih yang bersumber
dari mata air pegunungan. Mata air ini tak pernah kering sepanjang
masa, sehingga ketersediaan bahan baku akan tetap terjamin dan
biayanya sangat murah.

6. Perencanaan Keuangan
a) Dana yang diperlukan dan sumbernya
Untuk menjalankan kegiatan usaha pengelolaan air diperlukan
dana sebagai modal awal sebesar Rp. 83,120,000,-. Dana ini
digunakan sebagai investasi sebesar Rp. 74,950,000,- dan Rp.
8,170,000,- sisanya untuk modal kerja. Kebutuhan dana untuk
modal usaha ini bersumber dari Dana Desa Nagori Atas.

b) Proyeksi pendapatan.
Berdasarkan hasil analisis keuangan dari kajian kelayakan yang
telah dilakukan, pendapatan usaha dapat diproyeksikan sebagai
berikut (lihat Tabel 1):

Jumlah pelanggan diperkirakan sebanyak 400 pelanggan. Harga


pemakaian air ditentukan sebesar Rp. 250/ m3 ditambah
aboundemen per pelanggan sebesar Rp. 500/ bulan dan
penggunaan air rata-rata sebanyak 25 m3/bln/pelanggan. Dengan
demikian Proyeksi pendapatan kotor per bulan yang diterima oleh
BUMNag “Mandiri” dari seluruh pelanggan air sebesar
= (400x25xRp.250) + (400xRp.500) x 12 Bulan = Rp.
32.400.000,-
Tabel 1.
Perhitungan Biaya Investasi (Modal Awal) Unit Usaha Pengelolaan Air Minum
BUMNag “MANDIRI” di Nagori Atas

NO URAIAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH


A. BIAYA INVESTASI TANAH dan BANGUNAN:
1. Tanah *)
2. Bangunan **)
TOTAL INVESTASI TANAH & BANGUNAN

B. BELANJA PERALATAN INSTALASI AIR:


1. Meteran air 400 Buah 75,000 30,000,000
2. Pipa type AW 204 Batang 15,000 3,060,000
3. Sambungan L 1,600 Buah 2,000 3,200,000
4. Double Neppel 800 Buah 5,000 4,000,000
5. Stop kran 400 Buah 35,000 14,000,000
TOTAL BIAYA PERALATAN (A) 54,260,000

C. BELANJA BAHAN, PEMASANGAN dan TRANSPORTASI:


1. Lem 5 Buah 6,000 30,000
2. Plester pipa 10 Buah 3,000 30,000
3. Semen 10 Zak 40,000 400,000
4. Pasir 6 m3 180,000 1,080,000
5. Biaya pemasangan (instalasi) 400 Buah 20,000 8,000,000
6. Biaya transportasi 5 Kali 200,000 1,000,000
TOTAL BIAYA BAHAN, PEMASANGAN dan TRANS- PORTASI 10,540,000
(B)
D. BELANJA PERLENGKAPAN KANTOR:
1. Komputer 1 Set 5,000,000 5,000,000
2. Kursi 3 Buah 100,000 300,000
3. Meja 3 Buah 300,000 900,000
4. Almari arsip 1 Buah 500,000 500,000
TOTAL BIAYA PERLENGKAPAN KANTOR (C) 6,700,000

E. BIAYA LAINNYA:
1. Biaya rapat-rapat (termasuk Musdes) 1 Paket 2,050,000 2,050,000
2. Biaya pelatihan peningkatan kapasitas pengelola 1 Paket 1,400,000 1,400,000
TOTAL BIAYA LAINNYA (D) 3,450,000

TOTAL INVESTASI (A+B+C+D+E) 74,950,000

Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUMNag “MANDIRI” dengan modivikasi dan rekalkulasi.
Keterangan : *) Biaya investasi tanah tidak diperhitungkan, karena tanah milik Nagori dan perorangan yang digunakan untuk
membangun bak penampungan dan menanam perpipaan tidak dipungut biaya.
**) Kantor dan Gudang Unit Usaha Pengelolaan Air BUMNag Mandiri menempati bangunan milik Pemerintah Nagori Atas
diasumsikan sewa per tahun Rp. 1,500,000
Tabel 2.
Perhitungan Modal Kerja Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUMNag “MANDIRI” di Nagori Atas

NO URAIAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH


1. Alat Tulis dan Kantor (ATK) 1 paket 250,000 250,000
2. Insentif Pengurus/Pengelola:
a. Komisaris 12 bulan 60,000 720,000
b. Direktur 12 bulan 120,000 1,440,000
c. Sekretaris 12 bulan 80,000 960,000
d. Bendahara 12 bulan 80,000 960,000
e. Kepala Unit Usaha 12 bulan 100,000 1,200,000
f. Ketua Badan Pengawas 12 bulan 60,000 720,000
g. Wakil Ketua Badan Pengawas 12 bulan 40,000 480,000
h. Sekretaris Badan Pengawas 12 bulan 40,000 480,000
i. Anggota Badan Pengawas (2 org) 12 bulan 80,000 960,000
Total Insentif 7,920,000
3. Lain-lain - - - -
TOTAL MODAL KERJA 8,170,0000
Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUMNag “MANDIRI” dengan modivikasi dan rekalkulasi.
Tabel 3
Jumlah Dana yang diperlukan untuk Investasi dan Modal Kerja Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUMNag
“MANDIRI” di Nagori Atas

SUMBER dan JUMLAH DANA


NO KLASIFIKASI MODAL JUMLAH
Pem. Nagori/DD Pem. Kab Pem. Prov Lainnya
A. INVESTASI
1. Tanah dan Bangunan 1,500,000 - - - 1,500,000
2. Peralatan 54,260,000 - - - 54,260,000
3. Bahan, Pemasangan, Transport 10,540,000 - - - 10,540,000
4. Perlengkapan Kantor 6,700,000 - - - 6,700,000
5. Biaya lainnya 3,450,000 - - - 3,450,000
B. MODAL KERJA
1. ATK 250,000 - - - 250,000
2. Insentif Pengelola 7,920,000 - - - 7,920,000
3. Biaya lainnya - - - - -
TOTAL MODAL 84,620,000

Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUMNag “MANDIRI” dengan modivikasi dan rekalkulasi
Tabel 4.
Perhitungan Biaya Penyusutan Investasi Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUMNag “MANDIRI” di Nagori Atas

NO JENIS HARTA TETAP HARGA UMUR EKONOMIS BIAYA PENYUSUTAN/THN


1. Meteran air 30,000,000 12 tahun 2,500,000
2. Pipa type AW 3,060,000 12 tahun 255,000
3. Sambungan L 3,200,000 12 tahun 266,667
4. Double Neppel 4,000,000 12 tahun 333,333
5. Stop kran 14,000,000 5 tahun 2,800,000
6. Komputer 5,000,000 5 tahun 1,000,000
7. Kursi 300,000 12 tahun 25,000
8. Meja 900,000 12 tahun 75,000
9. Almari arsip 500,000 12 tahun 41,667
TOTAL 60,960,000 7,296,667

Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUMNag “MANDIRI” dengan modivikasi dan rekalkulasi.
Tabel 5
Perkiraan Arus Kas Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUMNag “MANDIRI” di Nagori Atas
TAHUN KE:
NO URAIAN 1 2 3 4 5
A. ARUS KAS MASUK
1. Penerimaan biaya admnin dan pemakaian air 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000

2. Lain-lain - - - - -
TOTAL ARUS KAS MASUK (A) 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000

B. ARUS KAS KELUAR


1. ATK 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000
2. Insentif Pengelola 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000
3. Bunga bank - - - - -
4. Pajak - - - - -
5. Lain-lain - - - - -
TOTAL ARUS KAS KELUAR (B) 8,170,000 8,170,000 8,170,000 8,170,000 8,170,000

ARUS KAS BERSIH ( A – B ) 24,230,000 24,230,000 24,230,000 24,230,000 24,230,000


Data pada tabel 5 menunjukkan bahwa arus kas bersih adalah positif. Artinya pendapatan yang diperoleh lebih besar
dari pada pengeluaran. Dengan kata lain, kegiatan usaha layak dijalankan karena potensial mendapatkan keuntungn.
Pendapatan yang dapat diterima BUMNag kedepan dapat ditingkatkan lagi melalui penambahan pelangg an

Jumlah pelanggan diperkirakan sebanyak 400 pelanggan. Harga pemakaian air ditentukan sebesar Rp. 250/ m3 ditambah
aboundemen per pelanggan sebesar Rp. 500/ bulan dan penggunaan air rata-rata sebanyak 25 m3/bln/pelanggan. Dengan demikian
Proyeksi pendapatan kotor per bulan yang diterima oleh BUMNag “Mandiri” dari seluruh pelanggan air sebesar:
= (400x25xRp.250) + (400xRp.500) x 12 Bulan =Rp. 32.400.000,-
c) Proyeksi Laba-Rugi
Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, kegiatan
usaha pengelolaan air dalam keadaan laba seperti yang
ditunjukan data pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6
Proyeksi Laba-Rugi Unit Usaha Pengelolaan Air Minum
BUMNag “MANDIRI” di Nagori Atas Kec. Panei Kab.
Simalungun

TAHUN KE
NO URAIAN
1 2 3 4 5
A. PENJUALAN 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000
B. BIAYA POKOK
PRODUKSI
1. Bahan Baku - - - - -
2. Upah Tenaga Kerja - - - - -
3. Biaya Umum Pabrik - - - - -

C. LABA KOTOR ( A – 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000


B)
D. BIAYA USAHA
1. ATK 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000
2. Gaji/Insentif 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000
Pengelola
3. Biaya promosi - - - - -
4. Biaya Penyusutan 7,296,667 7,296,667 7,296,667 7,296,667 7,296,667
5. Lain-lain - - - - -
Total Biaya Usaha 15,466,667 15,466,667 15,466,667 15,466,667 15,466,667
E. LABA USAHA (C – 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333
D)
F. BUNGA - - - - -
G. LABA SEBELUM 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333
PAJAK (E-F )
H. PAJAK - - - - -
I. LABA BERSIH (G – 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333
H)

Keterangan : *) Kebetulan kasus pengelolaan air di Nagori Atas bahan baku


air tinggal mengalirkan saja dari sumbernya sehingga tanpa biaya, dan
tenaga kerja dirangkap oleh pengelola yang diberi tunjangan (insentif)
bulanan (dimasukkan dalam Biaya Usaha). Untuk kasus lain, harap
menyesuaikan dengan keadaan setempat.

Dari tabel 6 menunjukkan unit usaha pengelolaan air memperoleh


laba bersih Rp. 16.933.333,- setiap tahunnya. Angka ini tentu bukan
merupakan laba yang besar, tetapi sesuai dengan prinsip usaha yang dianut
BUMNag bukan hanya untuk mengejar laba yang besar tetapi lebih
bermanfaat bagi warga nagori.
d) Waktu kembali modal
1. (Payback Period)
Rumus :
Payback Period = (Nilai Investasi Awal : Kas Bersih) x 1 Tahun
Payback Period = (74,950,000 / 24,230,000) X 1 tahun
= 3, 09 tahun atau 3 tahun lebih 1 bulan.

2. Metode Profitability Index ( Indek keuntungan)


Rumus :
PI = PV Kas Masuk /Kas Keluar
PI = Rp. 99.347.784,- / Rp. 74.950.000,-
PI = 1.30 erarti PI > 1

3. Reak Even Point (Titik impas)


Rumus
BEP = Biaya Tetap : ( Harga Jual Perunit-biaya variabel rata-
rata)
Biaya Tetap = Rp. 8.170.000,- /12 Bulan = Rp. 680.833
Jumlah pelanggan = 400 Pelanggan
Rp. 680.833/400 Pelanggan = Rp. 1.702
Harga Jual /m3 = Rp. 250,-
BEP =Rp. 1.702 : ( 250 – 0) =6.81 M3/Perbulan
Agar mmencapai BEP/titik impas maka air yang harus terjual
kepada 400 pelanggan adalah 6.81 M3/perbulan

7. Rencana Jadwal Pelaksanaan


Jadwal pembangunan infrastruktur dan pengoperasian ke- giatan
usaha pengelolaan air direncanakan mulai Bulan Juli sampai
Nopember 2017.
7. INSTRUMEN PENILAIAN KELAYAKAN USAHA

INSTRUMEN PENILAIAN KELAYAKAN USAHA

Petunjuk Penggunaan

Instrumen penilaian kelayakan usaha yang berbentuk formulir ini


dibuat untuk memudahkan Tim Penyusunan Kelayakan Usaha BUMNag
dalam menilai kelayakan usaha dari setiap aspek yang dikaji. Ketepatan
penilaian kelayakan usaha sangat tergantung pada kesesuaian antara
hasil kajian lapangan (fact finding) dengan penentuan skor pada setiap
unsur yang dikaji. Cara menggunakan instrumen ini adalah sebagai
berikut:
1. Berilah tanda silang ( x ) atau dapat juga dengan tanda cen-trang ( V )
pada setiap kolom skor yang sesuai.
2. Skor pada Unsur dari setiap Aspek dijumlahkan dan ditulis pada
kolom TOTAL SKOR. Jumlah Unsur dari setiap Aspek berbeda-beda,
sehingga Total Skor minimal dan maksimalnya juga berbeda, yaitu:

JUMLAH TOTAL SKOR


No ASPEK UNSUR Minimal Maksimal
1. Pasar dan Pemasaran 8 8 40
2. Teknis dan Teknologi 8 8 40
3. Manajemen dan Sumber 6 6 30
Daya Manusia
4. Keuangan 6 6 30
5. Aspek Sosial-Budaya, 15 15 75
Ekonomi, Politik, dan
Lingkungan
6. Aspek Hukum (Yuridis) 7 7 35
3. Hitunglah NILAI dari setiap Aspek dengan cara: TOTAL SKOR dibagi
jumlah Unsur. Tulislah hasil perhitungan tersebut pada kolom NILAI.
4. Buatlah kesimpulan berdasarkan NILAI pada setiap Aspek tersebut
dengan cara memberi tanda silang atau cetrang pada kolom
KESIMPULAN, dengan ketentuan:
NILAI > 3 adalah Layak

NILAI = 3 adalah Netral

NILAI < 3 adalah Tidak Layak

5. Buatlah Kesimpulan Akhir Tingkat Kelayakan Usaha ber- dasarkan


persentase dari Aspek yang layak. Rumus perhi- tungannya adalah
sbb:
TK = AL : A x 100%

TK = Tingkat Kelayakan Usaha


AL = Jumlah Aspek yang Layak
A = Jumlah seluruh Aspek yang dinilai
(6 aspek)

Kriteria Kesimpulan Akhir:

TK lebih dari 80% = “LAYAK”


TK antara 60 % - 80% = “MERAGUKAN” atau “KURANG LAYAK”

TK kurang dari 60% = “TIDAK LAYAK”

Contoh:
Jumlah Aspek yang dinyatakan Layak (AL) sebanyak 5 aspek, maka:
TK = AL : A x 100%
= 5 : 6 x 100% = 83,33%
Kesimpulan: kegiatan usaha yang direncanakan layak untuk
dijalankan.

CATATAN:
1. Penentuan skor harus didasarkan pada data dan informasi yang
diperoleh dari kajian lapangan, laporan/informasi dari warga
nagori, kajian data sekunder (misal: data profil nagori), dan
sebagainya.
2. Penentuan skor harus dilakukan dalam forum rapat atau
musyawarah Tim Penyusunan Kelayakan Usaha BUMNag. Ini
dimaksudkan agar penentuan skor dapat dilakukan seobyektif
mungkin.
3. Meskipun kegiatan usaha dinyatakan layak tetapi Tingkat
Kelayakan Usaha tidak mencapai 100%, maka ada unsur-unsur
yang bermasalah dan perlu dilakukan upaya perbaikan.
FORMULIR PENILAIAN KELAYAKAN USAHA

JENIS USAHA :
NAMA BUM Nagori :
NAMA NAGORI :
STATUS USAHA : BARU SUDAH BERJALAN

I. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

SKOR *)
NO. UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4 5
Masyarakat/konsumen sangat
membutuhkan dan menginginkan produk
1. yang akan dihasilkan dan akan terus
membutuhkan dalam jangka waktu yang
lama
Konsumen mempunyai kemampuan
2. membeli (daya beli) dan bersedia membeli
produk yang ditawarkan
3. Jumlah konsumen banyak
Permintaan konsumen terhadap produk
4. yang ditawarkan cenderung akan
meningkat di kemudian hari
Produk (berupa barang atau jasa) sesuai
5.
dengan kebutuhan konsumen
Harga yang ditawarkan dapat diterima
6.
oleh konsumen
Barang dan/atau jasa yang ditawarkan
7.
mudah didapatkan oleh konsumen
Konsumen mudah mendapatkan informasi
8
tentang barang/jasa yang ditawarkan
TOTALSKOR

NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )

KESIMPULAN:
£ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan)
£ LAYAK
Nilai < 3 (Tidak Layak)

*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
II. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI (ASPEK PRODUKSI)

SKOR *)
NO. UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4 5
Produk yang dihasilkan merupakan produk

1. yang sesuai dengan kebutuhan dan


keinginan konsumen

Produk (barang dan jasa) yang dihasilkan


2.
merupakan produk berkualitas.

Memiliki teknologi yang tepat sehingga dapat

3. dioperasikan untuk menghasilkan produk


(barang atau jasa).

Kapasitas produksi dari usaha BUMNag

4. dapat disesuaikan agar mampu memenuhi


kebutuhan konsumen

Pemilihan lokasi usaha BUMNagori sudah


5.
tepat

Tata letak fasilitas usaha BUMNagori sudah


6.
tepat

Rencana produksi dari usaha BUMNagori


7.
dapat dikelola dengan baik

Persediaan bahan baku dari usaha BUMNag


8. dapat diperhitungkan dan dapat
dikendalikan dengan baik
TOTALSKOR

NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )

KESIMPULAN:
£ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan)
£ LAYAK
Nilai < 3 (Tidak Layak)

*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju5 = Sangat Setuju
III. ASPEK MANAJEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

SKOR *)
NO UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4 5
.
Pengembangan usaha BUMNag dapat
1.
direncanakan dengan baik
Usaha yang akan dikelola oleh BUM Nagori

2. memiliki asas dan struktur organisasi yang


efektif dan efisien
Usaha yang akan dikelola oleh BUM Nagori
akan dipimpin oleh pemimpin yang memiliki

3. jiwa kepemimpinan dan staf/karyawan yang


memiliki dedikasi (kesetiaan) kepada
organisasi
Fungsi-fungsi pengendalian dan pengawasan

4. terhadap usaha yang akan dikelola oleh BUM


Nagori berjalan dengan baik
Usaha yang akan dikelola BUMNag didukung
oleh orang-orang yang terampil dan
5.
berkompeten untuk mengelola kegiatan
usaha
Seluruh personil pengelola BUMNag
(Pengurus, Badan Pengawas, Seksi-seksi,
6.
dan staf) dapat bekerjasama dan kompak
dalam bekerja

TOTALSKOR

NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )

KESIMPULAN:
£ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan) Nilai <
£ LAYAK
3 (Tidak Layak)

*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
IV. ASPEK KEUANGAN

SKOR *)
NO. UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4 5
Jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi

1. awal dan modal kerja dalam usaha ini dapat


dihitung dengan mudah

Jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi


2. awal dan modal kerja dalam usaha ini tidak terlalu
besar

Sumber dana untuk menjalankan usaha telah


3.
tersedia dan dapat diperoleh

Usaha ini diperkirakan akan menghasilkan

4. keuntungan yang memadai karena penerimaan


lebih besar daripada pengeluaran

Usaha ini mempunyai cukup uang untuk


membayar tagihan atau membiayai kegiatan usaha,
5.
karena uang yang diperoleh lebih banyak
dibandingkan dengan uang yang dikeluarkan.

Modal yang dikeluarkan untuk usaha ini akan


6. kembali dalam waktu yang sudah ditentukan (balik
modal)

TOTALSKOR

NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur)

KESIMPULAN:
£ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan) Nilai <
£ LAYAK
3 (Tidak Layak)

KETERANGAN:

*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju

Untuk meyakinkan atau membuktikan bahwa kegiatan usaha BUM Nag memiliki kelayakan dari aspek keuangan,
maka terlebih dahulu perlu dilakukan:
1. Menghitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi awal (tanah, bangunan, peralatan, dll.)
2. Menghitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk modal kerja usaha (membeli bahan baku, membayar
upah/tenaga, membayar tagihan listrik, dll)
3. Mengidentifikasi dari mana sumber dana untuk investasi awal dan modal kerja (pemerintah nagori, tabungan
masyarakat, bantuan pemerintah (kabupaten/provinsi), pinjaman, dan/atau penyertaan modal pihak lain atau
kerja sama bagi hasil)
4. Memperkirakan pos-pos penerimaan usaha dan pengeluaran usaha yang akan digunakan dalam menghitung
laporan rugi laba usaha.
5. Memperkirakan pos-pos penerimaan kas dan pengeluaran kas yang akan digunakan dalam menghitung aliran
kas usaha.
6. Memperkirakan harta, hutang, dan modal usaha untuk menyusun laporan neraca

7. Memperkirakan berapa tahun modal akan kembali


V. ASPEK SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, POLITIK, LINGKUNGAN USAHA dan
LINGKUNGAN HIDUP
SKOR *)
No UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4 5
A. Aspek Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik:
Banyak warga nagori yang akan menerima manfaat
1.
dari kegiatan usaha ini
Usaha ini tidak terpengaruh oleh gejolak sosial dan
2.
politik
Kegiatan usaha ini mendapat dukungan dari
3. Pemerintah Nagori (Pangulu) dan/atau Pemerintah
Kabupaten (Bupati)
Usaha ini tidak memiliki dampak negatif bagi ke
4.
hidupan sosial budaya masyarakat
Kemungkinan kegiatan usaha ini akan diambil alih
5. oleh pemerintah supra desa (pemerintah di atas
desa) sangat kecil.
Potensi konflik sosial dari usaha ini rendah, atau
6. adanya kegiatan usaha ini dapat melerai konflik
masyarakat
B. Kelayakan Usaha dari Aspek Lingkungan Usaha:
Tidak ada pelaku bisnis baru yang masuk ke nagori
7. dan mengancam keberlangsungan usaha BUMNag
ini?
Tidak ada persaingan yang ketat dalam usaha yang
8. akan dijalankan
Tidak ada ancaman dari produk pengganti bagi
9. usaha BUMNag
10 Kekuatan tawar-menawar dari pembeli rendah
.
11 Kekuatan tawar-menawar dari pemasok (suppliers)
. rendah
Pengaruh kepentingan kelompok lain (pemilik
12 modal, pelaku usaha lain, dll) di masyarakat
. terhadap usaha ini rendah
C. Kelayakan Usaha dari Aspek Lingkungan Hidup
13 Usaha yang akan dijalankan tidak merusak ling
. kungan hidup
14 Limbah dari usaha ini dapat dikelola dengan baik
.
Usaha ini akan meningkatkan kualitas lingkungan
15. hidup

TOTALSKOR
NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN:
£ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan) Nilai <
£ LAYAK
3 (Tidak Layak)
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
VI. ASPEK YURIDIS

SKOR *)
NO UNSUR YANG DINILAI
1 2 3 4 5
.
Rencana usaha yang akan dijalankan oleh
1. BUMNag ini sejalan dengan rencana
pembangunan ekonomi Nagori (RPJMNag)

Pengurus dan Pengelola usaha berasal dari dalam


2.
nagori

Bentuk badan hukum dari kegiatan usaha mudah


3.
diurus

Mudah mendapatkan perijinan atas jenis usaha


4. yang akan dijalankan karena tidak bertentangan
dengan peraturan yang ada?

Tanah yang digunakan sebagai tempat usaha


5.
merupakan tanah milik nagori

Status lahan untuk lokasi usaha bebas dari


6.
sengketa

Lokasi usaha sesuai dengan rencana tata ruang/


7.
wilayah

TOTALSKOR

NILAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur)

KESIMPULAN:
£ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan) Nilai <
£ LAYAK
3 (Tidak Layak)

*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju

VII. KESIMPULAN AKHIR

Jumlah Aspek yang LAYAK (AL)

JUMLAH ASPEK YANG DINILAI (A) 6

TINGKAT KELAYAKAN (TK) = AL : A x 100% %

KESIMPULAN:
TK > 80% (Layak) £ TIDAK LAYAK

TK 60 % - 80% (Meragukan) TK <60% £ MERAGUKAN

(Tidak Layak) £ LAYAK

………….., ……………….. 20..


Penilai Kelayakan Usaha

(Nama Lengkap dan Gelar)


8. FORMAT PERATURAN NAGORI TENTANG PENYERTAAN MODAL
NAGORI KEPADA BUM NAGORI

PANGULU ……(Nama Nagori)..


KECAMATAN …..
KABUPATEN SIMALUNGUN

PERATURAN NAGORI ……(Nama Nagori)..


NOMOR …………….. TAHUN …………

TENTANG

PENYERTAAN MODAL NAGORI ……(Nama Nagori).. KEPADA


BADAN USAHA MILIK NAGORI .....(NAMA BUM NAGORI)...
TAHUN ANGGARAN ……..

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANGULU ......... (Nama Nagori)....

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepada


masyarakat serta memperkuat permodalan bagi BUM
Nagori perlu dilakukan penyertaan modal nagori;
b. bahwa sesuai dengan Pasal 4 Peraturan Bupati
Simalungun Nomor .. Tahun 2021 tentang Penyertaan
Modal Nagori kepada Badan Usaha Milik Nagori
(BUMNag) bahwa penyertaan modal nagori kepada
BUMNag yang bersumber dari APBNag ditetapkan
dengan Peraturan Nagori;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu
menetapkan Peraturan Nagori tentang Penyertaan Modal
Nagori …… Kepada BUM Nagori ….. Tahun Anggaran …;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6623);
4. Peraturan Daerah Kebupaten Simalungun Nomor 2
Tahun 2016 tentang Nagori (Lembaran Daerah
Kabupaten Simalungun Tahun 2016 Nomor 2 Seri D
Nomor 2);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2019 tentang Musyawarah Nagori (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1203);
7. Peraturan Bupati Simalungun Nomor …. Tahun 2021
tentang Pedoman Penyertaan Modal Nagori kepada
Badan Usaha Milik Nagori (Berita Daerah Kabupaten
Simalungun Nomor …. Tahun 2021); dan
8. Peraturan Nagori ........... Nomor ........ Tahun ...... tentang
Pendirian Badan Usaha Milik Nagori (Lembaran Nagori
Tahun 2021 Nomor ....)
9. dst.. Peraturan Nagori (Lainnya yang relevan dan berlaku);

Dengan Kesepakatan Bersama


MAUJANA NAGORI ....... (Nama Nagori)...
dan
PANGULU ....... (Nama Nagori).....

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PENYERTAAN MODAL NAGORI …. KKEPADA BADAN USAHA


MILIK NAGORI (BUM NAGORI) …(Nama BUM Nagori)…
TAHUN ANGGARAN ….

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Nagori ini yang dimaksud dengan:
1. Nagori adalah Nagori ……….. yang berkedudukan di
kecamatan …….., Kabupaten ………., Provinsi …………..
2. Pemerintah Nagori adalah Pangulu dibantu Tungkat
Nagori sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagori
………….
3. Pangulu adalah Pangulu ………….
4. Maujana Nagori, adalah Maujana Nagori ……….
5. Badan Usaha Milik Nagori, selanjutnya disebut BUM
Nagori, adalah BUM Nagori “…………..”.
6. Badan Usaha Milik Nagori yang selanjutnya disebut BUM
Nagori adalah badan hukum yang didirikan oleh
Nagori...... guna mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas,
menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan
jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Nagori ......
7. Anggaran Dasar adalah ......;
8. Anggaran Rumah Tangga adalah....;
9. (dan seterusnya.)

BAB II
TUJUAN PENYERTAAN MODAL NAGORI

Pasal 2
Tujuan Penyertaan Modal Nagori kepada BUMNag
„…………….‟ adalah;

1. meningkatkan kemampuan permodalan BUMNag sehingga


dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat;
2. mendorong laju pertumbuhan ekonomi di nagori;
3. memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Nagori.

BAB III
BENTUK DAN NILAI PAGU
PENYERTAAN MODAL NAGORI

Pasal 3
(1) Penyertaan modal nagori kepada BUMNagori …..
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagori
(APBNagori) Tahun Anggaran …….
(2) Penyertaan modal nagori sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa uang tunai senilai Rp. ………………. (……..
rupiah).
Pasal 4
Pagu penyertaan Modal Nagori kepada BUMNagori ,............
secara keseluruhan berjumlah Rp. ………….……,-
(………………… rupiah), yang berasal dari APBNagori:
a. Tahun anggaran ……… sebesar Rp.......................;
b. Tahun anggaran ……… sebesar Rp....................... ;
Jumlah Rp ...................... ;

BAB IV
HASIL USAHA

Pasal 5
(1) Pemerintah Nagori .................... berhak memperoleh
bagian laba usaha BUMNag „...........................‟ sesuai
ketentuan dalam Anggaran Dasar BUM Nagori ….. .
(2) Bagian laba usaha yang diperoleh atas Penyertaan Modal
Nagori di dalam BUMNagori „..........................‟ secara
langsung merupakan Pendapatan Asli Nagori yang
dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Nagori (APBNagori).

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6
Peraturan Nagori ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Nagori ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Nagori … (Nama Nagori).

Ditetapkan di : Nagori ……………


Pada tanggal : …………………..
PANGULU .....................

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)

Diundangkan di Nagori .......................


Pada tanggal : …………………… 2015
SEKRETARIS NAGORI ........... (Nama Nagori)

.................................
LEMBARAN NAGORI ........... (Nama Nagori) TAHUN ……. NOMOR ………
9. FORMAT RENCANA PROGRAM KERJA

RENCANA PROGRAM KERJA


Rencana Program Kerja terdiri dari minimal bab-bab sebagaimana daftar
berikut:

LEMBAR PENGESAHAN RENCANA PROGRAM KERJA


BAB I PROFIL BUM DESA
A. Visi Misi
B. Struktur organisasi dan daftar SDM
C. Kepemilikan Modal
1) Penyertaan Modal Awal
2) Penyertaan Modal Desa
3) Penyertaan Modal Masyarakat

BAB II EVALUASI KINERJA TAHUN SEBELUMNYA


A. Kondisi Internal
1. Kondisi Sumber Daya Manusia
2. Perkembangan Usaha BUM Desa dan Unit Usaha BUM Desa
3. Progres Kerja Sama Usaha dan Kerja Sama Non-Usaha
4. Kondisi Keuangan
B. Kondisi Eksternal
1. Tantangan Usaha
2. Potensi
3. Peluang
4. Prospek Usaha

BAB III RENCANA KERJA


A. Sasaran Perusahaan
B. Strategi dan Kebijakan
C. Rencana Kerja
a) Matrik Rencana Kerja
b) Proyeksi Laba-Rugi Tahun Mendatang
c) Proyeksi Beban Pokok Penjualan Tahun Mendatang
d) Proyeksi Neraca Tahun Mendatang
e) Proyeksi Arus Kas Tahun Mendatang
f) Proyeksi Investasi dan Sumber Pembiayaan Tahun Mendatang
g) Proyeksi Tingkat Kesehatan Perusahaan Tahun Mendatang

BAB IV INDIKATOR KINERJA KUNCI PELAKSANA OPERASIONAL

BAB V RENCANA KERJA SAMA


A. Rencana Kerja Sama Usaha
B. Rencana Kerja Sama Nonusaha

BAB VI RENCANA KEGIATAN DAN KEBUTUHAN


Rencana kegiatan dan kebutuhan disusun sebelum penambahan modal
kepada BUM Desa/BUM Desa Bersama

BAB VII ANALISIS KEUANGAN


A.Komparasi Laporan Laba Rugi
B.Komparasi Aset Lancar
C.Komparasi Neraca

BAB VIII PENUTUP


BERITA ACARA
PENGESAHAN DOKUMEN RENCANA PROGRAM KERJA
BADAN USAHA MILIK NAGORI “.....NAMA BUM NAGORI...”
TAHUN ANGGARAN ................

NAGORI .................... KECAMATAN ......................


KABUPATEN SIMALUNGUN

Pada Hari ini, ..................... tanggal .................. bulan .................


tahun dua ribu ................ bertempat ................. Nagori ................ Kecamatan
............... Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara, telah
diselesaikannya penyusunan Dokumen Rencana Program Kerja Badan Usaha
Milik Nagori “...nama BUM Nagori.....” pada tahun anggaran ..............

Penyusunan dokumen ini melalui mekanisme perencanaan program


kerja yang partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur kepengurusan BUM
Nagori. Konsep dalam penyusunan rencana program kerja ini melalui diskusi,
pendapat, saran dan kritikan dari unsur-unsur yang terkait.

Diharapkan dokumen ini sebagai acuan dan arahan kerja BUM Nagori
“...nama BUM Nagori.....” dalam melaksanakan program/kegiatan selama
tahun anggaran ..........., dan jika ada yang perlu dilakukan perubahan maka
dapat dilakukan perubahan dengan syarat harus melalui persetujuan Dewan
Pengawas dan Penasehat sesuai mekanisme sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.

Demikian berita acara pengesahan Dokumen Rencana Program Kerja BUM


Nagori “...nama BUM Nagori.....” ini dibuat untuk dapat diperguanakan
sebagimana mestinya.

...nama Nagori....., ................. - ........... - 20....


Dewan Penasehat, Dewan Pengawas,

........................ ........................
Pangulu Ketua/Koordinator

20xx
BAB I
PROFIL BUM NAGORI

A. VISI MISI BUM NAGORI


1). Visi
………………………………..................…………………….....……………...……
………………………………..................…………………….....………………...…………
………………………..................…………………….....……………………...........………
………………………..................…………………….....…………………….......…………
……………………..................…………………….....………………….......………………
…………………..................…………………….....…………………….......

2). Misi
………………………………..................…………………….....……………...……
………………………………..................…………………….....………………...…………
………………………..................…………………….....……………………...........………
………………………..................…………………….....…………………….......…………
……………………..................…………………….....………………….......………………
…………………..................…………………….....…………………….......

B. STRUKTUR ORGANISASI DAN DAFTAR SDM


1). Bagan Organisasi

2). Daftar SDM BUM Nagori

NO. NAMA JABATAN

1. Penasihat
2. Pengawas
3. Direktur
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Manager Usaha A
7. Pegawai Usaha A
8. Pegawai Usaha A
9. Manager Usaha B
10. Pegawai Usaha B
11. Pegawai Usaha B
12.

C. KEPEMILIKAN MODAL
1). Penyertaan Modal Awal
(Diisi narasi terkait dengan Penyertaan Modal Awal)
……………………………………………………………………………………........…
…………………………………………………………………………………........
……………………………………………………………………………………..............……
………………………………………………………………………………..............

2). Penyertaan Modal Nagori


(Diisi narasi terkait dengan Penyertaan Modal Nagori)
……………………………………………………………………………………........…
…………………………………………………………………………………........
……………………………………………………………………………………..............……
………………………………………………………………………………..............

3). Penyertaan Modal Masyarakat


(Diisi narasi terkait dengan Penyertaan Modal Masyarakat)
……………………………………………………………………………………........…
…………………………………………………………………………………........……………
………………………………………………………………………..............…………………
…………………………………………………………………..............

BAB II
EVALUASI KINERJA TAHUN SEBELUMNYA

A. KONDISI INTERNAL
1). Kondisi Sumber Daya Manusia
(Diisi uraian tentang kualitas dan kuantitas SDM BUM Nagori)
………………………………………………………………………………......…….
..…………………………………………………………………………………...……………
………………………………………………………………………........

2). Perkembangan Usaha BUM Nagori dan Unit Usaha BUM Nagori
 Uraian Perkembangan Usaha A
………………………………………………………………………………......…….
..…………………………………………………………………………………...……………
………………………………………………………………………........
 Uraian Perkembangan Usaha B
………………………………………………………………………………......…….
..…………………………………………………………………………………...……………
………………………………………………………………………........
 Uraian Perkembangan Usaha C
………………………………………………………………………………......…….
..…………………………………………………………………………………...……………
………………………………………………………………………........

3). Progres Kerja Sama Usaha dan Kerja Sama Non-Usaha


Uraian mengenai kondisi kerja sama baik kerja sama usaha maupun kerja
sama non-usaha.
………………………………………………………………………………...........…...
...……………………………………………………………………………...…........……......
………………………………………………………………………………........

4). Kondisi Keuangan


Uraian mengenai kondisi keuangan setahun terakhir meliputi permodalan,
utang, piutang, hasil usaha dan perkembangan asset.
………………………………………………………………………………...........…...
...……………………………………………………………………………...…........……......
………………………………………………………………………………........
B. KONDISI EKSTERNAL
1). Tantangan Usaha
Strategi
No. Tantangan Usaha Kondisi Harapan
Menghadapi Tantangan
1.
2.
3.
4.
5.
(uraian mengenai tantangan usaha, kondisi yang diharapkan dan strategi
menghadapi tantangan usaha)
...........................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
................................................................................................................... ......
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
...

2). Potensi
Strategi
No. Potensi Kondisi Harapan
Memanfaatkan Potensi
1.
2.
3.
4.
5.
(uraian mengenai potensi, kondisi yang diharapkan dan strategi pemanfaatan
potensi)
...........................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
...
...........................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
...
3). Peluang
Strategi
No. Peluang Kondisi Harapan
Memanfaatkan Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
(uraian mengenai peluang, kondisi yang diharapkan dan strategi pemanfaatan
peluang)
...........................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.............................................................................................................. ...........
.........................................................................................................................
...

4). Prospek Usaha


Strategi Memanfaatkan
No. Prospek Usaha Kondisi Harapan
Prospek Usaha
1.
2.
3.
4.
5.
(uraian mengenai prospek usaha, kondisi yang diharapkan dan strategi
pemanfaatan prospek usaha)
...........................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
....
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
................................................................................................................ .........
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
...............................................................................................................
BAB III
RENCANA KERJA

A. SASARAN PERUSAHAAN
Sasaran perusahaan secara garis besar adalah menjadikan BUM Nagori …
sebagai perusahaan yang sehat dan memiliki kredibilitas tinggi dengan dukungan
modal, sumber daya manusia dan budaya perusahaan yang kokoh. Disamping itu
juga melakukan optimalisasi sumber daya yang dimiliki agar BUM Nagori
memberikan kepuasan kepada semua stakeholder.
(deskripsi bisa disesuaikan dengan sasaran dan target yang diharapkan)
.....................................................................................................................
............................................................................................................................. ..
...............................................................................................................................
................................................................
Sasaran Kinerja/Absolut target Tahun … sesuai sesuai dengan hasil
Musyawarah Nagori Tanggal …. Bulan …. Tahun ….:
Total Aset : …. miliar
Total Ekuitas : …. miliar
Laba Bersih Tahun Berjalan : …. miliar
Capital Expenditure : …. miliar
Kontribusi terhadap PANag : …. miliar

B. STRATEGI DAN KEBIJAKAN


Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran BUM Nagori adalah sebagai
berikut:
a. ………………………………………………………………………………….....….........
b. ………………………………………………………………………………….....….........
c. ………………………………………………………………………………….....….........
d. ………………………………………………………………………………….....….........
e. ………………………………………………………………………………….....….........

Kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran BUM Nagori adalah sebagai
berikut:
a. ………………………………………………………………………………….....….........
b. ………………………………………………………………………………….....….........
c. ………………………………………………………………………………….....….........
d. ………………………………………………………………………………….....….........
e. ………………………………………………………………………………….....….........
C. RENCANA KERJA
1). Matrik Rencana Kerja
Alokasi Anggaran Indikator Waktu
No. Program/Kegiatan Sumber Output
(Rp.) Keberhasilan Pelaksanaan
2). Proyeksi Laba-Rugi Tahun Mendatang
RKAP Tahun Mendatang RKAP Terakhir %
URAIAN
Jumlah % Jumlah %
1 2 3 4 5 6=2:4
Penjualan
Beban Pokok Penjualan
Beban Bruto
Beban Usaha
- Beban Administrasi dan Umum
- Beban Penjualan
Jumlah Beban Usaha
Laba (Rugi) Usaha
Pendapatan (Beban) Lain-lain :
- Pendapatan (Beban) Lain-lain
- Beban Bunga
Laba (Rugi) Konsolidasi Sebelum Pajak
Pendapatan/Beban Pajak
- Penghasilan Tahun Berjalan
- Tangguhan
Laba Setelah Pajak Pendapatan
Konprehensif Lain
Laba (Rugi) Konprehensif Setelah Pajak
3). Proyeksi Beban Pokok Penjualan Tahun Mendatang

URAIAN RKAP Tahun Mendatang RKAP Terakhir %


1 2 3 4=2+3
A. Beban Langsung Order
1. Biaya Bahan
2. Biaya Subkontraktor
3. Baiaya Transport & Packing
4. Biaya Sewa Alat
5. Biaya Operasional Lainnya
SUB TOTAL A

B. Beban Tetap Produksi


1. Biaya Gaji/ Upah Langsung
2. Biaya Pabrik Tidak Langsung
SUB TOTAL B

TOTAL
4). Proyeksi Neraca Tahun Mendatang
RKAP Tahun
URAIAN RKAP %
Mendatang
1 2 3 4=2-3
1. ASET
a. Aset Lancar
- Kas dan Setara Kas Piutang
Usaha Piutang Pajak
- Piutang Jangka Pendek
Lainnya Persediaan
- Pembayaran Uang Muka
Jumlah Aset Lancar
b. Aset Tidak Lancar
- Penyertaan
- Aset Tetap
- Aset Tidak Berwujud
- Aset Lain-lain
Jumlah Aset
JUMLAH ASET
2. LIABILITAS
a. Liabilitas Jangka Pendek
- Utang Usaha
- Utang Bank / Pihak ke III
- Utang Bunga
- Utang Pajak
- Uang Muka Pemesanan
- Beban yang Masih Harus
dibayar Utang Lain-lain
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
b. Liabilitas Jangka Panjang
- Utang Jangka Panjang
- Kewajiban Imbalan Kerja
- Kewajiban Pajak Tangguhan
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
JUMLAH LEABILITAS
3. EKUITAS
- Modal Dasar RP.
- Saham yang belum ditempatkan
dan disetor RP. PMN yang belum
ditentukan statusnya
- Penyertaan modal pemerintah
- Penyertaan modal ex PPA
- Cadangan Likudasi
- Modal Hibah
- Kepentingan nonpengendali
- Selisih revaluasi aset tetap
- Saldo defisit
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
5). Proyeksi Arus Kas Tahun Mendatang
RKAP Tahun RKAP
URAIAN %
Mendatang Terakhir
1 2 3 4=2:3
SALDO AWAL KAS DAN SETARA KAS
1. AKTIVITAS OPERASI
a. Penerimaan
- Piutang (Progress Proyek)
- Lainnya
- Pendapatan Lain-lain
Sub total Penerimaan
b. Pengeluaran
- Biaya langsung order
- Gaji & Upah
- Biaya Tetap & lainnya
- Biaya bunga
- Pajak
Sub total Pengeluaran
Surplus (Defisit) operasional
2. AKTIVITAS INVESTASI
a. Penerimaan
- Optimalisasi Aset Tetap
b. Pengeluaran
- Investasi Aset Tetap
- Investasi Aset Tak Terwujud
Surplus (Defisit) Investasi
3. AKTIVITAS PENDANAAN
c. Penerimaan
- PMN - Equity
- Pihak Ketiga/Perbankan
- Lainnya
Sub total Pengeluaran
d. Pengeluaran
- Utang pajak
- Pemberhentian Karyawan
- Utang PT Sugico
- Utang Usaha Lama
- Angsuran PT PPA
- Pihak Ketiga/Perbankan
- Beban Lain-lain
Sub total Pengeluaran
Surplus (defisit) Pendanaan
SURPLUS (DEFISIT) PERUSAHAAN

SALDO AKHIR KAS & SETARA KAS


6). Proyeksi Investasi dan Sumber Pembiayaan Tahun Mendatang
A. RENCANA INVESTASI TAHUN ……… KONSOLIDASIAN

No. URAIAN RKAP Tahun RKAP


%
Mendatang Terakhir
1 2 3 4 5=2:3
I. Aset Tetap Berwujud
1. Tanah
2. Gedung dan Perlengkapannya
3. Mesin dan Peralatan
4. Kendaraan

II. Aset Tidak Terwujud


1. Software
2. Lisensi/ Sertifikat
3. Software Nagoriin Enginering
4. Training

TOTAL

B. PROYEKSI SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA TAHUN ……


KONSOLIDASIAN

No. URAIAN RKAP Tahun RKAP


%
Mendatang Terakhir
1 2 3 4 5=2:3
I. Aset Tetap Berwujud
1.Laba (Rugi) Setelah Pajak
2.Penyusutan & Amortisasi
3.Tambahan Aset Lain-lain
Sub Total Sumber Dana
II. Penggunaan Dana
1. Investasi Aset Tetap
2. Investasi Aset Tidak Berwujud
3. Tambahan Aset Lain-lain
Sub total Penggunaan Dana
Penambahan (Pengurangan)
Modal Kerja
7). Proyeksi Tingkat Kesehatan Perusahaan Tahun Mendatang
RKAP Tahun RKAP
Tertinggi
URAIAN Mendatang Terakhir
Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor
I. ASPEK KEUANGAN
A. Laba / Rugi
- R O E (%)
- R O I (%)
- TMS / TA (%)
SUB TOTAL A
B. Perputaran
- Perputaran Total Aset (%)
- Rasio Lancar (%)
- Rasio Kas (%)
- Periode Penarikan (hari)
- Perputaran Persediaan (hari)
SUB TOTAL B
TOTAL I (A+B)

II. ASPEK OPERASIONAL


A. Peningkatan Permintaan (%)
B. Presentase Kapasitas Produksi
(%)
C. Pertumbuhan Pendapatan dan
Jumlah Produk Terjual (%)
TOTAL II

III. ASPEK ADMINISTRASI


A. Laporan Perhitungan Tahunan
B. Rancangan Rkap
C. Laporan Periodik
D. Kinerja Pkbl
- Efektifitas Penyaluran
- Tingkat Kolektibilitas
TOTAL III
TOTAL SKOR
Tingkat Kesehatan Perusahaan
BAB IV
INDIKATOR KINERJA KUNCI
PELAKSANA OPERASIONAL

RKAP
RKAP
Tahun
Terakhir
Mendatang
Satua
No Indikator KPI FORMULA Bobot
n Capaia
Target (%) Nilai
n
(Nilai)
A. KEUANGAN & PASAR 22.0 22.7
1 Pertumbuhan % Penjualan th berjalan x 100 %
. Pendapatan Penjualan th sebelumnya
dan Jumlah
Produk
Terjual
2 Pertumbuhan % Penjualan th berjalan x 100 %
. aset Penjualan th sebelumnya
3 dst.
.

B. FOKUS PELANGGAN 22.0 18.6


1 Loyalitas % Jumlah pelanggan yang sama dg
. Pelanggan thn sblmnya x 100% Jumlah
pelanggan thn sblmnya
2 Meningkatkan % Pesanan Masuk th berjalan x
. Pesanan 100% Pesanan Masuk th
sebelumnya
3 dst.
.
C. FOKUS EFEKTIFITAS PRODUK DAN PROSES 18.0 12.0
1 Investasi % Realisasi Program Investasi th
. berjalan x 100% Rencana
Program Investasi th berjalan
2 Tingkat Total Penjualan x 100% Total
. Pemenuhan % Order Masuk
Pesanan
3 dst.
.
D. FOKUS TENAGA KERJA 15.0 6.0
1 Peningkatan Realisasi jml karyawan
. Kompetensi % memperoleh sertifikasi x 100%
Pegawai Rencana jml karyawan
memperoleh sertifikasi
2 Produktifitas % Laba Kotor x 100 %
. Usaha Biaya Usaha (tidak termasuk
beban bunga)
3 dst.
.
E. KEPEMIMPINAN, TATA KELOLA & TANGGUNG JAWAB 15.0 11.3
KEMASYARAKATAN
1 Penyampaian Jumlah Laporan yang
. Laporan % disampaikan kepada
Elektronik Kementerian BUMN Lengkap &
(Portal BUMN) Tepat waktu x 100% Total
Laporan yang disampaikan

2 Indeks GCG Sko Hasil Penilaian Implemntasi


. r GCG > Hasil Penilaian tahun
sebelumnya
3 dst.
.
F.AGEN PEMBANGUNAN 10.0 19.6
1 Tenaga Kerja % Realisasi jml tenaga kerja lokal
. Lokal untuk proyek di daerah x 100% Total
Proyek di tenaga kerja proyek di daerah
Daerah
2 TKDN Produk % Total Pengadaan Barang Lokal x
. / KPI 100% Total Pengadaan Barang
Outcome Lokal dan Import

BAB V
RENCANA KERJA SAMA

A. RENCANA KERJA SAMA USAHA


Rencana kerja sama usaha sekurang-kurangnya menjelaskan mengenai
pihak-pihak yang akan bekerja sama, sumber daya yang akan dikerjasamakan,
besaran nilai investasi, bentuk kerja sama, dan proyeksi keuangan dan pembagian
hasil usaha.
1). Pihak-Pihak
Pihak BUM Nagori Pihak .........
1. .................. 1. ..................
2. .................. 2. ..................
Kewajiban
3. .................. 3. ..................
4. Dst 4. dst
1. .................. 1. ..................
2. .................. 2. ..................
Hak
3. .................. 3. ..................
4. dst 4. dst

2). Sumber Daya yang Dikerjasamakan


kedudukan hukum/ Peruntukan
Sumber Daya Lokasi kepemilikan/ dalam Kerja
penguasaan Sama
Tanah Kas Nagori … … …
seluas …
Bangunan … … …
seluas …
Mesin … … … …
sejumlah … unit
dst … … …
3). Besaran Investasi
Pihak yang
No Kebutuhan Biaya Peruntukan Menanggung
Biaya
1. Rp. …...........
2. Rp. …...........
3. Rp. …...........
Total Rp. …...........

4). Bentuk Kerja Sama


a) sewa-menyewa,
b) kerja sama pemanfaatan,
c) bangun guna serah,
d) bangun serah guna,
e) pengembangan layanan atau fitur usaha.

5). Proyeksi Keuangan dan Pembagian Hasil Usaha


(Dijabarkan secara detail berkaitan dengan proyeksi keuangan dan
pembagian dari hasil usaha)
.............................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
..................................................................................

B. RENCANA KERJA SAMA NON-USAHA


Rencana kerja sama non-usaha sekurang-kurangnya menjelaskan
mengenai pihak pihak yang akan bekerja sama, sumber daya yang akan
dikerjasamakan, besaran nilai investasi/kebutuhan biaya, dan bentuk kerja sama

1). Pihak-Pihak
Pihak BUM Nagori Pihak .........
1. .................. 1. ..................
2. .................. 2. ..................
Kewajiban
3. .................. 3. ..................
4. dst 4. dst
1. .................. 1. ..................
2. .................. 2. ..................
Hak
3. .................. 3. ..................
4. dst 4. dst

2). Sumber Daya yang Dikerjasamakan


kedudukan hukum/ Peruntukan
Sumber Daya Lokasi kepemilikan/ dalam Kerja
penguasaan Sama
Tanah Kas Nagori … … …
seluas …
Bangunan … … …
seluas …
Mesin … … … …
sejumlah … unit
dst … … …

3). Kebutuhan Biaya


Pihak yang
No Kebutuhan Biaya Peruntukan Menanggung
Biaya
1. Rp. …...........
2. Rp. …...........
3. Rp. …...........
Total Rp. …...........

4). Bentuk Kerja Sama


a) sewa-menyewa,
b) kerja sama pemanfaatan,
c) bangun guna serah,
d) bangun serah guna,
e) pengembangan layanan atau fitur usaha.

5). Proyeksi Keuangan dan Pembagian Hasil Usaha


(Dijabarkan secara detail berkaitan dengan proyeksi keuangan dan
pembagian dari hasil usaha)
.............................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
........................................................................................................ .................
..................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
......................................................................
................................................................................................................. ........
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
......................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
......................................................................
BAB VI
RENCANA KEGIATAN
DAN KEBUTUHAN PENAMBAHAN MODAL
(diisi bagi BUMNagori yang akan melakukan penambahan modal)

Rencana kegiatan dan kebutuhan disusun sebelum penambahan modal


kepada BUM Nagori/BUM Nagori Bersama. Rencana kegiatan dan kebutuhan serta
analisis keuangan disampaikan untuk menjadi bahan pengambilan keputusan atau
persetujuan oleh musyawarah Nagori/musyawarah antar Nagori terhadap kelayakan
penambahan modal BUM Nagori/BUM Nagori Bersama. Rencana kegiatan dan
kebutuhan sekurang-kurangnya berisi hal-hal berikut:

A). Usaha/Barang/Jasa yang Akan Dikembangkan


Menerangkan produk yang hendak dikembangkan secara terperinci.
...................................................................................................................
............................................................................................................................. ..
..........................................
B). Kebutuhan dari Usaha/Barang/Jasa
Menjelaskan mengenai kebutuhan yang akan digunakan dalam usaha
berikut jumlah kebutuhan dan perkiraan harganya. Sebaiknya memisahkan catatan
kebutuhan peralatan pokok usaha dan kebutuhan penunjang usaha, seperti ijin
usaha, penyewaan aset, renovasi, dan sebagainya.
...................................................................................................................
............................................................................................................................. ..
..........................................
C). Rencana Lokasi
Menjelaskan mengenai perencanaan lokasi usaha yang akan dipilih berikut
keunggulannya. Akan lebiih baik jika memberikan alternatif pilihan lokasi beserta
analisis keunggulannya.
...................................................................................................................
............................................................................................................................. ..
..........................................
D). Kebutuhan Tenaga Kerja
Menjelaskan perencanaan tenaga kerja yang dibutuhkan beserta kriteria
tenaga kerja yang diharapkan. Perlu pula diulas standar gaji untuk tiap-tiap
pekerja. Perencanaan ini berguna sebagai gambaran perkiraan kebutuhan tenaga
kerja dan perhitungan kebutuhan gaji setiapn bulannya.
...................................................................................................................
................................................................................................................ ...............
..........................................
E). Analisis Persaingan Usaha
Pelaksana operasional perlu mengamati pesaing beserta keunggulan dan
kekurangannya. Kemudian, perlu diulas perencanaan strategi agar BUM Nagori
memiliki keunggulan dibandingkan pesaing. Analisis persaingan usaha ini juga
disertai dengan rencana tindakan dan perhitungan biaya dari pelaksanaan
tindakan tersebut.
...................................................................................................................
............................................................................................................................. ..
..........................................
F). Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran juga disertai perhitungan biaya pemasaran yang
dibutuhkan. Strategi pemasaran untuk usaha sebaiknya mengacu pada:
• Strategi tempat (Place): meletakkan keunggulan pada lokasi usaha;
• Strategi harga (price): berfokus pada keunggulan harga;
• Strategi produk: mengutamakan keunggulan produk atau jasa;
• Strategi promosi: cara-cara promosi yang efektif untuk tiap-tiap produk.
G). Perkiraan modal usaha
Menjelaskan perkiraan kebutuhan modal usaha, modal investasi dan modal
kerja secara terperinci.
...................................................................................................................
............................................................................................................................. ..
..........................................
H). Perkiraan perhitungan keuntungan usaha
• Penentuan Harga Pokok Penjualan (HPP)
• Penentuan Harga Jual
• Perkiraan Laba Kotor
• Perkiraan Laba Bersih
I). Alokasi Laba Usaha
Alokasi laba akan berbeda setiap bulannya bergantung pada pemasukan,
tetapi persentase alokasinya sama. Persentase alokasi tidak selalu baku karena
disesuaikan dengan kebutuhan pemilik usaha.
...................................................................................................................
...............................................................................................................................
..........................................
J). Perkiraan Return on Investment
Secara sederhana, Return on Investment (ROI) adalah laba atas investasi
yang dihitung berdasarkan hasil pembagian dari pendapatan yang dihasilkan
dengan besaran modal yang ditanam. Dengan kata lain, ROI juga berarti uang yang
diperoleh atau hilang pada suatu investasi.
Dalam hal ini, investasi dapat mengacu pada modal, aset, serta anggaran
biaya investasi. Yang perlu diperhatikan adalah apabila ROI bernilai negatif, maka
investasi tersebut harus dipertimbangkan kembali sebab bernilai kerugian.
Sebaliknya, ROI bernilai positif adalah yang memberikan keuntungan dalam bisnis
Anda.
...................................................................................................................
............................................................................................................................. ..
..........................................
K). Kesimpulan tentang usaha
Berisi narasi tentang usaha dan target-target yang ingin dicapai oleh setiap
tahun.
...................................................................................................................
...............................................................................................................................
..........................................
BAB VII

ANALISIS KEUANGAN ATAS RENCANA KEGIATAN DAN KEBUTUHAN


PENAMBAHAN MODAL
(diisi bagi BUMNagori yang akan melakukan penambahan modal)

A. KOMPARASI LAPORAN LABA RUGI


Kenaikan
URAIAN Tahun (n+1) Tahun (n) (Penurunan)
Jumlah %
Penjualan
Retur dan Potongan
Penjualan
Penjualan Bersih
HPP
Laba Kotor
Beban Penjualan
Beban Administrasi
Total Beban Operasional
Laba Operasi
Persentase kenaikan dalam penjualan bersih disertai dengan persentase
kenaikan yang lebih besar dalam harga pokok penjualan. Kenaikan harga pokok
penjualan ini berdampak pada turunnya laba kotor sebagai persentase penjualan.
Beban penjualan meningkat secara signifikan, dan beban administrasi sedikit
meningkat. Secara keseluruhan, beban operasi meningkat ..., sedangkan laba kotor
meningkat hanya ... %.
Kenaikan dalam laba operasi dan dalam laba bersih bersifat
menguntungkan. Akan tetapi, studi mengenai beban dan analisis serta
perbandingan tambahan baru dilakukan sebelum mencapai kesimpulan mengenai
penyebabnya.

B. KOMPARASI ASET LANCAR


Kenaikan
Tahun (n+1) Tahun (n) (Penurunan)
Jumlah %
Aset
Total Aset

Kewajiban
Kewajiban Lancara
kewajiban jangka panjang
Total kewajiban

Ekuitas Pemegang Saham


Total ekuitas Pemegang
Saham
C. KOMPARASI NERACA
Tahun (n+1) Tahun (n)
URAIAN
Jumlah % Jumlah %
a. Aset
Aset Lancar
Investasi Jangka Panjang
Aset Tetap (Bersih)
Aset Tak Terwujud
Total Aset

b. Kewajiban
Kewajiban Lancar
Kewajiban Jangka Panjang
Total Kewajiban

c. Ekuitas Pemegang Saham


Total ekuitas pemegang
saham

BAB VIII

PENUTUP

Keberhasilan Badan Usaha Milik Nagori “.......nama BUM Nagori....” dalam


melaksanakan rencana program yang disusun pada dsarnya ditentukan oleh sejauh
mana dan konsistensi kepengurusan dan keterlibatan masyarakat Nagori dalam
pengembangan usaha yang dikelola.
.........................................................................................................................
.....................................................................................................................................
............................................................................................................................. ........
.....................................................................................................................................
............................................................................................................................. ........
.....................................................................................................................................
............................................................................................................................. ........
...

...nama Nagori... , ...................... - .......... -


Mengetahui, 20..

Nama, Tanda tangan & cap

....................................................... .......................................................
Ketua/Direktur BUM Nagori Sekretaris BUM Nagori
10. FORMAT LAPORAN TAHUNAN

LAPORAN TAHUNAN

Laporan Tahunan terdiri dari minimal delapan bab dan satu lampiran sebagaimana
daftar berikut:
Lembar Pertanggungjawaban Laporan Tahunan

1. Ikhtisar Pencapaian BUM Nagori Selama Satu Tahun


2. Laporan Manajemen
a. Laporan Pelaksana Operasional
b. Laporan Pengawasan

3. Profil BUM Nagori


a. Visi Misi
b. Struktur organisasi dan daftar SDM
c. Kepemilikan Modal

4. Kinerja BUM Nagori


a. Kondisi Sumber Daya Manusia
b. Perkembangan Usaha BUM Nagori dan Unit Usaha BUM Nagori
c. Progress Kerja Sama Usaha dan Kerja Sama Non-Usaha
d. Kondisi Keuangan

5. Permasalahan yang Mempengaruhi Kegiatan Usaha


6. Potensi, Peluang dan Prospek Usaha
7. Strategi dan Kebijakan Tahun Berikutnya
8. Laporan Keuangan
a. neraca;
b. laporan laba rugi;
c. laporan perubahan ekuitas;
d. laporan arus kas; dan
e. catatan atas laporan keuangan
Lampiran
Lampiran 1: Dokumentasi Kegiatan-Kegiatan BUM Nagori
Lampiran 2: Opini dari akuntan publik (sesuai kebutuhan dan
kemampuan BUM Nagori)

Berikut format laporan tahunan secara terperinci:


LEMBAR PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN TAHUNAN

Laporan tahunan beserta laporan keuangan dan informasi lain dalam dokumen ini
dibuat sesuai dengan keadaan sebenarnya oleh pelaksana operasional yang
ditelaah oleh pengawas dan penasihat dengan membubuhkan tanda tangan di
bawah ini.

Pengawas Pelaksana Operasional


(Direktur)

ttd Ttd

Nama Lengkap Nama Lengkap

Penasihat

Ttd

Nama Lengkap
BAB I
IKHTISAR PENCAPAIAN BUM NAGORI SELAMA SATU TAHUN

…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Berisi ringkasan penjelasan mengenai capaian-capaian dalam setahun
terakhir meliputi:

- keberhasilan atau stagnasi usaha;


- jumlah dan pertumbuhan transaksi;
- jumlah hasil usaha;
- perkembangan aset;
- pajak yang telah dibayarkan;
- kontribusi pada pendapatan asli Nagori;
- dan lain sebagainya.
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
BAB II
LAPORAN MANAJEMEN

A. Laporan Pelaksana Operasional


……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Berisi laporan dari pelaksana operasional yang diwakili oleh direktur
yang memuat:
- keberhasilan berbagai strategi dan kebijakan yang telah
dijalankan;
- tantangan-tantangan usaha;
- strategi yang telah dijalankan;
- rencana-rencana yang akan dikerjakan; dan
- apresiasi terhadap pihak-pihak yang telah berkontribusi.
……………………………………………………………………………………
Nama Nagori, tanggal-bulan-tahun
Pelaksana Operasional (Direktur)

ttd

Nama Lengkap Direktur


B. Laporan Pengawasan

Pelaksanaan Tugas Pengawasan


(Diisi hal-hal terkait tugas pengawasan yang telah dilaksanakan dalam
setahun terakhir)

Penilaian atas Realisasi Rencana Program Kerja


(Diisi dengan penilaian Dewan Pengawas tentang pelaksanaan Rencana
Program Kerja berupa penilaian aspek kuantitatif maupun kualitatif
terhadap realisasi Rencana Bisnis)

Faktor yang Mempengaruhi Kinerja


(Diisi dengan penilaian Dewan Pengawas tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja BUM Nagori antara lain faktor permodalan, kualitas
aset, rentabilitas, dan likuiditas yang mengacu pada ketentuan mengenai
penilaian tingkat kesehatan BUM Nagori)

Pandangan Atas Rencana Pelaksana Operasional


(Diisi pandangan atas rencana-rencana yang akan dikerjakan oleh pelaksana
operasional)

Rekomendasi Pengawas
(Diisi dengan penilaian Pengawas mengenai upaya memperbaiki kinerja BUM
Nagori, apabila menurut penilaian yang bersangkutan kinerja BUM Nagori
terdapat penurunan kinerja)

Apresiasi
(Diisi apresiasi terhadap pihak-pihak yang telah berkontribusi)

Nama Nagori, tanggal-bulan-tahun


Pengawas

ttd

Nama Lengkap Pengawas

Keterangan:
*) penilaian Pengawas dapat dilengkapi pula dengan penilaian yang bersangkutan
mengenai faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi operasional BUM Nagori.
**) jumlah halaman/ukuran dalam contoh lampiran ini tidak mengikat sehingga
BUM Nagori dapat menguraikan lebih rinci atau menambahkan.
BAB III
PROFIL BUM NAGORI

A. Visi dan Misi


Visi
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Misi
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

B. Struktur organisasi dan daftar SDM

STRUKTUR ORGANISASI BUM NAGORI

Daftar SDM BUM Nagori


No Nama Jabatan

1 Penasihat

2 Pengawas

3 Direktur

4 Sekretaris

5 Bendahara

6 Manager Usaha A

7 Pegawai Usaha A

8 Pegawai Usaha A

9 Manager Usaha B

10 Pegawai Usaha B

11 Pegawai Usaha B
C. Kepemilikan Modal
1) Penyertaan Modal Awal
(Diisi narasi terkait dengan Penyertaan Modal Awal)
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

2) Penyertaan Modal Nagori


(Diisi narasi terkait dengan Penyertaan Modal Nagori)
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

3) Penyertaan Modal Masyarakat


(Diisi narasi terkait dengan Penyertaan Modal Masyarakat)
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
BAB IV
KINERJA BUM NAGORI

A. Kondisi Sumber Daya Manusia


(Diisi uraian tentang kualitas dan kuantitas SDM BUM Nagori)
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

B. Perkembangan Usaha BUM Nagori dan Unit Usaha BUM Nagori


Uraian Perkembangan Usaha A
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Uraian Perkembangan Usaha B
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Uraian Perkembangan Usaha C
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

C. Progress Kerja Sama Usaha dan Kerja Sama Non-Usaha


Uraian mengenai kondisi kerja sama baik kerja sama usaha maupun
kerja sama non-usaha.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

D. Kondisi Keuangan
Uraian mengenai kondisi keuangan setahun terakhir meliputi
permodalan, utang, piutang, hasil usaha dan perkembangan asset.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
BAB V
PERMASALAHAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN USAHA

No Masalah Kondisi Harapan Strategi


1
2
3
4
5

(uraian mengenai masalah, kondisi yang diharapkan dan strategi yang


direncanakan untuk mengatasi masalah)
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
BAB VI
POTENSI, PELUANG DAN PROSPEK USAHA

A. Potensi
Strategi Memanfaatkan
No Potensi Kondisi Harapan
Potensi
1
2
3
4
5

(uraian mengenai potensi, kondisi yang diharapkan dan strategi


pemanfaatan potensi)
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

B. Peluang
Strategi Memanfaatkan
No Peluang Kondisi Harapan
Peluang
1
2
3
4
5

(uraian mengenai peluang, kondisi yang diharapkan dan strategi


pemanfaatan peluang)
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

C. Prospek Usaha
Strategi Memanfaatkan
No Prospek Usaha Kondisi Harapan
Prospek Usaha
1
2
3
4
5

(uraian mengenai prospek usaha, kondisi yang diharapkan dan


strategi pemanfaatan prospek usaha)
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
BAB VII
STRATEGI DAN KEBIJAKAN TAHUN BERIKUTNYA

(uraian mengenai strategi dan kebijakan yang dihasilkan dari telaah


terhadap permasalahan yang mempengaruhi kegiatan usaha, potensi,
peluang dan prospek usaha)
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
BAB VIII
LAPORAN KEUANGAN
A. Laporan Laba Rugi

FORMAT LAPORAN LABA RUGI


Akun tanggal

4.0.00 - PENDAPATAN

4.1.00 PENDAPATAN USAHA


-
4.1.01 Pendapatan 756.674.007,67
-
TOTAL PENDAPATAN 756.674.007,67

5.0.00 - HARGA POKOK PENJUALAN

5.1.00 HARGA POKOK PENJUALAN


-
5.1.01 Harga Pokok Penjualan 218.183.154,46
-
5.2.00 - HARGA POKOK BARANG DAGANG

5.2.01 Pembelian 10.050.900,00


- TOTAL HARGA POKOK PENJUALAN 228.234.054,46
LABA KOTOR (TOTAL PENDAPATAN -
TOTAL HARGA POKOK PENJUALAN) 528.439.953,21
6.0.00 - BIAYA

6.1.00 BIAYA USAHA


-
6.1.01 - Biaya Umum dan Administrasi 173.690.748,94
TOTAL BIAYA 173.690.748,94
TOTAL PENDAPATAN
USAHA (TOTAL LABA
KOTOR - TOTAL BIAYA) 354.749.204,27
7.0.00 - PENDAPATAN LAINNYA

7.1.00 PENDAPATAN DILUAR USHA


-
7.1.01 Pendapatan Lainnya 500.192,32
- TOTAL PENDAPATAN LAINNYA 500.192,32
8.0.00 - BIAYA LAINNYA

8.1.00 BIAYA DILUAR USAHA


-
8.1.01 Biaya Lainnya 2.945.185,18
- TOTAL BIAYA LAINNYA 2.945.185,18
TOTAL PENDAPATAN
DILUAR USAHA (TOTAL PENDAPATAN
LAINNYA - TOTAL BIAYA LAINNYA) -2.444.992,86
LABA/RUGI
BERSIH (TOTAL PENDAPATAN USAHA + TOTAL
PENDAPATAN DILUAR USAHA) 357.194.197,13
B. Perubahan Modal
PERUBAHAN MODAL
Modal (Awal) per … (tanggal) 293.560.000,00
Modal (Tambahan) untuk Tahun yang berakhir … (tanggal) 100.600.000,00

Saldo Laba Ditahan per … (tanggal) 917.297.687,14


Saldo Laba Tahun Berjalan untuk Tahun yang berakhir …
(tanggal) 352.304.211,41
Dividen untuk Tahun yang berakhir … (tanggal) 0,00

Saldo Laba Ditahan per … (tanggal) 1.269.601.898,55


Modal Akhir
1.663.761.898,55
C. Neraca
FORMAT LAPORAN NERACA

Akun

1.0.00 - ASET

1.1.00 - ASET LANCAR

1.1.01 - Kas 800.224.338,54

Kas besar 554.904.337,64


1.1.01.01 -
1.1.01.02 - Pretty Cash 245.320.000,90

1.1.02 - Bank 209.117.840,00

1.1.02.01 - Bank … 209.034.840,00

1.1.02.02 - Kas besar 83.000,00

1.1.03 - Piutang 1.279.209.150,00

1.1.01.03 - Deposit Tiket 10.000.000,00

Piutang Usaha 1.264.419.150,00


1.1.03.01 -
1.1.03.03 - Piutang Karyawan 4.790.000,00

1.1.05 - Persediaan 670.327.992,31

1.1.05.01 - Persediaan Barang Dagang 670.327.992,31

1.1.06 - Perlengkapan 1.150.000,00

1.1.06.01 - Perlengkapan Kantor 1.150.000,00

1.1.07 - Pajak Dibayar Dimuka 21.849.919,00

Pajak PPN Masukan 18.698.719,00


1.1.07.01 -
1.1.07.02 - Pajak Dibayar Dimuka PPh23 3.151.200,00

1.1.08 - Biaya Dibayar Dimuka -94.160.000,00

1.1.08.02 - Uang Muka/Pinjaman Kepada Karyawan -5.950.000,00

1.1.08.03 - Uang Muka Pembelian -88.010.000,00

1.1.08.04 - Cash Advance -200.000,00

1.1.08.06 - Cashbon/Pinjaman 0,00

ASET TIDAK-LANCAR
1.2.00 -
1.2.01 - Aset Tetap 995.298.604,05

1.2.01.02 - Bangunan 1.000.000.000,00

1.2.01.03 - Kendaraan 105.550.000,00

1.2.01.05 - Peralatan Kantor 16.799.000,00

1.2.01.07 - Akumulasi Penyusutan Bangunan -36.492.872,81

1.2.01.08 - Akumulasi Penyusutan Kendaraan -55.760.416,66

Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor -34.797.106,48


1.2.01.10 -
1.2.04 - KITCHEN MACHINERY 100.000,00

1.2.04.01 - Freezer 100.000,00

TOTAL ASET 3.883.117.843,90

2.0.00 - KEWAJIBAN

2.1.00 - KEWAJIBAN LANCAR


2.1.01 - Utang 2.314.649.860,00

Utang Usaha 2.314.649.860,00


2.1.01.01 -
2.1.02 - Utang Pajak 80.381.640,54

2.1.02.01 - Utang PPN Keluaran 79.449.954,54

2.1.02.02 - Utang PPh 21 803.686,00

2.1.02.04 - Utang PPh 23 128.000,00

2.1.03 - Biaya Terutang (Masih Harus Dibayar) 77.352.000,00

2.1.03.01 - Utang Gaji/Upah 57.570.000,00

Utang BPJS Kesehatan -218.000,00


2.1.03.02 -
2.1.03.06 - Utang Deposit 20.000.000,00

2.1.04 - Utang Lainnya 1.000.000,00

2.1.04.04 - Pendapatan Diterima Dimuka 500.000,00

2.1.04.05 - Utang Lainnya 500.000,00

TOTAL KEAWAJIBAN 2.473.383.500,54

3.0.00 - EKUITAS

EKUITAS
3.1.00 -
3.1.01 - Modal 394.160.000,00

3.1.01.01 - Modal Disetor 393.460.000,00

3.1.01.02 - Utang Direksi 700.000,00

3.1.02 - Saldo Laba 1.269.601.898,55

3.1.02.01 - Saldo Laba Ditahan 917.297.687,14

3.1.02.02 Saldo Laba Tahun Berjalan 352.304.211,41

TOTAL EKUITAS 1.663.761.898,55


TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL 4.137.145.399,09
D. Arus Kas
FORMAT LAPORAN ARUS KAS

A. ARUS KAS DARI OPERASIONAL

Penerima Kas dari Pelanggan

4.1.01.01 - Penjualan 777.882.959,58


4.1.01.02 - Potongan Penjualan -11.650.951,91
4.1.01.03 - Retur Penjualan -9.558.000,00
1.1.03.01 - Kenaikan Pada Piutang Usaha -488.202.500,00
2.1.02.01 - Kenaikan Pada Utang PPN Keluaran 9.120.000,00
2.1.04.04 - Kenaiakan Pada Pendapatan Diterima Dikmuka 500.000,00
1.1.07.04 - Kenaikan Paa Pajak Dibayar Dimuka PPh 23 -1.995.000,00
Total Penerima Kas dari Pelanggan 276.096.507,67

Kas yang Dibayarkan ke Vendor

2.1.01.01 - Kenaikan Pada Utang Usaha 15.213.020,00


1.1.07.01 - Kenaiakan Pada Pajak PPN Masukan -225.000,00
5.1.01.01 - Harga Pokok Penjualan -218.183.154,46
5.2.01.01 – Pembelian -10.050.900,00
Total Kas yang Diabayarkan ke Vendor -213.246.034,46
Kas yang Dibayarkian untuk Pajak

1.1.01.01 - Penurunan Pada Kas Besar 235.590.700,00


Total Kas yang Dibayarkan untuk Pajak 235.590.700,00
Kas yang Diyarkan untuk Beban Pokok Penjualan Operasional

Total Kas yang Dibayarkan untuk Beban Pokok Penjualan Operasional 0,00
Kas yang Dibayarkian untuk Biaya Operasional

6.1.01.01 - Biaya Gaji -125.920.000,00


6.1.01.06 - Biaya Insentif dan Bonus -5.000.000,00
6.1.01.08 - Biaya Makan -1.250.000,00
6.1.01.09 - Biaya Medis -200.000,00
6.1.01.10 - Biaya Perjalanan Dinas -300.000,00
6.1.01.11 - Biaya Transportasi, bbm, Toll dan Parkir -350.000,00
6.1.01.12 - Biaya Listrik -12.700.000,00
6.1.01.13 - Biaya Gas -200.000,00
6.1.01.16 - Biaya Keamanan dan Kebersihan -350.000,00
6.1.01.18 - Biaya TATK dan Fotocopy -500.000,00
6.1.01.19 - Biaya Perlengkapan -3.970.353,00
6.1.01.22 - Biaya Servis dan Pemeliharaan -160.000,00
6.1.01.24 - Biaya Entertaiment dan Representasi -1.000.000,00
6.1.01.33 - Biaya Operasional Lainnya -2.940.000,00
6.1.01.34 - Biaya Penyusutan Bangunan Kantor -5.326.206,14
6.1.01.35 - Biaya Penyusutan Kendaraan -9.406.250,00
6.1.01.36 - Biaya Penyusutan Peralatan Kantor -4.217.939,80
1.2.01.08 - Kenaiakan Pada Akumlasi Penyusutan Kendaraan 9.046.250,00
1.2.01.10 - Kenaiakan Pada Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor 4.217.939,80
Total Kas yang Dibayarkan untuk Biaya Operasional -160.526.559,14

Kas yang Dibayarkan/Diterima Lainnya

7.1.01.04 - Pendapatan Diluar Usaha Lainnya 192,32


7.1.01.02 - Laba Atas Selsish Kurs 500,000,00
8.1.01.03 - Rugi Atad Selisih Kurs -2.945.185,18
Total Kas yang Dibayar/Diterima Lainnya -2.444.992,86
TOTAL ARUS KAS DARI OPERASIONAL 135.469.621,21
B. ARUS KAS DARI INVESTASI

Kas dari Investasi

1.2.01.03 - Kenaikan Pada Kendaraan -5.500.000,00


1.2.01.05 - Kenaikan Pada Peralatan Kantor -10.000.000,00
Total Kas dari Investasi -15.500.000,00
TOTAL ARUS KAS DARI INVESTASI -15.500.000,00
C. ARUS KAS DARI PENDANAAN

Kas dari Pendanaan

3.1.01.01 - Kenaikan Pada Modal Disetoer 100.600.000,00


Total Kas dari Pendanaan 100.600.000,00
TOTAL ARUS KAS DARI PENDANAAN 100.600.000,00
KAS PADA SAAT AWAL PERIODE 1.063.668.218,92
TOTAL KAS YANG DITERIMA 220.569.621,21
KAS PADA SAAT AKHIR SALDO 1.284.237.840,13

E. Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan informasi yang
ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi
kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan atas Laporan Keuangan
membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta
memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan
perusahaan. Catatan atas Laporan Keuangan dapat mencakup informasi tentang
hutang, kelangsungan usaha, piutang, kewajiban kontinjensi, atau informasi
kontekstual untuk menjelaskan angka-angka keuangan.

LAMPIRAN
Lampiran 1: Dokumentasi Kegiatan-Kegiatan BUM Nagori
Lampiran 2: Opini dari akuntan publik (sesuai kebutuhan dan kemampuan BUM Nagori)

BUPATI SIMALUNGUN,

dto

RADIAPOH HASIHOLAN SINAGA


Diundangkan di Pamatang Raya
pada tanggal 2021

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIMALUNGUN,

ESRON SINAGA

BERITA DAERAH KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2021 NOMOR ……..


LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI SIMALUNGUN
NOMOR : 34 TAHUN 2021
TANGGAL : 1 OKTOBER 2021
TENTANG : PEDOMAN PENYERTAAN MODAL
NAGORI KEPADA BADAN
USAHA MILIK NAGORI

1. FORMAT SURAT KEPUTUSAN CAMAT TENTANG EVALUASI


INDIKATOR PENYERTAAN MODAL NAGORI.

PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN


CAMAT ..........................
Alamat : .....................
Kode Pos .........

KEPUTUSAN CAMAT ...................


NOMOR: 188.45/ / /2021

TENTANG
HASIL EVALUASI INDIKATOR PENYERTAAN MODAL NAGORI .........
KEPADA BADAN USAHA MILIK NAGORI (BUMNagori) “………..”
TAHUN ANGGARAN 2021

CAMAT ....................................,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 Peraturan
Bupati Simalungun Nomor …. Tahun 2021 tentang
Pedoman Penyertaan Modal Nagori Kepada Badan Usaha
Milik Nagori (BUMNagori), perlu menetapkan Keputusan
Camat tentang Hasil Evaluasi Hasil Evaluasi Indikator
Penyertaan Modal Nagori .... kepada Badan Usaha Milik
Nagori (BUMNagori) ..... Tahun Anggaran 2021;

Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang


Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Kabupaten dalam
Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1092);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6623);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5864);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 2 Tahun
2016 tentang Nagori (Lembaran Daerah Kabupaten
Simalungun Tahun 2016 Nomor 2 Seri D Nomor 2);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 4 Tahun
2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Simalungun Tahun 2016 Nomor 4 Seri D
Nomor 4) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 3
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 4 Tahun 2016
tentang Pembentukan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Simalungun Tahun 2019 Nomor 3);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2020
tentang Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1496);
11. Peraturan Bupati Simalungun Nomor 24 Tahun 2016
tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Pada
Organisasi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Simalungun
(Berita Daerah Kabupaten Simalungun Tahun 2016 Nomor
284) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Bupati Simalungun Nomor 42 Tahun
2019 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bupati
Simalungun Nomor 24 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Pada Dinas-Dinas Daerah Kabupaten
Simalungun (Berita Daerah Kabupaten Simalungun Tahun
2019 Nomor 413);
12. Peraturan Bupati Simalungun Nomor … Tahun 2021
tentang Pengelolaan Keuangan Nagori (Berita Daerah
Kabupaten Simalungun Tahun 2021 Nomor …… );
13. Peraturan Bupati Simalungun Nomor … Tahun 2021
tentang Pedoman Penyertaan Modal Nagori Kepada Badan
Usaha Milik Nagori (Berita Daerah Kabupaten Simalungun
Tahun 2021 Nomor …… );
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Hasil Evaluasi Indikator Penyertaan Modal Nagori .... kepada
Badan Usaha Milik Nagori (BUMNagori) ..... Tahun Anggaran
2021, sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Camat ini.

KEDUA : Bahwa Dokumen Penyertaan Modal Nagori yang disampaikan


oleh Pangulu …… kepada Camat telah sesuai dengan Indikator
Penyertaan Modal Nagori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
Peraturan Bupati Simalungun Nomor … Tahun 2021.

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


KETIGA :

Ditetapkan di : ...................
pada tanggal : ........................ 2021

CAMAT ...................,

..................................
NIP. ..........................................

Tembusan :
1. Bupati Simalungun;
2. Inspektur Kabupaten Simalungun;
3. Kepala DPMPN Kabupaten Simalungun;
4. Pertinggal
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN CAMAT …
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : HASIL EVALUASI HASIL EVALUASI INDIKATOR
PENYERTAAN MODAL NAGORI .... KEPADA
BADAN USAHA MILIK NAGORI (BUMNagori) .....
TAHUN ANGGARAN 2021

LEMBAR EVALUASI INDIKATOR PENYERTAAN MODAL NAGORI ….


TAHUN ANGGARAN 2021

KABUPATEN : SIMALUNGUN
KECAMATAN : ............................
NAGORI : ............................
Kesesuaian
No. Indikator Alat Verifikasi Keterangan
Ya Tidak

INDIKATOR PENYERTAAN MODAL YANG DAPAT


1
DISERTAKAN

Tersedianya sumber Pendapatan dalam ABPNag yang menjadi APBNag tahun Di isi apabila penyertaan modal nagori bersumber dari pos
1.1
sumber pendanaan penyertaan modal. anggaran berkenaan “Pendapatan” pada APBNag
Di isi apabila penyertaan modal nagori bersumber dari pos
Tersedianya sumber Penerimaan Pembiayaan (SiLPA) dalam APBNag tahun
1.2 “Penerimaan Pembiayaan (SiLPA)” pada APBNag.
ABPNag yang menjadi sumber pendanaan penyertaan modal. anggaran berkenaan

Tersedianya barang milik Nagori (aset nagori) selain tanah Di isi apabila terdapat penyertaan modal nagori berupa barang
1.3 Daftar aset Desa
dan bangunan yang disertakan sebagai penyertaan modal. milik desa (selain tanah dan bangunan) yang akan disertakan.

Kesimpulan Indikator Penyertaan Modal yang Dapat Disertakan:


(contoh pengisian) “bahwa sumber dana untuk penyertaan modal nagori kepada BUMNag bersumber dari “Dana Desa atau Alokasi Dana Nagori atau Penerimaan
Pembiayaan (SiLPA) dan/atau barang milik nagori selain tanah dan bangunan berupa: ……
INDIKATOR ANALISA KELAYAKAN PENYERTAAN
2
MODAL

2.1 Legalitas dan Kelembagaan BUMNag

Apakah BUMNag telah berdiri sesuai ketentuan dan Pernag Pendirian BUMNag dan
2.1.1
memiliki Anggaran Dasar? penetapan Anggaran Dasar.
Peraturan Pangulu tentang
Apakah BUMNag telah memiliki Anggaran Rumah
2.1.2 Penetapan Anggaran Rumah Tangga
Tangga?
BUMNagori
SK Pangulu tentang Pengurus
Apakah BUMNag telah memiliki Pengurus BUMNagori atau
2.1.3 BUMNagori yang telah dipilih oleh Musyawarah SK Pangulu tentang Penetapan
Nagori dan ditetapkan oleh Pem. Nagori? Penasihat, Pelaksana Operasional
dan Pengawas BUMNag.
2.2 Kelayakan Usaha BUMNag

Apakah usaha BUMNag yang akan dilakukan


penyertaan modal telah memiliki Rencana Usaha Dokumen Rencana Usaha (Business
2.2.1
(Business Plan) yang telah disetujui oleh Plan)
musyawarah nagori?

Apakah usaha BUMNag yang akan dilakukan


2.2.2 penyertaan modal telah dinilai “layak” berdasarkan Dokumen Penilaian Kelayakan Usaha
penilaian analisa kelayakan usaha?

2.3 Perencanaan Kerja BUMNag

Apakah Penyertaan Modal Nagori telah disetujui oleh


Pernag tentang Penyertaan Modal
2.3.1 Musyawarah Nagori dan ditetapkan dengan
Nagori kepada BUMNag
Peraturan Nagori tentang Penyertaan Modal Nagori?

Apakah BUMNag telah menyusun Rencana Program


Dokumen Rencana Program Kerja
2.3.2 Kerja untuk tahun berkenaan yang telah dibahas
BUMNag
dan diputuskan oleh musyawarah nagori ?
Apakah BUMNag telah memiliki rekening bank atas Buku Rekening Bank atas nama
2.3.3
nama BUMNag? BUMNag

2.4 Pertanggungjawaban BUMNagori

Apakah Laporan Tahunan (Laporan


Di isi bagi nagori yang melakukan
Pertanggungjawaban) tahun anggaran sebelumnya Laporan Tahunan BUMNag tahun
2.4.1 penyertaan modal untuk penambahan
telah disusun dan disetujui oleh Musyawarah anggaran sebelumnya.
modal BUMNag.
Nagori?
Apakah Usaha atau Unit Usaha BUMNag yang akan Di isi bagi nagori yang melakukan
Laporan Tahunan BUMNag tahun
2.4.2 dilakukan penyertaan modal tidak mengalami penyertaan modal untuk penambahan
anggaran sebelumnya
kerugian pada tahun anggaran sebelumnya? modal BUMNag.

Kesimpulan Indikator Analisa Kelayakan Penyertaan Modal:


(contoh pengisian) Dokumen Kelengkapan Penyertaan Modal telah sesuai/belum sesuai dengan indicator analisa kelayakan penyertaan modal.

Evaluasi dilakukan pada tanggal: …….


oleh,
CAMAT ………

ttd & stempel

(Nama Lengkap dan Gelar) BUPATI SIMALUNGUN,


NIP.
dto

Diundangkan di Pamatang Raya RADIAPOH HASIHOLAN SINAGA


pada tanggal 2021

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIMALUNGUN,

ESRON SINAGA

BERITA DAERAH KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2021 NOMOR ……..

Anda mungkin juga menyukai