Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KIMIA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
VIRA FEBRIANTI

X MIPA 3

SMAN. 16 MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Dampak air kotor
terhadap lingkungan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
saya berterima kasih pada Ibu Hj. Syamsiah Arief Mappudji, selaku Guru mata Pelajaran
Kimia yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai dampak dari air kotor.Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga Makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Makassar, 10 Mei 2021

Vira Febrianti

iii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1.1 Pngeritan Air

2.1.2 Karakteristik Air

2.2 Membedakan Antara Air Bersih Dan Air Kotor

2.3 Cara Mengolah Air Kotor Menjadi Air Bersih

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,
pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah menuntut
dikembangkannya berbagai perangkat kebijakan dan program kegiatan yang didukung
oleh sistem pendukung pengelolaan lingkungan lainnya. Sistem tersebut mencakup
kemantapan kelembagaan, sumber daya manusia, dan kemitraan lingkungan disamping
itu perangkat hukum dan perundangan, informasi serta pendanaan. Sifat keterkaitan
(interdependensi) dan keseluruhan (holistik) dari esensi lingkungan telah membawa
konsekuensi bahwa pengelolaan lingkungan, termasuk sistem pendukungnya tidak
dapat berdiri sendiri, akan tetapi terintegrasikan dengan seluruh pelaksanaan
pembangunan sektor dan daerah.

Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi


masyarakat dan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan semakin terasa
dampaknya terhadap lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan secara terus-menerus
menyudutkan masyarakat pada permasalahan degradasi lingkungan. Kualitas sanitasi,
pengolahan sampah, keterbatasan lahan untuk ruang terbuka hijau dan kesadaran
masyarakat atas perubahan iklim menjadi beberapa masalah yang harus diselesaikan
oleh para pejabat kota di Indonesia. Karena itu, unsur utama yang harus dimiliki pelaku
pemerintahan ini adalah kemampuan dan konsistensi identifikasi persoalan lingkungan

Sistem sanitasi juga memiliki permasalahan dan kendala tersendiri. Secara konsep,
sistem sanitasi yang diterapkan di perkotaan seharusnya terpadu, komunal atau
terpusat, jadi limbah dan saluran air kotor dapat diolah dengan teratur. Saluran-saluran
yang membentuk jaringan sanitasi harus diarahkan pada kawasan pengolahan
tersendiri, yaitu IPAL (Instalasi Pengolahan Air limbah). Melalui IPAL, warga kota bisa
merasa nyaman karena tak perlu lagi membuang air kotor secara sembarangan. IPAL ini
tidak hanya diperuntukkan bagi limbah rumah tangga, tetapi juga bagi sentra industri-
industri, baik kecil atau besar

Sistem sanitasi selalu terkait dengan masalah limbah dan saluran air kotor. Sebagai kota
dengan segudang predikat, praktis Yogyakarta menyangga berbagai keberagaman
aktivitas manusia sebagai penghasil limbah. Mulai dari limbah rumah tangga (mandi,
kakus, mencuci atau memasak), perkantoran, sekolah, universitas, hotel, rumah makan,
mall, sampai dengan industri skala kecil dan besar.

1
Namun kenyataannya pembuangan limbah domestik, seperti limbah yang berasal dari
usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restaurant),
perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama di Yogyakarta, sebagian besar saluran
limbah cair tersebut masih dialirkan pada pusat IPAL yang ada di Sewon, Bantul.
Sedangkan sisanya, saluran-saluran air kotor masih tetap mengandalkan sungai dan
septictank yang non kedap air. Akibatnya sebagian besar sungai-sungai yang berada di
wilayah Yogyakarta menjadi tempat pembuangan air limbah. Berdasarkan hal tersebut,
maka dapat dipastikan bahwa sungai-sungai yang teraliri air limbah akan
memperburuk siklus air secara alamiah, sehingga air sungai tidak lagi bersih. Beban
kota masih ditambah lagi dengan air tanah kota yang tak lagi sehat. Selain itu, septictank
non kedap air mengakibatkan merembesnya limbah dan bercampur dengan air tanah
yang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari.

Agar perkotaan tetap sehat, masalah-masalah sanitasi harus menjadi perhatian serius
pemerintah beserta dengan warganya. ”Jogjaku Bersih” harus menjadi slogan yang mampu
diwujudkan. IPAL komunal atau domestik yang dirancang untuk menjaga air sungai dan air
tanah yang ada di Yogyakarta, khususnya untuk masyarakat yang ada di pinggir sungai.
Penting untuk menyadarkan masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai-sungai karena
cukup banyak warga yang membuang limbah langsung ke sungai tanpa diolah terlebih
dahulu. Maka dari itu, perlu antisipasi seperti salah satunya pembuatan septictank.

Menanggapi fenomena lingkungan sebagaimana yang telah diuraikan di atas, perlu untuk
membangun IPAL-IPAL komunal di berbagai tempat di Yogyakarta. IPAL komunal ini
dibuat dengan tujuan agar masyarakat sadar dan turut terlibat dalam hal kepedulian
lingkungan. Selain itu, IPAL komunal memang lebih murah dan ringkas daripada membuat
septictank pribadi, dengan harapan agar setelah dibuang ke sungai, air sudah memenuhi baku
mutu standar SK Gubernur nomor 214 tentang baku mutu air sungai.

Masalah lainnya adalah banyak saluran air limbah dan irigasi warga di bantaran Kali Code,
yang belum normal. Mampetnya saluran irigasi warga, dikarenakan terbuntu oleh pasir yang
dibawa banjir lahar dingin. Hal itu, memerlukan perbaikan dengan menyedot atau
membongkar ulang beberapa saluran. Di daerah Cokrodirjan, Kelurahan Suryatmajan, masih
ada beberapa aliran limbah yang belum normal. Menurut warga, perbaikan belum maksimal
karena keterbatasan alat. Sudarsono, ketua Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana
Daerah (BKPBD), Kota Yogyakarta, mengatakan, dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi,
pihaknya akan memaksimalkan dalam pembangunan talud dan perbaikan saluran-saluran
irigasi dan buangan limbah (Media Indonesia.com diunduh 2 Desember 2011).

Kemudian masalah lain menurut Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta, Zuhrif Hudaya
adalah fenomena banyaknya bakteri E-coli pada ribuan sumur di Kota Yogyakarta perlu
menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Walikota Yogyakarta kedepan.

2
Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta harus dapat membasmi E-coli dengan
cara-cara yang saat ini belum dipakai. Sekitar 80 persen sumur kita tercemar E-coli karena
jaraknya banyak yang terlalu dekat dengan limbah rumah tangga (KRJogja. com diunduh 19
Januari 2012).

Dalam rangka memfasilitasi pembuangan air limbah domestik dan untuk mengoptimalkan
jaringan air limbah serta untuk melindungi fungsi lingkungan hidup perlu pengaturan
pengelolaan air limbah domestik secara baik dan benar. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah
Tingkat II Yogyakarta Nomor 9 Tahun 1991 tentang Pemeliharaan Assainering sepanjang
yang mengatur Saluran Air Kotor sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan dan
peraturanperundang-undangan yang berlaku, sehingga perlu dicabut dan diganti berdasarkan
pertimbangan sebagaimana dimaksud di atas, perlu membentuk Peraturan Daerah Kota
Yogyakarta No 6 tahun 2009 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik. Namun, dalam
pelaksanaan Perda tersebut masih terdapat masalah seperti yang di utarakan di atas. Misalnya,
air tanah kota yang tak lagi sehat, kesadaran masyarakat akan lingkungan masih rendah,
banyaknya bakteri E-coli pada ribuan sumur di Kota Yogyakarta, banyak warga yang
membuang limbah langsung ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu, saluransaluran air kotor
masih tetap mengandalkan sungai dan septictank yang non kedap air.

Atas dasar hal-hal tersebut diatas maka dipandang perlu untuk dilakukan penelitian dengan
judul ” Evaluasi Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta Tentang Pengelolaan
Limbah Air Limbah (Studi Implementasi Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No 6 Tahun
2009 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik)”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Air tanah kota yang tak lagi sehat, septictank non kedap air mengakibatkan
merembesnya limbah dan bercampur dengan air tanah.
2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan lingkungan terutama yang
bermukim di pinggiran sungai-sungai karena cukup banyak warga yang
membuang limbah langsung ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu.
3. Masih banyaknya bakteri E-coli pada ribuan sumur di Kota Yogyakarta..
4. Saluran-saluran air kotor masih tetap mengandalkan sungai dan septictank
yang non kedap air.
5. Masih belum optimalnya pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta
Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah telah diuraikan di atas maka peneliti
memfokuskan pada evaluasi kebijakan terhadap Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6
Tahun 2009 tentang pengaturan Pengelolaan Air Limbah Domestik.

3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.1Pengertian Air
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian
besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak
gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,
danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
(runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia.Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air.Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat
pada kutub utara dan selatan planet Mars.Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air)
dan gas (uap air).Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.Pengaturan air yang kurang baik dapat
menyebakan kekurangan air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100
kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia.Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar.Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida
(OH-).Manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup.Tenaga air
mempunyai arti ekonomi yang besar.Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi
tempat dimungkinkannya reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering
menjadi produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu.
4
2,1,2Karakteristik Air
Karakteristik fisik Air :
1.      Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan
organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh
buangan industri.
2.      Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat
degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
3.      Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta
tumbuh-tumbuhan.
4.      Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar
matahari kedalam air.
5.      Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan
oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
Karakteristik kimia air :
1. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan
efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk
molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2.      DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan
absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin
baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3.      BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
5
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas
self purification badan air penerima.
4.      COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-
bahan organik secara kimia.
Reaksi: + 95%terurai
Zat Organik + O2 → CO2 + H2O
5.      Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun,
namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk
industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air
tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar
residu terlarut yang tinggi dalam air.
6.      Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l).
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau
ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen
terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
2.2Karakteristik Air Bersih dan Air Kotor
1.      Ciri-ciri Air Bersih
  Jernih, tidak berbau, tidak berasa &tidak berwarna.
  Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas.
  Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa (Hg)
dan mangan (Mn).
  Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja dan
total coliforms.
2.      Karakteristik Air Kotor
  Berwarna kotor.
  Suhunya panas.
  Mengandung unsur-unsur Fe, Zn, Hg dan Mn.
6
  Biasanya air ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari
air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine
dan sampah-sampah lainnya.
  Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni:
     gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine dan
asam amino.
    gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan
karbohidrat, termasuk selulosa.
Fungsi Air Dalam Kehidupan
1.      Mengontrol suhu tubuh
2.      Faktor penting untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi ke dalam tubuh. Membawa
oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh sehingga semua sel dan
organ tubuh termasuk otak, ginjal, jantung, limpa, paru-paru dapat tetap hidup dan
berfungsi dengan baik.
3.      Detoksifikasi, membawa sisa-sisa pembakaran tubuh termasuk racun-racun ke alat
sekresi sehingga metabolisme tubuh berjalan baik. Ini berarti semua zat yang ada di
dalam air minum ikut ke dalam tubuh dan peredaran darah kita.
4.      Fungsi lainnya bagi kesehatan adalah kulit menjadi lebih sehat, membantu
penurunan berat badan, menurunkan resiko serangan jantung, membantu sendi dan
otot menjadi rileks, melancarkan proses buang air besar dan menambah energi serta
kesegaran tubuh.
5.      Sebagai sumber kehidupan di muka bumi.
2.3Pengolahan Air Kotor Menjadi Air Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan
adsorpsi.Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan
barangkali juga zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (alumunium sulfat),
pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif. Tawas berguna untuk
menggumpalkan lumpur koloidal sehingga mudah disaring. Tawas juga membentuk
koloidal AL(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti
detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi maka
digunakan karbon aktif di samping tawas.Pasir berfungsi sebagai penyaring.
7
Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan kapur
tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman ynang terjadi karena
penggunaan tawas.
1. Industri Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)
2. Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan pengolahan
air sederhana. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi.Di
sini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi.Lumpur dibuang
dengan pompa, sedangkan air selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury.Pada
tahap ini dicampurkan tawas dan gas klorin (preklorinasi). Poada air baku yang
kekeruhan dan pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif yang berguna
untuk menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang terkandung dalam air
baku. Dari bak ventury, air baku yang telah dicampur dengan bahan-bahan kimia
dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelator ini terjadi proses koagulasi,
lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok yang akan mengalami
sedimentasi secara gravitasi. Selanjutnya, air sudah setengah bersih dialirkan ke
dalam bak saringan pasir. Pada saringan ini, sisa-sisa flok akan tertahan.
3. Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih. Air yang sudah cukup
bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, dimana ditambahkan
kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan hama.
Dari bak siphon, air yang sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya dialirkan
ke dalam reservoar, kemudian ke konsumen.
4. 2.        Pengolahan Air Bersih
5. Water Treatment Plantatau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan
utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak
koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
6. a.         Koagulasi
7. Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses
koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya
air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel
koloid yang terkandung di dalamnya.

8
Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas,
ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan
atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya
pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 –
90 detik.
b.         Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit
flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok.
Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixin)
Proses Sedimentasi
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator.
c.         Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi
ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media
berbutir.Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan
kerikil silica denga ketebalan berbeda.Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses
tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV,
pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu
reservoir.
d.        Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air
masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-
pipa secara grafitasi.Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan
grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi
lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran
distribusi.Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan
Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir
dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak
diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk
menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih
siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah
distribusi.
3.        Pengolahan Air Kotor (Limbah Industri)
Kadang-kadang aliran limbah perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi
konsentrasi beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang mengandung
sulfida dapat dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu
trivalent karena tidak perlu dilakukan reduksi bentuk heksavalennya.Aliran
mengandung krom dapat diendapkan dengan menggunakan tawas, garam besi atau
polimer pada pH tinggi.
Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan,
melarutkannya kembali dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan.
Proses pengolahan primer lain mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan
untuk mengurangi BOD dan memperoreh padatan kembali. Pengolahan secara
kimia dengan menggunakan tawas, kapur tohor, fero-chlorida atu polielektrolit
lebih lanjut dapat mengurangi PTT dan BOD.Sistem pengolahan secara biologi
bekerja efektif.
Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus digunakan
sistem penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob efektif, tetapi akan
mengeluarkan bau tajam dang mengganggu daerah pemukiman. Sistem-sistem
parit oksidasi, kolam aerob, sringan tetes dan Lumpur teraktifkan sudah banyak
digunakan.Danau (anaerob dan aerob) meruopakan sistem yang murah dan efektif,
apabila dirancang dan dioperasikan secara baik dan apabila tanah tersedia.Apabila
diperlukan, dapat digunakan suatu sistem untuk menghilangkan tingkat nitrogen
yang tinggi.
Dalam operasi baru telah digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan pengayakan
mikro untuk mengurangi zat pencemar sampai tingkat rendah.
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran.Secara
ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap
gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut.Namun demikian,
alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya
sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana
pengolahan air buangan antara lain:
a.       Pengenceran (Dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah
kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin
bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan
manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan
diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi.
Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya
kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang
akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti
selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan
banjir.
b.      Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah.
Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan
kedalaman antara 1-2 meter.Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi
lapisan apapun.Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di
daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
Cara kerjanya antara lain sebagai berikut:
Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini
adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang
dengan butir khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses
fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan
subur.
pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan
CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2
(oksigen). Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk
melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air
buangan.Disamping itu terjadi pengendapan.
Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang
sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air
(kali, danau, dan sebagainya).
c.       Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air
akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-
parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan
untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus
berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air
limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan,
dan lain-lainnya di mana kandungan zat-zat organik dan protein cukup
tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
4.        Penyaringan Air
a.       Saringan Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan
teknik penyaringan yang paling sederhana / mudah.Air keruh disaring
dengan menggunakan kain katun yang bersih.Saringan ini dapat
membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air
keruh.Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain
yang digunakan.
b.      Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik
sebelumnya.Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan
dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme
kecil yang ada dalam air keruh.Hasil saringan juga tergantung pada
ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.
c.       Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke
dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti
karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi
rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel
mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi
dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat
dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.
d.      Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan
menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian
bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati
lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.
e.       Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah.Tetapi arah
penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat,
yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan
menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru
kemudian melewati lapisan pasir.
f.       Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir
Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan
melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir
Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya
disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali
penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan
tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil
penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan
beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.
g.      Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan
tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam
menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang
digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa.Untuk hasil
yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.
h.      Saringan air sederhana / tradisional
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan
pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain
menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah
lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelap
i.        Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga
dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih
didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik.
Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak yang berfungsi
sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan,
kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan
menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah
penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan
terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini dapat
dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang
mengalir.
j.        Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik.Air
disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas.Saringan ini
umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali.Saringan tersebut
digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari
saluran irigasi sawah.
Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari
jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
k.      Saringan Tanah Liat.
Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk
khusus pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori
pada bagian dasarnya.
BAB 3
PENUTUP
A.    Simpulan
Pengolahan air bersih menjadi sangat penting bagi manusia pada saat ini.Hal ini
karena telah banyak sumber air yang telah tercemar oleh perbuatan manusia itu
sendiri.Padahal air yang bersih sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia dan juga untuk
menjalankan berbagai kegiatan.Oleh karena itu, diperlukan upaya pengolahan air yang
telah tercemar hingga layak digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Namun, upaya
pengolahan air bersih tersebut perlu disesuaikan dengan sumber air baku serta teknologi
yang sesuai dengan tingkat penguasaan teknologi dalam masyarakat itu sendiri. Untuk itu
terdapat berbagai macam solusi atau metode pengolahan air agar menjadi air bersih dan
siap pakai:
1. Pengolahan air bersih secara alami
Metode ini dapat dilakukan dengan pembuatan kolam stabilisasi
2. Pengolahan air bersih dengan metode pengolahan gambut sederhana
3. Sistem portable / langsung hisap
Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, diciptakan alat yang mampu menyaring air
hingga air yang diperoleh dapat langsung diminum dengan aman
Upaya pengolahan air bersih tersebut harus berjalan sinergis antara kebijakan atau
program yang dibuat oleh pemerintah dan usaha yang dilakukan oleh masyrakat untuk
dapat menjaga agar sumber atau mata air dapat terlindungi dari pencemaran.Sehingga,
dapat diperoleh kualitas air yang baik sehingga derjat kesehatan manusia dapat
dimaksimalkan.
Pengolahan air bersih melalui beberapa proses diantaranya :
1.         Koagulasi
2.         Flokulasi
3.         Filtrasi
4.         Reservoir
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
1.         Pengenceran (Dilution).
2.         Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds).
3.         Irigasi.
Penyaringan Air diantaranya :
1.         Saringan Kain Katun.
2.         Saringan Kapas.
3.         Aerasi.
4.         Saringan Pasir Lambat (SPL).
5.         Saringan Pasir Cepat (SPC).
6.         Gravity-Fed Filtering System.
7.         Saringan Arang.
8.         Saringan air sederhana / tradisional.
9.         Saringan Keramik.
10.     Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu.
11.     Saringan Tanah Liat.

B. Saran
Saran untuk pengolahan air bersih adalah sebagai berikut:
1. Untuk kedepannya perlu dilakukan upaya pemerintah dalam memberikan
pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya air bersih serta bagaimana cara
pengolahan air bersih tersebut
2. Masyarakat perlu turut serta dalam pengolahan air bersih guna meningkatkan derajat
kesehatan pada masyarakat tersebut
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam upaya pengolahan air bersih
DAFTAR PUSTAKA
Pengantar Pengolahan Air Tl 4001 Rekayasa Lingkungan 2009 Program Studi Teknik
Lingkungan ITB
Anonimous, 1998.Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan, Kantor Menteri
Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup Sekretariat Wilayah Daerah
Tingkat I Propinsi Jawa Tengah, Semarang : Erlangga.
Fandeli, Chafid. 1995. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar dan
Pemapanannya dalam Pembangunan.Yogyakarta : Liberty.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat.Cet. ke-2, Mei.Jakarta : Rineka Cipta.
Suratmo, Gunawan F. 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.

http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
https://dokumen.tips/documents/makalah-pengolahan-air-bersih-5622a65a4d66d.html

http://www.academia.edu/15107176/MAKALAH_PENGOLAHAN_AIR

http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-pengolahan-air-bersih-
compatibility-mode.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196802161994022-
SOJA_SITI_FATIMAH/Kimia_industri/AIR.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/107940-ID-none.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai