TPW 21347
Dosen Pembimbing :
Dr-Ing. Asnawi Manaf, ST
Ir. Holi Bina Wijaya, MUM
Dr.Ir. Ragil Haryanto, MSP
Disusun Oleh :
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Semarang yang merupakan salah satu kota besar di Indonesia mengalami
pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi di setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk
ini tidak disejalankan dengan penghasilan yang dapat mencukupi masyarakat Kota
Semarang untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Hal ini berimplikasi pada
pertumbuhan penduduk dibawah garis kecukupan serta penyediaan lahan tempat tinggal
dalam kawasan kumuh yang ada di Kota Semarang. Permukiman kumuh yang ada di
Kota Semarang dapat dilihat dari tiga bagian, jika dilihat berdasarkan letak lokasinya,
yakni pusat kota, tengah kota, dan pinggir kota (Pigawati,2015)
Sasaran
Sasaran dari pembuatan rencana tindak sektoral kolaboratif terkait sistem
pengelolaan sampah dikelurahan Jabungn, Banyumanik adalah:
1. Mengidentifikasi isu dan masalah terkait sistem pengelolaan air bersih dan sanitasi
2. Mengakomodasi aspirasi dan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan dan
menata sistem pengelolaan air bersih dan sanitasi
3. Memfasilitasi masyarakat untuk dapat membenahi kampungnya sendiri terutama
terkait dengan pengelolaan sistem air bersih dan sanitasi
Pada tingkat desa, perencanaan air minum dan sanitasi disusun dalam
Perencanaan Jangka Menengah (lima tahun) Program Air Minum, Kesehatan,
dan Sanitasi (PJM ProAKSi).
Dalam rangka percepatan pencapaian akses universal air minum dan sanitasi,
Pamsimas membantu pendampingan penyusunan Rencana Kerja Masyarakat
(RKM) menuju pelayanan 100% (atau dapat disebut sebagai RKM 100%)
sebagai penjabaran dari PJM ProAKSI.
B. Penguatan Kelembagaan
Penguatan fungsi Panitia Kemitraan pada Pokja AMPL dan Asosiasi Pengelola
SPAMS Perdesaan sebagai lembaga/organisasi yang bertanggung jawab
membantu Pemerintah Kabupaten dalam pengelolaan program air minum dan
sanitasi perdesaan;
Peningkatan kinerja BPSPAMS sebagai pengelola SPAM terbangun dan
kegiatan kesehatan di tingkat desa;
Penguatan peran Kader Masyarakat untuk AMPL dalam membantu Pemdes
terkait pemantauan kinerja pengelolaan air minum dan sanitasi dan proses
perencanaan program air minum dan sanitasi.
Untuk mencapai maksud dan tujuan program di atas serta memastikan kelancaran
pelaksanaan komponen program Pamsimas, maka telah dilakukan langkah-langkah
pelaksanaan program, antara lain:
1. Persiapan program awal dari tingkat pusat hingga tingkat masyarakat (desa),
2. Tentukan provinsi / kota sasaran,
3. Sosialisasi rencana di semua tingkatan mulai dari pusat hingga desa,
4. Memilih dan menentukan desa / kelurahan sasaran,
5. Pelaksanaan rencana tingkat desa, persiapan dan kegiatan penyesuaian kondisi
Masyarakat, pendampingan masyarakat, penyusunan rencana kerja Masyarakat dan
penyusunan dana masyarakat dalam DIPA,
6. Membantu meningkatkan kapasitas pemerintah provinsi dan kabupaten Untuk
mencapai tujuan Millennium Development Goals, melalui pelaksanaan kegiatan
replikasi Menggunakan metode PAMSIMAS,
7. Strategi untuk mencapai "hasil" dan tujuan yang direncanakan di area target,
8. Pemantauan partisipatif dan "hasil", dan penelitian penilaian dampak proyek
Tentukan efektivitas, efisiensi dan perubahan perilaku sosial.
2.3 Konsep Penanganan
2.2.1 Pengertian Pengembangan Masyarakat
Menurut Jack Rothman yang dikutip oleh Edi Suharto dalam bukunya
menyatakan bahwa model pengembangan masyarakat yang sering digunakan
dalam lapangan ada 3 macam, yaitu:
a. Pengembangan Masyarakat Lokal (Locality Development) adalah proses
yang ditunjukan untuk menciptakan kemajuan ekonomi dan sosial bagi
masyarakat melalui partisipati aktif dan inisiatif anggota masyarakat itu sendiri.
Masyarakat bukan sebagai klien yang bermasalah melainkan sebagai masyarakat
yang unik dan memiliki potensi yang sepenuhnya dikembangkan. Inti dari
pengembangan masyarakat adalah pengembangan kepemimpinan lokal,
peningkatan strategi kemandirian, informasi, komunikasi, relasi dan keterlibatan
anggota masyarakat. Model ini lebih mengorientasikan pada tujuan proses
daripada tujuan hasil.
b. Perencanaan Sosial (Sosial Planning) adalah perencanaan berorientasi pada
tugas. Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan, penentuan
tujuan dan pemecahan masalah bukan merupakan prioritas, karena pengambilan
keputusan dilakukan oleh pekerja sosial di lembaga formal seperti lembaga
pemerintahan atau Swasta (LSM). Pekerja komunitas bertugas melakukan
penelitian, analisa masalah, dan kebutuhan masyarakat, identifikasi,
melaksanakan dan mengevaluasi program pelayanan kemanusiaan.
c. Aksi Sosial (Sosial Action), pendekatan ini didasari suatu pandangan bahwa
masyarakat adalah sistem klien yang seringkali menjadi korban ketidakadilan
struktur. Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran, dan tindakan-
tindakan aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar memenuhi prinsip
demokrasi, kemerataan, dan keadilan. Aksi sosial berorientasi proses dan hasil.
Inti dari pengembangan masyarakat ada dua yaitu individu dan kelompok.
Kelompok tidak mungkin berkembang jika individu-individu yang menjadi
anggota dari kelompok itu belum memiliki kesadaran dan memiliki kemampuan
untuk mengembangkan dirinya. Sebaliknya individu tidak akan optimal untuk
mengembangkan dirinya tanpa berkelompok, karena baik dari segi ekonomi
terlebih dari segi sosial, optimalisasi tujuan akan tercapai jika ada sinergi yang
positif diantara individu-individu dalam kelompok masyarakat.
c. Communtiy Empowering
Community Empowering merupakan program-program yang berkaitan dengan
memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang
kemandirian seperti dalam proses pembentuka usaha kecil menengah yang secara
alami sudah memiliki pranata pendukungnya dan perusahaan memberi akses
kepada pranata sosial yang ada agar dapat berlanjut. Sasaran utama dalam
kategori ini adalah kemandirian suatu komunitas.
2.2.6 Permasalahan
Permasalahan terkait air bersih dan sanitasi yang ada di Kelurahan
Jabungan ini menjadi hal serius yang bisa menjadi ancaman bagi warga Jabungan
tersendiri karena terdapat banyak dampak yang akan terjadi terhadap warganya.
Permasalahan seperti belum meratanya air bersih hingga keberadaan sanitasi
berupa jamban yang belum ada di beberapa rumah masyarakat berpenghasilan
rendah yang kondisi rumahnya non permanen merupakan masalah yang harus
segera diatasi atas prakarsa pemerintah dan partisipasi masyarakatnya. Kedua hal
ini berkesinambungan dalam menyelesaikan permasalahan yang bisa menjadikan
akar masalah kesehatan bagi masyarakat Kelurahan Jabungan.
Konsep pengembangan masyarakat sangat penting untuk mampu mengatasi
permasalahan yang vital dalam kehidupan ini yaitu berkaitan dengan air bersih
dan sanitasi. Konsep pengadaan PAMSIMAS merupakan salah satu cara yang
bisa mengatasi masalah air bersih dan sanitasi karena sudah menjadi program
yang mampu meningkatkan akses masyarakat miskin atau pinggiran terhadap air
bersih dan sanitasi yang layak. Pendekatan bottom up planning sudah seharusnya
dilakukan di Kelurahan Jabungan yang mana strategi ini menitikberatkan pada
pembangunan yang berasal dari bawah keatas didasarkan pada sumberdaya alam,
manusia, dan kelemmbagaan setempat. Konsep program pembangunan
PAMSIMAS ini bertujuan untuk:
a. Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat
b. Meningkatkan akses masyarakat di lokasi program terhadap pelayanan air
minum dan sanitasi yang berkelanjutan dan dikelola secara efektif
c. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal dalam
penyelenggaraan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat
d. Meningkatkan efektivitaas dan kesinambungan jangka panjang pembangunan
sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat
Kelurahan Jabungan memiliki akses yang cukup terbatas guna mendapatkan air
bersih. Warga yang memiliki akses untuk mendapatkan air bersih hanya dibawah 50%
dari total seluruh penduduk Kelurahan Jabungan. Beberapa warga Kelurahan Jabungan
memanfaatkan sumber mata air alami guna memenuhi kebutuhan akan air bersih. Salah
satunya adalah Sungai Kethekan yang menjadi tempat untuk mendapatkan air bersih
bagi warga sekitar.
Tandon
Terdapat
banyak daerah PAMSIMAS
resapan air
Peta diatas menunjukan lokasi permasalahan terkait air bersih dan sanitasi di
Kelurahan Jabungan yang nantinya akan direncanakan menggunakan survey kampung
sendiri untuk mewujudkna sistem air bersih dan sanitasi di Kelurahan Jabungan lebih
baik lagi. Kelurahan Jabungan juga telah memiliki Jamban Komunal. Jamban Komunal
ini terletak pada RW 1, 4, dan 5. Jamban Komunal ini digunakan oleh beberapa warga
yang belum memiliki jamban pribadi dirumahnya. Namun pengelolaan jamban komunal
ini tidak terkelola dengan baik. Selain itu terdapat pula warga yang masih membuang
kotoran sembarangan, khususnya pada sungai.
BAB IV
Melihat dari potensi yang dimiliki Kelurahan Jabungan sebagai salah satu
Kelurahan yang memiliki banyak sumber mata air, serta memiliki sendang yang telah
dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat, PAMSIMAS di dua lokasi yang berbeda dapat
menjadi sumber air bersih tambahan yang dapat dikelola dengan baik, selanjutnya sungai
kethekan yang menjadi aliran sungai yang membantu mengairi lokasi persawahan di
Kelurahan Jabungan, dan adanya septitank atau jamban komunal yang tersedia, dengan
kepemilikan potensi yang cukup banyak untuk menjadikan Kelurahan Jabungan
memiliki kemandirian dan keberlanjutan untuk air bersih dan sanitasi sebagai salah satu
hal penting dalam kehidupan.
Namun pada dewasa kini, pengelolaan dan penyediaan air bersih dan sanitasi
di Kelurahan Jabungan menjadi hal yang memprihatinkan, sebab PAMSIMAS yang
disediakan oleh Pemerintah Kota Semarang sebagai sumber air bersih, hanya dapat
dimanfaatkan selama satu tahun, sehingga tidak dapat dimanfaatkan kembali hingga saat
ini oleh masyarakat Kelurahan Jabungan. hal tersebut menyebabkan hingga saat ini
hanya terdapat kurang dari lima puluh persen masyakat Kelurahan Jabungan yang dapat
mengakses air bersih dengan mudah. Selanjutnya permasalahan juga terjadi pada
pemanfaatan sumber sumber mata air yang tersedia di Kelurahan Jabungan tidak
dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah setempat maupun kelompok masyakat,
sehingga menyebabkan beberapa mata air tersebut tidak dapat digunakan sebagai salah
satu sumber air bersih. Permasalahan juga terjadi pada sanitasi bagi masyarakat
Kelurahan Jabungan yang tidak dapat mengelola Septitank atau jamban yang telah
diberikan oleh lembaga donor Bank Dunia tidak pada kondisi optimal dan telah melebihi
kapasitas penggunanya. Berdasarkan potensi dan masalah yang dimiliki oleh Kelurahan
Jabungan terkait air bersih dan sannitasi, maka didapatkan isu perencanaan berupa
“Kurangnya Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang berkelanjutan di Kelurahan
Jabungan”.
PENYUSUNAN MASTERPLAN
5.1 Konsep
5.2 Rencana Struktur dan Pemanfaatan Lahan Pengembangan Air Bersih dan Sanitasi
5.2.1 Area of Interest (AOI) Pengelolaan Air Bersih
Area Of Interest ialah delianiasi spesifik yang akan dilakukan
pengelolaan air bersih dan sanitasi di Kelurahan Jabungan. Kondisi sumber
utama air bersih yang berada di tengah hutan dan dipinggir sungai dari
kelurahan Jabungan, maka dibutuhkan penentuan lokasi deliniasi spesifik yang
akan dilakukan pengelolaan air bersih, guna mendapatkan peta lokasi yang lebih
detail dan lokasi perencanaan yang lebbih fokus. Berikut merupakan Area of
Interest dari perenncanaan pengelolaan air bersih di RW 02.
Gambar 5.1. Area Of Interest Perencanaan Pengelolaaan Air Bersih
Sumber: Analisis Kelompok 4B, 2020
Berdasarkan titik-titik lokasi sumber air bersih yang ada, serta lokasi
yang belum dapat mengakses air bersih secara berkelanjutan, maka dibuatkan
sistem perpipaan didalam dan diluar tanah untuk mengalirkan air bersih dari
sendang pancuran yang menjadi sumber utama, menuju PAMSIMAS yang
berada sesuai pada peta. Hal ini dilakukan agar air bersih dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan dan permasalahan air bersih di Kelurahan Jabungan dapat
diselesaikan
5.2.3 Rencana Pemanfaatan Lahan
Rencana pemanfaatan lahan akan memetakan terkait penggunaan lahan
yang akan dijadikan sebagai pengelolaan air bersih dan disesuaikan dengan
penggunaan lahan yang ada saat ini. Berikut ini ialaha peta rencana pemanfataan
lahan di deliniasi spesifik RW 02.
Strategi Rencana
Seperti yang dapat dilihat pada tabel diatas, bahwa dalam permasalahan yang
ada di Kelurahan Jabungan sangat melibatkan komponen internal maupun eksternal.
Dalam pengelolaannya diarahkan untuk meningkatkan peranan stakeholder dalam
pengelolaan yang mana adanya kolaborasi antar pihak pemerintah dan masyarakat.
Kelembagaan ini yang akan memiliki wewenang dalam mengatasi permasalahan
langsung atau implementor teknis dilapangan.
BAB VI
Bulan Sumber
No Program Kegiatan Indikator Pelaksana
6 12 18 24 30 36 Dana
Pembuatan
organisasi/kelompok Kegiatan/program yang
penanggung jawab dilaksanakan & partisipasi Masyarakat Masyarakat
Pemeliharaan
berjalannya PAMSIMAS masyarakat
3 sistem air berih
& sendang
& sanitasi
Sinkronisasi program & Pemerintah Pemerintah
Sumber dana mencukupi
kegiatan dengan sumber & &
operasional program
dana masyarakat Masyarakat
Pembuatan jadwal
Monitoring & Partisipasi masyarakat &
musyawarah warga
4 evaluasi rutin/tidak nya musyawarah Masyarakat Masyarakat
terkait berjalannya
kegiatan dilaksanakan
sistem air bersih &
sanitasi
Musyawarah/rembug
warga secara berkala
terkait manfaat &
Masyarakat Masyarakat
kendala terkait dengan
PAMSIMAS, sendang,
maupun septictank
Pengembangan &
Pemerintah Pemerintah
perawatan sistem air Kondisi sistem air bersih &
& &
bersih & sanitasi secara sanitasi dari tahun ke tahun
masyarakat Masyarakat
berkala
RENCANA ANGGARAN
NAMA SUMBER
NO PROGRAM JUMLAH PELAKSANA
KEGIATAN HARGA DANA
KEBUTUHAN V
SATUAN
SOSIALISASI
Penyusunan
Monitoring
laporan Pemerintah &
4 dan Evaluasi Fotocopy 60 Rp. 450,00 Rp. 27.000,00 PEMKOT
pertanggung Masyarakat
Kegiatan
jawaban
Rp.
TOTAL JUMLAH
854.467.000,00
Pembuatan
organisasi/kelompok Masyarakat bertanggung 50% masyarakat Kelurahan Wawancara Masyarakat Kualitatif
7 penanggung jawab jawab atas kepemilikan Jabungan mengikuti Primer & Kelurahan &
berjalannya PAMSIMAS & PAMSIMAS & sendang organisasi/kelompok Kuesioner Jabungan Kuantitatif
sendang
Jenis
No Kegiatan Indikator Target Pencapaian Metode Sumber Data Analisis
Data
Masyarakat
Kelurahan
Tersusunnya proposal Jabungan,
Sinkronisasi program Sumber dana mencukupi Telaah
8 permohonan dana yang sinkron Sekunder aparatur desa, Kuantitatif
dengan sumber dana operasional program dokumen
dengan operasional program dan
perwakilan
pemerintah
Masyarakat
Kelurahan
terlaksananya kegiatan sesuai Tersusunnya dokumen laporan Wawancara Jabungan,
Monitoring dan evaluasi
9 dengan rencana yang telah pertanggung jawaban program Primer & aparatur desa, Kuantitatif
kegiatan
ditetapkan pembangunan sendang Kuesioner dan
perwakilan
pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Sularmi, Sri. 2009. Sikap Petani Wortel (Daucus Carota) Terhadap Pengembangan Kawasan
Agropolitan Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Chaerunissa, C. (2014). Partisipasi Masyarakat Dalam Program Penyediaan Air Minum Dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Di Kabupaten Brebes. Politika, 5(2), 1–15.
Tulungen, J., Devi, B. P., & Rostinsulu, C. (2000). Pengembangan, Persetujuan dan
Pelaksanaan Rencana Pembangunan dan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir
Berbasis-Masyarakat di Sulawesi Utara. Makalah Konferensi Nasional II: Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir Dan Lautan, 0431, 1–23.