Anda di halaman 1dari 4

KONDISI DAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DI KAMPUNG WISATA

KOTA MALANG

Siti Widyawati
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Malang, Indonesia
Jl. Semarang No.5 Sumbersari, Kec.Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
Telp. (0341) 551312 psw 1137, Fax. (0341) 556775
E-mail : sitiwidyawati22@gmail.com

Abstrak : Kota Malang merupakan salah satu objek wisata yang banyak digemari oleh
masyarakat luas. Salah satu permasalahan kota besar yang sering terjadi adalah permasalahan
lingkungan kumuh. Padatnya penduduk dan banyaknya wisatawan yang berkunjung
menyebabkan beberapa tempat di kota Malang menjadi kumuh. Beberapa kampung yang
menjadi pusat perhatian pemerintah yaitu kampung jodipan, kampung tridi, dan kampung
biru arema. Solusi dalam menangani masalah ini, dimulai dari ide pewarnaan kampung oleh
delapan orang mahasiswa yang tergabung dalam kelompok “Guys Pro” dan respon positif
dari warga kampung, maka proses perubahan dari kampung kumuh menjadi kampung wisata
dapat terlaksana dengan baik. Hal ini membawa perubahan besar dan membawa berbagai
dampak dalam kehidupan masyarakatnya, baik dalam dampak sosial maupun dampak
ekonomi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi permasalahan lingkungan
yang terjadi disekitar kampung wisata tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode kualitatif. Dengan objek penelitian yaitu kampung wisata jodipan, kampung
wisata tridi, dan kampung biru arema. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perubahan
kampung yang kumuh menjadi kampung wisata yang digemari banyak masyarakat didukung
oleh kerjasama yang baik antar warga masyarakatnya. Perubahan nyata yang terjadi adalah
pola pandang warga terhadap kebersihan lingkungannya. Perubahan tersebut sangat
signifikan dan menuju kearah yang lebih baik.

Kata kunci: Kampung jodipan, kampung tridi, kampung biru, permasalahan lingkungan, solusi

PENDAHULUAN tanpa mementingkan aspek-aspek layak


Pada umumnya masalah perkotaan atau tidaknya. Kebanyakan di kota-kota
di negara-negara yang sedang berkembang besar lainnya, seperti salah satu contoh
khususnya di Indonesia sangat kompleks nyata yang bisa kita lihat adalah kampung
dibandingkan dengan yang terjadi di wisata di kota Malang masih banyak
negara-negara industri maju. Pemenuhan masyarakat yang memiliki keadaan
kebutuhan perumahan atau peremajaan lingkungan perumahan yang tidak sehat,
lingkungan kumuh berkaitan dengan kepadatan bangunan yang tinggi, status
ketersediaan lahan. Sedangkan yang tidak jelas serta beberapa masyarakat
ketersediaan lahan sangat tergantung yang masih bermukim di bantaran sungai
kepada distribusi lahan kota yang sangat juga rel kereta api.
timpang dan tidak memihak kepada Pada tahun 2014, telah
golongan masyarakat menengah kebawah. diidentifikasi bahwa pemukiman kumuh di
Masyarakat menengah kebawah yang tidak Indonesia mencapai sekitar 38.000 Ha
mampu mendirikan bangunan karena yang tersebar dari 3.500 kelurahan yang
tidak memiliki penghasilan cukup, ada di Indonesia. Kriteria kumuh tersebut
terkadang mereka akan mendirikan ditandai dengan perumahan-perumahan
bangunan sebagaimana yang mereka mau yang masih dibawah standar, masih belum
terpenuhinya akses infrastruktur dasar (air, langsung ke arah sungai. Hal ini
sanitasi, jalan), kesehatan lingkungan yang disebabkan karena kawasan Kelurahan
buruk serta kawasan rumah yang Kidul Dalem yang berada di sempadan
kondisinya berdesak-desakan dan rentan Sungai Brantas. Beberapa masyarakat
akan bencana alam. Pentingnya yang berada di Kelurahan Kidul Dalem
penanganan permasalahan permukiman tersebut telah tinggal dan hidup selama
kumuh ini, sejalan dengan apa yang sudah bertahun-tahun dengan kondisi kehidupan
ditegaskan didalam Peraturan Presiden yang tidak sehat.
Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Salah satu contoh nyata yang telah
Pembangunan Jangka Menengah Nasional terwujud adalah kerjasama pemerintah
Tahun 2015-2019 yang mengamanatkan dengan pihak swasta dalam pembangunan
pembangunan dan pengembangan kawasan Kampung Biru yang letaknya
perkotaan melalui penanganan kualitas bersebrangan dengan Kampung Warna
lingkungan permukiman yaitu peningkatan Warni Jodipan. Kampung Biru
kualitas permukiman kumuh, pencegahan merupakan sebuah perkampungan yang
tumbuh kembangnya permukiman kumuh berada di kawasan Kelurahan Kidul
baru, dan penghidupan yang berkelanjutan. Dalem. Perkampungan tersebut dulunya
Kota Malang merupakan salah satu merupakan perkampungan kumuh,
kota yang mendapatkan fasilitas program namun sekarang berhasil dirubah
Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) karena menjadi sebuah perkampungan yang
masih banyak kawasan pemukiman kumuh menjadi destinasi masyarakat untuk
yang harus diberikan perhatian. Terdapat dikunjungi.
29 kelurahan di Kota Malang yang
termasuk kedalam kawasan permukiman METODE
kumuh yang terdiri dari 604,4 Ha atau
sekitar 5% dari wilayah Kota Malang, Penelitian ini menggunakan metode
namun tidak semua kelurahan tersebut kualitatif, dengan merefleksikan sebuah
kumuh, hanya beberapa kawasan seperti fenomena sosial terhadap perubahan yang
satu ataupun dua RW, kawasan kumuh ini terjadi pada lingkungan sekitarnya. Selain
terbagi menjadi tiga kategori yaitu, kumuh itu, peneliti juga melakukan pengamatan
ringan, kumuh sedang dan kumuh berat. dari berbagai aspek secara holistik agar
Pembagian kategori permukiman kumuh dapat menganalisa lingkungan yang ada.
tersebut telah dibagi berdasarkan Penelitian kualitatif ini digunakan untuk
klasifikasinya masing-masing. Dari tiga memahami interaksi sosial yang terjadi
kategori tersebut, yang menjadi dominasi dengan melakukan observasi, wawancara,
dari 29 kelurahan tersebut adalah kumuh dan dokumentasi.
sedang dimana aspek sarana dan
prasarananya ada yang cukup baik dan HASIL DAN PEMBAHASAN
masih ada yang kurang baik.
Salah satu kelurahan yang Berdasarkan data Dinas
mendapatkan fasilitas program KOTAKU Kependudukan dan Catatan Sipil kota
adalah Kelurahan Kidul Dalem. Kawasan Malang hingga akhir bulan April 2016,
Kelurahan Kidul Dalem memiliki jumlah penduduk kota Malang sebanyak
permasalahan ketidakteraturan bangunan 887.443 jiwa. Peningkatan jumlah
serta sarana infrastruktur dasar masyarakat penduduk yang tinggi menyebabkan
yang juga masih kurang seperti MCK berbagai permasalahan lingkungan, salah
pribadi yang masih belum mereka miliki. satunya yaitu banyaknya permukiman
Kebanyakan masyarakat yang bermukim kumuh di bantaran Sungai Brantas.
disana masih melakukan kegiatan seperti Menurut Undang-Undang nomor 1
membuang sampah dan membuang limbah tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukimman pasal 1 ayat 13,
permukiman kumuh adalah permukiman
yang tidak layak huni karena bangunan
yang tidak teratur, tingkat kepadatan
penduduk yang tinggi, serta sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi.
Kampung Warna-Warni Jodipan
ini didasari oleh gagasan mahasiswa-
mahasiswi Universitas Muhammadiyah
Malang (UMM) untuk mengubah kawasan
kumuh yang berada di bantaran sungai Gambar 2. Kurangnya kesadaran
Brantas. masyarakat untuk membuag sampah pada
Kondisi permukiman kawasan tempatnya
kelurahan Jodipan di Malang pada saat ini
sudah lebih baik dari sebelumnya, tetapi Dalam mengatasi permasalahan
masih terdapat beberapa sampah dan sisa kurangnya lahan untuk kegiatan warga,
bangunan yang berserakan sehingga dapat maka disiapkan gedung khusus jika ada
mengganggu kenyamanan warga maupun salah satu warga yang ingin mengadakan
pengunjung yang datang. Selain itu juga, suatu acara sehingga tidak terganggu
air sungai terlihat kotor dan ada masih ada dengan lahan depan rumah yang sempit.
sampah yang dibuang ke sungai. Selain masalah lahan yang sempit, warga
juga seringkali terganggu jika ada
pengunjung yang bising dan tidak menjaga
kebersihan sekitar. Meskipun begitu,
warga tetap merasa nyaman tinggal di
kampungnya karena kebanyakan warga
sudah dari kecil tinggal di kampung
tersebut.
Sejak bulan Juli 2016, kampung
Jodipan menjadi kampung yang lebih
indah dengan warna-warna yang cerah dan
mencolok. Permainan warna diterapkan
pada tembok dan atas bangunan. Sehingga
jika dilihat dari jauh, kampung jodipan
terlihat lebih menarik.
Selain warna yang cerah dan
Gambar 1. Sampah yang berserakan di
mencolok, kampung Jodipan ini
sungai
memberikan kebbeasan pada warganya
untuk menuangkan ide-ide kreatif yang
Solusi masyarakat kampung
diaplikasikan pada dinding dan jalan
Jodipan untuk mengatasi masalah
umum. Dengan banyaknya partisipasi
persampahan yaitu dengan menggunakan
baik dari warga maupun pihak-pihak
tong sampah minimal satu buah tong
tertentu membuat kampung Jodipan
didepan rumah masing-masing yang
semakin menarik dan banyak pengunjung.
nantinya akan diangkut oleh petugas RW
Perubahan yang cukup signifikan
yang telah ditentukan. Pengangkutan
diKampung Jodipan tersebut memberikan
sampah dilakukan oleh warga sendiri
dampak yang tidak terduga. Kawasan ini
setelah diangkut dan dikumpulkan di TPS
secara tidak langsung menjadi pusat
terdekat dan barulah petugas kebersihan
perhatian masyarakat baik dari warga kota
yang membuangnya di TPA.
Malang, luar kota, maupun mancanegara.
Perkembangan dari kampung
jodipan ini juga memberi pengaruh bagi
kampung lain, sehingga terbentuklah
kampung Tridi yang hanya memfokuskan
pada gambar-gambar 3D saja. Kampung
Tridi ini terinspirasi dari perubahan
kampung Jodipan yang menjadi lebih
bersih dan nyaman.
Dalam perkembangan dua
kampung tersebut, memunculkan ide
kreatif untuk membuat jembatan kaca
pertama untuk menghubungan kampung
Jodipan dengan kampung Tridi yang
terpisah oleh sungai Brantas dan
diresmikan pada 9 Oktober 2017.

KESIMPULAN

Permasalahan lingkungan yang menjadi


pusat perhatian yaitu permasalahan
lingkungan kumuh di beberapa daerah
Kota Malang. Beberapa diantaranya yaitu
kampung Jodipan, kampung Tridi, dan
kampung Biru. Solusi dalam mengatasi
permukiman kumuh tersebut yaitu dengan
merubah kampung tersebut menjadi
kampung wisata sehingga kebersihan dan
keindahan tetap terjaga. Selain
permasalahan tersebut, masalah yang
sering terjadi dikampung wisata ini yaitu
masih kurangnya kesadaran masyarakat
untuk membuang sampah pada tempatnya.
Jika hal ini terus terjadi, maka akan
mengakibatkan kerusakan lingkungan.

Ucapan Terima Kasih


Pada kesempatan kali ini, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Warga
kampung Jodipan, kampung Tridi, dan
Kampung biru, serta Bapak Sueb selaku
dosen pembimbing mata kuliah Dasar-
Dasar Ilmu Lingkungan.

DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai