Anda di halaman 1dari 14

UPAYA MENUMBUHKAN KEPEDULIAN TINGGI TERHADAP KEBERSIHAN

SUNGAI DENGAN PAPAN SLOGAN KEBERSIHAN DI DESA PANJENG


Ahmad Farid Setiawan,Yudhi Ahmad Bashori
FAKULTAS TARBIYAH IAIN PONOROGO
E-mail: setiaahmad52@gmail.com, yudhiab@iainponorogo.ac.id

Abstrak
Sungai merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat, karena sungai berfungsi
untuk menampung air hujan dan juga menjadi solusi untuk menahan air agar tidak menggerus
tanah. Jika sudah berbicara tentang sungai tidak bisa di tinggalkan dengan yang namanya
sampah, di Indonesia sendiri permasalahan soal sampah dan pembuangan sampah ke sungai
tidak bisa di hilangkan. Apalagi zaman semakin berkembang persoalan sungai tentang sampah
tidak bisa di netralisir, semakin banyak manusia, semakin banyak pula sampah yang terbuang ke
sungai. Pengabdian ini menggunakan metode ABCD yang secara ringkas yakni mengelola
potensi yang ada pada masyarakat. Dalam kegiatan ini masyarakat mampu untuk menjaga dan
melestarikan kebersihan sungai yang secara alami mampu membuat masyarakat sadar akan
kebersihan sungai dapat membawa dampak positif dan signifikan.

Kata kunci : Sungai, Masyarakat, Sampah

Abstract
The river is very important for the community, because the river serves to collect
rainwater and is also a solution to hold water so as not to erode the soil. If we talk about rivers
that cannot be disposed of in the name of garbage, in Indonesia alone, the problem of waste and
garbage disposal cannot be eliminated. Moreover, the river problem is growing that garbage
cannot be neutralized, the more people there are, the more garbage is thrown into the river. This
service uses the ABCD method which briefly manages the potential that exists in the community.
In this activity, the community is able to maintain and maintain the cleanliness of the river which
is naturally able to make people not aware of the cleanliness of the river, which can have a
positive and significant impact.
Keywords : River, community, garbage

PENDAHULUAN
Desa panjeng merupakan desa yang terletak di kecamatan jenangan kabupaten ponorogo,
desa yang berada di wilayah timur ponorogo ini merupakan desa yang bertepatan dengan kaki
gunung wilis jadi secara geografis desa panjeng berada pada posisi dataran tinggi kisaran 500-
600 meter diatas permukaan laut. Wilayah desa panjeng berbatasan dengan kabupaten madiun
disebelah utara, kemudian kecamatan babadan sebelah barat dan kecamatan ngebel di sebelah
timur. Masyarakat desa panjeng sangat mensuport dengan adanya kegiatan KPM-DDR yang
dilaksanakan oleh Institut Agama Islam Negri Ponorogo (IAIN). Walaupun disituasi yang saat
ini sedang dilanda musibah covid-19 namun semangat para peserta KPM tahun ini tidak kalah
semangatnya dengan KPM sebelum-sebelumnya.

Desa panjeng merupakan desa yang dilalui oleh sungai yang aliran airnya tidak berhenti
setiap tahun, bahkan dikondisi kemarau panjang pun air tidak berhenti mengalir hanya saja debit
air yang mengalir dikala kemarau panjang akan menurun. Dengan begitu masih banyak para
masyarakat yang menggunakan air sungai itu untuk kebutuhan sehari-hari, bukan hanya
masyarakat minoritas akan tetapi mayoritas masyarakat menggantungkan hidupnya kepada
sungai tersebut. Panjang sungai yang melintasi desa panjeng yakni berdasarkan data desa yang
saya peroleh tertulis panjang sungai yang melintas di area desa panjeng memiliki panjang 4,3
kilometer yang terbagi menjadi 4 bagian aliran dan terdapat 3 titik DAM yang membagi
perwilayah antara lokasi 1 dengan yang lain. Kondisi fisik sungai panjeng dari segi bagunan
sudah sangat baik dan juga perawatan sungai sudah baik pula, namun masih ada saja masyarakat
yang tingkat kepedulian terhadap kebersihan sungai masih rendah bahkan tidak peduli sama
sekali. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya sampah yang ikut terseret arus sungai entah
itu sampah rumah tangga, sampah dari sawah hingga kotoran hewan pun juga dibuang kesungai.
Dengan kasus yang terjadi hingga saat ini akibat yang ditimbulkan dari kurangnya menjaga
kebersihan sungai adalah daerah sekitar sungai nenjadi tercemar dan yang paling terlihat jelas
adalah disekitaran DAM dan kolong jembatan.

Dengan adanya asset masyarakat yang berupa sungai, berangkat dari pengamatan yang
saya telusuri disekitaran sungai yang ada di desa panjeng tersebut. Tergerak hati saya untuk
mengankat asset yang dimiliki masyarakat desa Panjeng untuk bekerja sama dalam menjaga
kebersihan lingkungan terutama sungai yang menjadi salah satu icon jati diri desa panjeng.
Melihat dari kekuatan masyarakat yang sangat antusias tentang kebersihan lingkungan ini
membuat keputusan untuk membuatkan papan yang berupa kalimat ajakan untuk menjaga dan
merawat lingkungan sekitar sungai, tidak hanya sekitar sungai saja namun juga lingkungan dari
rumah perumah.

Sebelum adanya papan ajakan untuk menjaga kebersihan lingkungan sungai, sebenarnya
masyarakat sendiri sudah ada kegiatan menjaga dan merawat sungai yang berupa kerja bakti
yang dilakukan secara satu bulan sekali namun setelah adanya kerja bakti tersebut juga masih
ada yang mengotori sungai tersebut, berarti masyarakat ada yang kurang yakin bahwa asset
sungai adalah asset yang besar dan dapat membangkitkan potensi-potensi yang dimiliki
masyarakat. Sangatlah penting untuk menjaga kebersihan sungai itu. Karena jika tidak di bangun
dan diberdayakan mulai dari sekarang semakin berkembangnya jaman kesadaran akan peduli
lingkungan bersih akan hilang dan dapat menimbulkan bencana yang bisa membawa korban
jiwa. Rasa peduli yang harus dtimbulkan dengan sangat cepat dan terus menerus akan berakibat
positif bagi masyarakat di lingkungan desa Panjeng. Tidak hanya menjadi desa yang besih
namun juga akan menjadi desa adidaya yang tumbuh dengan cepat.

Sebelumnya adanya kegiatan KPM-DDR tahun 2021 ini belum ada kegiatan dari luar
untuk mengajak dan mberdayakan potensi sungai yang ada didesa Panjeng ini, jadi masyarakat
sebagian besar hanya mengikuti arahan pemerintah desa untuk menjaga dan merawat saja tanpa
adanya pemberdayaan inovasi dan menggali potensi yang dimiliki masyarakat tersebut. Jauh
sebelum dari pemerintah melakukan dan memerhatikan sungai yang ada, masyarakat hanya
bersifat monoton tanpa adanya pergerakan apapun untuk menjaga sungai tersebut. Jadi
pemerintah desa Panjeng berperan penting dalam proses pengembangan yang dilakukan untuk
memberdayakan sungai sebagai kebutuhan masyarakat di desa Panjeng. Berangkat dari situlah
pemberdayaan yang saya lakukan untuk mengajak dan merawat secara berkala dan terus menerus
guna memberikan kesan positif dan efek yang positif, masyarakatpun juga memberikan respon
positif. Dengan anggapan bahwa sungai yang melintasi desa panjeng ini menjadi kebutuhan
dasar masyaraka desa, semoga dengan adanya papan slogan yang terpasang disekitaran aliran
sungai panjeng dapat menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat terhadap kebersihan sungai ,
dan juga dapat membuat masyarakat untuk berinovasi dan mengajarkan betapa pentingnya
menjaga lingkungan yang bersih dan juga asri.

Kepedulian masyarakat yang rendah terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan


semakin memperparah kondisi lingkungan. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah
di sungai atau selokan yang dapat menyebabkan meluapnya air sungai atau banjir yang tidak
terduga. Bahkan banyak berdiri bangunan yalng tidak memikirkan saluran air pembuangan
sehingga air tidak mengalir normal atau sistem drainase yang tidak berjalan karena
banyaknyapeyrmbatan. Rendahnya kualitas lingkungan akan berdampak terhadap kesehatan
masyarakat. Lingkungan yang tidak terawat, kumuh dan kotor akan menjadi tempat
berkembangnya berbagai macam mikroorganisme penyebab penyakit dan organisme vektor
pembawa penyakit. Akibatnya masyarakat menjadi rentan terhadap berbagai macam penyakit.
Kondisi ini jelas akan menghambat pembangunan yang sedang dijalankan.

Kualitas lingkungan permukiman sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.


Penduduk yang menempati lingkungan permukiman yang bersih dan sehat umumnya juga dalam
keadaan sehat, sebaliknya yang menempati lingkungan permukiman yang jelek dan tidak teratur
mereka sering menderita bermacam-macam penyakit, sehingga menyebabkan banyak kematian
di kalangan anak-anak yang berumur di bawah lima tahun. Penyakit yang timbul karena jeleknya
lingkungan.

Melihat kondisi di atas maka pemerintah harus menjadi pionir dalam menggalakkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan. Dengan cara ini
diharapkan masyarakat dapat menyadari akan kebutuhan pokok mengenai permukiman yang
sehat. Mereka harus diberi pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya permukiman yang
bersih dan sehat melalui berbagai media sosialisasi atau pelaksanaan program pemerintah yang
lebih menitik beratkan pada peningkatan partisipasi masyarakat setempat, sehingga mereka lebih
banyak memiliki tanggung jawab untuk memelihara dan mempertahankan atau bahkan
meningkatkan kondisi lingkungan menjadi lebih baik.

METODE
Asset based community development (ABCD)
Kegiatan ini menggunakan pendekatan (ABCD) yang mengutamakan pemanfaatan asset
dan potensi yang ada di sekitar dan dimiliki oleh komunitas masyarakat. Komunitas masyarakat
dalam hal ini yaitu satu rt yang wilayahnya di lalui oleh sungai yang berhulu di gunung wilis,
sekelompok masyarakat tersebut membuat kebijakan terhadap kebersihan sungai dan membuat
peraturan-peraturan tentang betapa berharganya sungai tersebut. Pemeliharaan sungai yang ada
pada desa panjeng sebenernya sudah baik akan tetapi kesadaran yang dimiliki masyarakatnya
kurang sebegitu perhatian karena mungkin ada faktor faktor-faktor tertentu yang mengubah
mindside masyarakat desa panjeng tersebut.

Sungai yang membentang dari ujung timur desa panjeng tersebut merupakan potensi
yang sangat bagus untuk dikembangkan, bahkan jika dari pihak pemerintah desa maupun
kabupaten mengelola dan juga memberikan inovasi kepada masyarakat tidak menutup
kemungkinan perekonomian masyarakat akan terangkat pula. Misalnya, dengan melihat kondisi
fisik dari sungai yang memiliki ukuran lebar 2 meter tersebut dan air yang mengalirpun juga
berarus deras, bisa dimanfaatkan untuk wisata atau olahraga arung jeram. Dengan begitu
destinasi wisata maupun destinasi pembelajaranpun juga akan terangkat.

Berdasarkan pengamatan di awal tersebut pengamat akhirnya memutuskan untuk


menyadarkan atau menumbuhkan rasa kepedulian terhadap kebersihan sungai yang melintasi
desa panjeng itu, yang bertujuan untuk mengembangkan dan menggali potensi masyarakat dan
mengurangi beberapa aspek kelemahan yang menghambat. Dalam metode ABCD memiliki lima
langkah kunci untuk melakukan proses riset pendampingan

Teknik-Teknik Pendampingan
Metode dan alat untuk memobilisasi asset pemberdayaan masyarakat melalui asset based
community development (ABCD), antara lain:

a. Penemuan Apresiatif (appreciative inquiry)


Appreciative inquiry (AI) adalah cara yang positif untuk melakukan perubahan organisasi
berdasarkan asumsi yang sederhana yaitu bahwa setiap oerganisasi memiliki sesuatu yang
dapat berkerja dengan baik, serta menghubungkan organisasi tersebut dengan komunitas
dan stakholdernya dengan cara yang sehat. AI tidak penganalisis akar masalah dsn solusi
tetapi lebih konsen pada bagaimana memperbanyak hal-hal positif dala organisasi .
proses AI terdiri dari 4 tahap yaitu discovery, dream, design dan destiny atau sering
disebut model atau siklus 4-D. AI ini diwujudkan dengan adanya forum group discussion
(FGD) yang dilakukan pada jenjangnya masing-masing.
b. Pemetaan Komunitas (community mapping)
Pendekatan atau cara untuk memperluas akses ke pengetahuan lokal. Community map
merupakan visualisasi pengetahuan dan presepsi berbasis masyarakat mendorong
pertukaran informasi dan menyetarakan bagi semua masyarakat untuk berpartisipasi
dalam proses yang mempengaruhi lingkungan dan hidup masyarakat.

c. Pemetaan Asosiasi dan Institusi


Asosiasi merupakan proses interaksi yang mendasari terbentuknya lembaga-lembaga
sosial yang terbentuk karena memenuhi faktor-faktor sebagai berikut: (1) kesadaran akan
kondisi yang sama, (2) adanya relasi sosial, dan (3) orientasi pada tujuan yang telah
ditentukan.

d. Pemetaan Aset Individu (individual/inventory skill)


Metode atau alat yang dapat digunakan untuk melakukan pemetaan individual asset
antara lain kuisioner, interview dan focusgroupdicusion. Manfaat dari pemetaan
individual asset antara lain: (a) membantu membangun landasan untuk memberdayakan
masyarakat dan memiliki solidaritas yang tinggi dalam masyarakat. (b) membantu
membangun hubungan yang baik dengan masyarakat. (c) membantu masyarakat
mengidentivikasi keterampilan dan bakat mereka sendiri.

e. Sirkulasi Keuangan (leacky bucket)


Perputaran ekonomi yang berupa kas, barang dan jasa merupakan hal yang tidak bisa
dipisahkan dari komunitas dalam kehidupan mereka sehari-hari. Seberapa jauh tingkat
dinaminitas dalam pengembangan ekonomi lokal mereka dapat dilihat, seberapa banyak
kekuatan ekonomi yang masuk dan keluar. Untuk mengenali, mengembangkan dan
memobilisir asset-aset tersebut dalam ekonomi komunitas atau warga lokal diperlukan
sebuah analisa dan pemahaman yang cermat. Salah satu pendekatan yang digunakan
dalam pendekatan ABCD yaitu dengan sirkulasi keuangan.

f. Skala Prioritas (low banging fruit)


Setelah masyarakat mengetahui potensi, kekuatan dan peluang yang mereka miliki
dengan melalui menemukan informasi dengan santun, pemetaan asset, penelusuran
wilayah, pemetaan kelompok atau institusi dan mereka sudah membangun mimpi yang
indah maka langkah berikutnya, adalah bagaimana mereka bisa melakukan semua mimpi-
mimpi diatas, karena keterbatasan ruang dan waktu maka tidak mungkin semua mimpi
mereka terwujud.

Langkah Langkah pendampingan


Tahap 1: mempelajari dan mengatur skenario dalam AI terkadang disebut juga define
dalam ABCD terkadang juga digunakan frasa “pengamatan dengan tujuan atau
purposeful/reconnaissance. Pada dasarnya terdiri dari dua elemen kunci memanfaatkan waktu
untuk mengenal orang-orang dan tempat dimana perubahan akan dilakukan, dan menentukan
focus program. Ada empat langkah terpenting di tahap ini, yakni menentukan: (a) Tempat (b)
Orang (c) Fokus Program (d) informasi tentang latar belakang.

Tahap 2: menemukan masa lampau kebanyakan pendekatan berbasis asset dimulai


dengan beberapa cara untuk mengungkap hal-hal yang memungkinkan sukses dan kepentingan
di komunitas sampai pada kondidi sekarang ini. Hal ini menjadi acuan penting dalam membuat
keputusan untuk memberdayakan sungai yang mengaliri desa panjeng tersebut, mengapa jika ada
suatu pergerakan masyarakat yang sudah terjalin dan berjalan namun dari pihak komunitas
masyarakatnya kurang meyakini bahwa program tersebut bersifat positif dan memberikan
dampak baik bagi masyarakat. Dengan begini sangat disayangkan karena potensi atau asset yang
muncul tetapi tidak di support dan di apresiasi tenteng pemberdayaan sungai tersebut. Kekuatan
yang mencul dalam diri komunitas yakni dari apresiasi yang di lantunkan oleh masyarakat
terhadap keberhasilan upaya menjaga kebersihan lingkungan tersebut.

Tahap 3: Memimpikan masa depan, dengan cara mengembangkan visi atau tujuan di
awal yang semula belum tercapai akan diusahakan akan tercapai walaupun dengan berbagai cara
dan halangan yang harus dihadapi. Hal ini adalah kekuatan positif yang ada pada masyarakat dan
komunitas karena dengan adanya impian dan rasa saling memiliki lingkungan komunitas akan
tetap solid dan juga bergerak dengan hal-hal positif. Tahap ini mendorong komunitas
mrnggunakan imajinasinya untuk membuat gambaran positif tentang masa depan mereka. Proses
ini menambahkan energy dalam mencaritau “apa yang mungkin ?”

Tahap 4: Memetakan asset, tujuan pemetaan asset adalah agar komunitas belajar
kekuatan yang sudah mereka miliki sebagai bagian dari kelompok. Apa yang bisa dilakukan
dengan baik sekarang dan siapa diantara mereka yang memiliki keterampilan atau sumber daya
alam yang ada di desa. Mereka ini kemudian dapat di undang untuk berbagi kekuatan demi
kebaikan seluruh krlompok atau komunitas.

Pemetaan dan seleksi asset dilakukan dengan dua tahap: (1) memetakan asset komunitas
atau bakat, kompetensi dan sumberdaya sekarang. (2) seleksi mana yang relevan dan berguna
untuk mencapai mimpi komunitas.

Tahap 5: Menghubungkan dan menggerakan asset/Perencanaan aksi. Tujuan


penggolongan dan mobilisasi adalah untuk langsung membentuk jalan untuk mencapai
percapaian visi atau gambaran masa depan. Hasil dari tahapan ini harusnya adalah suatu rencana
kerja yang didasarkan pada apa yang bisa langsung dilakukan diawal, dan bukan apa yang bisa
dilakukan oleg lembaga dari luar. Walaupun lembaga dari luar dan potensi dukunganya,
termasuk anggaran pemerintah adalah juga asset yang tersedia untuk dimobilisasi, maksud dari
kunci tahapan ini adalah untuk membuat seluruh masyarakat menyadari bahwa mereka bisa
mulai memimpin proses pengembangan lewat control atas potensi asset yang tersedia dan
tersimpan.

Tahap 6: Pemantauan, Pembelajaran dan evaluasi. Pendekatan berbasisi asset juga


membutuhkan studi data dasar, monitoring perkembangan dan kinerja. Tetapi bila suatu program
perubahan menggunakan pendekatan berbasis asset, maka yang di cari bukanlah setengah gelas
yang kosong akan diisi, tetapi bagaimana setengah gelas yang penuh dimobilisasi. Pendekatan
berbasis asset bertanya seberapa besar anggota organisasi masyarakat mampu menemukan
kembali dan memobilisasi secara produktif asset mereka mendekati tujuan bersama. Secara
gampangnya yakni masyarakat akan diajak berfikir tentang apa yang ia miliki dan bagaimana
menggunakanya tanpa adanya sesuatu yang menjadikan mereka terpecah belah, dengan rasa
kesatuan yang tinggi masyarakat yang mampu mengkoordinir masyarakat lain bisa menjadi
kekuatan untuk masyarakat itu maju.

Setelah melalui tahapan tahapan diatas, tentu masyarakat bisa mengambil sisi baik dari
metode yang diterapkan untuk membangun dan memberdayakan potensi masyarakat. Walaupun
tidak sepenuhnya tercapai setidak-tidaknya masyarakat akan terus sadar akan kebersihan
lingkungan karena kebersihan diri dimulai dari bersihnya lingkungan masyarakatnya.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan Pengabdian
Sungai merupakan sumber utama untuk memenuhi air bagi manusia. Banyak masyarakat
menggantungkan sumber air bersih yang berasal dari sungai. Namun kepedulian terhadap sungai
masih belum tumbuh dengan baik dalam pribadi setiap orang. Hal ini terlihat dari adanya
pencemaran yang terjadi pada sungai seperti pembuangan sampah ke sungai. Kebersihan dan
kelestarian sungai tidak dapat dijaga oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
saja, Namun harus ada kepedulian dan kesadaran dari masyarakat untuk mengelola dan
melestarikan sungai didaerahnya. Sungai adalah tempat dan wadah serta jaringan pengaliran air
mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi oleh garis sempadan (Peraturan Pemerintah
Nomor 35 Tahun 1991). Sungai mengalir dari hulu dalam kondisi kemiringan lahan yang curam
berturut-turut menjadi agak curam, agak landai, dan relatif rata. Arus relatif cepat di daerah hulu
dan bergerak menjadi lebih lambat dan makin lambat pada daerah hilir. Sungai merupakan
tempat berkumpulnya air di lingkungan sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang lebih
rendah. Daerah sekitar sungai yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air
atau daerah penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga dipengaruhi aktivitas dan
perilaku penghuninya . Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumberdaya alam yang
mempunyai fungsi serba guna bagi kehidupan dan penghidupan manusia.

Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti yakni mengamati dan mencari sumber-
sumber informasi terkait pengelolaan sungai yang melintasi dessa panjeng tersebut, dengan cara
menyusuri dan menggali informasi dari masyarakat terkait pelaksanaan pemeliharaan sungai.
Salah seorang warga mengatakan bahwa pengelolaan sungai berawal dari pemerintah desa yang
memberikan proyek pembangunan talud (plesengan/pembangunan dinding sungai) yang berguna
untuk menjaga kesetabilan tanah agar tidak tergerus arus sungai. Yang berawal pada tahun 2001
walaupun pada saat itu pembangunan belum secara keseluruhan namun hanya beberapa meter
saja, sudah membangkitkan semangat sebagian kecil masyarakat untuk peduli dan menjaga
sungai tersebut. Seiring berjalanya waktu pemerintah desa membangun sebuah dam yang bisa
membagi secara rata aliran sungai kepada masyarakat secara keseluruhan, ada 3 titik dam yang
sudah terbangun hingga saat ini dan secara fisik bangunan dam tersebut masih sangat baik dan
operasionalnya juga sangat baik.

Beranjak dari pengelolahan dari pihak desa kemudian masyarakat berinisiatif untuk
melakukan kegiatan bersih-bersih yang dilaksanakan perwilayah atau perdusun masing-masing,
dulu sebelum adanya pembangunan talud kondisi fisik sungai masih sangat memprihatinkan dan
banyak sampah sampah yang dibuang kedalam aliran sungai yang menjadikan itu tradisi hingga
saat ini. Sebenarnya hal itu sangat disayangkan namun juga mau gimana lagi, sudah terlanjur.
Semangat sebagian masyarakat untuk mengajak masyarakat lain andil dan mempunyai rasa
memiliki terhadap keberadaan sungai tersebut sangat tinggi dan memberikan efek yang sangat
positif, namun tahun tahun berlalu semangat masyarakat menurun kembali. Buktinya hingga saat
ini masih banyak sampah yang di buang kesungai.

Menurut bapak RT setempat memberikan keterangan bahwa masih banyak masyarakat


khususnya dusun Ngembes ini yang masih kurang kesadaranya akan kebersihan sungai, “sak
jane mriki niku tiyang e manut manut lo mas, nanging nggeh niku sak wise di cirosi nggeh
mboten di cak ne” tutur bapak Jiono selaku ketua RT setempat. Beliau menegaskan sangat
merespon dengan baik dan mendukung sepenuhnya terkait pemberian plang-plang yang berisi
kata-kata ajakan untuk tidak membuang sampah di sungai. Permasalahan yang sangat kompleks
ini sangat sulit untuk ditanggulangi apabila dari masing masing orang menyadari akan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sungai, ada banyak cara untuk mengatasi
permasalahan ini mulai dari memberikan sangsi kepada pelaku yang membuang sampah di
sungai, mengadakan sosialisasi kepada masyarakat, memberikan pelatihan pengolahan sampah
organik maupun anorganik. Karena saat ini situasi masih dilanda pandemi jadi cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut yang bisa peneliti lakukan yakni dengan memberikan kalimat
ajakan untuk menjaga kebersihan lingkungan sungai tersebut. Mungkin solusi ini tidak terlalu
efektif untuk mengatasi problem yang ada dan berkelanjutan namun setidaknya bisa
meminimalisir masyarakat yang membuang sampah ke sungai.

Menurut Masduqi, dkk (2009) ada dua fungsi utama sungai secara alami yaitu
mengalirkan air dan mengangkat sedimen hasil erosi pada Daerah Aliran Sungai dan alurnya
(Self Purification). Kedua fungsi ini terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi.

Selama dalam waktu KPM-DDR yang saya lakukan banyak problem yang muncul terkait
kebersihan sungai tersebut, dalam hal ini pasti yang tercemar yaitu air yang mengalir di sungai
tersebut. Air yang tercemar oleh sampah sudah dapat dipastikan untuk kebutuhan sehari-hari
juga tidak baik.maka dari itu salah satu alasan betapa pentingnya menjaga kebersihan sungai.

Gambaran Kegiatan Pengabdian


Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan tiga tahapan yakni: (a) Pemetaan
Lapangan, (b) Pelaksanaan Kegiatan, (c) Evaluasi Setelah Pelaksanaan. Dalam bab ini akan di
jelaskan tentang gambaran pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan secara tiga tahapan tersebut.

Pemetaan lapangan dilakukan pada hari rabu minggu 31 juli 2021, dari hasil pemetaan
lapangan mendapatkan deskripsi dan juga gambaran bahkan informasi mengenai tempat tempat
strategis yang nantinya akan dipasang papan ataupun banner tetntang peduli lingkungan. Dan
juga dalam pemetaan lapangan mendapatkan bahwa ada titik-titik tertentu yang sering menjadi
tempat pembuangan sampah, seperti kolong jembatan, dibawah rumpun bamboo bahkan di
depan rumah-rumah warga masyarakat itu sendiri. Peneliti juga berkonsultasi kepada pihak-
pihak terkait seperti pemerintah desa, Rt, dan juga masyarakat yang tanahnya akan dipasang
kalimat-kalimat ajakan menjaga dan merawat sungai tersebut. Selanjutnya mengajukan
permohonan izin mendirikan tempat untuk memasang kalimat tersebut. Setelah itu peneliti juga
merekomendasi terkait kalimat yang akan di tulis dalam banner, supaya tidak menimbulkan
problem jika kegiatan itu sudah terlaksana.

Pelaksanaan kegiatan pada tanggal rabu 04 agustus 2021, dan mengajak bapak Rt dan
juga salah satu warga masyarakat untuk secara simbolis mensetujui akan kegiatan tersebut
supaya bisa memberikan contoh kepada masyarakat lainya agar bisa membantu menyadarkan
masyarakat yang lain. Besar harapan masyarakat desa Panjeng supaya mampu menjadi contoh
bagi desa desa disekitar kecamatan jenangan terkait perawatan dan penjagaan kebersihan
lingkungan sungai, tidak hanya dalam satu kabupaten melainkan dari kabupaten lainya.
Pemasangan banner dimulai dari bagian timur yang terdapat dam yang dimana lokasi tersebut
kerap terjadi pembuangan sampah disungai, yang paling sering adalah sampah dari sawah,
seperti jerami kering, pembuangan wadah pestisida dan juga rumput rumput yang di anggap itu
mengganggu proses pertanian mereka.

Setelah itu pemasangan berlanjut di sekitaran tengah tengah desa yang bertepatan juga
disebelah dam juga ada taman pribadi milik salah satu masyarakat desa Panjeng, yang mana
tempatnya sangat begitu strategis. Kemudian yang terakhir pemasangan di depan kantor Desa,
sebenarnya tidak mempunyai angan-angan memasang disitu akan tetapi pihak sekertaris desa
memberikan fasilitas tempat disitu.

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan, setelah didirikanya


papan/banner ajakan berpola hidup menjaga kebersihan sungai tersebut. Tingkat keberhasilan
dapat ditinjau dari berkurangnya masyarakat yang membuang sampah di sungai, dan juga
masyarakat sadar bahwa lingkungan sungai yang bersih dapat membawa kesan positif untuk
lingkungan masyarakat maupun lingkungan pemerintah desa, dan juga evaluasi bertujuan untuk
mengetahui bagaimana tingkat kepuasan masyarakat dalam kegiatan yang peneliti lakukan
tersebut.

Hasil Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian dimulai sejak, awal diterimanya peneliti mengajukan
permohonan izin melaksanakan kehiatan pengabdian masyrakat tersebut didesa Panjeng.
Pemahaman tentang kebersihan lingkungan sangat penting bagi masyarakat desa Panjeng yang
secara geologis terlewati aliran sungai, secara otomatis potensi masyarakat desa tersebut juga
terletak pada sungai yang melintasi desa tersebut. Perkembangan dari awal pengabdian hingga
akhir ini menimbulkan perubahan yang signifikan mulai dari masyarakat yang berpola hidup
sehat dan juga masyarakat mengadakan pembersihan sungai secara masing masing keluarga,
yang sebenarnya dilakukan gotong royong turun bersama kedalam sungai dikarenakan adanya
pandemi maka kegiatan masyarakat tersebut dilakukan secara bersama keluarga di masing
masing wilayah rumahnya.
Faktor yang pertama mendukung kegiatan ini adalah dari diri masing masing masyarakat
desa Panjeng, yang sudah mulai menumbuhkan rasa peduli tinggi terhadap kebersihan
lingkungan sungai. Kemudian faktor kedua adalah pemerintah desa dalam mengelola tata letak,
lokasi strategis dalam upaya meminimalisir pembuangan sampah ke sungai. Dan juga faktor
ketiga yakni faktor yang bersumber dari luar desa seperti kawan kawan mahasiswa yang
memberikan pengertian terkait kebersihan lingkungan.

Melihat kondisi saat ini yang masih pandemi menjadi pertimbangan peneliti untuk
mencari cara yang paling efektif untuk memberdaya dan menjaga kebersihan sungai, dengan
asset desa berupa sungai yang tiada heti-hentinya air mengalir. Hasil pelaksanaan kehiatan
pengabdian selanjutnya dapat di lihat secara garis besar melalui beberapa komponen seperti

1. Berkurangnya masyarakat yang membuang sampah ke sungai


2. Masyarakat berpola hidup sehat
3. Masyarakat mampu membedakan sampah organik dengan yang anorganik
4. Masyarakat memiliki kekuatan dalam menjaga lingkungan
5. Terciptanya lingkungan masyarakat yang bersih.

Faktor pendukung dan penghambat kegiatan


Melalui evaluasi peneliti dampat mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat
selama kegiatan pengabdian itu dilaksanakan. Secara keseluruhan faktor pendukung dan faktor
penghambat adalah sebagai berikut:

a. Faktor pendukung
Pemerintah desa, masyarakat, dan juga teman-teman pemuda
b. Faktor penghambat
Sejumlah masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan sungai.
Dan juga masa pandemi yang menjadi penghambat kinerja kegiatan pengabdian ini.
Kemudian persoalan waktu yang begitu singkat.

KESIMPULAN
Dengan adanya kegiatan KPM-DDR ini membuat masyarakat desa Panjeng akan lebih
meningkatkan pemberdayaan dan juga penjagaan terhadap kebersihan sungai Panjeng, sehingga
menjadi desa yang sungainya bersih dari sampah. Antusias warga masyarakat desa Panjeng
sangat baik dan juga banyak dukungan-dukungan dari pihak-pihak terkait. Walaupun juga ada
sebagian kecil masyarakat yang kurang peduli terkait kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti.
Kelebihan yang di dapat dari kegiatan ini adalah mudahnya masyrakat memahami serta
melakukan pola hidup sehat dengan baik. Kekurangan yang ditimbulkan dari kegiatan ini yakni
masyarakat yang usia lanjut kurang bisa memahami dan juga kurang antusias dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini bisa dikembangkan oleh masyarakat atau yang lebih utama adalah teman teman
pemuda yang bisa dikata sebagai penggerak yang kemudian setelah adanya kegiatan KPM-DDR
ini mampu melanjutkan misi peneliti membersihkan sungai dari sampah.

DAFTAR PUSTAKA
Fauziyyah Nur Shofy, (2015), Kebersihan Lingkungan, Bandung, Wordpress
Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. 2003.
Proverawati, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Nuha Medika. Jakarta. 2012.
Nugraheni N. Pengaruh Sikap Tentang Kebersihan Diri Terhadap Scabies Pada Santri Al
Muayyad Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
2008

Anda mungkin juga menyukai