Abstrak
Sungai merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat, karena sungai berfungsi
untuk menampung air hujan dan juga menjadi solusi untuk menahan air agar tidak menggerus
tanah. Jika sudah berbicara tentang sungai tidak bisa di tinggalkan dengan yang namanya
sampah, di Indonesia sendiri permasalahan soal sampah dan pembuangan sampah ke sungai
tidak bisa di hilangkan. Apalagi zaman semakin berkembang persoalan sungai tentang sampah
tidak bisa di netralisir, semakin banyak manusia, semakin banyak pula sampah yang terbuang ke
sungai. Pengabdian ini menggunakan metode ABCD yang secara ringkas yakni mengelola
potensi yang ada pada masyarakat. Dalam kegiatan ini masyarakat mampu untuk menjaga dan
melestarikan kebersihan sungai yang secara alami mampu membuat masyarakat sadar akan
kebersihan sungai dapat membawa dampak positif dan signifikan.
Abstract
The river is very important for the community, because the river serves to collect
rainwater and is also a solution to hold water so as not to erode the soil. If we talk about rivers
that cannot be disposed of in the name of garbage, in Indonesia alone, the problem of waste and
garbage disposal cannot be eliminated. Moreover, the river problem is growing that garbage
cannot be neutralized, the more people there are, the more garbage is thrown into the river. This
service uses the ABCD method which briefly manages the potential that exists in the community.
In this activity, the community is able to maintain and maintain the cleanliness of the river which
is naturally able to make people not aware of the cleanliness of the river, which can have a
positive and significant impact.
Keywords : River, community, garbage
PENDAHULUAN
Desa panjeng merupakan desa yang terletak di kecamatan jenangan kabupaten ponorogo,
desa yang berada di wilayah timur ponorogo ini merupakan desa yang bertepatan dengan kaki
gunung wilis jadi secara geografis desa panjeng berada pada posisi dataran tinggi kisaran 500-
600 meter diatas permukaan laut. Wilayah desa panjeng berbatasan dengan kabupaten madiun
disebelah utara, kemudian kecamatan babadan sebelah barat dan kecamatan ngebel di sebelah
timur. Masyarakat desa panjeng sangat mensuport dengan adanya kegiatan KPM-DDR yang
dilaksanakan oleh Institut Agama Islam Negri Ponorogo (IAIN). Walaupun disituasi yang saat
ini sedang dilanda musibah covid-19 namun semangat para peserta KPM tahun ini tidak kalah
semangatnya dengan KPM sebelum-sebelumnya.
Desa panjeng merupakan desa yang dilalui oleh sungai yang aliran airnya tidak berhenti
setiap tahun, bahkan dikondisi kemarau panjang pun air tidak berhenti mengalir hanya saja debit
air yang mengalir dikala kemarau panjang akan menurun. Dengan begitu masih banyak para
masyarakat yang menggunakan air sungai itu untuk kebutuhan sehari-hari, bukan hanya
masyarakat minoritas akan tetapi mayoritas masyarakat menggantungkan hidupnya kepada
sungai tersebut. Panjang sungai yang melintasi desa panjeng yakni berdasarkan data desa yang
saya peroleh tertulis panjang sungai yang melintas di area desa panjeng memiliki panjang 4,3
kilometer yang terbagi menjadi 4 bagian aliran dan terdapat 3 titik DAM yang membagi
perwilayah antara lokasi 1 dengan yang lain. Kondisi fisik sungai panjeng dari segi bagunan
sudah sangat baik dan juga perawatan sungai sudah baik pula, namun masih ada saja masyarakat
yang tingkat kepedulian terhadap kebersihan sungai masih rendah bahkan tidak peduli sama
sekali. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya sampah yang ikut terseret arus sungai entah
itu sampah rumah tangga, sampah dari sawah hingga kotoran hewan pun juga dibuang kesungai.
Dengan kasus yang terjadi hingga saat ini akibat yang ditimbulkan dari kurangnya menjaga
kebersihan sungai adalah daerah sekitar sungai nenjadi tercemar dan yang paling terlihat jelas
adalah disekitaran DAM dan kolong jembatan.
Dengan adanya asset masyarakat yang berupa sungai, berangkat dari pengamatan yang
saya telusuri disekitaran sungai yang ada di desa panjeng tersebut. Tergerak hati saya untuk
mengankat asset yang dimiliki masyarakat desa Panjeng untuk bekerja sama dalam menjaga
kebersihan lingkungan terutama sungai yang menjadi salah satu icon jati diri desa panjeng.
Melihat dari kekuatan masyarakat yang sangat antusias tentang kebersihan lingkungan ini
membuat keputusan untuk membuatkan papan yang berupa kalimat ajakan untuk menjaga dan
merawat lingkungan sekitar sungai, tidak hanya sekitar sungai saja namun juga lingkungan dari
rumah perumah.
Sebelum adanya papan ajakan untuk menjaga kebersihan lingkungan sungai, sebenarnya
masyarakat sendiri sudah ada kegiatan menjaga dan merawat sungai yang berupa kerja bakti
yang dilakukan secara satu bulan sekali namun setelah adanya kerja bakti tersebut juga masih
ada yang mengotori sungai tersebut, berarti masyarakat ada yang kurang yakin bahwa asset
sungai adalah asset yang besar dan dapat membangkitkan potensi-potensi yang dimiliki
masyarakat. Sangatlah penting untuk menjaga kebersihan sungai itu. Karena jika tidak di bangun
dan diberdayakan mulai dari sekarang semakin berkembangnya jaman kesadaran akan peduli
lingkungan bersih akan hilang dan dapat menimbulkan bencana yang bisa membawa korban
jiwa. Rasa peduli yang harus dtimbulkan dengan sangat cepat dan terus menerus akan berakibat
positif bagi masyarakat di lingkungan desa Panjeng. Tidak hanya menjadi desa yang besih
namun juga akan menjadi desa adidaya yang tumbuh dengan cepat.
Sebelumnya adanya kegiatan KPM-DDR tahun 2021 ini belum ada kegiatan dari luar
untuk mengajak dan mberdayakan potensi sungai yang ada didesa Panjeng ini, jadi masyarakat
sebagian besar hanya mengikuti arahan pemerintah desa untuk menjaga dan merawat saja tanpa
adanya pemberdayaan inovasi dan menggali potensi yang dimiliki masyarakat tersebut. Jauh
sebelum dari pemerintah melakukan dan memerhatikan sungai yang ada, masyarakat hanya
bersifat monoton tanpa adanya pergerakan apapun untuk menjaga sungai tersebut. Jadi
pemerintah desa Panjeng berperan penting dalam proses pengembangan yang dilakukan untuk
memberdayakan sungai sebagai kebutuhan masyarakat di desa Panjeng. Berangkat dari situlah
pemberdayaan yang saya lakukan untuk mengajak dan merawat secara berkala dan terus menerus
guna memberikan kesan positif dan efek yang positif, masyarakatpun juga memberikan respon
positif. Dengan anggapan bahwa sungai yang melintasi desa panjeng ini menjadi kebutuhan
dasar masyaraka desa, semoga dengan adanya papan slogan yang terpasang disekitaran aliran
sungai panjeng dapat menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat terhadap kebersihan sungai ,
dan juga dapat membuat masyarakat untuk berinovasi dan mengajarkan betapa pentingnya
menjaga lingkungan yang bersih dan juga asri.
Melihat kondisi di atas maka pemerintah harus menjadi pionir dalam menggalakkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan. Dengan cara ini
diharapkan masyarakat dapat menyadari akan kebutuhan pokok mengenai permukiman yang
sehat. Mereka harus diberi pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya permukiman yang
bersih dan sehat melalui berbagai media sosialisasi atau pelaksanaan program pemerintah yang
lebih menitik beratkan pada peningkatan partisipasi masyarakat setempat, sehingga mereka lebih
banyak memiliki tanggung jawab untuk memelihara dan mempertahankan atau bahkan
meningkatkan kondisi lingkungan menjadi lebih baik.
METODE
Asset based community development (ABCD)
Kegiatan ini menggunakan pendekatan (ABCD) yang mengutamakan pemanfaatan asset
dan potensi yang ada di sekitar dan dimiliki oleh komunitas masyarakat. Komunitas masyarakat
dalam hal ini yaitu satu rt yang wilayahnya di lalui oleh sungai yang berhulu di gunung wilis,
sekelompok masyarakat tersebut membuat kebijakan terhadap kebersihan sungai dan membuat
peraturan-peraturan tentang betapa berharganya sungai tersebut. Pemeliharaan sungai yang ada
pada desa panjeng sebenernya sudah baik akan tetapi kesadaran yang dimiliki masyarakatnya
kurang sebegitu perhatian karena mungkin ada faktor faktor-faktor tertentu yang mengubah
mindside masyarakat desa panjeng tersebut.
Sungai yang membentang dari ujung timur desa panjeng tersebut merupakan potensi
yang sangat bagus untuk dikembangkan, bahkan jika dari pihak pemerintah desa maupun
kabupaten mengelola dan juga memberikan inovasi kepada masyarakat tidak menutup
kemungkinan perekonomian masyarakat akan terangkat pula. Misalnya, dengan melihat kondisi
fisik dari sungai yang memiliki ukuran lebar 2 meter tersebut dan air yang mengalirpun juga
berarus deras, bisa dimanfaatkan untuk wisata atau olahraga arung jeram. Dengan begitu
destinasi wisata maupun destinasi pembelajaranpun juga akan terangkat.
Teknik-Teknik Pendampingan
Metode dan alat untuk memobilisasi asset pemberdayaan masyarakat melalui asset based
community development (ABCD), antara lain:
Tahap 3: Memimpikan masa depan, dengan cara mengembangkan visi atau tujuan di
awal yang semula belum tercapai akan diusahakan akan tercapai walaupun dengan berbagai cara
dan halangan yang harus dihadapi. Hal ini adalah kekuatan positif yang ada pada masyarakat dan
komunitas karena dengan adanya impian dan rasa saling memiliki lingkungan komunitas akan
tetap solid dan juga bergerak dengan hal-hal positif. Tahap ini mendorong komunitas
mrnggunakan imajinasinya untuk membuat gambaran positif tentang masa depan mereka. Proses
ini menambahkan energy dalam mencaritau “apa yang mungkin ?”
Tahap 4: Memetakan asset, tujuan pemetaan asset adalah agar komunitas belajar
kekuatan yang sudah mereka miliki sebagai bagian dari kelompok. Apa yang bisa dilakukan
dengan baik sekarang dan siapa diantara mereka yang memiliki keterampilan atau sumber daya
alam yang ada di desa. Mereka ini kemudian dapat di undang untuk berbagi kekuatan demi
kebaikan seluruh krlompok atau komunitas.
Pemetaan dan seleksi asset dilakukan dengan dua tahap: (1) memetakan asset komunitas
atau bakat, kompetensi dan sumberdaya sekarang. (2) seleksi mana yang relevan dan berguna
untuk mencapai mimpi komunitas.
Setelah melalui tahapan tahapan diatas, tentu masyarakat bisa mengambil sisi baik dari
metode yang diterapkan untuk membangun dan memberdayakan potensi masyarakat. Walaupun
tidak sepenuhnya tercapai setidak-tidaknya masyarakat akan terus sadar akan kebersihan
lingkungan karena kebersihan diri dimulai dari bersihnya lingkungan masyarakatnya.
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti yakni mengamati dan mencari sumber-
sumber informasi terkait pengelolaan sungai yang melintasi dessa panjeng tersebut, dengan cara
menyusuri dan menggali informasi dari masyarakat terkait pelaksanaan pemeliharaan sungai.
Salah seorang warga mengatakan bahwa pengelolaan sungai berawal dari pemerintah desa yang
memberikan proyek pembangunan talud (plesengan/pembangunan dinding sungai) yang berguna
untuk menjaga kesetabilan tanah agar tidak tergerus arus sungai. Yang berawal pada tahun 2001
walaupun pada saat itu pembangunan belum secara keseluruhan namun hanya beberapa meter
saja, sudah membangkitkan semangat sebagian kecil masyarakat untuk peduli dan menjaga
sungai tersebut. Seiring berjalanya waktu pemerintah desa membangun sebuah dam yang bisa
membagi secara rata aliran sungai kepada masyarakat secara keseluruhan, ada 3 titik dam yang
sudah terbangun hingga saat ini dan secara fisik bangunan dam tersebut masih sangat baik dan
operasionalnya juga sangat baik.
Beranjak dari pengelolahan dari pihak desa kemudian masyarakat berinisiatif untuk
melakukan kegiatan bersih-bersih yang dilaksanakan perwilayah atau perdusun masing-masing,
dulu sebelum adanya pembangunan talud kondisi fisik sungai masih sangat memprihatinkan dan
banyak sampah sampah yang dibuang kedalam aliran sungai yang menjadikan itu tradisi hingga
saat ini. Sebenarnya hal itu sangat disayangkan namun juga mau gimana lagi, sudah terlanjur.
Semangat sebagian masyarakat untuk mengajak masyarakat lain andil dan mempunyai rasa
memiliki terhadap keberadaan sungai tersebut sangat tinggi dan memberikan efek yang sangat
positif, namun tahun tahun berlalu semangat masyarakat menurun kembali. Buktinya hingga saat
ini masih banyak sampah yang di buang kesungai.
Menurut Masduqi, dkk (2009) ada dua fungsi utama sungai secara alami yaitu
mengalirkan air dan mengangkat sedimen hasil erosi pada Daerah Aliran Sungai dan alurnya
(Self Purification). Kedua fungsi ini terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi.
Selama dalam waktu KPM-DDR yang saya lakukan banyak problem yang muncul terkait
kebersihan sungai tersebut, dalam hal ini pasti yang tercemar yaitu air yang mengalir di sungai
tersebut. Air yang tercemar oleh sampah sudah dapat dipastikan untuk kebutuhan sehari-hari
juga tidak baik.maka dari itu salah satu alasan betapa pentingnya menjaga kebersihan sungai.
Pemetaan lapangan dilakukan pada hari rabu minggu 31 juli 2021, dari hasil pemetaan
lapangan mendapatkan deskripsi dan juga gambaran bahkan informasi mengenai tempat tempat
strategis yang nantinya akan dipasang papan ataupun banner tetntang peduli lingkungan. Dan
juga dalam pemetaan lapangan mendapatkan bahwa ada titik-titik tertentu yang sering menjadi
tempat pembuangan sampah, seperti kolong jembatan, dibawah rumpun bamboo bahkan di
depan rumah-rumah warga masyarakat itu sendiri. Peneliti juga berkonsultasi kepada pihak-
pihak terkait seperti pemerintah desa, Rt, dan juga masyarakat yang tanahnya akan dipasang
kalimat-kalimat ajakan menjaga dan merawat sungai tersebut. Selanjutnya mengajukan
permohonan izin mendirikan tempat untuk memasang kalimat tersebut. Setelah itu peneliti juga
merekomendasi terkait kalimat yang akan di tulis dalam banner, supaya tidak menimbulkan
problem jika kegiatan itu sudah terlaksana.
Pelaksanaan kegiatan pada tanggal rabu 04 agustus 2021, dan mengajak bapak Rt dan
juga salah satu warga masyarakat untuk secara simbolis mensetujui akan kegiatan tersebut
supaya bisa memberikan contoh kepada masyarakat lainya agar bisa membantu menyadarkan
masyarakat yang lain. Besar harapan masyarakat desa Panjeng supaya mampu menjadi contoh
bagi desa desa disekitar kecamatan jenangan terkait perawatan dan penjagaan kebersihan
lingkungan sungai, tidak hanya dalam satu kabupaten melainkan dari kabupaten lainya.
Pemasangan banner dimulai dari bagian timur yang terdapat dam yang dimana lokasi tersebut
kerap terjadi pembuangan sampah disungai, yang paling sering adalah sampah dari sawah,
seperti jerami kering, pembuangan wadah pestisida dan juga rumput rumput yang di anggap itu
mengganggu proses pertanian mereka.
Setelah itu pemasangan berlanjut di sekitaran tengah tengah desa yang bertepatan juga
disebelah dam juga ada taman pribadi milik salah satu masyarakat desa Panjeng, yang mana
tempatnya sangat begitu strategis. Kemudian yang terakhir pemasangan di depan kantor Desa,
sebenarnya tidak mempunyai angan-angan memasang disitu akan tetapi pihak sekertaris desa
memberikan fasilitas tempat disitu.
Hasil Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian dimulai sejak, awal diterimanya peneliti mengajukan
permohonan izin melaksanakan kehiatan pengabdian masyrakat tersebut didesa Panjeng.
Pemahaman tentang kebersihan lingkungan sangat penting bagi masyarakat desa Panjeng yang
secara geologis terlewati aliran sungai, secara otomatis potensi masyarakat desa tersebut juga
terletak pada sungai yang melintasi desa tersebut. Perkembangan dari awal pengabdian hingga
akhir ini menimbulkan perubahan yang signifikan mulai dari masyarakat yang berpola hidup
sehat dan juga masyarakat mengadakan pembersihan sungai secara masing masing keluarga,
yang sebenarnya dilakukan gotong royong turun bersama kedalam sungai dikarenakan adanya
pandemi maka kegiatan masyarakat tersebut dilakukan secara bersama keluarga di masing
masing wilayah rumahnya.
Faktor yang pertama mendukung kegiatan ini adalah dari diri masing masing masyarakat
desa Panjeng, yang sudah mulai menumbuhkan rasa peduli tinggi terhadap kebersihan
lingkungan sungai. Kemudian faktor kedua adalah pemerintah desa dalam mengelola tata letak,
lokasi strategis dalam upaya meminimalisir pembuangan sampah ke sungai. Dan juga faktor
ketiga yakni faktor yang bersumber dari luar desa seperti kawan kawan mahasiswa yang
memberikan pengertian terkait kebersihan lingkungan.
Melihat kondisi saat ini yang masih pandemi menjadi pertimbangan peneliti untuk
mencari cara yang paling efektif untuk memberdaya dan menjaga kebersihan sungai, dengan
asset desa berupa sungai yang tiada heti-hentinya air mengalir. Hasil pelaksanaan kehiatan
pengabdian selanjutnya dapat di lihat secara garis besar melalui beberapa komponen seperti
a. Faktor pendukung
Pemerintah desa, masyarakat, dan juga teman-teman pemuda
b. Faktor penghambat
Sejumlah masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan sungai.
Dan juga masa pandemi yang menjadi penghambat kinerja kegiatan pengabdian ini.
Kemudian persoalan waktu yang begitu singkat.
KESIMPULAN
Dengan adanya kegiatan KPM-DDR ini membuat masyarakat desa Panjeng akan lebih
meningkatkan pemberdayaan dan juga penjagaan terhadap kebersihan sungai Panjeng, sehingga
menjadi desa yang sungainya bersih dari sampah. Antusias warga masyarakat desa Panjeng
sangat baik dan juga banyak dukungan-dukungan dari pihak-pihak terkait. Walaupun juga ada
sebagian kecil masyarakat yang kurang peduli terkait kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti.
Kelebihan yang di dapat dari kegiatan ini adalah mudahnya masyrakat memahami serta
melakukan pola hidup sehat dengan baik. Kekurangan yang ditimbulkan dari kegiatan ini yakni
masyarakat yang usia lanjut kurang bisa memahami dan juga kurang antusias dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini bisa dikembangkan oleh masyarakat atau yang lebih utama adalah teman teman
pemuda yang bisa dikata sebagai penggerak yang kemudian setelah adanya kegiatan KPM-DDR
ini mampu melanjutkan misi peneliti membersihkan sungai dari sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Fauziyyah Nur Shofy, (2015), Kebersihan Lingkungan, Bandung, Wordpress
Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. 2003.
Proverawati, A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Nuha Medika. Jakarta. 2012.
Nugraheni N. Pengaruh Sikap Tentang Kebersihan Diri Terhadap Scabies Pada Santri Al
Muayyad Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
2008