Anda di halaman 1dari 7

JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 13 (1) (2021): 59-65

DOI: https://doi.org/10.24114/jupiis.v13i1.19362

JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial


Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jupiis

Sanitasi Pemukiman Bantaran Sungai Deli


Dalam Konstruksi Sosial Budaya Kelurahan Bahari Medan
Belawan Kota Medan
Settlement Sanitation of Deli Riverbanks
In Socio-Cultural Construction Kelurahan Bahari Medan
Belawan Kota Medan
Sriwidari Zulfa1)*, Hidayat Amsani1) & Fikarwin Zuska2)
1) Antropologi Sosial, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan, Indonesia.
2) Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera
Utara, Indonesia
Diterima: 28 Juli 2020; Direview: 28 Juli 2020; Disetujui: 21 Januari 2021
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi dan kesehatan masyarakat bantaran Sungai Deli yang
dikonstruksi secara sosial-budaya. Masalah difokuskan pada peran serta masyarakat dalam memperlakukan limbah
rumah tangga, ber MCK, dan memperoleh sumber air bersih serta dan hubungannya terhadap kesehatan masyarakat.
Data dikumpulkan berdasarkan pendekatan etnografi yaitu melalui observasi dan wawancara mendalam dan
dianalisis secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah Penduduk bantaran Sungai Deli yang tinggal dalam
wilayah pemukiman illegal melakukan aktifitas MCK di sungai sekaligus menjadikan sungai sebagai tempat
pembuangan limbah rumah tangga. Aktifitas yang bertujuan menjaga kebersihan diri dan kesehatan dilakukan di
sungai sekaligus tempat membuang limbah kotoran dan rumah tangga. Aktifitas pemanfaatan sungai sebagai tempat
pembuangan limbah kotoran manusia dan rumah tangga adalah salah satu faktor sanitasi buruk yang mempengaruhi
derajat kesehatan. Kajian ini menyimpulkan bahwa kondisi sanitasi pada pemukiman bantaran Sungai Deli
disebabkan oleh faktor ekonomi dan pengetahuan. Untuk memberbaiki sistem sanitasi bantaran sungai dibutuhkan
kerjasama antara penduduk, pemerintah serta penyuluh kesehatan.
Kata Kunci: Sanitasi, Sosial-Budaya, Pemukiman Bantaran Sungai

Abstract
This paper aims to determine the sanitation and health conditions of the people on the banks of the Deli river which are
constructed socially and culturally. The problem is focused on community participation in treating household waste,
using toilets, and obtaining clean water sources and their relationship to public health. Data were collected based on an
ethnographic approach, namely through observation and in-depth interviews which were analyzed qualitatively. The
results of this study are the residents of the riverbanks of Deli who live in illegal settlements, carry out activities such as
toilets in the river and at the same time use the river as a place for household waste disposal. Activities aimed at
maintaining personal hygiene and health are carried out in rivers as well as places for disposing of sewage and
household waste. The activity of using rivers as a place to dispose of human and household waste is one of the factors of
poor sanitation that affects health status. This study concludes that the sanitary conditions in the residential banks of
the Deli River are caused by economic and knowledge factors. Improving the riverbank sanitation system requires
collaboration between the community, government and health educators.
Kata Kunci: Sanitasi, Sosial-Budaya, Pemukiman Bantaran Sungai

How to Cite: Zulfa, S. Amsani, H. & Zuska, F. (2020). Sanitasi Pemukiman Bantaran Sungai Deli dalam
Konstruksi Sosial Budaya Kelurahan Bahari Medan Belawan Kota medan. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-
ilmu Sosial, 13 (1): 59-65.

*Corresponding author: ISSN 2549-1660 (Print)


E-mail: ISSN 2550-1305 (Online)

59
Sriwidari Zulfa, Hidayat Amsani & Fikarwin Zuska, Sanitasi Pemukiman Bantaran Sungai Deli Dalam
Konstruksi Sosial Budaya Kelurahan Bahari Medan Belawan Kota Medan

PENDAHULUAN menegaskan bahwa dilarangnya bermukim


Kebersihan dan kesehatan di bantaran sungai.
merupakan isu penting bagi setiap Negara. Aturan pemerintah yang berkaitan
Indonesia pada tahun 2013 ‘dianugerahi’ dengan pemukiman di wilayah bantaran
gelar negara dengan sanitasi buruk kedua sungai salah satunya adalah Peraturan
di dunia, setelah India menurut data World Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang
Health Organization (WHO). Profil Sungai. Mengingat air merupakan sebuah
kesehatan Indonesia tahun 2017 kebutuhan terpenting bagi manusia,
mengungkapkan sebanyak 97 juta atau mendirikan hunian di dekat sumber air
37% dari penduduk Indonesia hingga saat atau bantaran sungai dianggap sebuah
ini belum memiliki akses terhadap air langkah bertahan di tengah kesulitan
minum yang layak, 120 juta atau 47% ekonomi bagi penduduk dengan kondisi
penduduk belum memiliki akses terhadap pendapatan rendah. Sanitasi buruk apabila
sanitasi yang layak, dan 51 juta penduduk tidak diatasi dan terus berlanjut, tidak
masih melakukan praktek buang air besar hanya berdampak pada penyebaran
(BAB) sembarangan di sungai, laut, atau di penyakit, tapi juga berperan dalam
permukaan tanah. Hal tersebut menjadi meningkatkan angka stunting pada anak.
sebuah indikator, bahwa perilaku sehat dan Sebab lingkungan yang penuh tekanan
lingkungan sehat belum terlakoni. dapat menyebabkan pengasuhan yang
Kajian-kajian mengenai kesehatan kurang optimal pada anak. Selanjutnya,
banyak dikaji dalam bidang budaya karena stunting pada anak akan menyebabkan
masalah-masalah kesehatan bukan saja penurunan kualitas sumber daya manusia
semata-mata masalah medis, melainkan dan kembali menyebabkan rendahnya
juga masalah sosial-budaya. Sanitasi yang kemampuan ekonomi. Pola inilah yang
layak sangat mendukung peningkatan menyebabkan sulitnya masyarakat keluar
kesehatan. Namun di beberapa wilayah di dari bantaran sungai.
Indonesia pengelolaan limbah secara tepat
masih belum terpenuhi sehingga masih METODE PENELITIAN
banyak wilayah dengan sanitasi yang buruk Metode penelitian yang digunakan
(Mury et al., 2020). Hal itu dapat oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
berdampak langsung pada penurunan pendekatan kualitatif dengan metode
kualitas lingkungan dan kesehatan etnografi dari Spradley untuk memahami
masyarakat, sehingga menjadi dan mengungkapkan tentang
permasalahan tersendiri dan menghambat permasalahan yang diangkat dan hendak
proses peningkatan derajat kesehatan di diteliti oleh peneliti. metode etnografi yang
Indonesia. Pemanfaatan sungai sebagai digunakan oleh peneliti adalah di kenal
sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) sekaligus dengan nama, Developmental Research
tempat pembuangan limbah rumah tangga Sequence atau Alur Penelitian Maju
tentu mencemari sungai, dan imbasnya Bertahap dan tujuan utamanya adalah
kembali pada penduduk bantaran sungai, memahami pandangan hidup dari sudut
yang mana sungai akan menjadi sarana pandang penduduk asli(native’s point
penyebaran penyakit. of view), sehingga data yang dikumpulkan
Pemukiman bantaran sungai adalah adalah data kualitatif (Spredley, 1997).
salah satu masalah yang masih terus Teknik pengumpulan data dalam
dihadapi oleh sebagian Kota besar di penelitian ini menggunakan wawancara
Indonesia. Pemukiman bantaran Sungai dan observasi partisipasi dengan
Deli adalah pemukiman yang didirikan oleh pengamatan sistematis dari aktivitas
masyarakat tanpa perizinan resmi atau manusia dan pengaturan fisik dimana
ilegal. Ada aturan-aturan pemerintah yang kegiatan tersebut berlangsung secara terus

60
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 13 (1) (2021): 59-65

menerus dari fokus aktivitas bersifat alami sungai. Tidak hanya itu saja, kegiatan
untuk menghasilkan data lapangan. Studi mencuci peralatan makan dan pakaian juga
pustaka digunakan dalam pengumpulan dilakukan di pinggir sungai dan
data-data melalui sumber buku-buku, menggunakan air sungai. Tidak ada fasilitas
jurnal, tesis, desertasi dan media internet. air bersih untuk berMCK. Air bersih yang
diupayakan penduduk adalah intuk
HASIL DAN PEMBAHASAN kebutuhan minum yaitu air isi ulang.
Pemukiman Penduduk
Penduduk Kelurahan Belawan Bahari
adalah masyarakat yang heterogen yang
terdiri dari banyak etnis. Heterogenitas
tidak menimbulkan konflik bahkan
menimbulkan harmoni yang serasi yang
ditandai dengan tidak adanya perselisihan
antar etnis, bahkan menimbulkan rasa
toleransi antar sesama dalam lingkungan
masyarakat Kelurahan Belawan Bahari.
Masyarakat Belawan Bahari
“terpaksa” membangun hunian di bantaran
sungai dikarenakan faktor ekonomi. Para
penduduk bantaran Sungai Deli rata-rata Gambar 1. Kamar mandi non permanen
termasuk dalam kategori ekonomi salah satu penduduk bantaran Sungai Deli.
menengah ke bawah dengan sebagian besar (Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi)
mata pencaharian penduduk bantaran
sungai adalah sebagai nelayan, buruh atau Dalam teori ekologi bahwa manusia
usaha kaki lima. mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
Bantaran sungai adalah wilayah yang lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan
tidak ideal dijadikan sebagai pemukiman terbentuk oleh lingkungan hidupnya.
karena bantaran sungai merupakan daerah Dengan demikian lingkungan pinggir laut
resapan air dan menampung luapan air saat dengan sungainya sengaja dipilih agar
curah hujan tinggi. Pemukiman bantaran mudah dalam memenuhi kehidupan sehari-
Sungai Deli di kelurahan bahari kecamatan hari karena berdekatan dengan sumber air
Medan Belawan salah satunya dan sumber bahan makanan serta sumber
dilatarbelakangi oleh adanya keterbatasan mata pencaharian.
ekonomi warga.“ Ya mau kekmana lagi lah Bagi penduduk bantaran sungai,
kak, kami ni kan orang susah, untuk makan Sungai Deli menjadi salah satu sumber air.
payah Cuma buruh nelayan aja mau nyewa Sungai Deli memenuhi kebutuhan air untuk
rumah bayar sewa nya gak sanggup. segala kegiatan sehari-sehari dan juga
Tadinya kami sebelum disinipun ya nyewa kebutuhan mata pencaharian penduduk
cumak lama-lama gak sanggup ya utang bantaran sungai yaitu mencari ikan. Tinggal
dulu sama keluarga bkin rumah lah disini.” di bantaran sungai merupakan langkah
Kata Zaitun salah satu penduduk. bertahan dari sulitnya ekonomi penduduk
Sebagian besar rumah yang didirikan dimana tinggal di pemukiman bantaran
di bantaran Sungai Deli Medan Belawan sungai sangat membantu kehidupan.
tidak memiliki kamar mandi atau toilet Seperti diketahui, sebagian besar
yang layak. Kegiatan MCK dilakukan di penduduk yang tidak tinggal di pemukiman
pinggir sungai dengan mendirikan toilet bantaran Sungai Deli bebas biaya pajak
yang terbuat dari terpal di atas sungai tempat tinggal, biaya listrik dan air. Hal
dengan saluran pembuangan langsung ke tersebut dikarenakan sumber air yang

61
Sriwidari Zulfa, Hidayat Amsani & Fikarwin Zuska, Sanitasi Pemukiman Bantaran Sungai Deli Dalam
Konstruksi Sosial Budaya Kelurahan Bahari Medan Belawan Kota Medan

melimpah yang didapatkan secara Cuma- belum tersedia. Air untuk konsumsi
Cuma yaitu air sungai. menggunakan air isi ulang yang dibeli oleh
Bagaimana suatu kelompok penduduk yang langsung dikonsumsi tanpa
masyarakat membangun sebuah dilakukan proses memasak air hingga
pemukiman liar di bantaran sungai karena mendidih.
alasan ekonomi merupakan pilihan yang Pengolahan sampah dan pembuangan
harus diambil sebagai bentuk adaptasi dan Limbah rumah tangga dan kotoran manusia
upaya untuk bertahan hidup (Suharyanto dilakukan di sungai. Begitu juga dengan
et al., (2017). Namun suatu pola perilaku MCK yang juga dilakukan di sungai seperti
pemanfaatan sungai dan perilaku sanitasi kata Junaidi (32) salah satu penduduk
adalah hal berbeda yang dapat berubah bantaran sungai “Iya, kami warga disini
seiring waktu apabila diintervensi dengan kalau mau cuci baju, cuci piring, mandi,
pengetahuan-pengetahuan mengenai buang air besar ya disungai memang sudah
kebersihan dan kesehatan yang sesuai. dari dulu di sungai, karena warga disini
Biaya hidup di pemukiman bantaran memang tidak ada kamar mandinya, dulu
sungai yang “murah” menyebabkan air sungainya ini masih bersih, masih jernih
penduduk kurang mempertimbangkan dasarnya masih bisa kita liat, kalau
sanitasi dan resiko kesehatan yang harus sekarang ya yang kayak kita lihat inilah”.
dihadapi ketika memutuskan tinggal di Salah satu faktor yang mendasari
bantaran Sungai Deli. Sanitasi di Perwujudan perilaku adalah pengetahuan
pemukiman bantaran sungai cenderung serta nilai-nilai yang melekat pada individu
buruk dan sanitasi buruk mempengaruhi tersebut. Pengetahuan dan nilai-nilai
kesehatan penduduk dan menimbulkan tersebut merupakan acuan bagi penduduk
dampak pula bagi kualitas hidup penduduk masyarakat dalam melakukan berbagai
bantaran sungai. tindakan termasuk melakukan aktivitas
mandi, cuci, kakus yang dilakukan di sungai
Kondisi Sanitasi dan Kesehatan serta merupakan latar belakang
Masyarakat terbentuknya sebuah kondisi sanitasi.
Perilaku untuk menjaga dan Begitu juga dengan sanitasi pemukiman
mengupayakan sanitasi yang baik atau bantaran Sungai Deli saat ini. Pengetahuan
Perilaku Sanitasi adalah perilaku yang adalah informasi yang diketahui atau
mengacu pada suatu usaha-usaha disadari oleh seseorang yang muncul ketika
pencegahan penyakit dengan melenyapkan seseorang menggunakan indera atau akal
atau mengendalikan faktor-faktor risiko budinya untuk mengenali benda atau
lingkungan yang merupakan mata rantai kejadian tertentu yang belum pernah
penularan penyakit. Sedangkan upaya yang dilihat atau dirasakan sebelumnya.
harus dilakukan dalam menjaga dan Pengetahuan yang hanya didasarkan pada
memelihara kesehatan lingkungan adalah penekanan pengetahuan tapi tidak
obyek sanitasi meliputi seluruh tempat kita menekankan pada pengalaman biasanya
tinggal/bekerja. Dan usaha-usaha yang akan mudah terlupakan.
tercakup dalam perilaku sanitasi adalah; Jenjang pendidikan tidak dapat
1. Penyediaan air bersih/air minum mereprentasikan dan menjadi tolak ukur
(water supply) pengetahuan penduduk masyarakat secara
2. Pengolahan makanan (food sanitation) umum. Berdasarkan taraf pendidikan,
3. Pengolahan sampah sebagian besar penduduk merupakan
4. Pembuangan Kotoran Manusia dan tamatan sekolah dasar dan menengah
Limbah Rumah Tangga pertama. Namun, tidak dapat dipungkiri
Pada pemukiman bantaran Sungai dunia pendidikan menjadi salah satu
Deli Belawan bahari, air bersih masih sarana awal ditanamkannya nilai-nilai

62
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 13 (1) (2021): 59-65

mengenai kebersihan dan kesehatan selain konsep bersih bagi tenaga medis atau
keluarga dan lingkungan sekitar suatu persepsi masyarakat lainnya yang
individu. Persepsi seseorang terhadap menganggap air sungai kotor dan tidak
suatu objek sangat dipengaruhi oleh layak digunakan untuk mandi atau mencuci
pengetahuan dan pengalamannya terhadap peralatan makan dan pakaian. Namun
objek yang bersangkutan. Pengetahuan dan konsep bersih yang dikonstruksi oleh
pengalaman tersebut salah satunya penduduk Bantaran Sungai Deli air sungai
didapatkan dari pendidikan. sama dengan air pada umumnya yaitu
Pemahaman dan konsep mengenai sarana untuk membersihkan diri dan
apa itu bersih, sehat dalam konstruksi mencuci.
penduduk bantaran Sungai Deli Belawan Konstruksi sosial-budaya masyarakat
Bahari pun berbeda. Pemahaman mengenai bantaran Sungai deli mengenai air sungai
bersih, sehat dan sanitasi tentu saling yang dianggap “bersih” dan “layak” sebagai
berkaitan dan penting untuk dipahami. sumber air untuk berbagai kebutuhan dan
Bagaimana pola hidup bersih untuk aktifitas sehari-hari juga merupakan faktor
mewujudkan sanitasi yang baik dengan sanitasi buruk yang tidak mudah dirubah.
tujuan kesehatan. Selain konsep bersih, Penduduk
Misalnya dalam dunia kesehatan, Bantaran Sungai Belawan Bahari juga
bersih merupakan indikator dari ukuran memiliki konsep sendiri tentang penyakit.
tersendiri dan tentu terukur sebagai medis, Kurangnya sarana dan prasarana sanitasi
namun bersih bagi masyarakat bantaran berdampak pada masalah kesehatan
sungai tidak sama dengan persepsi medis. lainnya selain diare seperti infeksi
Sementara baik dari segi medis dan sosial- trachoma dan cacingan juga Scabies atau
budaya keduanya juga penting. Oleh karena bermacam penyakit kulit. Hampir sebagian
itu, begitu pula dalam memahami dan besar Informan, anaknya sedang
mewujudkan bersih kita juga harus mengalami penyakit kulit. Penyakit kulit
menggunakan pendekatan sosial budaya. yang umumnya terjadi pada anak yang
Perilaku bersih didefinisikan sebagai tinggal di pemukiman kumuh khususnya
suatu tindakan pemeliharaan kebersihan pemukiman bantaran sungai tidak terlalu
dan kesehatan seseorang untuk dianggap sebagai permasalahan serius bagi
kesejahteraan fisik dan psikis yang para orang tua. Penyakit kulit dianggap
disengaja dalam pembudayaan hidup penyakit umum yang biasa dialami anak-
bersih. Namun sebagian penduduk anak karena aktivitas anak yang suka
pemukiman bantaran sungai mengartikan bermain di tempat kotor dan penyakit kulit
bersih secara sederhana seperti keadaan ini dianggap tidak menyebabkan kematian.
dimana tubuh tidak kotor atau melakukan Meskipun dalam kondisi sedang mengalami
usaha-usaha yang menjauhkan kotoran penyakit kulit, bagi penduduk bantaran
yang kasat mata atau terlihat seperti mandi, sungai, anak-anak mereka dalam keadaan
cuci tangan, menyapu rumah, mencuci sehat.
pakaian, menyikat gigi dan sebagainya Meskipun penyakit kulit tidak
untuk mencapai suatu kebersihan. menyebabkan kematian, penyakit kulit
Meskipun usaha-usaha pembersihan untuk dengan gejala yaitu rasa gatal yang
menjaga kesehatan itu dilakukan di sungai menyengat akan mengganggu kenyamanan
dimana sungai juga sebagai tempat anak dan mengganggu aktifitas anak. Rasa
membuang sampah dan buang air. gatal akan semakin parah di malam hari
Proses mandi bagi penduduk dan akan mengurangi kualitas tidur anak.
bantaran sungai yang dilakukan di sungai Kualitas tidur yang kurang baik juga
adalah suatu bentuk menjaga kebersihan. berpengaruh pada pertumbuhan dan
Meskipun hal tersebut tidak selaras dengan perkembangan anak. Belum lagi penyakit

63
Sriwidari Zulfa, Hidayat Amsani & Fikarwin Zuska, Sanitasi Pemukiman Bantaran Sungai Deli Dalam
Konstruksi Sosial Budaya Kelurahan Bahari Medan Belawan Kota Medan

gatal akan mengganggu aktifitas anak Yang maksudnya adalah bahwa Nutrisi
dalam mengenyam pendidikan. sangat ditentukan oleh ekologi dan
Pilihan perobatan yang dilakukan ekonomi.
oleh kebanyakan informan di Bantaran
Sungai Deli adalah perobatan alami yang SIMPULAN
dilakukan sendiri di rumah dengan Sanitasi di Pemukiman Bantaran
menggunakan resep-resep turun temurun Sungai Deli Kelurahan Bahari dapat
dari orang tua dahulu. Apabila tingkat sakit dikatakan buruk sama seperti kondisi
yang dialami lebih parah maka penduduk sanitasi pemukiman kumuh lainnya. Hal itu
akan ke Bidan terdekat untuk berobat. dikarenakan warga Pemukiman Bantaran
Namun, tidak ada yang memilih rumah Sungai Deli melakukan aktifitas
sakit atau dokter sebagai tujuan awal untuk pemanfaatan Sungai yang menurunkan
melakukan perobatan ketika sakit. Hal kualitas lingkungan. Perilaku Masyarakat
tersebut diungkapkan oleh Sariah (40) daerah Bantaran sungai tersebut memiliki
“Kurek gini gada berobat-berobat karna andil dalam pencemaran pada sungai serta
memang udah biasa kekgitu, ya paling dalam jangka panjang akan merugikan
usahanya di kasi minyak aja dibalur, sama orang banyak karena bisa memicu
masak kunyit aja. Tapi kalo sakit perut, terjadinya banjir. Tidak hanya dampaknya
mencret gak baek-baek, demam gak baek- pada lingkungan, kondisi sanitasi dan
baek biasanya berobat ke bidan dekat sini perilaku masyarakat pemukiman Bantaran
aja atau beli obat di kede-kede”. sungai Juga sangat berdampak pada
Dari hasil penelitian di lapangan, kesehatan Warga bantaran Sungai.
kondisi yang mengacu pada kesehatan ibu Hampir seluruh warga bantaran
dan bayi adalah jumlah kematian bayi. Sungai Deli melakukan MCK di Sungai
Dalam profil kesehatan puskesmas sekaligus membuang sampah dan limbah
belawan, angka kematian bayi yang tercatat rumah tangga dan kotoran manusia di
adalah nol. Namun pada saat dilakukan Sungai. Pemanfaatan sungai sebagai sarana
wawancara terhadap tenaga kesehatan MCK serta pembuangan limbah Rumah
setempat. Ia mengatakan bahwa jumlah Tangga dan Kotoran manusia oleh
kematian bayi cukup tinggi dan sering masyarakat di bantaran Sungai Deli
terjadi. Pada penduduk bantaran Sungai Kelurahan Bahari dipengaruhi oleh
Deli sendiri, sebagian besar informan beberapa faktor antara lain faktor ekonomi,
memiliki riwayat meninggalnya salah satu Pendidikan maupun sosial budaya. Faktor-
anak pada saat usia bayi atau balita. Dari faktor tersebut saling terkait sehingga
informasi tersebut, dapat dilihat bahwa mendorong adanya tindakan atau perilaku
kematian anak usia dini di Pemukiman dalam memanfaatkan sungai sebagai
bantaran Sungai tidak jarang terjadi. sarana MCK. Faktor penyebab tersebut
Namun sulit untuk menyimpulkan apa diantaranya adalah kurangnya Pemahaman
penyebab pasti dari meninggalnya anak dan pengetahuan warga mengenai sanitasi,
dari informan karena minimnya kurangnya kesadaran, keterbatasan sarana
pengetahuan informan mengenai penyakit dan prasarana dari pemerintah, serta
dan gangguan kesehatan khususnya bayi. kurangnya sosialisasi dan pandangan
Selain kesehatan ibu dan anak, kekurangan mengenai lingkungan dan dampaknya bagi
gizi atau malnutrisi adalah kasus yang kesehatan.
sering terjadi di pemukiman dengan
kondisi ekonomi menengah ke bawah. DAFTAR PUSTAKA
McElroy & Townsend (1985), Ahimsa, S.H. (1997). Sungai dan Air Ciliwung, sebuah
mengatakan bahwa “Nutrition is heavily kajian etnoekologi. Jakarta: Prisma
determined by ecology and economics.”

64
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 13 (1) (2021): 59-65

Anderson, B.G. & Foster, G.M. (1986). Antropologi Natsir, S. (2016). Rencana Pengelolaan Sanitasi
Kesehatan. Jakarta: Penerbit Univerrsitas Lingkungan disekitar Aliran Sungai Mangolo
Indonesia Kabupaten Kolaka. Kendari: Tesis. Program
Lillis, M.P. & Tian, R.G. (2010). Cultural Issues in the Pascasarjana Universitas Halu Oleo.
Business World: An Anthropological Soejoeti. (2005). Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit
Perspective: Journal of Social Sciences. New dalam Konteks Sosial Budaya. Jakarta: Pusat
York: 2010 Science Publications. Vol 6 (1): Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan
99-112. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
McElroy, A & Townsend, P.K. (1985). Medical Departemen Kesehatan RI.
Anthropology in Ecological Perspective. USA: Spradley, P.J. (1997). Metode Etnografi. Yogyakarta:
Westview Press. Tiara Wacana
Moleong, L.J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Suharyanto, A. Devi A.S., Juanda, Supriadi P.P.,
Bandung: Remaja Rosdakarya. Syafriyeni T., Toho C.M.S., (2017), Persepsi
Muary, R., Suharyanto, A., Sihite, O., & Nasution, J. Masyarakat Nelayan mengenai Pendidikan di
(2020). Hutabolon Village Community Desa Paluh Kurau, Hamparan Perak, Deli
Behavior in Overcoming Health serdang, , Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial
Problems. Lakhõmi Journal: Culture, 1(1), 36- dan Budaya (Journal of Social and Cultural
43. Anthropology), 3 (1): 11-18
Muslimin, H. (2019). Perilaku Antropologi Sosial Van der Geest, S. (2015). Hygiene and sanitation:
Budaya dan Kesehatan. Yogyakarta: medical, social and psychological concern.
Deepublish Publisher Amsterdam. Canadian Medical Association.
Nasikin, M. (2007). Pemanfaatan Sungai Jajar 187(17): 1313–1314.
Sebagai Sarana Mandi, Cuci, dan Kakus, Studi Van Voorst, R. (2018). Tempat Terbaik di Dunia
Kasus Terhadap Perilaku Masyarakat di (Pengalaman Seorang Antropolog Tinggal Di
Kelurahan Singorejo Kecamatan Demak Kawasan Kumuh Jakarta). Jakarta: Gajah
Kabupaten Demak. Tesis. Semarang: Tesis. Hidup.
Program Pascasarjana UNNES. Womack, M. (2010). The Anthropology of health and
Healing. United Kingdom: Altamira Press.

65

Anda mungkin juga menyukai