Anda di halaman 1dari 9

Sosialisasi Air Bersih untuk Meningkatkan Pemahaman

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Desa


Cukanggenteng

Rani Supartini, Cecep Sudirman

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik UPI berbasis SDG’s Desa dan
MBKM mempunyai beberapa tema unggulan yang diberikan pada
peserta KKN, salah satu tema KKN SDG’s Desa adalah Desa Layak
Air Bersih dan Sanitasi. Berdasarkan survey lapangan di Desa
Cukanggenteng, dimana permasalahan air terbanyak berasal dari RW
003 Desa Cukanggenteng, yaitu Cimilik, maka kami memfokuskan
program-program KKN dilaksanakan di Cimilik, RW 003 Desa
Cukanggenteng.

Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasirjambu merupakan daerah yang


kekurangan akses air bersih. Sumber air bersih Desa Cukanggenteng
berasal dari dataran tinggi (pegunungan) yang dialirkan melalui selang
air ke rumah-rumah warga serta sumur. Mengingat hanya beberapa
warga yang mempunyai sumur dan satu sumber air yang tidak
selamanya subur membuat Desa Cukanggenteng termasuk pada Desa
kekurangan air bersih. Meski begitu, tidak semua daerah di desa
cukanggenteng mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih,
salah satu daerah yang jauh dalam mengakses air bersih ialah RW 003,
Cimilik.

Masyarakat RW 003 Cukanggenteng memanfaatkan air dari sumber air


bersama (dataran tinggi) dan sumur. Kualitas air yang didapatkan oleh
warga sekitar tidak semua bersih, ada yang berbau ada juga yang
berwarna, dan ada juga yang berwarna dan berbau. Berdasarkan
keterangan dari karang taruna, air yang berwarna karena terkontaminasi
oleh selokan yang kotor karena masyarakat di RW 003 juga bermasalah
dalam sanitasi, yaitu membuang sampah sembarangan yang
menyebabkan air sumur terkontaminasi oleh air selokan, serta
kurangnya kerja sama (kerja bakti) untuk membersihkan lingkungan.

Keamanan dan kualitas air sangat penting bagi perkembangan dan


kesejahteraan manusia. Penyediaan akses air bersih merupakan salah
satu instrumen yang efektif dalam mempromosikan pentingnya
kesehatan dan mengurangi kemiskinan Berdasarkan kondisi tersebut,
WHO memimpin upaya global untuk mencegah penularan penyakit
yang ditularkan melalui air yang dicapai dengan mempromosikan
peraturan berbasis kesehatan kepada pemerintah dan bekerja dengan
mitra untuk mempromosikan praktik manajemen risiko yang efektif
kepada pemasok air, masyarakat dan rumah tangga (WHO, 2020)
dalam (Kurniawati, Kraar, Amalia, & Kusaeri, 2020).

Strategi WHO WASH telah dikembangkan sebagai tanggapan terhadap


Resolusi Negara Anggota WHA 64.4 dan Agenda 2030 untuk
Pembangunan Berkelanjutan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs). Sasaran SDGs pada tahun 2030 adalah tercapainya akses
universal dan merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau
bagi semua. Untuk Indonesia, target dan sasaran tersebut telah
ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019, melalui peningkatan akses
terhadap layanan air minum layak pada tahun 2019 menjadi 100%
(Sekretariat Kabinet, 2017).
Penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-
hari, baik untuk konsumsi, mencuci, dan kebutuhan rumah tangga
lainnya merupakan salah satu agenda penting dalam menjamin
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Dimana penyediaan air
bersih bagi masyarakat ini tidak hanya merupakan tanggung jawab
pemerintah dan pemerintah daerah. Tetapi juga merupakan tanggung
jawab bersama, yaitu Pemerintah (pusat maupun daerah), Swasta, dan
masyarakat. Masing-masing menjalankan peran sesuai kapasitas,
dengan didasari kesadaran bahwa ketersediaan air bersih memerlukan
kesadaran bersama untuk menjaga sumber-sumber air yang ada agar
tetap lestari dan tidak berlaku boros dalam menggunakan air bersih
yang ada (Prihatin, 2015).

Berdasarkan fenomena tersebut, maka salah satu program yang ingin


dicapai oleh kami yaitu mengedukasi masyarakat dengan sosialisasi
berkaitan dengan air bersih yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat RW 003 Cukanggenteng, Cimilik tentang air
bersih, jenis air bersih, cara sederhana mengolah air, cara sederhana
filtrasi air, air yang layak dan tidak layak konsumsi, dan lain
sebagainya agar masyarakat lebih memberikan perhatiannya pada air
bersih, yang notabene nya berpengaruh pada seluruh tatanan kehidupan
bermasyarakat.

Sebelum berfokus pada penelitian ini, Ratna Dian Kurniawati, Mariana


Henny Kraar, Vivit Nurul Aulia, dan M. Try Kusaeri telah melakukan
penelitian dengan topik serupa, yaitu “Peningkatan Akses Air Bersih
Melalui Sosialisasi Dan Penyaringan Air Sederhana Desa Haurpugur”
yang menggunakan metode pengabdian masyarakat difokuskan dalam
peningkatan pengetahuan masyarakat RW 003 Desa Haurpugur
dilakukan melalui penyuluhan dengan media power point. Hasil dari
penelitian ini adalah Pengabdian masyarakat yang telah selesai
dilaksanakan mempunyai dampak dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya air bersih. Dan masyarakat mampu
menyediakan air bersihnya dengan membuat saringan sederhana untuk
mendapatkan air bersih secara mandiri.

Selain penelitian tersebut, ada pula artikel pengabdian kepada


masyarakat yang dilakukan oleh Putri Robiatul Adawiyah dan Edhi
Siswanto yang berjudul “Sosialisasi Sanitasi Lingkungan Dan Air
Bersih Yang Aman Di Sekolah Dan Asrama Difabel Kabupaten
Banyuwangi” tujuan dari pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman Sanitasi Lingkungan dan air bersih yang
aman di Sekolah dan Asrama Difabel di Kabupaten Banyuwangi. Hasil
Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian yaitu telah dilaksanakan sosialisasi
dan pelatihan bagaimana cara pengelolaan sanitasi lingkungan yang
benar dan tepat, serta cara menjaga kebersihan lingkungan, perilaku
hidup bersih dan sehat, serta penyediaan air bersih dan aman di
lingkungan sekolah SDLB A N Banyuwangi dan asrama difabel
YKPTI (Adawiyah & Siswanto, 2020).

Sosialisasi Air Bersih

Sosialisasi air bersih bertujuan untuk meningkatkan pemahaman


masyarakat di RW 003 Desa Cukanggenteng berkaitan dengan air
bersih. Pengetahuan air bersih tersebut diantaranya adalah ; sumber air,
kualitas air, kuantitas air, persyaratan air minum, dan pengolahan air.
Sosialisasi disampaikan oleh anggota kelompok KKN yang bernama
Nela Aulia Nurliani dan Aden Rizky, media sosialisasi menggunakan
power point yang ditampilkan melalui layar infocus yang di fasilitasi
oleh Desa. Materi Sosialisasi air bersih dapat dilihat pada laman google
drive sebagai berikut :

https://drive.google.com/drive/u/4/folders/
1CO3WipFNhsThLcmz99KgfR495UTUbGiB

Sosialisasi air bersih yang dilakukan pada tanggal 21 Juli 2022


bertempat di Kampung Cimilik RW 003 Desa Cukanggenteng dihadiri
oleh perwakilan kader 15 orang dan dua orang perwakilan dari Karang
Taruna RW 003. Antusiasme warga dinilai masih kurang, karena
sebenarnya sasaran sosialisasi air bersih adalah seluruh warga
masyarakat RW 003 serta Ketua RW Cimilik, namun melihat kondisi
internal RW 003, kami amat sangat memaklumi jika hanya ada
beberapa perwakilan pihak saja yang menghadiri sosialisasi tersebut,
dengan catatan kami sangat mengharapkan materi yang telah
disampaikan dapat dijalankan dalam kehidupan sehari-hari dan
menitipkan untuk disampaikan pula pada seluruh warga masyarakat
RW 003, Cimilik.
Gambar 1. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Air Bersih bersama perwakilan ibu-ibu
kader RW 003, Cimilik

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Penggunaan air bersih merupakan salah satu agenda yang harus dicapai
dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Perilaku hidup bersih dan
sehat adalah kumpulan perilaku yang dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari baik bagi individu maupun di masyarakat sehingga
terciptanya peningkatan derajat kesehatan di masyarakat. Perilaku
merupakan konsep dasar kehidupan yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Perilaku yang baik akan meningkatkan kualitas kehidupan
seseorang baik dari segi sosial maupun individu. Perilaku sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor terutama pengetahuan dan norma yang
berlaku di lingkungan individu tersebut (Ariani & Riza, 2019).

Melansir Kementerian Kesehatan, PHBS adalah semua perilaku


kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga
dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang
kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Salah
satu tatanan PHBS adalah PHBS di Rumah tangga, yang dimana
indikatornya adalah ; persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan,
pemberian ASI ekslusif, menimbang bayi dan balita secara berkala,
cuci tangan dengan sabun dan air bersih, menggunakan air bersih,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, konsumsi
buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak
merokok di dalam rumah (kemkes.go.id).

Penutup

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk


menjamin sejahteranya tatanan hidup masyarakat yang lainnya,
berdasarkan survey lapangan dan fenomena tersebut, KKN tematik Upi
kelompok 92 fokus pada Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi yang
menghasilkan salah satu program kerja “Sosialisasi Air Bersih” dengan
sasaran sosialisasi RW 003 Desa Cukanggenteng. Berdasarkan
sosialisasi tersebut, masyarakat sedikit-sedikit memahami pengetahuan
yang disampaikan dan akan menerapkan pada kehidupan sehari-hari.
Serta kami menghimbau untuk melakukan PHBS dalam kehidupan
bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, P. R., & Siswanto, E. (2020). Sosialisasi Sanitasi


Lingkungan Dan Air Bersih Yang Aman Di Sekolah Dan Asrama
Difabel Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Pengabdian …, 6(1), 34–
38. Retrieved from
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/PENGABDIAN_IPTE
KS/article/view/3318

Ariani, R., & Riza, F. V. (2019). Peningkatan Derajat Kesehatan


Melalui Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sejak Dini.
Seminar Nasional Kewirausahaan, 1(1), 319–322.

Indonesia.Go.Id (2019) Air Bersih : Mengejar Pencapaian Akses


100% di 2019, https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-
angka/ekonomi/mengejar-pencapaian-akses100-di-2019.
Available at: https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-
dalamangka/ekonomi/mengejar-pencapaian-akses-100-di-2019 .

Kementrian Kesehatan RI, (2021). PHBS. Available at :


https://promkes.kemkes.go.id/phbs

Kurniawati, R. D., Kraar, M. H., Amalia, V. N., & Kusaeri, M. T.


(2020). Peningkatan Akses Air Bersih Melalui Sosialisasi Dan
Penyaringan Air Sederhana Desa Haurpugur. Jurnal Pengabdian
Dan Peningkatan Mutu Masyarakat (JANAYU), 1(2), 136–143.
https://doi.org/10.22219/janayu.v1i2.11784

Prihatin, R. B. dkk (2015) Penyediaan Air Bersih Di Indonesia: Peran


Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Dan Masyarakat.
Edited by S. N. Qodriyatun. Jakarta: P3DI Setjen DPR RI dan
Azza Grafika. Available at:
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_tim/buku-tim-public-
42.pdf

Anda mungkin juga menyukai