Anda di halaman 1dari 15

PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 11-25

DOI: https://doi.org/10.31289/publika.v9i1.4327
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma

Peranan Badan Usaha Milik Desa Dalam Mewujudkan


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

The Role of Village-Owned Enterprises in Realizing the


Sustainable Development Goals

Evi Nilawati* & Primanadia Harvitrananda


Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Gunung Kidul
Yogyakarta, Indonesia

Disetujui: Maret 2021; Direview: April 2021;Diterima: April 2021


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana peranan BUM Desa dalam mewujudkan tujuan
pembangunan berkelanjutan (TPB) yaitu air bersih dan sanitasi di Kelurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari,
Kabupaten Gunungkidul. Fokus penelitian pada upaya pengelolaan air bersih oleh BUM Desa. Metode penelitian
menggunakan kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini yaitu Kepala Bidang di DPU, Kepala BAPPEDA,
Lurah Karangrejek, Pengelola BUM Desa, dan masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu
observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Berdasar hasil penelitian disimpulkan bahwa BUM Desa telah
mampu mewujudkan TPB. Peranan BUM Desa dalam mewujudkan TPB, yaitu: peran kelembagaan, kejelasan peran
dalam penyediaan air bersih, kemitraan, dan community-based developer. Pencapaian TPB, meliputi: 1)
Peningkatan sanitasi total berbasis masyarakat ditunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan fasilitas
cuci tangan pakai sabun, toilet bersih, dan stop buang air besar sembarangan; 2)Pelipatgandaan ditunjukkan
pengembangan sambungan rumah dan peningkatan produktivitas rumah tangga; dan 3) Arus manfaat secara terus
menerus ditunjukkan kecukupan kebutuhan air bersih, kelancaran distribusi air, efisiensi penggunaan air, dan
peningkatan pendapatan BUM Desa.

Kata Kunci: Peranan, BUM Desa, Berkelanjutan

Abstract
This study aims to determine the extent of the role of VOE in realizing the sustainable development goals (SDGs),
namely clean water and sanitation in Karangrejek Village, Wonosari Subdistrict, Gunungkidul Regency. The research
focus is on efforts to manage clean water by VOE. The research methods used descriptive qualitative. The informants
in this study were the Head of Division DPU, Head of BAPPEDA, Head of Karangrejek Village, VOE manager, and the
community. Data collections techniques used by researcher are observation, in-depth interviews, and documentation.
Based on the research results, it can be concluded that VOE has been able to realize the SDGs. The role of VOE, namely:
the VOE of the institution, the clarity of the role in providing clean water, partnerships, and the community-based
developers. The realization of SDGs, comprised: 1) Increasing community-based on total sanitation was showed by a
clean and healthy lifestyle, increasing the facilities handwashing with soap, clean toilets, and stop open defecation; 2)
Replicability were showed by developing house water pipe connection and increasing the productivity of household;
and 3) Continuous flow of benefit were showed by fulfillment of clean water needs, smooth water distribution, efficient
use of water, and increasing income of VOE.

Keywords: Role, Village-Owned Enterprises, Sustainable

How to Cite: Nilawati, E., & Harvitrananda, P. (2021). Peran Badan Usaha Milik Desa Dalam
Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA,
Vol.9 (1): 11-25
*Corresponding author: ISSN 2549-9165 (Print)
E-mail: alfitra_n@yahoo.co.id. ISSN 2580-2011 (Online)

11
Evi Nilawati & Primanadia Harvitrananda, Peranan Badan Usaha Milik Desa

PENDAHULUAN Rumah Tangga (AD ART) BUM Desa. Peraturan


Transforming Our World 25 September lainnya yaitu Peraturan Daerah (Perda) Nomor
2015 menetapkan Agenda Tujuan 5 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Perda
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman
Sustainable Development Goals (SDGs) Tahun Pembentukan BUM Desa. BUM Desa
2030. Aksi menciptakan dunia bebas dari merupakan institusi lokal yang berlokus pada
kemiskinan, kelaparan, dan penyakit, tingkat kelurahan.
menghormati Hak Asasi Manusia (HAM), Unit pengelola air BUM Desa
keadilan, dan kesetaraan serta tiap negara Karangrejek beroperasi sejak tahun 2008.
dapat menikmati pertumbuhan ekonomi yang Tahap awal berasal dari SPAM Desa yang
inklusif dan berkelanjutan. TPB ditetapkan melayani 150 sambungan rumah (SR). Pada
dengan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun tahun 2020, cakupan layanan 1.452 SR dan
2017 terdiri 17 (tujuh belas) tujuan (goals) menjangkau Kalurahan Siraman, sebagaimana
dan 169 target. Air bersih dan sanitasi layak disajikan pada Tabel 2.
merupakan tujuan ke-6 TPB.
Air bersih merupakan masalah global Tabel 2. Jumlah Pelanggan Air Bersih
dan tujuan TPB yang sangat penting dan BUM Desa Karangrejek Tahun 2020
Kelurahan
mendesak. Saat ini masyarakat Gunungkidul No. Jumlah SR
Padukuhan
terlayani kebutuhan air bersih, meliputi:
Kelurahan Karangrejek
PDAM 60%, SPAM Desa 20%, dan SPAM Ibu 1 Karanggumuk 212
Kota Kecamatan (IKK) atau sebanyak 624.667 2 Blimbing 193
jiwa dengan catatan baru pada capaian 3 Karangrejek 181
kuantitas dan keterjangkauan. Aspek kualitas 4 Karangduwet 1 299
dan kontinuitas masih perlu mendapatkan 5 Karangduwet 2 228
perhatian serius. Masyarakat yang belum 6 Karangsari 142
memiliki akses air bersih terdapat 19,6% Kelurahan Siraman
(152.255 jiwa). Adapun capaian air bersih di 7 Tegalsari 84
Kapanewon Wonosari pada Tabel 1. 8 Seneng 134
Total 1.452
Sumber: BUM Desa Karangrejek, 2020.
Tabel 1. Capaian Air Bersih
di Kapanewon Wonosari Tahun 2019
Jumlah Persentase Tabel 2 menunjukkan pemenuhan
No. Uraian kebutuhan air bagi warga Kelurahan
(Jiwa) (%)
1. Sudah ada akses 71.324 79,6 Karangrejek terdiri dari 1.234 dari 1811 KK,
pelayanan air sejumlah 68,14% warga terlayani BUM Desa.
bersih Sedangkan layanan air untuk warga di luar
2. Belum ada akses 18.271 20,4 kelurahan terdiri 218 SR. Seiring sejarah awal
pelayanan air operasi pelayanan air bersih bahwa di
bersih Karangrejek semula kesulitan mendapatkan
Sumber: Rencana Induk Strategi Pemenuhan Air layanan air bersih, setelah adanya BUM Desa
Minum (RISPAM) Kab. Gunungkidul, 2020.
maka akses masyarakat terhadap pemenuhan
kebutuhan air bersih semakin mudah.
Capaian TPB menjamin akses serta
Permasalahan air bersih yang dihadapi
pengelolaan air bersih dan sanitasi yang
masyarakat mendorong upaya pemenuhan air
berkelanjutan untuk semua di Kabupaten
bagi warga masyarakat. Saat ini, manfaat
Gunungkidul. BUM Desa Karangrejek
layanan meluas hingga warga luar kelurahan.
merupakan salah satu BUM Desa di Kabupaten
Perkembangan BUM Desa dalam pemenuhan
Gunungkidul, telah mewujudkan kemandirian
kebutuhan air bersih terkait pencapaian TPB
pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi
di Kelurahan Karangrejek menjadi daya tarik
layak. Peran strategis BUM Desa diamanatkan
tujuan belajar dan studi orientasi pelayanan
UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
BUM Desa dari berbagai daerah di Indonesia.
Peraturan Bupati (Perbup) Gunungkidul
Safety, accessibility, and sustainability
Nomor 22 Tahun 2008 mengatur tata cara
penting dalam pelayanan (W. Yu et al., 2016).
penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran
Berdasar studi empiris terbukti bahwa
12
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 11-25

kemampuan akses air bersih dapat perdesaan telah mengalihkan tanggung jawab
meningkatkan derajat kesehatan dan Indeks pengelolaan secara partisipatif (H. H. Yu,
Pembangunan Manusia (IPM), serta 2016). Sesuai Pasal 19 Permendesa PDTT
penurunan angka kemiskinan (Sukartini & Nomor 4 Tahun 2015 maka BUM Desa dapat
Saleh, 2011). BUM Desa merupakan institusi menjalankan bisnis sosial (social business)
pelayanan komersial sekaligus pilar kegiatan berupa pelayanan umum (serving) dan
ekonomi perdesaan mampu meningkatkan mendapatkan keuntungan finansial.
kesejahteraan masyarakat (Nuraini, 2020). Pemanfaatan sumber daya lokal untuk
Pendapat sama disampaikan Sinarwati & membuat unit usaha, yaitu: air minum, usaha
Marhaeni (2019) bahwa BUM Desa mampu listrik, lumbung pangan, dan sebagainya.
menopang pembangunan serta meningkatkan Ketiga, peranan institusi lokal menjalin
kesejahteraan masyarakat desa. Unit usaha kemitraan. Praktek administrasi publik harus
BUM Desa mampu memberdayakan ekonomi memastikan bahwa semua pemangku
perdesaan melalui peningkatan ekonomi kepentingan dan mitra terlibat. Administrasi
masyarakat (Larasdiputra et al., 2019). publik harus memiliki peta para pemangku
Uphoff (IRE, 2012) menyatakan bahwa kepentingan dan mitra (Santoso, 2019).
institusi merupakan seperangkat norma dan Manajemen sumber daya air efektif dicapai
perilaku yang bisa bertahan sepanjang waktu melalui kemitraan publik-privat dan non-
dengan cara memberikan pelayanan sosial governmental organizations (NGO), agribisnis
bagi masyarakat. Institusi lokal menciptakan dan sektor masyarakat lainnya (Tanguilig &
kesempatan melakukan aksi kolektif, tolong Tanguilig, 2009). Kemitraan berbagai
menolong, serta gotong royong dalam pemangku kepentingan dilaksanakan untuk
pengelolaan sumber daya secara mandiri dan menjalin kolaborasi (Hanida et al., 2017).
berkelanjutan. Cosgrove & Rijsberman (2014) menyatakan
Peranan institusi lokal, meliputi: manajemen berorientasi pelayanan (service-
Pertama, peranan institusi lokal pada aspek oriented management) responsif terhadap
kelembagaan. Keberlanjutan program kebutuhan pengguna membutuhkan hubungan
membutuhkan kapasitas kelembagaan, timbal balik para pihak termasuk perjanjian
implementasi program, dan pemberian layanan. Layanan air dengan biaya terjangkau
layanan air bersih dan sanitasi (Jiménez et al., namun tetap memperhitungkan biaya
2017). Kelembagaan koperasi sebagai produksi, operasi, dan pemeliharaan.
alternatif pemberi layanan air bersih dan Keempat, peranan institusi lokal sebagai
sanitasi (International Co-operative Alliance, penggerak pembangunan berbasis masyarakat
2015). Berdasar pasal 4 Permendesa, PDTT, (community-based developer). Akses air
Nomor 4 Tahun 2015 bahwa desa dapat minum dan sanitasi merupakan upaya efektif
mendirikan BUM Desa untuk mengelola meningkatkan kualitas kesehatan. Kolaborasi
potensi desa. air, kesehatan, dan pendidikan mengarah pada
Kelembagaan penting dalam manajemen community-based research and work,
sumber daya alam partisipatif. Berdasarkan perumusan evidence-based policy, fokus pada
perspektif analisis berbasis bukti (evidence pengembangan solusi yang dikelola komunitas
based), manajemen kelembagaan lokal lokal (Montgomery & Elimelech, 2007). Upaya
mengatur akses dan keseimbangan memperluas hak air minum dan sanitasi fokus
permintaan air (Nyamwanza, 2018). Sebuah pada infrastruktur rumah tangga (Cador &
kelembagaan membutuhkan kepemimpinan Salceda, 2018). Institusi lokal sebagai
untuk mempromosikan kapasitas diri manusia pengelola dan penggerak kelompok
dan masyarakat (self reliance) (Narayan, masyarakat agar berpartisipasi dalam
1993). Kepemimpinan lokal mendorong pengelolaan air, menggerakkan swadaya,
organisasi melaksanakan tugas dan fungsinya. meningkatkan kesadaran warga terhadap
Kedua, aspek kejelasan peran BUM Desa. kewajiban, dan leader opinion pembangunan
Paradigma pembangunan mengalami desa.
perubahan dari pembangunan infrastruktur Apabila BUM Desa mampu menjalankan
terpusat ke pengelolaan sumber daya air 4 (empat) peran tersebut, maka BUM Desa
terpadu. Pembentukan asosiasi pengguna air akan mampu mewujudkan tujuan

13
Evi Nilawati & Primanadia Harvitrananda, Peranan Badan Usaha Milik Desa

pembangunan berkelanjutan. Tesis Mitchell sinergis dengan semangat dan komitmen


(IRE, 2012) tentang pembangunan desa pemangku kepentingan. Praktek administrasi
berkelanjutan di Bali bahwa institusi lokal publik yang efektif di semua tingkatan
desa menjadi pondasi pembangunan desa pemerintahan dibutuhkan untuk pencapaian
berkelanjutan. Padanan istilah sustainable, tujuan (goals) (Santoso, 2019).
yaitu pembangunan yang berkelanjutan, Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun
lestari, terus-menerus, dan berkesinambungan 2017 tentang TPB mengamanatkan pengelo-
terutama pembangunan sumber daya alam laan air sesuai tujuan keenam yaitu air bersih
termasuk sumber daya air. Hal tersebut sesuai dan sanitasi. Target umum pada tahun 2030
pandangan Sun et al. (2018) dan Qian (2016) untuk mencapai akses sanitasi dan kebersihan
bahwa pembangunan berkelanjutan pada yang memadai dan merata bagi semua, serta
sumber daya air merupakan hal penting yang menghentikan praktek buang air besar di
harus diperhatikan. . tempat terbuka, memberikan perhatian
Untuk mengetahui TPB, meliputi: khusus pada kebutuhan kaum perempuan
pelipatgandaan (replicability) adalah kemam- serta kelompok masyarakat rentan. Indikator
puan dan kemauan kelompok sasaran melipat- utama, yaitu: proporsi populasi memiliki
gandakan kegiatan dan memperluas jangkauan fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air;
sasaran; serta adanya arus manfaat secara proporsi penduduk memiliki akses layanan
terus-menerus yang diperoleh kelompok sanitasi layak dan berkelanjutan; jumlah
sasaran (Tjokrowinoto, 1987). Dalam konteks desa/kelurahan melaksanakan Sanitasi Total
sumber daya air, replicability mampu Berbasis Masyarakat (STBM); serta jumlah
mewujudkan TPB (Enéas da Silva et al., 2013). kota/kabupaten terbangun infrastruktur air
Sedangkan Yentumi et al. (2019) menyatakan limbah dengan sistem terpusat skala kota,
bahwa pelipatgandaan dalam bentuk kawasan, dan komunal.
perluasan kegiatan masyarakat merupakan Pencapaian tujuan pembangunan
indikator untuk mengevaluasi keberlanjutani berkelanjutan diukur dari STBM dinyatakan
sumber daya air. Pelipatgandaan adalah (Jiménez et al., 2017) meliputi status open
kemampuan menduplikasikan proses dan defection free (ODF) atau Stop Buang Air Besar
manfaat sebuah aktivitas pembangunan pada Sembarangan (BABS) dan terkait perilaku cuci
lokasi baru. Perawatan arus manfaat sebagai tangan dengan sabun (W. Yu et al., 2016)
usaha melipatgandakan hasil program (Prayitno & Widati, 2018). STBM juga
(Narayan, 1993). berkaitan dengan layanan air bersih dan
Prinsip utama pembangunan berke- toilet/jamban sehat untuk meningkatkan
lanjutan adalah integrasi lingkungan, sosial, kesehatan masyarakat (public health) melalui
dan ekonomi yang mendasari pengambilan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
keputusan (Emas, 2015). Pembangunan (Montgomery & Elimelech, 2007). Arus
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masya- manfaat yang terus menerus merupakan
rakat secara berkesinambungan, menjaga indikator penting dalam menilai pencapaian
kualitas lingkungan hidup, serta menjamin TPB. Hasil penelitian Zuhri & Antikowati
keadilan dan tata kelola yang menjaga (2017) dan Faedlulloh (2018) menyatakan
peningkatan kualitas hidup generasi berikut- bahwa arus manfaat yang terus-menerus
nya. Sumber daya air penting untuk ekonomi dalam menilai TPB ditunjukkan dengan
produksi (United Nations, 2015). Berkaitan tersedianya layanan air bersih, peningkatan
dengan kualitas lingkungan hidup dalam TPB, ekonomi, dan kesehatan masyarakat.
Biggs et al. (2015) menyatakan pentingnya Nyamwanza (2018) menyatakan bahwa arus
hubungan antara air, energi, dan pangan dalam manfaat dalam menilai TPB menggunakan
pemantauan pencapaian TPB sebagai komponen sumber penghidupan (livelihoods)
livelyhood environment security. masyarakat. Sedangkan menurut Bhaduri et al.
Komitmen pencapaian TPB dengan (2016) berkaitan dengan arus manfaat dalam
prinsip no one left behind, tidak satupun yang pencapaian TPB dengan menggunakan
tertinggal (Santoso, 2019). Pencapaian TPB manfaat publik (public benefits) yang diterima
tidak dapat dilepaskan dari peran strategis masyarakat atas hasil pembangunan.
praktek administrasi publik yang efektif, yaitu

14
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 11-25

Berdasar analisis di atas dapat ditarik kerjasama kemitraan dengan pihak luar dan
kesimpulan bahwa institusi lokal seperti BUM belum optimalnya peranan institusi BUM Desa
Desa bisa mewujudkan tujuan pembangunan sebagai penggerak pembangunan masyarakat.
berkelanjutan (TPB). Perlu penelitian tentang Selanjutnya permasalahan penelitian ini
peranan BUM Desa dalam mewujudkan TPB adalah bagaimana peranan institusi BUM Desa
air bersih. Berkaitan dengan perwujudan TPB dalam mewujudkan TPB air bersih dan
tersebut Bhaduri et al. (2016) menyatakan sanitasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui
perlunya kajian perwujudan TPB sebagai berbagai peranan BUM Desa dalam pencapaian
proses learning by doing. Berdasarkan TPB yaitu pemenuhan kebutuhan air bersih
observasi, fakta di lapangan menunjukkan dan sanitasi. Kerangka berfikir penelitian
terdapat permasalahan peranan institusi BUM dijelaskan pada Gambar 1.
Desa Karangrejek yaitu masih kurangnya

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


Peranan BUM Desa
(TPB): Air bersih dan sanitasi
1. Kelembagaan
1. Peningkatan Sanitasi Total Berbasis
2. Kejelasan peran
Masyarakat (STBM)
3. Kemitraan
2. Pelipatgandaan (replicability)
4. Community-based developer
3. Arus manfaat terus menerus

Gambar 1. Kerangka Berfikir

METODE PENELITIAN untuk memperoleh data secara rinci tentang


Penelitian ini menggunakan pendekatan peranan BUM Desa dalam mewujudkan TPB
deskriptif kualitatif yaitu memahami makna sedangkan teknik dokumentasi dilakukan
masalah sosial beberapa individu atau untuk mengumpukan data sekunder yang
sekelompok orang (Ahmad, 2015). Metode berkaitan dengan kegiatan air bersih dan BUM
memahami realitas sosial yang utuh, Desa. Data yang telah dikumpulkan disusun
kompleks, dan dinamis tentang topik terkait secara sistematis, diorganisasikan ke dalam
BUM Desa Kelurahan Karangrejek Kapanewon kategori, dijabarkan kedalam unit-unit,
Wonosari Kabupaten Gunungkidul. dilakukan sintesa, serta disusun kedalam pola
Informan diambil secara purposive dengan memilih aspek penting topik yang
sampling, yaitu sumber data dipilih orang dikaji. Hasil analisis disajikan dengan data
kunci (key person) yang punya kemampuan display dalam bentuk tabel, grafik, dan narasi.
menjawab pertanyaan wawancara. Informan Tahapan terakhir peneliti membuat
dalam penelitian yaitu Kepala Bidang Cipta kesimpulan sehingga hasil mudah dipahami.
Karya Dinas PU untuk menggali data berkaitan Untuk memastikan keabsahan data
dengan kegiatan air bersih, pembinaan dengan ketekunan pengamatan, yaitu
pengelola air, dan kerjasama; Kepala BAPPEDA pengamatan dilakukan dengan lebih cermat
berkaitan dengan dokumen rencana dan berkesinambungan. Triangulasi juga
pembangunan prasarana air bersih; Lurah dilakukan melalui pemeriksaan sumber
Karangrejek berkaitan data kelembagaan BUM lainnya, yaitu data hasil observasi, wawancara,
Desa; 3 (tiga) orang Pengelola/Petugas Unit dan data sekunder karena dengan cara
Air BUM Desa berkaitan dengan operasional pengumpulan data yang bermacam-macam
BUM Desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat dan dilakukan secara terus-menerus maka
berkaitan dengan capaian TPB. datanya dapat disimpulkan dan menghasilkan
Teknik pengumpulan data yang variasi data tinggi (Ahmad, 2015).
digunakan peneliti yaitu observasi, wawancara Berdasarkan topik penelitian, maka
mendalam, dan dokumentasi (Ahmad, 2015). dirumuskan operasionalisasi variabel
Teknik observasi dilakukan dengan penelitian yaitu peranan BUM Desa dan Tujuan
mengamati langsung kondisi di lapangan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Peranan
organisasi BUM Desa. Adapun wawancara BUM Desa adalah sejauhmana aspek dinamis
mendalam dilakukan terhadap para informan yang dilakukan BUM Desa, meliputi 4 (empat)
peran yaitu: peran kelembagaan, kejelasan
15
Evi Nilawati & Primanadia Harvitrananda, Peranan Badan Usaha Milik Desa

peran pada pengelolaan air bersih, peran kegiatan. BUM Desa untuk sarana pengelolaan
kemitraan, dan peran sebagai community- kegiatan ekonomi dan pelayanan umum baik
based developer. Tujuan pembangunan yang dikelola desa atau kerja sama antar-desa.
berkelanjutan adalah pengelolaan air bersih BUM Desa bertujuan untuk meningkatkan
yang mampu menyediakan layanan air bersih perekonomian desa, mengoptimalkan aset
layak, bermanfaat bagi masyarakat secara adil desa agar memberikan manfaat lebih bagi
dan terus menerus, serta dikembangkan kesejahteraan desa, dan meningkatkan usaha
secara swadaya masyarakat (self-help). masyarakat dalam pengelolaan potensi
Indikator TPB meliputi: peningkatan sanitasi ekonomi desa.
total berbasis masyarakat (STBM), Pengurus terbentuk untuk mewujudkan
pelipatgandaan (replicability), dan arus visi kesejahteraan masyarakat melalui
manfaat terus menerus. pengembangan usaha ekonomi dan pelayanan
sosial. Berdasarkan hasil wawancara dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN Lurah Karangrejek, Supramonco, menyatakan
BUM Desa berlokasi di Kelurahan bahwa BUM Desa dikelola berdasarkan prinsip
Karangrejek Kapanewon Wonosari Kabupaten Guyub Rukun Bandol Ngrompol Maju Bareng
Gunungkidul. Berdasarkan hasil wawancara Mbangun Desa. Layanan telah dirasakan
dengan para informan dan observasi manfaatnya baik manfaat layanan air maupun
menunjukkan bahwa BUM Desa berperan layanan sosial. Sumber daya manusia BUM
dalam pembangunan sosial dan Desa mampu bekerja dan melaksanakan tugas
kemasyarakatan. Keberadaan lembaga ini dan fungsinya.
terbukti dan diakui publik. Peranan BUM Desa Sebagai institusi lokal (local institution),
meliputi: BUM Desa digerakkan oleh visi. Visi telah
Pertama, Peranan kelembagaan. BUM dijabarkan menjadi program tahunan. Dalam
Desa merupakan badan usaha yang modalnya program kerja telah direncanakan kegiatan
baik sebagian besar atau seluruhnya dimiliki pengembangan, meliputi: pengembangan
oleh desa (sekarang kelurahan) melalui jaringan dan penambahan layanan kompetitif
penyertaan langsung kekayaan desa yang terjangkau bagi masyarakat. Pengurus mampu
dipisahkan. BUM Desa mengelola aset, jasa mengelola kegiatan sejak tahun 2010 dengan
pelayanan, dan usaha lainnya untuk jumlah konsumen sekitar 700 unit hingga saat
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. ini mencapai 1.412 unit.
Penetapan BUM Desa berdasarkan Peraturan Berdasarkan dokumentasi bahwa BUM
Desa Nomor 46 Tahun 2017 tentang BUM Desa Desa dilengkapi struktur kepengurusan dan
Karangrejek, dan SK Kepala Desa Nomor uraian tugas (job description). Peraturan Desa
2/KPTS/2018 tentang Pengelola BUM Desa. Karangrejek Nomor 2/KPTS/2018
AD ART sebagai kelengkapan organisasi menetapkan Pengurus BUM Desa Tahun 2018-
ditetapkan sebagai landasan operasional 2020.

16
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 11-25

Gambar 2. Struktur Organisasi BUM Desa


Sumber: BUM Desa Karangrejek, 2020.

Pelaksana operasional telah mengelola penambahan jaringan, kelancaran pelayanan,


BUM Desa sesuai AD ART, yaitu: mengelola dan peningkatan laba.
usaha, mencatat administrasi keuangan dan Berdasar uraian di atas, dapat ditarik
aset, membuat rencana kerja dan anggaran kesimpulan bahwa BUM Desa telah
belanja dan pendapatan, serta memberikan menjalankan peran kelembagaan. Dasar
layanan pada pelanggan. Legalisasi unit air kelembagaan tingkat lokal yaitu peraturan
berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan desa. AD ART sebagai landasan pengendalian
HAM RI No. AHU-0009401.AH.01.07. Tahun organisasi. BUMDesa telah dilengkapi struktur
2017 dan Akta Notaris No. 52 Tahun 2017. organisasi sebagai wadah kerjasama dalam
BUM Desa telah berkembang sehingga mampu mewujudkan tujuan. Kelembagaan BUM Desa
melayani kebutuhan ekonomi, pelayanan mampu mengantarkan BUM Desa untuk
umum masyarakat, dan pemanfaatan potensi mewujudkan tujuannya. Sesuai pendapat H. H.
ekonomi untuk Pendapatan Asli Desa Yu (2016) bahwa kelembagaan BUM Desa
(PADesa). Karangrejek telah mampu memanfaatkan
Pengelola air dikontrol pengawas dalam sumber daya lokal air secara partisipatif,
aktivitasnya. Badan Pengawas telah sehingga masyarakat mendapatkan layanan air
melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan. bersih. Kelembagaan tersebut
Penasehat ex officio Lurah telah mengawal dan menyeimbangkan kepentingan permintaan air
mengendalikan pengelolaan BUM Desa. sesuai pendapat Nyamwanza (2018).
Penasehat berwenang meminta penjelasan Kedua, Kejelasan peran (clarity of role).
persoalan pengelolaan usaha, termasuk Bentuk layanan BUM Desa, yaitu: simpan
melindungi usaha terhadap segala hal yang pinjam, Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis
dapat mempengaruhi kinerja BUM Desa. (LKMA), dan unit layanan air bersih. Pada
Pada peranan kelembagaan, fungsi pembahasan ini khusus layanan air bersih.
kepemimpinan sangat strategis untuk BUM Desa aktif dalam kegiatan penataan
pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan kelembagaan dan ketatalaksanaan pengelo-
ketua BUM Desa mampu menggerakkan unit laan sumber daya air yang terpadu dan
pengelola dalam menjalankan tugas dan berkelanjutan.
fungsinya. Masing-masing bagian mampu BUM Desa mendapatkan pengakuan
melaksanakan tugas dan fungsinya. Hal ini publik sebagai organisasi yang berperanan
ditunjukkan kemajuan pengelolaan PAB, yaitu: dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat
17
Evi Nilawati & Primanadia Harvitrananda, Peranan Badan Usaha Milik Desa

Karangrejek dan sekitarnya. Bentuk penga- pengelolaan air lebih murah. Rekening air
kuan masyarakat ditunjukkan peningkatan sangat terjangkau karena tarif dasar layanan
jumlah pelanggan, bahkan sampai ke tetangga mempertimbangkan kemampuan membayar
kelurahan sebanyak 218 sambungan rumah. (ability to pay) pelanggan. Dapat ditarik
Adanya pengakuan publik ini, BUM Desa telah kesimpulan bahwa BUM Desa telah mampu
memiliki eksistensi dan kejelasan peran, yaitu: mengambil peran dalam penyediaan layanan
memberikan pelayanan air bersih warga air bersih kepada masyarakat. BUM Desa
masyarakat. Hal ini sesuai Pasal 19 Permendes Karangrejek identik BUM Desa air. Sesuai
PDTT Nomor 4 Tahun 2015 tentang klasifikasi pendapat H. H. Yu (2016) bahwa pengelola air
jenis usaha bahwa BUM Desa telah telah mampu melakukan pengelolaan air
menjalankan bisnis sosial berupa pelayanan secara partisipatif karena telah melibatkan
air bersih. masyarakat.
Data sekunder menunjukkan bahwa BUM Desa mempunyai visi sosial dan visi
sejumlah 1.234 KK dari 1.811 KK atau 68,14% ekonomi. Keuntungan yang diperoleh BUM
warga terlayani air bersih. BUM Desa berbagi Desa diperlukan untuk mendanai kebutuhan
peran dengan PDAM dalam pemenuhan operasional. Sebagai entitas ekonomi, BUM
kebutuhan air bersih. Setelah adanya BUM Desa mengalami perkembangan pendapatan
Desa, akses air bersih menjadi mudah. Sesuai dan laba.
karakteristik layanan dasar yang dikelola Perkembangan tersebut disajikan pada
langsung swadaya (self help), biaya Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Pendapatan dan Laba Pengelola Air Bersih


Pendapatan Peningkatan Peningkatan
Tahun Laba (Rp)
(Rp) Pendapatan ( % ) Laba ( % )
2019 785.360.473 11 381.943.173 18
2018 706.035.207 10 324.755.498 8
2017 643.492.948 5 301.291.492 (15)
2016 614.178.697 18 356.402.669 21
2015 521.422.500 - 294.833.915 -
Rata-rata 654.097.965 11 331.845.349 8
Sumber: Data diolah dari Laporan Keuangan BUM Desa Karangrejek, 2020.

Rata-rata pendapatan dan laba Pada periode tahunan, unit pengelola air
mengalami peningkatan. BUM Desa mampu menyampaikan hasil kerja.
mewujudkan visi lembaga ekonomi dengan Berdasarkan wawancara dengan Kabid
menghasilkan laba. BUM Desa telah Cipta Karya Dinas PU, Agus Subarianto, ST,
menjalankan bisnis sosial (social business) menyatakan bahwa kemitraan BUM Desa yang
pelayanan umum (serving) dan mendapatkan terjalin yaitu dengan perguruan tinggi,
keuntungan finansial. BUM Desa Karangrejek Pemkab Gunungkidul, PDAM Tirta Handayani,
sebagai institusi pelayanan komersial perbankan, dan kelompok masyarakat. UGM
sekaligus pilar kegiatan ekonomi mampu pernah melakukan pemeriksaan kualitas air.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat PDAM Tirta Handayani memberikan bantuan
sesuai pendapat (Nuraini, 2020). teknis, termasuk penyediaan peralatan ketika
Ketiga, BUM Desa melaksanakan peran terjadi kerusakan jaringan. Kerjasama terjalin
kemitraan, tercermin terlaksananya fungsi dengan Pemerintah Kelurahan Siraman yang
koordinasi internal dan eksternal yang cukup sebagian warganya menjadi pelanggan air
baik. Koordinasi dilakukan dengan bersih dalam bentuk pemberian sisa hasil
musyawarah kerja. Koordinasi internal tiap usaha (SHU).
tanggal 27 membahas evaluasi kegiatan Beberapa kerjasama telah dibangun dan
bulanan, laporan keuangan unit pengelola air, direalisasi, namun masih belum optimal
dan arisan. Koordinasi eksternal tiap triwulan karena tidak didukung legalisasi hubungan
bersama pemerintah kelurahan, BPD, dan kelembagaan berupa Memorandum of
LPMD serta melakukan kunjungan padukuhan. Understanding (MoU) atau perjanjian
kerjasama secara tertulis. Sesuai pendapat

18
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 11-25

(Cosgrove & Rijsberman, 2014) menyarankan dari grade 1 (0-10), grade 2 (11-25), grade 3
adanya perjanjian layanan. Peran kemitraan (26-40) dan grade 4 (>40) yaitu Rp.2.500,
telah terjalin baik internal maupun eksternal. Rp.3.500, Rp.4.000, dan Rp.4.500. Biaya
Sesuai pendapat (Tanguilig & Tanguilig, 2009). pemasangan awal dibedakan, yaitu:
manajemen sumber daya air telah melibatkan Rp.750.000,- bagi warga Karangrejek, warga
peran berbagai pihak. luar kelurahan Rp.1.000.000; dan
Keempat, BUM Desa berperan sebagai pengembang perumahan Rp.1.250.000.
penggerak pembangunan berbasis Konsumen perumahan yaitu: Grand Bukitsari,
masyarakat (community-based developer). Dalem Pramesti, dan Dalem Amalia.
BUM Desa telah berpartisipasi dalam Ketika dikonfirmasi dengan biaya yang
penyediaan air bersih. Pemberian layanan air relatif murah, berdasarkan hasil wawancara
bagi warga Karangrejek khususnya, dan dengan Direktur BUM Desa, Suharto,
merambah pada wilayah Siraman meliputi menyatakan bahwa standar biaya tersebut
Padukuhan Tegalsari 84 RT dan Seneng 134 mampu menunjang operasional air bersih.
RT. Beberapa pengembang perumahan Pada tahun 2018, pengelola mendapatkan
memanfaatkan layanan air, sebagai bukti bantuan genset dan pompa air dari Dinas
bahwa layanan air bersih telah mendukung Pekerjaan Umum Kab. Gunungkidul, sehingga
program rumah tinggal layak bagi warga. layanan air tidak mengalami kemacetan ketika
Perkembangan hasil usaha unit listrik mati. Hal tersebut menunjukkan masih
pengelola disajikan pada Tabel 4. tergantungnya BUM Desa terhadap bantuan
dari Dinas PU. Cosgrove & Rijsberman (2014)
Tabel 4. Perkembangan Unit Usaha BUM Desa menyarankan layanan air dengan biaya
Unit terjangkau namun tetap memperhitungkan
Pendapatan (Rp) SHU (Rp)
Usaha biaya produksi, operasi, dan pemeliharaan.
Unit Air 785.360.473 381.943.173 Pada masa pandemi Covid-19 awal
UKM 21.978.000 8.189.500 Maret 2020, BUM Desa mengalokasikan
LKMA Sri 26.980.500 21.868.722
bantuan sosial Rp.15 juta untuk kebutuhan
Rejeki
Jumlah 834.318.973 412.001.395
tanggap darurat bencana desa berupa:
Sumber: BUM Desa Karangrejek, 2020. masker, handsanitizer, tempat cuci tangan, dan
penyemprotan desinfektan. BUM Desa peduli
Pendapatan jasa bersih dialokasikan pelanggan terdampak dengan mengurangi
untuk pemupukan modal 30%, pengelola 30%, beban pelanggan. Berdasarkan wawancara
kontribusi PADesa 30%, pendidikan 2,5%, dengan Pengelola Air Bersih, Baryadi,
dana sosial 5%, dan Cadangan Pangan menyatakan bahwa sesuai SE No. 01/SE/BUM
Pemerintah Desa (CPPD) 2,5%. BUM Desa Desa/IV/2020 tanggal 19 April 2020 telah
mampu mendorong pembangunan dan dilakukan pembebasan biaya rekening air
penyediaan air secara partisipatif yang lebih grade 1 (0-10 m3) bulan Mei dan Juni, sehingga
luas. Sebagai organisasi ekonomi desa dan pendapatan bulan Mei Rp.50.070.500;
sekaligus bersifat sosial, unit air telah potongan Rp.13.483.100; dan Juni
memberikan sumbangan terhadap PADes Rp.54.048.000; potongan Rp.15.793.000.
Rp.114.582.953. Hal tersebut sesuai pendapat
BUM Desa mampu menggerakkan Montgomery & Elimelech (2007) bahwa
layanan air untuk aktivitas produktif warga. pengelolaan air bertujuan mempermudah
Layanan air mendukung kegiatan ekonomi, akses air bersih Karangrejek, menunjukkan
yaitu: rumah makan, cuci mobil, pemancingan, model pengelolaan air berbasis masyarakat
produksi tempe, dan lain-lain. Tarif layanan (community-based water management). Peran
air bersih sangat terjangkau. Biaya beban per BUM Desa disajikan pada Gambar 3.
bulan Rp.5.000,-. Tarif per m3 berturut-turut

19
Evi Nilawati & Primanadia Harvitrananda, Peranan Badan Usaha Milik Desa

Gambar 3. Peranan BUM Desa Karangrejek


Sumber: Analisis Hasil Penelitian, 2020

Berdasarakan wawancara dengan Kepala Layanan air minum penduduk desa yang
BAPPEDA, Sri Suhartanta, menyatakan bahwa layak dan aman telah terpenuhi. Kualitas air
BUM Desa air bersih di Karangrejek telah aman dikonsumsi warga. Selama ini tidak
berperanan dalam mewujudkan TPB terjadi keluhan atau gangguan tertentu akibat
khususnya tujuan ke 6 yaitu air bersih dan mengkonsumsi air dari sumber Karangrejek.
sanitasi. Pencapaian TPB BUM Desa, meliputi: Petugas Puskesmas Wonosari II mengambil
Pertama, Peningkatan Sanitasi Total Berbasis sampel air ke lokasi sumber untuk uji kualitas
Masyarakat (STBM). Gerakan STBM telah air. Secara fisik air juga nampak bersih dan
dilakukan, yaitu: pembangunan MCK, toilet, jernih.
instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), dan Pola penggunaan air cukup efisien.
penyuluhan kesehatan dan Stop Buang Air Tingkat kehilangan atau kebocoran di tingkat
Besar Sembarangan (Stop BABS). Gerakan pengelola rendah, pada saat pengambilan air
Stop BABS sudah dilakukan mulai tingkat RT dari sumber ke reservoar dan distribusi dari
dan padukuhan dengan pernyataan bersama. reservoar ke tingkat rumah tangga, serta tidak
Stop BABS merupakan pemicuan STBM ada saluran perpipaan bocor. Konsumen
dibuktikan kesadaran warga membangun rumah tangga telah menggunakan air bersih
jamban sehat. Pemerintah Kelurahan secara efisien dan tepat guna. Contoh:
mengupayakan pendanaan STOP BABS melalui pemanfaatan limbah cair untuk budidaya
APBDesa. sayuran, pemanfaatan pekarangan, dan
Tercukupinya kebutuhan air bersih dan pembuatan IPAL rumah tangga. Masyarakat
sanitasi masyarakat diikuti perubahan pola sadar menggunakan air secukupnya, dan
hidup bersih dan sehat serta didukung fasilitas memelihara pipa air di lingkungan rumah
cuci tangan dengan sabun dan air. Layanan tangga sebaik mungkin agar tidak terjadi
BUM Desa telah diikuti kesadaran masyarakat kebocoran. Penggunaan air yang efisien
untuk menyediakan fasilitas cuci tangan menggambarkan semangat tujuan pem-
dengan sabun dan air pada tingkat rumah bangunan berkelanjutan, yang menekankan
tangga dan beberapa fasilitas umum. pentingnya memelihara sumber daya alam

20
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 11-25

dan mengelola air secara bertanggung-jawab. di Afrika terjadi pelipatgandaan (replicability)


Hal tersebut sejalan dengan motto “air untuk karena kelompok sasaran mampu
kesejahteraan” (water for prosperity) (Santoso, mengembangkan proyek kegiatan menjadi
2019). lebih besar. Layanan air baik rumah tangga
Kedua, Pelipatgandaan (replicability). maupun hidran umum mengalami pening-
Layanan sambungan air bersih dinikmati katan. Warga mampu mengembangkan
pengguna air baik berupa sambungan rumah manfaat yang lebih besar. Pemenuhan air ber-
(SR) maupun hidran umum (HU). sih mendorong produktivitas warga. Iklim
Perkembangan pemanfaat air disajikan pada usaha tumbuh ketika akses warga terhadap air
Tabel 5. bersih terpenuhi. Hal ini menunjukkan bahwa
sumber daya air penting untuk ekonomi
Tabel 5. Perkembangan Pemanfaat Air produksi (United Nations, 2015).
Tahun SR HU Jumlah Penambahan Ketiga, arus manfaat (flow of benefit)
2019 1.403 9 1.412 66 layanan air bersih dinikmati masyarakat
2018 1.337 9 1.346 74 secara terus-menerus. Tingkat kestabilan
2017 1.263 9 1.272 43 pasokan dropping air setiap hari selama 24
2016 1.218 11 1.229 81
(dua puluh empat) jam. Jarang terjadi aliran
2015 1.138 10 1.148 -
Sumber: BUM Desa Karangrejek, 2020.
air macet, oglangan, dan penjadwalan atau
giliran (Jawa) air. Ketika terdapat kendala
Data pengguna air mengalami peningkatan. teknis listrik mati, BUM Desa telah
Pada tahun 2019 yaitu 1.207 pelanggan menyediakan genset sebagai sumber tenaga
wilayah Karangrejek dan 205 pelanggan luar memompa dan mengalirkan air sehingga
kelurahan. Profil pengguna air meliputi: kendala aliran air dapat cepat diatasi.
rumah tangga, pelaku usaha kecil, maupun Petugas teknis air bersih, Marsudi,
pengembang maupun warga perumahan pada menyatakan bahwa optimalnya arus manfaat
wilayah tersebut. tercermin adanya efisiensi penggunaan air. Air
Berdasarkan wawancara dengan yang hilang yaitu selisih produksi air dengan
pelanggan, Rukiyem, menyatakan bahwa air hilang sangat rendah dibawah angka
masyarakat dengan sadar memelihara toleransi 25%. Pada tahun 2019 produksi
“sambungan rumah dan berinisiatif 224.562m3 dan terjual 221.726m3. Air yang
membangun sarana pendukung air minum, hilang masih wajar sebesar 1,26%. Pada kurun
toilet, kamar mandi, dan jamban keluarga. waktu 2015-2019 rata-rata air hilang 0,87%.
Pengelola memasang instalasi air dalam Keuntungan pendapatan iuran air bersih
bentuk meteran. Penyambungan dari meteran dialokasikan untuk modal usaha simpan
air ke seluruh bagian rumah menjadi tanggung pinjam Unit Simpan Pinjam (USP). Kegiatan
jawab pelanggan. Misalnya: ruangan dapur, bermanfaat bagi masyarakat untuk mencukupi
kamar mandi, dan toilet, dilakukan secara modal usaha serta mendukung pemberan-
swadaya. Warga yang semula menggunakan tasan rentenir. Apabila warga mempunyai
WC cemplung/kakus, bisa membangun toilet uang lebih, mereka dapat menabung di USP.
atau jamban sehat dengan air bersih yang Berdasarkan wawancara dengan Carik
memadai. Karangrejek Utami Sekarini, menyatakan
Penggunaan air bersih tidak hanya bahwa unit air telah memberikan sumbangan
untuk mencukupi kebutuhan harian rumah pada Pendapatan Asli Desa (PADesa).
tangga saja namun manfaat lebih luas. Air Berturut-turut dari tahun 2015 sampai tahun
bersih meningkatkan produktivitas, meliputi: 2019 yaitu Rp.60.541.475, Rp.71.280.534,
usaha kolam ikan, laundry, cucian motor dan Rp.60.258.298, Rp.97.426.649,40, dan
mobil, usaha tahu tempe, makanan olahan dan Rp.114.582.953. Dana PADes pernah diguna-
minuman, serta usaha warung makan. kan oleh pemerintah kelurahan untuk
Penghasilan warga mengalami peningkatan menambah biaya pembelian ambulan desa
dan mampu menyerap tenaga kerja. yang bisa digunakan masyarakat secara gratis.
Menurut (Narayan, 1993), Sehingga manfaat BUM Desa termasuk
pengembangan proyek air bersih World Bank perlindungan kesehatan, seperti: ibu hamil

21
Evi Nilawati & Primanadia Harvitrananda, Peranan Badan Usaha Milik Desa

yang akan melahirkan bisa diantar ke bidan dari 2 (dua) sumur khusus pemenuhan
atau klinik bersalin. Sesuai studi (Zuhri & kebutuhan air bersih. Sedangkan irigasi
Antikowati, 2017) bahwa BUM Desa pertanian menggunakan 9 (sembilan) sumber
Karangrejek telah memberikan keuntungan air yang berbeda. Sehingga selama ini tidak
signifikan dengan tarif murah dan mampu terjadi konflik penggunaan air baik untuk air
memberikan layanan air bersih warga. bersih atau pertanian. Hal ini menjamin arus
Berdasarkan wawancara dengan petugas manfaat terus menerus yang menunjukkan
teknis air bersih, Marsudi menyatakan bahwa tingkat keberlanjutan proyek pembangunan
untuk menjaga keberlanjutan manfaat, sumber (Tjokrowinoto, 1987). Terjadi integrasi pada
air bersih terus dijaga agar tetap terlindungi. aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi sebagai
Pada tahun 2020, upaya peningkatan prinsip utama pembangunan berkelanjutan
pelayanan konsumen, yaitu: memfungsikan (Emas, 2015)
sumur bor baru, pembuatan bak reservoar Berdasar analisis, pencapaian TPB
baru, memaksimalkan bak reservoar cadangan, disajikan pada Gambar 4.
dan perawatan jaringan. Layanan air terdiri

Gambar 4. Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


Sumber: Analisis Hasil Penelitian, 2020.

Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan hygiene) dalam rangka pencapaian agenda


pentingnya pencapaian TPB air dan sanitasi pembangunan global 2030. Sesuai penelitian
sesuai studi (Sun et al., 2018) tentang (Salesman, 2018) dan (Prayitno & Widati,
pentingnya sustainable development of water 2018) tentang pentingnya perhatian STBM
resources. Studi (Qian, 2016) dan Sun et al., melalui gerakan cuci tangan dengan sabun,
2018) menjelaskan manajemen sumber daya tidak buang air besar sembarangan, dan
air mendukung pencapaian pembangunan jamban sehat.
berkelanjutan. Pencapaian TPB BUM Desa bisa Kedua, pelipatgandaan sesuai pendapat
dijelaskan: Pertama, Peningkatan STBM (Montgomery & Elimelech, 2007), layanan air
sesuai pendapat (Jiménez et al., 2017) dengan bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan
pendekatan sustainabilty checks program air masyarakat (public health) terkait
bersih adalah layanan ketersediaan air yang ketersediaan fasilitas toilet. Sesuai studi
layak dikonsumsi dan open defecation free (Narayan,1993) , (Enéas da Silva et al., 2013),
(ODF) status yang relevan Stop buang air besar dan Yentumi et al., 2019) bahwa kelompok
sembarangan (Stop BABS). STBM juga terkait sasaran mengembangkan fasilitas secara
cuci tangan dengan sabun. Hal tersebut sesuai mandiri sehingga manfaat air bersih optimal.
pandangan (W. Yu et al., 2016) tentang Ketiga, Arus manfaat yang terus
pentingnya pemenuhan air dan sanitasi menerus mendukung penelitian (Zuhri &
dengan istilah WASH (water, sanitation, and Antikowati, 2017) dan (Faedlulloh, 2018)
22
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 11-25

bahwa BUM Desa Karangrejek berhasil pendapatan atas hasil produktivitas usaha air
menyediakan layanan air bersih, bersih tingkat rumah tangga. Sesuai penelitian
meningkatkan ekonomi, dan kesehatan warga. (Bhaduri et al., 2016) bahwa pencapaian TBP,
Hal tersebut sesuai pendapat (Nyamwanza, arus manfaat air bersih berkaitan
2018) bahwa air bersih merupakan sumber kemanfaatan publik (public benefits) yang
penghidupan (sources of livelihoods) rumah optimal.
tangga dan arus manfaat berupa aliran

SIMPULAN Bhaduri, A., Bogardi, J., Siddiqi, A., Voigt, H.,


BUM Desa Karangrejek sebagai institusi Vörösmarty, C., Pahl-Wostl, C., Bunn, S. E.,
Shrivastava, P., Lawford, R., Foster, S.,
lokal telah menjalankan peran untuk
Kremer, H., Renaud, F. G., Bruns, A., & Osuna,
mewujudkan tujuan pembangunan V. R. (2016). Achieving sustainable
pembangunan (TPB). Peran BUM Desa cukup development goals from a water perspective.
dinamis merujuk fungsi institusi lokal, Frontiers in Environmental Science, 4(OCT).
meliputi: peran kelembagaan BUM Desa, peran https://doi.org/10.3389/fenvs.2016.00064
kemitraan dalam organisasi internal dan Biggs, E. M., Bruce, E., Boruff, B., Duncan, J. M. A.,
eksternal, peranan yang jelas dalam Horsley, J., Pauli, N., McNeill, K., Neef, A., Van
penyediaan air bersih, dan peran sebagai Ogtrop, F., Curnow, J., Haworth, B., Duce, S., &
penggerak pembangunan masyarakat Imanari, Y. (2015). Sustainable development
(community-based developer). Pencapaian TPB, and the water-energy-food nexus: A
perspective on livelihoods. Environmental
meliputi: 1) Peningkatan sanitasi total
Science and Policy, 54, 389–397.
berbasis masyarakat ditunjukkan perilaku https://doi.org/10.1016/j.envsci.2015.08.00
hidup bersih dan sehat, peningkatan fasilitas 2
cuci tangan pakai sabun, toilet bersih, dan stop Cador, K., & Salceda, A. (2018). A Survey of Efforts
buang air besar sembarangan; 2) to Achieve Universal Access to Water and
Pelipatgandaan ditunjukkan pengembangan Sanitation in California April 2018 A Survey
fasilitas sambungan rumah dan peningkatan of Efforts to Achieve Universal Access to
produktivitas rumah tangga; dan 3) Arus Water and Sanitation in California (Issue
manfaat secara terus menerus ditunjukkan April). Pacific Institute.
kecukupan kebutuhan air bersih, kelancaran https://pacinst.org/publica-tion/a-survey-
of-efforts/
distribusi air, penggunaan air, dan
Cosgrove, W. J., & Rijsberman, F. R. (2014). World
peningkatan pendapatan. Water Vision, Making Water Everybody’s
Penelitian ini menyarankan: 1) Perlunya Business. Eartscan, World Water Council.
evaluasi kinerja keuangan BUM Desa; 2) https://www.worldwatercouncil.org/filead
Perangkat daerah sebagai pembina teknis dan min/wwc/Library/WWVision/TableOfConte
perguruan tinggi agar melakukan nts.pdf
pendampingan pengelolaan BUM Desa air Emas, R. (2015). Brief for GSDR 2015 The Concept
bersih; 3) Perlunya penghitungan standar of Sustainable Development : Definition and
biaya berdasarkan biaya penuh operasi Defining Principles. https://sustainabledeve-
pemeliharaan jaringan air bersih dan lopment.un.org/content/documents/5839G
SDR 2015_SD_concept_definiton_rev.pdf
kemampuan membayar (ability to pay)
Enéas da Silva, F. O., Heikkila, T., de Souza Filho, F.
masyarakat pengguna layanan; dan 4) de A., & Costa da Silva, D. (2013). Developing
Peningkatan kapasitas kelembagaan dan sustainable and replicable water supply
teknis pengurus/unit pengelola BUM Desa. systems in rural communities in Brazil.
Saran bagi peneliti selanjutnya agar meneliti International Journal of Water Resources
kinerja laporan keuangan BUM Desa sebagai Development, 29(4), 622–635.
bahan masukan perbaikan tata kelola https://doi.org
keuangan desa. /10.1080/07900627.2012.722027
Faedlulloh, D. (2018). BUMDes dan Kepemilikan
DAFTAR PUSTAKA Warga: Membangun Skema Organisasi
Ahmad, J. (2015). Metode Penelitian Administrasi Partisipatoris. Journal of Governance, 3(1),
Publik: Teori dan Aplikasi. Penerbit Gava 1–17.
Media. https://doi.org/10.31506/jog.v3i1.3035
23
Evi Nilawati & Primanadia Harvitrananda, Peranan Badan Usaha Milik Desa

Hanida, R. P., Irawan, B., Syamsurizaldi, S., & journal.unair.ac.id/JKL/article/download/64


Rahayu, W. K. (2017). Collaboration of 81/5774
Stakeholders In Formation and Development Qian, Y. (2016). Sustainable Management of Water
Nagari-Owned Enterprise. Policy & Resources. Engineering, 2(1), 23–25.
Governance Review, 1(3), 213. https://doi.org/10.1016/J.ENG.2016.01.006
https://doi.org/10.30589/pgr.v1i3.58 Salesman, F. (2018). Effectiveness of Health
International Co-operative Alliance. (2015). Promotion to Community-Based Total
Cooperatives and the Sustainable Sanitation Outcomes in Nunsaen, Kupang,
Development Goals A Contribution to the Indonesia. Jurnal Studi Komunikasi
Post-2015 Development Debate. (Indonesian Journal of Communications
www.ica.coop Studies), 2(1), 88–102.
IRE. (2012). Institusi Lokal untuk Kesejahteraan https://doi.org/10.25139/jsk.v2i1.467
Bersama: Policy Brief, November 2012. Santoso, D. (2019). Administrasi Publik;
Jiménez, A., Jawara, D., LeDeunff, H., Naylor, K., & Sustainable Development Goals (SDGs) /
Scharp, C. (2017). Sustainability in Practice: Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)
Experiences from Rural Water and (Pertama). Yayasan Obor Indonesia.
Sanitation Services in West Africa. Sinarwati, N. K., & Marhaeni, A. (2019). The Role Of
Sustainability, 9(3), 403. Village Own Enterprises To Rural
https://doi.org/10.3390/su9030403 Development. South East Asia Journal of
Larasdiputra, G. D., Anggiriawan, P. B., Kawisana, P. Contemporary Business, Economics and
G. W. P., & Putra, I. G. B. N. P. (2019). The Law, 18(April), 77–83.
Role of Village Owned Enterprises in https://www.researchgate.
Increasing the Rural Economy. International net/publication/332370723_THE_ROLE_OF_VILLA
Journal of Advances in Social and Economics, GE_OWN_ENTERPRISES_TO_RURAL_DEVEL
1(2), 60. OPMENT
https://doi.org/10.33122/ijase.v1i2.41 Sukartini, N. M., & Saleh, S. (2011). Akses Air Bersih
Montgomery, M. A., & Elimelech, M. (2007). Water di Indonesia Access to Clean Water in
And Sanitation in Developing Countries: Indonesia. Jurnal Ekonomi Kuantitatif
Including Health in the Equation. Terapan, 9(2), 89–98.
Environmental Science & Technology, 41(1), https://doi.org/https://doi.org
17–24. https://doi.org/10.1021/es072435t /10.24843/JEKT.2017.v09.i02.p01
Narayan, D. (1993). Participatory Evaluation : Tools Sun, J., Yu, X., Xiao, Q., Song, J., & Sun, S. (2018).
for Managing Change Water and Sanitation, Utilization Characteristics and Sustainability
World Bank Technical Paper Number 207, Evaluation of Water Resources in China.
The World Bank. Water, 10(9), 1142.
Nuraini, H. (2020). Building Village Economic https://doi.org/10.3390/w10091142
Independence Through Village-Owned Tanguilig, H., & Tanguilig, V. (2009). Institutional
Enterprises (BUMDes. Proceedings of the Aspects of Local Participation in Natural
Third International Conference on Social Resource Management. Field Actions Science
Transformation, Community and Sustainable Reports. The Journal of Field Actions, 3(Vol.
Development (ICSTCSD 2019), 389(Icstcsd 3), 0–6.
2019), 49–54. https://journals.openedition.org/facts-
https://doi.org/10.2991/icstcsd-19.2020.10 reports/275
Nyamwanza, A. M. (2018). Local institutional Tjokrowinoto, M. (1987). Politik Pembangunan :
adaptation for sustainable water Sebuah Analisis Konsep, Arah, dan Strategi.
management under increasing climatic Tiara Wacana.
variability and change. International Journal United Nations. (2015). The United Nations World
of Climate Change Strategies and Water Development Report 2015: Water for
Management, IJCCSM-03-2017-0078. a Sustainable World - UNESCO Digital
https://doi.org/10.1108/ Library. In Unesco.
IJCCSM-03-2017-0078 https://unesdoc.unesco.org/ark:/
Prayitno, J., & Widati, S. (2018). Kajian Strategi 48223/pf0000231823
Promosi Kesehatan Sanitasi Total Berbasis Yentumi, W., Dzodzomenyo, M., Sashie-Doe, K., &
Masyarakat (STBM) di Kelurahan Kejawan Wright, J. (2019). An assessment of the
Putih Tambak Kota Surabaya. Jurnal replicability of a standard and modified
Kesehatan Lingkungan, 11(3), 267–274. sanitary risk protocol for groundwater
https://e- sources in Greater Accra. Environmental
Monitoring and Assessment, 191(2), 59.
24
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 11-25

https://doi.org/10.1007/s10661-018-7174-
5
Yu, H. H. (2016). Local Institutions and Governance
of The Water Commons: Experiences of
IWRM from A Case Study in Rural China.
https://globalwaterforum.org/2016/01/25/
local-institutions-and-governance-of-the-
water-commons-experiences-of-iwrm-from-
a-case-study-in-rural-china/
Yu, W., Wardrop, N. A., Bain, R. E. S., Lin, Y., Zhang,
C., & Wright, J. A. (2016). A Global
Perspective on Drinking-Water and
Sanitation Classification: An Evaluation of
Census Content. PLOS ONE, 11(3), e0151645.
https://doi.org/10.1371/
journal.pone.0151645
Zuhri, M. I., & Antikowati, I. (2017). Upaya
Pemerintah Desa Dalam Rangka Memajukan
Perekonomian Masyarakat Desa Melalui
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). 6.
https://www.academia.edu/download/552
14330/Jurnal_Ibrahim_Zuhri.pdf

25

Anda mungkin juga menyukai