DOI: https://doi.org/10.31289/publika.v9i1.4327
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma
Abstract
This study aims to determine the extent of the role of VOE in realizing the sustainable development goals (SDGs),
namely clean water and sanitation in Karangrejek Village, Wonosari Subdistrict, Gunungkidul Regency. The research
focus is on efforts to manage clean water by VOE. The research methods used descriptive qualitative. The informants
in this study were the Head of Division DPU, Head of BAPPEDA, Head of Karangrejek Village, VOE manager, and the
community. Data collections techniques used by researcher are observation, in-depth interviews, and documentation.
Based on the research results, it can be concluded that VOE has been able to realize the SDGs. The role of VOE, namely:
the VOE of the institution, the clarity of the role in providing clean water, partnerships, and the community-based
developers. The realization of SDGs, comprised: 1) Increasing community-based on total sanitation was showed by a
clean and healthy lifestyle, increasing the facilities handwashing with soap, clean toilets, and stop open defecation; 2)
Replicability were showed by developing house water pipe connection and increasing the productivity of household;
and 3) Continuous flow of benefit were showed by fulfillment of clean water needs, smooth water distribution, efficient
use of water, and increasing income of VOE.
How to Cite: Nilawati, E., & Harvitrananda, P. (2021). Peran Badan Usaha Milik Desa Dalam
Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA,
Vol.9 (1): 11-25
*Corresponding author: ISSN 2549-9165 (Print)
E-mail: alfitra_n@yahoo.co.id. ISSN 2580-2011 (Online)
11
Evi Nilawati & Primanadia Harvitrananda, Peranan Badan Usaha Milik Desa
kemampuan akses air bersih dapat perdesaan telah mengalihkan tanggung jawab
meningkatkan derajat kesehatan dan Indeks pengelolaan secara partisipatif (H. H. Yu,
Pembangunan Manusia (IPM), serta 2016). Sesuai Pasal 19 Permendesa PDTT
penurunan angka kemiskinan (Sukartini & Nomor 4 Tahun 2015 maka BUM Desa dapat
Saleh, 2011). BUM Desa merupakan institusi menjalankan bisnis sosial (social business)
pelayanan komersial sekaligus pilar kegiatan berupa pelayanan umum (serving) dan
ekonomi perdesaan mampu meningkatkan mendapatkan keuntungan finansial.
kesejahteraan masyarakat (Nuraini, 2020). Pemanfaatan sumber daya lokal untuk
Pendapat sama disampaikan Sinarwati & membuat unit usaha, yaitu: air minum, usaha
Marhaeni (2019) bahwa BUM Desa mampu listrik, lumbung pangan, dan sebagainya.
menopang pembangunan serta meningkatkan Ketiga, peranan institusi lokal menjalin
kesejahteraan masyarakat desa. Unit usaha kemitraan. Praktek administrasi publik harus
BUM Desa mampu memberdayakan ekonomi memastikan bahwa semua pemangku
perdesaan melalui peningkatan ekonomi kepentingan dan mitra terlibat. Administrasi
masyarakat (Larasdiputra et al., 2019). publik harus memiliki peta para pemangku
Uphoff (IRE, 2012) menyatakan bahwa kepentingan dan mitra (Santoso, 2019).
institusi merupakan seperangkat norma dan Manajemen sumber daya air efektif dicapai
perilaku yang bisa bertahan sepanjang waktu melalui kemitraan publik-privat dan non-
dengan cara memberikan pelayanan sosial governmental organizations (NGO), agribisnis
bagi masyarakat. Institusi lokal menciptakan dan sektor masyarakat lainnya (Tanguilig &
kesempatan melakukan aksi kolektif, tolong Tanguilig, 2009). Kemitraan berbagai
menolong, serta gotong royong dalam pemangku kepentingan dilaksanakan untuk
pengelolaan sumber daya secara mandiri dan menjalin kolaborasi (Hanida et al., 2017).
berkelanjutan. Cosgrove & Rijsberman (2014) menyatakan
Peranan institusi lokal, meliputi: manajemen berorientasi pelayanan (service-
Pertama, peranan institusi lokal pada aspek oriented management) responsif terhadap
kelembagaan. Keberlanjutan program kebutuhan pengguna membutuhkan hubungan
membutuhkan kapasitas kelembagaan, timbal balik para pihak termasuk perjanjian
implementasi program, dan pemberian layanan. Layanan air dengan biaya terjangkau
layanan air bersih dan sanitasi (Jiménez et al., namun tetap memperhitungkan biaya
2017). Kelembagaan koperasi sebagai produksi, operasi, dan pemeliharaan.
alternatif pemberi layanan air bersih dan Keempat, peranan institusi lokal sebagai
sanitasi (International Co-operative Alliance, penggerak pembangunan berbasis masyarakat
2015). Berdasar pasal 4 Permendesa, PDTT, (community-based developer). Akses air
Nomor 4 Tahun 2015 bahwa desa dapat minum dan sanitasi merupakan upaya efektif
mendirikan BUM Desa untuk mengelola meningkatkan kualitas kesehatan. Kolaborasi
potensi desa. air, kesehatan, dan pendidikan mengarah pada
Kelembagaan penting dalam manajemen community-based research and work,
sumber daya alam partisipatif. Berdasarkan perumusan evidence-based policy, fokus pada
perspektif analisis berbasis bukti (evidence pengembangan solusi yang dikelola komunitas
based), manajemen kelembagaan lokal lokal (Montgomery & Elimelech, 2007). Upaya
mengatur akses dan keseimbangan memperluas hak air minum dan sanitasi fokus
permintaan air (Nyamwanza, 2018). Sebuah pada infrastruktur rumah tangga (Cador &
kelembagaan membutuhkan kepemimpinan Salceda, 2018). Institusi lokal sebagai
untuk mempromosikan kapasitas diri manusia pengelola dan penggerak kelompok
dan masyarakat (self reliance) (Narayan, masyarakat agar berpartisipasi dalam
1993). Kepemimpinan lokal mendorong pengelolaan air, menggerakkan swadaya,
organisasi melaksanakan tugas dan fungsinya. meningkatkan kesadaran warga terhadap
Kedua, aspek kejelasan peran BUM Desa. kewajiban, dan leader opinion pembangunan
Paradigma pembangunan mengalami desa.
perubahan dari pembangunan infrastruktur Apabila BUM Desa mampu menjalankan
terpusat ke pengelolaan sumber daya air 4 (empat) peran tersebut, maka BUM Desa
terpadu. Pembentukan asosiasi pengguna air akan mampu mewujudkan tujuan
13
Evi Nilawati & Primanadia Harvitrananda, Peranan Badan Usaha Milik Desa
14
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 11-25
Berdasar analisis di atas dapat ditarik kerjasama kemitraan dengan pihak luar dan
kesimpulan bahwa institusi lokal seperti BUM belum optimalnya peranan institusi BUM Desa
Desa bisa mewujudkan tujuan pembangunan sebagai penggerak pembangunan masyarakat.
berkelanjutan (TPB). Perlu penelitian tentang Selanjutnya permasalahan penelitian ini
peranan BUM Desa dalam mewujudkan TPB adalah bagaimana peranan institusi BUM Desa
air bersih. Berkaitan dengan perwujudan TPB dalam mewujudkan TPB air bersih dan
tersebut Bhaduri et al. (2016) menyatakan sanitasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui
perlunya kajian perwujudan TPB sebagai berbagai peranan BUM Desa dalam pencapaian
proses learning by doing. Berdasarkan TPB yaitu pemenuhan kebutuhan air bersih
observasi, fakta di lapangan menunjukkan dan sanitasi. Kerangka berfikir penelitian
terdapat permasalahan peranan institusi BUM dijelaskan pada Gambar 1.
Desa Karangrejek yaitu masih kurangnya
peran pada pengelolaan air bersih, peran kegiatan. BUM Desa untuk sarana pengelolaan
kemitraan, dan peran sebagai community- kegiatan ekonomi dan pelayanan umum baik
based developer. Tujuan pembangunan yang dikelola desa atau kerja sama antar-desa.
berkelanjutan adalah pengelolaan air bersih BUM Desa bertujuan untuk meningkatkan
yang mampu menyediakan layanan air bersih perekonomian desa, mengoptimalkan aset
layak, bermanfaat bagi masyarakat secara adil desa agar memberikan manfaat lebih bagi
dan terus menerus, serta dikembangkan kesejahteraan desa, dan meningkatkan usaha
secara swadaya masyarakat (self-help). masyarakat dalam pengelolaan potensi
Indikator TPB meliputi: peningkatan sanitasi ekonomi desa.
total berbasis masyarakat (STBM), Pengurus terbentuk untuk mewujudkan
pelipatgandaan (replicability), dan arus visi kesejahteraan masyarakat melalui
manfaat terus menerus. pengembangan usaha ekonomi dan pelayanan
sosial. Berdasarkan hasil wawancara dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN Lurah Karangrejek, Supramonco, menyatakan
BUM Desa berlokasi di Kelurahan bahwa BUM Desa dikelola berdasarkan prinsip
Karangrejek Kapanewon Wonosari Kabupaten Guyub Rukun Bandol Ngrompol Maju Bareng
Gunungkidul. Berdasarkan hasil wawancara Mbangun Desa. Layanan telah dirasakan
dengan para informan dan observasi manfaatnya baik manfaat layanan air maupun
menunjukkan bahwa BUM Desa berperan layanan sosial. Sumber daya manusia BUM
dalam pembangunan sosial dan Desa mampu bekerja dan melaksanakan tugas
kemasyarakatan. Keberadaan lembaga ini dan fungsinya.
terbukti dan diakui publik. Peranan BUM Desa Sebagai institusi lokal (local institution),
meliputi: BUM Desa digerakkan oleh visi. Visi telah
Pertama, Peranan kelembagaan. BUM dijabarkan menjadi program tahunan. Dalam
Desa merupakan badan usaha yang modalnya program kerja telah direncanakan kegiatan
baik sebagian besar atau seluruhnya dimiliki pengembangan, meliputi: pengembangan
oleh desa (sekarang kelurahan) melalui jaringan dan penambahan layanan kompetitif
penyertaan langsung kekayaan desa yang terjangkau bagi masyarakat. Pengurus mampu
dipisahkan. BUM Desa mengelola aset, jasa mengelola kegiatan sejak tahun 2010 dengan
pelayanan, dan usaha lainnya untuk jumlah konsumen sekitar 700 unit hingga saat
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. ini mencapai 1.412 unit.
Penetapan BUM Desa berdasarkan Peraturan Berdasarkan dokumentasi bahwa BUM
Desa Nomor 46 Tahun 2017 tentang BUM Desa Desa dilengkapi struktur kepengurusan dan
Karangrejek, dan SK Kepala Desa Nomor uraian tugas (job description). Peraturan Desa
2/KPTS/2018 tentang Pengelola BUM Desa. Karangrejek Nomor 2/KPTS/2018
AD ART sebagai kelengkapan organisasi menetapkan Pengurus BUM Desa Tahun 2018-
ditetapkan sebagai landasan operasional 2020.
16
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 11-25
Karangrejek dan sekitarnya. Bentuk penga- pengelolaan air lebih murah. Rekening air
kuan masyarakat ditunjukkan peningkatan sangat terjangkau karena tarif dasar layanan
jumlah pelanggan, bahkan sampai ke tetangga mempertimbangkan kemampuan membayar
kelurahan sebanyak 218 sambungan rumah. (ability to pay) pelanggan. Dapat ditarik
Adanya pengakuan publik ini, BUM Desa telah kesimpulan bahwa BUM Desa telah mampu
memiliki eksistensi dan kejelasan peran, yaitu: mengambil peran dalam penyediaan layanan
memberikan pelayanan air bersih warga air bersih kepada masyarakat. BUM Desa
masyarakat. Hal ini sesuai Pasal 19 Permendes Karangrejek identik BUM Desa air. Sesuai
PDTT Nomor 4 Tahun 2015 tentang klasifikasi pendapat H. H. Yu (2016) bahwa pengelola air
jenis usaha bahwa BUM Desa telah telah mampu melakukan pengelolaan air
menjalankan bisnis sosial berupa pelayanan secara partisipatif karena telah melibatkan
air bersih. masyarakat.
Data sekunder menunjukkan bahwa BUM Desa mempunyai visi sosial dan visi
sejumlah 1.234 KK dari 1.811 KK atau 68,14% ekonomi. Keuntungan yang diperoleh BUM
warga terlayani air bersih. BUM Desa berbagi Desa diperlukan untuk mendanai kebutuhan
peran dengan PDAM dalam pemenuhan operasional. Sebagai entitas ekonomi, BUM
kebutuhan air bersih. Setelah adanya BUM Desa mengalami perkembangan pendapatan
Desa, akses air bersih menjadi mudah. Sesuai dan laba.
karakteristik layanan dasar yang dikelola Perkembangan tersebut disajikan pada
langsung swadaya (self help), biaya Tabel 3 berikut:
Rata-rata pendapatan dan laba Pada periode tahunan, unit pengelola air
mengalami peningkatan. BUM Desa mampu menyampaikan hasil kerja.
mewujudkan visi lembaga ekonomi dengan Berdasarkan wawancara dengan Kabid
menghasilkan laba. BUM Desa telah Cipta Karya Dinas PU, Agus Subarianto, ST,
menjalankan bisnis sosial (social business) menyatakan bahwa kemitraan BUM Desa yang
pelayanan umum (serving) dan mendapatkan terjalin yaitu dengan perguruan tinggi,
keuntungan finansial. BUM Desa Karangrejek Pemkab Gunungkidul, PDAM Tirta Handayani,
sebagai institusi pelayanan komersial perbankan, dan kelompok masyarakat. UGM
sekaligus pilar kegiatan ekonomi mampu pernah melakukan pemeriksaan kualitas air.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat PDAM Tirta Handayani memberikan bantuan
sesuai pendapat (Nuraini, 2020). teknis, termasuk penyediaan peralatan ketika
Ketiga, BUM Desa melaksanakan peran terjadi kerusakan jaringan. Kerjasama terjalin
kemitraan, tercermin terlaksananya fungsi dengan Pemerintah Kelurahan Siraman yang
koordinasi internal dan eksternal yang cukup sebagian warganya menjadi pelanggan air
baik. Koordinasi dilakukan dengan bersih dalam bentuk pemberian sisa hasil
musyawarah kerja. Koordinasi internal tiap usaha (SHU).
tanggal 27 membahas evaluasi kegiatan Beberapa kerjasama telah dibangun dan
bulanan, laporan keuangan unit pengelola air, direalisasi, namun masih belum optimal
dan arisan. Koordinasi eksternal tiap triwulan karena tidak didukung legalisasi hubungan
bersama pemerintah kelurahan, BPD, dan kelembagaan berupa Memorandum of
LPMD serta melakukan kunjungan padukuhan. Understanding (MoU) atau perjanjian
kerjasama secara tertulis. Sesuai pendapat
18
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 11-25
(Cosgrove & Rijsberman, 2014) menyarankan dari grade 1 (0-10), grade 2 (11-25), grade 3
adanya perjanjian layanan. Peran kemitraan (26-40) dan grade 4 (>40) yaitu Rp.2.500,
telah terjalin baik internal maupun eksternal. Rp.3.500, Rp.4.000, dan Rp.4.500. Biaya
Sesuai pendapat (Tanguilig & Tanguilig, 2009). pemasangan awal dibedakan, yaitu:
manajemen sumber daya air telah melibatkan Rp.750.000,- bagi warga Karangrejek, warga
peran berbagai pihak. luar kelurahan Rp.1.000.000; dan
Keempat, BUM Desa berperan sebagai pengembang perumahan Rp.1.250.000.
penggerak pembangunan berbasis Konsumen perumahan yaitu: Grand Bukitsari,
masyarakat (community-based developer). Dalem Pramesti, dan Dalem Amalia.
BUM Desa telah berpartisipasi dalam Ketika dikonfirmasi dengan biaya yang
penyediaan air bersih. Pemberian layanan air relatif murah, berdasarkan hasil wawancara
bagi warga Karangrejek khususnya, dan dengan Direktur BUM Desa, Suharto,
merambah pada wilayah Siraman meliputi menyatakan bahwa standar biaya tersebut
Padukuhan Tegalsari 84 RT dan Seneng 134 mampu menunjang operasional air bersih.
RT. Beberapa pengembang perumahan Pada tahun 2018, pengelola mendapatkan
memanfaatkan layanan air, sebagai bukti bantuan genset dan pompa air dari Dinas
bahwa layanan air bersih telah mendukung Pekerjaan Umum Kab. Gunungkidul, sehingga
program rumah tinggal layak bagi warga. layanan air tidak mengalami kemacetan ketika
Perkembangan hasil usaha unit listrik mati. Hal tersebut menunjukkan masih
pengelola disajikan pada Tabel 4. tergantungnya BUM Desa terhadap bantuan
dari Dinas PU. Cosgrove & Rijsberman (2014)
Tabel 4. Perkembangan Unit Usaha BUM Desa menyarankan layanan air dengan biaya
Unit terjangkau namun tetap memperhitungkan
Pendapatan (Rp) SHU (Rp)
Usaha biaya produksi, operasi, dan pemeliharaan.
Unit Air 785.360.473 381.943.173 Pada masa pandemi Covid-19 awal
UKM 21.978.000 8.189.500 Maret 2020, BUM Desa mengalokasikan
LKMA Sri 26.980.500 21.868.722
bantuan sosial Rp.15 juta untuk kebutuhan
Rejeki
Jumlah 834.318.973 412.001.395
tanggap darurat bencana desa berupa:
Sumber: BUM Desa Karangrejek, 2020. masker, handsanitizer, tempat cuci tangan, dan
penyemprotan desinfektan. BUM Desa peduli
Pendapatan jasa bersih dialokasikan pelanggan terdampak dengan mengurangi
untuk pemupukan modal 30%, pengelola 30%, beban pelanggan. Berdasarkan wawancara
kontribusi PADesa 30%, pendidikan 2,5%, dengan Pengelola Air Bersih, Baryadi,
dana sosial 5%, dan Cadangan Pangan menyatakan bahwa sesuai SE No. 01/SE/BUM
Pemerintah Desa (CPPD) 2,5%. BUM Desa Desa/IV/2020 tanggal 19 April 2020 telah
mampu mendorong pembangunan dan dilakukan pembebasan biaya rekening air
penyediaan air secara partisipatif yang lebih grade 1 (0-10 m3) bulan Mei dan Juni, sehingga
luas. Sebagai organisasi ekonomi desa dan pendapatan bulan Mei Rp.50.070.500;
sekaligus bersifat sosial, unit air telah potongan Rp.13.483.100; dan Juni
memberikan sumbangan terhadap PADes Rp.54.048.000; potongan Rp.15.793.000.
Rp.114.582.953. Hal tersebut sesuai pendapat
BUM Desa mampu menggerakkan Montgomery & Elimelech (2007) bahwa
layanan air untuk aktivitas produktif warga. pengelolaan air bertujuan mempermudah
Layanan air mendukung kegiatan ekonomi, akses air bersih Karangrejek, menunjukkan
yaitu: rumah makan, cuci mobil, pemancingan, model pengelolaan air berbasis masyarakat
produksi tempe, dan lain-lain. Tarif layanan (community-based water management). Peran
air bersih sangat terjangkau. Biaya beban per BUM Desa disajikan pada Gambar 3.
bulan Rp.5.000,-. Tarif per m3 berturut-turut
19
Evi Nilawati & Primanadia Harvitrananda, Peranan Badan Usaha Milik Desa
Berdasarakan wawancara dengan Kepala Layanan air minum penduduk desa yang
BAPPEDA, Sri Suhartanta, menyatakan bahwa layak dan aman telah terpenuhi. Kualitas air
BUM Desa air bersih di Karangrejek telah aman dikonsumsi warga. Selama ini tidak
berperanan dalam mewujudkan TPB terjadi keluhan atau gangguan tertentu akibat
khususnya tujuan ke 6 yaitu air bersih dan mengkonsumsi air dari sumber Karangrejek.
sanitasi. Pencapaian TPB BUM Desa, meliputi: Petugas Puskesmas Wonosari II mengambil
Pertama, Peningkatan Sanitasi Total Berbasis sampel air ke lokasi sumber untuk uji kualitas
Masyarakat (STBM). Gerakan STBM telah air. Secara fisik air juga nampak bersih dan
dilakukan, yaitu: pembangunan MCK, toilet, jernih.
instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), dan Pola penggunaan air cukup efisien.
penyuluhan kesehatan dan Stop Buang Air Tingkat kehilangan atau kebocoran di tingkat
Besar Sembarangan (Stop BABS). Gerakan pengelola rendah, pada saat pengambilan air
Stop BABS sudah dilakukan mulai tingkat RT dari sumber ke reservoar dan distribusi dari
dan padukuhan dengan pernyataan bersama. reservoar ke tingkat rumah tangga, serta tidak
Stop BABS merupakan pemicuan STBM ada saluran perpipaan bocor. Konsumen
dibuktikan kesadaran warga membangun rumah tangga telah menggunakan air bersih
jamban sehat. Pemerintah Kelurahan secara efisien dan tepat guna. Contoh:
mengupayakan pendanaan STOP BABS melalui pemanfaatan limbah cair untuk budidaya
APBDesa. sayuran, pemanfaatan pekarangan, dan
Tercukupinya kebutuhan air bersih dan pembuatan IPAL rumah tangga. Masyarakat
sanitasi masyarakat diikuti perubahan pola sadar menggunakan air secukupnya, dan
hidup bersih dan sehat serta didukung fasilitas memelihara pipa air di lingkungan rumah
cuci tangan dengan sabun dan air. Layanan tangga sebaik mungkin agar tidak terjadi
BUM Desa telah diikuti kesadaran masyarakat kebocoran. Penggunaan air yang efisien
untuk menyediakan fasilitas cuci tangan menggambarkan semangat tujuan pem-
dengan sabun dan air pada tingkat rumah bangunan berkelanjutan, yang menekankan
tangga dan beberapa fasilitas umum. pentingnya memelihara sumber daya alam
20
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 9 (1) (2021): 11-25
21
Evi Nilawati & Primanadia Harvitrananda, Peranan Badan Usaha Milik Desa
yang akan melahirkan bisa diantar ke bidan dari 2 (dua) sumur khusus pemenuhan
atau klinik bersalin. Sesuai studi (Zuhri & kebutuhan air bersih. Sedangkan irigasi
Antikowati, 2017) bahwa BUM Desa pertanian menggunakan 9 (sembilan) sumber
Karangrejek telah memberikan keuntungan air yang berbeda. Sehingga selama ini tidak
signifikan dengan tarif murah dan mampu terjadi konflik penggunaan air baik untuk air
memberikan layanan air bersih warga. bersih atau pertanian. Hal ini menjamin arus
Berdasarkan wawancara dengan petugas manfaat terus menerus yang menunjukkan
teknis air bersih, Marsudi menyatakan bahwa tingkat keberlanjutan proyek pembangunan
untuk menjaga keberlanjutan manfaat, sumber (Tjokrowinoto, 1987). Terjadi integrasi pada
air bersih terus dijaga agar tetap terlindungi. aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi sebagai
Pada tahun 2020, upaya peningkatan prinsip utama pembangunan berkelanjutan
pelayanan konsumen, yaitu: memfungsikan (Emas, 2015)
sumur bor baru, pembuatan bak reservoar Berdasar analisis, pencapaian TPB
baru, memaksimalkan bak reservoar cadangan, disajikan pada Gambar 4.
dan perawatan jaringan. Layanan air terdiri
bahwa BUM Desa Karangrejek berhasil pendapatan atas hasil produktivitas usaha air
menyediakan layanan air bersih, bersih tingkat rumah tangga. Sesuai penelitian
meningkatkan ekonomi, dan kesehatan warga. (Bhaduri et al., 2016) bahwa pencapaian TBP,
Hal tersebut sesuai pendapat (Nyamwanza, arus manfaat air bersih berkaitan
2018) bahwa air bersih merupakan sumber kemanfaatan publik (public benefits) yang
penghidupan (sources of livelihoods) rumah optimal.
tangga dan arus manfaat berupa aliran
https://doi.org/10.1007/s10661-018-7174-
5
Yu, H. H. (2016). Local Institutions and Governance
of The Water Commons: Experiences of
IWRM from A Case Study in Rural China.
https://globalwaterforum.org/2016/01/25/
local-institutions-and-governance-of-the-
water-commons-experiences-of-iwrm-from-
a-case-study-in-rural-china/
Yu, W., Wardrop, N. A., Bain, R. E. S., Lin, Y., Zhang,
C., & Wright, J. A. (2016). A Global
Perspective on Drinking-Water and
Sanitation Classification: An Evaluation of
Census Content. PLOS ONE, 11(3), e0151645.
https://doi.org/10.1371/
journal.pone.0151645
Zuhri, M. I., & Antikowati, I. (2017). Upaya
Pemerintah Desa Dalam Rangka Memajukan
Perekonomian Masyarakat Desa Melalui
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). 6.
https://www.academia.edu/download/552
14330/Jurnal_Ibrahim_Zuhri.pdf
25