Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

CHARACTER BUILDING
Air Bersih Dan Sanitasi Layak
Makalah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Character Building

Disusun oleh :

Bernard Erel Hulio Laia - 12220264

SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA CILEBUT

Jl. Raya Cilebut No.3a, RT.01/RW.04, RTO1 RW04, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat 16165
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air yang bersih dan sanitasi yang layak adalah kebutuhan dasar manusia. Dalam melakukan
setiap aktivitas, manusia selalu membutuhkan air baik air minum sebagai sumber energi maupun untuk
pemenuhan kebutuhan hidup seperti mandi, masak, cuci. Air adalah kebutuhan utama manusia, oleh
sebab itu air harus terjamin secara kualitas, kuantitas, terjangkau dan kontinuitas (tersedia terus-
menerus). Tetapi belum semua masyarakat Indonesia mendapatkan air yang bersih, khususnya
masyarakat yang berpenghasilan rendah baik itu di pedesaan maupun pinggiran kota.
Sebagai sumber daya yang sangat penting, di Indonesia peraturan mengenai sumber daya air
diatur dengan ketat. Dari awal pemerintah sudah mengatur hal ini dan dicantumkan pada UUD 45
pasal 33 ayat ke 3 disebutkan “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”, dari ayat tersebut dapat dilihat
bahwa pemerintah menganggap air sebagai hal yang penting dan mengharapkan seluruh warganya
dapat mendapatkan hal tersebut.
Air dan sanitasi merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat, dimana
perilaku masyarakat terhadap air menentukan pula standar kesehatan suatu daerah. Tidak memadainya
prasarana dan sarana air minum dan sanitasi, terutama di pedesaan dan daerah pinggiran kota akan
memberi pengaruh buruk pada kondisi kesehatan dan lingkungan yang berdampak pada tingkat
ekonomi masyarakat. Tersedianya prasarana dan sarana air minum dan sanitasi yang baikakan
memberikan dampak pada meningkatnya kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) dijelaskan bahwa setiap orang berhak
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, serta mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. secara individu, kelompok, maupun masyarakat
mempunyai hak untuk hidup sehat dan memberdayakan sumber air yang ada. Kemudian dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 12 ayat (1 dan 2)
mengenai urusan wajib terkait pelayanan dasar dan urusan wajib tidak terkait pelayanan dasar seperti:
kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang pemberdayaan masyarakat dan desa, merupakan
urusan pemerintah daerah.
Dalam Keputusan Menteri Nomor 1451 K/10/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air di Bawah Tanah Pasal 10 bahwa
peruntukan pemanfaatan air di bawah tanah seperti:
1. Air minum.
2. Air untuk rumah tangga.
3. Air untuk peternakan dan pertanian sederhana.
4. Air untuk industri.
5. Air untuk irigasi.
6. Air untuk pertambangan
7. Air untuk usaha perkotaan.
8. Air untuk kepentingan lainnya.
Dalam hal di atas dijelaskan bahwa fungsi air di bawah tanah digunakan untuk hal tersebut.
Program PAMSIMAS merupakan salah satu program AMPL-BM (Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan Berbasis Masyarakat) di Indonesia, program PAMSIMAS adalah aksi nyata pemerintah
(pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia, untuk meningkatkan penyediaan air minum,
sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit
diare dan penyakit lainya yang ditularkan melalui air dan lingkungan.
Program PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) merupakan
salah satu bentuk Otonomi Daerah yang memberikan pengaruh yang besar bagi daerah, dimana daerah
mendapatkan peluang yang lebih besar dari sisi finansial dan dalam pengambilan kebijakan.
Pembangunan saat ini sangat digalakkan oleh pemerintah, tetapi bukan saja menjadi tanggung jawab
pemerintah, melainkan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan
nasional tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah semata-mata tetapi butuh keselarasan dan
keseimbangan3 .
Program PAMSIMAS ini termasuk dalam bentuk hubungan pemerintah pusat dan daerah,
disebabkan menganut azas desentralisasi yaitu penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat
kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi. Salah satu bentuk pengelolaan sumber daya air yang
dilaksanakan oleh pemerintah dengan menciptakan berbagai program yang langsung diberdayakan
oleh masyarakat diantaranya adalah Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS)
Tujuan program PAMSIMAS adalah untuk meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi
bagi masyarakat miskin pedesaan khususnya masyarakat di desa tertinggal dan masyarakat pinggiran
kota. Secara lebih rinci program PAMSIMAS bertujuan untuk:
1. Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat.
2. Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum dan sanitasi yang
berkelanjutan.
3. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal (pemerintah daerah maupun
masyarakat) dalam penyelenggaraan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.
4. Meningkatkan efektivitas dan kesinambungan jangka panjang pembangunan sarana dan
prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.
5. Untuk mencapai target Milenium Development Goals (MDGS), yaitu mengurangi separuh
jumlah masyarakat yang belum memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi yang
berkelanjutan pada tahun 2015.
Sasaran program ini adalah kelompok miskin di pedesaan dan pinggiran kota (peri-urban) yang
memiliki prevalensi penyakit terkait air tinggi dan belum mendapatkan akses layanan air minum dan
sanitasi. Sistem penyediaan air minum dan sanitasi yang dihasilkan dari program PAMSIMAS yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan memberikan dampak baik
yangberkelanjutan bagi masyarakat harus mampu memberikan pelayanan kebutuhan air minum dan
sanitasi secara kontiniu dengan kualitas sesuai standar mutu air bersih/minum, mencukupi kebutuhan
dan peran aktif masyarakat setempat dalam mengoperasikan dan memelihara prasarana dan sarana air
minum dan sanitasi agar tetap berfungsi. Dengan semakin besarnya keterlibatan masyarakat maka
akan menumbuhkan komitmen masyarakat untuk memiliki dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan
program PAMSIMAS ini. Sehingga, penyediaan sarana air minum dan sanitasi yang berbasis
masyarakat ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih di masyarakat dan meningkatkan
derajat kesehatan serta juga memberikan efek yang baik bagi masyarakat. Pelaksanaan program
PAMSIMAS dilandasi dengan kebijakan pemerintah yang tertulis didalam Undang-Undang nomor 17
tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005- 2025.

B. Rumusan Masalah
Sebelum adanya program PAMSIMAS, sebagian masyarakat memenuhi kebutuhan air
bersihnya dengan sumur gali yang kualitas airnya payau, berbau dan berwarna keruh. Terlebih lagi
pada musim penghujan, kualitas airnya menjadi keruh dan berbau, tetapi pada musim kemarau
debit air berkurang hingga kering, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih harus
menambah pengeluaran atau disalurkan dari wilayah lain.

Selanjutnya program PAMSIMAS yang salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dan memberikan dampak baik yang berkelanjutan masih perlu diteliti lebih
lanjut, dengan tujuan untuk mengetahui apakah setelah masyarakat menerima pelayanan dari
PAMSIMAS, permasalahan yang sebelumnya dihadapi seperti kekurangan air bersih dan buruknya
kualitas air tidak dialami lagi oleh masyarakat setempat. Program PAMSIMAS sangat bermanfaat
bagi masyarakat dalam mendapatkan air bersih, maka diadakan evaluasi paska pelaksanaan
program tersebut untuk mengetahui apakah program PAMSIMAS ini dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yaitu kekurangan air bersih dan buruknya kualitas
air.
Berdasarkan latar belakang dan uraian permasalahan diatas maka dapat difokuskan pada
pertanyaan penelitian dibawah ini:
1. Bagaimana kualitas air setelah program PAMSIMAS berjalan?
2. Bagaimana kuantitas air setelah program PAMSIMAS berjalan?
3. Bagaimana kontinuitas air setelah program PAMSIMAS berjalan?
4. Bagaimana upaya masyarakat untuk menjamin kualitas, kuantitas dan
kontinuitas program PAMSIMAS?
Memperhatikan latar belakang permasalahan diatas, maka dilakukanlah penelitian
dengan judul “Evaluasi Program PAMSIMAS dalam Penyediaan Air Minum”
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan air bersih program PAMSIMAS
tersebut yaitu dengan mengetahui kualitas, kuantitas dan kontinuitas air hasil program ini
yang ada di Kelurahan Bangetayu Kulon sebagai salah satu penerima program
PAMSIMAS.

Anda mungkin juga menyukai