Anda di halaman 1dari 16

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SARANA AIR

BERSIH PERDESAAN DI DESA MALINO KECAMATAN BALAESANG


KABUPATEN DONGGALA
Sulthan Ahmad
slth_ahmad@yahoo.co.id
(Mahasiswa Program Studi Magister Pembangunan Dan Pengembangan Wilayah Pedesaan)

Abstract
The purpose this research to analyze the society participation degrees into Malino Village of
Balaesang District of Donggala Regency, and the factor which influence it. The data analizing that
is used by qualitative, to measure the society participation degrees analized with using a likert
skale. To know the factors which influence has been done by deep descriptive analyzing towards
encourage of the society participation into the infrastucture of water clean management. The result
of research indicates that the society participation degrees into Malino Village of Balaesang
District of Donggala Regency about the infrastucture of water clean management is enough well,
by participation degrees is medium. The factor that influence the participation society into the
water clean management because there is mutual believes, and the society is asked to a role for
every activity, so that the society feels obtaining a benefit from this activity and the village staff
prepare to give an example, the constrain factor are instructure and the means which is developed
not so support to wide development, there is no village regulation from the government related with
the infrastucture of water clean management and the low participation of society to evaluate the
problems related with the means of water clean management.
Keywords: Participation, society, infrastructure water clean, rural.

Pembangunan prasarana air bersih Tangan (SPT); Penampung Air Hujan


bersifat mendekatkan akses air bersih dan (PAH).
atau memberikan pelayanan penuh kepada Air bersih merupakan salah satu
masyarakat desa, khususnya warga miskin. kebutuhan dasar manusia untuk memenuhi
Air bersih adalah air yang digunakan untuk standar kehidupan manusia secara sehat.
keperluan sehari-hari yang kualitasnya Kelangsungan hidup manusia sangat
memenuhi syarat kesehatan dan dapat tergantung pada kualitas air yang baik dan
diminum apabila telah dimasak. Menurut kuantitas yang cukup. Air juga sangat penting
(Noerbambang dan Morimura, 1985), untuk pertumbuhan tanaman pangan dan non-
prasarana air bersih dikelompokkan dalam pangan, serta kelangsungan hidup hewan
dua sistem yaitu: yang menjadi daya dukung kehidupan
1. Sistem komunal, efisien diterapkan untuk manusia. Air juga dibutuhkan untuk kegiatan
pelayanan lebih dari 20 KK. Jenis pertanian dan proses produksi yang
prasarana pendukung antara lain: berdampak pada pembangunan sosial,
Pelindung Mata Air (PMA); Instalasi ekonomi dan budaya serta kualitas
Pengolahan Air Sederhana (IPAS), pembangunan manusia. Oleh karena itu,
seperti SPL; Sumur Bor (SBR); Hidran ketersediaan air dapat menurunkan water
Umum (HU); Perpipaan, dll; borne disease sekaligus dapat meningkatkan
2. Sistem individual, dapat melayani 1-4 perekonomian masyarakat. Ketersediaan air
KK, jaraknya kurang dari 100 m. Jenis yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi
prasarana pendukungnya antara lain:
Sumur Gali (SGL); Sumur Pompa

211
212 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 2011-226 ISSN: 2302-2019

bagian terpenting bagi setiap individu baik menjadi lebih murah karena masyarakat juga
yang tinggal di perkotaan maupun di menanggung secara bersama-sama sebagian
perdesaan. atau seluruh biaya penyediaan air bersih.
Salah satu tujuan pengembangan Selain itu masyarakat akan terlibat langsung
wilayah adalah pendayagunaan sumber daya dalam penyediaan dan pengelolaannya
alam salah satunya adalah sumber daya air, sehingga diharapkan kelestarian penyediaan
secara optimal untuk meningkatkan prasarana air bersih dapat lebih terjamin.
kesejahteraan masyarakat. Selain itu Pembangunan sistem penyediaan air bersih
pengembangan wilayah juga ditujukan untuk sistem komunal dengan pendekatan
mengurangi kesenjangan antar wilayah partisipasi masyarakat mampu memberikan
(regional imbalancecs) baik kesenjangan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat
ekonomi maupun pembangunan infrastruktur aktif dalam kegiatan pengelolaan. Pendekatan
sebagai pendukung kegiatan masyarakat. partisipasi ini juga dilakukan dalam rangka
Pertambahan jumlah penduduk yang pendayagunaan dana yang terbatas dalam
terus menerus sehingga membutuhkan usaha pengelolaan prasarana yang sudah terbangun.
yang sadar dan sengaja agar sumber daya air Selain itu menurut (Cheema dalam
dapat tersedia secara berkelanjutan. Dewasa Sumiyarsono, 2010) peran serta atau
ini kebutuhan air bersih untuk memenuhi partisipasi masyarakat juga merupakan salah
aktivitas penduduk makin meningkat. satu isu penting dalam perumusan dan
Peningkatan itu terjadi bukan hanya karena pelaksanaan kebijakan perumahan dan
penduduk yang bertambah, tetapi juga karena prasarana dasar dalam hal ini prasarana air
aktivitas yang membutuhkan air meningkat, bersih.
seperti kawasan industri, perdagangan, Pendekatan partisipasi masyarakat
pendidikan, pariwisata, dan sebagainya. dalam pembangunan merupakan pendekatan
Untuk menghadapi meningkatnya kebutuhan dari bawah (bottom up planning) yang dapat
air dan kompetisi penggunaaan air yang dijadikan strategi dalam pengembangan
semakin ketat maka diperlukan pengelolaan wilayah. Pemenuhan kebutuhan air bersih
sumberdaya air yang memadai (Sutikno,1997: dengan sistem komunal tidak selamanya
2). berjalan dengan lancar. Diperlukan dukungan
Peningkatan kebutuhan atau demand partisipasi secara aktif dengan berbagai
terhadap air secara umum dapat dibagi bentuk dari seluruh anggota kelompok mulai
menjadi 3 kelompok, yaitu: (1) Air untuk dari tahap perencanaan, pembangunan dan
keperluan konsumsi domestik atau rumah pengelolaan. Sistem pengelolaan berdasarkan
tangga misalnya untuk mandi, mencuci, partisipasi masyarakat sesungguhnya sangat
memasak, dan minum. (2) Air untuk dibutuhkan, sebab sebagai pengguna air
keperluan pengairan lahan pertanian misalnya bersih, masyarakat juga harus menjaga agar
untuk irigasi, mengairi sawah, perikanan, dan sarana air bersih tersebut tetap berada dalam
usaha tani lainnya. (3) Air untuk kegiatan kondisi yang baik. Dengan adanya partisipasi
industri misalnya untuk pembangkit listrik, masyarakat dapat mendorong keberlanjutan
proses produksi, transportasi, dan kegitan program dimana sarana air bersih yang telah
yang lainnya (Sutikno,1997: 2). dibangun bukan hanya berada dalam kondisi
Alternatif penyediaan air bersih dengan yang baik justeru dapat menjadi lebih baik
sistem komunal yang melibatkan partisipasi dengan adanya peningkatan pelayanan dari
masyarakat yang memungkinkan masyarakat pelayanan Hidran Umum (HU) yang pada
setempat untuk memiliki akses yang sama umumnya merupakan sarana yang dibangun
terhadap air bersih. Manfaat dari sistem oleh pemerintah untuk program air bersih
komunal adalah penyediaan air bersih perdesaan menjadi pelayanan yang melayani
Sulthan Ahmad, Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sarana Air Bersih Perdesaan di Desa ……………… 213

langsung ke rumah-rumah masyarakat seperti alternatif yang layak untuk diterapkan.


halnya palayanan yang dilaksanakan oleh Keberhasilan sistem komunal berkaitan
PDAM. dengan keaktifan partisipasi masyarakat
Pemerintah Kabupaten Donggala telah dalam tiap tahap mulai dari perencanaan,
berusaha menyediakan prasarana dan sarana pembangunan sampai dengan
air bersih bagi masyarakat pedesaan di luar pengelolaannya. Menurut Sjaifudian (2000),
pelayanan PDAM malalui berbagai sumber penerapan partisipasi pada kenyataannya akan
dana, namun banyak sarana yang dibangun dihadapkan pada sejumlah masalah, antara
tersebut terbengkalai dan tidak berfungsi lain yaitu ketidaksiapan dari warga sendiri
dengan optimal karena masih kurangnya untuk berpartisipasi secara cerdas dan
kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk genuine, yang dapat dilihat dari jenis
menjaga sarana yang telah dibangun tersebut partisipasi mayarakat. Jenis partisipasi
agar tetap berada dalam kondisi yang baik. menurut Dusseldrop, adalah apakah mereka
Hal ini banyak diakibatkan belum adanya berpartisipasi secara spontan dengan
kesadaran sebagian masyarakat untuk kesadaran sendiri, karena terpengaruh orang
melakukan pemeliharaan dalam rangka lain atau karena merasa terpaksa.
keberlanjutan pengelolaan sarana air bersih Peran aktif berupa bentuk partisipasi
yang telah dibangun. yang dapat disumbangkan menurut Surbakti
Hal tersebut terlihat di Kabupaten (1984), yaitu buah pikiran, tenaga, dan uang,
Donggala, dimana PDAM Kab. Donggala yang lebih dibutuhkan dari pada hanya
pada tahun 2010 baru dapat melayani kehadiran. Seringkali partisipasi yang terjadi
masyarakat Kabupaten Donggala sebesar tidak berada pada derajat yang oleh Arnstein
15,05%. Dengan demikian tedapat 84,95% disebut sebagai kekuatan masyarakat,
penduduk yang belum/tidak terlayani oleh melainkan keterlibatan masyarakat hanya
PDAM. Daerah yang tidak terlayani PDAM sebatas penghargaan atau bahkan masyarakat
tersebut sesungguhnya sebagian telah hanya dijadikan obyek survey.
terlayani oleh air bersih perdesaan termasuk Berdasarkan pada latar belakang
desa Malino Kecamatan Balaesang, dengan penelitian diatas, maka masalah yang
masuknya program PAMSIMAS di desa dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
Malino Kecamatan Balaesang pada tahun 1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam
2009 maka keberadaan sarana air bersih pengelolaan sarana air bersih di Desa
pedesaan sangat membantu masyarakat Desa Malino Kec. Balaesang Kab. Donggala?
Malino dalam memenuhi kebutuhan akan air 2. Faktor-faktor apa saja yang
bersih. mempengaruhi partisipasi masyarakat
Mengingat permasalahan-permasalahan dalam pengelolaan sarana air bersih?
pengelolaan sarana air bersih seperti telah
disebutkan diatas, maka dibutuhkan adanya METODE
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sarana air bersih pedesaan tersebut sehingga Dalam penelitian ini populasi yang akan
dibentuk badan pengelola sarana atau suatu menjadi obyek penelitian berjumlah 251
kelompok yang dibentuk untuk memelihara kepala keluarga yang merupakan pengguna
dan mengoperasionalkan sarana yang telah atau pemanfaat prasarana air bersih di Desa
dibangun. Malino Kec. Balaesang Kab. Donggala.
Pemenuhan kebutuhan air bersih di Tingkat partisipasi masyarakat di Desa
Kabupaten Donggala apabila dilakukan secara Malino terhadap pengelolaan sarana air bersih
individu akan memerlukan biaya yang tinggi dapat diukur dengan metode kuantitatif
sehingga sistem komunal merupakan dengan menggunakan Skala Likert. Dengan
214 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 2011-226 ISSN: 2302-2019

menggunakan Skala Likert, maka variabel - Sangat Rendah, bila memiliki skor:
yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi. 1.008 – 1.813
Dimensi dalam penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui faktor-faktor yang
pembuatan keputusan, penerapan keputusan, mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam
penikmatan hasil keputusan, sampai pada Pengelolaan sarana air bersih digunakan
tahap evaluasi terhadap keputusan analisis deskriptif.
pengelolaan sarana air bersih. Dimensi-
dimensi yang terukur ini dijadikan titik tolak HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk membuat item instrumen yang berupa
pertanyaan atau pernyataan yang perlu Sistem Penyediaan Air Bersih Desa Malino
dijawab oleh responden. Setiap jawaban Kec. Balaesang Kab. Donggala
dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau Desa Malino merupakan salah satu desa
dukungan sikap yang diungkapkan dengan yang mendapat bantuan pembangunan sarana
kata-kata yaitu: sangat tinggi (5), tinggi (4), air bersih melalui program Pamsimas di
sedang (3), rendah (2), dan sangat rendah (1). Kabupaten Donggala pada tahun 2009.
Sehingga skor tingkat partisipasi dapat Pamsimas adalah program Penyediaan Sarana
diketahui dengan mengalikan skor masing- Air Bersih dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
masing individu dengan jumlah sampel. Dari yang terdiri dari berbagai komponen kegiatan
4 dimensi partisipasi, dibuatkan dalam bentuk seperti: pemberdayaan masyarakat dan
14 pertanyaan kepada responden dengan skala pengembangan kelembagaan lokal,
masing-masing antara 1 sampai 5 tersebut, penyediaan sarana air bersih dan sanitasi
maka dengan jumlah sampel 72 responden, umum dengan dukungan pelaksanaan oleh
dapat diketahui bahwa skor minimum untuk fasilitator yang ditempatkan di desa. Tujuan
tingkat partisipasi masyarakat secara dari pada kegiatan Pamsimas salah satunya
keseluruhan (72x14x1) adalah 1.008 dan skor adalah menyediakan fasilitas sarana air bersih
maksimum (72x14x5) adalah 5.040, maka yang aman, relatif murah dan mudah
intervalnya ((5.040-1.008)/5) adalah 805. dijangkau, program ini juga mendorong
Sehingga dapat diketahui tingkat partisipasi adanya partisipasi masyarakat.
masyarakatnya adalah: Sistem penyediaan air bersih di Desa
- Sangat Tinggi, bila memiliki skor: Malino menggunakan sistem gravitasi, artinya
4.234 – 5.040 air bersih dari mata air yang berhasil
- Tinggi, bila memiliki skor: 3.427 – ditampung di bak penangkap (Intake)
4.233 dialirkan ke bak penampung (Reservoir)
- Sedang, bila memiliki skor: 2.620 – sebelum dialirkan kepada masyarakat dengan
3.426 memanfaatkan beda ketinggian, untuk lebih
- Rendah, bila memiliki skor: 1.814 – jelasnya maka sistem penyediaan air bersih di
2.619 desa Malino bisa digambarkan seperti
diagram dibawah ini:
Sulthan Ahmad, Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sarana Air Bersih Perdesaan di Desa ……………… 215

Bentuk Partisipasi Masyarakat:


Material lokal dan Tenaga kerja
Membayar Iuran
tenaga kerja (gali pipa)

1 a 3
2 b
c

Keterangan:
(a) Jaringan transmisi 1 Intake
(b) Jaringan distribusi 2 Reservoir
(c) Pelanggan 3 Daerah Pelayanan
Gambar 1. Skema Sistem Pelayanan Air Bersih di Desa Malino

Permasalahan sistem pelayanan air kegiatan/pembangunan tersebut dapat


minum di desa Malino ditemukan bahwa dimanfaatkan oleh masyarakat secara
fungsi Reservoir sebagai penampung air bekesinambungan dalam waktu yang tidak
untuk memenuhi kebutuhan air pada saat jam terbatas, karena keberhasilan suatu kegiatan
puncak tidak berfungsi dengan baik, hal ini atau pembangunan tidak hanya diukur dari
disebabkan karena kondisi penempatan bak tercapainya kegiatan fisik secara kualitatif
reservoir berada pada elevasi yang kurang atau kuantitatif tetapi yang paling penting
tinggi, sehingga masyarakat tidak adalah sarana yang dibangun tersebut dapat
menggunakan reservoir tersebut dengan cara dimanfaatkan dan dipelihara serta
melakukan by pass dari pipa transmisi ke dikembangkan oleh masyarakat penerima
jaringan pipa distribusi. manfaat.
Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Tinggi rendahnya rasa memiliki
Pengelolaan Sarana Air Bersih di Desa masyarakat atas hasil suatu kegiatan atau
Malino Kecamatan Balaesang Kabupaten pembangunan sangat ditentukan oleh tingkat
Donggala pelibatan/partisipasi masyarakat itu sendiri
Pembangunan sarana air bersih di Desa dalam setiap tahap pelaksanaan kegiatan atau
Malino dilaksanakan untuk kepentingan pembangunan tersebut, mulai dari tahap
masyarakat, yang dibiayai oleh pemerintah perencanan. pelaksanaan fisik, pemeliharaan
pusat melalui dana Pamsimas, pemerintah dan operasional, dan pengembangannya.
daerah melalui dana APBD Kab. Donggala, Partisipasi masyarakat dimaksud, bisa dalam
dan melalui partisipasi masyarakat berupa in bentuk gagasan, dorongan, tenapa kerja,
cash yaitu partisipasi masyarakat dalam material lokal, uang tunai, ketaatan atas
bentuk dana yang dikumpulkan oleh aturan, tanggung jawab dan lain-lain.
masyarakat dan in kind yaitu partisipasi
masyarakat dalam bentuk tenaga kerja dan
material lokal, sangatlah diharapkan hasil dari
216 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 2011-226 ISSN: 2302-2019

Dimensi Pembuatan Keputusan keseluruhan disajikan dalam tanggapan


Tingkat partisipasi masyarakat pada responden terhadap keseluruhan pertanyaan
dimensi pembuatan keputusan secara sebagai berikut:

Tabel 1.
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Partisipasi
Pada Dimensi Pembuatan Keputusan
Tingkat Jawab Bobot Nilai Nilai
No Persentase
Partisipasi (x) (f) (x.f) Tingkat Partisipasi
1 Sangat Tinggi 56 5 280 25.93 908 - 1080
2 Tinggi 21 4 84 9.72 735 - 907
3 Sedang 42 3 126 19.44 562 - 734
4 Rendah 63 2 126 29.17 389 - 561
5 Sangat Rendah 34 1 34 15.74 216 - 388
Jumlah 216 650 100
Sumber : Hasil olahan Data Primer, 2013.

Dari hasil diatas terlihat bahwa tingkat Dimensi Penerapan Keputusan


partisipasi masyarakat dalam pembuatan Pada dimensi penerapan keputusan,
keputusan-keputusan sehubungan dengan adalah melihat bagaimana partisipasi
pengelolaan sarana air bersih perdesaan yang ada masyarakat dalam mematuhi penerapan
di Desa Malino dengan nilai tingkat partisipasi
keputusan-keputusan sehubungan dengan
sebesar 650, hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pengelolaan sarana air bersih perdesaan di
partisipasi masyarakat dalam hal pembuatan
keputusan adalah sedang. Desa Malino.
Tabel 2.
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Partisipasi
Pada Dimensi Penerapan Keputusan
Tingkat Jawab Bobot Nilai Nilai
No Persentase
Partisipasi (x) (f) (x.f) Tingkat Partisipasi
1 Sangat Tinggi 47 5 235 16.32 1196 - 1440
2 Tinggi 65 4 260 22.57 951 - 1195
3 Sedang 65 3 195 22.57 706 - 950
4 Rendah 53 2 106 18.40 461 - 705
5 Sangat Rendah 58 1 58 20.14 216 - 460
Jumlah 288 854 100
Sumber : Hasil olahan Data Primer, 2013.

Dari hasil diatas terlihat bahwa tingkat masyarakat dalam hal mematuhi
partisipasi masyarakat dalam menerima penerapan hasil keputusan adalah sedang.
penerapan hasil keputusan sehubungan Dimensi Penikmatan Hasil Keputusan
dengan pengelolaan sarana air bersih Pada dimensi penikmatan hasil
perdesaan yang ada di Desa Malino dengan keputusan, indikator yang dilihat adalah
nilai tingkat partisipasi sebesar 854, hal ini bagaimana masyarakat merasakan manfaat
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi dari keberadaan sarana air bersih yang
Sulthan Ahmad, Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sarana Air Bersih Perdesaan di Desa ……………… 217

dibangun dan penerapan yang diberlakukan tersebut tidak memberatkan bagi masyarakat.
terhadap konsekuensi penggunaan sarana

Tabel 3.
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Partisipasi
Pada Dimensi Penikmatan Keputusan

Tingkat Jawab Bobot Nilai Nilai


No Persentase
Partisipasi (x) (f) (x.f) Tingkat Partisipasi
1 Sagat Tinggi 68 5 340 31.48 908 - 1080
2 Tinggi 48 4 192 22.22 735 - 907
3 Sedang 39 3 117 18.06 562 - 734
4 Rendah 32 2 64 14.81 389 - 561
5 Sangat Rendah 29 1 29 13.43 216 - 388
Jumlah 216 742 100
Sumber : Hasil olahan Data Primer, 2013.

Dari hasil diatas terlihat bahwa tingkat penggunaan sarana tersebut tidak
partisipasi masyarakat pada dimensi memberatkan bagi masyarakat.
penikmatan hasil keputusan sehubungan Dimensi Evaluasi Terhadap Keputusan
dengan pengelolaan sarana air bersih Pada dimensi evaluasi terhadap
perdesaan yang ada di Desa Malino adalah keputusan, adalah bentuk partisipasi
cukup tinggi dengan nilai tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sarana air
sebesar 742, dimana masyarakat merasakan bersih di Desa Malino pada tahap evaluasi
bahwa manfaat dari keberadaan sarana air terhadap peningkatan pengelolaan sarana air
bersih yang dibangun dan penerapan yang bersih yang mereka miliki.
diberlakukan terhadap konsekuensi

Tabel 4.
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Partisipasi
Pada Dimensi Evaluasi Keputusan

Tingkat Jawab Bobot Nilai Nilai


No Persentase
Partisipasi (x) (f) (x.f) Tingkat Partisipasi
1 Sangat Tinggi 32 5 160 11.11 1196 - 1440
2 Tinggi 27 4 108 9.38 951 - 1195
3 Sedang 72 3 216 25.00 706 - 950
4 Rendah 63 2 126 21.88 461 - 705
5 Sangat Rendah 94 1 94 32.64 216 - 460
Jumlah 288 704 100
Sumber : Hasil olahan Data Primer, 2013.

Dari hasil diatas terlihat bahwa tingkat terhadap hasil keputusan sehubungan dengan
partisipasi masyarakat pada dimensi evaluasi pengelolaan sarana air bersih perdesaan yang
218 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 2011-226 ISSN: 2302-2019

ada di Desa Malino dengan nilai tingkat pernyataan atau dukungan sikap yang
partisipasi sebesar 704, hal ini menunjukkan diungkapkan dengan kata-kata yaitu: sangat
bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam tinggi (5), tinggi (4), sedang (3), rendah (2),
hal evaluasi hasil keputusan masuk dalam dan sangat rendah (1).
kategori rendah. Sehingga skor tingkat partisipasi dapat
Dengan menggabungkan semua dimensi diketahui dengan mengalikan skor masing-
partisipasi yang ada di Desa Malino, maka masing individu dengan jumlah sampel, maka
tingkat partisipasi masyarakat di Desa Malino tingkat partisipasi masyarakat terendah
terhadap pengelolaan sarana air bersih dapat (72x14x1) adalah 1.008 dan tingkat
di ukur dengan metode kuantitatif dengan partisipasi tertinggi (72x14x5) adalah 5.040,
menggunakan Skala Likert. Dengan intervalnya ((5.040-1.008)/5) adalah 805.
menggunakan Skala Likert, maka variabel Sehingga dapat diketahui tingkat partisipasi
yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, masyarakatnya adalah:
dalam penelitian ini yaitu: pembuatan - Sangat Tinggi, bila memiliki skor:
keputusan, penerapan keputusan, penikmatan 4.234 – 5.040
hasil keputusan, sampai pada tahap evaluasi - Tinggi, bila memiliki skor: 3.427 –
terhadap keputusan pengelolaan sarana air 4.233
bersih. - Sedang, bila memiliki skor: 2.620 –
Adapun hasil yang diperoleh di 3.426
lapangan berdasarkan instrument kuesioner - Rendah, bila memiliki skor: 1.814 –
dengan jumlah pertanyaan sebanyak 14 2.619
pertanyaan yang di bagikan ke 72 responden, - Sangat Rendah, bila memiliki skor:
Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk 1.008 – 1.813

Tabel 5.
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Partisipasi
Dalam Pengelolaan Sarana Air Bersih di Desa Malino Kec. Balaesang

Klasifikasi Jawab Bobot Nilai Nilai


No Persentase
Jawaban (x) (f) (x.f Tingkat Partisipasi
1 Sangat Tinggi 203 5 1015 20.14 4234 - 5040
2 Tinggi 161 4 644 15.97 3427 - 4233
3 Sedang 218 3 654 21.63 2620 - 3426
4 Rendah 211 2 422 20.93 1814 - 2619
5 Sangat Rendah 215 1 215 21.33 1008 - 1813
Jumlah 1008 2950 100
Sumber : Hasil olahan Data Primer, 2013.

Dari hasil diatas terlihat bahwa tingkat bahwa tingkat partisipasi masyarakat sedang,
partisipasi masyarakat sehubungan dengan sebagaimana terlihat pada tangga tingkat
pengelolaan sarana air bersih perdesaan yang partisipasi yang digambarkan sebagai
ada di Desa Malino dengan nilai tingkat berikut:
partisipasi sebesar 2.950, hal ini menunjukkan
Sulthan Ahmad, Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sarana Air Bersih Perdesaan di Desa ……………… 219

Gambar 2.
Tingkat Partisipasi Masyarakat
Dalam Pengelolaan Sarana Air Bersih di Desa Malino Kec. Balaesang

1008-1813 1814-2619 2620-3426 3427-4233 4234-5040

S. Rendah Rendah Sedang Tinggi S. Tinggi

Tingkat Partisipasi Sedang = 2950

Kesinambungan hasil pembangunan terpeliharanya dan termanfaatkannya sarana


sarana air bersih di Desa Malino sangat di dengan baik. Pemanfaatan dan penikmatan
tentukan oleh tingkat partisipasi masyarakat, sarana air bersih dalam waktu yang tidak
maka pihak Badan Pengelola Sarana dituntut terbatas akan dapat mendorong semakin
untuk melibatkan partisipasi masyarakat tingginya tingkat partisipasi, kesiapan dan
semaksimal mungkin berdasarkan potensi dan kemampuan masyarakat sebagai suatu syarat
sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat mutlak dalam pengembangan pengelolaan
yang bersangkutan. sarana air bersih mereka.
Tingkat partisipasi masyarakat di Desa Sudah banyak sekali sarana air bersih
Malino dalam pengelolaan sarana air bersih pedesaan yang telah dibangun, baik oleh
dalam tangga tingkat partisipasi diatas masyarakat secara swadaya murni maupun
menunjukkan sedang, hal menunjukkan yang dibangun oleh pemerintah, swasta dan
adanya rasa memiliki masyarakat Desa organisasi sosial, tanpa pelibatan partisipasi
Malino akan sarana yang telah dibangun. Hal masyarakat sarana tersebut tidak bertahan
ini juga disebabkan karena dalam proses lama hingga rusak dan tidak dapat
pembangunan sarana air bersih keterlibatan dimanfaatkan. Kegiatan rehabilitasi pun
masyarakat mulai dari perencanaan, sering sekali dilakukan untuk memfungsikan
pelaksanaan dan pengawasan terlihat cukup kembali sarana yang ada, namun hal itu tidak
baik, sebagaimana hasil wawancara sebagai banyak membantu karena sifatnya hanya
berikut : sementara saja, sebagai akibat tidak adanya
“sarana air bersih yang sudah iuran untuk menanggulangi kerusakan secara
dibangun di desa kami seharusnya permanen. Jadi membangun suatu sarana
dijaga oleh seluruh masyarakat desa memang jauh lebih mudah dari pada
Malino, agar tetap berfungsi dan dapat pemeliharaan sarana itu sendiri.
dimanfaatkan airnya oleh seluruh
anggota masyarakat, agar apa yang Faktor-faktor yang mempengaruhi
telah kita lakukan sebelumnya berupa Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan
mengumpulkan dana dan bergotong Sarana Air Bersih di Desa Malino
royong dalam pelaksanaan Kecamatan Balaesang Kabupaten
pembangunannya tidak sia-sia” Donggala
Mekanisme Partisipasi Dalam Pengelolaan
Kesediaan dan kemampuan masyarakat Sarana Air Bersih
dalam menerima, melaksanakan, dan Pembangunan sektor air bersih di
mengelolah suatu sarana dapat menjamin pedesaaan dimaksudkan untuk membantu
220 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 2011-226 ISSN: 2302-2019

masyarakat pedesaan agar mempunyai akses sarana air bersih terbukti. Pembuktian ini
terhadap air bersih yang aman dan layak, didasari hasil observasi dan wawancara
khususnya masyarakat miskin. Prasarana air lapangan sebagai fakta untuk mendukung dan
bersih yang sudah dibangun oleh pemerintah, memperkuat kesimpulan bahwa sumbangsih
selanjutnya akan diserahkan kepada pemikiran ini menjadikan masyarakat desa
masyarakat desa setempat yang telah Malino dapat menjaga sarana air bersih yang
membentuk Badan Pengelola Sarana (BPS) mereka miliki bahkan mereka dapat
untuk mengelolanya. Minimnya partisipasi mengembangkannya dengan melayani ke
atau kepedulian masyarakat dan keterbatasan masing-masing rumah melalui sambungan
kemampuan BPS baik secara teknis maupun rumah.
manajerial, diduga akan mempengaruhi Seperti kutipan wawancara berikut ini:
keandalan sistem penyediaan air bersih “kewajiban kami masyarakat Desa
dipedesaan. Adapun keandalan pelayanan Malino setelah selesainya pembangunan
diindikasikan dengan kuantitas, kualitas dan adalah membantu BPS dalam
kontinyuitas air yang diterima oleh menjalankan tugasnya dengan
masyarakat pelanggan. memberikan saran serta berusaha hadir
Berdasarkan hasil observasi dan dalam rapat-rapat, agar tugas
wawancara dilapangan, bahwa pelaksanaan mengkoordinir masyarakat melakukan
pengelolaan sarana air bersih di desa Malino pemeliharaan terhadap prasarana air
dibahas di dalam musyawarah yang dihadiri bersih yang ada dapat diketahui oleh
oleh sebagian masyarakat, tokoh masyarakat, seluruh anggota masyarakat”
perangkat desa dan kepala desa, tujuannya
adalah untuk menampung usulan‐usulan, Faktor yang mendorong masyarakat
saran maupun pendapat dari seluruh peserta untuk hadir dan terlibat dalam pengambilan
musyawarah. Terlihat bahwa kehadiran keputusan adalah karena masyarakat memang
masyarakat untuk mendapatkan suatu sangat mengharapkan sejak lama akan
kesepakatan cukup baik terhadap keberadaan Sarana Air Bersih masuk di desa
pemanfaatan prasarana yang telah berhasil mereka. Sebelum masuknya program ini
dibangun. Bentuk partisipasi buah pikiran masyarakat desa Malino memenuhi
masyarakat desa Malino dalam tahap pasca kebutuhan air bersihnya dengan mengambil
pembangunan atau pemanfaatan menunjukkan air dari sungai yang jaraknya cukup jauh dan
bahwa peran serta masyarakat relatif baik. sumur gali yang mereka buat sendiri yang
Setelah terbentuk BPS yang terdiri dari: airnya tidak memenuhi kesehatan yakni
Ketua, bendahara dan tenaga teknis. berwarna kuning dan keruh, selain itu faktor
Musyawarah berlanjut untuk membahas yang mendukung adanya partisipasi adalah
mengenai tugas, tanggungjawab BPS didalam adanya suasana saling percaya mempercayai
pengoperasian, pemeliharaan dan antara pengelola dan masyarakat yang
perbaikan‐perbaikan ketika ada kerusakan menerima manfaat, dimana masyarakat diajak
didalam sistem prasarana air bersih serta mengambil peran di dalam tiap
hak‐hak BPS. tahapan/tingkatan kegiatan, masyarakat
Dapat dijelaskan bahwa saran dan ide merasa akan memperoleh manfaat dari
serta kehadiran dalam pengambilan keputusan
sebagai pendorong keberhasilan pengelolaan
kegiatan tersebut dan pimpinan memberikan masyarakat secara umum mempunyai
contoh. kesiapan dan kemampuan untuk mengelolah
Jika mengamati kondisi objektif di Desa sarana air bersih secara baik, terbukti pada
Malino, maka dapat disimpulkan bahwa tahap awal pengelolaan mereka dapat
Sulthan Ahmad, Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sarana Air Bersih Perdesaan di Desa ……………… 221

membangun 4 unit kran umum sebagai Berikut petikan wawancara dengan


gambaran bahwa masyarakat mau berswadaya salah satu masyarakat desa:
untuk menghimpun dana dalam rangka “Kami sangat setuju pak dengan adanya
memenuhi kebutuhan air sebagian masyarakat iuran bulanan atas penggunaan air,
yang masih membutuhkan. Selain itu apalagi sekarang ini kami dak perlu lagi
kemampuan BPS mengembangkan jauh-jauh untuk ambil air karena air
pengelolaan ke sambungan rumah merupakan sudah sampai dirumah kami
bukti kesungguhan pengelolah dan masing‐masing”.
masyarakat untuk lebih meningkatkan “Seandainya air bisa langsung sampai
pengelolaan air bersih yang ada di desa dirumah, kami akan lebih tertib untuk
mereka. bayar iuran bulanan kan tidak seberapa,
Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan tapi tidak apalah kami ambil air di HU
Dalam Pengelolaan Sarana Air Bersih walaupun agak jauh namun
Dari hasil observasi dan wawancara di dibandingkan dengan sebelumnya ini
lapangan ditemukan bahwa masyarakat desa lebih baik”.
Malino sadar keberadaan biaya operasional Besaran tarif yang dikenakan kepada
dan pemeliharaan merupakan faktor penting setiap pelanggan yang menggunakan
dalam menjamin keberlanjutan sistem Sambungan Rumah (SR) lebih besar, terlihat
penyediaan air bersih di perdesaan, karena masyarakat sangat menerima keputusan itu
sebelumnya mereka telah dibekali bahwa karena dibarengi dengan pelayanan yang lebih
dengan tidak adanya biaya operasional untuk memudahkan mereka. Berikut kutipan
pengelolaan prasarana menyebabkan wawancara dengan salah satu warga
prasarana yang sudah ada menjadi tidak pemanfaat air bersih.
terpelihara dan pada akhirnya mengalami “Tidak ada masalah pak kami harus
kerusakan. membayar sebesar Rp. 10.000,‐
Tidak dianggarkannya biaya /bulan, kalau dulu sih kami
operasional dan biaya pemeliharaan dari mengambil air bersih dari HU apalagi
pemerintah menyebabkan masyarakat harus agak jauh pak rumah saya dengan
berinisiatif untuk mengumpulkan dana secara lokasi HU, tapi sekarang
swadaya, dana yang terkumpul ini akan Alhamdulillah air bersih sudah sampai
dijadikan biaya operasional, biaya dirumah kami masing‐masing”.
pemeliharaan dan perbaikan apabila ada salah
satu fasilitas sistem penyediaan air bersih Tanggungjawab untuk menarik iuran
mengalami kerusakan. Dana ini berasal dari bulanan dilakukan oleh BPS dengan
pembayaran pemakaian air bentuknya berupa mendatangi masing‐masing rumah pelanggan,
iuran rutin perbulannya bagi setiap konsumen. selama ini pembayaran iuran bulanan cukup
Besaran iuran dan mekanisme pembayaran lancar, bahkan ada sebagian masyarakat yang
masing‐masing pelayanan bervariasi bersedia untuk menaikkan tarif apabila ada
tergantung dari hasil kesepakatan masyarakat peningkatan pelayanan, tingginya kepedulian
didalam musyawarah desa, dimana disepakati masyarakat yang diimplementasikan dengan
untuk pelayanan dengan hidran umum dan tertib membayar iuran.
kran umum dengan biaya Rp. 5.000 dan untuk Sementara untuk pelayanan dengan
sambungan ke rumah dengan biaya Rp. menggunakan Hidran Umum masyarakat
10.000. Biaya operasional yang terkumpul ini sudah sepakat mengenai besaran iuran sama
menjadi sangat penting demi keberlanjutan besarnya yaitu Rp. 5.000,‐ setiap rumah,
sarana air bersih yang ada di desa mereka. kesepakatan ini diambil dikarenakan untuk
pelayanan air bersih di Desa Malino
222 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 2011-226 ISSN: 2302-2019

masyarakat mengambil air dari Hidran Umum desa dalam mencari solusi pemecahan dan
(HU), sehingga untuk pemenuhan kebutuhan kesadaran masyarakat sendiri dalam
air bersihnya setiap hari masyarakat pergi memahami bahwa jika hal ini terus berlanjut
mendatangi HU, pada awalnya masyarakat maka sarana air bersih yang mereka miliki
pelanggan tertib melakukan pembayaran akan sulit dijaga untuk tetap dapat dipelihara
namun lama kelamaan mulai menunggak, karena membutuhkan biaya operasional dan
salah satu alasannya adalah faktor lokasi HU perbaikan. Jika mengamati kondisi objektif
yang dianggap tidak adil, karena ada desa Malino dapat dilihat bahwa BPS
masyarakat yang rumahnya berdekatan bersama-sama aparat desa dapat memberikan
dengan HU sehingga akses untuk pemahaman kepada pengguna air khususnya
mendapatkan air lebih mudah, tetapi tidak pengguna hidran umum bahwa iuran yang
sedikit juga rumahnya yang jaraknya cukup diwajibkan kepada mereka adalah untuk
jauh dari HU sehingga merasa kesulitan untuk keberlanjutan pengelolaan SAB yang selama
mengambil air karena harus berjalan kaki ini mereka gunakan. Adapun upaya yang
cukup jauh. dilakukan oleh BPS untuk memperbaiki
Dari hasil observasi di lapangan pelayanan adalah dengan pembagian air pada
didapatkan bahwa masyarakat yang dilayani jam-jam pemakaian puncak melalui gate
dengan sistem hidran umum pada dusun III valve / pintu pengatur air.
ada kecenderungan untuk enggan membayar, Masyarakat desa Malino sadar bahwa
mereka merasa bahwa apa yang mereka bahwa pelayanan air bersih yang mereka
dapatkan tidak seperti yang diharapkan dapatkan tentu memerlukan biaya
dimana air yang mengalir ke hidran umum pemeliharaan untuk menjaga kesinambungan
tidak 24 jam dan airnya kecil, apalagi mereka pemanfaatannya. Jadi apabila ada masyarakat
sudah meminta untuk dilayani dengan tidak siap untuk menyediakan biaya
sambungan rumah namun belum dapat pemeliharaan melalui pembayaran iuran
dipenuhi. Hal ini juga dapat dijelaskan secara bulanan, maka sangat tidak bijak dan sangat
teknis, bahwa sistem penyediaan air minum tidak mendidik kalau tetap mendapat
yang ada di desa Malino tidak dapat pelayanan air bersih, karena hal itu akan
ditingkatkan dengan penambahan sambungan menciptakan kecemburuan masyarakat yang
rumah karena bangunan bak penampung / rajin membayar iuran. Sanksi yang diberikan
reservoir yang dibangunn oleh Pemerintah kepada masyarakat yang tidak membayar
pada tahun 2009 tidak dapat difungsikan adalah dengan memutus aliran air ke rumah
karena berada pada elevasi yang rendah, mereka sampai mereka akan membayar
sehingga kebutuhan air masyarakat pada saat kembali iuran sebagai konsekuensi dari
jam puncak tidak terpenuhi. penggunaan air. Hal ini juga diikuti dengan
Kondisi ini jika dibiarkan memberikan sanksi tegas kepada masyarakat
mengakibatkan para pemakai tidak lagi yang tidak mematuhi keputusan yang
membayar iuran dengan alasan tidak diberlakukan, antara lain menutup kran air
mendapat air. Disinilah biasa awal mula jika tidak digunakan, tidak melakukan
hancurnya sarana-sarana tersebut dan untuk sambungan sendiri tanpa sepengetahuan
memperbaiki kembali dengan membentuk pengelolah.
pengurus baru serta memungut dana Kondisi dilapangan juga ditemukan
perbaikan adalah suatu hal yang sangat susah, adanya masyarakat yang melakukan
apalagi jika dana yang dibutuhkan cukup sambungan ke rumah tanpa menyampaikan ke
besar. pengelola sarana, sehingga akan
Melihat persoalan di atas perlu adanya mempengaruhi tekanan air dalam pipa yang
upaya-upaya yang cukup keras oleh aparat akan semakin kecil, apalagi mereka
Sulthan Ahmad, Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sarana Air Bersih Perdesaan di Desa ……………… 223

melalukan sambungan dengan cara yang tidak air yang masuk ke dusun III sudah
memenuhi syarat yakni dengan membocor mulai baik lagi”.
pipa distribusi kemudian memasukkan selang Untuk mengantisipasi persoalan diatas
ke dalam pipa tersebut, hal ini juga dapat maka perlu adanya tindakan tegas oleh
menimbulkan kecemburuan di masyarakat, pemerintah desa untuk mengeluarkan perdes
dimana masyarakat yang aktif membayar air terkait pengelolaan sarana air bersih agar
merasa cemburu terhadap masyarakat yang kejadian seperti di atas tidak terulang lagi,
mengambil air tanpa beban iuran dengan cara dan melalukan sosialisasi ke masyarakat agar
mengambil air dengan cara yang tidak legal. tidak melakukan hal-hal yang dampaknya
Sebagaimana kutipan dari hasil akan merugikan mereka sendiri jika sarana air
wawancara kami dengan pengelola sarana bersih yang ada tidak dapat dikelolah dengan
dilapangan sebagai berikut: baik akibat dari tidak tertibnya sebagian
“kami sudah tidak mampu lagi masyarakat membayar iuran air yang
menegur masyarakat yang melakukan merupakan hal pokok dalam pengelolaan
sambungan liar dengan tidak sarana air bersih.
menyampaikan ke kami dan tidak Pemilihan Teknologi dan Evaluasi
mengindahkan penyampaian kami, Program Pendorong Keberhasilan
untuk itu kami berharap peran desa Pemilihan teknologi yang tepat terhadap
untuk segera mengeluarkan perdes sistem penyediaan air bersih sangat
terkait pengelolaan air yang ada di menentukan tingkat keberhasilan, seperti yang
desa kami”. terjadi di Desa Malino adanya peningkatan
Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan pelayanan dengan menggunakan sistem
kondisi seperti diatas jika tidak dilakukan pendistribusian ke sambungan rumah dari
tindakan tegas oleh pengelola maupun aparat awalnya melalui Hidran Umum yang di
desa maka akan menimbulkan suasana saling kelolah dengan baik oleh BPS, dampaknya
tidak mempercayai sesama masyarakat, dan adalah tingkat ketertiban masyarakat untuk
bagaimana rasa kebersamaan dalam membayar sesuai dengan hasil kesepakatan
memanfaatkan sarana yang ada menjadi bersama di musyawarah desa baik mengenai
hilang yang dampaknya akan mengakibatkan waktu pembayaran dan besaran iuran tetap
pengelolaan sarana akan terganggu yang bisa tinggi, semangat BPS untuk bekerja
jadi hal yang paling buruk adalah pengelolah menjalankan tanggungjawabnya tetap tinggi,
sudah tidak mau lagi mengurus pengelolaan walaupun tetap dibantu oleh seluruh
sarana yang ada dan pada akhirnya juga akan masyarakat desa pada saat‐saat tertentu untuk
merugikan masyarakat itu sendiri. mengelola dengan memelihara dan menjaga
Upaya keras yang dilakukan oleh aparat keberlanjutan prasarana penyediaan air bersih.
desa dan pengelolah dari hasil wawancara Hasilnya adalah tetap terpeliharanya
kami bersama sekeretaris desa dilapangan prasarana air bersih ini adalah lancarnya air
seperti dikutip berikut ini: mengalirnya kepada masyarakat sehingga
“pada awalnya air yang masuk ke dusun kepuasan masyarakat terhadap pelayanan air
III cukup banyak, setelah diteliti, bersih terpelihara.
ternyata ada sebagian masyarakat yang Kondisi berbeda dengan masyarakat
mengambil air untuk kepentingan yang masih menggunakan sistem teknologi
pribadi mereka dengan mengambil air pendistribusian air bersih kepada masyarakat
dari pipa air untuk dimasukkan ke yang menggunakan hidran umum
kolam mereka. Untunglah pengelolah menyebabkan pelayanan kurang optimal,
bersama-sama kami bisa memberikan dengan menggunakan hidran umum sebanyak
pemahaman kepada mereka, sehingga 15 (lima belas) buah yang penempatannya
224 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 2011-226 ISSN: 2302-2019

menyebar di 3 (tiga) dusun untuk melayani masyarakat bisa mengontrol


kebutuhan air bersih masyarakat tidak efektif penggunaan airnya, apalagi debit air
dan efisien lagi bagi sebagian masyarakat yang dikeluarkan mata air dari tahun
yang kebetulan lokasi rumahnya berjauhan ketahun bukannya bertambah tinggi tapi
dengan lokasi hidran umum, walaupun pada menurun”.
awal beroperasinya prasarana penyediaan air Dari hasil wawancara diatas nampak
bersih antusias masyarakat untuk datang jelas bahwa sebagian masyarakat Desa
mandi dan mencuci serta mengambil air untuk Malino kurang puas terhadap teknologi
kebutuhan masak dan minum cukup tinggi pendistribusian air bersih yang hanya
namun lama kelamaan menurun, masyarakat menggunakan hidran umum untuk melayani
yang lokasi rumahnya jauh dari hidran umum masyarakat.
kembali menggunakan air sumur untuk Kondisi dilapangan didapatkan bahwa
pemenuhan kebutuhan air sehari‐hari. sistem penyediaan air minum yang ada di
Keadaan ini berimbas kepada munculnya desa Malino tidak dapat ditingkatkan dengan
keengganan masyarakat untuk membayar melakukan penambahan sambungan rumah
iuran wajib bulanan sebesar Rp. karena bangunan bak penampung/reservoir
5.000,‐/bulan, dampak lebih lanjut adalah yang dibangun tidak dapat difungsikan karena
berkurangnya kontribusi dana dari masyarakat berada pada elevasi yang rendah, hal ini
untuk biaya operasioanal dan pemeliharaan sebenarnya jika kesadaran masyarakat cukup
sehingga BPS merasa kesulitan untuk tinggi untuk meningkatkan pelayanan air
mengatur dan mengalokasikan biaya bersih di desa mereka dengan tidak menunggu
pemeliharaan dan opersioanalnya. adanya bantuan melalui program pemerintah,
Untuk lebih jelasnya perhatikan kutipan sebenarnya dapat dilakukan melalui swadaya
wawancara dengan salah satu warga dengan menambah iuran dalam rangka
pemanfaat air bersih (Sumber: Hasil memecahkan persoalan mereka dengan
wawancara, 2013). membuat reservoir/penampungan air yang
“Pada awalnya kami sangat bersyukur sesuai dengan kebutuhan secara teknis.
dengan diperbaikinya prasarana air Hal lain juga terlihat bahwa
bersih didesa kami apalagi ketika kami pengetahuan pengelolah dalam hal
tahu air sudah kembali mengalir sampai pemasangan sambungan masih kurang
desa, kami setuju‐setuju saja ketika sehingga kebutuhan air masyarakat pada saat
dimusyawarah desa meyepakati beban jam puncak tidak terpenuhi secara merata.
iuran kami masing‐masing rumah Untuk itu maka diperlukan adanya
sebesar Rp. 5000,‐, tapi akhir‐akhir ini pemahaman oleh masyarakat dan pengelolah
saya jadi malas bayar,gimana dak malas sarana seperti adanya pelatihan dan
pak rumah saya agak jauh dihidran pembinaan teknis terhadap pengelolah
umum sementara bayarnya disamakan bagaimana pengelola sarana yang ada dengan
dengan yang dekat rumahnya dengan baik dan benar sehingga dapat memberikan
hidran umum, malahan akhir‐akhir saya pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.
dengar‐dengar air kadang mengalir Dengan adanya evaluasi secara terus
kadang tidak pak”. menerus terhadap pengelolaan sarana air
“Sebenarnya yang saya harapakan bersih maka dapat diketahui permasalahan-
sistem peneyediaan air bersih di Desa permasalahan yang ada terkait pengelolaan
Malino tidak ada lagi yang sarana air bersih, pada gilirannya akan
menggunakan hidran umum, tetapi berdampak positif terhadap keberlanjutan
menggunakan sambungan rumah yang program dimana hal ini berdampak pada
dilengkapi dengan meteran air sehingga terpeliharanya sarana dan semakin
Sulthan Ahmad, Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sarana Air Bersih Perdesaan di Desa ……………… 225

meningkatnya pelayanan, sehingga memiliki kemampuan teknis untuk melakukan


masyarakat semakin memahami bahwa perbaikan apabila ada prasarana mengalami
program tersebut adalah untuk kepentingan kerusakan. Untuk lebih jelasnya diatas
bersama. Dengan semakin meningkatnya perhatikan kutipan wawancara dibawah ini:
pemahaman masyarakat mengenai program “Saya sangat bersyukur pak, dengan
yang dilaksanakan pada akhirnya akan adanya BPS, karena BPSlah yang
menumbuhkan tingkat partisipasi masyarakat selama ini mengoperasikan dan
yang semakin tinggi. memelihara prasarana, terutamanya
Integritas Masyarakat dan Badan tenaga teknisnya karena kapanpun
Pengelolah Sarana sebagai Kunci masyarakat butuh untuk memperbaiki
Keberhasilan dan Kegagalan Pengelolaan dia selalu siap, padahal dari segi honor
Dari hasil observasi di desa lokasi saya anggap tidak sebanding”.
penelitian didapat bahwa ujung tombak dari “Sebenarnya tidak sebanding antara
keberhasilan pengelolaan prasarana honor yang kami terima yaitu sebesar
penyediaan air bersih adalah Badan Rp.60.000,‐ setiap bulan dengan beban
Pengelolah Sarana, karena merekalah yang tanggungjawab kami pak, tapi gimana
bertanggungjawab untuk mengoperasikan dan lagi masyarakat sudah memilih dan
memelihara semua fasilitas yang ada pada kami sudah terlanjur menyanggupi dan
sistem penyediaan air bersih, mulai dari lagian kami sekeluarga juga turut
pembersihan bak penangkap air di mata air, menikmati air bersih pak”.
membersihkan pipa distribusi dari Dari uraian diatas dapat disimpulkan
kotoran‐kotoran yang sempat masuk kedalam bahwa integritas Badan Pengelolah Sarana
pipa sampai melakukan perbaikan‐perbaikan mulai dari ketua, bendahara dan tenaga
apabila ada kerusakan entah itu di bak teknisnya sangat menentukan terhadap
penangkap, Kebocoran pipa maupun keberhasilan/kegagalan pengelolaan prasarana
kerusakan sambungan‐sambungan rumah dan penyediaan air bersih didesa, hal ini didukung
hidran umum. oleh dua fakta temuan dilapangan, yaitu:
Selain itu BPS juga bertanggungjawab beban tanggung jawab dari pengelolah
untuk mengkoordinir iuran bulanan dari sedemikian besar, mulai dari pengoperasian
masyarakat pengguna, besaran iuran yaitu Rp. prasarana, memelihara dan melakukan
5.000,‐ setiap rumah untuk HU dan Rp. perbaikan‐perbaikan apabila ada kerusakan
10.000 setiap rumah untuk SR. Dari hasil serta mengkordinir iuran wajib bulanan
iuran bulanan tersebut BPS akan masyarakat desa, sementara honor yang
mengelolanya untuk dipergunakan sebagai diterimanya tidak sebanding dengan beban
biaya operasional, biaya pemeliharaan kerja dan tanggungjawabnya. Dari dua fakta
prasarana, biaya perbaikan apabila ada ini tidak salah rasanya apabila integritas dari
kerusakan dan untuk membayar honor dari masing‐masing individu baik ketua,
BPS itu sendiri, mulai dari ketua, bendahara bendahara maupun anggota merupakan modal
dan tenaga teknis. Begitu strategis dan dasar mereka untuk bekerja demi
pentingnya peran dari BPS mulai dari ketua, pengabdiannya kepada masyarakat tanpa
bendahara dan tenaga teknisnya sehingga menuntut imbalan yang harus seimbang
disaat proses pengusulan dan pemilihannya dengan besarnya beban tanggungjawab yang
betul‐betul harus dipilih dari anggota mereka emban.
masyarakat yang memiliki komitmen kuat Kondisi dilapangan juga ditemukan
untuk bekerja dengan tulus dan ikhlas, adanya integritas dari sebagian masyarakat
memiliki waktu yang luang untuk yang selalu berusaha membantu BPS dalam
mengoperasikan dan memelihara serta
226 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 2011-226 ISSN: 2302-2019

menjaga dan memelihara sarana air bersih pengembangan pengelolaan sarana air
yang ada, hal ini didasarkan adanya kesadaran bersih.
bahwa kebutuhan akan air bersih adalah untuk
kepentingan bersama, selain itu juga mereka
menyadari bahwa honor yang didapatkan oleh UCAPAN TERIMA KASIH
pengelolah tidak sebanding dengan beratnya
beban tugas yang diemban. Ucapan terima kasih yang tulus dan
ikhlas penulis sampaikan kepada Prof. Dr.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Anhulaila M. Palampanga, SE, M.S dan Dr.
Hasan Muhammad,M.Si selaku Pembimbing
Kesimpulan yang selalu sabar dan rela meluangkan
a. Tingkat partisipasi masyarakat di Desa waktunya untuk mengarahkan dan
Malino Kecamatan Balaesang Kabupaten membimbing penulis dalam penyelesaian
Donggala dalam hal pengelolaan sarana artikel ini.
air bersih perdesaan cukup baik..
b. Faktor yang mempengaruhi partisipasi DAFTAR RUJUKAN
masyarakat dalam pengelolaan sarana air
bersih, faktor pendorong; adanya suasana Noerbambang, Morimura. 1985. Pengantar
saling percaya mempercayai, masyarakat Plumbing. Jakarta: PT. Dainppon Gita
diajak mengambil peran di dalam tiap Karya Printing.
tahapan/tingkatan kegiatan, masyarakat Surbakti, A. Ramlan. 1984. Kemiskinan di
merasa memperoleh manfaat dari kegiatan kota dan program perbaikan kampong.
tersebut dan aparat desa bersedia Prisma, No. 6, LP3ES.
memberikan contoh, dan faktor Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten
penghambat; sistem sarana dan prasana Donggala dalam Angka, 2011.
yang dibangun kurang mendukung untuk Kabupaten Donggala.
bisa dikembangkan lebih luas, belum Sjaifudian, Hetifah. 2000. “Desentralisasi dan
keluarnya perdes dari pemerintah desa prospek partisipasi warga dalam
terkait pengelolaan sarana air bersih, serta pengambilan keputusan publik". Jurnal
rendahnya partisipasi masyarakat dalam Analisis Sosial. Vol. 5 No. 1, 3.
mengevaluasi permasalahan-permasalahan Sumiyarsono, Elmi. 2010. Partisipasi
terkait pengelolaan sarana air bersih. Masyarakat Dalam Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Air Bersih Di
Rekomendasi Desa Wawoosu dan Desa Mataiwoi
a. Kepada pemerintah Desa Malino, segera Kab. Konawe Selatan Sulawesi
mengeluarkan perdes terkait pengelolaan Tenggara. Tesis. Universitas
sarana air bersih, agar menjadi pedoman Diponegoro.
dalam pemanfaatan sarana dan Sutikno. 1997. “E-Learning Geografi
pengelolaan sarana air bersih di Desa Lingkungan”. Melalui: http://www.
Malino Kec. Balaesang Kab. Donggala. lablink. or.id/.
b. Kepada pemerintah Kab. Donggala agar
melakukan perbaikan reservoir dalam
rangka meningkatkan cakupan pelayanan
kepada masyarakat.
c. Perlu meningkatkan peran serta
masyarakat dan pengelolah dalam
mengevaluasi kegiatan terkait

Anda mungkin juga menyukai