ABSTRAK. Akses air bersih untuk sanitasi dan air minum merupakan unsur penting penguat ketahanan keluarga
yang mempengaruhi tingkat kesehatan dan kualitas sumber daya manusia. Permasalahan yang dihadapi oleh
penyelenggara air bersih sangatlah kompleks. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa upaya penyediaan
akses air bersih dalam meningkatkan ketahanan keluarga di DKI Jakarta dari berbagai aspek teknis dan non teknis.
Penelitian ini merupakan ulasan literatur dan pencarian dilakukan melalui basis data Google Cendekia. Penyaringan
yang digunakan adalah tahun publikasi dalam 5 tahun terakhir serta kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat 10
literatur yang diikutsertakan dalam ulasan ini yang dipublikasikan dalam rentang tahun 2015 hingga 2020.
Penataan kelembagaan sektor air minum, ketersediaan anggaran dan kecukupan APBN, belum maksimalnya
sarana dan prasarana perpipaan, kurang efektifnya kerjasama dengan pihak swasta, privatisasi air, serta regulasi
dan birokrasi yang panjang merupakan tantangan utama sektor air bersih dalam upaya mewujudkan akses
universal air minum aman. Pemerintah provinsi DKI Jakarta mempunyai peran penting dalam pemenuhan
kebutuhan air bersih dalam meningkatkan ketahanan keluarga. Terdapat 6 aspek yang perlu diperhatikan dalam
upaya peningkatan akses air bersih di DKI Jakarta, yaitu kelembagaan, pendanaan, infrastruktur, remunisipalisasi,
kerjasama dan privatisasi air, dan regulasi.
Kata kunci: air bersih, akses air bersih, air minum, ketahanan keluarga, Jakarta
ABSTRACT. Access to clean water for sanitation and drinking water is an important element in strengthening family
resilisnce that affects the level of health and the quality of human resources. The problems faced by clean water
providers are very complex. The purposes of this study is to analyze efforts to provide access to clean water in
increasing family resilience Jakarta province from various aspects, both technical and non technical aspects. This
research is a literature review and the search was conducted through the Google Scholar database. The filtering
used is the year of publication in the last 5 years and inclusion-exclusion criteria. There are 10 literatures included in
this review which were published in the range of 2015-2020. The institutional arrangement od the drinking water
sector, the availability of budget and the adequacy of the APBN, not yet maximized piping facilities and
infrastructure, ineffective partnership with the private sector, water privatization, and regulations and long
bureaucracy are the main challenges for the clean water sector in an effort to achieve universal access to safe
drinking water. The provincial government of Jakarta has an important role in meeting the need for clean water in
increasing family resilience. There are 6 aspects that need to be considered in efforts to increase access to celan
water in Jakarta province, namely institutions, funding, infrastructure, remunicipilization, partnership and
privatization of water, and regulations.
24 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
salah satu isu pembangunan nasional Air merupakan unsur yang sangat
dengan penekanan pada pentingnya penting bagi makhluk hidup di muka bumi.
penguatan ketahanan keluarga. Undang- Kurang dari 1% total sumber daya air tawar
Undang Nomor 52 Tahun 2009 di bumi atau sekitar 200 ribu kilometer
kesejahteraan keluarga sebagai kondisi dan ekosistem. Namun sumber daya air
keluarga yang memiliki keuletan dan yang melimpah tersebut tidak terdistribusi
lahir dan batin (Badan Pusat Statistik, cukup tinggi dan memiliki sekitar 6% dari
konsep yang mengandung aspek daya air yang melimpah tersebut perlu
diindikasikan sebagai kecukupan dan masyarakat untuk sanitasi harian dan air
pendapatan dan sumberdaya setidaknya Akses sanitasi dan air minum aman
untuk memenuhi kebutuhan dasar, merupakan layanan dasar dan hak asasi
berpartisipasi di masyarakat, dan integrasi data United States Agency for International
sosial. Salah satu aspek dalam ketahanan Development (USAID) dan Indonesia Urban
keluarga adalah tersedianya akses air Water Sanitation and Hygiene (IUWASH)
25 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Indonesia berada di peringkat akhir di sanitasi dan air bersih tersebut dijalankan
antara negara-negara ASEAN dalam secara terintegrasi di tingkat nasional dan
masalah akses air dan sanitasi perkotaan. daerah, salah satunya pemerintah Provinsi
Akses sanitasi yang memenuhi standar DKI Jakarta.
kesehatan yang disertai dengan perilaku Provinsi DKI Jakarta merupakan salah
hidup bersih dan sehat menjadi poin satu kota besar di Indonesia yang terus
penting dalam meningkatkan derajat berkembang, terutama dalam aktivitas
kesehatan masyarakat. Buruknya sanitasi ekonomi dan berbagai aktivitas
telah menyebabkan kematian 31% anak pemerintahan sebagai ibukota negara.
usia di bawah lima tahun akibat diare. Tidak Sebagai provinsi yang terus berkembang,
hanya pada bayi, sanitasi buruk juga DKI Jakarta terus mengalami tekanan yang
menyebabkan kematian ibu semakin tinggi disebabkan oleh pertumbuhan penduduk,
(Suryani, 2020). perubahan fungsi lahan, dan penurunan
Badan Pusat Statistik Indonesia pada kualitas sumber daya, salah satunya
2020 mencatat persentase rumah tangga di sumber daya air. Berdasarkan laporan
Indonesia yang memiliki akses terhadap Sekretariat Jakarta Berketahanan tahun
sanitasi sebanyak 79,53% (Badan Pusat 2019, sebanyak 97,5% air waduk di DKI
Statistik, 2021). Meskipun mengalami Jakarta tercemar, 88% air sungai tercemar,
peningkatan dibandingkan tahun 68% air tanah tercemar, dan seluruh air
sebelumnya, namun angka tersebut masih laut teluk DKI Jakarta tercemar atau
perlu ditingkatkan. Hal ini sejalan dengan sebanyak 100% . Namun begitu, BPS
tujuan keenam Sustainable Development Indonesia pada 2019 melaporkan
Goals (SDGs), yaitu akses universal dan persentase rumah tangga yang memiliki
merata terhadap air minum yang aman dan akses terhadap layanan sanitasi layak dan
terjangkau bagi seluruh populasi. Di tingkat berkelanjutan DKI Jakarta pada 2019 adalah
nasional tujuan ini diproyeksikan pada 89,93%. Angka ini disebabkan oleh sumber
Rencana Pembangunan Jangka Panjang air baku yang digunakan masyarakat DKI
Nasional 2005-2025, yaitu tercapainya Jakarta masih mengandalkan pasokan dari
akses layak air minum 100% (Sudarsono & luar daerah, yaitu sebanyak 95%
Nurkholis, 2020). Upaya peningkatan akses (Sekretariat Jakarta Berketahanan, 2019).
26 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
masyarakat kepada PDAM (Ardelia, 2015). melalui basis data Google Cendekia. Istilah
keluarga menjadi penting untuk bersih, akses air bersih, dan kualitas air
atau mengatasi berbagai masalah yang mencari literatur pada penelitian ini adalah
27 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
28 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
3 Ratria Anggraini Metode analisis regresi Hasil penelitian menunjukan RPJMN 2015–2019
Sudarsonoa, & data panel dengan mengamanatkan pencapaian 100% akses layak air
Nurkholis (2020) Pooled Ordinary Least minum tahun 2019. Diperkirakan capaian akses
Squares(OLS), layak air minum tahun 2019 adalah 80,21%.
fixed effect, dan Seratus persen akses layak air minum
random effect diperkirakan tercapai tahun 2028. Terdapat faktor
lain untuk meningkatkan cakupan akses layak air
minum, seperti komitmen pemerintah, kesadaran
masyarakat untuk mendapatkan akses air minum,
ketersediaan air baku, kondisi kelembagaan
pengelola air, dan penggunaan teknologi
29 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
5 Anih Sri Suryani Metode penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa hingga
(2020) kualitatif 2019, sebelum pandemi akses terhadap air minum,
air limbah dan layanan sanitasi telah tercapai
dengan cukup baik. Namun penurunan praktik
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan
peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) belum optimal. Saat pandemi Covid-19
konsumsi air bersih meningkat, perhatian pada
pengolahan air limbah meningkat, dan ada
perubahan perilaku masyarakat untuk hidup lebih
bersih.
6 Glisina Dwinoor Metode penelitian mix- Hasil penelitian menunjukan distribusi air di
Rembulan, Julliete method (kuantitatif dan Jakarta dikelola oleh PT AETRA dan PT
Angel Luin, Vri kualitatif) PALYJA. Booster pump digunakan untuk
Julianto, mendistribusikan air ke seluruh kecamatan di
Giovandri wilayah DKI Jakarta. Metode Minimum Spanning
Septorino (2020) Tree (MST) dapat meminimalkan panjang
jaringan pipa air bersih untuk PT PAM Lyonaisse
Jaya dan PT AETRA Air Jakarta sehingga dapat
mengurangi biaya yang dikeluarkan. Total biaya
PT PAM Lyonaisse Jaya berkurang 2 kali lipat
dan PT Aetra Air Jakarta 16 kali lipat lebih rendah
dari semula.
30 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
8 Andri Pratama Metode penelitian Hasil penelitian menunjukan masih terdapat 272
Saputra, Mohamad kuantitatif dengan tipe atau sebesar 74% PDAM yang belum menerapkan
Ichsana Nur penelitian deskriptif tarif FCR. Bahkan, ketika dikaitkan dengan
(2019) klasifikasi kinerja PDAM, yang dikategorikan
sebagai “PDAM Sehat” pun, jumlah yang belum
menerapkan tarif FCR masih lebih besar
dibandingkan yang sudah. PDAM yang
mengalami tingkat kebocoran lebih dari 30%
sebanyak 195 institusi (53%). PDAM yang
memiliki pelanggan dengan jumlah signifikan (di
atas 50.000) ternyata hanya sebesar 11%.
Sedangkan PDAM yang pelanggannya berjumlah
dibawah 10.000 mencapai 154 atau 42% dari total
PDAM. Kemudian PDAM yang total
pelanggannya antara 10.000-50.000 mencapai 174
atau 47% dari total PDAM. PDAM yang Sehat
adalah yang memiliki rasio pegawai per
pelanggan di bawah angka 10 (1 pegawai untuk
100 pelanggan).
31 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
32 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
menurunnya derajat kesehatan yang akan Daerah Air Minum (PDAM). Pada pendekatan
berdampak pada berkurangnya ketahanan berbasis kelembagaan melalui PDAM, inisiatif
keluarga. pengembangan Zona Air Minum Prima (ZAMP)
Akses Masyarakat Terhadap Air Bersih perlu diperluas secara sungguh-sungguh
Indonesia memiliki sumber air yang (Purwanto, 2020). Pada masa sekarang,
berlimpah, baik itu air tanah maupun air terutama di perkotaan, kualitas air tidak
permukaan. Namun air bersih masih belum terjamin akibat pencemaran sehingga harus
terdistribusi secara merata diseluruh wilayah diolah. Selain itu, terdapat kebutuhan
(IPA), reservoir, dan pompa (operasi dan standar teknis yang berlaku (Suryani, 2020).
pemeliharaan) Perusahaan Daerah Air Minum merupakan
3. Sistem distribusi air bersih (operasi dan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
pemeliharaan) yang bergerak di bidang penyediaan air bersih
4. Administrasi, misalnya pencatatan meteran untuk kebutuhan masyarakat (Yanti & Sari,
air. 2017).
Berdasarkan hasil studi literatur, Terdapat 5 artikel yang mengulas
diperoleh terdapat 5 artikel yang mengulas mengenai pengelolaan air di Jakarta dikelola
mengenai salah satu perusahaan air bersih yang oleh swasta yaitu PT. Aetra dan PT. Palyja, serta
mengelola air di Indonesia yaitu Perusahaan PAM Jaya. Pengelolaan air di Jakarta justru
33 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
dikelola oleh swasta yaitu PT. Aetra dan PT. PDAM yang merupakan BUMN memiliki
Palyja (Rismansyah et al., 2020). Jaringan pipa tugas melayani kebutuhan masyarakat akan air
air bersih di DKI Jakarta diakomodasi oleh PT bersih. Namun, dalam kenyataannya, sumber
Aetra Air Jakarta (AETRA) dan PT PAM daya yang dimiliki PDAM masih belum
Lyonnaise Jaya (PALYJA) (Rembulan et al., maksimal. Badan Pendukung Pengembangan
2020). Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM)
Perusahaan pengelola air bersih dalam sebagai badan penilai kinerja dari PDAM,
hal ini PT. Aetra rata-rata memiliki kualitas air menilai kinerja dan faktor apa yang
yang selalu jernih (Samadi & Suhardjo, 2016). mempengaruhi kinerja tersebut seperti pada
Pelaksanaan Public Private Partnership yang aspek sumber daya manusia, keuangan,
dilaksanakan oleh PAM Jaya dan mitra swasta operasional, dan pelayanan (Saputra & Nur,
dalam penyediaan air bersih di DKI Jakarta 2019).
(Oktaviani et al., 2020). Untuk memperbaiki Pendanaan
pelayanan dalam sektor air bersih pemerintah Air merupakan public goods disediakan
memutuskan untuk bekerja sama dengan dua secara alami, tanpa disediakan pemerintah.
mitra swasta, perusahaan pertama PT. Aetra Peran pemerintah atas public goods adalah
dan PT. Palyja (Ardelia, 2015). menjamin kualitas air serta melindungi daerah
Kelembagaan tangkapan/resapan air. PDAM memberikan
Salah satu tantangan utama dalam upaya pelayanan seperti itu untuk menjamin kualitas,
mewujudkan akses universal air minum aman kuantitas, dan kontinuitas pelayanan. Untuk
adalah penataan kelembagaan di sektor air mendapatkan akses air PDAM, masyarakat
minum. Proses penyediaan akses air minum dari wajib membayar biaya sambungan dan tarif air
hulu ke hilir, dari mulai pengambilan air baku bulanan. Pengaruh investasi sektor air minum
hingga proses distribusi layanan melibatkan terhadap peningkatan cakupan air minum masih
banyak institusi. Penataan kembali dipertanyakan. Namun demikian, dana
kelembagaan terkait sektor air minum perlu pemerintah berpengaruh positif dalam
diupayakan dengan sungguh-sungguh. Terlalu peningkatan akses air minum meskipun pada
banyaknya pihak yang terlibat dalam sektor air level investasi per kapita yang sama, ada
minum, tidak diimbangi dengan adanya perbedaan tambahan akses layak dengan range
leadership yang kuat dalam pengelolaan sektor yang cukup besar. Faktor penyebabnya antara
(Purwanto, 2020). lain kondisi daerah, jauhnya sumber air,
34 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
teknologi, dan perbedaan unit cost di daerah Pengembangan jaringan pipa air perlu terus
(Sudarsono & Nurkholis, 2020). ditingkatkan agar semakin banyak warga yang
Ketersediaan anggaran untuk memiliki akses terhadap air bersih. Total jarak
pembangunan sektor air bersih masih jauh dari tempuh mempengaruhi biaya yang dikeluarkan.
kebutuhan. Merujuk pada pasal 33 ayat 3 UUD Konstruksi jaringan perpipaan merupakan
1945, idealnya anggaran pemerintah untuk bagian yang paling mahal dari sistem distribusi
pembangunan sektor air bersih ditingkatkan air. Salah satu metode yang digunakan adalah
secara masif, mendekati kebutuhan riil yang ada Minimum Spanning Tree (MST) yang dapat
di masyarakat (Purwanto, 2020). meminimalkan panjang jaringan pipa air bersih
APBN masih belum mampu menyediakan sehingga dapat mengurangi biaya yang
besaran kebutuhan untuk anggaran dikeluarkan pengelola (Rembulan et al., 2020).
pembangunan sektor, maka kemungkinan PDAM juga diharapkan dapat
pemerintah daerah untuk dapat meningkatkan pembangunan sarana dan
mengalokasikan APBD seperti yang diharapkan prasarana perluasan jaringan perpipaan,
oleh pemerintah pusat pun nyaris mustahil. memperbaiki kualitas air yang memenuhi
Pemenuhan kebutuhan anggaran pembangunan standar kesehatan, melakukan perbaikan
sektor air minum sejauh ini masih menjadi dengan mendistribusikan air selama 24 jam, dan
pekerjaan rumah besar bagi para pengampu mengganti pipa yang sudah tua, untuk
sektor. Pembangunan sektor cukup terbantu kelancaran distribusi dengan dukungan
dengan adanya sumber-sumber pendanaan peralatan yang layak (Yanti & Sari, 2017).
non-pemerintah melalui program dan kegiatan Remunisipalisasi
dari donor, NGO, kerjasama, pemerintah, badan Menurut Emmanuele Lobina, 2015
usaha dan kelompok masyarakat madani remunisipalisasi air adalah: “The return of urban
lainnya (Purwanto, 2020). water services to public ownership and
Infrastruktur management following the termination of
Jaringan pipa air bersih memainkan peran private operating contracts. It also represents a
penting untuk menunjang terpenuhinya new from of water service provision that goes
permintaan air bersih oleh masyarakat. Sistem beyond ownership change to incorporate
distribusi air bersih adalah jaringan perpipaan collective aspirations for social and
yang terdiri dari sistem perpipaan, pompa, environmental justice and offer new possibilities
reservoir, dan peralatan lainnya. for creating progressive water policies.”
35 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
36 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
kecukupan dan kesinambungan akses terhadap PDAM sebagai pengelola air bersih
dasar, termasuk di dalamnya adalah kecukupan dan prasarana perluasan jaringan perpipaan.
akses terhadap air bersih. Air merupakan aspek Metode Minimum Spanning Tree (MST) dapat
penting dalam kehidupan manusia, oleh sebab meminimalkan panjang jaringan pipa air bersih
itu sumber daya air yang melimpah perlu sehingga dapat mengurangi biaya yang
dikelola agar bisa sampai kepada masyarakat dikeluarkan pengelola. Pemerintah hendaknya
untuk sanitasi harian dan air minum yang aman melakukan remunisipalisasi air untuk
dan berkelanjutan. Pencemaran yang terjadi di memberikan kemudahan dalam memberikan air
kesulitan dalam pemenuhan air bersih. Kerjasama yang dijalankan oleh PDAM
Pemerintah mempunyai peran penting dalam dan pihak swasta menjalankan peran dan fungsi
pemenuhan kebutuhan air bersih. Dalam hal ini yang belum maksimal, seperti pembagian risiko
pemerintah di Indonesia khususnya provinsi DKI dan kompensasi. Kebijakan privatisasi air juga
masyarakatnya melalui Perusahaan Daerah Air regulasi terkait air minum hendaknya
Minum DKI Jakarta (PAM JAYA). Terdapat 6 disederhanakan dan birokrasi proses
aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya penyediaan air minum mengutamakan
peningkatan akses air bersih di DKI Jakarta, pencapaian outcome utama, yaitu peningkatan
yaitu: 1) Kelembagaan, 2) Pendanaan, 3) layanan akses air bersih untuk air minum.
37 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
38 | V o l u m e 9 n o m o r 2
Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Yanti, R. T., & Sari, D. M. 2017. Evaluasi Bengkulu Tahun 2010-2015. Jurnal Riset
Pembangunan Infrastruktur PDAM Di Kota Akuntansi Dan Manajemen, 6(2), 127–135.
39 | V o l u m e 9 n o m o r 2